Dakwah Nabi
Dakwah kepada keluarga dekat, dilakukan dengan risiko penolakan dan penentangan
yang kecil, tetapi bisa berimbas besar di kemudian hari. Dakwah dalam fase ini, kita bisa
mengidentifikasi dan memilih obyek dakwah secara efektif. Sekalipun kerabat dekat bisa jadi
menjadi halangan paling awal. Nabi Nuh diuji dengan anak dan istrinya. Nabi Ibrahim diuji
dengan bapaknya. Nabi Luth diuji dengan istri dan anaknya.
Karena itu keberhasilan dakwah bukan diukur dengan banyaknya pengikut, tetapi pesan
dakwah tetap disampaikan kepada mereka, sekalipun sedikit yang mengikuti, bahkan tidak ada
yang mengikuti.
Setelah lebih kurang 3 tahun dakwah dilakukan secara sembunyi-sembunyi. Saat eksistensi
umat Islam dirasa cukup memadai, maka turunlah perintah untuk mendakwahkan Islam secara
terbuka dan terang-terangan. Meski ancaman, penolakan dan permusuhan orang-orang kafir dan
musyrik tidak berhenti, tetapi dakwah harus dilakukan. Allah menjamin keselamatan Rasulullah
dan umat Islam dalam berdakwah. Bahkan tugas nereka hanya menyampaikan ajaran Islam,
penerimaan adalah urusan Allah.
Terbukti di kemudian hari orang-orang kafir dan musyrik sendiri yang mengikuti risalah.
Misalnya masuknya Khalid bin Walid dan Amr bin Ash r.a. ke dalam agama Islam.
Dengan dilakukannya dakwah secara terang terangan, maka semakin tegaslah Nabi
Muhammad SAW menjelaskanbatilnya menyembah berhala, membuatkan permisalan-
permisalan yang membuktikan kelemahan berhala serta menerangkan bahwa orang yang
menyembah berhala dan menjadikannya seagai perantara antara dia dengan Allah berada dalam
kesesatan yang nyata, bangkitlah kemarahan orang-orang Quraisy dan mulailah mereka
melancarkan permusuhan terhadap Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dan para pengikutinya.
Hikmah yang dapat diperoleh dari sejarah dakwah Rasulullah pada periode Mekah, antara
lain sebagai berikut.
a. Menyadari bahwa melalui kesabaran dan keuletan dalam berjuang menegakkan
agama Allah pasti akan mendapat pertolongan Allah swt.
b. Memahami bahwa tugas seseorang rasul hanya sekadar menyampaikan risalah
dari Allah swt. Seorang rasul tidak bisa memberi petunjuk (hidayah), bahkan kepada
keluarga atau orang yang sangat dicintainya.
c. Memahami bahwa Allah swt. pasti akan menguji seseorang yang akan terpilih
menjadi utusan atau rasul-Nya (QS Al Hajj: 75 dan Al Baqarah: 214).
d. Memahami bahwa Nabi Muhammad saw. sangat bijaksana, pandai menggunakan
kesempatan yang berharga, dapat menarik perhatian orang tanpa menimbulkan kebosanan
(QS An Nahl: 125).
e. Meneladani Nabi Muhammad saw. yang bergelar uswatun hasanah. Artinya,
Tingkah laku dan amal perbuatan Rasulullah saw. sehari-hari adalah teladan yang baik,
terutama terhadap ajaran Islam yang didakwahkannya.
f. Melalui dakwah Rasulullah saw., umat manusia, khususnya umat Islam
mendapatkan informasi mengenai agama yang diridai Allah.
g. Melalui dakwah Islam, Rasulullah saw. memberikan pemahaman tentang hak dan
persamaan derajat antara kaum perempuan dan laki-laki.
h. Islam menegakkan ajaran persamaan derajat di antara manusia dan pemberantas
perbudakan.
i. Melalui penghapusan perbudakan, maka siapapun manusia status derajatnya di
mata Allah adalah sama.