A. Pengertian industry
Industri adalah suatu usaha atau kegiatan pengolahan bahan mentah ataubarang
setengah jadi menjadi barang jadi barang jadi yang memiliki nilai tambah untuk
mendapatkan keuntungan. Usaha perakitan atau assembling dan jugareparasi adalah
bagian dari industri. Hasil industri tidak hanya berupa barang,tetapi juga dalam bentuk
jasa.Industri merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan kesejateraanpenduduk.
Selain itu industrialisasi juga tidak terlepas dari usaha untuk meningkatkanmutu
sumberdaya manusia dan kemampuan untuk memanfaatkan sumber dayaalam secara
optimal. UU Perindustrian No 5 Tahun 1984, industri adalah kegiatanekonomi yang
mengelola bahan mentah, bahan baku, barang setengah jadi, danatau barang jadi
menjadi barang dengan nilai yang lebih tinggi untukpenggunaanya termasuk kegiatan
rancangan bangun dan perekayasaan industri.Dari sudut pandang geografi, Industri
sebagai suatu sistem, merupakanperpaduan sub sistem fisis dan sub sistem manusia
(Sumaatmaja, 1981)
Industry dasar
Industri dasar meliputi kelompok industri mesin dan logam dasar (IMLD)
dan kelompok industri kimia dasar (IKD). Yang termasuk dalam IML Datara
lain industri mesin pertanian, elektronika, kereta api, pesawat terbang,kendaraan
bermotor, besi baja, alumunium, tembaga dan sebagainya.Sedangkan yang
termasuk IKD adalah industri pengolahan kayu dan karetalam, industri
pestisida, industri pupuk, industri silikat dan sebagainya.Industri dasar
mempunyai misi untuk meningkatkan pertumbuhanekonomi, membantu struktur
industri dan bersifat padat modal. Teknologiyang digunakan adalah teknologi
maju, teruji dan tidak padat karya namun dapatmendorong terciptanya lapangan
kerja secara besar.
Aneka industry ( AL )
Yang termasuk dalam aneka industri adalah industri yang menolahsumber
daya hutan, industri yang menolah sumber daya pertanian secara luasdan lain-
lain. Aneka industri mempunyai misi meningkatkan pertumbuhan eonomi dan
atau pemerataan, memperluas kesempatan kerja, tidak padatmodal dan
teknologi yang digunakan adalah teknologi menengah atauteknologi maju
Industry kecil
Industri kecil meliputi industri pangan (makanan, minuman dantembakau),
industri sandang dan kulit (tekstil, pakaian jadi serta barang darikulit), industri
kimia dan bahan bangunan (industri kertas, percetakan,penebitan, barang-
barang karet dan plastik), industri kerajinan umum(industri kayu, rotan, bambu
dan barang galian bukan logam) dan industrilogam (mesin, listrik, alat-alat ilmu
pengetahuan, barang dan logam dansebagainya).
Lahan
Faktor pertama adalah lahan, yang merupakan dasar atau tempat
suatuindustri dibangun dan berdiri. Lahan dijadikan dasar peletakan sebuah
industrikarena lahan yang nantinya yang mengatur kesesuaiannya dengan
RTRW, skalapelayanan juga ditentukan dari letak suatu industri, untuk industri
yangberorientasi sumber daya alam akan memperhatikan ketersediaan sumber
bahanbaku dari lahan tersebut. Lahan juga secara tidak langsung berkaitan
denganaksesibiltas transportasi bahan baku dan distribusi ke pasar, kondisi
topografiyang tidak terlalu curam akan mempermudah pengangkutan,
mengurangihambatan serta tidak membutuhkan biaya yang tinggi. Serta soal
kepemilikantanah juga sangat diperhatikan disini, apakah itu tanah bebas yang
telah dijatuhihak atau belum maupun apakah tanah itu adalah tanah adat juga
sangat perluuntuk dicari tahu terlebih dahulu sejarahnya seperti apa.
Layanan transportasi
Faktor kedua adalah layanan transportasi atau aksesibiltas.
Kemudahandalam pengangkutan bahan baku dan distribusi ke pusat pasar juga
menjadipertimbangan tersendiri bagi suatu perusahaan untuk mendirikan
industrinya.Adanya kemudahan aksesibiltas juga sangat berkaitan dengan biaya
transportasitotal yang dikeluarkan suatu industri untuk melakukan
pengangkutan bahan baku (assembly cost) dan distribusi ke pusat pasar
(distribution cost). Jenis kendaraanyang digunakan juga sangat diperhatikan
disini, bagaimana kemudahan dalamakses kendaraan berat maupun kendaraan
ringan dalam mencapai lokasi industri.
Tenaga kerja
Faktor ketiga adalah berkaitan tenaga kerja. Sebuah industri tidak
akanberjalan tanpa adanya tenaga kerja didalamnya, oleh karena itu faktor
tenagakerja juga sangat diperhatikan dalam menentukan lokasi pendirian suatu
industri.Bagaimana tenaga kerja dapat menentukan lokasi sebuah industri
yaitudilihatdari beberapa hal seperti ketersediaan tenaga
kerja,kemampuan/keterampilan yang dimiliki dan yang terakhir adalah upah
minimumyang ada di suatu kawasan atau daerah tertentu. Ketersediaan tenaga
kerjasecara kuantitas yaitu industri yang mengutamakan jumlah tenaga kerja
yangmurah dan dalam jumlah besar serta secara kualitas yaitu industri
yangmengutamakan tenaga kerja dengan keahlian atau kemampuan khusus.
Tenaga kerja yang dekat dengan industri sangat diperlukan dalam
efisiensisebuah perusahaan sehingga perusahaan tidak perlu memperhatikan
masalahbiaya transportasi karyawan yang tempat tinggalnya jauh dari letak
industri.Sedangkan untuk kemampuan atau ketrampilan, suatu industri akan
sangatmembutuhkan banyak tenaga kerja dari berbagai tingkatan pendidikan,
dari yangtinggi yang meemgang manajemen perusahaan sampai yang terendah
yangbekerja sebagai pekerja kasar. Upah yang berlaku juga sangat
diperhatikan,tentunya perusahaan menginginkan pengeluaran yang lebih besar
dibandingdengan pendapatan yang masuk. Keuntungan yang besar pastinya
menjadidambaan setiap perusahaan. Dengan pengeluaran yang minimum
dapatmendapatkan hasil atau keuntungan maksimum, itulah prinsip yang
dipakaisetiap perusahaan dalam menentukan strategi industrinya.
Penyediaan energi
Faktor keempat adalah ketersediaan sumber energi seperti listrik, gas,
danlain sebagainya. Dalam proses pembuatan produk atau proses produksi
sebuahindustri pasti membutuhkan sumber energi untuk menjalankan
mesinproduksinya. Oleh karena itu, adanya sumber energi seperti listrik dan
gassangat diperhatikan dalam mempertimbangkan lokasi suatu industri.
Semakindekat lokasi industri dengan sumber energi maka proses produksi akan
lebihefisien dan efektif.
D. Industrial Cluster
1. Teori weber
Teori Lokasi merupakan sebuah ilmu yang menyelidiki tata ruang
kegiatanekonomi. Alfred Weber memiliki teori yang menyebutkan bahwa lokasi
industrisebaiknya diletakkan di tempat yang memiliki biaya yang paling minimal.
Menurutteori Weber pemilihan lokasi industri didasarkan atas prinsip minimisasi
biaya. Webermenyatakan bahwa lokasi setiap industri tergantung pada total biaya
transportasi dantenaga kerja yang minimum adalah identik dengan tingkat keuntungan
yang maksimum. Dalam menjelaskan keterkaitan biaya transportasi dan bahan
baku,Weber menggunakan konsep segitiga lokasi atau locational triangle
untukmemperoleh lokasi optimum yang menunjukkan apakah lokasi optimum
tersebut lebihdekat ke lokasi bahan baku atau pasar. Istilah segitiga lokasional yang
didasarkanpada asumsi :
a) Bahwa daerah yang menjadi objek penelitian adalah daerah yang terisolasi.
Konsumennya terpusat pada pusat-pusat tertentu. Semua unit perusahaan
dapatmemasuki pasar yang tidak terbatas dan persaingan sempurna.
b) Semua sumber daya alam tersedia secara tidak terbatas
c) Barang-barang lainya seperti minyak bumi dan mineral adalah sporadic
tersedia secara terbatas pada sejumlah tempat
d) Tenaga kerja tidak tersedia secara luas, ada yang menetap tetapi ada juga yang
motivasinya tinggi.
2. Teori Marshallian
Teori Marshallian merupakan teori pengelompokan industri yang
diperkenalkanoleh Alfred Marshall. Sebelumnya Alfred Marshall lahir pada tanggal
26 Juli 1842dan meninggal di Cambridge, Inggris 13 Juli 1924. Dia adalah seorang
ahli ekonomiInggris yang paling berpengaruh di zamannya. Dia tumbuh di daerah
suburbanLondon. Meskipun pada awalnya ia ingin mengikuti jejak ayahnya
menjadirohaniawan, namun prestasinya di Universitas Cambridge membuatnya
berkarier di jalur akademis. Ia menjadi profesor dalam bidang ekonomi politik pada
tahun 1868.
Teori yang dibawakan oleh Marshall ini adalah bahwa “kluster industri pada
dasarnya merupakan kelompok aktivitas produksi yang amat terkonsentrasi
secaraspasial dan biasanya terspesialisasi pada hanya satu atau dua industri utama
saja”.
Yang berarti disini, Marshall hanya fokus pada industri-industri yang
sejenis(homogen). Konsentrasi aktivitas ekonomi suatu kota merujuk pada dua
ekternalitasekonomi yaitu localicational economies (penghematan lokalisasi) dan
urbanisationeconomies (penghematan urbanisasi). Yang mana dari kedua
penghematan tersebutakan merujuk pada aglomerasi sebuah kawasan industri.
Kedua penghematan yang mengacu pada aglomerasi ekonomi tersebut
secaraimplisit memperlihatkan hubungan antara industrialisasi dan urbanisasi dalam
prosespembangunan. Penghematan akibat lokasi terjadi apabila produksi perusahaan
padasuatu produksi menurun ketika produksi total industri meningkat. Artinya
denganberlokasi di dekat perusahaan lain dalam industri yang sama, suatu
perusahaandapat menikmati beberapa manfaat seperti minimasi biaya produksi.
Sedangkanpenghematan urbanisasi terjadi apabila biaya produksi suatu perusahaan
menurun ketika produksi seluruh perusahaan dalam wilayah perkotaan yang sama
meningkat.Penghematan karena berlokasi di wilayah perkotaan terjadi akibat skala
suatu jenis industri
3. Teori porters
Michael Eugene Porter (lahir 1947) adalah pengajar di Sekolah BisnisUniversitas
Harvard dengan keahlian utama di bidang manajemen strategis dankeunggulan
kompetitif perusahaan. Ia telah menulis berbagai buku dan artikel tentangmanajemen
dan antara lain dikenal dengan teori analisis lima kekuatan Porter (Porterfive forces
analysis). Pendekatan Cluster model Porter merupakan pengembangandari industrial
district atau kawasan industri yang dikembangkan oleh Alfred Marshallpada 1920
(Desrochers dan Sautet, 2004).Teori yang dicetuskan Porter ini memilikiketerkaitan
dengan pertumbuhan dan perkembangan industri dalam klaster industri.Berbeda
dengan Marshall yang hanya fokus pada perusahaan-perusahaan sejenis,Cluster model
Porter tidak membatasi hanya pada satu industri, tetapi lebih luas lagi.
Di dalam teori persaingan ada suatu teori dari Michael Porter yang sangat
terkenal. Teori tersebut terkenal dengan istilah Porter Five Forces Model.
Menurutpendapat Porter, ia menilai bahwa perusahaan secara nyata tidak hanya
bersaingdengan perusahaan yang ada dalam industri saat ini. Dalam
five forces model
digambarkan bahwa kita bersaing dengan pesaing potensial kita, yaitu mereka
yangakan masuk, para pemasok atau suplier,para pembeli atau konsumen, dan
produsenproduk-produk pengganti.