PEMBANGUNAN
DISUSUN
OLEH :
2. Public Choice
Public choice adalah sebuah perspektif untuk bidang politik yang muncul dari
pengembangan dan penerapan perangkat dan metode ilmu ekonomi terhadap proses
pengambilan keputusan kolektif dan berbagai fenomena non pasar. Tetapi diakui bahwa
keterangan ini tidak cukup memberi deskripsi yang lengkap karena untuk mencapai suatu
perspektif bagi politik seperti ini diperlukan pendekatan ekonomi tertentu. Dalam hal ini
apa yang seharusnya dilakukan oleh ilmu ekonomi? Untuk menjawab masalah tersebut,
Buchanan mengembangkan paradigma ilmu ekonomi dalam konsep “Catallacxy”, yakni
ekonomi sebagai ilmu pertukaran.
Ekonomi seharusnya memaksimumkan kekayaan paradigmanya dari tempat
dominannya selama ini sehingga definisi disiplin ilmu ini tidak hanya dalam kerangka
atau terminologi hambatan kelangkaan sumber-sumber ekonomi saja. Kita dapat
mengubah definisi menjadi lebiah luas dan kuat dengan menghentikan kegalauan
terhadap makna disiplin ilmu hanya untuk melihat optimasi alokasi sumber-sumber
ekonomi yang langka. Menurut Buchanan, ekonomi perlu mulai memberi makna dan
mengaplikasikan disiplin ilmu sesuai asalnya dengan konsentrasi pada akar filosofi,
‘properties’, dan lembaga pertukaran (institutions of exchange). Apa yang perlu
dianalisis Adam Smith tentang barter dan pertukaran bisa menjadi titik tanjak atau
langkah awal untuk memulai pengembangan instrumen ilmu ekonomi untuk bidang-
bidang, yang sangat erat terkait (bidang politik, sosial dan budaya).
Pertukaran dalam pengertian yang lebih kompleks ini diartikan sebagai suatu proses
persetujuan kontrak yang lebih luas makna dan cakupannya dari pertukaran yang
dilakukan oleh dua orang yang melakukan transaksi, sebab tekanan akhir dari persetujuan
kontrak adalah proses persetujuan sukarela di antara banyak orang dalam masyarakat.
Dalam hal ini, pilihan publik tidak menolak kemungkinan adanya kepentingan kolektif
dan tindakan kolektif, tetapi kalaupun ada maka semua itu hanya merupakan hasil dari
segenap kepentingan individu yang ada dalam kelompok. Transformasi konsep pertukaran
ekonomi yang sederhana dalam keputusan-keputusan ekonomi menjadi perjanjian atau
consensus sukarela yang lebih kompleks dalam keputusan-keputusan politik, sangat
menarik sebagai pilihan paradigma baru dalam ilmu politik yang secara tradisional
berbasis pada analisis tentang kekuasaan. Kelebihan pendekatan pilihan publik yang
langsung dirasakan ialah bahwa proses politik tentang permainan kekuasaan menjadi
lebih lunak karena didasarkan pada kesukarelaan di antara partisipan dalam proses dan
pengambilan keputusan politik sesuai aturan dan konstitusi, tidak sekedar didominasi
oleh pihak yang dominan dan berkuasa.
Pendekatan terhadap ekonomi, yang disebut sebagai “catallacxy” sebenarnya telah
dimulai oleh para pemikir abad ke XIX. Yang terbaru misalnya dari F.A.Hayek5 , yang
menyarankan terminologi “catallacxy”, sebagai suatu pendekatan terhadap ekonomi
sebagai subyek pencairan dan gambaran perhatian langsung terhadap proses pertukaran
(process of exchange), perdagangan, atau perjanjian terhadap kontrak (agreement to
contract). Ini betulbetul memperkenalkan prinsip tatanan spontanitas (spontaneous order)
atau koordinasi spontan (spontaneous coordination), yang dianggap sebagai prinsip
paling riil di dalam teori ilmu ekonomi.
Dalam manajemen pembiayaan pembangunan, public choice menjadi penting untuk
dipertimbangkan dalam pembuatan keputusan pembiayaan proyek, karena kepentingan
dan preferensi dari para pemangku kepentingan yang terlibat dapat mempengaruhi
keputusan dan hasil dari proyek pembangunan. Oleh karena itu, penting untuk
mempertimbangkan kepentingan dan preferensi dari semua pemangku kepentingan yang
terlibat dalam pembuatan keputusan pembangunan, dan untuk memastikan bahwa
keputusan tersebut memenuhi tujuan pembangunan yang berkelanjutan dan
memperhatikan kepentingan semua pihak yang terkait. Hal ini dapat dilakukan melalui
konsultasi yang hati-hati dengan masyarakat dan pemangku kepentingan, evaluasi
dampak sosial dan lingkungan yang komprehensif, dan pengembangan kebijakan yang
transparan dan akuntabel.
Public Choice menggunakan prinsip yang sama seperti yang digunakan para
ekonom untuk menganalisa kegiatan masyarakat di pasar dan menerapkannya pada
kegiatan masyarakat dalam pembuatan keputusan publik Ekonom-ekonom yang
mengkaji perilaku dalam pasar swasta mengasumsikan bahwa orang digerakkan terutama
oleh kepentingan pribadi. Walaupun banyak orang mendasarkan sejumlah tindakan
mereka karena kepedulian mereka terhadap orang lain, motive dominan dalam tindakan
orang dipasar –baik mereka merupakan, pengusaha, pekerja, maupun konsumen, adalah
suatu kepedulian terhadap diri mereka sendiri. Ahli Ekonomi Public Choice membuat
asumsi yang sama – bahwa walaupun orang bertindak dalam pasar politis memiliki
sejumlah kepedulian terhadap orang lain, motif utama mereka adalah kepentingan pribadi.
Dalam konteks manajemen pembiayaan pembangunan, public choice
mempertimbangkan bagaimana para pemangku kepentingan yang berbeda, seperti
pemerintah, pengusaha, masyarakat, dan lembaga internasional, berinteraksi dalam
pembuatan dan pelaksanaan kebijakan pembangunan, dan bagaimana mereka
mempengaruhi hasil dan dampak dari proyek pembangunan.
Public choice juga mempertimbangkan bagaimana pengaruh politik dan kekuatan
pasar mempengaruhi keputusan pembiayaan proyek pembangunan, dan bagaimana
pengaruh ini dapat memengaruhi alokasi sumber daya, pengambilan keputusan, dan hasil
pembangunan.
Jika kita mengambil pendekatan “Catallactics” secara serius, kita lebih lanjut telah
membawanya kedalam analisis yang kompleks sebagaimana pertukaran yang sederhana.
Dengan demikian, pertukaran yang kompleks tersebut didefinisikan sebagai suatu
proses
„contractual agreement’, yang lebih jauh maknanya dari pada sekedar pertukaran dua
orang yang melakukan transaksi. Penekanan akhirnya bergeser langsung ke arah semua
proses perjanjian atan konsensus sukarela antara banyak orang.
1) Contoh Kasus
Proyek pembangunan kawasan industry, keputusan untuk membangun
kawasan industri dapat dipengaruhi oleh kepentingan politik dan kepentingan
kelompok tertentu yang memiliki pengaruh dalam pengambilan keputusan publik.
Hal ini dapat menyebabkan terjadinya konflik kepentingan dan penyalahgunaan
kekuasaan. Selain itu, pembangunan kawasan industri juga dapat memberikan dampak
negatif seperti kerusakan lingkungan, peningkatan emisi gas rumah kaca, dan
peningkatan kepadatan penduduk.
Regulasi dan kebijakan, keputusan untuk mengeluarkan regulasi dan
kebijakan publik seperti peraturan lingkungan, kebijakan pajak, dan kebijakan
perdagangan dapat dipengaruhi oleh kepentingan politik dan kepentingan kelompok
tertentu yang memiliki pengaruh dalam pengambilan keputusan publik. Hal ini dapat
menyebabkan terjadinya kebijakan yang tidak adil dan penyalahgunaan kekuasaan.
Penyediaan layanan public, keputusan untuk menyediakan layanan
publik seperti pendidikan, kesehatan, dan perumahan dapat dipengaruhi oleh
kepentingan politik dan kepentingan kelompok tertentu yang memiliki pengaruh
dalam pengambilan keputusan publik. Hal ini dapat menyebabkan terjadinya
penyalahgunaan kekuasaan dan korupsi.
2) Solusi untuk mengatasi Public Choice
• Peningkatan Kualitas Kepemimpinan
Peningkatan kualitas kepemimpinan dapat membantu memastikan
pengambilan keputusan publik yang berkualitas, serta meningkatkan akuntabilitas
dan transparansi dalam proses pengambilan keputusan. Dalam hal ini, pemerintah
dapat memberikan pelatihan dan pengembangan kepemimpinan yang sesuai
dengan tuntutankebijakan publik yang diambil.
• Keterlibatan Lembaga Independen
Lembaga independen, seperti media dan LSM, dapat membantu
memastikan kebijakan publik yang diambil menguntungkan masyarakat secara
keseluruhan, dengan memberikan laporan yang independen dan mengkritisi
kebijakan publik yangtidak tepat.
• Partisipasi Masyarakat
Masyarakat dapat dilibatkan dalam proses pengambilan keputusan publik melalui
konsultasi publik, dialog, dan partisipasi aktif dalam pemilihan umum. Dengan demikian,
masyarakat dapat memberikan masukan dan memberikan kontrol sosial terhadap
kebijakan publik yang diambil
3. Teori Arrow
Arrow's Impossibility Theorem adalah teori ketidakmungkinan dimana sangat sulit bagi
orang- orang yang memiliki tujuan berbeda, untuk menggunakan voting (memilih) dalam
membuat suatu keputusan kolektif. Voting dalam hal ini dilakukan oleh pemilih dari berbagai
aspek seperti pemilihan kepala negara oleh rakyat, voting kebijakan oleh pemerintah dan voting
untuk keputusan – keputusan lainnya.
Arrow's Impossibility Theorem disebut juga Arrow Paradoks yang menjelaskan bahwa
tidak mungkin pemilih yang memiliki tiga atau lebih alternatif (banyak opsi) yang berbeda untuk
dapat diwakilkan aspirasinya dalam sebuah keputusan yang lengkap.
Penelitian Arrow juga telah mengeksplorasi teori pilihan sosial, teori pertumbuhan
endogen, pengambilan keputusan kolektif, ekonomi informasi, dan ekonomi diskriminasi rasial,
di antara topik- topik lainnya.
2. Efisiensi Pareto
Situasi di mana peningkatan alokasi keuntungan oleh satu pihak dari suatu sumber daya
tidak akan mengurangi alokasi keuntungan pihak lain dari sumber daya yang sama. Contohnya
adalah pembagian 20 buah pensil kepada dua orang anak, di mana masing-masing anak mendapat
10 buah pensil.
Alokasi tersebut adalah Pareto efisien karena jika alokasi pembagian pensil diubah salah
satu anak ditambah satu pensil misalnya, penambahan tersebut harus mengambil dari pihak lain.
Model keseimbangan umum adalah model analisis keseimbangan harga dan output
pasar dengan pendekatan keterkaitan antar barang dan antar pasar dengan asumsi perfectly
competitive price system.
Secara singkat, ini adalah: Domain Tidak Terbatas yang mengatakan prosedur agregasi harus
dapat menangani preferensi individu sama sekali; Lemah Pareto , yang mengharuskan mereka
untuk menghormati preferensi individu dengan suara bulat; Non-Kediktatoran, yang
mengesampingkan prosedur yang dengannya preferensi sosial selalu setuju dengan preferensi
ketat seseorang; dan akhirnya Independence of Irrelevant Alternatives, yang mengatakan
perbandingan sosial di antara dua alternatif yang diberikan adalah bergantung pada preferensi
individu di antara hanya pasangan itu.
Teorema Arrow, yang dinyatakan, memberi tahu kita , kecuali dalam kasus yang paling
sederhana, tidak ada prosedur agregasi yang memenuhi semua persyaratan.
Tenor teorema Arrow sangat bertentangan dengan cita-cita politik Pencerahan. Ternyata
paradoks Condorcet memang bukan anomali terisolasi, kegagalan satu metode pemungutan suara
tertentu.
Sebaliknya, Arrow memanifestasikan masalah yang jauh lebih luas dengan gagasan
mengumpulkan banyak preferensi individu menjadi satu. Di muka itu, bagaimanapun, tidak
mungkin ada kehendak bersama dari semua orang tentang keputusan kolektif, yang
mengasimilasi selera dan nilai-nilai semua individu pria dan wanita yang membentuk masyarakat.
Teorema Arrow tidak terlalu sulit untuk dipahami dan banyak tentang hal itu mudah
dikomunikasikan, jika tidak dalam puisi, maka setidaknya dalam bahasa Inggris. Presentasi
informal hanya sejauh ini, dan di mana mereka berhenti kadang-kadang kesalahpahaman dimulai.
Eksposisi ini menggunakan bahasa teknis minimum demi kejelasan.
Masalah menemukan prosedur agregasi muncul, seperti yang dibingkai oleh Arrow,
sehubungan dengan beberapa alternatif yang diberikan di mana ada pilihan yang harus dibuat.
Sifat dari alternatif ini tergantung pada jenis masalah pilihan yang sedang dipelajari. Dalam teori
pemilihan, alternatifnya adalah orang-orang yang mungkin berdiri sebagai kandidat dalam
pemilihan.
Dalam ekonomi kesejahteraan mereka adalah keadaan masyarakat yang berbeda, seperti
distribusi pendapatan dan kebutuhan tenaga kerja. Alternatif secara konvensional disebut
menggunakan huruf kecil dari akhir alfabet sebagai \ (x, y, z, \ ldots \); himpunan semua alternatif
ini adalah \ (X \). Orang- orang yang selera dan nilainya akan menginformasikan pilihan
diasumsikan terbatas dalam jumlah, dan mereka disebutkan \ (1, \ ldots, n \).
Masalah Arrow muncul, kemudian, hanya setelah beberapa alternatif dan orang-orang telah
diperbaiki. Bagi mereka prosedur agregasi dicari.
Namun, yang terpenting, masalah ini muncul sebelum informasi yang relevan tentang
preferensi masyarakat di antara alternatif telah dikumpulkan, apakah itu dengan polling atau
metode lain untuk memperoleh atau menentukan preferensi.
Pertanyaan yang dijawab oleh teorema Arrow adalah, lebih tepatnya, ini: Prosedur apa yang
ada untuk sampai pada suatu tatanan sosial dari beberapa alternatif yang diberikan, berdasarkan
preferensi sebagian orang tertentu di antara mereka, tidak peduli apa preferensi ini ternyata;
Sementara itu, dalam praktiknya, kadang-kadang kita harus memilih prosedur untuk membuat
keputusan sosial tanpa mengetahui alternatif dan orang mana yang akan digunakan.
Dalam pemilihan berulang untuk beberapa jabatan publik, misalnya, ada daftar calon yang
berbeda setiap kali, dan populasi pemilih yang berbeda, dan kita harus menggunakan metode
pemungutan suara yang sama untuk menentukan pemenang, tidak peduli siapa kandidat dan
pemilihnya dan tidak peduli berapa banyak dari mereka yang ada.
Prosedur tersebut tidak tersedia secara langsung untuk studi dalam kerangka kerja Arrow,
dengan set tetapnya \ (X \) dari alternatif dan orang-orang \ (1, \ ldots, n \). Teorema Arrow masih
relevan bagi mereka.
Ini memberi tahu kita bahkan ketika alternatif dan orang-orang dipegang teguh, maka masih
tidak ada metode "baik" untuk menurunkan ketertiban sosial. Sekarang, jika tidak ada metode
yang baik untuk pemungutan suara sekalipun, dengan kandidat dan pemilih tertentu yang terlibat
pada kesempatan itu, maka juga tidak ada metode yang baik yang dapat digunakan berulang kali,
dengan kandidat dan pemilih yang berbeda setiap kali.
Arrow berasumsi tatanan sosial akan diperoleh, jika sama sekali, dari informasi tentang
preferensi orang. Informasi ini, dalam kerangka kerjanya , hanya bersifat ordinal .
Ini adalah jenis informasi yang terlibat dalam paradoks Condorcet dalam pemungutan suara,
di mana setiap orang menentukan peringkat dari yang lebih baik menjadi lebih buruk, tetapi tidak
ada yang lebih dari ini tentang seberapa kuat preferensi seseorang, atau tentang bagaimana
preferensi satu orang. bandingkan kekuatannya dengan kekuatan orang lain.
Maksudnya adalah bahkan jika orang memiliki preferensi yang lebih kuat dan lebih lemah,
dan bahkan jika kekuatan preferensi mereka dapat diukur dan dibuat tersedia sebagai dasar untuk
keputusan sosial, namun informasi ordinal adalah yang paling penting karena preferensi "secara
interpersonal tidak tertandingi".
Secara intuitif, apa artinya ini adalah tidak ada yang mengatakan betapa jauh lebih kuat
seseorang harus lebih memilih satu hal daripada yang lain untuk mengimbangi kenyataan
preferensi orang lain hanyalah sebaliknya.
Arrow tidak melihat alasan untuk memberikan prosedur agregasi dengan informasi tentang
kekuatan preferensi karena dia berpikir mereka tidak dapat menggunakan informasi tersebut
untuk penggunaan yang bermakna.