Anda di halaman 1dari 14

TUGAS MANAJEMEN DAN PEMBIAYAAN

PEMBANGUNAN

Dosen Pengampu : Supriadi Takwin, S.T.,


M.EngDeltri Dikwardi Eisenring, S.T., M.S.P.

DISUSUN
OLEH :

GALANG DARU ANGGARA.P


F23121058

PRODI S1 PERENCANAAN WILAYAH DAN


KOTAJURUSAN ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS
TADULAKO2023
1. Eksternalitas
- Eksternalitas Produksi dan Konsumsi
Dalam suatu perekonomian setiap aktivitas mempunyai keterkaitan dengan aktivitas
lainnya dan semakin modern suatu perekonomian semakin besar dan semakin banyak kaitannya
dengan kegiatan- kegiatan lainnya. Apabila semua keterkaitan antara suatu kegiatan dengan
kegiatan lainnya dilaksanakan melalui mekanisme pasar atau melalui suatu sistem, maka
keterkaitan antar berbagai aktivitas tersebut tidak menimbulkan masalah. Akan tetapi banyak pula
keterkaitan antarkegiatan yang tidak melalui mekanisme pasar sehingga timbul berbagai macam
masalah. Keterkaitan suatu kegiatan dengan kegiatan lain yang tidak melalui mekanisme pasar
adalah apa yang disebut dengan eksternalitas. Analisa permintaan dan penawaran dapat
menjelaskan bahwa suatu tindakan dapat mempengaruhi kesejahteraan orang lain.
Dalam literatur asing, efek samping mempunyai istilah seperti: external effects,
externalities, neighboorhood effects, side effects, spillover effects. Sebagaimana telah dijelaskan
pada bab terdahulu, efek samping dari suatu kegiatan atau transaksi ekonomi bisa positif (positive
external effects, external economic) maupun negatif (negative external effects, external
diseconomic). Dalam kenyataannya, baik dampak negatif maupun efek positif bisa terjadi secara
bersamaan dan simultan. Dampak yang menguntungkan misalnya seseorang yang membangun
sesuatu pemandangan yang indah dan bagus pada lokasi tertentu mempunyai dampak positif bagi
orang sekitar yang melewati lokasi tersebut.
Sedangkan dampak negatif misalnya polusi udara, air dan suara. Ada juga ekternalitas
yang dikenal sebagai eksternalitas yang berkaitan dengan uang (pecuniary externalities) yang
muncul ketika dampak eksternalitas itu disebabkan oleh meningkatnya harga. Misalnya, suatu
perusahaan didirikan pada lokasi tertentu atau kompleks perumahan baru dibangun, maka harga
tanah tersebut akan melonjak tinggi. Meningkatnya harga tanah tersebut menimbulkan dampak
external yang negatif terhadap konsumen lain yang ingin membeli tanah disekitar daerah tersebut.
Jadi suatu fakta bahwa tindakan seseorang dapat mempengaruhi orang lain tidaklah berarti
adanya kegagalan pasar selama pengaruh tersebut tercermin dalam harga- harga sehingga tidak
terjadi ketidakefisienan dalam perekonomian. Yang dimaksud dengan eksternalitas hanyalah
apabila tindakan seseorang mempunyai dampak terhadap orang lain (atau segolongan orang lain)
tanpa adanya kompensasi apapun juga sehingga timbul inefisiensi dalam alokasi faktor produksi.
- Dampak Ekternalitas Terhadap Biaya
Bagaimana solusi bahwa swata mampu mengatasi masalah eksternalitas? Ada sebuah
pemikiran yang disebut teorema Coase (Coase therem) mengambil nama perumusnya yakni
ekonom Ronald Coase yang menyatakan bahwa solusi swasta bisa sangat efektif seandainya
memenuhi satu syarat. Syarat itu adalah pihak-pihak yang berkepentingan dapat melakukan
negosiasi atau merundingkan langkah-langkah penanggulangan masalah ekternalitas yang ada
diantara mereka, tanpa menimbulkan biaya khusus yang memberatkan alokasi sumber daya yang
sudah ada. Menurut teorema Coase, hanya jika syarat itu terpenuhi, maka pihak swasta itu akan
mampu mengatasi masalah eksternalitas dan meningkatkan efisiensi alokasi sumber daya. Untuk
lebih memahami makna teorema Coase, simaklah contoh berikut:
Di sebuah kota tinggal seseorang bernama A bersama anjingnya. Anjing terus- terusan
menggonggong sehingga sangat mengganggu B yang bertetangga dengan A. A memetik manfaat
dengan memelihara anjing tersebut, berupa rasa aman dan nyaman. Namun
pemeliharaannya atas
anjing tersebut menimbulkan eksternalitas negatif terhadap B. Haruskah A dipaksa mengirim
anjing ke lokasi khusus penitipan hewan, ataukah B yang harus dipaksa rela begadang sepanjang
malam karena tidak bisa tidur akibat gonggongan anjing tersebut?
Pertama-tama, kita perkirakan dahulu seperti apa pemecahannya secara sosial (untuk
semua pihak). Ada dua alternatif yang perlu dipertimbangkan dan untuk itu diperlukan
perhitungan atas seberapa banyak nilai keuntungan bagi A dengan memelihara anjing, dan berapa
kerugian yang harus ditanggung B. Jika keuntungannya melebihi kerugiannya maka pemecahan
yang efisien secara sosial adalah A dibiarkan terus memelihara anjingnya, sedangkan B harus rela
tidur diiringi gonggongan anjing. Sebaliknya, jika nilai kerugiannya melampaui nilai
keuntungannya, maka A harus menyingkirkan anjingnya. Menurut teorema Coase, pasar swasta
dapat menciptakan sendiri pemecahan yang efisien. Bagaimana caranya? Sebagai satu contoh, B
dapat menawarkan sejumlah uang kepada A agar menyingkirkan anjingnya. A akan menerima
tawaran itu, jika uang yang ditawarkan melebihi nilai keuntungannya dalam memelihara anjing
tersebut. Melalui tawar menawar, A dan B akhirnya akan dapat menyepakati jumlah imbalan
yang dapat diterima kedua belah pihak, dan seandainya kesepakatan tersebut benar-benar dapat
dicapai, maka itu berarti mereka dapat menciptakan sendiri pemecahan atas masalah eksternalits
yang mereka hadapi.
Semua uraian dalam contoh di atas, tentu saja bertumpu pada asumsi bahwa A secara
hukum memang dibenarkan memelihara anjingnya yang berisik itu, sehingga B tidak bisa
mengganggu gugat. Artinya, kita berasumsi bahwa A dapat memelihara anjing dengan bebas, dan
B harus memberinya imbalan agar A menyingkirkan anjingnya itu secara sukarela. Lantas
bagaimana jika ternyata hukum berpihak pada B, atau jika B secara hukum berhak untuk
menikmati ketenangan dan ketentraman di rumahnya sendiri.
Menurut teorema Coase, distribusi awal hak atau perlindungan hukum itu tidak menjadi
persoalan, karena tidak ada pengaruhnya terhadap kemampuan pasar dalam mencapai hasil yang
efisien. Misalkan saja, B secara hukum dapat menggugat A agar menyingkirkan anjingnya.
Dalam kasus ini, hukum berpihak pada B, namun hasil akhirnya tidak akan berubah. Dalam kasus
ini, A dapat menawarkan sejumlah imbalan kepada B agar ia dapat terus memelihara anjingnya.
Andaikata nilai keuntungan A lebih besar daripada kerugian B, maka keduanya akan dapat
mencapai suatu kesepakatanyang memungkinkan A terus memelihara anjingnya.
Jadi, terlepas dari distribusi hak pada awalnya, A dan B tetap berpeluang mencapai
kesepakatan. Meskipun demikian, soal distribusi hak itu bukannya sama sekali tidak relevan,
karena distribusi awal itulah yang menentukan distribusi kesejahteraan ekonomi. Jika A yang
memiliki hak awal untuk memelihara anjing, maka B lah yang harus memberi imbalan dalam
kesepakatan yang mereka buat. Sebaliknya, jika B yang mempunyai hak awal untuk hidup
tenang, maka A yang harus memberi imbalan. Namun dalam kedua kasus ini, kesepakatan tetap
dapat dibuat dalam rangka mengatasi masalah eksternalitas. Pada akhirnya, A hanya akan terus
memelihara anjingnya jika nilai keuntungannya melebihi nilai kerugiannya.
Jadi teori Coase ini muncul karena tidak jelasnya hak pemilikan suatu barang sehingga
menimbulkan masalah eksternalitas. Contoh lain yang dapat dikemukakan adalah adanya sebuah
pabrik aluminium yang membuang limbahnya ke dalam sebuah sungai sedangkan di sebelah hilir
sungai ada pabrik es yang menggunakan air sungai untuk membuat es. Tindakan pabrik
aluminium tersebut menyebabkan pabrik es harus mengeluarkan biaya tambahan untuk
menjernihkan air sungai dan biaya tambahan ini besarnya tergantung tingkat pencemaran air
sungai yang disebabkan oleh tindakan pabrik
aluminium tersebut. Kenapa pabrik aluminium tersebut membuang limbahnya ke sungai dan
tidakmemproses terlebih dahulu sebelum dibuang ke sungai?
Ini disebabkan karena tidak adanya kejelasan mengenai siapa yang berhak atas aliran
sungai di atas, sehingga semua orang akan menganggap bahwa aliran sungai merupakan barang
umum yang dapat dilakukan apapun terhadapnya. Menurut Coase, apabila pabrik es diberi hak
milik atas aliran sungai tersebut maka pemilik pabrik es dapat menuntut pabrik aluminium untuk
membayar atas tindakannya yang menyebabkan polusi air sungai. Pembayaran tersebut akan
masuk ke dalam kalkulasi harga aluminium sehingga pabrik aluminium mempunyai inisiatif untuk
tidak menimbulkan polusi terlalu banyak.

- Pajak Untuk Mengatasi Ekternalitas


Selain menerapkan regulasi, untuk mengatasi eksternalitas, pemerintah juga dapat
menerapkan kebijakan-kebijakan yang didasarkan pada pendekatan pasar, yang dapat
memadukan insentif pribadi/swasta dengan efisiensi sosial. Sebagai contoh, seperti telah
disinggung di atas pemerintah dapat menginternalisasikan eksternalitas dengan menggunakan
pajak (teori Pigou) terhadap kegiatan- kegiatan yang menimbulkan eksternalitas negatif dan
sebaliknya memberi subsidi untuk kegiatan- kegiatan yang memunculkan eksternalitas positif
Para ekonom umumnya lebih menyukai pajak dari pada regulasi sebagai cara untuk
mengendalikan polusi, karena biaya penerapan pajak itu lebih murah bagi masyarakat secara
keseluruhan.
Alasan utama para ekonom itu memilih penerapan pajak, adalah karena cara ini lebih
efektif menurunkan polusi. Regulasi mewajibkan semua pabrik mengurangi polusinya dalam
jumlah yang sama, padahal penurunan sama rata, bukan merupakan cara termurah menurunkan
polusi. Ini dikarenakan kapasitas dan keperluan setiap pabrik untuk berpolusi berbeda-beda.
Besar kemungkinan salah satu pabrik (misalkan pabrik kertas), lebih mampu (biayanya lebih
murah) untuk menurunkan polusi dibanding pabrik lain.

2. Public Choice
Public choice adalah sebuah perspektif untuk bidang politik yang muncul dari
pengembangan dan penerapan perangkat dan metode ilmu ekonomi terhadap proses
pengambilan keputusan kolektif dan berbagai fenomena non pasar. Tetapi diakui bahwa
keterangan ini tidak cukup memberi deskripsi yang lengkap karena untuk mencapai suatu
perspektif bagi politik seperti ini diperlukan pendekatan ekonomi tertentu. Dalam hal ini
apa yang seharusnya dilakukan oleh ilmu ekonomi? Untuk menjawab masalah tersebut,
Buchanan mengembangkan paradigma ilmu ekonomi dalam konsep “Catallacxy”, yakni
ekonomi sebagai ilmu pertukaran.
Ekonomi seharusnya memaksimumkan kekayaan paradigmanya dari tempat
dominannya selama ini sehingga definisi disiplin ilmu ini tidak hanya dalam kerangka
atau terminologi hambatan kelangkaan sumber-sumber ekonomi saja. Kita dapat
mengubah definisi menjadi lebiah luas dan kuat dengan menghentikan kegalauan
terhadap makna disiplin ilmu hanya untuk melihat optimasi alokasi sumber-sumber
ekonomi yang langka. Menurut Buchanan, ekonomi perlu mulai memberi makna dan
mengaplikasikan disiplin ilmu sesuai asalnya dengan konsentrasi pada akar filosofi,
‘properties’, dan lembaga pertukaran (institutions of exchange). Apa yang perlu
dianalisis Adam Smith tentang barter dan pertukaran bisa menjadi titik tanjak atau
langkah awal untuk memulai pengembangan instrumen ilmu ekonomi untuk bidang-
bidang, yang sangat erat terkait (bidang politik, sosial dan budaya).
Pertukaran dalam pengertian yang lebih kompleks ini diartikan sebagai suatu proses
persetujuan kontrak yang lebih luas makna dan cakupannya dari pertukaran yang
dilakukan oleh dua orang yang melakukan transaksi, sebab tekanan akhir dari persetujuan
kontrak adalah proses persetujuan sukarela di antara banyak orang dalam masyarakat.
Dalam hal ini, pilihan publik tidak menolak kemungkinan adanya kepentingan kolektif
dan tindakan kolektif, tetapi kalaupun ada maka semua itu hanya merupakan hasil dari
segenap kepentingan individu yang ada dalam kelompok. Transformasi konsep pertukaran
ekonomi yang sederhana dalam keputusan-keputusan ekonomi menjadi perjanjian atau
consensus sukarela yang lebih kompleks dalam keputusan-keputusan politik, sangat
menarik sebagai pilihan paradigma baru dalam ilmu politik yang secara tradisional
berbasis pada analisis tentang kekuasaan. Kelebihan pendekatan pilihan publik yang
langsung dirasakan ialah bahwa proses politik tentang permainan kekuasaan menjadi
lebih lunak karena didasarkan pada kesukarelaan di antara partisipan dalam proses dan
pengambilan keputusan politik sesuai aturan dan konstitusi, tidak sekedar didominasi
oleh pihak yang dominan dan berkuasa.
Pendekatan terhadap ekonomi, yang disebut sebagai “catallacxy” sebenarnya telah
dimulai oleh para pemikir abad ke XIX. Yang terbaru misalnya dari F.A.Hayek5 , yang
menyarankan terminologi “catallacxy”, sebagai suatu pendekatan terhadap ekonomi
sebagai subyek pencairan dan gambaran perhatian langsung terhadap proses pertukaran
(process of exchange), perdagangan, atau perjanjian terhadap kontrak (agreement to
contract). Ini betulbetul memperkenalkan prinsip tatanan spontanitas (spontaneous order)
atau koordinasi spontan (spontaneous coordination), yang dianggap sebagai prinsip
paling riil di dalam teori ilmu ekonomi.
Dalam manajemen pembiayaan pembangunan, public choice menjadi penting untuk
dipertimbangkan dalam pembuatan keputusan pembiayaan proyek, karena kepentingan
dan preferensi dari para pemangku kepentingan yang terlibat dapat mempengaruhi
keputusan dan hasil dari proyek pembangunan. Oleh karena itu, penting untuk
mempertimbangkan kepentingan dan preferensi dari semua pemangku kepentingan yang
terlibat dalam pembuatan keputusan pembangunan, dan untuk memastikan bahwa
keputusan tersebut memenuhi tujuan pembangunan yang berkelanjutan dan
memperhatikan kepentingan semua pihak yang terkait. Hal ini dapat dilakukan melalui
konsultasi yang hati-hati dengan masyarakat dan pemangku kepentingan, evaluasi
dampak sosial dan lingkungan yang komprehensif, dan pengembangan kebijakan yang
transparan dan akuntabel.
Public Choice menggunakan prinsip yang sama seperti yang digunakan para
ekonom untuk menganalisa kegiatan masyarakat di pasar dan menerapkannya pada
kegiatan masyarakat dalam pembuatan keputusan publik Ekonom-ekonom yang
mengkaji perilaku dalam pasar swasta mengasumsikan bahwa orang digerakkan terutama
oleh kepentingan pribadi. Walaupun banyak orang mendasarkan sejumlah tindakan
mereka karena kepedulian mereka terhadap orang lain, motive dominan dalam tindakan
orang dipasar –baik mereka merupakan, pengusaha, pekerja, maupun konsumen, adalah
suatu kepedulian terhadap diri mereka sendiri. Ahli Ekonomi Public Choice membuat
asumsi yang sama – bahwa walaupun orang bertindak dalam pasar politis memiliki
sejumlah kepedulian terhadap orang lain, motif utama mereka adalah kepentingan pribadi.
Dalam konteks manajemen pembiayaan pembangunan, public choice
mempertimbangkan bagaimana para pemangku kepentingan yang berbeda, seperti
pemerintah, pengusaha, masyarakat, dan lembaga internasional, berinteraksi dalam
pembuatan dan pelaksanaan kebijakan pembangunan, dan bagaimana mereka
mempengaruhi hasil dan dampak dari proyek pembangunan.
Public choice juga mempertimbangkan bagaimana pengaruh politik dan kekuatan
pasar mempengaruhi keputusan pembiayaan proyek pembangunan, dan bagaimana
pengaruh ini dapat memengaruhi alokasi sumber daya, pengambilan keputusan, dan hasil
pembangunan.
Jika kita mengambil pendekatan “Catallactics” secara serius, kita lebih lanjut telah
membawanya kedalam analisis yang kompleks sebagaimana pertukaran yang sederhana.
Dengan demikian, pertukaran yang kompleks tersebut didefinisikan sebagai suatu
proses
„contractual agreement’, yang lebih jauh maknanya dari pada sekedar pertukaran dua
orang yang melakukan transaksi. Penekanan akhirnya bergeser langsung ke arah semua
proses perjanjian atan konsensus sukarela antara banyak orang.
1) Contoh Kasus
Proyek pembangunan kawasan industry, keputusan untuk membangun
kawasan industri dapat dipengaruhi oleh kepentingan politik dan kepentingan
kelompok tertentu yang memiliki pengaruh dalam pengambilan keputusan publik.
Hal ini dapat menyebabkan terjadinya konflik kepentingan dan penyalahgunaan
kekuasaan. Selain itu, pembangunan kawasan industri juga dapat memberikan dampak
negatif seperti kerusakan lingkungan, peningkatan emisi gas rumah kaca, dan
peningkatan kepadatan penduduk.
Regulasi dan kebijakan, keputusan untuk mengeluarkan regulasi dan
kebijakan publik seperti peraturan lingkungan, kebijakan pajak, dan kebijakan
perdagangan dapat dipengaruhi oleh kepentingan politik dan kepentingan kelompok
tertentu yang memiliki pengaruh dalam pengambilan keputusan publik. Hal ini dapat
menyebabkan terjadinya kebijakan yang tidak adil dan penyalahgunaan kekuasaan.
Penyediaan layanan public, keputusan untuk menyediakan layanan
publik seperti pendidikan, kesehatan, dan perumahan dapat dipengaruhi oleh
kepentingan politik dan kepentingan kelompok tertentu yang memiliki pengaruh
dalam pengambilan keputusan publik. Hal ini dapat menyebabkan terjadinya
penyalahgunaan kekuasaan dan korupsi.
2) Solusi untuk mengatasi Public Choice
• Peningkatan Kualitas Kepemimpinan
Peningkatan kualitas kepemimpinan dapat membantu memastikan
pengambilan keputusan publik yang berkualitas, serta meningkatkan akuntabilitas
dan transparansi dalam proses pengambilan keputusan. Dalam hal ini, pemerintah
dapat memberikan pelatihan dan pengembangan kepemimpinan yang sesuai
dengan tuntutankebijakan publik yang diambil.
• Keterlibatan Lembaga Independen
Lembaga independen, seperti media dan LSM, dapat membantu
memastikan kebijakan publik yang diambil menguntungkan masyarakat secara
keseluruhan, dengan memberikan laporan yang independen dan mengkritisi
kebijakan publik yangtidak tepat.
• Partisipasi Masyarakat
Masyarakat dapat dilibatkan dalam proses pengambilan keputusan publik melalui
konsultasi publik, dialog, dan partisipasi aktif dalam pemilihan umum. Dengan demikian,
masyarakat dapat memberikan masukan dan memberikan kontrol sosial terhadap
kebijakan publik yang diambil
3. Teori Arrow
Arrow's Impossibility Theorem adalah teori ketidakmungkinan dimana sangat sulit bagi
orang- orang yang memiliki tujuan berbeda, untuk menggunakan voting (memilih) dalam
membuat suatu keputusan kolektif. Voting dalam hal ini dilakukan oleh pemilih dari berbagai
aspek seperti pemilihan kepala negara oleh rakyat, voting kebijakan oleh pemerintah dan voting
untuk keputusan – keputusan lainnya.
Arrow's Impossibility Theorem disebut juga Arrow Paradoks yang menjelaskan bahwa
tidak mungkin pemilih yang memiliki tiga atau lebih alternatif (banyak opsi) yang berbeda untuk
dapat diwakilkan aspirasinya dalam sebuah keputusan yang lengkap.

Sejarah Teori Ketidakmungkinan Arrow


Teorema ini ditemukan oleh ekonom Kenneth J. Arrow. Arrow, yang memiliki karir
mengajar yang panjang di Universitas Harvard dan Universitas Stanford, memperkenalkan
teorema tersebut dalam tesis doktoralnya dan kemudian mempopulerkannya dalam bukunya
tahun 1951, Pilihan Sosial
dan Nilai Individual. Makalah asli, berjudul Kesulitan dalam Konsep Kesejahteraan Sosial,
membuatnya mendapatkan Penghargaan Nobel dalam Ilmu Ekonomi pada tahun 1972.

Penelitian Arrow juga telah mengeksplorasi teori pilihan sosial, teori pertumbuhan
endogen, pengambilan keputusan kolektif, ekonomi informasi, dan ekonomi diskriminasi rasial,
di antara topik- topik lainnya.

Kriteria Teori Ketidakmungkinan Arrow


Teorema Arrow menyatakan bahwa di dalam sebuah situasi di mana hanya terdapat dua
pemilih dan tiga alternatif pilihan, adalah mustahil untuk membentuk suatu prosedur pengambilan
keputusan yang dapat memenuhi keempat kriteria antara lain:

1. Prinsip non-dictatorship (Non-kediktatoran)


Keinginan banyak pemilih harus dipertimbangkan dari individu-individu yang lain.
Sebagai contoh, tidak ada situasi di mana keputusan “X” yang telah menjadi keputusan final,
merupakan preferensi dari individu “a” saja, karena individu lain “b”, “c”, “d”, dan seterusnya
memiliki preferensi “X” juga.

2. Efisiensi Pareto
Situasi di mana peningkatan alokasi keuntungan oleh satu pihak dari suatu sumber daya
tidak akan mengurangi alokasi keuntungan pihak lain dari sumber daya yang sama. Contohnya
adalah pembagian 20 buah pensil kepada dua orang anak, di mana masing-masing anak mendapat
10 buah pensil.

Alokasi tersebut adalah Pareto efisien karena jika alokasi pembagian pensil diubah salah
satu anak ditambah satu pensil misalnya, penambahan tersebut harus mengambil dari pihak lain.

3. Independensi Alternatif yang Tidak Relevan


Sedangkan prinsip independence of irrelevant alternatives (IIA) menyatakan bahwa jika
alternatif pilihan sosial adalah antara pilihan x dan pilihan y, maka pilihan sosial tersebut
tergantung sepenuhnya pada preferensi pemilih atas x dan y. Artinya, keputusan sosial tidak
berubah seandainya ada alternatif pilihan ketiga “z”.

4. Domain Tidak Terbatas


Pemilihan harus memperhitungkan semua preferensi individu.
5. Tata Tertib Sosial
Setiap individu harus dapat mengatur pilihannya dengan cara apa pun dan menunjukkan
ikata aturan yang terikat dalam kehidupannya.
Demokrasi bergantung pada suara orang yang didengar saja. Misalnya, ketika
pemerintahan baru akan dibentuk, diadakan pemilihan, dan orang-orang menuju tempat
pemungutan suara untuk memberikan suara. Jutaan suara kemudian dihitung untuk menentukan
siapa kandidat paling populer dan yang dikenal oleh pemilih.
Teorema Arrow merupakan bagian dari teori pilihan sosial, sebuah teori ekonomi yang
mempertimbangkan apakah masyarakat dapat diatur dengan cara yang mencerminkan preferensi
individu yang diakui dan dipuji sebagai terobosan yang berpihak pada kesejahteraan ekonomi.

Teori – Teori Pemikiran Ekonomi Kenneth Arrow

1. Model Keseimbangan Umum

Model keseimbangan umum adalah model analisis keseimbangan harga dan output
pasar dengan pendekatan keterkaitan antar barang dan antar pasar dengan asumsi perfectly
competitive price system.

Asumsi perfectly competitive price system


Dalam model keseimbangan umum, yang dimaksud dengan perfectly competitive price system
adalah pasar dengan kondisi:
1. Terdapat pembeli dalam jumlah besar yang menjadikan tingkat harga sebagai faktor
eksogen dan dalam melakukan konsumsi para pembeli ini memaksimumkan tingkat
kepuasan. Pada saat yang sama para pembeli ini adalah pemilik faktor produksi dalam
perekonomian (tenaga kerja, modal)
2. Terdapat penjual dalam jumlah besar yang menjadikan tingkat harga sebagai faktor
eksogen dandalam melakukan produksi para penjual ini memaksimumkan profit.
3. Berlaku hukum Law of one price.
4. Baik konsumen dan produsen memiliki informasi simetri dan tidak ada ketidakpastian.

Permintaan Keseimbangan Umum


1. Dalam analisis keseimbangan umum, konsumen diasumsikan memiliki fungsi kepuasan
yang homogen.
2. Individu memilih tingkat konsumsi berdasarkan tingkat pendapatan dan harga barang-
barang. Tingkat pendapatan selanjutnya dihitung berdasarkan kepemilikan faktor produksi
(tenaga kerja, modal, dll).
3. Dalam konteks keseimbangan umum, yang akan menentukan besarnya alokasi adalah
agregasi dari fungsi kepuasan individu atau representative utility function. Pada sesi ini
akan dipergunakan contoh dua barang, dan untuk itu representative utility function.
Penawaran dalam Keseimbangan Umum
Dalam model keseimbangan umum, hal yang lebih kompleks untuk dimodelkan adalah sisi
penawaran.
1. Dalam model keseimbangan umum, produksi diasumsikan efisien dalam alokasi faktor.
Dalammodel ini dimisalkan modal (K) dan pekerja (L).
2. Kurva untuk menggambarkan alokasi faktor produksi yang efisien dikenal sebagai
productionpossibility frontier/PPF.
3. Perangkat analisis untuk menggambarkan konsep PPF dikenal sebagai Edgeworth Box
Diagram.

Secara singkat, ini adalah: Domain Tidak Terbatas yang mengatakan prosedur agregasi harus
dapat menangani preferensi individu sama sekali; Lemah Pareto , yang mengharuskan mereka
untuk menghormati preferensi individu dengan suara bulat; Non-Kediktatoran, yang
mengesampingkan prosedur yang dengannya preferensi sosial selalu setuju dengan preferensi
ketat seseorang; dan akhirnya Independence of Irrelevant Alternatives, yang mengatakan
perbandingan sosial di antara dua alternatif yang diberikan adalah bergantung pada preferensi
individu di antara hanya pasangan itu.

Teorema Arrow, yang dinyatakan, memberi tahu kita , kecuali dalam kasus yang paling
sederhana, tidak ada prosedur agregasi yang memenuhi semua persyaratan.

Tenor teorema Arrow sangat bertentangan dengan cita-cita politik Pencerahan. Ternyata
paradoks Condorcet memang bukan anomali terisolasi, kegagalan satu metode pemungutan suara
tertentu.

Sebaliknya, Arrow memanifestasikan masalah yang jauh lebih luas dengan gagasan
mengumpulkan banyak preferensi individu menjadi satu. Di muka itu, bagaimanapun, tidak
mungkin ada kehendak bersama dari semua orang tentang keputusan kolektif, yang
mengasimilasi selera dan nilai-nilai semua individu pria dan wanita yang membentuk masyarakat.

Teorema Arrow untuk menunjukkan demokrasi, dipahami sebagai pemerintahan atas


kehendak rakyat, adalah ilusi yang tidak jelas. Amartya Sen pernah menyatakan penyesalannya
teori pilihan sosial tidak berbagi dengan puisi tentang karakteristik komunikasi yang ramah
sebelum dipahami.

Teorema Arrow tidak terlalu sulit untuk dipahami dan banyak tentang hal itu mudah
dikomunikasikan, jika tidak dalam puisi, maka setidaknya dalam bahasa Inggris. Presentasi
informal hanya sejauh ini, dan di mana mereka berhenti kadang-kadang kesalahpahaman dimulai.
Eksposisi ini menggunakan bahasa teknis minimum demi kejelasan.

Masalah menemukan prosedur agregasi muncul, seperti yang dibingkai oleh Arrow,
sehubungan dengan beberapa alternatif yang diberikan di mana ada pilihan yang harus dibuat.
Sifat dari alternatif ini tergantung pada jenis masalah pilihan yang sedang dipelajari. Dalam teori
pemilihan, alternatifnya adalah orang-orang yang mungkin berdiri sebagai kandidat dalam
pemilihan.

Dalam ekonomi kesejahteraan mereka adalah keadaan masyarakat yang berbeda, seperti
distribusi pendapatan dan kebutuhan tenaga kerja. Alternatif secara konvensional disebut
menggunakan huruf kecil dari akhir alfabet sebagai \ (x, y, z, \ ldots \); himpunan semua alternatif
ini adalah \ (X \). Orang- orang yang selera dan nilainya akan menginformasikan pilihan
diasumsikan terbatas dalam jumlah, dan mereka disebutkan \ (1, \ ldots, n \).
Masalah Arrow muncul, kemudian, hanya setelah beberapa alternatif dan orang-orang telah
diperbaiki. Bagi mereka prosedur agregasi dicari.

Namun, yang terpenting, masalah ini muncul sebelum informasi yang relevan tentang
preferensi masyarakat di antara alternatif telah dikumpulkan, apakah itu dengan polling atau
metode lain untuk memperoleh atau menentukan preferensi.

Pertanyaan yang dijawab oleh teorema Arrow adalah, lebih tepatnya, ini: Prosedur apa yang
ada untuk sampai pada suatu tatanan sosial dari beberapa alternatif yang diberikan, berdasarkan
preferensi sebagian orang tertentu di antara mereka, tidak peduli apa preferensi ini ternyata;

Sementara itu, dalam praktiknya, kadang-kadang kita harus memilih prosedur untuk membuat
keputusan sosial tanpa mengetahui alternatif dan orang mana yang akan digunakan.

Dalam pemilihan berulang untuk beberapa jabatan publik, misalnya, ada daftar calon yang
berbeda setiap kali, dan populasi pemilih yang berbeda, dan kita harus menggunakan metode
pemungutan suara yang sama untuk menentukan pemenang, tidak peduli siapa kandidat dan
pemilihnya dan tidak peduli berapa banyak dari mereka yang ada.

Prosedur tersebut tidak tersedia secara langsung untuk studi dalam kerangka kerja Arrow,
dengan set tetapnya \ (X \) dari alternatif dan orang-orang \ (1, \ ldots, n \). Teorema Arrow masih
relevan bagi mereka.

Ini memberi tahu kita bahkan ketika alternatif dan orang-orang dipegang teguh, maka masih
tidak ada metode "baik" untuk menurunkan ketertiban sosial. Sekarang, jika tidak ada metode
yang baik untuk pemungutan suara sekalipun, dengan kandidat dan pemilih tertentu yang terlibat
pada kesempatan itu, maka juga tidak ada metode yang baik yang dapat digunakan berulang kali,
dengan kandidat dan pemilih yang berbeda setiap kali.

Arrow berasumsi tatanan sosial akan diperoleh, jika sama sekali, dari informasi tentang
preferensi orang. Informasi ini, dalam kerangka kerjanya , hanya bersifat ordinal .

Ini adalah jenis informasi yang terlibat dalam paradoks Condorcet dalam pemungutan suara,
di mana setiap orang menentukan peringkat dari yang lebih baik menjadi lebih buruk, tetapi tidak
ada yang lebih dari ini tentang seberapa kuat preferensi seseorang, atau tentang bagaimana
preferensi satu orang. bandingkan kekuatannya dengan kekuatan orang lain.

Dalam membatasi prosedur agregasi ke informasi ordinal, Arrow berpendapat : [Saya]


tampaknya tidak masuk akal untuk menambahkan kegunaan dari satu individu, besarnya psikis
dalam pikirannya, dengan kegunaan dari individu lain.

Maksudnya adalah bahkan jika orang memiliki preferensi yang lebih kuat dan lebih lemah,
dan bahkan jika kekuatan preferensi mereka dapat diukur dan dibuat tersedia sebagai dasar untuk
keputusan sosial, namun informasi ordinal adalah yang paling penting karena preferensi "secara
interpersonal tidak tertandingi".
Secara intuitif, apa artinya ini adalah tidak ada yang mengatakan betapa jauh lebih kuat
seseorang harus lebih memilih satu hal daripada yang lain untuk mengimbangi kenyataan
preferensi orang lain hanyalah sebaliknya.

Arrow tidak melihat alasan untuk memberikan prosedur agregasi dengan informasi tentang
kekuatan preferensi karena dia berpikir mereka tidak dapat menggunakan informasi tersebut
untuk penggunaan yang bermakna.

Anda mungkin juga menyukai