Anda di halaman 1dari 8

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Meskipun perkembangan IPTEK saat ini sangatlah mengesankan kita, pada dasarnya

pengaruh informasi yang dibawa terhadap kita adalah yang merupakan aspek terpentingnya.

Tetapi, informasi tidak pernah bebas-nilai. Informasi selalu mengandung bias-budaya, seberapa

kecil pun bias tersebut. Oleh karena itu, informasi yang harus di serap dan kembangkan adalah

seharusnya yang sesuai dengan jati-diri kita sebagai bangsa. Gagasan penting dalam

pengembangan IPTEK di negara mana pun adalah bagaimana negara yang bersangkutan harus

menerima, memproses, dan mengambil keputusan secara efektif berdasarkan informasi untuk

mencapai tujuan bersama yang didasari oleh moralitas.

Dalam kaitan ini, teknologi komunikasi, khususnya yang paling berpengaruh seperti video,

audio visual, dan lainnya dapat berfungsi mempercepat pembangunan nasional dengan

menyebarkan ilmu pengetahuan, teknologi yang relevan yang sesuai dengan nilai-nilai budaya

dan kebutuhan bangsa kita dan meningkatkan martabat kita sebagai bangsa. Namunsayangnya,

penelitian dan pengamatan menunjukkan bahwa televisi tidak banyak kita gunakan untuk tujuan

itu. Sebagai contoh, Televisi swasta kita yang lebih banyak menyiarkan acara-acara hedonistik

dan remeh-temeh seperti sinetron-sinetron alay dan tidak masuk akal seperti sinetron azab,

reality show, dan infotainment yang menyebarkan keburukan orang lain terkhususnya selebriti

dan para selebriti baru (orang-orang yang viral lalu di undang).


2

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan IPTEK?

2. Apa yang dimaksud dengan Budaya?

3. Apa definisi IPTEK dan Budaya menurut para ahli?

4. Bagaimana Perkembangan IPTEK di Indonesia?

C.Tujuan Penulisan

Dari rumusan masalah diatas maka tujuan penulisan yaitu:

1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan IPTEK

2. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan budaya

3. Untuk mengetahui definisi IPTEK dan budaya menurut para ahli

4. Untuk mengetahui bagaimana perkembangan IPTEK di Indonesia

BAB II

PEMBAHASAN

A. IPTEK dan Budaya

Kebudayaan memiliki banyak definisi, salah satu diantaranya bahwa kebudayaan

merupakan endapan dari kegiatan dan karya manusia. Kebudayaan terdiri dari berbagai unsur,
3

baik material maupun non material. Aspek-aspeknya meliputi nilai-nilai, kebiasaan atau perilaku

hingga teknologi dan peralatan yang penting untuk mempertahankan eksistensi manusia. Konsep

kebudayaan kini dipandang sebagai sesuatu yang cair atau dinamis, bukan sesuatu yang kaku dan

statis. Istilah kebudayaan tidak lagi hanya dimaknai sebagai kata benda, namun sebagai kata

kerja. Kebudayaan sebagai kata benda, berarti kebudayaan dilihat sebagai hasil, produk

kreativitas yang berciri sudah jadi, beku, dan kaku.

Sedangkan kebudayaan sebagai kata kerja berarti kebudayaan merupakan suatu proses yang

mengalami pertumbuhan dan perkembangan secara terus menerus, menjadi ekspresi dari

tindakan sadar manusia dalam mengelola ekosistem kehidupannya. Kebudayaan sebagai kata

kerja mengandung makna yang dinamis, aktif, dan kreatif. Manusia sebagai pemilik kebudayaan,

mempunyai beberapa pilihan untuk menerima, menolak, dan bahkan mengubah kebudayaan.

Kebudayaan juga menjadi kekuatan konstitutif yang berperan penting untuk melakukan

transformasi sosial. Lebih lanjut Clifford Geertz dalam Harrison & Huntington menguatkan

bahwa kebudayaan bermakna sebagai referensi bersama bagi anggota suatu kelompok sosial.

Manusia adalah makhluk yang dilingkupi oleh jaringjaring makna. Untuk mengungkap

kompleksitas jaringan tersebut Geertz menempuh suatu metode yang disebut sebagai thick

description atau anthropology interpretative. Tujuannya untuk menarik kesimpulan yang luas

dari hal-hal yang kecil, namun yang tersusun dari fakta-fakta yang padat. Dengan kata lain, thick

description (deskripsi mendalam) merupakan interpretasi yang dipahami bersama sebagai fokus

etnografi dalam peristiwa-peristiwa kecil dan pada waktu-waktu yang riil.

B. Masyarakat dan IPTEK


4

Penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan prasyarat (prerequisite) untuk meraih

kemakmuran (prosperity)dalam kancah pergaulan internasional.Karenaitu,fokus pembangunan

yang kini dianut oleh banyak negara adalah mengutamakan usaha untuk menempatkan kegiatan

penelitian, pengembangan dan rekayasa sebagai bagian integral dari pembangunan ekonomi,

sehingga sangat meniti kberatkan pada tersedia dan terserapnya inovasi yang secara nyata akan

meningkatkan produksi nasional. Hasil semua itu dijadikan modal untuk membangun

masyarakatuntuk membangunmasyarakat berbasis ilmu pengetahuan (knowledgebased society)

yang mampu memahami dan mendukung kegiatan dan kiprah ilmuwan selajutnya. Dengan

demikian, lambat laun terbentuklah peradaban berlandasan budaya iptek, yaitu masyarakat

modern yang kehidupan sehari-harinya mendasarkan segala sesuatu pada kemudahan dan solusi

yang disediakan oleh kemajuan iptek itu sendiri. Pengetahuan merupakan basis baru bagi

kesejahteraan suatu bangsa, yang bentuknya akan ditentukan oleh cara bangsa atau masyarakat

itu mampu mewujudkan pengetahuan sebagai landasan sistem perekonomian dan

perindustriannya.

C. Terbentuknya Pengetahuan

Pengetahuan akan mampu menciptakan berbagai terobosan mendasar di bidang teknologi yang

mampu menciptakan kondisi ketidak keseimbangan (diseqilibrium). Kondisi ini diperlukan untuk

menciptakan laju high returns dan high growth. Pengetahuan memungkinkan terbentuknya suatu

barang dengan cara yang baru atau juga barang yang berbeda. Secara keseluruhan keinginan

umat manusia di seluruh dunia untuk memacu pengetahuan tidak pernah padam. Arab dan China
5

merupakan pusat belajar dunia hampir 1000 tahun. Tetapi terjadi pembalikan mendadak. Di

paruh milenium II mendadak perkembangan pengetahuan berhenti baik Arab maupun China dan

keduanya mengalami masa retrogression, sedangkan di Eropa timbul renaissance. Sebab semua

pengetahuan Yunani dan Romawi kembali ke Eropa melalui para cendekiawan Arab.

Untuk menciptakan berbagai pengetahuan diperlukan berbagai kreativitas. Kreativitas

akan bersemi bila ada chaos. Tetapi, bila tidak ada keteraturan (order) sama sekali, tidak akan

mungkin untuk menciptakan kreativitas. Dalam system ketatanegaraan, kreativitas tidak akan

muncul bila harus menghadapi otoriter.

D. Perkembangan IPTEK dan Kehidupan Manusia

Perkembangan teknologi suatu negara merupakan indikator yang dapat digunakan untuk

mengukur tingkat kemajuannya. Bahkan dengan leadership dan koordinasi yang baik, iptek pun

diyakini merupakan bagian integral dan tak terpisahkan dengan permasalahan martabat bangsa.

Untuk itu, menjadi kewajiban kita semua untuk mempersiapkan Indonesia sebagai negara

berbasis iptek yang kuat dan memiliki penguasaan dan kemandirian sistem ipteknas.Bukan hanya
6

sekadar sebagai technology user, namun juga menjadi technology provider, dengan dukungan

kekayaan sumber daya alam (SDA) dan kekuatan sumber daya manusianya (SDM) serta

ketersediaan sistim pendanaan yang cukup dan baik, ipteknas diharapkan dapat menjadikan

Indonesia sebagai negara industri dalam arti luas yang meliputi sektor sosial-budaya-ekonomi.

Sehingga nantinya Indonesia akan menjadi negara kuat yang akan diperhitungkan dalam

percaturan ekonomi global, dan akan menempatkan bangsa kita sebagai mitra sejajar negara-

negara maju.

E. Hubungan IPTEK dan Kebudayaan Di Indonesia

Perubahan sosial budaya yang terjadi menunjukkan sifat yang tidak lagi linier dalam konteks

lokal, namun juga mengarah pada transformasi substantif dan eksponensial pada tataran global.

Kemajuan IPTEK ditandai oleh kemajuan pesat teknologi beserta penerapannya untuk

meningkatkan kesejahteraan manusia. Namun tidak dapat dipungkiri, IPTEK juga membawa

berbagai implikasi yang tidak semuanya positif. Selanjutnya dapat muncul resiko-resiko sebagai
7

dampak ikutan dari perkembangan IPTEK yang dapat dikatakan mengganggu dalam kehidupan

sosial masyarakat (risk society). Resiko dan sisi negative berupa persoalan-persoalan perlu

segera diantisipasi, sehingga IPTEK dapat berkembang untuk kemajuan dan kesejahteraan

masyarakat.

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
8

Dari uraian-uraian yang telah kami tuliskan, beberapa kesimpulan dari uraian tersebut yang

dapat di ambil, yaitu:

1. Sebagian pembangunan di Indonesia hingga saat ini belum sepenuhnya didukung oleh potensi

yang unggul baik pendidikan, termasuk sumber daya manusianya.

2. Indonesia belum sepenuhnya memanfaatkan iptek serta mengembangkan penelitian secara

optimal.

3. Pentingnya Indonesia membangun iptek terutama Masyarakat dan Ekonomi Berbasis

Penggetahuan, Penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi yang merupakan prasyarat

(prerequisite) untuk meraih kemakmuran (prosperity) dalam kancah pergaulan internasional.

4. Upaya-upaya yang dilakukan adalah dengan masyarakat berbasis pengetahuan yaitu penataan

masyarakat, kewiraswastaan, pembentukan pengetahuan, keterampilan dan pengelolaan sumber

daya alam dan lingkungan hidup.

Makalah ini mengangkat masalah utama tentang reposisi peran manusia dalam pengembangan

IPTEK. Sebagai bagian dari kebudayaan, IPTEK sudah semestinya dapat mendukung eksistensi

manusia. Namun kenyataannya tidak selalu demikian, sehingga gagasan utama tentang

pengembangan IPTEK berbasis budaya dengan manusia sebagai

pusatnya (human centered) menjadi fokus penting. Dengan demikian, IPTEK tidak semakin

menjauhkan manusia dari harkat kemanusiaannya, namun justru dapat meningkatkan kemuliaan

hidupnya.

Anda mungkin juga menyukai