BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Subphylum : Vertebrata
Class : Mamalia
Ordo : Rodentia
Family : Muridae
Genus : Ratus
Spesies : Rattus novergicus
(a) (b)
Terdapat tiga galur tikus yang biasa digunakan sebagai hewan percobaan
dalam penelitian yaitu galur Sprague-Dawley yang memiliki kepala kecil, berwarna
albino putih, dan ekornya lebih panjang dari badannya. Galur Wistar memiliki
kepala besar dan ekor yang lebih pendek. Galur Long evans yang lebih kecil dari
tikus putih dan tidak memiliki warna hitam di kepala dan tubuh bagian depan
(Malole & Pramono, 1989).
Tikus (Rattus novergicus) albino atau tikus putih merupakan hewan yang
sering digunakan sebagai model penelitian biomedia. Karena dapat mewakili sistem
biologi mamalia, maka hewan ini tepat untuk dijadikan sebagai hewan coba dalam
kajian praklinik (Fitria & Saro, 2014). Penentuan umur reproduktif pada tikus
menurut Sengupta (2013) yakni dengan cara mempelajari fase-fase kehidupan dan
perilakunya. Beberapa fase tersebut antara lain : rentang hidup antara 2-3,5 tahun,
mulai disapih saat umur 3 minggu (21 hari), fase kematangan seksual atau pubertas
mulai umur 6 minggu (40-60 hari), fase pradewasa saat umur 63-70 hari, fase
kematangan sosial 5-6 bulan (160-180 hari ) dan fase penuaan saat umur 15-24
bulan.
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Zingiberales
Famili : Musaceae
Genus : Musa
Daun pisang letaknya tersebar, pada bagian bawah daun berlilin. Daun
diperkuat oleh tangkai daun yang panjangnya antara 30-40 cm. bunga tanaman
pisang berkelamin satu, berumah satu dalam tandan. Daun penumpu bunga berjejal
rapat dan tersusun secara spiral. Daun pelindung bunga berwarna merah tua, berlilin
dan mudah rontok.
Pisang raja memiliki buah yang tangkai buahnya terdiri atas 6 sisir yang
masing-masing terdiri dari 15 buah. Berat satu buah pisang sekitar 92 gram dengan
panjang 12-18 cm dan diameter 3,2 cm., bentuk buahnya melengkung dengan
bagian pangkal bulat. Warna daging kuning kemerahan tanpa biji dan rasanya
manis.
Gambar 2.3 Kandungan Metabolit Sekunder Ekstrak Kulit Pisang Raja (Pane, 2013)
Tabel 2.2 Menurut Pane (2013) Perbandingan Kandungan Antioksidan Varietas Pisang
2.3 Rokok
2.1 Pengertian Rokok
Rokok merupakan hasil olahan tembakau dibungkus termasuk cerutu ataupun
bentuk lainnya yang dihasilkan dari tanaman Nicotiana tabacum, Nicotiana rustica.
Berdasarkan peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2003,
rokok merupakan salah satu zat adiktif yang bila digunakan dapat menyebabkan
bahaya individu maupun masyarakat.
Asap rokok yang dihisap melalui mulut disebut mainstream smoke, sedangkan
asap rokok yang dihembuskan ke udara oleh perokok disebut sidestream smoke
yang menyebabkan seseorang menjadi perokok pasif ( Sitepoe, 2000). Asap rokok
yang dihirup terdiri dari 2 komponen yaitu, komponen gas dan komponen partikel.
Komponen gas sangat berpotensi menjadi radikal bebas, yakni karbon monoksida,
karbon dioksida, oksida dari nitrogen dan senyawa dari hidrokarbon. Sedangkan
komponen partikel terdiri dari tar, nikotin, benzopiren, fenol dan kadium (Zavos et
a;,. 1998).
Adapun kandungan lain dari rokok yakni :
1. Nikotin
Nikotin berbentuk cairan, tidak berwarna, dan merupakan basa yang mudah
menguap. Nikotin akan berubah warna menjadi coklat dan berbau mirip tembakau
setelah bersentuhan dengan udara, kadarnya dalam tembakau antara 1-2%.
Kandungan nikotin dalam rokok berkisar <1-3mg. Nikotin dimetabolisme di hati,
13
paru-paru dan ginjal. Menurut Sitepoe (2000) satu-satunya sumber nikotin adalah
tembakau.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Iis (2013) pemberian nikotin ke
hewan uji selama 1-2 minggu mengakibatkan penurunan jumlah sel-sel
spermatogenik. Menurut Boughton (2003) nikotin didistribusikan ke otak dan
menyebar ke seluruh tubuh dalam waktu 20 detik.
2. Tar
Tar merupakan nikotin bebas yang kering, berwana coklat, berbau tidak sedap
dan berupa partikel yang termasuk selama pemanasan tembakau pada rokok
(Flawles & Bates, 2000). Setiap partikel tar merupakan komposisi dari bahan kimia
organic dan anorgani. Sumber tar adalah tembakau, cengkeh, pembalut rokok dan
bahan organik lain yang dibakar.
3. Karbon monoksida
Karbon monoksida merupakan gas tidak berwarna, tidak berbau dan
diproduksi oleh proses pembakaran yang tidak sempurna dari bahan-bahan yang
mengandung karbon (Flowles & bates, 2000). Gas karbon monoksida bersifat
toksik karena mengganggu ikatan antara oksigen dengan hemoglobin (Sitepoe,
2000). Karbon monoksida memiliki daya ikat yang kuat terhadap sel darah merah
dibandingkan oksigen dalam sel darah dan membentuk cardboxy hemoglobin
(CoHB) akibatnya tubuh kekurangan oksigen.
4. Timbal
Merupakan logam beracun berwarna abu-abu. Pb banyak ditemui pada gas
buangan kendaraan bermotor serta asap rokok (Fine, Muhammad & Budi, 2011).
Efek toksik Pb terhadap sistem reproduksi dapat dilihat dari beberapa hasil
penelitian. Mencit yang diberikan Pb secara gavae menunjukan adanya gangguan
pada spermatogenesis, menyebabkan abnormalitas spermatozoa, serta terjadi
kerusakan mitokondria pada sel sertoli.
5. Kadmium
Senyawa yang terutama digunakan dalam industri logam dan cairan perak.
Hasil pemanasan mengandung kadmium diatas titik 321 0 dapat mengeluarkan uap
kadmium yang bersifat toksik (Lafuente et al,. 2013) penelitian kadmium terhadap
14
epitel tubulus seminiferus menunjukan adanya nekrosis sel dan perusakan sawar
darah testis (Yang et al,. 2006).
c) Terminasi
Tahap ujung dari reaksi berantai radikal bebas dimana terjadi penurunan
jumlah radikal bebas. Umumnya penurunan ini diakibatkan adanya
penggabungan dua radikal bebas untuk membentuk senyawa yang stabil.
16
2.5 Antioksidan
2.5.1. Pengertian Antioksidan
Antioksidan merupakan senyawa yang dapat menghambat reaksi oksidasi,
dengan cara mengikat radikal bebas dengan molekul yang sangat reaktif.
Antioksidan bekerja dengan cara mendonorkan satu elektronnya kepada senyawa
yang bersifat oksidan sehingga aktifitas senyawa oksidan tersebut dapat terhambat
( Wanarsi, 2007).
Serangan radikal bebas terhadap molekul di sekelilingnya dapat
mengakibatkan terjadinya reaksi berantai, yang kemudian menghasilkan senyawa
radikal baru, oleh karena itu tubuh memerlukan substansi penting, yakni
antioksidan yang dapat melindungi tubuh dari serangan radikal bebas dengan
merendam dampak negatif senyawa radikal bebas ( Karyadi 1997). Antioksidan
dapat mendonorkan elektronnya kepada molekul radikal bebas, sehinnga dapat
menstabilkan radikal bebas dan menghentikan reaksi berantai.
2.6 Testis
2.6.1. Anatomi Testis
Testis merupakan organ genetalia pria yang berjumlah dua yang masing-
masing terletak di skrotum kanan dan kiri. Bentuknya ovoid pada orang dewasa
ukurannya adalah 4x3 x 2,5 cm, dengan volume 15-25 ml. testis terdapat didalam
sebuah kantong yaitu kavum skroti oleh jaringan skrotum yang terdiri dari :kulit,
tunika dartos, fascia spermatica, externa, otot cremaster, dan fascia spermatica
interna. Permukaan testis bagian anterior medial dan lateral dilapisi oleh jaringan
skrotum,tunika vaginalis lamia parietalis, lamina visceralis, sedangkan posteriornya
dilapisi oleh sebagian serosa (Gray, 2008).
2. Sel leydig
Inti selnya mengandung butir-butir kromatin kasar dan anak inti yang jelas.
Celah diantara tubulus seminiferus dalam testis.
3. Sel Spermatogonium
2.7 Spermatogenesis
per sel. Pembelahan meiosis pertama, setiap spermatosit primer membelah mejadi
dua sel yang disebut spermatosit sekunder. Pembelahan meiosis yang kedua,
masing- masing spermatosit sekunder akan membelah menghasilkan dua spermatid
(Junquiera et al,. 2002).
c. Spermiogenesis
Fase spermiogenesis merupakan tahap akhir pembentukan spermatozoa.
Terjadi perkembangan spermatid yang rumit, yaitu meliputi fase golgi, fase
akrosomal dan fase maturasi. Fase golgi terjadi dengan terbentuknya butiran
proakrosom dalam alat golgo spermatid. Butiran ini nantinya akan bersatu
membentuk satu bentukan dengan akrosom disebut granula akrosom. Granula
akrosom ini melekat ke salah sat sisi inti yang akan menjadi bagian depan
spermatozoa. Fase akrosomal terjadi dengan terbentuknya akrosom dari vesikel dan
granula akrosom yang menyebar untuk menutupi belahan anterior dari inti yang
memadat. Fase pematangan terjadi ketika sitoplasma residu dibuang dan
difagositosis oleh sel sertoli dan spermatozoa dilepaskan kedalam lumen tubulus.
Spermatogenesis disebut juga tahap transformasi spermatid menjadi spermatozoa
(Janquiera et al,. 2002).
Mata pelajaran Biologi merupakan mata pelajaran wajib SMA kelas XI. Pada
materi pokok sistem reproduksi KD 4.12 dengan indikator pencapaian kompetensi
(IPK) 4.12.1 menyajikan hasil analisis tentang dampak pergaulan bebas, penyakit
dan kelaianan pada struktur dan fungsi organ yang menyebabkan gangguan sistem
reproduksi manusia serta teknologi sistem reproduksi sesuai dengan indikator yang
digunakan yakni 4.12.1 pada sub materi gangguan pada sistem reproduksi tidak
menjelaskan secara spesifik gambaran bagian dalam organ testis maupun sel-sel
akibat yang terjadi bila sel-sel dalam organ testis mengalami ganguan atau
penurunan jumlah sel. Berdasarkan pertimbangan tersebut maka hasil penelitian ini
dapat dijadikan sumber belajar yang mendukung proses pembelajaran mata
pelajaran Biologi kelas XI/2 dengan materi sistem reproduksi.
25
Melengkapi
Tar Karbon Nikotin kekurangan
Monoksida atom radikal
bebas
Flavonoid
2.10 Hipotesis
Terdapat pengaruh pemberian ekstrak kulit pisang raja ( Musa paradisiaca
sapientum) terhadap berat testis tikus putih (Rattus novergicus) yang dipapar asap
rokok.