1 MORFOLOGI
Tanaman krokot termasuk dalam tanaman terna dengan batang berbetuk bulat,
berwarna coklat kemerahan hingga ungu. Daun tanaman krokot merupakan daun tebal
berdaging dengan permukaan atas berwarna hijau dan permukaan bawah daun berwarna
sedikit kemerahan.
2.3 MANFAAT
Salah satu tumbuhan yang mengandung antioksidan alami adalah krokot (Portulaca
oleracea L). Di antara jenis gulma, krokot (Portulaca oleracea L) mempunyai konsentrasi asam
lemak omega-3 tertinggi. Menurut Kardinan (2007) di dalam Rahmatika (2014), tanaman
krokot (Portulaca oleracea L.) berkhasiat sebagai penurun panas, menghilangkan rasa sakit,
peluruh air seni, anti toksi, penenang, menurunkan gula darah, anti skorbut (bibir retak akibat
kekurangan vitamin C), menguatkan jantung, menghilangkan bengkak, melancarkan darah,
dan sebagai antioksidan pencegah pertumbuhan sel kanker di tubuh. Selain itu daun tanaman
krokot juga dapat dibuat tepung sebagai bahan dasar pembuatan pangan.
Secara tradisional, tanaman krokot digunakan sebagai obat alternatif untuk mengobati
penyakit kulit (borok, bisul, radang kulit dan kudis) (Dalimartha, 2009) dan diare yang
diakibatkan bakteri E. Coli (Suwito, 2010).
Daftar pustaka
Dalimartha, S. 2009. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia Jilid 6. Jakarta: Pustaka Bunda.
Maulida, F. 2010. Efek Ekstrak Daun Krokot (Portulaca oleracea L.) terhadap Kadar Alanin
Transaminase (Alt) Tikus Putih (Rattus Norvegicus) yang Diberi Minyak Goreng Deep
Frying. Universitas Sebelas Maret. Surakarta.
Rahmatika, P. 2014. Ekstraksi dan Uji Stabilitas Antioksidan Krokot (Portulaca oleracea L.)
sebagai Penangkap Radikal Bebas. Universitas Muhammadiyah Malang. Malang.
Suryati, E., Tenriulo, A. 2013. Pemanfaatan Tanaman Krokot Portulaca oleracea L.) untuk
Menginduksi Molting pada Induk Udang Windu (Penaeus monodon. Fab) di Hatchery.
Konferensi Akuakultur Indonesia. Halaman 207-2013.
Suwito, W. 2010. Bakteri Yang Sering Mencemari Susu: Deteksi, Patogenesis, Epidemiologi,
Dan Cara Pengendaliannya. Jurnal Litbang Pertanian. 29 (3).