Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH

PRODUKSI TANAMAN UMBI-UMBIAN (MKB 5308)

TANAMAN KIMPUL (BAGIAN 1)

Disusun oleh:
KELOMPOK IV KELAS VA

RUBI FIRDAUS SUHERLAN (1441175001060)


REDI RAMADHAN (1710631090010)
DITA DWI CLARASATI (1710631090011)
CHANDRA ADITYA PURNAMA (1710631090027)
EMILDA RAMANDHANI (1710631090058)
FUJI SYAHIDAH FAUZIAH (1710631090063)
INDIRA OKTAVIANI SHABILA (1710631090071)
MALIK TSAQAFI (1710631090087)
MARIAH NOVIASARI (1710631090088)
VIDIA ARI GUSTANTI (1710631090139)
YUKI KARUNA PRATIWI (1710631090146)

Dosen Pengampu : Dr. Elia Azizah, SP., MP

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG
2019
1. Pendahuluan
Indonesia merupakan negara beriklim tropis yang memiliki potensi di sektor
pertanian yang cukup besar. Berbagai komoditas pertanian memiliki kelayakan yang
cukup baik untuk dikembangkan di Indonesia, salah satunya umbi-umbian. Kimpul
merupakan jenis umbi-umbian yang memiliki potensi besar sebagai sumber bahan
pangan. Kimpul termasuk famili Areacea dan merupakan tumbuhan menahun yang
mempunyai umbi batang maupun batang palsu yang sebenarnya adalah tangkai daun.
Kimpul (Xanthosoma sagittifolium Schott) merupakan tanaman sumber
karbohidrat dari suku talas-talasan. Kimpul ini dikenal dengan nama “enthik” dalam
Bahasa Jawa. Dalam sekali panen, hasilnya dapat mencapai 20 kg/rumpun. Kimpul ini
biasa disebut talas Belitung atau tannia, malanga, yautia, blue taro dalam bahasa
Inggris. Di Indonesia kimpul memiliki nama yang berbeda-beda, dibeberapa daerah
antara lain : Taleus hideung, kimpul bodas, kimpul bejo (Sunda), bentul, kimpul linjik
(Jawa), tales campa (Madura).
Produksi umbi kimpul di Indonesia sangat melimpah. Provinsi-provinsi penghasil
umbi kimpul yang terbesar pada tahun 2011 yaitu, Lampung mencapai 9.193.676 ton
dengan luas area penanaman sebesar 368.096 ha, Sumatera Selatan 159.346 ton dengan
luas area penanaman sebesar 9.792 ha, Sumatera Utara 1.091.711 ton dengan luas area
penanaman sebesar 37.929 ha dan Jawa Tengah sebesar 867.596 ton dengan luas area
penanaman sebesar 62.414 ha (Badan Pusat Statistik, 2012). Daerah sentra budidaya
kimpul di provinsi Lampung yaitu Lampung Barat dengan luas area tanam pada tahun
2010 sebesar 307 ha dan produksi sebesar 309 ton (Ermayuli et al., 2011).

2. Sejarah Kimpul
Tanaman kimpul merupakan tanaman asli daerah tropika benua Amerika. Sejak
tahun 1864 telah dibudidayakan di Amerika Tengah dan Selatan serta Kepulauan
Karibia, dimana spesies ini diyakini telah dijinakkan dari alam liar (Bermejo & León,
1994). Orang-orang Spanyol dan Portugis membawa tanaman kimpul ke Afrika, Asia
dan pulau-pulau di lautan Pasifik (Purseglove, 1972). Sekarang ini tanaman kimpul
terdapat hampir di seluruh wilayah di Indonesia (Nur, 1956).
3. Klasifikasi Tanaman Kimpul
Adapun klasifikasi dari tanaman kimpul adalah sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledoneae
Bangs : Arales
Suku : Araceae
Marga : Xanthosoma
Jenis : Xanthosoma spp.

4. Morfologi Tanaman Kimpul


Morfologi tanaman kimpul terdiri atas akar, daun, umbi, bunga, dan buah yang
diuraikan sebagai berikut :
a. Akar
Akar yang berkembang dari bawah umbi kimpul adalah akar serabut dan agak
dangkal.
b. Daun
Sebagai famili Aracea, kimpul merupakan tanaman tahunan dan mempunyai umbi
batang dan umbi palsu yang sebenarnya adalah tangkai daun. Daun kimpul berbentuk
hati dengan ujung pelepah tertancap pada pangkal helai daun. Variasi lebar daun
berkisar antara 12-44 cm, panjang daun antara 20-63 cm, panjang tangkai daun
berpelepah antara 15-72 cm, dan panjang total tangkai daun antara 30-117 cm.
c. Umbi
Kimpul dapat menghasilkan umbi berdaging yang membesar sebagai tempat
penimbunan pati. Umbi induk merupakan bagian berdaging yang membesar dari
pangkal batang yang mampat. Umbi anakan merupakan tunas aksiler yang membesar
dari batang atau umbi induk. Umbi induk biasanya bulat atau silindris, dengan berat
mencapai 450 gram.
Besar umbi induk dapat mencapai panjang 30 cm dan lebar 15 cm. Umbi induk
biasanya kurang layak santap sehingga umumnya digunakan sebagai pakan ternak,
sedangkan yang umum dikonsusi manusia adalah umbi anakannya. Warna daging umbi
induk dan anakan bervariasi tergantung kultivarnya. Umumnya berwarna putih,
beberapa berwarna krem, kuning dan kadang-kadang berwarna pink.
d. Bunga dan Buah
Bunga kimpul merupakan suatu tongkol yang dikelilingi oleh seludang bunga.
Bunga betina terletak pada bagian pangkal. Seludang bunga sebagai selubung bunga,
mempunyai bentuk dan warna bervariasi antara lain berwarna putih, kuning, orange,
merah sampai ungu, maroon atau hijau. Buahnya merupakan buah berry, tetapi buah
dan biji pada kimpul jarang sekali muncul.

5. Karakteristik Kimpul
Bentuk umbi kimpul silinder hingga agak bulat, terdapat internode atau ruas
dengan beberapa bakal tunas. Jumlah umbi anak dapat mencapai 10 buah atau lebih,
dengan panjang sekitar 12–25 cm dan diameter 12–25 cm. Umbi yang dihasilkan
biasanya mempunyai berat 300–1.000 gram.
Struktur umbi kimpul terdiri dari kulit, korteks dan
pembuluh floem dan xylem. Kulit umbi mempunyai tebal sekitar 0,01–0.1 cm serta
korteksnya setebal 0,1 cm. Pada pembuluh floem dan xylem terdapat pembuluh-
pembuluh pati. Sedangkan kandungan kimia kimpul per 100 gram berat bahan
adalah seperti berikut :

Tabel 1 Kandungan Kimia Kimpul Per 100 g Berat Bahan

No. Kandungan Gizi Berat

1. Energi 145 Kal


2. Protein 1,2 g
3. Lemak 0,4 g
4. Hidrat arang : total serat 34,2 g : 1,5 g
5. Abu 1,0 mg
6. Kalsium 26 mg
7. Fosfor 54 mg
8. Ferrum 1,4 mg
9. Karotin total 0
10. Vitamin B1 0,10 mg
11. Vitamin C 2 mg
12. Air 63,1 g
13. Berat yang dapat dimakan 85%
Sumber : pinus lingga (1995)

Selain mengandung nutrisi-nutrisi yang diperlukan tubuh, kimpul juga


mengandung senyawa pembatas yang dapat merugikan kesehatan, yaitu:
 Kristal kalsium oksalat yang menyebabkan rasa gatal. Kalsium oksalat dari talas
ini dapat dihilangkan dengan perebusan atau pengukusan.
 Saponin, memiliki rasa pahit, menyebabkan pemecahan butir darah (hemolisis),
dapat dihilangkan dengan perendaman atau perebusan.

6. Varietas Unggul Kimpul


Menurut Slamet Soesono (1966) ada 4 jenis kimpul yang terkenal diusahakan
orang yaitu :
a. Kimpul hitam
Tangkai daun ungu, daunnya bagian atas berwarna hijau tua, umbi berwarna
cokelat dengan ujung merah. Rasanya agak getar jika kurang matang pada saat
merebusnya.
b. Kimpul hijau
Batang dan daunnya berwarna hijau tua, agak getar juga sama seperti kimpul
hitam.
c. Kimpul belitung
Daunnya berwarna hijau muda sering disebut kimpul belang, tangkai daun yang
hijau mempunyai garis ungu. Umbinya berwarna cokelat dan lebih besar dari kimpul
hitam dan hijau.
d. Kimpul putih
Daunnya berwarna hijau muda sampai hampir kuning keputih-putihan, batang
umbi besar yaitu 15 cm, warna umbi hitam kecokelatan dan sedikit berambut, tesktur
padat, rasanya lebih enak dari varietas lain.

7. Syarat Tumbuh Kimpul


Menurut Kasno et all. Tanaman kimpul dapat tumbuh di berbagai jenis tanah
dengan berbagai kondisi lahan, baik lahan sawah maupun lahan kering. Namun, tanah
yang memiliki kandungan humus dan air yang cukup dengan ph 5,5−6,5 sangat cocok
untuk konservasi tanaman kimpul. Tanaman kimpul tumbuh optimal pada lokasi dengan
ketinggian antara 250−1.100 m dari permukaan laut. Kimpul dapat ditanam di berbagai
kondisi curah hujan, namun pertumbuhan tanaman akan lebih baik bila ditanam di
daerah yang hampir selalu dalam keadaan lembab dengan curah hujan rata-rata 1.000
mm per tahun dengan rentang 1500−2000 mm, sebaran merata sepanjang tahun. Suhu
optimal untuk pertumbuhan tanaman kimpul adalah 20 °C.
Hal yang penting untuk diperhatikan dalam konservasi kimpul adalah tanaman
yangl tidak toleran terhadap kekeringan, tetapi toleran naungan. Kimpul tumbuh baik
pada tempat terbuka yang mendapat penyinaran matahari secara penuh selama
pertumbuhannya. Oleh karena itu, konservasi di lahan sawah di tempat terbuka
merupakan cara yang baik.
DAFTAR PUSTAKA

Boakye, Abena, (dkk). 2018. Utilizing Cocoyam (Xanthosoma Sagittifolium) For Food
And Nutrition Security: A Review. Journal Food Science and Nutrition. 6(4):
703-713.
Kasno, Astanto, Trustinah, dan M. Yusuf. 2013. Karakterisasi dan Konservasi Plasma
Nutfah Kimpul. Balai Penelitian Tanaman Kacang-Kacangan dan Umbi-
Umbian: Malang.
Nugroho, Joko, (dkk). 2012. Pengeringan Umbi Kimpul (Xanthosoma Sagittifolium
Schott) Sawut dengan Pneumatic Dryer. Prosiding Seminar Nasional Perteta.
Nurmiyati. 2009. Karakterisasi Kimpul (Xanthosoma Spp) Berdasarkan Karakter
Morfologi dan Analisis Isozim. Tesis. Program Pasca Sarjana, Universitas
Sebelas Maret Surakarta.
Pinus Lingga, (dkk). 1995. Bertanam Ubi-Ubian. Jakarta:Penebar Swadaya

Anda mungkin juga menyukai