OLEH
ELISA EKA PUTRI ANI
1705025041
ii
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Singkong
1. Singkong
Singkong (Manihot esculenta Crantz) merupakan komoditi tanaman
jenis umbian yang berasal dari Negara Brazil dan Mesiko. Pada abad ke-
16 menyebar ke Afrika Barat, Afrika Timur, Srilangka, hingga ke Negara
Tropis pada abad ke-19. Negara Indonesia merupakan Negara penghasil
ubi kayu (singkong) terbesar setelah Brazil, semenjak itu singkong
merupakan salah satu makanan pokok di Negara Asia Tenggara (Wati,
2015). Di Indonesia tanaman singkong mulai di budidayakan pada abad
ke-17 pada tahun 1852, namun umbi singkong mulai terkenal di wilayah
pulau Jawa pada tahun 1952 (Pulungan et al., 2013). Tanaman umbi
singkong paling banyak tumbuh di daratan rendah dengan ke tinggian
150-1500 meter di permukaan laut pada temperatur 250C – 270C dan
tanaman umbi singkong dapat tumbuh dengan baik dalam iklim musim
hujan (Septiriyani, 2017).
Genus : Manihot
Species : Manihot Esculenta Crantz sin. Manihot Utilisima
P
3. Varietas Singkong
Berdasarkan data Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
Tahun 2019 macam-macam varietas umbi singkong berbagai
keunggulannya sebagai berikut:
a. Adira 1
Singkong varietas adira 1 memiliki tinggi batang sekitar 1-2
meter, karakteristik daunnya yaitu berbentuk menjari agak
lonjong, pucuk daunnya coklat, dan memiliki warna tangkai daun
bagian atas berwarna merah, bagian bawah berwarna merah muda,
batang muda warna hijau muda, sedangkan batang tua berwarna
coklat kuning. Kulit umbi bagian luar berwarna coklat, sedangkan
bagian dalam kulit umbi berwarna kuning. Warna daging varietas
ini berwarna kuning, kadar tepung sekitar 45%, memiliki kadar
protein sekitar 0,5%, kadar HCN sekitar 27,5 mg, dan memiliki
rasa enak. Singkong varietas adira 1 dapat dipanen pada umur 7-
10 bulan dan biasanya singkong varietas adira 1 dengan cara
direbus.
b. Adira 2
Singkong varietas adira 2 dapat dipanen pada umur 8-12
bulan, memiliki tinggi batang sekitar 2-3 meter, karakteristik
daunnya yaitu berbentuk menjari agak lonjong dan lebar, pucuk
daunnya ungu, dan memiliki warna tangkai daun bagian atas
berwarna merah muda, bagian bawah berwarna hijau muda,
batang muda warna hijau muda, sedangkan batang tua berwarna
putih coklat. Kulit umbi bagian luar berwarna putih coklat,
sedangkan bagian dalam kulit umbi berwarna ungu muda. Warna
daging varietas ini berwarna putih, kadar tepung sekitar 45%,
3
memiliki kadar protein sekitar 0,5%, kadar HCN sekitar 27,5 mg,
dan memiliki rasa agak pahit.
c. Adira 4
Singkong varietas adira 4 dapat dipanen pada umur 10 bulan,
memiliki tinggi batang sekitar 1,5-2,0 meter, karakteristik daunnya
yaitu berbentuk biasa agak lonjong, pucuk daunnya hijau, dan
memiliki warna tangkai daun bagian atas berwarna merah
kehijauan, bagian bawah berwarna hijau muda, batang muda
warna hijau, sedangkan batang tua berwarna abu-abu. Kulit umbi
bagian luar berwarna coklat, sedangkan bagian dalam kulit umbi
berwarna ros. Warna daging varietas ini berwarna putih, kadar
tepung sekitar 18-22%, memiliki kadar protein sekitar 0,8-22%,
kadar HCN sekitar ±68 mg/100 g, dan memiliki rasa agak pahit.
d. Malang 2
Singkong varietas malang 2 dapat dipanen pada umur 8-10
bulan, memiliki tinggi batang sekitar 1,5-3,0 meter, karakteristik
daunnya yaitu berbentuk menjari dengan cuping sempit, pucuk
daunnya hijau kekuningan, dan memiliki warna tangkai daun
bagian atas berwarna hijau kekuningan, bagian bawah berwarna
hijau, batang muda warna hijau muda, sedangkan batang tua
berwarna coklat kemerahan. Kulit umbi bagian luar berwarna
coklat kemerahan, sedangkan bagian dalam kulit umbi berwarna
putih kecoklatan. Warna daging varietas ini berwarna kuning
muda, kadar tepung sekitar 32-36%, memiliki kadar protein
sekitar 0,5%, kadar HCN sekitar <40 mg/kg, dan memiliki rasa
manis.
e. Malang 6
Singkong varietas malang 6 dapat dipanen pada umur 9
bulan, memiliki tinggi batang sekitar <2 meter, karakteristik
daunnya yaitu berbentuk menjari dengan lamina gemuk, warna
4
4. Kandungan Gizi
Singkong merupakan bahan makanan sumber karbohidrat dan energi
yang cukup tinggi. Kandungan yang terdapat pada singkong menduduki
posisi peringkat ke-3 setelah padi dan jagung (Wati, 2015). Oleh karena
itu singkong dapat di jadikan sebagai penganti beras dan dapat di jadikan
berbagai macam tepung seperti tepung tapioka, gaplek, maupun tepung
5
3. Kulit Semangka
Semangka memiliki kulit buah atau disebut albedo yang memiliki
karakteristik kulit tebal, warna kulitnya bermacam-macam seperti hijau
tua, kuning agak putih, atau hijau mudah bergaris putih, daging yang
renyah, bentuk bijinya pipih memanjang yang berwarna hitam, putih,
kuning, cokelat kemerahan, bahkan ada yang tidak memiliki biji (Apriogi
Ade Sandra, 2012). Berikut gambar kulit semangka dapat di lihat pada
Gambar 2.2.
Endokarp
Mesokarp (albedo)
Selai dari kulit semangka merupakan salah satu produk bahan makanan
yang memanfaatkan limbah sehingga meningkatkan nilai gizi dan memiliki
nilai jual (Widodo & Yusni, 2018). Pada penelitian (Rahayu, Arinta., 2019)
mengatakan bahwa bagian albedo kulit semangka dapat digunakan sebagai
produk pangan yang digemari oleh masyarakat yaitu di jadikan selai kulit
semangka dengan penambahan sari buah sirsak yang bertujuan untuk
memperbaiki warna dari selai kulit semangka (Rahayu, Arinta., 2019). Pada
penelitian (Siregar, Sonya., 2015) sari kulit semangka dengan sari markisa
dan jumlah sukrosa di jadikan sebagai hard candy dengan perbandingan sari
kulit semangka : sari markisa ( 100% : 0%, 75% : 25%, 50% : 50%, 25% :
75%, 0% : 100%) dan jumlah sukrosa (450 g, 350 g, 250 g), melaporkan
bahwa penambahan tomat pada selai kulit semangka berpengaruh signifikan
terhadap nilai PH yaitu 3,793 – 3,908, vitamin C yaitu 12,093 mg per 100 g,
kadar air yaitu sekitar 23,167%-29,222%, dan antioksidan yaitu sekitar
3,279%-6,013% DPPH per mg.
Adapun syarat dan kriteria mutu selai buah, berikut syarat mutu selai buah
dapat dilihat pada Tabel 2.4 dan Tabel 2.5.
E. Odading
1. Sejarah
Kue bantal atau sering disebut odading hampir sama dengan donat
merupakan kue kecil yang memiliki bentuk khas, rasa manis dan tekstur
empuk. Nama odading diambil dari kisah seorang anak kecil belanda
meminta sang ibunya untuk membelikan jajanan yang dijual warga sekitar,
tanpa tahu apa apa nama jajan tersebut sang anak hanya menunjuk-nunjuk
jajan tersebut. Kemudian sang ibu dan anaknya medekati sih warga
penjual kue tersebut, ternyata terdapat kue goreng yang ditutupi oleh daun
pisang. Lantas sang ibu berkata menggunakan bahasa belanda yaitu “ O,
dat ding” yang artinya “O, benda itu”, sejak saat itu nama kue goreng
tersebut dinamakan odading.
Tabel 2.6 Nilai Gizi Tepung Terigu Protein Tinggi per 100 g
Komponen Tepung Terigu
Energi (kkal) 360
Karbohidrat (g) 74
Protein (g) 12
Lemak (g) 1
*Sumber: Informasi Nilai Gizi Tepung Terigu “Bogasari Cakra Kembar”
b. Margarine
Margarine merupakan produk makanan yang terbuat dari bahan
dasar minyak tumbuh-tumbuhan (nabati) yang di Hydrogenasi (atom
hydrogen yang ditambahkan ke minyak) yang berbentuk emulsi water
in oil (w/o) baik semi padat maupun cair (Ramadhana & Kusnadi,
2016). Penambahan margarine pada pembuatan roti atau kue berfungsi
sebagai penambahan nilai gizi, rasa lezat dan gurih pada roti atau kue,
bahan pengempuk, pewangi, dan melembabkan adonan (Suhardjito,
2006).
Selain bagus sebagai bahan pembuatan kue, margarin merupakan
salah satu energi yang baik dan memiliki kandungan kaya vitamin A, D,
E, K, serta kandungan kalorinya lebih sedikit daripada mentega. Berikut
kandungan gizi margarine dalam 100 g tercantum dalam Tabel 2.7.
c. Telur ayam
Telur merupakan bahan pangan sumber protein hewani yang mudah
diperoleh, harga murah, dan tinggi kandungan gizi lainnya. Selain
16
d. Susu cair
Susu cair terbuat dari campuran air, lemak, dan protein yang
berfungsi sebagai hidrasi, perubahan warna serta rasa pada adonan
(Cauvain dan Young, 2006). Susu dan produk turunan memiliki
beberapa fungsi pada produk patiseri yaitu untuk meningkatkan rasa,
karakteristik tekstur, warna pada permukaan pada produk (Matz,1972).
Berikut kandungan gizi susu cair tiap 100 g dapat dilihat pada Tabel
2.9.
e. Air
Air yang baik memiliki ciri-ciri tidak berbau, jernih, dan tidak berasa
dengan kandungan mineral yang tepat. Air dalam pembuatan roti
maupun donat berfungsi sebagai melarutkan semua bahan-bahan
lainnya seperti garam, gula, dan susu (Munawwarah, 2017). Selain itu
fungsi air dalam produk patiseri yaitu sebagai pembentuk gluten,
pengatur suhu adonan, pengatur tingkat kekerasan atau kelunakan
adonan.
f. Gula kastor
Gula pasir merupakan bahan makanan sebagai pemanis berbentuk
butiran halus yang diperoleh dari tebu, memiliki derajat kemanisan
100%, dan digunakan untuk segala jenis bakery karena mudah larut di
dalam adonan (Iriyanti, 2012). Peran gula dalam produk patiseri dapat
membantu dalam menjaga kualitas produk, memperpanjang umur
simpan, mematangkan, dan mengempukkan susunan sel protein pada
tepung terigu. Namun, apabila gula terlalu banyak akan menjadikan
hasil produk kurang baik (Wandasari, Annisa., 2020). Berikut
kandungan gizi gula pasir tiap 100 g dapat dilihat pada Tabel 2.10.
g. Ragi (yeast)
18
F. Kalsium
1. Definisi
Kalsium merupakan makronutrien paling penting dan banyak di dalam
tubuh, sekitar 1,5-2% atau sekitar 1 kg kalsium terdapat di dalam tubuh
manusia. Sebagian besar 99% kalsium terdapat pada tulang, gigi dalam
bentuk ion kalsium bebas dalam darah dan hidroksipatit, dan sisanya
terdapat dalam darah dan jaringan lunak tubuh lainnya (Almatsier, 2016).
2. Fungsi
Kalsium sebagai makronutrien yang berfungsi sebagai pembentukan
dan perawatan tulang dan gigi, mengatur kontraksi pada otot deyut
jantung, berperan dalam proses pembekuan darah, dan sebagai katalis
reaksi biologis. (Rachmiaty, 2009).
Kalsium pada tubuh manusia juga memiliki fungsi untuk mengaktifkan
saraf, melancarkan peredaran darah, melenturkan otot, menormalkan
tekanan darah, menyeimbangkan keasaman darah, menjaga keseimbangan
cairan, mencegah osteoporosis, mencegah penyakit jantung, menurunkan
resiko kanker ususm mengatasi kram, sakit pinggang, mencegah
pendarahan di akar gigi, dan mengatasu penyakit kencing manis
(Septyandari, 2016).
3. Sumber Kalsium
Bahan makanan sumber kalsium yang berasal dari hewani seperti
sarden, ikan yang dimakan dengan tulang, ikan kering, sedangkan kalsium
yang berasal dari nabati seperti serealia, biji-bijian, umbi-umbian, sayuran
19
G. Uji Organoleptik
1. Pengertian uji organoleptik
Uji organoleptik sering disebut juga uji indera atau uji sensorik yang
memiliki peranan penting dalam pengembangan dan penentuan nilai mutu
pada suatu produk seperti mengamati dan mengevaluasi tekstur, warna,
bentuk, aroma, rasa, penyimpanan pada suatu produk pangan seperti
makanan, minuman, maupun obat sebagai data yang diperlukan dalam
promosi produk (Ayustaningwarno, 2014). Dalam penilaian uji
organoleptik terdapat lima tahapan, yaitu pertama panelis menerima
produk, kedua panelis mengenali produk, ketiga panelis diminta
mengadakan klarifikasi sifat-sifat produk, keempat panelis diminta
mengingat kembali produk yang diamati, dan kelima menguraikan
kembali sifat inderawi produk (Sarastani, 2010). Selain itu, di dalam uji
organoleptik terdapat syarat-syarat yang harus dilakukan yaitu adanya
contoh sampel produk, adanya panelis, dan penilaian responden bersifat
netral atau jujur (Tazhkira & Annafi, 2020).
21
2. Jenis metode
Jenis metode yang digunakan dalam uji organoleptik adalah uji
penerimaan, yaitu tidak ada pembanding atau contoh baku yang mesti
diingat terlebih dahulu oleh panelis. Uji penerima terdiri dari uji hedonik
(uji kesukaan) dan uji mutu hedonik (Putri et al., 2019).
nasi tersebut, empuk atau keras pada daging tersebut (Sarastani, 2010).
Dalam analisis datanya, pada skala mutu hedonik sama seperti uji
hedonik yaitu diubah dalam bentuk skala angka menurut tingkat
kesukaannya dan selanjutnya dapat dianalisis statistik untuk
implementasinya (Putri et al., 2019).
H. Klaim Gizi
Klaim merupakan uraian untuk menyatakan secara langsung maupun
tidak langsung terhadap karakteristik pada suatu pangan yang meliputi asal
usul, kandungan zat gizi, sifat produksi, pengolahaan, komposisi, dan mutu
pada suatu produk yang diuji. Sedangkan klaim gizi merupakan uraian untuk
menyatakan, menunjukkan, atau menyiratkan bahwa pada suatu makanan
atau produk memiliki karakteristik nilai gizi tertentu seperti energi protein,
lemak, karbohidrat, serta kandungan vitamin dan mineral lainnya (BPOM,
2016). Pada penelitian pembuatan odading bersubstitusi tepung singkong
dengan penambahan selai kulit semangka sebagai alternatif camilan sehat
yaitu mempunyai klaim sumber kalsium, klaim sumber kalsium dapat dilihat
pada Tabel 2.13.
Acuan Label Gizi atau yang sering disingkat ALG adalah acuan untuk
pencantuman keterangan terhadap kandungan gizi pada label produk pangan.
Pencantuman ALG sumber kalsium dan kalium untuk umum adalah 330
mg/100 g produk (BPOM, 2016). Acuan Label Gizi kalsium dan kalium pada
umumnya dapat dilihat pada Tabel 2.14.
Angka Kecukupan Gizi atau yang sering disingkat AKG adalah angka
kecukupan gizi rata-rata orang Indonesia yang sesuai dengan kelompok umur,
AKG digunakan untuk pencantuman keterangan kandungan gizi pada suatu
produk pangan yang dihasilkan (KEMENKES, 2013).
DAFTAR PUSTAKA
Jakarta Selatan.
Rahayu, A. (2019). Mutu Organoleptik Selai Kulit Semangka(Citrullus Lanatus)
Yang Ditambahkan Sari Buah Sirsak (Annona Muricata Linn) Karya [Karya
Tulis Ilmiah]. In Program Studi D3 Gizi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Perintis Padang.
Rayner, Tintin. (2020). Simple & Moist Cake. Ciganjur Jagakarsa: PT. Kawan
Pustaka.
Salim, Emil. (2011). Mengolah Singkong Menjadi Tepung Mocaf Bisnis Produksi
Alternatif Pengganti Terigu. Yogyakarta: Lyli Publisher.
Sarastani. (2010). Sifat-Sifat Organoleptik dalam Pengujian Bahan Pangan.
Bandung: UGM.
Sari, S.I. (2019). Daya Terima Donat Dengan Penambahan Jumlah Tepung Biji
Alpukat Yang Berbeda. Skripsi. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
Politeknik Kesehatan Medan Jurusan Gizi Program Studi Diploma Iii Gizi.
Https://Www.Bps.Go.Id/Dynamictable/2018/05/18/1337/Persentase-
Panjang-Jalan-Tol-Yang-Beroperasi-Menurut-Operatornya-2014.Html.
Septyandari. (2016). Peningkatan Kadar Kalsium (Ca) pada Kelepon dengan
Subsitusi Bayam Merah (Alternanthera amoena Voss.var."Mira"). Skripsi.
Fakultas Sains dan Teknologi. Universitas Islam Negeri Walisongo:
Semarang.
Siregar, Sonya. (2015). Pengaruh Perbandingan Sari Kulit Semangka Dengan Sari
Markisa dan Jumlah Sukrosa Terhadap Mutu Hard Candy. Skripsi. Fakultas
Pertanian. Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan. Universitas Sumatera
Utara: Medan.
Sofiah, B. D., dan Achyar, T. S. (2014). Penilaian Indera. Skripsi. Fakultas
Teknologi Industri Pertanian. Teknologi Industri Pangan. Universitas
Padjadjaran: Bandung.
Tabel Komposisi Pangan Indonesia. (2018). Komposisi Makanan Per 100 Gram.
Kementerian Kesehatan RI.
Tazhkira & Annafi. (2020). Subtitusi Tepung Kulit Pisang Raja (Musa sp)
Terhadap Zat Gizi (Protein, Lemak, Karbohidrat, Serat) Dan Daya Terima
Cookies. Skripsi. Fakultas Kesehatan. Ilmu Gizi. Universitas
27
Muhammadiyah Gresik.
Vera, A., & Akbar, M. (2018). Pembuatan Tepung Mocaf (Modified Cassava
Flour) Dengan Berbagai Varietas Ubi Kayu Dan Lama Fermentasi. 7(1),
40–48.
Wandasari, Annisa. (2020). Pemanfaatan Tepung Cangkang Telur Ayam Ras Dan
Tepung Daun Kelor Dalam Pembuatan Éclaire Tinggi Kalsium. Skripsi.
Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan. Gizi. Universitas Muhammadiyah Prof Dr.
Hamka: Jakarta.
Wahyuni, S., Rais, M., & Fadilah, R. (2018). Fortifikasi Tepung Kulit Melinjo
Sebagai Pewarna Alami Pada Pembuatan Kerupuk Singkong. Jurnal
Pendidikan Teknologi Pertanian, 3(2), 212.
https://doi.org/10.26858/jptp.v3i2.5710.
Wardhani, R. P., Ningsih, R. R., Ramadhona, R., Astuti, H. P., & Fitriyani, N.
(2013). Teh Biji Semangka (Citrullus Lanatus) Sebagai Obat Herbal
Alternatif Jantung Dan Anti Kanker. Jurnal Kesehatan Kusuma Husada,
Vol. 4 No. 2, Juli 2013.
Wati, R. P. (2015). Eksperimen Pembuatan Chiffon Cake Dari Bahan Dasar
Tepung Singkong Dengan Substitusi Tepung Kacang Hijau. Skripsi. Fakultas
Teknik. Pendidikan Kesejahteraan Keluarga. Universitas Negeri Semarang:
Semarang.
Widodo, S., & Yusni. (2018). Pembuatan Selai Dari Kulit Semangka. Prosiding
Seminar Nasional Sinergitas Multidisiplin Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi
(SMIPT), 1(April), 309–316.
https://jurnal.yapri.ac.id/index.php/semnassmipt/article/download/36/36/.
Widanti, Y. A., & Mustofa, A. (2015). Karakteristik Organoleptik Brownies
Dengan Campuran Tepung Mocaf Dan Tepung Ketan Hitam Dengan Variasi
Lama Pemanggangan. Jurnal Teknologi Pangan, XXVII(2), 272–280.
Yuliani, P. (2017). Pengaruh Lama Fermentasi Pupuk Cair Bayam, Sawi, Kulit
Pisang Dan Kulit Semangka Terhadap Kandungan Fosfor Dan Kalium Total
Dengan Penambahan Bioaktivator EM4. Skripsi. Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan. Universitas Sanata Dharma: Yogyakarta.
28