Anda di halaman 1dari 16

BLOK OBAT TRADISIONAL I

IDENTIFIKASI ALKALOID DAN FLAVONOID DAUN “Myristica fragrans Houtt.”

LAPORAN PRAKTIKUM

Oleh:

Amila Dzaky Rahma 200703110114

PROGRAM STUDI FARMASI


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
APRIL 2021
DAFTAR ISI

BAB I...............................................................................................................................................1
Pendahuluan.................................................................................................................................1
A. Latar Belakang..................................................................................................................1
B. Tujuan Praktikum..............................................................................................................1
BAB II.............................................................................................................................................2
Tinjauan Pustaka..........................................................................................................................2
A. Tinjauan Tumbuhan..........................................................................................................2
B. Tinjauan Kandungan.........................................................................................................3
C. Tinjauan Aktivitas Farmakologi.......................................................................................5
D. Tinjauan Alkaloid.............................................................................................................5
E. Tinjauan Flavonoid...........................................................................................................6
BAB III............................................................................................................................................7
Metode Kerja................................................................................................................................7
A. Alat....................................................................................................................................7
B. Bahan................................................................................................................................7
C. Prosedur Kerja...................................................................................................................7
BAB IV............................................................................................................................................9
Hasil dan Pembahasan.................................................................................................................9
A. Hasil..................................................................................................................................9
B. Pembahasan.......................................................................................................................9
BAB V...........................................................................................................................................13
Kesimpulan dan Saran...............................................................................................................13
A. Kesimpulan.....................................................................................................................13
B. Saran................................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................................
BAB I
Pendahuluan
A. Latar Belakang

Indonesia dianugerahi berbagai macam tanaman yang dapat dimanfaatkan sebagai obat –
obatan. Tanaman obat saat ini mendapat perhatian khusus dari peneliti untuk menemukan
senyawa aktif dari tanaman obat tersebut yang dapat memberikan efek fisiologis tertentu.
Metabolit sekunder adalah senyawa aktif yang dibentuk oleh tanaman yang diantaranya
alkaloid, flavonoid, steroid, terpenoid, kumarin, dan tanin (Nurmilasari et al., 2017).
Tumbuhan pala yang memiliki nama latin yakni Myristica fragrans Houtt. dikenal
sebagai tumbuhan yang dimanfaatkan sebagai obat tradisional serta bumbu rempah –
rempah. Ekstrak biji etanol dari buah pala menunjukkan aktivitas antikanker (Prakash &
Gupta, 2013) yang menujukkan bahwa bioaktivitas kandungan metabolit sekundernya
telah diteliti dan berkhasiat untuk menjadi obat tradisional. Namun, bioaktivitas bagian
lain dari tumbuhan Myristica fragrans Houtt. seperti batang (lignum; cortex), akar
(radix), dan daun (folium) belum diteliti secara maksimal karena masih terfokus pada
buahnya (fructus) saja. Uji fitokimia pada beberapa penelitian menjelaskan bahwa
ekstrak methanol daun pala mengandung senyawa alkaloid, flavonoid, terpenoid, dan
tanin. Maka dari itu, peneliti tertarik untuk mengamati metabolit sekunder khususnya
senyawa alkaloid dan flavonoid daun tumbuhan Myristica fragrans Houtt. yang akan
dibahas pada laporan praktikum kali ini.

B. Tujuan Praktikum

1. Dapat mengidentifikasi kandungan alkaloid daun tumbuhan Myristica fragrans Houtt.


2. Dapat mengidentifikasi kandungan flavonoid daun tumbuhan Myristica fragrans
Houtt.

1
BAB II
Tinjauan Pustaka
A. Tinjauan Tumbuhan

Sumber: google.com
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Magnoliales
Famili : Mysticaceae
Genus : Myristica
Jenis : Myristica fragrans Houtt.

Pohon, bertajuk rimbun, tinggi sampai 18 m, kulit kayu kasar, warna cokelat
kehitaman, cabang- cabang mendatar. Daun bila diremas berbau keras seperti bijinya,
bentuk bundar telur, elip lonjong, ujung lancip sampai runcing, permukaan atas
berwarna hijau gelap, mengkilat, terdapat bintik- bitnik halus, bila masih muda
berbulu pendek dan jarang, kemudian menjadi gundul, Panjang 5 cm sampai 15 cm,
lebar 3 cm sampai 7 cm. Perbungaan berupa malai, keluar di ketiak daun, biasanya
berbentuk payung, warna kuning terang, bila masih muda berbulu halus dan
kemudian gundul; bunga jantan dan bunga betina terpisah; bunga betina terdiri atas 1
sampai 2 bunga, Panjang 9 mm sampai 10 mm, Panjang ibu gagang bunga 12,5 mm
sampai 17,5 mm, sedangkan Panjang gagang bunga 10 mm sampai 15 mm; bunga
jantan bisa terdiri atas 20 bunga, Panjang 7 mm sampai 9 mm, Panjang ibu gagang

2
bunga 2,5 mm sampai 2,5 cm dan Panjang gagang bunga 7,5 mm sampai 1,5 cm.
buah licin, berwarna kekuningan, agak bulat, Panjang 3 cm sampai 6 cm, lebar 3 cm
sampai 5,5 cm. biji cokelat, coklat kehitaman, bulat lonjong, dalamnya berongga,
kulit ari berwarna putih kekuningan, kemudia berubah menjadi merah tua, mengkilat,
berbau wangi yang keras (DepKes, 1995).

B. Tinjauan Kandungan
1) Kandungan Gizi Buah Pala

Kandungan Gizi Pala/ 100 gram Jumlah Gizi


Energi 525 Kcal
Karbohidrat 49,29 g
Protein 5,84 g
Lemak total 36,31 g
Kolesterol 0 mg
Diet Serat 20,8 g
Folat 76 µg
Niacin 1,299 mg
Pyridoxine 0,160 mg
Riboflavin 0,057 mg
Tiamin 0,346 mg
Vit. A 102 IU
Vit. C 3 mg
Sodium 16 mg
Potassium 350 mg
Calcium 184 mg
Copper 1.027 mg
Iron 3,04 mg
Magnesium 183 mg
Manganese 2.900 mg
Phosporus 213 mg
Zink 215 mg
β- Caroten 16 µg
β- Cryptoxanthin 90 µg
(Sumber Data : Jurnal Scientia Agriculturae)

2) Komposisi Kimia Buah Pala


Komposisi kimia pada tanaman buah pala yaitu antara lain, flavonoid 1,37%,
oxalate 22,14 mg, saponin 49,32% alkaloid 8,42% dan phytate 16,00%
(Okukpe et al., 2012).

3
3) Kandungan Biji Pala
Mengandung minyak atsiri tidak kurang dari 3% v/b. Lalu monofen (kemfen),
sinen,, diterpene, pinen, linalool, borneol, terpineol, eugenol, miristen,
isoeugenol, minyak lemak (DepKes, 1995).
4) Kandungan Daun Pala
Minyak daun pala mengandung 20 jenis komponen senyawa dengan
komposisi utama yaitu β-pinen 22,69 %, α-pinen 14,06% dan α-tujen 13,93%
(Nurmilasari et al., 2017). Uji fitokimia pada beberapa penelitian menjelaskan
bahwa ekstrak methanol daun pala mengandung senyawa alkaloid, flavonoid,
terpenoid, dan tanin.

C. Tinjauan Aktivitas Farmakologi


Daun pala mengandung senyawa kimia yang bermanfaat sebagai antioksidan.
Antioksidan merupakan senyawa kimia yang dapat menghambat kerusakan oksidatif
makromolekul biologis akibat oksidasi berbagai macam radikal bebas atau Reactive
Oksigen Species (ROS), yang memiliki peran utama sebagai penangkap dan penstabil
radikal bebas (Prakash & Gupta, 2013).

D. Tinjauan Alkaloid
Alkaloid didefinisikan sebagai metabolit sekunder yang mengandung atom nitrogen
sekunder, tersier, dan kuartener di dalam molekulnya (Hashimoto & Yamada, 1994).
Alkaloid dapat ditemukan pada beberapa bagian tumbuhan seperti bunga, biji, daun,
ranting, akar, dan kulit batang serta biasanya ada dalam kadar yang kecil (Ningrum et
al., 2016).

Contoh Struktur Senyawa Kimia


Alkaloid

4
Alkaloid pada dasarnya merupakan senyawa yang bersifat basa dengan keberadaan
atom nitrogen dalam strukturnya, Asam amino berperan sebagai senyawa pembangun
dalam biosintesis alkaloid. Kebanyakan alkaloid mengandung satu inti kerangka
piridin, quinolin, dan isoquinolin atau tropan dan bertanggungjawab terhadap efek
fisiologis pada manusia dan hewan. Rantai samping alkaloid dibentuk atau
merupakan turunan dari terpena atau asetat. Alkaloid memiliki sifat basa dan
bertindak sebagai senyawa basa dalam suatu reaksi.

Klasifikasi Alkaloid berdasarkan pada kerangka karbonnya meliputi


a. Alkaloid sebenarnya
Alkaloid jenis ini memiliki kerangka cincin heterosiklik yang mengandung
atom nitrogen. Biosintesis alkaloid jenis ini berasal dari asam amino-asam
amino.
b. Protoalkaloid
Alkaloid jenis ini tidak memiliki cincin heterosiklik yang mengandung
atom nitrogen dan merupakan turunan dari asam amino.
c. Pseudoalkaloid
Alkaloid jenis ini mengandung cincin heterosiklik yang mengandung
atom nitrogen, namun bukan merupakan turunan dari asam amino.
Sedangkan secara umum, Alkaloid dibedakan menjadi dua, yakni:
a. Alkaloid heterosiklik
b. Alkaloid non-heterosiklik

E. Tinjauan Flavonoid
Flavonoid merupakan kelompok senyawa fenolik terbesar di alam. Banyaknya
senyawa flavonoid ini karena banyaknya jenis tingkat hidroksilasi, alkoksilasi dan
glikosilasi pada strukturnya. Flavonoid mempunyai kerangka dasar karbon yang
terdiri dari 15 atom karbon yang membentuk susunan C6-C3-C6.

5
Berdasarkan strukturnya, Flavonoid dikelompokkan menjadi:

a. Kalkon
b. Flavon
c. Flavonol
Struktur Kimia Flavonoid
d. Flavanon
e. Antosianin
f. Isoflavon

BAB III
Metode Kerja
A. Alat
1. Blender
2. Rotatory evaporator
3. Labu distilasi
4. Gelas bekker
5. Gelas ukur
6. Kertas saring
7. Cawan porselen
8. Oven

B. Bahan
1. 3 kg serbuk daun Myristica fragrans Houtt.
2. Methanol
3. Petroleum eter
4. Etil asetat
5. HCl 5N
6. Kloroform
7. NaOH 25%
8. Reagen Dragendorf, Mayer, dan Wagner (Uji Alkaloid)
9. HCl dan Serbuk Mg (Uji Flavonoid)

6
C. Prosedur Kerja
 Ekstraksi Daun Pala
1. Preparasi sampel: masing-masing sampel dikeringanginkan dan selanjutnya
dihaluskan menggunakan blender sampai berupa serbuk.
2. Lalu 3 kg serbuk dimaserasi dengan metanol selama 24 jam. Maserasi residu
diulang sampai diperoleh filtrat jernih.
3. Setelah itu disaring dan diperoleh filtrat serta residu.
4. Filtrat metanol di uapkan dengan rotatory evaporator sehingga didapatkan
ekstrak metanol.
5. Ekstrak metanol dipartisi dengan petroleum eter lalu dipisahkan lapisan
methanol dan lapisan petroleum eter.
6. Lapisan methanol diuapkan sehingga diperoleh ekstrak methanol pekat.
Ekstrak metanol yang diperoleh dipartisi dengan n-heksana kemudian
dipisahkan lapisan metanol dan lapisan n-heksana.
7. Lapisan metanol diuapkan dan diperoleh ekstrak metanol. Ekstrak metanol
kemudian diekstraksi dengan etil asetat sehingga diperoleh lapisan yang larut
dan lapisan yang tidak larut.
8. Lapisan yang tidak larut selanjutnya diuapkan kemudian ditambahkan HCl 5N
dan dipartisi dengan kloroform.
9. Setelah itu dipisahkan lapisan asam dan lapisan kloroform. Lapisan asam
ditambah NaOH 25% dan dipartisi kembali dengan kloroform kedua.
10. Lapisan kloroform kedua diuapkan hingga diperoleh ekstrak kloroform,
Sebagian diuji aktivitas antioksidan dan sebagian lagi untuk isolasi.

 Uji Alkaloid
 Uji fitokimia senyawa alkaloid, dilakukan dengan menggunakan tiga pereaksi
yaitu Dragendorf, Mayer dan Wagner.
 Alkaloid bereaksi dengan Dragendorf menunjukkan hasil positif jika terbentuk
endapan merah,
 Mayer akan menghasilkan endapan putih
 Wagner akan menghasilkan endapan coklat.

7
 Uji Flavonoid
 Senyawa flavonoid dapat diuji dengan cara residu di esktraksi dengan etanol
kemudian ditambahkan HCl dan serbuk Mg sehingga menghasilkan warna
merah muda atau ungu yang menunjukkan adanya flavonoid.

BAB IV
Hasil dan Pembahasan
A. Hasil
 Hasil Ekstraksi Daun Pala (M. fragrans)

Sampel Berat kering (g) Berat Rendemen (%)


Ekstraksi methanol 521,15 7,54
Daun Pala
Keterangan: *dihitung terhadap 521,15 g simplisia kering daun tanaman pala

 Hasil Uji Fitokimia Daun Pala (M. fragrans)

Jenis Metabolit Sekunder Sampel Segar Daun Ekstrak Metanol Daun


Alkaloid Dragendorf - -
Wagner + +
Meyer + +
Flavonoid + +
Keterangan: (+) menunjukkan hasil positif dan (-) menunjukkan hasil negative

B. Pembahasan
Ekstraksi daun pala diawali menggunakan preparasi sampel yaitu masing-masing
sampel dikeringanginkan dan selanjutnya dihaluskan memakai blender sampai
berupa serbuk. Pada proses maserasi untuk pemilihan pelarut didasarkan pada prinsip
“Like Disolve Like”. Penggunaan berbagai jenis pelarut dengan perbedaan tingkat

8
kepolarannya dilakukan untuk memperoleh ekstrak dengan hasil optimal dari senyawa
yang belum diketahui jenisnya yaitu senyawa polar, semi polar dan non polar. Ekstraksi
senyawa metabolit sekunder daun pala dilakukan secara bertingkat.
Proses maserasi sampel daun pala dilakukan dengan perendaman selama 24 jam
menggunakan pelarut metanol. Perendaman residu dilakukan sampai diperoleh filtrat
jernih. Filtrat metanol dipekatkan dengan penguapan menggunakan rotary evaporator
sehingga diperoleh ekstrak metanol. Ekstrak methanol pekat yang diperoleh dipartisi
dengan petroleum eter untuk menghilangkan zat klorofil dan lemak. Lapisan metanol
yang telah dipisahkan dengan lapisan petroleum eter dipartisi dengan n-heksana sehingga
diperoleh ekstrak n-heksana. Lapisan metanol yang sudah diuapkan, diekstraksi dengan
etil asetat sehingga diperoleh bagian yang tidak larut dan bagian yang larut dengan etil
asetat.
Bagian yang tidak larut ditambahkan HCl 5 N untuk membuat alkaloid netral
menjadi garam alkaloid. Lapisan asam dipartisi lanjut dengan kloroform untuk menarik
komponen senyawa yang non alkaloid. Lapisan asam dan lapisan kloroform dipisahkan
sehingga diperoleh lapisan asam yang positif alkaloid. Senyawa alkaloid pada lapisan
asam dinetralkan dengan NaOH 25% dan dipartisi kembali dengan kloroform sehingga
diperoleh fraksi kloroform, dilanjutkan dengan pemekatan menggunakan rotary
evaporator hingga diperoleh ekstrak kloroform. Ekstrak kloroform sebagian diuji
aktivitas antioksidan dan sebagian lagi untuk isolasi.

9
Pada uji meyer, dihasilkan endapan berwarna putih yang menandakan adanya kandungan
Senyawa Flavonoid pada ekstraksi methanol daun dan sampel segar. Adanya senyawa
alkaloid ditandai dengan terbentuknya endapan putih dengan penambahan reagen Mayer.
Diperkirakan endapan tersebut adalah kompleks kalium-alkaloid. Pada uji alkaloid
dengan pereaksi Mayer, diperkirakan nitrogen pada alkaloid akan bereaksi dengan ion
logam K+ dari kalium tetraiodomerkurat (II) membentuk kompleks kalium-alkaloid yang
mengendap.

Kalium iodide menyumbangkan gugus K+ ke struktur asam amino sehingga terjadi


endapan alkaloid dan menghasilkan reaksi peruraian KI yaitu I3- yang berwarna coklat
sehingga terbentuk endapan coklat kemerahan pada uji Wagner (Marliana et al., 2005).

Pada uji Dragendorff daun pala tidak menunjukkan endapan berwarna merah sehingga
tidak dapat dideteksi kandungan senyawa Alkaloid melalui uji Dragendorff.

10
Flavonoid adalah senyawa yang mempunyai inti α-benzopyron. Oksigen pada gugus
karbonilnya akan terprotonisasi ketika direaksikan dengan HCl. Hasil reaksinya adalah
garam flavilium yang berwarna merah tua (Marlindaa, 2010). Hasil uji ekstrak ini
menunjukkan warna merah ungu yang berarti terbentuknya garam flavinium.(flavon).

11
BAB V
Kesimpulan dan Saran
A. Kesimpulan
 Pada uji meyer, dihasilkan endapan berwarna putih yang menandakan adanya
kandungan Senyawa Alkaloid pada ekstraksi methanol daun dan sampel segar.
 Pada uji wagner, dihasilkan endapan berwarna cokelat kemerahan yang
menandakan adanya kandungan Senyawa Alkaloid pada ekstraksi methanol daun
dan sampel segar.
 Pada uji Dragendorff daun pala tidak menunjukkan endapan berwarna merah
sehingga tidak dapat dideteksi kandungan senyawa Alkaloid melalui uji
Dragendorff.
 Pada uji flavonoid, menunjukkan warna merah ungu yang berarti terbentuknya
garam flavinium.(flavon), yang menandakan adanya kandungan Senyawa
Flavonoid pada ekstraksi methanol daun dan sampel segar.

B. Saran
 Untuk menghindari kontaminasi dari luar ruangan laboratorium, pakailah jas
laboratorium dan handscoon
 Sebelum melakukan pengujian menggunakan berbagai bahan kimia, penting
untuk membaca Lembar Data Keselamatan Bahan (MSDS) terlebih dahulu untuk
meminimalisir risiko terjadinya kecelakaan prakikum dalam laboratorium.
 Taati prosedur dalam menggunakan alat laboratorium
 Setelah kegiatan praktikum, peralatan dibersihkan dan dirapikan sesuai dengan
kondisi semula
 Pastikan sampah dan limbah praktikum dibuang pada media yang tepat.

12
13
DAFTAR PUSTAKA

DepKes, R. I. (1995). Materia Medika Indonesia. Edisi VI. Jakarta: DEPKES RI.

Hashimoto, T., & Yamada, Y. (1994). Alkaloid Biogenesis: Molecular Aspects. Annual Review
of Plant Physiology and Plant Molecular Biology, 45(1), 257–285.
https://doi.org/10.1146/annurev.pp.45.060194.001353

Marliana, S. D., Suryanti, V., & Suyono. (2005). Skrining Fitokimia dan Analisis Kromatografi
Lapis Tipis Komponen Kimia Buah Labu Siam ( Sechium edule Jacq . Swartz .) dalam
Ekstrak Etanol. Biofarmasi, 3(1), 26–31.

Ningrum, R., Purwanti, E., & Sukarsono. (2016). Identifikasi Senyawa Alkaloid dari Batang
Karamunting ( Rhodomyrtus tomentosa ) Sebagai Bahan Ajar Biologi Retno Ningrum et
al ., Identifikasi Senyawa Alkaloid Indonesia merupakan Negara dengan kekayaan alam
yang melimpah . Hampir segala jenis tumbuhan da. Jurnal Pendidikan Biologi Indonesia,
2(3), 231–236. https://media.neliti.com/media/publications/118168-ID-none.pdf
%0Ahttp://eprints.umm.ac.id/20887/

Nurmilasari, N., Ginting, B., & Helwati, H. (2017). ISOLATION OF ANTIOXIDANT


COMPOUNDS OF METHANOL EXTRACT OF NUTMEG LEAVES (Myristica fragrans
Houtt). Jurnal Natural, 17(1), 49. https://doi.org/10.24815/jn.v17i1.6998

Okukpe, K. M., Adeloye, A. A., Belewu, M. A., Alli, O. I., Adeyina, O. A., & Annongu, A. A.
(2012). Investigation of phytohormonal potential of some selected tropical plants. Research
Journal of Medicinal Plant, 6(6), 425–432.

Prakash, E., & Gupta, D. K. (2013). Cytotoxic Activity of Ethanolic Extract of Myristica
Fragrans (Houtt) Against Seven Human Cancer Cell Lines. Universal Journal of Food and
Nutrition Science, 1(1), 1–3. https://doi.org/10.13189/ujfns.2013.010101

Anda mungkin juga menyukai