LAPORAN PRAKTIKUM
Oleh:
BAB I...............................................................................................................................................1
Pendahuluan.................................................................................................................................1
A. Latar Belakang..................................................................................................................1
B. Tujuan Praktikum..............................................................................................................1
BAB II.............................................................................................................................................2
Tinjauan Pustaka..........................................................................................................................2
A. Tinjauan Tumbuhan..........................................................................................................2
B. Tinjauan Kandungan.........................................................................................................3
C. Tinjauan Aktivitas Farmakologi.......................................................................................5
D. Tinjauan Alkaloid.............................................................................................................5
E. Tinjauan Flavonoid...........................................................................................................6
BAB III............................................................................................................................................7
Metode Kerja................................................................................................................................7
A. Alat....................................................................................................................................7
B. Bahan................................................................................................................................7
C. Prosedur Kerja...................................................................................................................7
BAB IV............................................................................................................................................9
Hasil dan Pembahasan.................................................................................................................9
A. Hasil..................................................................................................................................9
B. Pembahasan.......................................................................................................................9
BAB V...........................................................................................................................................13
Kesimpulan dan Saran...............................................................................................................13
A. Kesimpulan.....................................................................................................................13
B. Saran................................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................................
BAB I
Pendahuluan
A. Latar Belakang
Indonesia dianugerahi berbagai macam tanaman yang dapat dimanfaatkan sebagai obat –
obatan. Tanaman obat saat ini mendapat perhatian khusus dari peneliti untuk menemukan
senyawa aktif dari tanaman obat tersebut yang dapat memberikan efek fisiologis tertentu.
Metabolit sekunder adalah senyawa aktif yang dibentuk oleh tanaman yang diantaranya
alkaloid, flavonoid, steroid, terpenoid, kumarin, dan tanin (Nurmilasari et al., 2017).
Tumbuhan pala yang memiliki nama latin yakni Myristica fragrans Houtt. dikenal
sebagai tumbuhan yang dimanfaatkan sebagai obat tradisional serta bumbu rempah –
rempah. Ekstrak biji etanol dari buah pala menunjukkan aktivitas antikanker (Prakash &
Gupta, 2013) yang menujukkan bahwa bioaktivitas kandungan metabolit sekundernya
telah diteliti dan berkhasiat untuk menjadi obat tradisional. Namun, bioaktivitas bagian
lain dari tumbuhan Myristica fragrans Houtt. seperti batang (lignum; cortex), akar
(radix), dan daun (folium) belum diteliti secara maksimal karena masih terfokus pada
buahnya (fructus) saja. Uji fitokimia pada beberapa penelitian menjelaskan bahwa
ekstrak methanol daun pala mengandung senyawa alkaloid, flavonoid, terpenoid, dan
tanin. Maka dari itu, peneliti tertarik untuk mengamati metabolit sekunder khususnya
senyawa alkaloid dan flavonoid daun tumbuhan Myristica fragrans Houtt. yang akan
dibahas pada laporan praktikum kali ini.
B. Tujuan Praktikum
1
BAB II
Tinjauan Pustaka
A. Tinjauan Tumbuhan
Sumber: google.com
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Magnoliales
Famili : Mysticaceae
Genus : Myristica
Jenis : Myristica fragrans Houtt.
Pohon, bertajuk rimbun, tinggi sampai 18 m, kulit kayu kasar, warna cokelat
kehitaman, cabang- cabang mendatar. Daun bila diremas berbau keras seperti bijinya,
bentuk bundar telur, elip lonjong, ujung lancip sampai runcing, permukaan atas
berwarna hijau gelap, mengkilat, terdapat bintik- bitnik halus, bila masih muda
berbulu pendek dan jarang, kemudian menjadi gundul, Panjang 5 cm sampai 15 cm,
lebar 3 cm sampai 7 cm. Perbungaan berupa malai, keluar di ketiak daun, biasanya
berbentuk payung, warna kuning terang, bila masih muda berbulu halus dan
kemudian gundul; bunga jantan dan bunga betina terpisah; bunga betina terdiri atas 1
sampai 2 bunga, Panjang 9 mm sampai 10 mm, Panjang ibu gagang bunga 12,5 mm
sampai 17,5 mm, sedangkan Panjang gagang bunga 10 mm sampai 15 mm; bunga
jantan bisa terdiri atas 20 bunga, Panjang 7 mm sampai 9 mm, Panjang ibu gagang
2
bunga 2,5 mm sampai 2,5 cm dan Panjang gagang bunga 7,5 mm sampai 1,5 cm.
buah licin, berwarna kekuningan, agak bulat, Panjang 3 cm sampai 6 cm, lebar 3 cm
sampai 5,5 cm. biji cokelat, coklat kehitaman, bulat lonjong, dalamnya berongga,
kulit ari berwarna putih kekuningan, kemudia berubah menjadi merah tua, mengkilat,
berbau wangi yang keras (DepKes, 1995).
B. Tinjauan Kandungan
1) Kandungan Gizi Buah Pala
3
3) Kandungan Biji Pala
Mengandung minyak atsiri tidak kurang dari 3% v/b. Lalu monofen (kemfen),
sinen,, diterpene, pinen, linalool, borneol, terpineol, eugenol, miristen,
isoeugenol, minyak lemak (DepKes, 1995).
4) Kandungan Daun Pala
Minyak daun pala mengandung 20 jenis komponen senyawa dengan
komposisi utama yaitu β-pinen 22,69 %, α-pinen 14,06% dan α-tujen 13,93%
(Nurmilasari et al., 2017). Uji fitokimia pada beberapa penelitian menjelaskan
bahwa ekstrak methanol daun pala mengandung senyawa alkaloid, flavonoid,
terpenoid, dan tanin.
D. Tinjauan Alkaloid
Alkaloid didefinisikan sebagai metabolit sekunder yang mengandung atom nitrogen
sekunder, tersier, dan kuartener di dalam molekulnya (Hashimoto & Yamada, 1994).
Alkaloid dapat ditemukan pada beberapa bagian tumbuhan seperti bunga, biji, daun,
ranting, akar, dan kulit batang serta biasanya ada dalam kadar yang kecil (Ningrum et
al., 2016).
4
Alkaloid pada dasarnya merupakan senyawa yang bersifat basa dengan keberadaan
atom nitrogen dalam strukturnya, Asam amino berperan sebagai senyawa pembangun
dalam biosintesis alkaloid. Kebanyakan alkaloid mengandung satu inti kerangka
piridin, quinolin, dan isoquinolin atau tropan dan bertanggungjawab terhadap efek
fisiologis pada manusia dan hewan. Rantai samping alkaloid dibentuk atau
merupakan turunan dari terpena atau asetat. Alkaloid memiliki sifat basa dan
bertindak sebagai senyawa basa dalam suatu reaksi.
E. Tinjauan Flavonoid
Flavonoid merupakan kelompok senyawa fenolik terbesar di alam. Banyaknya
senyawa flavonoid ini karena banyaknya jenis tingkat hidroksilasi, alkoksilasi dan
glikosilasi pada strukturnya. Flavonoid mempunyai kerangka dasar karbon yang
terdiri dari 15 atom karbon yang membentuk susunan C6-C3-C6.
5
Berdasarkan strukturnya, Flavonoid dikelompokkan menjadi:
a. Kalkon
b. Flavon
c. Flavonol
Struktur Kimia Flavonoid
d. Flavanon
e. Antosianin
f. Isoflavon
BAB III
Metode Kerja
A. Alat
1. Blender
2. Rotatory evaporator
3. Labu distilasi
4. Gelas bekker
5. Gelas ukur
6. Kertas saring
7. Cawan porselen
8. Oven
B. Bahan
1. 3 kg serbuk daun Myristica fragrans Houtt.
2. Methanol
3. Petroleum eter
4. Etil asetat
5. HCl 5N
6. Kloroform
7. NaOH 25%
8. Reagen Dragendorf, Mayer, dan Wagner (Uji Alkaloid)
9. HCl dan Serbuk Mg (Uji Flavonoid)
6
C. Prosedur Kerja
Ekstraksi Daun Pala
1. Preparasi sampel: masing-masing sampel dikeringanginkan dan selanjutnya
dihaluskan menggunakan blender sampai berupa serbuk.
2. Lalu 3 kg serbuk dimaserasi dengan metanol selama 24 jam. Maserasi residu
diulang sampai diperoleh filtrat jernih.
3. Setelah itu disaring dan diperoleh filtrat serta residu.
4. Filtrat metanol di uapkan dengan rotatory evaporator sehingga didapatkan
ekstrak metanol.
5. Ekstrak metanol dipartisi dengan petroleum eter lalu dipisahkan lapisan
methanol dan lapisan petroleum eter.
6. Lapisan methanol diuapkan sehingga diperoleh ekstrak methanol pekat.
Ekstrak metanol yang diperoleh dipartisi dengan n-heksana kemudian
dipisahkan lapisan metanol dan lapisan n-heksana.
7. Lapisan metanol diuapkan dan diperoleh ekstrak metanol. Ekstrak metanol
kemudian diekstraksi dengan etil asetat sehingga diperoleh lapisan yang larut
dan lapisan yang tidak larut.
8. Lapisan yang tidak larut selanjutnya diuapkan kemudian ditambahkan HCl 5N
dan dipartisi dengan kloroform.
9. Setelah itu dipisahkan lapisan asam dan lapisan kloroform. Lapisan asam
ditambah NaOH 25% dan dipartisi kembali dengan kloroform kedua.
10. Lapisan kloroform kedua diuapkan hingga diperoleh ekstrak kloroform,
Sebagian diuji aktivitas antioksidan dan sebagian lagi untuk isolasi.
Uji Alkaloid
Uji fitokimia senyawa alkaloid, dilakukan dengan menggunakan tiga pereaksi
yaitu Dragendorf, Mayer dan Wagner.
Alkaloid bereaksi dengan Dragendorf menunjukkan hasil positif jika terbentuk
endapan merah,
Mayer akan menghasilkan endapan putih
Wagner akan menghasilkan endapan coklat.
7
Uji Flavonoid
Senyawa flavonoid dapat diuji dengan cara residu di esktraksi dengan etanol
kemudian ditambahkan HCl dan serbuk Mg sehingga menghasilkan warna
merah muda atau ungu yang menunjukkan adanya flavonoid.
BAB IV
Hasil dan Pembahasan
A. Hasil
Hasil Ekstraksi Daun Pala (M. fragrans)
B. Pembahasan
Ekstraksi daun pala diawali menggunakan preparasi sampel yaitu masing-masing
sampel dikeringanginkan dan selanjutnya dihaluskan memakai blender sampai
berupa serbuk. Pada proses maserasi untuk pemilihan pelarut didasarkan pada prinsip
“Like Disolve Like”. Penggunaan berbagai jenis pelarut dengan perbedaan tingkat
8
kepolarannya dilakukan untuk memperoleh ekstrak dengan hasil optimal dari senyawa
yang belum diketahui jenisnya yaitu senyawa polar, semi polar dan non polar. Ekstraksi
senyawa metabolit sekunder daun pala dilakukan secara bertingkat.
Proses maserasi sampel daun pala dilakukan dengan perendaman selama 24 jam
menggunakan pelarut metanol. Perendaman residu dilakukan sampai diperoleh filtrat
jernih. Filtrat metanol dipekatkan dengan penguapan menggunakan rotary evaporator
sehingga diperoleh ekstrak metanol. Ekstrak methanol pekat yang diperoleh dipartisi
dengan petroleum eter untuk menghilangkan zat klorofil dan lemak. Lapisan metanol
yang telah dipisahkan dengan lapisan petroleum eter dipartisi dengan n-heksana sehingga
diperoleh ekstrak n-heksana. Lapisan metanol yang sudah diuapkan, diekstraksi dengan
etil asetat sehingga diperoleh bagian yang tidak larut dan bagian yang larut dengan etil
asetat.
Bagian yang tidak larut ditambahkan HCl 5 N untuk membuat alkaloid netral
menjadi garam alkaloid. Lapisan asam dipartisi lanjut dengan kloroform untuk menarik
komponen senyawa yang non alkaloid. Lapisan asam dan lapisan kloroform dipisahkan
sehingga diperoleh lapisan asam yang positif alkaloid. Senyawa alkaloid pada lapisan
asam dinetralkan dengan NaOH 25% dan dipartisi kembali dengan kloroform sehingga
diperoleh fraksi kloroform, dilanjutkan dengan pemekatan menggunakan rotary
evaporator hingga diperoleh ekstrak kloroform. Ekstrak kloroform sebagian diuji
aktivitas antioksidan dan sebagian lagi untuk isolasi.
9
Pada uji meyer, dihasilkan endapan berwarna putih yang menandakan adanya kandungan
Senyawa Flavonoid pada ekstraksi methanol daun dan sampel segar. Adanya senyawa
alkaloid ditandai dengan terbentuknya endapan putih dengan penambahan reagen Mayer.
Diperkirakan endapan tersebut adalah kompleks kalium-alkaloid. Pada uji alkaloid
dengan pereaksi Mayer, diperkirakan nitrogen pada alkaloid akan bereaksi dengan ion
logam K+ dari kalium tetraiodomerkurat (II) membentuk kompleks kalium-alkaloid yang
mengendap.
Pada uji Dragendorff daun pala tidak menunjukkan endapan berwarna merah sehingga
tidak dapat dideteksi kandungan senyawa Alkaloid melalui uji Dragendorff.
10
Flavonoid adalah senyawa yang mempunyai inti α-benzopyron. Oksigen pada gugus
karbonilnya akan terprotonisasi ketika direaksikan dengan HCl. Hasil reaksinya adalah
garam flavilium yang berwarna merah tua (Marlindaa, 2010). Hasil uji ekstrak ini
menunjukkan warna merah ungu yang berarti terbentuknya garam flavinium.(flavon).
11
BAB V
Kesimpulan dan Saran
A. Kesimpulan
Pada uji meyer, dihasilkan endapan berwarna putih yang menandakan adanya
kandungan Senyawa Alkaloid pada ekstraksi methanol daun dan sampel segar.
Pada uji wagner, dihasilkan endapan berwarna cokelat kemerahan yang
menandakan adanya kandungan Senyawa Alkaloid pada ekstraksi methanol daun
dan sampel segar.
Pada uji Dragendorff daun pala tidak menunjukkan endapan berwarna merah
sehingga tidak dapat dideteksi kandungan senyawa Alkaloid melalui uji
Dragendorff.
Pada uji flavonoid, menunjukkan warna merah ungu yang berarti terbentuknya
garam flavinium.(flavon), yang menandakan adanya kandungan Senyawa
Flavonoid pada ekstraksi methanol daun dan sampel segar.
B. Saran
Untuk menghindari kontaminasi dari luar ruangan laboratorium, pakailah jas
laboratorium dan handscoon
Sebelum melakukan pengujian menggunakan berbagai bahan kimia, penting
untuk membaca Lembar Data Keselamatan Bahan (MSDS) terlebih dahulu untuk
meminimalisir risiko terjadinya kecelakaan prakikum dalam laboratorium.
Taati prosedur dalam menggunakan alat laboratorium
Setelah kegiatan praktikum, peralatan dibersihkan dan dirapikan sesuai dengan
kondisi semula
Pastikan sampah dan limbah praktikum dibuang pada media yang tepat.
12
13
DAFTAR PUSTAKA
DepKes, R. I. (1995). Materia Medika Indonesia. Edisi VI. Jakarta: DEPKES RI.
Hashimoto, T., & Yamada, Y. (1994). Alkaloid Biogenesis: Molecular Aspects. Annual Review
of Plant Physiology and Plant Molecular Biology, 45(1), 257–285.
https://doi.org/10.1146/annurev.pp.45.060194.001353
Marliana, S. D., Suryanti, V., & Suyono. (2005). Skrining Fitokimia dan Analisis Kromatografi
Lapis Tipis Komponen Kimia Buah Labu Siam ( Sechium edule Jacq . Swartz .) dalam
Ekstrak Etanol. Biofarmasi, 3(1), 26–31.
Ningrum, R., Purwanti, E., & Sukarsono. (2016). Identifikasi Senyawa Alkaloid dari Batang
Karamunting ( Rhodomyrtus tomentosa ) Sebagai Bahan Ajar Biologi Retno Ningrum et
al ., Identifikasi Senyawa Alkaloid Indonesia merupakan Negara dengan kekayaan alam
yang melimpah . Hampir segala jenis tumbuhan da. Jurnal Pendidikan Biologi Indonesia,
2(3), 231–236. https://media.neliti.com/media/publications/118168-ID-none.pdf
%0Ahttp://eprints.umm.ac.id/20887/
Okukpe, K. M., Adeloye, A. A., Belewu, M. A., Alli, O. I., Adeyina, O. A., & Annongu, A. A.
(2012). Investigation of phytohormonal potential of some selected tropical plants. Research
Journal of Medicinal Plant, 6(6), 425–432.
Prakash, E., & Gupta, D. K. (2013). Cytotoxic Activity of Ethanolic Extract of Myristica
Fragrans (Houtt) Against Seven Human Cancer Cell Lines. Universal Journal of Food and
Nutrition Science, 1(1), 1–3. https://doi.org/10.13189/ujfns.2013.010101