Anda di halaman 1dari 9

Meulaboh, 20 Desember 2022

Nomor : Istimewa Kepada Yth,


Lampiran : 1 (satu) Lembaga Tuha Peut Gampong (TPG)
Perihal : Melaporkan Keberatan Gampong Kampung Belakang
di –
Meulaboh

Assalammualaikum, Wr. Wb
Dengan Hormat,

1. Sehubungan dengan efektifitas Struktur Organisasi Tata Kerja (SOTK)/ Tugas pokok dan
Fungsi sebagai Perangkat Gampong Kampung Belakang Kecamatan Johan Pahlawan
Kabupaten Aceh Barat.
2. Untuk maksud tersebut diatas maka turut kami laporkan kepada Lembaga Tuha Peut
Gampong (TPG) Kampung Belakang Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat
adalah sebagai berikut ;
a. Keuchik kurang membangun komunikasi yang baik dengan perangkat gampong, dan
keuchik hanya melakukan komunikasi dengan kaur keuangan saja, sehingga
efektifitas dan produktifitas kinerja dalam pemerintahan gampong tidak berjalan
dengan optimal;
b. Pedamping Lokal Desa (PLD) kurang terlibat aktif dalam kegiatan didesa, dikarenakan
pedamping desa (PD) tingkat kecamatan terlalu menonjol dalam setiap kegiatan didesa,
hal ini dapat mempengaruhi kinerja sebagai pedamping desa dalam melakukan
pendampingan secara efektif, Seharusnya Pedamping desa tingkat kecamatan tidak
boleh terlalu menonjol dan memberikan kesempatan kepada pedamping lokal desa
(PLD) sesuai tugas pokok dan fungsinya;
c. Kaur Keuangan seringkali mengambil keputusan secara sepihak tanpa adanya koordinasi
dengan Pelaksana Kegiatan Anggaran (PKA)/Tim Pelaksana Kegiatan (TPK);
d. Kaur Keuangan dalam pengelolaan keuangan gampong kurang menjalin koordinasi
dengan Sekretaris Desa padahal Sekretaris Desa adalah unsur pimpinan sekretariat desa
yang menjalankan tugas sebagai koordinator pelaksana pengelolaan keuangan desa;
e. Kaur keuangan telah mengambil kebijakan sendiri dalam pengelolaan anggaran
kegiatan yang termaktub dalam APBG Tahun 2022;
f. Kaur Kuangan telah melampaui tugas pokok dan fungsinya dalam penyelenggaraan
kegiatan di desa sehingga menyebabkan kericuhan dan ketidaknyamanan atas
tindakannya yang tidak pernah berkoordinasi dengan pihak tertentu (Kadus).

Demikian yang dapat kami laporkan kepada Lembaga Tuha Peut Gampong (TPG) Kampung
Belakang agar dapat di tindak lanjut sebagaimana mestinya.

Hormat Kami,

PUTRA ALMARDHATILLAH YUS MULIANI RAHAYU PRAWATI WIJAYA


Sekdes Kasi Pelayanan Kadus Melati

ROZY PRAGUSNA MARWAN WARDATHUL ULFA


Kaur Perencanaan Kasi Kesra Kaur TU & Umum

Tembusan :
1. Keuchik Gampong Kampung Belakang
2. Camat Johan Pahlawan

A
Salah satu kelemahan birokrasi desa yang tergolong serius adalah bahwa masih banyak perangkat
desa yang kurang menguasai manajemen kerja. Sehingga bekerja hanya gugur kewajiban, mengalir
dan tidak ada semangat untuk melakukan inovasi desa yang lebih baik. Kecenderungan ini masih
dianggap hal yang lumrah karena biasanya masih ada Sekretaris Desa (Sekdes) yang dirasa mampu
membackup pekerjaan perangkat lain. Sehingga jalannya birokrasi desa hanya berpusat pada satu
orang saja. Ini menunjukan bahwa pemerintah desa kurang berjalan efektif, walaupun toh pada
hari ini perangkat desa mempunyai gaji setara Aparatur Sipil Negara (ASN) gologan II A sesuai
dalam Peraturan Pemerintah No 11 Tahun 2019 tentang perubahan kedua atas PP Nomor 43
Tahun 2014 Tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Desa. Dengan aturan baru ini, gaji
perangkat desa setara dengan gaji pokok ASN golongan II A.

Seharusnya dengan perhatian serius dari pemerintah pusat menaikan gaji para perangkat desa
juga harus di imbangi dengan kinerja yang baik. Dengan gaji yang lumayan besar tentu juga harus
sadar mempunyai tanggungjawab dalam memberikan pelayanan terhadap masyarakat desa. Tidak
hanya gagah-gagahan sebagai perangkat desa. Tapi harus memiliki pemikiran besar terhadap
inovasi pemerintahan desa yang lebih maju. Dalam meningkatkan kinerja dan kualitas pelayanan
penyelenggaraan pemerintah desa.

Lagi-lagi ini semua adalah kontrol penuh dari seorang Kepala Desa (Kades) sebagai seorang leader
tertinggi pemerintah desa. Pada hari ini Kades mempunyai kuasa penuh terhadap
penyelenggaraan pemerintahan desa untuk membangun desa lebih baik. Kades harus mempunyai
ketegasan untuk memberikan pandangan baik dan motivasi semua perangkat desa baik, Sekdes,
Kepala Urusan (Kaur), Kepala Seksi (Kasi) dan Kepala Kesejahteraan (Kesra). Kades mempunyai
kewenangan untuk mengangkat dan memberhentikan perangkat desa.

Jika hal ini diterapkan, maka tidak akan ada perangkat desa yang tidak paham apa yang menjadi
tanggungjawabnya. Yang tidak kalah penting dalam meningkatkan penyelanggaraan pemerintahan
desa, Kades harus memahami track record perangkat desanya. Kaitannya ini adalah untuk menilai
kepribadian mereka sejauh mana rasa tanggungjawab dalam menjalankan tugas.

Profesinalisme
Dalam memberikan tanggungjawab Kades harus profesional. Tidak diperbolehkan
mengedepankan pertimbangan antara suka atau tidak suka terhadap bawahannya. Kades harus
mempunyai jiwa besar terhadap apa yang lebih baik untuk desa, sehingga terjadi sinergitas yang
baik antara perangkat satu dan yang lainnya. Ingat bahwa keberhasilan menjalankan
pemerintahan desa karena adanya komunikasi yang baik dari berbagai “pintu”, entah itu dari
dalam birokrasi pemerintah desa maupun luar, yang dalam hal ini adalah dari masyarakat desa.

Berkaitan dengan profesionalisme sebagai acuan, maka ini akan menjadikan Kades memiliki jiwa
leader yang baik. Karena setiap dalam menentukan kebijakan Kades memiliki pertimbangan yang
baik. Dia akan memiliki garis komando untuk mengarahkan perangkat desanya berkaitan dengan
kedisiplinan, kejujuran, ketulusan kerja, orientasi pada hasil, kemanfaatan pada masyarakat dan
sebagainya. Integritas ini adalah salah satu hal yang harus dijadikan tolok ukur dalam menilai
kinerja perangkat desa.

Sebagai leader ada beberapa persoalan yang harus dituntaskan. Sejauh mana seorang Kades dapat
menjalankan fungsinya, sejauh mana Kades memiliki penguasaan manajemen pemerintahan desa.
Karena sebagai pemimpin tertinggi pemerintah desa, ia harus juga memiliki wawasan
pemerintahan.

Kreativitas Manajemen
Sebagai leader yang baik Kades harus mempunyai kebijakan inovasi dalam menyongsong
kemajuan desa. Artinya, agar masyarakat desa memiliki kebaganggaan tersendiri sebab memiliki
Kades yang dapat di andalkan. Karena pada hari ini juga sejak adanya Dana Desa (DD) pemerintah
desa harus berinovasi demi kesejahteraan masyarakat desa. Dalam hal ini Kades harus
menggunakan “indra ke-enam”, maksudnya adalah berani membuat trobosan dalam mencapai
kemajuan desa. Tentunya masih dalam koridor leader yang baik. Dengan demikian Kades tidak
akan meninggalkan substansi sebagai seorang pemimpin. Nilai istimewa Kades mempunyai
kreativitas manajemen adalah mempunyai kesadaran kritis, orisinalitas pemikiran dan mampu
melihat fakta-fakta baru apa yang dapat dikembangkan untuk kemajuan desanya. Oleh sebab itu,
langkah-langkah seperti ini wajib dilakukan oleh Kades untuk dijadikan pijakan berjalannya
pemerintahan desa. (*)
B
Pendamping Lokal Desa (PLD) adalah Tenaga Pendamping Profesional atau TPP yang memiliki
wilayah kerja di Desa. Tugas pokok PLD sesuai Peraturan Menteri Desa, PDTT Nomor 19 Tahun 2020
yaitu:
1. melakukan pendampingan dalam kegiatan Pendataan Desa, perencanaan, pelaksanaan, dan
pengawasan Pembangunan Desa yang berskala lokal Desa;
2. terlibat aktif mencatat dan melaporkan kegiatan sehari-hari di Desa yang berkaitan dengan
implementasi SDGs Desa, kerja sama antar Desa, dan BUM Desa ke dalam aplikasi laporan harian
dalam SID;
3. melaksanakan penilaian mandiri melalui aplikasi laporan harian dalam SID; dan
4. meningkatkan kapasitas diri secara mandiri maupun melalui komunitas pembelajar.
Adapun secara detail, berikut rincian tugas PLD:
1. Fasilitasi dan Pendampingan Terhadap Kegiatan Pendataan
Melakukan fasilitasi dan pendampingan terhadap kegiatan pendataan, perencanaan, pelaksanaan, dan
pengawasan Pembangunan Desa:
a. kegiatan fasilitasi dan pendampingan terhadap kegiatan pendataan, perencanaan, pelaksanaan, dan
pengawasan Pembangunan Desa dibuktikan dengan laporan;
b. ketersedian dan ketepatan waktu dokumen-dokumen perencanaan, pelaksanaan,
pertanggungjawaban dan pengawasan Pembangunan Desa, dibuktikan dengan laporan; dan
c. RPJM Desa, RKP Desa, APB Desa, laporan realisasi dan LPP Desa terpublikasikan dan/atau dapat
diakses masyarakat.
2. Percepatan Pencapaian SDGs Desa
Melakukan fasilitasi dan pendampingan dalam rangka percepatan pencapaian SDGs Desa:
a. kegiatan fasilitasi dan pendampingan dalam rangka percepatan pencapaian SDGs Desa dibuktikan
dengan laporan; dan
b. data SDGs Desa dan Indeks Desa terupdate setiap tahun.
3. Fasilitasi dan Pendampingan Pengembangan Ekonomi Lokal
Melakukan fasilitasi dan pendampingan dalam rangka pengembangan ekonomi lokal dan BUM
Desa/BUM Desa Bersama:
a. kegiatan fasilitasi dan pendampingan dalam rangka pengembangan ekonomi lokal dan BUM
Desa/BUM Desa Bersama dibuktikan dengan laporan;
b. BUM Desa/BUM Desa Bersama di wilayahnya melakukan pendaftaran;
c. BUM Desa/BUM Desa Bersama di wilayahnya melakukan pemutakhiran Data; dan
d. BUM Desa/BUM Desa Bersama di wilayahnya terakreditasi sesuai jadwal.
4. Meningkatkan Partisipasi Masyarakat
Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam Pembangunan Desa:
- meningkatnya partisipasi masyarakat dalam Pembangunan Desa dibuktikan dengan meningkatnya
keterlibatan masyarakat dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan Pembangunan Desa.
5. Melakukan Aktivasi Kelembagaan Masyarakat
Melakukan aktivasi kelembagaan masyarakat dalam mendukung Pembangunan Desa:
- tumbuh dan berkembanngnya kelembagaan masyarakat (kelembagaan formal maupun nonformal)
dan terlibat aktif dalam mendukung Pembangunan Desa.
6. Meningkatkan Kapasitas Diri
Meningkatkan kapasitas diri secara mandiri maupun melalui komunitas pembelajar:
- secara mandiri meningkatkan kapasitas dan aktif melibatkan diri dalam komunitas pembelajaran yang
diselenggarakan oleh kementerian/lembaga pemerintah non-kementerian, Pemerintah Daerah, dan
Pihak Ketiga.
7. Melaporkan Pelaksanaan Tugas
Melaporkan pelaksanaan tugas melalui aplikasi Daily Report Pendamping Desa:
- laporan elektronik pelaksanaan tugas PD dalam aplikasi Daily Report Pendamping Desa.
8. Melaksanakan Tugas Lain Dari Kementerian
Melaporkan pelaksanaan tugas melalui aplikasi Daily Report Pendamping Desa:
- laporan pelaksanaan tugas lain dalam aplikasi Daily Report Pendamping Desa.
Perbedaan Tugas Kepala Urusan (Kaur) dengan Kepala Seksi (Kasi) di Pemerintahan
Desa. Apakah perbedaan antara Kaur (Kepala Urusan) dengan Kasi (Kepala Seksi) dari segi
tugas dan fungsinya dalam pemerintahan desa menurut undang-undang?

Untuk menjawab pertanyaan di atas kita akan berpedoman pada Undang-Undang Nomor
6 Tahun 2014 tentang Desa (“UU Desa”), Peraturan Pemerintah Nomor 43 tahun 2014
tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (“PP
Desa”) sebagaimana diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2015 (“PP
47/2015”), Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 83 Tahun 2015 tentang Pengangkatan
dan Pemberhentian Perangkat Desa (“Permendagri 83/2015”) dan Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 84 Tahun 2015 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja
Pemerintah Desa (“Permendagri 84/2015”).

Pemerintah Desa dan Perangkat Desa

Bicara soal perbedaan antara tugas Kaur dan Kasi, maka hal itu berkaitan dengan
perangkat desa pada pemerintah desa. Pemerintah Desa adalah Kepala Desa atau yang
disebut dengan nama lain dan dibantu oleh Perangkat Desa.

Sementara itu, Perangkat Desa adalah unsur staf yang membantu Kepala Desa dalam
penyusunan kebijakan dan koordinasi yang diwadahi dalam Sekretariat Desa, dan unsur
pendukung tugas Kepala Desa dalam pelaksanaan kebijakan yang diwadahi dalam bentuk
pelaksana teknis dan unsur kewilayahan.

Perangkat Desa bertugas membantu Kepala Desa dalam melaksanakan tugas dan
wewenangnya. Dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya, perangkat Desa
bertanggung jawab kepada Kepala Desa.

Perangkat desa terdiri dari:

1. Sekretariat Desa,
2. Pelaksana Kewilayahan, dan
3. Pelaksana Teknis.

Perangkat desa berkedudukan sebagai unsur pembantu kepala desa. Kaur merupakan


bagian dari sekretariat desa sedangkan Kasi merupakan bagian dari pelaksana teknis.
Untuk itu, penjelasan ini akan berfokus pada kedua perangkat desa tersebut.

Sekretariat Desa dipimpin oleh Sekretaris Desa dan dibantu oleh unsur staf sekretariat.
Sekretariat Desa paling banyak terdiri atas 3 (tiga) urusan yaitu urusan tata usaha dan
umum, urusan keuangan, dan urusan perencanaan, dan paling sedikit 2 (dua) urusan yaitu
urusan umum dan perencanaan, dan urusan keuangan. Masing-masing urusan dipimpin
oleh Kepala Urusan (Kaur).

Jadi, Kaur adalah pemimpin urusan-urusan yang ada di Sekretariat Desa. Kedudukannya
adalah sebagai unsur staf sekretariat.

Pelaksana Teknis merupakan unsur pembantu Kepala Desa sebagai pelaksana tugas


operasional. Pelaksana Teknis paling banyak terdiri atas 3 (tiga) seksi yaitu seksi
pemerintahan, seksi kesejahteraan dan seksi pelayanan, paling sedikit 2 (dua) seksi yaitu
seksi pemerintahan, serta seksi kesejahteraan dan pelayanan. Masing-masing seksi
dipimpin oleh Kepala Seksi (Kasi).

Jadi, Kasi adalah pemimpin seksi-seksi yang ada di Pelaksana Teknis. Kedudukannya adalah
sebagai unsur pelaksana teknis.

Perbedaan Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kaur dan Kasi

Perbedaan antara Kaur (Kepala Urusan) dengan Kasi (Kepala Seksi) dapat diuraikan melalui
tabel berikut:
Pembeda Kaur (Kepala Urusan) Kasi (Kepala Seksi)
Kaur (Kepala Urusan) berkedudukan Kasi (Kepala Seksi) berkedudukan
Kedudukan
sebagai unsur staf sekretariat. sebagai unsur pelaksana teknis.
Kaur (Kepala Urusan) bertugas membantu Kasi (Kepala Seksi)
Sekretaris Desa dalam urusan pelayanan bertugas membantu Kepala
Tugas
administrasi pendukung pelaksanaan tugas- Desa sebagai pelaksana tugas
tugas pemerintahan. operasional.
Untuk melaksanakan tugasnya,
Kasi (Kepala Seksi) mempunyai
fungsi:

1. Kepala Seksi Pemerintahan


mempunyai fungsi
Untuk melaksanakan tugasnya, Kaur (Kepala melaksanakan manajemen
Urusan) mempunyai fungsi: tata praja Pemerintahan,
menyusun rancangan
1. Kepala urusan tata usaha dan regulasi desa, pembinaan
umum memiliki fungsi seperti masalah pertanahan,
melaksanakan urusan ketatausahaan pembinaan ketentraman
seperti tata naskah, administrasi surat dan ketertiban,
menyurat, arsip, dan ekspedisi, dan pelaksanaan upaya
penataan administrasi perangkat desa, perlindungan masyarakat,
penyediaan prasarana perangkat desa kependudukan, penataan
dan kantor, penyiapan rapat, dan pengelolaan wilayah,
pengadministrasian aset, inventarisasi, serta pendataan dan
perjalanan dinas, dan pelayanan pengelolaan Profil Desa.
umum. 2. Kepala Seksi Kesejahteraan
2. Kepala urusan keuangan memiliki mempunyai fungsi
fungsi seperti melaksanakan urusan melaksanakan
keuangan seperti pengurusan pembangunan sarana
Fungsi
administrasi keuangan, administrasi prasarana perdesaan,
sumber-sumber pendapatan dan pembangunan bidang
pengeluaran, verifikasi administrasi pendidikan, kesehatan,
keuangan, dan administrasi dan tugas sosialisasi serta
penghasilan Kepala Desa, Perangkat motivasi masyarakat di
Desa, Badan Permusyawaratan Desa bidang budaya, ekonomi,
(BPD), dan lembaga pemerintahan politik, lingkungan hidup,
desa lainnya. pemberdayaan keluarga,
3. Kepala urusan perencanaan memiliki pemuda, olahraga, dan
fungsi mengkoordinasikan urusan karang taruna.
perencanaan seperti menyusun 3. Kepala Seksi Pelayanan
rencana anggaran pendapatan dan memiliki fungsi
belanja desa, menginventarisir data- melaksanakan penyuluhan
data dalam rangka pembangunan, dan motivasi terhadap
melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan hak dan
program, serta penyusunan laporan. kewajiban masyarakat,
meningkatkan upaya
partisipasi masyarakat,
pelestarian nilai sosial
budaya masyarakat,
keagamaan, dan
ketenagakerjaan.

Dasar Hukum:

1. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa;


2. Peraturan Pemerintah Nomor 43 tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa sebagaimana diubah dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2015 tentang Perubahan Atas Peraturan
Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang
Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa;
3. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 83 Tahun 2015 tentang Pengangkatan dan
Pemberhentian Perangkat Desa;
4. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 84 Tahun 2015 tentang Susunan Organisasi
dan Tata Kerja Pemerintah Desa.

Sekretaris desa (Sekdes) memegang peran stategis di Desa, baik dalam penataan administrasi desa
dan pengelolaan keuangan desa. Manakala sekdes tidak mampu menjalankan tugas-tugasnya dengan
baik, maka beragam persoalan akan muncul, dan akibatnya desa tidak akan maju dan berkembang.
Sekretaris Desa adalah perangkat desa yang berkedudukan sebagai unsur pimpinan sekretariat desa
yang menjalankan tugas sebagai koordinator Pelaksana Pengelolaan Keuangan Desa (PPKD). Dalam
kaitan dengan pengelolaan keuangan desa. Sekretaris Desa adalah perangkat desa yang
berkedudukan sebagai unsur pimpinan sekretariat desa yang menjalankan tugas sebagai koordinator
Pelaksana Pengelolaan Keuangan Desa (PPKD). Karena itu, seorang sekdes seyogianya memiliki
kemampuan di atas rata-rata perangkat desa lainnya yaitu kepala urusan (kaur) dan kepala seksi (kasi)
sehingga roda pemerintahan di desa dapat berjalan dengan baik, seperti kemampuan dalam
pengelolaan keuangan desa. Apa Tugas Sekretaris Desa (Sekdes) dalam Pengelolaan Keuangan
Desa? Dalam Pasal 5 Permendagri Nomor 20 Tahun 2018 tentang Pengelolaan Keuangan Desa,
Sekretaris Desa bertugas sebagai sebagai koordinator PPKD dan mempunyai tugas:
Mengkoordinasiokan penyusunan dan pelaksanan kebijakan APB Desa; Mengkoordinasikan
penyusunan rancangan APB Desa dan rancangan perubahan APB Desa; Mengoordinasikan
penyusunan rancangan peraturan Kepala Desa tentang penjabaran APBDes dan perubahan APB
Desa; mengkoordinasi tugas perangkat desa lain yang menjalankan tugas PPKD, dan
mengkoordinasikan penyusunan laporan keuangan desa dalam rangka pertanggungjwaban
pelaksanaan APB Desa. Selain tugas-tugas diatas, Sekretaris Desa mempunyai tugas: Melakukan
verifikasi terhadap DPA, DPPA, dan DPAL; Melakukan verifikasi terhadap RAK Desa, dan Melakukan
verifikasi terhadap bukti penerimaan dan pengeluaran APB Desa. Apa Tugas Kaur dan Kasi dalam
Pengelolaan Keuangan Desa? Sebagaimana dijelaskan dalam Pasal 6 Permendagri No.20/2018
tentang Pengelolaan Keuangan Desa, Kepala Urusan (Kaur) dan Kepala Seksi (Kasi) mempunyai
tugas: Melakukan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran atas beban anggaran belanja sesuai
bidang tugasnya; Melaksanakan anggaran kegiatan sesuai bidang tugasnya; Mengendalikan kegiatan
sesuai bidang tugasnya Menyusun DPA, DPPA, dan DPAL sesuai bidang tugasnya; Menandatangani
perjanjian kerja sama dengan penyedia atas pengadaan barang/jasa untuk kegiatan yang berada
dalam bidang tugasnya, dan Menyusun laporan pelaksanaan kegiatan sesuai bidang tugasnya untuk
pertanggungjawaban pelaksanaan APB Desa. Pembagian tugas Kaur dan Kasi pelaksana kegiatan
anggaran dilakukan berdasarkan bidang tugas masing-masing dan ditetapkan dalam RKP Desa. Kaur
dan Kasi dalam melaksanakan tugas dapat dibantu oleh tim yang melaksanakan kegiatan pengadaan
barang/jasa yang karena sifat dan jenisnya tidak dapat dilakukan sendiri. Tim berasal dari unsur
perangkat Desa, lembaga kemasyarakat Desa dan/atau masyarakat, yang terdiri atas Ketua, sekretaris
dan anggota. Demikian rangkuman tentang tugas sekretaris desa dalam pelaksanaan pengelolaan
keuangan Desa. Tentunya, selain menjalankan tugas-tugas terkait pengelolaan keuangan desa,
sekdes juga berkewajiban melaksanakan tugas-tugas lain yang menjadi kewajibannya. PPKD adalah
kepanjangan dari Pelaksana Pengelola Keuangan Desa. Dalam Permendagri 20 tahun 2018 dijelaskan
secara gamblang bahwa Kepala Desa selaku Pemegang Kekuasaan Pengelola Keuangan Desa
melimpahkan sebagian kekuasaanya kepada PKPKD. Kekuasaan yang seperti apa ? Yaitu kekuasaan
didalam melaksanakan pengelolaan keuangan desa yang ditetapkan dalam Surat Keputusan (SK)
Kepala Desa. (Pasal 3 ayat 4 Permendagri 20 tahun 2018) Lalu siapa yang berhak menjadi Pelaksana
Pengelola Keuangan Desa (PPKD) tersebut? Dalam hal siapa yang boleh dan siapa yang berhak
menjadi Tim Pelaksana Pengelola Keuangan Desa, diatur dalam pasal selanjutnya. Dalam pasal ini
pun saya kira bisa menjawab sebagian pertanyaan yang sering diajukan teman-teman, baik itu yang
berasal dari Lembaga Pemerintah Desa ataupun Penggiat Desa lainya. Pertanyaan-pertanyan itu
sengaja saya rangkum dalam artikel ini. Berikut ini beberapa pertanyaan terkait siapa yang berhak
menjadi Tim Pelaksana Pengelola Keuangan Desa…. Apakah BPD boleh menjadi TPPKD? Apakah
LPM boleh menjadi TPPKD? Apakah LSM boleh menjadi TPPKD? Apakah Pendamping bisa menjadi
TPPKD? Apakah Kepala Dusun bisa menjadi TPPKD? dan masih banyak lagi. Sebenarnya jika kita
membaca lebih teliti lagi dalam Permendagri 20 tahun 2018, mungkin tidak akan ada lagi pertanyaan
seperti itu yang muncul. Karena jawabannya sudah ada, tepatnya di Bagian Kedua Pasal 4
Permendagri 20/2018 yang bunyinya sebagaimana saya kutip dibawah ini. PPKD sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 3 ayat (3) terdiri atas: Sekretaris Desa; Kaur dan Kasi ; dan Kaur Keuangan.
Pembagian Tugas PPKD dalam Siskeudes 2.0 Maka pada tanggal 01 januari 2019 dikeluarkanlah
Pembagian Bidang Kegiatan dan Tupoksi Pelaksana Kegiatan Anggaran Pemerintah Desa
berdasarkan Permendagri 20/2018. Yang disahkan dan ditanda tangani oleh Bapak Nur Rozuqi selaku
Ketua Forum Sekretaris Desa Seluruh Indonesia. Berikut ini pembagian bidang dalam PPKD di
APBDes 2019 atau yang menjadi pelaksana dalam kegiatan tersebut, sebagaimana yang saya kutip
kembali dari form yang telah disahkan tersebut. PPKD 1. Kaur Keuangan Jenis Pendapatan Desa yang
ditangani : Hasil Usaha Desa Hasil Aset Desa Hasil Swadaya Dan Partisipasi Pendapatan Lain-lain
Dana desa Bagian dari Hasil Pajak dan Retribusi Daerah Kabupaten/kota Alokasi Dana Desa Bantuan
Keuangan Provinsi Bantuan Keuangan APBD Kabupaten/Kota Penerimaan dari Hasil Kerjasama antar
Desa Penerimaan dari Hasil Kerjasama Desa dengan Pihak Ketiga Penerimaan dari Bantuan
Perusahaan yang berlokasi di Desa Hibah dan sumbangan dari Pihak Ketiga Koreksi kesalahan
belanja tahun-tahun anggaran sebelumnya Bunga Bank Lain-lain pendapatan Desa yang sah Jenis
Belanja Desa yang ditangani : Penyediaan Penghasilan Tetap dan Tunjangan Kepala Desa
Penyediaan Penghasilan Tetap dan Tunjangan Perangkat Desa Penyediaan Jaminan Sosial bagi
Kepala Desa dan Perangkat Desa Penyediaan Tunjangan BPD Penyediaan Insentif/Operasional
RT/RW Jenis Pembiayaan Desa yang ditangani : Penerimaan Pembiayaan Pengeluaran Pembiayaan
2. Kaur Umum Jenis Belanja Desa yang ditangani : Penyediaan Operasional Pemerintah Desa
Penyediaan Operasional BPD Penyediaan sarana (aset tetap) perkantoran/pemerintahan
Pemeliharaan Gedung/Prasarana Kantor Desa Pembangunan/Rehabilitasi/Peningkatan
Gedung/Prasarana Kantor Desa Pelayanan administrasi umum dan kependudukan Pengelolaan
administrasi dan kearsipan pemerintahan desa Pengelolaan/Administrasi/Penilaian Aset Desa 3. Kaur
Perencanaan Jenis Belanja Desa yang ditangani : Pemetaan dan Analisis Kemiskinan Desa secara
Partisipatif Penyelenggaraan Musyawarah Perencanaan Desa Penyusunan Dokumen Perencanaan
Desa Penyusunan Dokumen Keuangan Desa Penyusunan Laporan Kepala Desa/Penyelenggaraan
Pemerintahan Desa 4. Kasi Pemerintahan Jenis Belanja Desa yang ditangani :
Penyusunan/Pendataan/Pemutakhiran Profil Desa Penyelenggaraan Musyawarah Desa lainnya
Penyusunan Kebijakan Desa Pengembangan Sistem Informasi Desa/website desa
Koordinasi/Kerjasama Penyelenggaraan Pemerintahan dan Pembangunan Desa Dukungan
Pelaksanaan dan Sosialisasi Pilkades, Pemilihan Kepala Kewilayahan dan Pemilihan BPD
Penyelenggaraan Lomba antar kewilayahan dan pengiriman kontingen dalam mengikuti Lomba Desa
Sertifikasi Tanah Kas Desa Administrasi Pertanahan Fasilitasi Sertifikasi Tanah untuk Masyarakat
Miskin Mediasi Konflik Pertanahan Penyuluhan Pertanahan Administrasi Pajak Bumi dan Bangunan
(PBB) Penentuan/Penegasan/Pembangunan Batas/Patok Tanah Desa Pembuatan/Pemutakhiran Peta
Wilayah dan Sosial Desa Penyusunan Dokumen Perencanaan Tata Ruang Desa Pembuatan Rambu-
rambu di Jalan Desa Penyelenggaraan Informasi Publik Desa Pengelolaan dan Pembuatan
Jaringan/Instalasi Komunikasi dan Informasi Lokal Desa Pengadaan/Penyelenggaraan Pos Keamanan
Desa Penguatan dan Peningkatan Kapasitas Tenaga Keamanan/Ketertiban oleh Pemerintah Desa
(Satlinmas desa) Koordinasi Pembinaan Ketentraman, Ketertiban, dan Pelindungan Masyarakat
Pelatihan Kesiapsiagaan/Tanggap Bencana Skala Lokal Desa Bantuan Hukum Untuk Aparatur Desa
dan Masyarakat Miskin Peningkatan kapasitas kepala Desa Peningkatan kapasitas perangkat Desa
Peningkatan kapasitas BPD 5. Kasi Pelayanan Jenis Belanja Desa yang ditangani : Penyelenggaraan
PAUD/TK/TPA/TKA/TPQ/Madrasah Non-Formal Milik Desa Dukungan Penyelenggaraan PAUD
Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Perpustakaan/Taman Bacaan Desa/ Sanggar Belajar Milik Desa
Pemeliharaan Sarana dan Prasarana PAUD/TK/TPA/TKA/TPQ/Madrasah Non-Formal Milik Desa
Pengelolaan Perpustakaan Milik Desa Pengembangan dan Pembinaan Sanggar Seni dan Belajar
Dukungan Pendidikan bagi Siswa Miskin/Berprestasi Penyelenggaraan Pos Kesehatan Desa
(PKD)/Polindes Milik Desa Penyelenggaraan Posyandu Penyuluhan dan Pelatihan Bidang Kesehatan
Penyelenggaraan Desa Siaga Kesehatan Pembinaan Palang Merah Remaja (PMR) tingkat desa
Pengasuhan Bersama atau Bina Keluarga Balita (BKB) Pembinaan dan Pengawasan Upaya
Kesehatan Tradisional Pemeliharaan Sarana/Prasarana Posyandu/Polindes/PKD Pemeliharaan Sumur
Resapan Milik Desa Pemeliharaan Sumber Air Bersih Milik Desa Pemeliharaan Sambungan Air Bersih
ke Rumah Tangga Pemeliharaan Sanitasi Permukiman Pemeliharaan Fasilitas Jamban Umum/MCK
umum, dll Pemeliharaan Fasilitas Pengelolaan Sampah Desa/Permukiman Pemeliharaan Sistem
Pembuangan Air Limbah Pemeliharaan Taman/Taman Bermain Anak Milik Desa
Pelatihan/Sosialisasi/Penyuluhan/Penyadaran tentang Lingkungan Hidup dan Kehutanan Pemeliharaan
Sarana dan Prasarana Energi Alternatif tingkat Desa Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Pariwisata
Milik Desa Pelatihan/Penyuluhan/Sosialisasi kepada Masyarakat di Bidang Hukum dan Pelindungan
Masyarakat Pembinaan Group Kesenian dan Kebudayaan Tingkat Desa Pengiriman Kontingen Group
Kesenian dan Kebudayaan sebagai Wakil Desa di tingkat Kecamatan dan Kabupaten/Kota
Penyelenggaraan Festival Kesenian, Adat/Kebudayaan, dan Keagamaan Pemeliharaan Sarana dan
Prasarana Kebudayaan/Rumah Adat/Keagamaan Milik Desa Pengiriman Kontingen Kepemudaan dan
Olah Raga sebagai Wakil Desa di tingkat Kecamatan dan Kabupaten/Kota Penyelenggaraan pelatihan
kepemudaan Penyelenggaraan Festival/Lomba Kepemudaan dan Olahraga tingkat Desa Pemeliharaan
Sarana dan Prasarana Kepemudaan dan Olah Raga Milik Desa Pembinaan Karang Taruna/Klub
Kepemudaan/Klub Olah raga Pembinaan Lembaga Adat Pembinaan LKMD/LPM/LPMD Pembinaan
PKK Pelatihan Pembinaan Lembaga Kemasyarakatan Pemeliharaan Karamba/Kolam Perikanan Darat
Milik Desa Pemeliharaan Pelabuhan Perikanan Sungai/Kecil Milik Desa Bantuan Perikanan
Pelatihan/Bimtek/Pengenalan Tekonologi Tepat Guna untuk Perikanan Darat/Nelayan Peningkatan
Produksi Tanaman Pangan Peningkatan Produksi Peternakan Pelatihan/Bimtek/Pengenalan
Tekonologi Tepat Guna untuk Pertanian/Peternakan Pelatihan/Penyuluhan Pemberdayaan Perempuan
Pelatihan/Penyuluhan Perlindungan Anak Pelatihan dan Penguatan Penyandang Difabel (penyandang
disabilitas) Pelatihan Manajemen Pengelolaan Koperasi/ KUD/ UMKM Pengembangan Sarana
Prasarana Usaha Mikro, Kecil dan Menengah serta Koperasi Pengadaan Teknologi Tepat Guna untuk
Pengembangan Ekonomi Pedesaan Non-Pertanian Pembentukan BUM Desa Pelatihan Pengelolaan
BUM Desa Pemeliharaan Pasar Desa/Kios milik Desa Pengembangan Industri kecil level Desa
Pembentukan/Fasilitasi/Pendampingan kelompok usaha ekonomi produktif 6. Kasi Kesejahteraan Jenis
Belanja Desa yang ditangani : Pembangunan/Rehabilitasi/Pengadaan Sarana/Prasarana/Alat Peraga
Edukatif Pembangunan/Rehabilitasi/Peningkatan Sarana Prasarana Perpustakaan/Taman Bacaan
Desa/ Sanggar Belajar Milik Desa Pembangunan/Rehabilitasi/Pengadaan
Sarana/PrasaranaPosyandu/Polindes/PKD Pemeliharaan Jalan Desa Pemeliharaan Jalan Lingkungan
Permukiman/Gang Pemeliharaan Jalan Usaha Tani Pemeliharaan Jembatan Milik Desa Pemeliharaan
Prasarana Jalan Desa (Gorong-gorong, Selokan, Box/Slab Culvert,Drainase, Prasarana Jalan lain)
Pemeliharaan Gedung/Prasarana Balai Desa/Balai Kemasyarakatan Pemeliharaan Pemakaman Milik
Desa/Situs Bersejarah Milik Desa/Petilasan Milik Desa Pemeliharaan Embung Milik Desa
Pembangunan/Rehabilitasi/Pengerasan Jalan Desa Pembangunan/Rehabilitasi/Pengerasan Jalan
Lingkungan Permukiman/Gang Pembangunan/Rehabilitasi/Pengerasan Jalan Usaha Tani
Pembangunan/Rehabilitasi/Pengerasan Jembatan Milik Desa Pembangunan/Rehabilitasi/Peningkatan
Prasarana Jalan Desa (Gorong-gorong,Selokan, Box/Slab Culvert, Drainase, Prasarana Jalan lain)
Pembangunan/Rehabilitasi/Peningkatan Balai Desa/Balai Kemasyarakatan
Pembangunan/Rehabilitasi/Peningkatan Pemakaman Milik Desa/Situs Bersejarah Milik Desa/Petilasan
Pembangunan/Rehabilitasi/Peningkatan Embung Desa Dukungan pelaksanaan program
Pembangunan/Rehab Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) GAKIN (pemetaan, validasi, dll)
Pembangunan/Rehabilitasi/Peningkatan Sumur Resapan Pembangunan/Rehabilitasi/Peningkatan
Sumber Air Bersih Milik Desa Pembangunan/Rehabilitasi/Peningkatan Sambungan Air Bersih ke
Rumah Tangga Pembangunan/Rehabilitasi/Peningkatan Sanitasi Permukiman
Pembangunan/Rehabilitas/Peningkatan Fasilitas Jamban Umum/MCK umum, dll
Pembangunan/Rehabilitasi/Peningkatan Fasilitas Pengelolaan Sampah Desa
Pembangunan/Rehabilitasi/Peningkatan Sistem Pembuangan Air Limbah
Pembangunan/Rehabilitasi/Peningkatan Taman/Taman Bermain Anak Milik Desa Pengelolaan Hutan
Milik Desa Pengelolaan Lingkungan Hidup Desa Pembangunan/Rehabilitasi/Peningkatan Sarana dan
Prasarana Energi Alternatif tingkat Desa Pembangunan/Rehabilitasi/Peningkatan Sarana dan
Prasarana Pariwisata Milik Desa Pengembangan Pariwisata Tingkat Desa Penyediaan Pos
Kesiapsiagaan Bencana Skala Lokal Desa Pembangunan/Rehabilitasi/Peningkatan Sarana dan
Prasarana Kebudayaan/Rumah Adat/Keagamaan Milik Desa Pembangunan/Rehabilitasi/Peningkatan
Sarana dan Prasarana Kepemudaan dan Olah Raga Milik Desa
Pembangunan/Rehabilitasi/Peningkatan Karamba/Kolam Perikanan Darat Milik Desa
Pembangunan/Rehabilitasi/Peningkatan Pelabuhan Perikanan Sungai/Kecil Milik Desa Penguatan
Ketahanan Pangan Tingkat Desa (Lumbung Desa, dll) Pemeliharaan Saluran Irigasi Tersier/Sederhana
Pembangunan/Rehabilitasi/Peningkatan Pasar Desa/Kios milik Desa Penanggulangan Bencana
Keadaan Darurat Mendesak Itulah penjelasan singkat tentang Pembagian Bidang Kegiatan dan
Tupoksi Pelaksana Kegiatan Anggaran Pemerintah Desa berdasarkan Permendagri 20/2018.
Sumber : https://balingasal.kec-padureso.kebumenkab.go.id/index.php/web/artikel/118/303

Menurut undang undang no. 6 tahun 2014 desa adalah desa dan desa adat atau yang disebut dengan nama
lain, selanjutnya disebut Desa, adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang
berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat
berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam
sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia,

sedangkan Pemerintahan Desa adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat
setempat dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia,dengan demikian desa adalah
unit terkecil dalam tatanan pemerintahan suatu Negara,mana mungkin bisa dikatakan bahwa dalam suatu
Negara sangat sejahtera jika desa nya belum sejahtera,kesejahteraan masyarakat Desa adalah tolak ukur
rill untuk melihat tingkat kesejahteraan suatu Negara. Dengan disahkannya  undang undang terbaru no. 6
tahun 2014 tentang Desa, memunculkan berbagai tanggapan dari banyak elemen, hal mendasar yang
menjadi perbincangan adalah distribusi / sharing kekuasaan dari pusat ke tingkat Desa, hal lain yang
menjadi bahasan adalah adanya dana 10 % APBN yang akan digelontorkan pemerintah bagi tiap tiap
Desa,jika melihat pada APBN Indonesia saat ini, maka setiap Desa akan menerima 1 milyar lebih,tidak
menafikkan bahwa hal ini memberikan angin segar bagi pemerintahan Desa,namun demikian yang juga
menjadi persoalan adalah dengan adanya dana yang sedemikian besar di Desa,dikhawatirkan akan
memunculkan pelaku pelaku koruptor di tingkat desa jika dalam pelaksanaan pemerintahan desa tidak
diterapkan tata kelola pemerintahan desa yang baik.

Perananan pemerintah desa dalam melaksankan Good Governance adalah pelaksanaan dari tugas, fungsi,
kewenangan, hak, dan kewajiban yang dimiliki pemerintah desa dalam hal perencanaan,pelaksanaan
pembangunan di desa, khususnya yang berkaitan dengan tata kelola kepemerintahan desa. Dalam rangka
membangun good governance,dalam era reformasi sekarang ini mewujudkan pemerintahan yang baik (good
governance) menjadi sesuatu hal yang tidak dapat ditawar lagi keberadaanya dan mutlak terpenuhi. Prinsip-
prinsip pemerintahan yang baik meliputi antara lain : (1) akuntabilitas (accountability) yang di artikan sebagai
kewajiban untuk mempertanggung jawabkan kinerjanya; (2) keterbukaan dan transparansi (openness and
transparency) dalam arti masyarakat tidak hanya dapat mengakses suatu kebijakan tetepi juga ikut berperan
dalam proses perumusannya; (4) partisipasi masyarakat dalam berbagai kegiatan pemerintahan umum dan
pembangunan.

Baca juga:  Sudu Akhiri Dua Program dengan Rembug Pertanggungjawaban

Pada umumnya good governance dengan pemerintahan yang bersih. Disini diajukan suatu pemikiran awal,
tentang good governance sebagai paradigma baru administrasi / manajemen pembangunan. Good
Governance adalah suatu bentuk manajemen pembangunan, yang juga disebut administrasi pembangunan.
Administrasi Pembangunan / Manajemen Pembangunan menempatkan peran pemerintah sentral.
Pemerintah menjadi agent of change dari suatu masyarakat berkembang dalam negara berkembang. Dalam
Good Governance tidak lagi pemerintah, tetapi juga citizen, masyarakat dan terutama sektor usaha/swasta
yang berperan dalam governace. Jadi ada penyelenggara pemerintah, penyelenggara swasta, bahkan oleh
organisasi masyarakat (LSM misalnya). Ini juga karena perubahan paradigma pembangunan dengan
peninjauan ulang peran pemerintah dalam pembangunan, yang semula bertindak sebagai regulator dan
pelaku pasar. Menjadi bagaimana menciptakan iklim yang konduktif dan melakukan investasi prasarana
yang mendukung dunia usaha.

Baca juga:  Citizen Charter

2014 desa adalah desa dan desa adat atau yang disebut dengan nama lain, selanjutnya disebut Desa,
adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan
mengurus urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak
asal usul, dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan
Republik Indonesia, sedangkan Pemerintahan Desa adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan dan
kepentingan masyarakat setempat dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik
Indonesia,dengan demikian desa adalah unit terkecil dalam tatanan pemerintahan suatu Negara,mana
mungkin bisa dikatakan bahwa dalam suatu Negara sangat sejahtera jika desa nya belum
sejahtera,kesejahteraan masyarakat Desa adalah tolak ukur rill untuk melihat tingkat kesejahteraan suatu
Negara. Dengan disahkannya  undang undang terbaru no. 6 tahun 2014 tentang Desa, memunculkan
berbagai tanggapan dari banyak elemen, hal mendasar yang menjadi perbincangan adalah distribusi /
sharing kekuasaan dari pusat ke tingkat Desa, hal lain yang menjadi bahasan adalah adanya dana 10 %
APBN yang akan digelontorkan pemerintah bagi tiap tiap Desa,jika melihat pada APBN Indonesia saat ini,
maka setiap Desa akan menerima 1 milyar lebih,tidak menafikkan bahwa hal ini memberikan angin segar
bagi pemerintahan Desa,namun demikian yang juga menjadi persoalan adalah dengan adanya dana yang
sedemikian besar di Desa,dikhawatirkan akan memunculkan pelaku pelaku koruptor di tingkat desa jika
dalam pelaksanaan pemerintahan desa tidak diterapkan tata kelola pemerintahan desa yang baik.

Perananan pemerintah desa dalam melaksankan Good Governance adalah pelaksanaan dari tugas, fungsi,
kewenangan, hak, dan kewajiban yang dimiliki pemerintah desa dalam hal perencanaan,pelaksanaan
pembangunan di desa, khususnya yang berkaitan dengan tata kelola kepemerintahan desa. Dalam rangka
membangun good governance,dalam era reformasi sekarang ini mewujudkan pemerintahan yang baik (good
governance) menjadi sesuatu hal yang tidak dapat ditawar lagi keberadaanya dan mutlak terpenuhi. Prinsip-
prinsip pemerintahan yang baik meliputi antara lain : (1) akuntabilitas (accountability) yang di artikan sebagai
kewajiban untuk mempertanggung jawabkan kinerjanya; (2) keterbukaan dan transparansi (openness and
transparency) dalam arti masyarakat tidak hanya dapat mengakses suatu kebijakan tetepi juga ikut berperan
dalam proses perumusannya; (4) partisipasi masyarakat dalam berbagai kegiatan pemerintahan umum dan
pembangunan.

Baca juga:  BUMDes Sedahkidul Tunggu Legalisasi Unit Usaha

Pada umumnya good governance dengan pemerintahan yang bersih. Disini diajukan suatu pemikiran awal,
tentang good governance sebagai paradigma baru administrasi / manajemen pembangunan. Good
Governance adalah suatu bentuk manajemen pembangunan, yang juga disebut administrasi pembangunan.
Administrasi Pembangunan / Manajemen Pembangunan menempatkan peran pemerintah sentral.
Pemerintah menjadi agent of change dari suatu masyarakat berkembang dalam negara berkembang. Dalam
Good Governance tidak lagi pemerintah, tetapi juga citizen, masyarakat dan terutama sektor usaha/swasta
yang berperan dalam governace. Jadi ada penyelenggara pemerintah, penyelenggara swasta, bahkan oleh
organisasi masyarakat (LSM misalnya). Ini juga karena perubahan paradigma pembangunan dengan
peninjauan ulang peran pemerintah dalam pembangunan, yang semula bertindak sebagai regulator dan
pelaku pasar. Menjadi bagaimana menciptakan iklim yang konduktif dan melakukan investasi prasarana
yang mendukung dunia usaha.

Anda mungkin juga menyukai