Modul 1 2 3 4 5 6 7 - 06122020
Modul 1 2 3 4 5 6 7 - 06122020
PENDAHULUAN
yang telah tersedia seperti; membuat
keputusan perencanaan, perumusan kebijakan
urvey dan pemetaan merupakan
Metode: Metode yang digunakan dalam mengenai fisik lingkungan dan bumi,
kursus dan pelatihan Modul 1 ini adalah pengolahan informasi serta menyebarluaskan
sebagai berikut; hasil dari bentuk olahan (produk) untuk dapat
Lecture, dimanfaatkan sesuai dengan kebutuhan.
Presentation, Dalam konteks pemetaan ruang (space),
Discuss, survey dan pemetaan dapat dikatakan suatu
Duty proses/kegiatan untuk menghasilkan suatu
peta.
Basic Principles of Mapping:
Teori Konseptual
1. Data spasial: Data spasial adalah
Survey dan pemetaan terdiri dari dua konsep sejumlah data tabular yang diambil dari
yang dapat dilakukan bersamaan dalam suatu lapangan yang hanya berisikan data
project, Dalam dunia praktisi atau dunia mentah X, Y, Z.
insdustri survey sendiri merupakan kegiatan 2. Sumber data spasial: Data spasial
pengumpulan data, sedangkan pemetaan biasanya berasala dari citra satelit, peta
merupakan kegiatan pengukuran. analog atau peta dasar, peta foto udara,
Survey pemetaan sangat penting seiring dan lain sebagainya.
perkembangan zaman dan pertumbuhan Tahapan Konseptual Pemetaan:
populasi manusia dan kebutuhan akan
sebidang tanah terus meningkat,
Dengan diberlakukannya survey pemetaan ini
dengan didukung oleh komputer dan teknologi
berupa satelit, maka tidak akan sulit untuk
membuat keputusan perencanaan dan
kebijakan dalam mengelola dan menggunakan
lahan secara lestari dan bijak.
bangunan yang akan dibangunan untuk sedikit hubungan dengan disiplin ilmu
pedoman ketinggian lantai dan yang lain.
sebagainya.Untuk memberi petunjuk Survei Titik Kontrol membangun
berapa jauh antara tempat A ke tempat jaringan monumen horisontal dan
B maka kita harus membuat sket jalan vertikal yang berfungsi sebagai
dari tempat A ke tempat B. Gambar sket kerangka acuan untuk memulai survei
tersebut walaupun tidak sempurna lainnya. Banyak survei titik kontrol
dinamakan peta. yang dilakukan saat ini dilakukan
Untuk praktisnya pemerintah mulai dari dengan menggunakan teknik geodesi
tingkat desa, kecamatan, kabupaten , satelit.
propinsi bahkan setiap Negara Survei topografi menentukan lokasi
mempunyai ganbar daerahnya yang fitur alami dan buatan atau untuk
disebut peta. Peta tersebut harus peningkatan informasi yang
digambar berdasarkan hasil pengukuran digunakan dalam pembuatan peta.
tanah, baik pengukuran secara teoritis Survey pertanahan atau batas tanah
maupun secara fotogrametrik. dan survey kadaster menetapkan
c) Pengukuran untuk merencanakan garis wilayah dan sudut – sudut
bangunan wilayah. Istilah kadaster sekarang
Bila akan mendirikan rumah, maka harus umumnya diterapkan pada survei
ada ijin bangunan dari dinas pertanahan sistem pertanahan umum. Ada tiga
atau dinas pekerjaan umum. Pada setiap kategori utama: survei awal untuk
rencana pembangunan daerah, membangun sudut bagian baru di
pembuatan jalan, rencana irigasi terlebih daerah yang belum dilakukan survei,
dahulu tanah yang akan dibangunan contohnya yang masih terjadi di
harus diukur dan disahkan oleh Alaska dan beberapa negara barat,
pemerintah daerah. Disamping hal survei retracement untuk
tersebut pekerjaan ukur tanah memulihkan batasan-batasan yang
merupakan hal sangat penting dalam ditetapkan sebelumnya, dan survei
merencana bangunan karena dapat subdivisi untuk membangun
memudahkan menghitung rencana monumen dan menggambarkan paket
biaya. baru kepemilikan.
d) Survei – Survei Khusus Survei hidrografi mendefinisikan
Banyak jenis survei yang begitu khusus garis pantai dan kedalaman danau,
sehingga seseorang yang mahir dalam sungai, lautan, waduk, dan badan air
disiplin ilmu tertentu mungkin memiliki lainnya. Sea survei dikaitkan dengan
port dan industri lepas pantai dan sehingga lokasi mereka secara akurat
lingkungan laut, termasuk dikenal untuk pemeliharaan tujuan,
pengukuran dan investigasi kelautan dan sehingga kerusakan tak terduga
yang dibuat oleh personel shipborne. untuk mereka dapat dihindari selama
instalasi kemudian untuk utilitas
bawah tanah lainnya.
Survei tambang dilakukan di atas
dan di bawah tanah untuk memandu
tunneling dan operasi lainnya yang
berhubungan dengan pertambangan.
Klasifikasi ini juga mencakup survei
geofisika untuk mineral dan
Gambar: Survey Hidrografi
eksplorasi sumber daya energi.
horisontal, dimensi, dan konfigurasi terdapat beberapa besaran dan satuan yang
untuk operasi konstruksi. Mereka juga lazim digunakan. Besaran dan satuan ini
mengamankan Data penting untuk digunakan dalam dalam data masukan (input),
As- built survey, merupakan survey Data jarak ini meliputi jarak dalam arti
lokasi dokumen final akurat dan tata posisi horisontal dan vertikal. Posisi
letak rekayasa bekerja dan merekam horisontal meliputi : d,D = jarak (distance);
fasilitas bawah tanah dibangun, Terdapat dua satuan panjang yang lazim
digunakan dalam ilmu ukur tanah, yakni 35,3147 ft3 = 61023,7 cm3
satuan metrik dan satuan britis. Yang 1 yard3= 0,764555 m3= 27 ft3= 46656
digunakan disini adalah satuan metrik in3= 764555 cm3
yang didasarkan pada satuan meter 1in3= 16,38706 cm3= 16,38706 ml
Internasional (meter standar) disimpan di 1 cm3= 0,061024 in3= 1000 mm3= 1 ml
Bereau Internationale des Poids ET (mili liter)
Mesures Bretevil dekat Paris. b) Satuan Sudut
Kelipatan dan bagian-bagian dari satu Pengukuran sudut merupakan salah
meter ini adalah satu aspek penting dalam pengukuran
1. Km 1 KM = 1000 m dan pemetaan horizontal atau vertikal,
2. Hm 1 Hm = 100 m baik untuk pengukuran dan pemetaan
3. Dam 1 dam = 10 m kerangka maupun titik-titik detail.
4. M 1m = 100 cm Sistem besaran sudut yang dipakai
5. Dm 1 dm = 0,1 m pada beberapa alat berbeda antara
6. Cm 1 cm = 0,01 m satu dengan yang lainnya. Sistem
7. Mm 1 mm = 0,001 m besaran sudut pada pengukuran dan
pemetaan dapat terdiri dari:
2. Luas (A,L,S) Sistem besaran sudut seksagesimal
Ukuran luas yang digunakan Satuan luas Sistem besaran sudut sentisimal
yang biasa dipakai adalah meter persegi Sistem besaran sudut radian, dasar
(m2), untuk daerah yang relatif besar untuk mengukur besaran sudut ialah
digunakan hektar (ha) atau sering juga lingkaran yang dibagi dalam empat
2
kilometer persegi (km ) bagian, yang dinamakan kuadran
2
1 ha = 10000 m yaitu Kudran I,II,III dan kuadran IV.
1 Tumbak = 14 m2 Cara Sexagesimal lingkaran dibagi
1 ha = 100 are atas 360 bagian yang Sama dan tiap
2 6 2
1km = 10 m bagian disebut derajat, maka
2
1 are = 100 m 1 kuadran = 900.
3. Satuan 1o = 60‟1‟ = 60” 1o = 3600”
a) Satuan isi /volume Penulisan adalah 31010‟30”
Dalam ukur tanah, untuk satuan Sistem besaran sudut sentisimal;
isi/volume galian (cut) dan volume Sistem besaran sudut sentisimal
timbunan (fill) dipakai satuan meter disajikan dalam besaran grid,
kubik (m3), centigrid dan centicentigrid. Cara
3 3
1m = 1,307795 cubric yard (yd ) = sentisimal membagi lingkaran dalam
menengah yang berpatokan pada arah utara terhadap garis arah suatu titik
suatu Meridian Standar dan berlaku yang besarnya diukur searah jarum jam.
BM: titik ikat di lapangan yang ditandai theodolite di atas titik-titik yang
oleh patok yang dibuat dari beton dan besi telahdiketahui koordinatnya.
dan telah diketahui koordinatnya hasil Galat: selisih antara nilai pengamatan
pengukuransebelumnya. dengan nilai sesungguhnya.
Datum: titik perpotongan antara ellipsoid GIS: (Geographical Information System)
referensi dengan geoid (datum relatif). suatu sistem informasi yang mampu
Pusat ellipsoid referensi berimpit dengan mengaitkandatabase grafisdengan data
pusat bumi (datum absolut). base tekstualnyayang sesuai.
Fotogrametri: ilmu pengetahuan dan GPS: (Global Positioning System): sistem
teknologi yang mempelajari mengenai penentuan posisi global menggunakan
geometris foto- foto udara yang diperoleh satelit. Sistem ini menggunakan 24 satelit
dari pemotretan menggunakan pesawat yang mengirimkan gelombang mikro ke
terbang. bumi, lalu diterima oleh GPS yang ada di
Geodesi: ilmu pengetahuan dan teknologi bumi.
yang mempelajari dan menyajikan Gravitasi: gaya tarik bumi yang
informasi bentuk permukaan bumi dengan mengarah ke pusat bumi dengan nilai
memperhatikan kelengkungan bumi. +9,81 m/s2.
Geodesic: kurva terpendek yang Interpolasi: suatu rumusan untuk
menghubungkan dua titik pada mencari ketinggian suatu titik yang diapit
permukaanellipsoida. oleh dua titik lain dengan konsep segitiga
Geometri: ilmu yang mempelajari bentuk sebangun.
matematis di atas permukaan bumi. Jalon: batang besi seperti lembing
Gradien : besarnya nilai perbandingan berwarna merah dan putih dengan
sisi muka terhadap sisi sampingyang panjang + 1,5 meter sebagai target
membentuk sudut tegak lurus (90o). bidikan arah horizontal.
Horisontal: garis atau bidang yang tegak Kompas: alat yang digunakan untuk
lurus terhadap garis atau bidang yang menunjukkan arah suatu garis terhadap
menjauhi pusat bumi. utara magnet yang dipengaruhi magnet
Interpolasi: metode perhitungan bumi.
ketinggian suatu titik di antara dua titik Kontur : garis khayal di permukaan
yang dihubungkan oleh garis lurus. bumi yang menghubungkan titik-titik
Intersection: Nama lain dari pengikatan dengan ketinggian yang sama dari
ke muka, yaitu pengukuran titiktunggal permukaan air laut rata-rata (MSL). Garis
dari dua buah titik yang telah diketahui di atas peta yang menghubungkan titik-
koordinatnya dengan menempatkan alat titik dengan ketinggian yang sama dari
permukaan air laut rata-rata dan Trivet: bagian terbawah dari alat sipat
kerapatannya bergantung pada ukuran datar dan theodolite yang dapat
lembar penyajian (skala dikuncikan pada statif.
Koordinat: posisi titik yang dihitung dari Unting-unting: bentuk silinder-kerucut
posisi nol sumbu X dan posisi nol sumbu terbuat dari kuningan yang digantung
Y. di bawah alat waterpass atau
Polygon: serangkaian garis-garis yang theodolite sebagai penunjuk arah titik
membentuk kurva terbuka atau tertutup nadir atau pusat bumi yang mewakili titik
untuk menentukan koordinat titik-titik di patok.
ataspermukaan bumi. UTM: (Universal Transverse Mercator)
Profil: potongan gambaran turun dan sistem proyeksi peta global yang memiliki
naiknya permukaan tanah baik lebar zona 6o sehingga jumlah zona UTM
memanjang atau melintang. seluruh dunia: 60 zona. Bidang perantara
Topografi: peta yang menyajikan yang digunakan: silinder dengan posisi
informasi di atas permukaan bumi transversal (sumbu putar bumi tegak lurus
baikunsur alam maupun unsur buatan terhadap garis normal silinder), informasi
manusia dengan skala sedang dan kecil. geometrik yang dipertahankan Sama:
Total Station: alat ukur theodolite yang sudut (konform) dan secant.
dilengkapi dengan perangkat elekronis Peta topografi: peta dengan skala tinggi
untuk menentukan koordinat dan dan detail, dan biasanya menggunakan
ketinggian titik detail secara otomatis garis-garis kontur dalam peta modern.
digitalmenggunakan gelombang Kompas: alat navigasi penunjuk arah
elektromagnetis. sesuai dengan magnetik bumi secara
Trace: serangkaian garis yang merupakan akurat.
garis tengah suatu bangunan (jalan, Vertikal: garis atau bidang yang
saluran, jalur lintasan). menjauhi pusat bumi.
Transversal: proyeksi peta yang sumbu Waterpass: alat atau metode yang
putar buminya tegak lurus (membentuk digunakan untuk mengukur tinggi garis
sudut 90o) dengan garis normal bidang bidik di atas permukaan bumi yang
perantara (datar, kerucut, silinder). berkategori bermedan datar (slope < 8 %).
Triangulasi: serangkaian segitiga yang
diukur sudut-sudutnya untuk menentukan
koordinat titik-titik di lapangan.
= 4. Sudut
Bagaimana menentukan skala dari titik Sudut merupakan salah satu aspek penting
koordinat? Menentukan skala; caranya adalah dalam pengukuran dan pemetaan horizontal
tentukan jarak terpanjang dari wilayah yang atau vertikal, baik untuk pengukuran dan
anda petakan. pemetaan kerangka polygon maupun titik-titik
Persamaan sederhananya adalah; koordinat detail. Sistem besaran sudut yang dipakai
terbesar – koordinat terkecil. pada beberapa alat berbeda antara satu
Contoh; dengan yang lainnya. Sistem besaran sudut
Koordinat garis bujur, data GPS: pada pengukuran dan pemetaan terdiri dari:
Terbesar: 0673000 Sistem besaran sudut seksagesimal
Terkecil : 0670400 Sexagesimal, membagi lingkaran dalam
360⁰, sehingga 1 kuadran = 90⁰. Satu 7. Sudut Arah (bearing), merupakan sudut
derajat dibagi dalam 60 menit dan satu lancip horisontal antara meridian acuan dan
menit dibagi dalam 60 sekon sebuah garis, diman pada sistem
o
1 =60’=3600” penentuan arah garis ini memakai sebuah
Sistem besaran sudut sentisimal sudut dan huruf kuadran. Sudut diukur dari
Centicimal, lingkaran dibagi ke dalam utara maupun selatan ke arah timur atau
400 grade (400g), 1 grade dibagi lagi barat untuk menghasilkan sudut kurang dari
menjadi 100 centigrade dan 1 centigrade 90⁰, sehingga ada empat kemungkinan
dibagi dalam 100 centi-centigrade utara-timur, utara-barat, selatan-timur, dan
1g=100c=10000cc selatan-barat. Contoh penulisan U x⁰T, atau
Sistem besaran sudut radian x⁰UT
Radian; satu lingkaran dibagi menjadi 2
π radian, yang disimbolkan dalam ρ
(rho). Pengertian radian itu sendiri
adalah sudut pusat dalam lingkaran yang
memiliki panjang busur sama dengan
jari-jari lingkaran
2 π radian=360o=400g 8. Sudut Jurusan (Azimuth), merupakan sudut
Dasar untuk mengukur besaran sudut yang diukur searah jarum jam dari
ialah lingkaran yang dibagi dalam empat sembarang meridian acuan, dalam
bagian, yang dinamakan kuadran yaitu pengukuran tanah azimuth biasanya diukur
Kudran I,II,III dan kuadran IV. dari utara (utara magnet bumi). Di kenal
5. Jarak juga dengan istilah sudut kompas, besarnya
Jarak yang dimaksud disini adalah jarak datar sudut dari 0 sampai 360⁰. Azimuth dapat
(horizontal) antara dua titik. Pengukuran jarak merupakan azimuth sebenarnya, magnetik,
dapat dilakukan dengan cara pengukuran kisi atau anggapan. Jadi azimuth OA
langsung (pita ukur), pengukuran jarak optis, adalah 80⁰, azimuth OB adalah 135⁰ dan
dan pengukuran jarak elektromagnetik azimuth OC adalah 330⁰.
6. Beda Tinggi
Pengukuran beda tinggi adalah mengukur
jarak arah vertikal ke suatu bidang referensi
tertentu antara satu titik dengan titik yang lain.
Pengukuran beda tinggi atau sipat datar
bertujuan menentukan selisih tinggi antara
titik-titik yang diamat
Contoh konversi sudut bearing dan sudut garis yang menghubungkan ketinggian yang
azimuth:
Sama. Semakin rapat garis kontur
menunjukan wilayah tersebut relative tinggi
sampai curam, sebaliknya semakin renggang
garis kontur menunjukan wilayah pedataran
atau landai, sedangkan garis kontur
menunjukan adanya sudut atau runcing pada
suatu pola tertentu menunjukan adanya sungai
atau lembah.
Pemetaan untuk kontur itu sendiri juga di
9. Sudut Zenith sebut peta kontur, Peta kontur
menggambarkan permukaan tiga dimensi baik
secara tiga dimensi maupun secara dua
dimensk (Cronin, 1995) Biasanya peta kontur
yang dihasilkan tergantung kepada (Terpock
and Bischke, 1991):
Pengalaman
Cara grafis dengan mengukur sudut Untuk memahami peta kontur perlu dipelajari
Cara numeris posisi sebuah titik sifat-sifatnya yang antara lain adalah sebagai
posisi secara numeris ada tiga yaitu: garis yang menghubungkan titik-titik
belakang rata.
Didalam survey dan pemetaan di kenal garis kontur satu dengan garis kontur
dengan istilah kontur, kontur berupa titik kontur lainnya yang berurutan.
dan garis kontur. Kontur sendiri merupakan Indeks Kontur; Garis kontur yang
Berhimpit dengan sb, yang positif a = 90 Nilai garis lintang dari ekuator ke kutub utara
Berhimpit dengan sb, yang positif a = 180 dikenal dengan istilah lintang utara yang
Berhimpit dengan sb, yang positif a = 270 besarnya dari 0 derajat sampai dengan 90
Berhimpit dengan sb, yang positif a = 360 derajat Lintang Utara. Nilai garis lintang dari
Dengan demikian kaki yang bergerak OP ekuator ke kutub Selatan dikenal dengan
melalui daerah-daerah 0-90, 90-180, 180-270, istilah Lintang Selatan yang besarnya dari 0
270-300, dimana daerah – daerah tersebut derajat sampai dengan 90 derajat Lintang
disebut dengan: Selatan.
Kuadran I : 0 – 90
Kuadran II : 90 – 180
Kuadran III : 180 – 270
Kuadran IV : 270 – 360
Sistem Koordinat Kartesian 3 Dimensi, perancangan bangunan teknik sipil. Titik- titik
pada prinsipnya sama dengan sistem kerangka dasar pemetaan yang akan
koordinat kartesian 2 Dimensi, hanya ditentukan tebih dahulu koordinat dan
menambahkan satu sumbu lagi yaitu ketinggiannya itu dibuat tersebar merata
sumbu Z, yang ketiganya saling tegak dengan kerapatan tertentu, permanen, mudah
lurus. Titik O merupakan titik pusat dari dikenali dan didokumentasikan secara baik
ketiga sumbu koordinat X,Y,Z. sehingga memudahkan penggunaan
Sedangkan titik P didefinisikan dengan selanjutnya.
P (x,y,z). Penggunaan sistem koordinat Aplikasi
kartesian 3 Dimensi banyak digunakan Pekerjaan
pemetaan
dalam pengukuran menggunakan
pada
sistem GPS. Sistem koordinat bola, bidang
sistem koordinat elipsoida. teknik sipil
Garis arah nivo harus tegak lurus pada tingkat kesaIahannya sangat keciI.
sumbu kesatu alat ukur penyipat datar. Alat-alat yang biasa digunakan dalam
Bila sekarang teropong di putar dengan pengukuran kerangka dasar vertikal metode
sumbu kesatu sebagai sumbu putar dan sipat datar optis adalah:
garis bidik di arahkan ke mistar kanan, o Alat Sipat Datar
maka sudut a antara garis arah nivo dan o Pita Ukur
sumbu kesatu pindah kearah kanan, dan o Rambu Ukur
ternyata garis arah nivo dan dengan o Statif
sendirinya garis bidik tidak mendatar, o Unting – Unting, dll
sehingga garis bidik yang tidak mendatar
tidaklah dapat digunakan untuk
pembacaan b dengan garis bidik yang
mendatar, haruslah teropong dipindahkan
keatas, sehingga gelembung di tengah-
tengah.
Benang mendatar diagfragma harus
tegak lurus pada sumbu kesatu. Pada
pengukuran titik tinggi dengan cara Gambar: Metode pengukuran Sipat Datar
dan benang bawah atau menggunakan alat sebagai kerangka vertikal bagi suatu
pengukuran jarak elektronis yang sering daerah pemetaan. Hasil akhir daripada
dikenal dengan Nama EDM (Elektronic pekerjaan ini adalah data ketinggian dari
Distance Measurement). pilar-pilar sepanjang jalur pengukuran yang
Untuk menentukan Beda tinggi dengan Cara bersangkutan, yaitu semua titik yang
trigonometric diperlukan alat pengukur sudut ditempati oleh rambu ukur tersebut. Sipat
(Theodolit) untuk dapat mengukur sudut sudut datar memanjang dibedakan menjadi:
ialah sudut miring m clan sudut zenith z, sudut Memanjang keliling (tertutup),
Memanjang terbuka terikat
miring m diukur mulai ari keadaan mendatar,
sedang sudut zenith z diukur mu(ai dari sempurna,
Memanjang pergi pulang,
keadaan tegak lurus yang selalu ke arah
Memanjang double stand.
zenith alam.
b'
a'
b
a
B D
C A
yang digunakan untuk menghitung b kedua sore hari, hal ini dimaksudkan
adalah: untuk memperkecil pengaruh refraksi
B = b 0 + b1 = b0 + n - n i
0 2
udara.
n1 n2
Untuk memperkecil pengaruh kesalahan
Dimana: refraksi udara dan kelengkungan bumi,
n0 =bacaan skala pengungkit pada saat pengukuran sebaiknya dilakukan bolak-
gelombung nivo berada di tengah. balik. Maksudnya, pertama kali alat ukur
n1 = bacaan skala pengungkit pada dipasang sekitar A kemudian dipindah ke
saat garis bidik mengarah ke tempat sekitar B seperti nampak pada
target atas. gambar berikut ini:
Catatan:
Untuk memperoleh ketelitian tinggi, A
lakukanlah pengukuran ke masing- masing B
target berulang-ulang, misalkan 20x.
Pengukuran sebaiknya dilakukan pada 3. Pengukuran Sipat Datar Profil
keadaan cuaca yang berbeda, misalnya
Dengan data ukuran jarak dan perbedaan
ukuran pertama pagi hari dan ukuran
tinggi titik-titik diatas permukaan tanah dapat
profil memanjang adalah tiap alat berdiri Cara polar/radial, jika keadaan wilayah
pada suatu patok harus diukur yang diukur merupakan pemukiman
ketinggiannya dari atas patok dan sehingga jangkawan pengamatan
ketinggian patok diukur dari permukaan menjadi terbatas.
tanah. Keuntungan cara ini yaitu; Cara grid, jika keadaan wilayah yang di
o Irisan tanah akan tergambar dengan ukur tersebut terbuka atau kosong yaitu
jelas membagi wilayah tersebut dalam kotak-
o Tegak lurus garis sumbu proyek kotak sehingga letak titik-titik teratur.
sehingga dapat digambar secara
planimetris Ketelitian Pengukuran Sipat Datar
c) Pengukuran Sipat Datar Luas Untuk menentukan baik buruknya pengukuran
Pengukuran sipat datar luas adalah menyipat datar, sehingga pengukuran harus
merupakan suatu cara yang dilakukan untuk diulang/tidak, maka akan ditentukan batas
mendapatkan relief permukaan tanah pada harga kesalahan terbesar yang masih dapat
wilayah yang cukup luas. Gambaran lekukkan diterima. Bila pengukuran dilakukan pulang
permukaan tanah tersebut dibutuhkan untuk pergi, maka selisih hasil pengukuran pulang
merencanakan pondasi bangunan, pekerjaan pergi tidak boleh lebih besar dari pada:
pertanian perkebunan, untuk menggambarkan k1 = ± (2,0 √ Skm) mm untuk pengukuran
lekukan permukaan tanah digunakan garis tingkat pertama (First Order Levelling)
garis tinggi. Garis tinggi tersebut terbentuk dari k2 = ± (3,0 √S km) mm untuk pengukuran tingkat
titik-titik yang memiliki ketinggian sama, untuk kedua (Second Order Levelling)
dapat melukiskan garis-garis tinggi dengan k3 = ± (4,0 √S km) mm untuk pengukuran tingkat
teliti pada suatu wilayah, maka haruslah ketiga (Third Order Levelling)
diketahui sebanyak mungkin ketinggian titik Untuk pengukuran menyipat datar yang diikat
titik pada seluruh wilayah yang di ukur oleh dua titik yang telah diketahui tingginya
tersebut. sebagai titik-titik ujung pengukuran, maka
Agar pengukuran dapat berjalan dengan beda tinggi yang didapat dari tinggi titik-titik
mudah, cepat dan teliti maka perlu di lakukan ujung tertentu itu tidak boleh mempunyai
pengamatan di lapangan guna penentuaan selisih lebih besar dari pada:
cara pengukuran dan letak kedudukan alat. k1 = ± (2,0 ± 2,0 √ Skm) mm untuk pengukuran
Prinsip pengukuran yang di gunakan pada tingkat pertama k2 = ± (2,0 ± 3,0 √S km) mm
pengukuran sipat datar luas ini adalah cara untuk pengukuran tingkat kedua k3 = ± (2,0 ±
tinggi garis bidik (TGB) adapun cara 6,0 √Skm) mm untuk pengukuran tingkat ketiga
pengukuran yang bisa dilakukan adalah Pada rumus-rumus Skm
sebagai berikut:
BC=BC-(1800-C)
AB
BC+C-1800
B D
AB B
C
BC
A C
Poligon Terbuka Tidak Terikat Sempurna
= + − 180
= + − 180 5. Hitung kesalahan jarak dalam arah
= + − 180 absis ( ) dan dalam arah ordinat ( )
Poligon Terbuka Terikat Sempurna 6. Hitung koraksi masing-masing titik.
Dua titik ujung (awal dan akhir) 7. Hitung koordinat titik-titik poligon
ditrntukan koordinatnya dengan memasukkan nilai koreksinya
Azimuth/sudut jurusan pada dua (point 6).
titik ujung juga diketahui
Sket:
2
A1 3 B B3
A 1 2 d23 d34
dA1 d12 3
1 Koordinat hitungan berupa syarat-syarat
geomertri poligon terikat sempurna
Poligon Terbuka Terikat Sempurna
1. − 擸 = (∑ ) − .180
Sistematika hitungan poligon terikat sempurna: 2. 灜 − = ∑( ∗ Sin )
1. Hitung azimuth awal dan akhir (jika 3. − = ∑( ∗ Cos )
belum diketahui secara langsung) Keterangan notasi:
2. Hitung kesalahan penutup sudut ∑ = Jumlah nilai-nilai sudut ukuran
poligon notasi f. n = bilangan bulat sebagai faktor pengali
3. Hitung koordinat setiap sudut dan yang sesuai
dikoreksi pada masing-masing sudut. ∑( ∗ )= ∗ + ∗ +⋯
∑( ∗ )= ∗ + ∗ +⋯
Dari sket I (A titik awal dan B titik akhir)
1. − =( − + )− ∗ 180 = +( ∗ )+
2. − = ∗ + ∗ ⋮
+ ∗ + ∗ Dst
3. − = ∗ + ∗ Poligon Tertutup; Ditandai dengan
+ ∗ +〰 ∗ koordinat awal = koordinat akhir Azimuth
awal = azimuth akhir
Sistematika: Syarat geometri hitungan:
- Menghitung = [(∑ ) − ∗ (∑ ) − ∗ 180 = 0
180 ] − ( − ) ∑( ∗ )=0
b. Metode Triangulasi
Triangulasi digunakan apabila daerah
Azimuth yang diketahui
pengukuran mempunyai ukuran panjang dan
5. = [∑( ∗ ]−( − ) lebar yang sama, maka dibuat jaring segitiga.
=[ ∗ + ⋯+ ∗ ] Pada cara ini sudut yang diukur adalah sudut
−( − ) dalam tiap - tiap segitiga. Metode Triangulasi.
= [∑( ∗ ]−( − )
Posisi horizontal (X, Y) titik triangulasi dibuat
= ∗ _ + ⋯+
dalam sistem proyeksi Mercator, sedangkan
∗ ]−( − )
posisi horizontal peta topografi yang dibuat
6. Koreksi ( )=
∑
(− ) dengan ikatan dan pemeriksaan ke titik
triangulasi dibuat dalam sistem proyeksi
Koreksi ( )=
∑
(− )
Polyeder. Titik triangulasi tersebut dibuat
7. = +( ∗ )+
berjenjang turun berulang, dari cakupan luas
= +( ∗ )+
paling teliti dengan jarak antar titik 20 - 40 km
= +( ∗ )+
hingga paling kasar pada cakupan 1 - 3 km. digunakan dalam pengukuran titik-titik detail
Selain posisi horizontal (X Y) dalam sistem adalah metode offset dan metode tachymetri.
proyeksi Mercator, titik-titik triangulasi ini juga Namun metode yang sering digunakan adalah
dilengkapi dengan informasi posisinya dalam metode Tachymetri karena Metode tachymetri
sistem geografis (j,I) dan ketinggiannya ini relatif cepat dan mudah karena yang
terhadap muka air laut rata- rata yang diperoleh dari lapangan adalah pembacaan
ditentukan dengan cara trigonometris. rambu, sudut horizontal (azimuth magnetis),
sudut vertikal (zenith atau inklinasi) dan tinggi
Triangulasi dapat diklasifikasikan sebagai
alat. Hasil yang diperoleh dari pengukuran
berikut: Primer, Sekunder, Tersier
tachymetri adalah posisi planimetris X, Y dan
Bentuk geometri triangulasi terdapat tiga
ketinggian Z.
buah bentuk geometrik dasar triangulasi,
1. Metode pengukuran tachymetry
yaitu:
Metode tachymetri adalah pengukuran
Rangkaian segitiga yang sederhana
menggunakan alat-alat optis, elektronis, dan
cocok untuk pekerjaan- pekerjaan
digital. Pengukuran detail cara tachymetri
dengan orde rendah untuk ini dapat
dimulai dengan penyiapan alat ukur di atas titik
sedapat mungkin diusahakan sisi-sisi
ikat dan penempatan rambu di titik bidik.
segitiga Sama panjang.
Setelah alat siap untuk pengukuran, dimulai
Kuadrilateral merupakan bentuk yang
dengan perekaman data di tempat alat berdiri,
terbaik untuk ketelitian tinggi, karena
pembidikan ke rambu ukur, pengamatan
lebih banyak syarat yang dapat dibuat.
azimuth dan pencatatan data di rambu BT, BA,
Kuadrilateral tidak boleh panjang dan
BB serta sudut miring.
sempit.
Titik pusat terletak antara 2 titik yang Metode tachymetri didasarkan pada prinsip
terjauh dan sering di perlukan. bahwa pada segitiga-segitiga sebangun, sisi
yang sepihak adalah sebanding. Kebanyakan
Pengukuran Titik – Titik Detail pengukuran tachymetri adalah dengan garis
bidik miring karena adanya keragaman
Perlu dilakukan pengukuran titik-titik detail topografi, tetapi perpotongan benang stadia
untuk menghasilkan yang tersebar di dibaca pada rambu tegak lurus dan jarak
permukaan bumi yang menggambarkan situasi miring "direduksi" menjadi jarak horizontal dan
daerah pengukuran. jarak vertikal.
kesalahan tak terduga, biasanya dari observasi dengan teleskop dalam posisi
alam, apabila dapat diterima maka harus normal dan dalam kebalikan, maka
belakang dan muka setiap slang Adapun faktor-faktor tersebut antara lain:
menjadi variabel yang menentukan Keadaan tanah jalur pengukuran
bobot kesalahan dan bobot pemberian Keadaan/ kondisi atmosfir (getaran
koreksi. udara)
horizontal tidak tegak lurus sumbu vertikal Kesalahan pembagian skala (scale
Dari faktor-faktor tersebut dapat ditarik mistar kedalam tanah. Bila dalam
pelajaran bahwa sudah seharusnya waktu antara pengukuran satu mistar
Kesalahan yang
mungkin terjadi Kesalahan
pada pengukuran Acak (Random
dan pemetaan
Error)
Kontrol Sudut
Horisontal (Azimuth) Sistem
Pembobota
n Koreksi
receiver GPS dengan spesifikasi tertentu. Dalam penentuan koordinat titik-titik kontrol
GNSS-CORS melayani klien yang melakukan untuk keperluan survey dan pemetaan,
pengukuran GNSS (GPS, GLONASS) dengan skenario yang paling baik adalah dengan
metode deferensial (data kode) dan RTK (data menggabungkan metode survey statik dan
fase). statik singkat, dimana setiap metode
digunakan secara fungsional sesuai dengan
GPS adalah sistem yang saat ini paling
karakternya masing-masing, seperti pada
banyak digunakan untuk keperluan survey
gambar dibawah ini, dimana survey statik
penentuan posisi. Survei dengan GPS ini
digunakan untuk menentukan koordinat titik-
bahkan dapat diperkirakan akan dapat
titik control yang berjarak relatif jauh satu
menggeser penggunaan survey terestris
dengan yang lainnya serta menuntut orde
dibanyak bidang aplikasi, meskipun tidak
ketelitian yang relatif lebih tinggi, sedangkan
seluruhnya, dimasa-masa mendatang.
Tabel: Beberapa perbedaan antara Survey
survey statik singkat digunakan untuk
terestris dan survey GPS menentukan koordinat titik-titik yang relatif
Parameter Survei dekat satu sama lainnya serta berorde
Survei GPS
(tipikal) Terestris
Visibilitas antar ketelitian yang relatif lebih rendah.
Perlu Tidak perlu
titik ukur
Wilayah cakupan Lokal sampai
Lokal
survei global
Siang hari Setiap saat dan
Waktu
dan tidak tergantung
pelaksanaan
cuaca baik cuaca
Kooordinat yang
2 dimensi 3 dimensi
dihasilkan
Datum posisi lokal global
GPS Geodetic ini mempunyai kemampuan c. Penentuan dan Pemasangan Titik Bench
untuk menangkap signal L1, L2, atau GNSS, Mark (BM)
merekam Raw data, yang secara umum Patok BM merupakan patok permanen yang
mempunyai Format RINEX yang sangat terbuat dari beton yang berada di suatu tempat
mengesankan dari GPS ini yaitu mempunyai dengan koordinat global dan elevasi yang
ketelitian lebih tinggi dari GPS Navigasi. tetap atau sudah diketahui nilai XYZ.
Ketelitiannya bahkan sampai milimeter. Penentuan koordinat dan elevasi patok BM
Berbeda dengan GPS Navigasi, untuk GPS tersebut menggunakan alat GPS dengan
Geodetic untuk mendapatkan ketelitian tinggi akurasi yang tinggi. Fungsi patok MB ini
harus menggunakan dua alat waktu sebagai referensi atau acuan dalam
pengukuran. Jadi satu set GPS Geodetic pengukuran disekitar titik BM.
terdiri dari dua alat, sebagai base station dan Semua BM dan titik Triangulasi (titik
sebagai rover. pengikat) yang ada di lapangan harus
Patut dicatat di sini bahwa seandainya lebih digambar dengan legenda yang telah
dari dua receiver GPS yang digunakan, maka ditentukan dan dilengkapi dengan
pada satu sesi pengamatan (observing elevasi dan koordinat.
session) dapat diamati lebih dari satu baseline Pada tiap interval 5 (lima) garis kontur
sekaligus. Secara skematik proses dibuat tebal dan ditulis angka
perhitungan koordinat titik-titik dalam jaringan elevasinya.
GPS dapat ditunjukkan seperti pada Gambar Pencatuman legenda pada gambar
berikut: harus sesuai dengan apa yang ada di
lapangan.
Penarikan kontur lembah/alur atau
sadel bukit harus ada data elevasinya.
Detail penggambaran sungai harus
genap terutama di sekitar lokasi
rencana bendung.
Titik pengikat/referensi peta harus
tercantum pada peta dan ditulis di
bawah legenda.
Gambar kampung ,sungai dan rawa
harus diberi nama & garis batas yang
jelas.
Pada peta ikhtisar harus tercantum
nama kampung, nama sungai, BM,
jalan, jembatan, rencana bendung dan Baut 22 mm yang sudah dibuat tanda
laing-lain tampakan yang ada di daerah silang di atasnya
pengukuran. Rangka Besi Beton Ǿ 8 mm
Format gambar etiket peta harus Campuran beton dengan perbandingan
sesuai dengan ketentuan yang telah semen, batu split, pasir (Beton) 1:2:3
ditetapkan titik poligon utama, poligon Tulisan warna Hitam dengan cat dasar
cabang dan poligon raai digambar warna oranye/biru
dengan sistemkoordinat (tidak
diperkenankan digambar dengan cara
grafis)
Apabila ada 2 Kantor atau lebih, yang
berdekatan dan hampir berimpit
(misalnya batas kampung, tanggul, Gambar: Contoh Patok BM
jalan, kelokan saluran) kontur 2. Pengukuran Titik Kontrol
digambarkan dengan garis-garis putus Pengukuran titik kontrol menggunakan
yang diperbesar. metode pengamatan GPS Geodetik, pada
d. Pemasangan dan Pengukuran Titik pengukuran ini menggunakan 2 GPS
Kontrol Geodetik Topcon Hiper Pro dengan lama
1. Pemasangan Ttitik Kontrol pengukuran selama 4 jam, dan
Pemasangan titik kontrol pengukuran dikombinasikan dengan data CORS BIG.
sebanyak 2 pasang Bench Mark (BM), e. Pemanfaatan GPS
masing – masing dipasang saling kelihatan GPS mempunyai berbagai pemanfaatan
satu sama lain. BM dipasang ditempat yang sebagai berikut:
aman dari kegiatan penambangan, mudah Untuk keperluan militer,
untuk dijangkau dan sudah mendapat Geodesi, survey dan pemetaan,
persetujuan dari pengawas lapangan. BM Untuk penelitian dalam geofisika, seperti
tersebut nantinya akan digunakan sebagai geodinamika, studi deformasi, studi
titik ikat dalam pengukuran & perhitungan atmosfer dan meteorologi,
poligon, detail situasi dan Stacking Out. Keperluan oseanografi dan sebagainya.
Adapun spesifikasi bahan BM tersebut GPS juga dimanfaatkan untuk navigasi
adalah: pesawat udara, perhubungan darat dan
Beton ukuran 20 x 20 x 100 cm dan laut.
bagian yang muncul dipermukaan 25 GPS tidak tergantung pada keadaan
cm cuaca, dan dapat digunakan dalam
keadaan statik atau kinematik, serta
keterangan, atau angka- angka) yang masing- masalah spasial harus diambil, maka
masing melekat pada data spasialnya. Data seseorang harus mencari jawaban atas
tekstual biasanya tersusun atas sebuah basis berbagai petanyaan yang berkaitan dengan
data dalam format tertentu dan masing- masalah yang harus dipecahkan tersebut.
masing terhubung (linked) dengan baik Untuk itu, SIG dapat membantu memberikan
terhadap data spasialnya. jawaban. Pertanyaan yang dapat dijawab
melalui penggunaan SIG misalnya adalah
Dengan demikian dalam SIG data tekstual pertanyaan yang berkaitan dengan:
akan memiliki kaitan posisi geografis, demikian Lokasi: APA dan dimana?
pula setiap bagian dari data grafis peta Mencari keterangan (atribut) atau
memiliki informasi tekstual. Lain halnya deskripsi apa yang terdapat pada
dengan perangkat lunak CAD, perangkat ini lokasi tertentu. Lokasi dapat
umumnya hanya dapat menampilkan data dijelaskan dengan menggunakan
grafis (peta) walupun mampu menampilkan berbagai cara, antara lain dengan
data tekstual tapi satu sama lain terpisah, tidak menggunakan nama wilayah atau
saling berkaitan. koordinat geografi (lintang/bujur, atau
Data peta digital umumnya terdiri atas dua UTM). Pertanyaan di mana adalah
jenis data yaitu data vektor dan raster. Kedua kebalikan dari pertanyaan apa dan
data ini dihasilkan dari proses yang berbeda. memerlukan analisis spasial untuk
Untuk vektor biasanya dihasilkan melalui menjawabnya. Pertanyaan ini
proses pengubahan dari hardcopy atau print mengidentifikasikan unsur peta yang
out gambar (peta) menjadi bentuk digital deskripsinya (salah satu atau lebih
dengan menggunakan alat yang disebut meja atributnya) ditentukan, dengan
digitizer. Yang mana setiap titik/point dari pertanyaan ini pula, SIG dapat
gambar hasil digitasi tersebut mempunyai menemukan lokasi yang memenuhi
koordinat X dan Y. Sedangkan data raster beberapa syarat atau kriteria
dapat dihasilkan dari hasil scan sebuah sekaligus. Sebagai contoh, SIG dapat
gambar atau peta dengan menggunakan menetukan lokasi yang sesuai untuk
scanner ataupun hasil dari digital kamera atau pengembangan lokasi pemukiman
photo udara atau citra satelit yang mana penduduk yang memiliki persyaratan
gambar yang dihasilkan tersusun atas pixel- yang harus dipenuhi.
pixel yang berupa kotak-kotak bujur sangkar. Trend: Apa yang terjadi dan kapan?
Kemampuan SIG dalam Menjawab Masalah Pertanyaan ini melibatkan dua
Spasial
pertanyaan sebelumnya (lokasi dan
Dalam situasi ketidakpastian, dimana kondisi) dan dilakukan jika ingin
keputusan yang berkaitan dengan masalah-
a. Sifat dan Karakteristik Suatau Proyek kecelakaan maupun penyakit akibat kerja
pemetaan dan pembangunan lainnya antara Pekerja borongan atau harian lepas
Tempat kerja berada pada tempat sebagai tenaga produksi berada pada lini
terbuka dan dipengaruhi oleh cuaca luar paling depan, langsung berhubungan dengan
Jangka waktu pekerjaan terbatas. peralatan maupun bahan proyek, yaitu dua
Sistem pengaturan yang ada lebih banyak pekerja maupun pengusaha sebagai upaya
mengatur dan berusaha melindungi pekerja pencegahan (preventif) timbulnya kecelakaan
kategori kedua ini. kerja dan penyakit akibat hubungan kerja
c. Latar Belakang K3L dalam lingkungan kerja dengan cara
K3L diperlukan dalam dunia proyek hal yang mengenali hal-hal yang berpotensi
menjadi dasar pengetahuan ini adalah: menimbulkan kecelakaan kerja dan penyakit
Rasa perikemanusiaan, Penderitaan akibat hubungan kerja, dan tindakan antisipatif
yang dialami oleh yang bersangkutan bila terjadi hal demikian.
atai pekerja tidak bisa diukur dengan Keselamatan kerja sangat diperlukan untuk
uang, memperoleh hasil pekerjaan yang optimal, dan
Pertimbangan ekonomis, Pertimbangn merupakan salah satu aspek yang perlu
ini berupa biaya kompensasi, kenaikan diperhatikan disamping pemenuhan target
premi atau asuransi, kehilangan waktu produksi dan pengurangan dampak negatif
kerja, penggantian alat-alat yang terhadap lingkungan. Ketiga aspek tersebut
mengalami kerusakan, petimbangan tidak dapat berdiri sendiri, melainkan suatu
lingkungan yang terkena dampak, kesatuan yang saling terkait dan juga memiliki
Perkembangan kasus kecelakaan kerja peran strategis serta tidak dapat terlepas satu
Di Indonesia semakin meningkat, dengan lainnya.
Adanya hukum dan peraturan K3L yang Tujuan dari keselamatan kerja adalah untuk
berlaku Di Indonesia yang mengatur mengadakan pencegahan agar setiap personil
tentang pekerjaan dalam suatu proyek, atau karyawan tidak mendapatkan kecelakaan
Kesadaran masyarakat thdp K3 masih dan alat-alat produksi tidak mengalami
rendah, Kuantitas & kualitas Pengawas kerusakan ketika sedang melaksanakan
Pengawas & Ahli K3 terbatas, Juklak & pekerjaan.
Juknis operasional belum memadai b. Prinsip keselamatan kerja
Prinsip keselamatan kerja adalah dalam setiap
Hasil studi memperlihatkan grafik proporsi b) Kondisi kerja yang tidak aman;
penyebab kecelakaan yang disebabkan oleh Dapat ditinjau dari peralatan atau mesin
tindakan karyawan tidak aman (88%), kondisi yang bekerja secara tidak aman dan
kerja tidak aman (10%), dan diluar keadaan atau situasi kerja tidak nyaman
kemampuan manusia (2%). Grafik tersebut dan aman.
diperoleh dari hasil statistik tentang Peralatan atau benda-benda yang tidak
kecelakaan pekerja pada perusahaan industri aman, antara lain:
secara umum. Hasil tersebut memperlihatkan Mesin atau peralatan tidak dilindungi
bahwa manusia sebagai penyebab terbesar Peralatan yang sudah rusak
Barang-barang yang rusak dan
kecelakaan. Penyebab – penyebab terjadinya letaknya tidak teratur.
kecelakaan adalah sebagai berikut: Keadaan tidak aman
Siklus Harian K3 (Daily Safety Work Cycle) minggu berjalan. Secara mudah weekly
adalah suatu siklus aktifitas safety yang safety work cycle diuraikan sebagaimana
kelompok kecil pekerja yang menangani Siklus Bulanan K3 (Monthly safety work cycle)
pekerjaan sejenis, dipimpin langsung oleh dilakukan periodik bulanan, biasanya pada
kepala grup kerja. Secara umum daily safety akhir bulan, hal ini perlu dilakukan untuk
B. Siklus Mingguan K3
Siklus Mingguan K3 (Weekly safety work
cycle) dilakukan periodik mingguan, biasanya
Lampiran -2
Siklus Mingguan K3 (WEEKLY SAFETY WORK CYCLE)
WAKTU TEMPAT
NO URAIAN KETERLIBATAN MATERI
PELAKSANAAN DILAKSANAKAN
I Weekly a. Setiap hari a. Kontraktor utama Di kantor a Pemantauan kebersihan,
Meeting Sabtu b. 10.30 – a.1. Site manager kontraktor utama 30 menit sebelum meeting b
11.30 = 60 menit a.2. Supervisor a.3. Materi meeting: b.1Evaluasi
Safety supervisor b pelaksanaan daily meeting
Kontraktor utama b.1 b.2Kompiling data daily
Foreman c Dipimpin meeting b.3Informasi lainnya
oleh: Site Manager c. Bukti kegiatan: daftar hadir,
risalah, dll
Lampiran -3
Siklus Bulanan K3 (MONTHLY SAFETY WORK CYCLE)
dan industry rekayasa termasuk survey dan Berdasarkan Pasal 10 tentang pengukuran
pemetaan adalah sebagaiberikut: dan pengendalian lingkungan kerja yaitu:
a. Nilai Ambang Batas (NAB) Dilakukan pada Tempat Kerja yang
Nilai Ambang Batas yang selanjutnya memiliki sumber bahaya Kebisingan
disingkat NAB adalah standar faktor bahaya dari operasi peralatan kerja
di Tempat Kerja sebagai kadar/intensitas Tempat Kerja yang terdapat sumber
rata-rata tertimbang waktu (time weighted Kebisingan terus menerus, terputus-
average) yang dapat diterima Tenaga Kerja putus, impulsif, dan impulsif berulang
tanpa mengakibatkan penyakit atau Jika hasil pengukuran Tempat Kerja
gangguan kesehatan, dalam pekerjaan melebihi dari NAB harus dilakukan
sehari-hari untuk waktu tidak melebihi 8 jam pengendalian,
sehari atau 40 jam seminggu Pengendalian dilakukan dengan
Peninjauan Berkala Nilai Ambang Batas melaksanakan program pencegahan
Dan Standar: penurunan pendengaran dengan:
Berdasarkan Pasal 69 tentang mengatur atau membatasi pajanan
Peninjauan Berkala Nilai Ambang Kebisingan atau pengaturan waktu
Batas Dan StandarNAB dan/atau kerja; memasang pembatas, peredam
standar suara, penutupan sebagian atau
Sebagaimana dimaksud dalam Pasal seluruh alat; menggunakan alat
3 dapat ditinjau secara berkala paling pelindung diri yang sesuai; dan/atau
sedikit 3 (tiga) tahun sekali sesuai melakukan pengendalian lainnya
dengan perkembangan ilmu sesuai dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi. pengetahuan dan teknologi.
b. Pengukuran dan Pengendalian Dampak c. Personil K3
Pasal 8 tentang pengukuran dan Berdasarkan Pasal 45 tentang Personil K3
pengendalian lingkungan kerja yaitu: (1) yaitu: Pengukuran dan pengendalian
Pengukuran dan pengendalian Faktor Lingkungan Kerja sebagaimana dimaksud
Fisika sebagaimana dimaksud dalam Pasal dalam Pasal 5 ayat (2) harus dilakukan oleh
5 ayat (2) huruf a meliputi: Pengukuran Dan personil K3 bidang Lingkungan Kerja. Personil
Pengendalian Lingkungan Kerja K3 sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
Iklim Kerja; Kebisingan; Getaran; meliputi:
Gelombang radio atau gelombang Ahli K3 Muda Lingkungan Kerja;
mikro; Sinar Ultra Ungu (Ultra Violet); Ahli K3 Madya Lingkungan Kerja; dan
Medan Magnet Statis; Ahli K3 Utama Lingkungan Kerja.
Tekanan udara; dan Pencahayaan
stakeholder, dan siapa saja didalam organisasi studi dari industri lain juga berguna didalam
yang diberikan tanggung jawab untuk mengidentifikasi risiko
mengelola perencanaan risiko, dan Organizational process assets
pelaksanaan kegiatan mengadakan rapat Informasi pada proyek sebelumnya mungkin
untuk mengembangkan risk management ada pada filenya, termasuk data aktual dan
plan: lessons learned.
Mengembangkan Elemen risiko biaya Project scope statement
dan jadwal sebagai masukan Project Ketidak pastian didalam asumsi proyek harus
budget dan Schedule. dievaluasi sebagai penyebab yang potensial
Menugaskan penanggung jawab risiko. terhadap risiko proyek.
Kategori risiko, tingkat risiko, Risk Management Plan
kemungkinan jenis risiko, dampak jenis Sebagai masukan untuk proses identifikasi
tujuan dan matrix akan dikhususkan dengan menempatkan aturan dan tanggung
untuk proyek spesial. jawab, ketepatan kegiatan manajemen risiko
Keluaran dari kegiatan ini akan kedalam budget dan schedule, dan kategori
diringkaskan pada Risk management risiko yang mana kadang kadang dinyatakan
plan. dalam RBS.
2. Risk Identification Project Management Plan
Menentukan risiko yang mungkin berdampak Didalam proses Risk identification juga
pada proyek dan dokumen dari membutuhkan suatu pengertian tentang
karakteristiknya. Partisipan didalam kegiatan schedule, cost, dan quality management plans
risk identifikasi: Project Manager, Project didapat didalam project management plan.
Team members, risk management team (jika Untuk mengidentifikasi kemungkinan adanya
sudah ada), Expert dari luar team proyek, risiko berada diseluruh proyek, diperlukan
customers, end users, Project Manager lain, mereview proses keluaran dari Knowledge
stakeholders, Risk Mgt, expert. Risk area lain
Identification dilakukan dengan proses Tools & Techniques
berulang ulang, sebab risiko baru mungkin 1. Documentation reviews
dapat timbul sepanjang kemajuan proyek 2. Information gathering techniques
melalui life cycle. Metode identifikasi dapat di 3. Checklist analysis
kategorikan sebagai berikut: 4. Assumptions analysis
Enterprise environmental factors 5. Diagramming techniques
Informasi penerbitan, termasuk database
komersial, studi akademis, banchmarking,
3 4
1 2
m2
A B C
X
bidang referensi
A hAB = ta - b
hAB
T
HA
HB
bidang referensi
hAB = a - b B hBA = b - a
A
HA HB
bidang referensi
tc
C
B
0
A
HA HB HC
hAB = beda tinggi dari A ke B = ta – b Bila tinggi stasion B adalah HB, maka tinggi
untuk menghitung tinggi stasion B stasion A adalah:
digunakan rumus sbb: HA = HB + hBA = HB + b – a = T – a
HB = T – b Cara ketiga
HB = HA + ta – b
Alat sipat datar tidak ditempatkan diantara
HB = HA + hAB
atau pada stasion.
Cara tersebut dinamakan cara tinggi
Perhatikan gambar 4.5:
garis bidik.
hAB = a – b
Catatan:
hBA = b – a
ta dapat dianggap hasil pengukuran ke
bila tinggi stasion C diketahui HC, maka:
belakang, karena stasion A diketahui
HB = HC + tc – b = T – b
tingginya. Dengan demikian beda tinggi
HA = HC + tc – a = T – a
dari A ke B yaitu hAB = ta – b. Hasil ini
Bila tinggi stasion A diketahui, maka:
menunjukan bahwa hAB adalah negatif
HB = HA + hAB = HA + a - b
(karena ta < b) sesuai dengan keadaan
Bila tinggi stasion B diketahui, maka:
dimana stasion B lebih rendah dari
HA = HB + hAB = HB + b – a
stasion A.
beda tinggi dari B ke A yaitu hBA = b –
Dari ketiga cara di atas, cara yang paling teliti
t. Hasilnya adalah positif. Jadi
adalah cara kedua, karena pembacaan a dan
apabila HB dihitung dengan rumus
b dapat diusahakan sama teliti yaitu
HB = HA + hAB hasilnya tidak sesuai
menempatkan alat sipat datar tepat di tengah-
dengan keadaan dimana B harus
tengah antara stasion A dan B (jarak pandang
lebih rendah dari A.
ke A sama dengan jarak pandang ke B).
Dari catatan poin 1 dan 2 dapat
Pada cara pertama pengukuran ta kurang teliti
disimpulkan bahwa hBA = -hAB agar
dibandingkan dengan pengukuran b, dan pada
diperoleh hasil sesuai dengan
cara ketiga pembacaan a kurang teliti
keadaan yang sebenarnya.
dibandingkan dengan pembacaan b. Selain
Cara kedua
itu, dengan cara kedua hasil pengukuran akan
Alat sipat datar ditempatkan diantara dua
bebas dari pengaruh kesalahan- kesalahan
stasion (tidak perlu segaris).
garis bidik, refraksi udara serta kelengkungan
Perhatikan gambar 4.4:
bumi.
hAB = a – b
Kelebihan dari alat sipat datar ini yaitu adalah teleskopnya tidak dapat dipaksa
teleskopnya hanya bergerak pada suatu bergerak sejajar dengan plat paralel di
bidang yang menyudut 90o terhadap atas. Penyetelan pesawat ungkit ini lebih
sumbu rotasinya. Alat ini adalah alat mudah dibandingkan dengan dumpy level.
Bagian dari alat ini meliputi: teropongnya dapat diungkit naik turun
terhadap sendinya, dan mempunyai dua
1) Landasan alat
nivo yaitu nivo kotak dan nivo tabung.
2) Sekrup penyetel
Dalam tilting level terdapat sekrup
3) Tribach
pengungkit teropong dan hanya terdiri dari
4) Teropong
tiga bagian saja. Bagian dari alat ini,
Nivo
diantaranya:
Pada alat ukur sipat datar ini umumnya
1) Dudukan alat
terdapat dua buah nivo. Dari jenis kotak
Pada bagian alat ini dapat berputar
yang terletak pada tribach dan jenis
terhadap sumbu vertikal alat, yaitu
tabung yang terletak di atas teropong.
dengan tersedianya bola dan soket
Nivo kotak tersebut digunakan untuk
diantara landasan statif dan tribach
mendatarkan bidang nivo dari alat
tersebut.
tersebut, yaitu agar tegak lurus pada garis
2) Teropong
grafvitasi dan nivo tabung digunakan
Teropong yang terdapat pada alat ukur
untuk mendatarkan teropong pada
ini sama dengan pada alat ukur dumpy
jurusan bidikan.
Ketepatan penggunaan dari keempat dilihat dari jauh tidak menjadi silau.
alat sipat datar diatas yaitu sama-sama Meter teratas dan meter terbawah
digunakan untuk pengukuran kerangka berwarna hitam, dan meter di tengah
dasar vertikal, dimana kegunaan dari dibuat berwarna merah. Fungsi rambu
keempat alat di atas yaitu hanya untuk ukur adalah sebagai alat bantu dalam
memperoleh informasi beda tinggi yang menentukan beda tinggi dan mengukur
relatif akurat pada pengukuran di suatu jarak dengan menggunakan pesawat.
lapangan. Rambu ukur biasanya dibaca langsung
oleh pembidik.
f) Rambu Ukur
Rambu untuk pengukuran sipat datar (leveling)
diklasifikasikan ke dalam 2 tipe, yaitu:
1) Rambu sipat datar dengan pembacaan
sendiri
a) Jalon
b) Rambu sipat datar sopwith
c) Rambu sipat datar bersendi
d) Rambu sipat datar invar
mengukur juga jarak rambu muka ke alat dan belakang dengan dua stand (dua kali alat
dan dari alat ke rambu muka (hasilnya berdiri).
dirata-ratakan). Kemudian alat digeser
sedikit (slag 2) lakukan hal yang sama
sampai slag akhir pengukuran selesai.
14. Setelah pengukuran selesai, lalu kembali
ke laboratorium untuk mengembalikan alat.
15. Setelah itu melakukan pengolahan data.
Pengolahan data yang dilakukan adalah
Keterangan:
pengolahan data untuk mengeliminir
B^T = benang tengah yang dianggap benar
kesalahan acak atau sistematis dengan
BT = benang tengah yang dibaca dari
dilengkapi instrumen tabel kesalahan garis
teropong
bidik dan sistematis.Kesalahan sistematis
Koreksi = - kesalahan
berupa kesalahan garis bidik kita
l = Kgb = sudut
konversikan ke dalam pembacaan benang
Koreksi Kgb = -Kgb
tengah mentah yang akan menghasilkan
benang tengah setiap slag yang telah
a. Eliminasi kesalahan sistematis karena
dikoreksi dan merupakan fungsi dari jarak
kondisi alam. Eliminasi kesalahan
muka atau belakang dikalikan dengan
sistematis karena kondisi alam dapat
koreksi garis bidik.
dikoreksi dengan membuat jarak belakang
dan jarak muka hampir sama.
Pengukuran Sipat Datar
b. Jumlah slag pengukuran harus genap.
Peluang untuk meng-koreksi kesalahan di
slag ganjil dan genap lebih besar.
Pembagian kesalahan setiap slag lebih
rata.
c. Cara meng-koreksi kesalahan acak
(random error):
Dilapangan kita peroleh bacaan BA,
BT, BB pada setiap slag (misalnya) n =
Eiminasi kesalahan sistematis alat sipat datar Dari lapangan kita peroleh jarak
Bacaan Benang
Belakang Muka Jarak Beda Tinggi
Atas Atas + - Tinggi Titik
Stand Ket
Tengah Bawah Tengah Bawah Belakang Muka Total
dimana :
Koreksi absis dan ordinat
fxi , fyi =
masing-masing koordinat
Koreksi absis dan ordinat
fx , fy =
keseluruhan
di = Jarak sisi-i
Σd = Jumlah jarak keseluruhan
Jumlah detail unsur situasi yang diukur survei topografi dimana surveyor
harus betul-betul representatif, oleh membutuhkan posisi (x, y, z) dari sejumlah
sebab itu kerapatan letak detail harus detil yang cukup banyak (700 s/d 100 titik per
selalu dipertimbangkan terhadap hari), dua kali lebih banyak dari data yang
bentuk unsur situasi serta skala dari dapat dikumpulkan dengan alat teodolit biasa
peta yang akan dibuat, (stadia) dan EDM.
Setiap pembacaan rambu ukur harus Masukkan data awal (initial data entry)
dilakukan pada ketiga benang, yaitu Setelah alat ukur dipasang di atas stasiun dan
benang atas, benang tengah, dan dibuat sumbu I vertikal, pada layar monitor alat
benang bawah, akan ditampilkan menu-menu yang harus diisi
Semua detail situasi yang diukur harus oleh surveyor dengan cara menekan tombol-
dibuat sketsanya, tombol antara lain:
Sketsa detail situasi harus dilengkapi Koordinat dari stasiun tempat berdiri alat
dengan arah utara, dan koordinat atau azimut stasiun
Setiap lembar formulir data ukur detail sebelumnya.
situasi harus ditulis nomor lembarnya, Deskripsi atau keterangan dari proyek.
nama pekerjaan, nama pengukur, alat Tanggal pengukuran dan anggota
yang digunakan, merek dan nomor seri surveyor.
alat yang digunakan, tanggal dan tahun Temperatur udara.
pengukuran, dan keadaan cuaca pada Tekanan udara saat itu (beberapa
saat melakukan pengukuran. pengumpul data membutuhkan Masukan
koreksi ppm dibaca dari temperatur saat
pengukuran).
Konstante prisma (misal 0,03 m).
Penyetelan harga kelengkungan
permukaan bumi dan refraksi.
Koreksi ke permukaan air laut.
Jumlah dan macam pengukuran sudut
Gambar: Contoh pengukuran detail situasi (repetisi) dan jarak (untuk merata-rata
Prosedur Pemetaan Topografi detail situasi hasil).
Dengan Total Station Pemilihan pengukuran (biasa atau luar
Total station dapat digunakan pada biasa).
sembarang tahapan survei, survey Penomoran secara otomatis pada obyek
pendahuluan, survei titik kontrol, dan survei yang akan dibidik.
pematokan. Total station terutama cocok untuk
Memilih unit atau satuan jarak (feet atau Kode identifikasi stasiun, contoh
standar internasional) 02 (CM)
Setelah data-data awal dimasukkan dan
metode pengukurannya selesai dipilih,
data kolektor (alat) akan
memberitahukan kepada suveyor untuk
memasukkan data-data pengukuran dari
obyek yang akan diukur.
Masukan data titik stasiun
Data masukan pada titik stasiun tempat berdiri
alat antara lain:
Kode 10
Tinggi alat (masukkan setelah diukur)
Nomor titik stasiun, contoh 111- lihat
pada gambar di bawah
Kode identitas titik stasiun
Koordinat dari titik stasiun (dapat fiktif,
dalam sistem lokal, maupun UTM)
Koordinat stasiun di belakangnya
(stasiun BS), atau azimuth ke titik
stasiun BS.
Catatan: pada beberapa data kolektor,
koordinat titik stasiun selain untukreduksi
dari data ukuran titik-titik detil, dipakai pula
sebagai titik awal hitungan perataan.
Data masukan dari titik detil
Dari titik-titik detil yang dibidik, data yang
harus dimasukkan anatara lain:
Kode operasi 20, 30 atau 40 untuk
BS, FS atau IS untuk beberapa
total station
Ketinggian dari prisma pemantul
atau reflektor (setelah diukur)
Nomor titik detil, sebagai contoh,
114 (BS)
Secara garis besar tahapan pelaksanaan pengolahan suatu baseline GPS ditunjukkan
penentuan posisi dengan GPS dapat dilihat melalui visualisasi secara skematik Gambar
pada Gambar berikut: berikut:
data dan manajemen data hasil ukur dan data hitungan harus selalu
survey dan pemetaan diklasifikasikan menurut macamnya, kemudian
3. Memiliki kompetensi dasar dalam disusun secara urut, dan disimpan pada
aplikasi teknik penggambaran atau tempat yang aman.
produk – produk survey dan Koreksi data:
pemetaan. Data pengukuran sebelum dilakukan
Indikator Keberhasilan pengolahan terlebih dahulu harus di koreksi
Peserta Kursus dan Pelatihan Mampu untuk keperluan pengecekan ulang data agar
mengolah data dan membuat basis data tidak terjadi kesalahan. Koreksi data yang
hasil pengukuran dalam pekerjaan telah disetujui harus diberi paraf di bagian
survey pemetaan, memahami dan bawah di sebelah kanan. Semua data yang
mampu menghasilkan produk-produk telah di koreksi kemudian disusun secara urut,
survey pemetaan. dan disimpan pada tempat yang aman.
Metode
Metode kursus dan pelatihan Modul 5 V.A.1. Pengolahan data Survey Pemetaan
pengolahan data dan basis data pemodelan Perhitungan Poligon terbuka:
adalah sebagai berikut: Lecture; Presentation; Prosedur hitungan poligon terbuka tidak terikat
Praktice; Duty Prinsip:
Tidak ada koreksi geometris terhadap
V. A. PENGOLAHAN DATA data ukuran sudut maupun jarak.
Sudut-sudut mendatar dari hasil selisih
Pengolahan data merupakan sebuah teknik dari dua bacaan arah/jurusan ukuran
yang di terapkan untuk mengendalikan data, digunakan untuk menghitung azimuth
mengoreksi data dan melakukan perhitungan (sudut jurusan) sisi poligon yang belum
serta mengeluarkan produk dalam bentuk diketahui.
gambar kerja nerdasarkan output yang di Menghitung koordinat titik poligon
inginkan. dilakukan secara berurutan atau berantai
Berbagaimacam teknik pengolahan data dengan rumus hitung koordinat (metode
bergantung pada tujuan pengukuran/survey, polar).
peralatan yang digunakan serta metode Perhitungan poligon terbuka terikat sempurna:
pengukuran/survey. Sistematika hitungan poligon terikat sempurna:
o Hitung azimuth awal dan akhir (jika belum
Pengendalian data:
diketahui secara langsung)
Setiap lembar data ukur dan data hitungan o Hitung kesalahan penutup sudut
yang telah disetujui harus diberi paraf di poligon notasi f.
o Hitung koordinat setiap sudut dan
bagian bawah di sebelah kanan. Semua data dikoreksi pada masing-masing sudut.
o Hitung azimuth sisi-sisi poligon dengan Ratakan jarak hasil ukuran pada
‘menggunakan’ data sudut yang telah
setiap sisi polygon utama dan polygon
dikoreksi (pada point 3).
o Hitung kesalahan jarak dalam arah absis cabang,
(fX ) dan dalam arah ordinat (fY )
Untuk membawa hitungan ke sistem
o Hitung koraksi masing-masing titik.
o Hitung koordinat titik-titik poligon dengan proyeksi UTM, jarak hasil ukuran diberi
memasukkan nilai koreksinya (point 6). reduksi ke bidang geoid dan reduksi ke
o Koordinat hitungan berupa syarat-syarat
geomertri poligon terikat sempurna bidang proyeksi.
4. − 擸 = (∑ ) − c) Azimut
0
.180
5. − = ∑( ∗ Sin ) Jika azimut yang digunakan merupakan
灜
6. − = ∑( ∗ Cos ) azimut astronomi hasil pengamatan
Perhitungan matahari, untuk membawanya ke bidang
Hitungan polygon; Secara umum proyeksi UTM diberi reduksi konvergensi
penghitungan poligon terdiri atas dua tahap, meridian.
yaitu tahap pertama adalah penghitungan
d) Koordinat sementara
koordinat sementara dan tahap yang kedua
Jumlah sudut-sudut poligon, di hitung
merupakan penghitungankoordinat definitif.
kesalahan penutupnya, lalu
Sistem proyeksi peta yang digunakan adalah
berikankoreksi sudut,
sistem proyeksi UniversalTransfer Mercator
Hitung azimut tiap sisi poligon,
(UTM).
Hitung dsin α dan dcos α,
1. Koordinat sementara
Berikan koreksi fx dan fy,
a) Sudut
Hitung koordinat titik-titik poligon,
Ratakan sudut-sudut horizontal
2. Koordinat definitive; Penghitungan
hasil pengukuran pada tiap titik
koordinat definitive dilakukan denga metode
polygon utama dan tiap titik poligon
least square (kwadrat terkecil).
cabang,
Posisi Horisontal:
Periksa kesalahan penutup sudut pada
Posisi horisontal dinyatakan dengan
setiap sirkuit, kemudian periksa
dua dimensi (2D)
pulakesalahan penutup sudut pada
Sistem koordinat
seluruh sirkuit,
Geografis: dinyatakan dengan
Untuk membawa hitungan ke sistem
LINTANG () dan BUJUR ()
proyeksi UTM, sudut hasil ukuran
Kartesian: dinyatakan dengan ABSIS
diberikoreksi kappa (κ) dan koreksi
(X), Ordinat (Y), TIMUR (E), dan
jurusan horizontal Psy (Ψ).
UTARA N)
b) Jarak
Pengolahan Data Lapangan = 1210 20’ 15” ini adalah koordinat geodetic
Pengolahan Data Hasil Pengukuran yang Jika dikonvers kedalam koordinat kartesian
dilakukan pertama kali adalah analisis titik adalah sebagai berikut:
polygon atau titik kerangka dasar, setelah 20 15
121
semua titik polygon dianalisis kemudian 60 3600
pada pengeplotan titik detail adalah analisis koordinat sebenarnya, koordinat harus
pada ruang lingkup penggambaran peta dan diratakan (x, y, z). Pada total station yang
digital. baru fasilitas ini telah tersedia, sehingga
perataan tersebut dapat dilakukan sejak dari
V.A.3. Pengolahan data Topografi Survey analisis awal, hitung perataan, dan
dengan menggunakan Total Station (TS) perhitungan koordinat. Apabila data lapangan
a. Transfer Data dan Prosesing Data telah disimpan dalam file koordinat, data dapat
Pada gambar sebelumnya, data yang digunakan langsung untuk plotting atau
terkumpul harus dipindahkan (down loaded) ke penggambaran dengan plotter digital,
komputer. Program untuk memindahkan data sehingga survey dapat digambarkan dengan
ini umumnya telah disiapkan oleh pembuat cepat dengan skala yang bebas kita pilih.
total station dengan kabel khusus (interface Dapat ditambahkan di sini, hasil survey dapat
plug) misal RS 232. Sebelum data dimasukkan diplot secara interaktif dengan terminasi grafis,
ke komputer, data harus dibuat dalam format dengan penambahan satu dari sekian banyak
yang bisa dibaca oleh komputer sehingga program CAD yang sesuai.
dibutuhkan alat pembaca (reader) atau (writer)
yang biasanya terpisah sebelum dipakai.
Pada total station yang baru, data dapat
langsung dikumpulkan pada komputer,
sehingga lebih ekonomis. Beberapa alat Wild
data dikumpulkan pada modul yang dapat
langsung dipindahkan kedalam komputer
Diagram interaktif kerja pemetaan dengan total
dengan alat/ piranti pembaca (reading device).
station
Beberapa alat Nikon, Topcon menggunakan
b. Pengolahan Poligon & Detail Topografi
pengumpul data (stored cards) yang mirip
Pengolahan polygon dan detail topografi
dengan disket. Pada alat Nikon menggunakan
menggunakan software Microsurvey CAD
PCMCIA card, yang dapat dibaca langsung ke
2014, civil 3D. Data polygon diolah dengan
dalam komputer dengan PCMCIA reader.
menggunakan metode Least Square. Hasil
Beberapa alat seperti Omni MK III dan
polygon yang sudah di-just inilah nantinya
Geodimeter dapat disambung langsung
akan digunakan sebagai titik ikat perhitungan
(down-loaded) ke komputer. Hubungan antara
data detail situasi. Pengolahan data draft
total station dengan piranti penghitung dan
dilakukan di lapangan untuk download data
penggambarannya diterangkan pada gambar
kemudian di lakukan pengolahan lanjut di
di bawah.
kantor atau ruang kerja surveyor, jika
Apabila semua detil topografi telah diukur dari
penyebaran data dirasa kurang, akan
poligon tertutup, poligon kemudian dihitung
secepatnya dilakukan penambahan data.
Untuk pengolahan data final dan proses bangunan dan detail lainnya, bentuk
kartografi dilakukan di studio (ruang kerja kontur, simbol garis jalan, bangunan
surveyor). Prinsip dasar penentuan posisi dan lainnya dan alur serta lay out
menggunakan metode polar dimana data peta itu sendiri.
dasarnya adalah jarak dan sudut. d. Finishing; dilakukan setelah ada
c. Penggambaran evaluasi secara keseluruhan dari
Kegiatan penggambaran dalam hal ini dibagi pihak pemberi pekerjaan sehingga
dalam 2 tahapan: pada saat dilakukan cetak akhir
1. Penggambaran draft lapangan; sudah tidak ada kesalahan-kesalahan
Penggambaran ini berisi plotting detil- lagi.
detil alam hasil pengukuran dengan
koordinat sementara. Langkah ini V.A.4. Pengolahan data Levelling Survey
bertujuan untuk mendeteksi kesalahan Hasil yang diperoleh dari praktek pengukuran
lebih dini disamping juga memudahan sipat datar dan pengolahan data lapangan
proses penggambaran digital. adalah tinggi pada titik-titik (patok-patok) yang
2. Penggambaran Studio; Pada dasarnya diukur untuk keperluan penggambaran dalam
proses penggambaran ini terdiri dari 4 pemetaan, Perhitungan meliputi:
bagian, yaitu; Mengoreksi hasil ukuran
a. Plotting; dilakukan setelah proses Mereduksi hasil ukuran, misalnya
penghitungan (adjusment) selesai mereduksi jarak miring menjadi jarak
secara keseluruhan. Dengan mendatar dan lain-lain
menggunakan Software Microsurvey Menghitung azimuth pengamatan
CAD 2014, civil 3D, proses ploting matahari
titik detail akan lebih mudah. Menghitung koordinat dan ketinggian
b. Pembentukan DTM; Proses ini setiap titik
dilakukan setelah proses ploting titik Langkah-langkah dalam pengolahan data
detail dan penarikan garis break line adalah sebagai berikut:
selesai. Proses ini bertujuan untuk Menuliskan nilai BA, BT, BB, jarak
membentuk model 3 dimensi yang belakang dan jarak muka.
dapat mewakili bentuk areal Mencari nilai kesalahan garis bidik.
pengukuran. Termasuk dalam proses Menghitung BT koreksi (BTk) di setiap
ini adalah penarikan garis kontur. slag.
c. Editing Topografi; Pada tahap ini Menghitung beda tinggi (OH) di setiap
proses penghalusan kontur dilakukan. slag dari bacaan benang tengah koreksi
Termasuk posisi titik untuk jalan, belakang dan muka. Beda tinggi awal
suatu slag diperoleh melalui Jika tidak sama dengan nol maka
pengurangan benang tengah belakang pengolahan data harus diulangi dan
koreksi dengan benang tengah muka diidentifikasikembali letak kesalahannya.
koreksi. Beda tinggi setiap slag harus Jika tinggi titik awal diketahui, maka
memenuhi syarat beda tinggi sama tinggi titik-titik koreksif diperoleh dengan
dengan nol jika jalur pengukur berawal cara menjumlahkan tinggi titik awal
dan berakhir pada titik yang sama. terhadap beda tinggi koreksi slag secara
Penjumlahan beda tinggi awal setiap berurutan.
slag merupakan kesalahan acak beda Hitungan waterpasing:
tinggi yang harus dikoreksikan kepada Secara umum penghitungan waterpasing
setiap slag berdasarkan bobot tertentu. terdiri dari dua tahap, untuk tahap pertama
Menghitung jarak (Σd) setiap slag adalah penghitungan ketinggian sementara,
dengan menjumlahkan jarak belakang dan tahap kedua merupakan penghitungan
dan jarak muka. ketinggian definitif.
Menghitung total jarak (Σ (Σd)) jalur 1. Ketinggian sementara: Hitung beda tinggi
pengukuran dengan menjumlahkan tiap slag.
semua jarak slag. 2. Periksa hasil pengukuran waterpasing
Menghitung bobot koreksi setiap slag denqan menselisihkan jumlah beda
dengan membagi jarak slag dengan total tinggihasil pengukuran pergi terhadap
jarak pengukuran. jumlah beda tinggi hasil pengukuran
Sebagai bobot koreksi kita pulang.
menggunakan jarak setiap slag yang 3. Apabila jumlah beda tinggi hasil
merupakan penjumlahan jarak muka dan pengukuran pergi terhadap jumlah beda
belakang. Total bobot adalah jumlah tinggihasil pengukuran pulang tidak
jarak semua slag. Koreksi tinggi setiap memenuhi toleransi yang ditetapkan,
slag dengan demikian diperoleh melalui makaperiksa beda tinggi tiap slag dari hasil
negatif kesalahan acak beda tinggi pengukuran pergi dan beda tinggi tiap
dikalikan dengan jarak slag tersebut dan slaghasil pengukuran pulang.
dibagi dengan total jarak seluruh slag. 4. Apabila beda tinggi salah satu slag hasil
Menghitung tinggi titik-titik pengukuran pengukuran pergi dan hasil
(Ti) dengan cara menjumlahkan tinggi pengukuranpulangnya janggal, maka beda
titik sebelumnya dengan tinggi titik tinggi pada slag tersebut diukur ulang.
koreksi yang hasilnya akan sama 5. Hitung kesalahan penutup tiap sirkuit.
dengan nol. 6. Berikan koreksi pada tiap slag.
7. Hitung ketinggian patok sementara, patok
Titik 7 : BTb = 0,863 ; BTm = 1,801 ; jalan raya harus diketahui antara tempat
db = 8 ; dm = 7
mana, jumlah jalur dan lebar trase, kemiringan
Titik 8 : BTb = 0,753 ; BTm = 2,155 ;
db = 8 ; dm = 12 maksimum, jari-jari lengkungan minimum,
jarak pandangan minimum, dan maksud jalan.
V.A.5. Stekingout Patok batas lahan dan
Cara Perhitungan dan Pemasangan
Geodetik Survey Patok
Hitung koordinat titik V dari persamaan
Pematokan atau Stake Out adalah jalur dan lebar trase, kemiringan
memindahkan atau mentransfer titik- maksimum, jari-jari lengkungan
titik dari peta perencanaan (titik-titik minimum, jarak pandangan minimum,
rencana) ke lapangan. Titik-titik yang maksud jalan.
direncanakan tersebut di patok di b. Penentuan dan Pemasangan Titik
lapangan dari titik-titik ikat yang Bench Mark (BM)
diketahui. Patok BM merupakan patok permanen yang
Pengertian titik rencana disini adalah terbuat dari beton yang berada di suatu tempat
titik yang direncanakan di peta, tetapi dengan koordinat global dan elevasi yang
di lapangan belum ada titiknya. tetap atau sudah diketahui nilai XYZ.
Sedangkan titik ikat atau titik kerangka Penentuan koordinat dan elevasi patok BM
adalah titik yang diketahui koordinatnya tersebut menggunakan alat GPS dengan
dan titik tersebut terlihat di peta dan akurasi yang tinggi.
ada bentuk fisiknya di lapangan. Fungsi patok MB ini sebagai referensi atau
Pematokan ini merupakan bagian acuan dalam pengukuran disekitar titik BM.
sangat penting di dalam suatu proyek Semua BM dan titik Triangulasi (titik
teknik sipil seperti pembangunan jalan pengikat) yang ada di lapangan harus
raya, jalan kereta api, saluran untuk digambar dengan legenda yang telah
pengairan dan pelayaran, saluran pipa, ditentukan dan dilengkapi dengan
saluran listrik dan telepon, lintasan elevasi dan koordinat.
udara (airways), dsb. Pada tiap interval 5 (lima) garis kontur
Pekerjaan yang demikian sering juga dibuat tebal dan ditulis angka
disebut dengan istilah survey rute atau elevasinya.
Route Survey. Survey Rute ini Pencatuman legenda pada gambar
mencakup semua pekerjaan lapangan harus sesuai dengan apa yang ada di
dan perhitungan termasuk pembuatan lapangan.
peta-peta, profil-profil yang Penarikan kontur lembah/alur atau
berhubungan dengan perencanaan sadel bukit harus ada data elevasinya.
dan pembuatan suatu rute. Detail penggambaran sungai harus
Desain atau perencanaan suatu rute genap terutama di sekitar lokasi
tergantung pada survey rute terutama rencana bendung.
pada penentuan trase dan penempatan Titik pengikat/referensi peta harus
jalur ini di lapangan. Misalnya pada tercantum pada peta dan ditulis di
perencanaan suatu jalan raya harus bawah legenda.
diketahui antara tempat mana, jumlah
Gambar kampung ,sungai dan rawa BM dipasang ditempat yang aman dari
harus diberi nama & garis batas yang kegiatan penambangan, mudah untuk
jelas. dijangkau dan sudah mendapat persetujuan
Pada peta ikhtisar harus tercantum dari pengawas lapangan. BM tersebut
nama kampung, nama sungai, BM, nantinya akan digunakan sebagai titik ikat
jalan, jembatan, rencana bendung dan dalam pengukuran & perhitungan poligon,
laing-lain tampakan yang ada di daerah detail situasi dan Stacking Out.
pengukuran. Adapun spesifikasi bahan BM tersebut
Format gambar etiket peta harus adalah:
sesuai dengan ketentuan yang telah Beton ukuran 20 x 20 x 100 cm
ditetapkan titik poligon utama, poligon dan bagian yang muncul
cabang dan poligon raai digambar dipermukaan 25 cm
dengan sistemkoordinat (tidak Baut 22 mm yang sudah dibuat
diperkenankan digambar dengan cara tanda silang di atasnya
grafis) Rangka Besi Beton Ǿ 8 mm
Apabila ada 2 kantor atau lebih, yang Campuran beton dengan
berdekatan dan hampir berimpit perbandingan semen, batu split,
(misalnya batas kampung, tanggul, pasir (Beton) 1:2:3
jalan, kelokan saluran) kontur Tulisan warna Hitam dengan cat
digambarkan dengan garis-garis putus dasar warna oranye/biru
yang diperbesar.
PENGOLAHAN DATA GPS:
Tahap pengolahan data dilakukan setelah
tahap pengukuran atau pengambilan data
selesai dilaksanakan. Tujuan pengolahan data
adalah untuk mendapatkan koordinat titik-titik
GPS dalam jaringan. Secara garis besar
proses pengolahan data dapat dilihat pada
Gambar berikut:
Gambar Contoh Patok BM
c. Pemasangan dan Pengukuran Titik
Kontrol
Pemasangan Ttitik Kontrol Pemasangan
titik kontrol pengukuran sebanyak 2 pasang
Bench Mark (BM), masing – masing
dipasang saling kelihatan satu sama lain.
c. Dalam proses reduksi baseline untuk jika ditemukan koreksi yang besar
menghitung besarnya koreksi (outlier) pada confidence level yang
troposfer untuk data pengamatan digunakan.
digunakan model hopfield atau model Elips kesalahan titik untuk setiap
saastamoinen. stasiun/titik.
d. Model klobuchar digunakan dalam Elips kesalahan garis.
proses reduksi baseline untuk C. Transformasi koordinat:
menghitung besarnya koreksi Transformasi koordinat untuk setiap stasiun
ionosfer. dalam jaring dilakukan dengan hasil-hasil
e. Jika bias double-difference tidak sebagai berikut:
dapat dipecahkan, akan dilaporkan Lintang, bujur dan tinggi terhadap
dengan menyebutkan situasi dimana spheroid pada datum WGS-84
resolusi dari bias tersebut tidak dapat Koordinat dengan menggunakan
dipecahkan. proyeksi UTM pada datum WGS-84
B. Perataan jaring: Koordinat dengan menggunakan
Sebagai pemrosesan akhir untuk proyeksi TM 30 pada datum WGS-84
mendapatkan hubungan antara satu titik D. Analisis pengukuran GPS
dengan titik lainnya dilakukan perataan jaring Kontrol kualitas dilaksanakan dalam tiga
(network adjustment). Perataan jaring bebas parameter, yaitu : berdasarkan standar deviasi
dan terikat dari seluruh jaring dilakukan dari setiap baseline, common baseline
dengan menggunakan GPSurvey software dan (baseline yang diukur dua kali) serta semi
GeoLAB. Informasi yang dihasilkan dari setiap major axis dari elips kesalahan hasil perataan
perataan adalah: dengan geolab.
Hasil dari test chi-square atau variance 1. Analisis standar deviasi dari reduksi
ratio pada residual setelah perataan baseline: Berdasarkan hasil reduksi
(tes ini harus melalui confidence level baseline dan nilai toleransi yang
68 %, yang berarti bahwa data tersebut diberikan, standard deviasi untuk
konsisten terhadap model matematika masing-masing komponen lintang,
yang digunakan). bujur dan tinggi dapat dihitung.
daftar koordinat hasil perataan 2. Analisis terhadap common baseline
daftar baseline hasil perataan, dapat dianalisis dari beda jarak yang
termasuk koreksi dari komponen- dihasilkan oleh kedua baseline.
komponen 3. Analisis terhadap elips kesalahan dari
Hasil pengamatan analisis statistik perataan jaring Kriteria yang ditetapkan
mengenai residual baseline termasuk untuk mengetahui akurasi dari hasil
dari setiap model permukaan bumi dalam Digital Elevation Model (DEM) meupakan
berbagai bidang? bentuk penyajian ketinggian bumi secara
Model Permukaan Bumi digital. DEM terbentuk dari titik-titik sample
Model permukaan bumi terbentuk dari data yang memiliki nilai koordinat 3D (X, Y, Z). Titik
elevasi digital dalam tiga dimensi (X, Y, Z). sample merupakan titik-titik yang didapat dari
Data elevasi digital ini disimpan dalam format hasil sampling permukaan bumi. Hasil
piksel grid (raster). Setiap piksel mempunyai sampling permukaan bumi didapatkan dari
nilai elevasi yang mewakili ketinggian titik di pengukuran atau pengambilan data ketinggian
permukaan bumi. titik-titik yang dianggap dapat mewakili relief
permukaan bumi. Data sampling titik-titik
tersebut kemudian diolah hingga didapat
koordinat titik-titik sample.
Jika titik-titik sample sangat padat, maka
permukaan topografi akan didefinisikan secara
Gambar Nilai Elevasi Digital Dalam Format
mendalam. Jika titik-titik sample kurang padat,
Piksel Grid
maka karakter-karakter medan yang penting
Model permukaan bumi terdiri dari Digital
dapat hilang. Contohnya, di area pengukuran
Elevation Model (DEM), Digital Terrain Model
terdapat bukit yang memiliki perbedaan tinggi
(DTM), dan Digital Surface Model (DSM).
dengan permukaan tanah disekitarnya, namun
Model permukaan bumi ini dapat diperoleh
karena titik sample tidak diambil di bukit
dengan pengukuran secara tidak langsung,
tersebut maka DEM yang dihasilkan menjadi
seperti fotogrametri, penginderaan jauh
rata dan bentuk bukit tidak tersaji dalam DEM
(remote sensing), dan Light Detection and
tersebut.
Ranging (LiDAR). Gelombang dari sensor
dipancarkan kepada objek di permukaan bumi, DIGITAL TERRAIN MODEL (DTM)
sehingga ada yang mengenai pohon, rumah,
Digital Terrain Model (DTM) identik dengan
permukaan tanah, atau objek yang lainnya,
DEM. DTM tidak hanya mencakup DEM, tetapi
kemudian dipantulkan kembali dan ditangkap
mencakup medan yang dapat memberikan
oleh sensor. Hasil dari pantulan objek-objek ini
definisi yang lebih baik tentang karakteristik
kemudian akan menjadi representasi
permukaan topografi. Dalam DTM fitur alami
seperti sungai, jalan, garis punggungan, dan
lain-lain telah didefinisikan. Pada DTM telah ketinggian permukaan tanah saja, sedangkan
ditambahkan fitur breaklines dan pengamatan DSM menyajikan ketinggian permukaan tanah
selain data asli untuk mengoreksi kondisi dan objek-objek yang terlihat dari atas tanah
topografi yang terbentuk. Breaklines seperti, vegetasi, bangunan, dan lain-lain.
digunakan untuk menentukan perubahan DTM merupakan DEM yang telah
ketinggian yang mendadak pada permukaan ditambahkan fitur breaklines sehingga dapat
tanah. memberikan definisi yang lebih baik tentang
Breaklines mendefinisikan dan mengontrol karakteristik permukaan topografi, seperti
perilaku permukaan pada saat proses sungai, garis punggungan, dan lain-lain.
interpolasi. Seperti namanya, breaklines Namun untuk kepentingan praktis, DEM
adalah fitur linier. Breaklines memiliki efek umumnya identik dengan Digital Terrain Model
signifikan dalam hal menggambarkan perilaku (DTM)
permukaan ketika dimasukkan dalam model
permukaan. Breaklines dapat menggambarkan KUALITAS DEM, DSM, DAN DTM
dan menegakkan perubahan perilaku Kualitas data dari DEM, DTM, dan DSM dapat
permukaan. Nilai-Z sepanjang breakline bisa dilihat dari akurasi dan presisi data yang
konstan atau dapat bervariasi sepanjang dihasilkan. Dilihat dari akurasinya, nilai
breakline. ketinggian titik (Z) pada DEM, DTM, dan DSM
dibandingkan dengan nilai sebenarnya yang
DIGITAL SURFACE MODEL (DSM)
dianggap benar. Nilai Z yang dianggap benar
Digital Surface Model (DSM) adalah model ini ditentukan dengan melakukan pengukuran
permukaan bumi dengan menggambarkan titik sample secara langsung pada area
seluruh objek permukaan bumi yang terlihat. pengukuran. Dilihat dari kepresisiannya,
Objek bangunan dan vegetasi yang menutupi kualitas DEM, DTM, dan DSM ditentukan oleh
tanah, serta objek tanah yang terbuka banyaknya informasi yang dapat diberikan.
termasuk dalam data DSM. Kenampakan DSM Presisi bergantung pada jumlah dan sebaran
akan menggambarkan bentuk permukaan titik-titik sample dan ketelitian titik sample
bumi seperti keadaan nyata yang terlihat dari sebagai masukan/input bagi pembentukan
foto atau citra satelit DEM, DTM, dan DSM serta metode interpolasi
untuk mendapatkan ketinggian titik-titik
PERBEDAAN DEM, DTM, DAN DSM pembentuk DEM, DTM, dan DSM. Titik-titik
Perbedaan dari ketiga model permukaan bumi sample yang dipilih untuk digunakan harus
yang telah dijelaskan terdapat pada informasi dapat mewakili bentuk terrain secara
ketinggian yang disajikan dalam setiap model keseluruhan sesuai dengan kebutuhan aplikasi
permukaa bumi. DEM/DTM hanya menyajikan penggunaannya.
zona pendaratan pesawat terbang. Survey, gambar tersebut adalah mewakili dari
bahasa teknik di lapangan. Baik owner atau o Batu Galian: Batu galian – bongkahan
kontraktor dapat di bantu oleh seorang batu, dengan volume 1 m3 atau lebih
Quantity surveyor atau survey kuantitas dan seluruh batu atau bahan lainnya
masing – masing sebagai Engineer yang yang penggaliannya memerlukan alat
bertanggung jawab atas kalkulasi cut fill yang bertekanan udara atau pemboran, dan
absah, dengan menyetarakan metode dan peledakan sesuai petunjuk Direksi
stigma bersama. Engineer Quantity Survey di Pekerjaan.
bantu oleh tim Survey dalam menyediakan o Galian Struktur: Mencakup galian pada
Raw Data, kemudian diolah dan di konversi ke segala jenis tanah dalam batas
gambar Cad 2D atau 3Dimensi. Kemudian di pekerjaan yang disebut atau
tabulasikan tiap-tiap hasil, sehingga ditunjukkan dalam Gambar untuk
mendapatkan kubikasi Rata-rata, hasil Struktur.
kesepakatan. TOLERANSI DIMENSI:
Galian: Elevasi dan kelandaian akhir setelah
Pembuatan saluran air dan selokan. pemadatan harus tidak lebih tinggi atau
Formasi galian atau pondasi pipa, lebih rendah 2 cm dari yang ditentukan
gorong-gorong, pembuangan atau atau disetujui.
struktur lainnya. Seluruh permukaan akhir timbunan
Pembuangan bahan yang tak terpakai yang terekspos harus cukup rata dan
dan tanah humus. harus cukup kelandaiannya, untuk
Pekerjaan stabilisasi lereng. menjamin aliran air permukaan yang
Pembuangan bahan longsoran. bebas.
Galian bahan konstruksi. Permukaan akhir lereng timbunan tidak
Pembuangan sisa bahan galian. boleh bervariasi lebih dari 10 cm dari
Pengupasan dan pembuangan bahan garis profil yang ditentukan.
perkerasan beraspal pada perkerasan Timbunan tidak boleh dihampar dalam
lama. lapisan dengan tebal padat lebih dari
Pembentukan profil dan penampang 20 cm atau dalam lapisan dengan tebal
sesuai dengan Spesifikasi. padat kurang dari 10 cm.
o Galian Biasa: Mencakup seluruh galian Timbunan:
yang tidak diklasifikasi sebagai galian Pembuatan timbunan.
batu, galian struktur, galian sumber Penimbunan kembali galian pipa atau
bahan (borrow excavation) dan galian struktur, dan timbunan umum / Back-
perkerasan beraspal. fill.
membentuk dimensi timbunan sesuai dan teknik lainnya yang membutuhkan gambar
dengan garis, kelandaian, dan elevasi detil dan ukuran presisi, sebenarnya apa
penampang melintang yang definisi dari gambar teknik, terutama gambar
disyaratkan teknik di bidang Arsitektur dan Teknik Sipil.
Timbunan yang di cakup oleh Sifat Gambar Teknik
ketentuan ini harus dibagi menjadi tiga Ada beberapa sifat yang harus melekat pada
jenis, yaitu; timbunan biasa, timbunan gambar teknik antara lain:
pilihan dan timbunan pilihan di atas KOMUNIKATIF (mudah dimengerti),
tanah rawa. NORMATIF (sesuai aturan)
Pilihan Timbunan akan digunakan untuk: AKURAT (presisi-tepat teknisnya)
Lapis penopang (capping layer) guna TERUKUR (memiliki skala)
meningkatkan daya dukung tanah EFEKTIF (tepat guna)
dasar.
Material timbunan di daerah saluran air Ukuran Standart Kertas Gambar
dan lokasi serupa dimana bahan yang Kertas sebagai media cetak yang digunakan
plastis sulit dipadatkan dengan baik. untuk penyajian gambar teknik telah
Stabilisasi lereng atau Pekerjaan mempunyai ukuran yang sudah distandartkan,
pelebaran timbunan jika diperlukan ukuran yang banyak digunakan adalah seri A.
lereng yang lebih curam karena Ukuran ini mempunyai mempunyai ukuran
keterbatasan ruangan, dan Pekerjaan standart yang dinyatakan dengan angka nol di
timbunan lainnya dimana kekuatan belakang huruf A (A0).
timbunan adalah faktor yang kritis.
Pekerjaan Yang Tidak Termasuk Timbunan
Bahan yang dipasang sebagai landasan untuk
pipa atau saluran beton,
Bahan drainase porous yang dipakai untuk
drainase bawah permukaan atau untuk Gambar Kerja
mencegah hanyut-nya partikel halus tanah Adalah acuan untuk pelaksanaan pekerjaan di
akibat proses penyaringan. lapangan, sehingga pekerjaan lapangan
V.D. Gambar Kerja menjadi mudah dilaksanakan dan terkendali
V.D.1. Gambar Teknik secara teknis, baik dari segi waktu maupun
Di dunia teknik terdapat istilah gambar mutu kerja.
teknik/gambar kerja, bukan hanya di jurusan Penyiapan Dokumen Teknis dan Gambar
arsitektur dan sipil gambar teknik juga bisa di Kerja
temui di jurusan teknik mesin, industri, elektro Gambar roman muka bumi (surface)
Gambar kerja (shop drawing): Untuk komponen gambar yang terurai diberi
memperhatikan secara umum suatu nomor komponen
rancangan bangunan pengolah limbah,
di buat gambar peta situasi atau lokasi
bangunan pengolah limbah dengan
petunjuk arah (utara).
Gambar penampang: Gambar
penampang memperlihatkan bagian
yang perlu ditonjolkan yang umumnya
tidak terlihat dalam penggambaran
biasa atau penggambaran suatu
Gambar Contoh gambar teknik
bagian dari suatu benda dengan cara
V.D.2. Peta (Gambar Surface)
memotong benda tersebut pada bagian
Peta adalah gambaran permukaan bumi pada
yang perlu diperlihatkan.
bidang datar dengan skala tertentu melalui
Gambar potongan bangunan baik
suatu sistem proyeksi. Kalau Anda bertanya
potongan melintang maupun
kapan peta mulai ada dan digunakan
memanjang: Gambar potongan untuk
manusia? Jawabannya adalah peta mulai ada
memperlihatkan posisi horisontal
dan digunakan manusia, sejak manusia
maupun vertikal, kedalaman, titik
melakukan penjelajahan dan penelitian.
puncak dan terendah, serta kemiringan
Walaupun masih dalam bentuk yang sangat
suatu bagian. Sehingga mempermudah
sederhana yaitu dalam bentuk sketsa
pada saat pelaksanaan pekerjaan.
mengenai lokasi suatu tempat.
Gambar detail: Untuk memperlihatkan
Peta Topografi:
secara mendetil suatu bagian secara
Peta topografi yaitu peta yang
jelas dibuat gambar detil.
menggambarkan bentuk relief (tinggi
Gambar terurai:
rendahnya) permukaan bumi. Dalam peta
Gambar terurai umumnya digunakan
topografi digunakan garis kontur (countur line)
untuk instalasi suatu bagian yang
yaitu garis yang menghubungkan tempat-
memerlukan pemasangan yang teliti.
tempat yang mempunyai ketinggian sama.
Untuk menghindari kesalahan pada
Kelebihan peta topografi:
saat pemasangan, gambar ini juga
Untuk mengetahui ketinggian suatu
dapat menjelaskan bagaimana dan
tempat.
urutan pemasangan suatu instalasi
Untuk memperkirakan tingkat kecuraman
yang dianggap sukar. Setiap
atau kemiringan lereng.
gunakan untuk menghasilkan produk – produk Metode; Metode kursus dan pelatihan Modul 6
peta dengan berbagai model sesuai dengan Sistem Informasi Geografis (SIG) adalah
keperluan atau tujuan survey pemetaan sebagai berikut: Lecture, Presentation,
INDRAJA atau bergantung pada project apa Discuss, Duty, Case Study
yang di kerjakan, sehingga sebelum
menguasai keterampilan kerja dalam bidang
survey dan pemetaan sebaiknya kemampuan A. SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS
mengolah data dan basis data perlu di DAN PENGINDERAAN JAUH
utamakan. Pengolahan data dan Basis data
pemodelan bersisikan meteri: teknik
Pada awalnya data geografis hanya disajikan
pengolahan data, manajemen data, koreksi
di atas peta dengan menggunakan simbol,
data, data prosesing dan gambar kerja, dari
garis dan warna. Elemen-elemen geometris ini
setiap metode survey pemetaan INDRAJA
dideskripsikan di dalam legendanya misalnya,
yang digunakan serta setiap tools yang
garis hitam tebal untuk jalan utama, garis
digunakan berdasarkan project yang ada.
hitam tipis untuk jalan sekunder. Selain itu,
Tujuan
berbagai data juga dapat dioverlaykan
1. Memahami teknik pengolahan data dan
berdasarkan sistem koordinat yang sama.
basis data dari hasil pekerjaan survey
Akibatnya sebuah peta menjadi media yang
dan pemetaan dengan menggunakan
efektif baik sebagai alat presentasi maupun
metode survey INDRAJA
sebagai bank tempat penyimpanan data
2. Memiliki kompetensi atau kemampuan
geografis. Tetapi media peta masih
dalam hal pengolahan data dan
mengandung kelemahan atau keterbatasan.
manajemen data hasil survey dan
Informasi-informasi yang tersimpan, diproses
pemetaan metode INDRAJA
dan dipresentasikan dengan suatu cara
3. Memiliki kompetensi dasar dalam
tertentu dan biasanya untuk tujuan tertentu
aplikasi teknik penggambaran atau
pula. Tidak mudah untuk merubah bentuk
produk – produk survey dan pemetaan
presentasi dari suatu peta.
dengan metode INDRAJA
Sebuah peta selalu menyediakan gambar atau
Indikator Keberhasilan;
simbol unsur geografi dengan bentuk yang
Peserta Kursus dan Pelatihan Mampu
tetap atau statik meskipun diperlukan untuk
mengolah data dan membuat basis data hasil
berbagai kebutuhan yang berbeda. Peta juga
Analisa pekerjaan survey pemetaan metode
merupakan asset publik yang sangat
INDRAJA, memahami dan mampu
berharga. Survey-survey pemetaan yang telah
menghasilkan produk-produk survey
dilakukan di berbagai negara telah
pemetaan INDRAJA.
mengindikasikan bahwa jumlah keuntungan
dari penggunaan peta akan meningkat hingga digunakan oleh berbagai bidang
beberapa kali lipat biaya produksi peta itu disiplin ilmu dan berkebang dengan
sendiri. cepat. Istilah sistem informasi geografis
Dengan semakin bertambahnya waktu memiliki tiga unsur pokok: sistem,
biasanya akan terjadi penurunan dari kualitas informasi dan geografis. SIG
peta tersebut sehingga kemungkinan merupakan salah satu sistem informasi
kerusakan peta-peta tersebut akan terjadi yang menekankan pada unsur
dengan semakin lamanya disimpan. Dengan informasi geografis. Sistem merupakan
adanya SIG penyimpanan peta akan lebih sekumpulan objek,ide, berikut
aman dan SIG mampu menyimpan beratus interelasinya dalam mencapai tujuan
bahkan beribu peta dalam satu komputer atau atau sasaran bersama. Sistem
media penyimpanan lainnya dan SIG mampu digunakan untuk mendeskripsikan
mempresentasikan peta dalam berbagai cara banyak hal, khususnya untuk aktivitas-
dan bentuk serta mampu mereproduksi dan aktivitas yang diperlukan pada
mengupdate peta secara cepat. pemrosesan data. Pengertian informasi
geografis adalah informasi mengenai
tempat-tempat yang terletak di
permukaan bumi, pengetahuan
mengenai posisi dimana suatu obyek
terletak di permukaan bumi dan
informasi mengenai keterangan-
keterangan (atribut) yang terdapat di
permukaan bumi yang posisinya
diketahui.
Sistem informasi geografis merupakan
suatu sistem berbasis komputer yang
digunakan untuk:
Gambar: Contoh kemampuan SIG dalam
mengintegrasikan banyak data
Mengumpulkan, menyimpan,
yang telah beredar. Selain itu SIG juga Secara lebih khusus, SIG adalah satu
merupakan suatu bidang kajian ilmu sistem yang powerful yang terdiri dari
data spasial dan atribut dari berbagai banyak orang secara bersamaan
sumber. Subsistem ini pula yang dalam jaringan komputer yang luas,
bertanggung jawab dalam berkemampuan tinggi, memiliki ruang
mengkonversi atau penyimpanan (harddisk) yang besar,
mentransformasikan format-format dan mempunyai kapasitas memori
data-data aslinya ke dalam format yang yang besar (RAM). Walaupun
dapat digunakan oleh SIG. demikian, fungsionalitas SIG tidak
2. Subsistem Keluaran (output): terikat secara ketat terhadap
Subsistem ini adalah menampilkan karakteristik fisik perangkat keras ini
atau menghasilkan keluaran seluruh sehingga keterbatasan memori pada
atau sebagian basisdata baik dalam PC-pun dapat diatasi. Adapun
bentuk softcopy maupun bentuk perangkat keras yang sering digunakan
hardcopy sepeti tabel, grafik peta dan untuk SIG adalah komputer (PC),
lainnya. mouse, digitizer, printer, plotter dan
3. Subsistem Manajemen: pada scanner (pemindai).
subsistem ini adalah untuk 2. Perangkat Lunak (Software); SIG juga
mengorganisasikan baik data spasial merupakan sistem perangkat lunak
maupun atribut ke dalam sebuah basis yang tersusun secara modular dimana
data sedemikian rupa sehingga mudah basis data memegang peranan kunci.
dipanggil, diupdate dan diedit. Setiap susbsistem diimplementasikan
4. Subsistem Manipulasi & Analisis: dengan menggunakan perangkat lunak
Subsistem ini menentukan informasi- yang terdiri dari beberapa modul,
informasi yang dapat dihasilkan oleh hingga tidak mengherankan jika ada
SIG. Selain itu subsistem ini juga perangkat lunak SIG yang terdiri dari
melakukan manipulasi dan pemodelan ratusan modul program (.exe) yang
data untuk menghasilkan informasi masing-masing dapat dieksekusikan
yang diharapkan. sendiri.
Komponen SIG 3. Data & infromasi geografi; SIG dapat
SIG terdiri dari beberapa komponen yang mengumpulkan dan menyimpan data
meliputi: dan informasi yang diperlukan baik
1. Perangkat Keras (Hardware): pada secara tidak langsung dengan cara
saat ini SIG tersedia untuk berbagai mengimportnya dari perangkat-
platform perangkat keras mulai dari PC perangkat lunak SIG yang lain maupun
dekstop, workstation, hingga multiuser secara langsung dengan cara
host yang dapat digunakan oleh mendijitasi data spasialnya dari peta
dan memasukkan data atributnya dari data, pencarian data, penrhitungan secara
tabel-tabel dengan menggunakan statistik untuk jumlah penduduk pada kawasan
keyboard. tertentu dapat dilakukan oleh SIG. Sementara
4. Manajemen dan Metoda: suatu proyek untuk pembuatan peta digital selain perangkat
SIG akan berhasil jika dimanage lunak SIG seperti ArcView, Map Info,
dengan baik dan dikerjakan oleh Geomedia juga cukup digunakan perangkat
orang-orang yang memiliki keahlian lunak lain seperti autocad.
yang tepat pada semua tingkatan Data yang diperlukan untuk mebentuk SIG
dengan menggunakan metoda yang terdiri atas data spasial yang hal ini berupa
tepat. peta digital, serta data tekstual (atribut,
Peta Digital keterangan, atau angka- angka) yang masing-
Peta digital adalah peta yang data grafis, data masing melekat pada data spasialnya. Data
tekstual dan segala atributnya tersimpan tekstual biasanya tersusun atas sebuah basis
dalam bentuk softcopy (file) pada komputer. data dalam format tertentu dan masing-
Peta ini dihasilkan dari proses digitasi dengan masing terhubung (linked) dengan baik
menggunakan meja digitizer ataupun onscreen terhadap data spasialnya.
digitasi dari hasil scan sebuah peta. Dengan demikian dalam SIG data tekstual
Dalam pembuatan peta digital ini diperlukan akan memiliki kaitan posisi geografis, demikian
perangkat-perangkat keras seperti komputer pula setiap bagian dari data grafis peta
beserta kelengkapannya, dan perangkat lunak memiliki informasi tekstual. Lain halnya
baik perangkat lunak untuk sekedar membuat dengan perangkat lunak CAD, perangkat ini
peta digital seperti Autocad ataupun perangkat umumnya hanya dapat menampilkan data
lunak untuk tujuan analisis yang biasa disebut grafis (peta) walupun mampu menampilkan
sistem informasi geografis seperti ArcView, data tekstual tapi satu sama lain terpisah, tidak
Mapinfo, Geomedia dll. Jenis peta ini mulai saling berkaitan.
dikembangkan pada era 80-an sejalan dengan Data peta digital umumnya terdiri atas dua
berkembangnya teknologi komputer dan jenis data yaitu data vektor dan raster. Kedua
perangkat lunak untuk penggambaran dengan data ini dihasilkan dari proses yang berbeda.
bantuan komputer (Computer Assisted Untuk vektor biasanya dihasilkan melalui
Drawing/CAD) serta perangkat lunak SIG itu proses pengubahan dari hardcopy atau print
sendiri. out gambar (peta) menjadi bentuk digital
Fungsi SIG seringkali diasumsikan hanya dengan menggunakan alat yang disebut meja
untuk pembuatan peta digital, sebenarnya SIG digitizer. Yang mana setiap titik/point dari
berfungsi lebih daripada pembuatan peta gambar hasil digitasi tersebut mempunyai
digital. Pengelompokan data atau klasifikasi koordinat X dan Y. Sedangkan data raster
dapat dihasilkan dari hasil scan sebuah digital dengan berbagai cara yang akan
gambar atau peta dengan menggunakan dibahas pada bab selanjutnya. Referensi
scanner ataupun hasil dari digital kamera atau spasial dari peta analog memberikan
photo udara atau citra satelit yang mana koordinat sebenarnya di permukaan bumi
gambar yang dihasilkan tersusun atas pixel- pada peta digitalyang dihasilkan,
pixel yang berupa kotak-kotak bujur sangkar. Biasanya peta analog direpresentasikan
Karakteristik kedua data dapat dilihat pada dalam format vektor.
gambar berikut: 2. Data dari sistem Penginderaan Jauh (a.l.
citra satelit, foto-udara, dsb.) Data
Pengindraan Jauh dapat dikatakan
sebagai sumber data yang terpenting bagi
SIG karena ketersediaanya secara
berkala. Dengan adanya bermacam-
macam satelit di ruang angkasa dengan
spesifikasinya masing-masing, kita bisa
menerima berbagai jenis citra satelit untuk
beragam tujuan pemakaian. Data ini
biasanya direpresentasikan dalam format
raster.
Gambar: Ilustrasi Data raster dan data vector yang 3. Data hasil pengukuran lapangan, Contoh
selnajutnya ditampilkan dalam dunia nyata
data hasil pengukuran lapang adalah data
Persiapan Pembuatan Peta Digital dengan
batas administrasi, batas kepemilikan
SIG
lahan, batas persil, batas hak
Untuk membentuk peta digital dengan
pengusahaan hutan, yang dihasilkan
menggunakan SIG dibutuhkan masukan data
berdasarkan teknik perhitungan tersendiri,
baik yang berbentuk spasial maupun tekstual.
pada umumnya data ini merupakan
Beberapa sumber data tersebut antara lain
sumber data atribut.
adalah:
4. Data GPS, Teknologi GPS memberikan
Peta analog (antara lain peta topografi, peta
terobosan penting dalam menyediakan
tanah, dan sebagainya)
data bagi SIG. Keakuratan pengukuran
1. Peta analog adalah peta dalam bentuk
GPS semakin tinggi dengan
cetakan. Pada umumnya peta analog
berkembangnya teknologi. Data ini
dibuat dengan teknik kartografi, sehingga
biasanya direpresentasikan dalam format
sudah mempunyai referensi spasial
vektor.
seperti koordinat, skala, arah mata angin
dsb. Peta analog dikonversi menjadi peta
Beberapa cara yang dapat digunakan Contoh peta topografi yang di ambil dari
untuk memasukkan data spasial dan data raster:
tekstual (membuat peta digital) dari
sumber-sumber di atas ke dalam SIG,
antara lain:
Digitasi,
Penggunaan GPS
Konversi dari sistem lain.
Artinya SIG dapat membantu seorang Dalam folder TRAINING Arch GIS DATA
SURVEYOR dalam hal survey VEKTOR SHP KOTA KUPANG telah
pemetaan dari jarak jauh dan tidak disiapkan file vektor dengan tipe data yang
perlu harus pemetaan di lapangan. dikembangkan oleh ESRI yaitu shapefile
Dalam aplikasi SIG memrlukan alat dan (disingkat .shp). File Shapefile itu sendiri akan
bahan: terdiri dari beberapa data antara dbf (file dbf ini
Sistem kerja SIG membutuhkan beberapa dapat dibuka menggunakan program MS
aplikasi yang bekerja bersama misalkan; Office Excel), mshp, prj, shp dan shx.
Archview, ArchGIS, QGIS, Global Mapper dan Dalam project ini kita akan lebih sering
lain sebagainya; pemanfaatan aplikasi atau
menggunakan file bereksistensi .shp
(software) sistem informasi geografis (GIS) 5. Pembuatan Contour dari DATA DEM
yang di kembangkan untuk dunia pemetaan Sebelum pembuatan peta topografi
atau Mapping. lokal/tematik harus terlebih dahulu
GIS ini digunakan untuk memproses data mengetahui elevasi global (didapat dari
spasial yang ber-georeferensi (berupa DEM)
detail, kondisi, fakta dll) yang di simpan Sebelum mebuat topografi, langkah
dalam bentuk basis data. pertama adalah pembuatan contour
Kemampuan/kegunaan ArchGIS; Untuk Contour yang akan di buat ini
menfisualisasi data; Editting topo; bersumber dari dari data DEM
Pembuatan peta tematik; PENGOLAHAN Data DEM ini kemudian di import ke
data dari excel; menggunakan fitur Globalmaper , setelah itu tentukan
geoprosesing untuk menganalisa dan daerah/lokasi yang akan di export
costumise data ataupun melakukan output contournya dengan IK 1m dan minor
berupa tampilan PETA contour 5 m dan mayor kontur 10
Output data DEM dari globalmaper ini
4. Pembuatan data base di export dalam format SHP
Data koordinat (x, y, z) dalam file excel 6. Pembuatan TOPOGRAFI
Data koordinat (x, y, z) dalam file excel Export data SHP ke Aplikasi ArchGIS
ini di rubah ke dalam format csv sesuai Lakukan pengolahan data sesuai
denga permintaan ArchGIS dengan tujuan project:
Masuk pada aplikasi ArchGIS Tujuan project/output
Lakukan pengaturan koordinat sistem o Peta Topografi area
dalam bentuk UTM/geografis pengukuran
bergantung pada data yang ada o Isi peta topografi: Jalan, Detail
(catatan karena data pengukuran Situasi, Batas Area
sudah di olah dalam bentuk UTM maka Pengukuran, Kontur
langkahnya siap diatur dalam UTM) o Yang perlu di ingat adalah
Pilih Zona UTM (silahkan cari Zona kelengkapan dan bagian –
lokasi pengukuran itu ada di mana? bagian peta
Lalu pilih zona tersebut pada
pengaturan sistem UTM pada aplikasi
ArchGIS
Export data base koordinat (csv) ke
dalam ArchGIS untuk melanjutkan
pekerjaan berikutnya --------------- oooooooooooooooooo ---------------
FORMAT
MODUL LAPORAN
AKHIR SURVEY
7 PEMETAAN
PENUTUP:
KESIMPULAN
SARAN
DAFTAR PUSTAKA
BIODATA TEAM SURVEY PEMETAAN
Format Keterangan
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan
1.3 Lokasi Survei Data Study Kasus
BAB II SURVEI GEODETIK Data Study Kasus
2.1 Alat dan Bahan
2.1.1 Alat
2.1.2 Bahan
2.2 Metode Pengukuran
2.2.1 Penentuan Titik BM
2.2.2 Penentuan Batas Lahan
2.3 Pengolahan Data
2.4 Penggambaran
LAMPIRAN Melampirkan Data Lapangan (Study
Kasus)
Melampirkan Data Koordinat
Melampirkan Peta BM dan Peta Patok
Batas Lahan
Format Keterangan
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan
1.3 Lokasi Survei Data Study Kasus
BAB II SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS
2.1 Alat dan Bahan
2.1.1 Alat
2.1.2 Bahan
2.2 Metode Survey
2.3 Pengolahan Data
2.4 Penggambaran