Anda di halaman 1dari 136

alam secara global, begitu banyak informasi

PENDAHULUAN
yang telah tersedia seperti; membuat
keputusan perencanaan, perumusan kebijakan
urvey dan pemetaan merupakan

S sebuah ilmu, seni dan teknologi untuk


menentuan posisi relatif, suatu titik di
atas, atau di bawah permukaan bumi. Dalam
dalam berbagai penggunaan
pengembangan sumber daya dan aplikasi
pelestarian lingkungan.
Dengan meningkatnya kebutuhan Akan
lahan

arti yang lebih umum, survey (geomatik) dapat


jasa survey pemetaan, maka LKP MANDALA
didefenisikan sebagai sebuah disiplin ilmu
JES INDO telah mengadopsi definisi berikut;
yang meliputi semua metode untuk mengukur
“Surveyor adalah orang yang professional
dan mengumpulkan informasi tentang fisik
dengan kualifikasi pendidikan dan keahlian
bumi dan lingkungan, pengolahan informasi,
teknis untuk melakukan aktivitas satu atau
dan menyebarluaskan berbagai produk yang
lebih kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
dihasilkan untuk berbagai kebutuhan.
 Menentukan, mengukur dan mengetahui
Survei memiliki peran yang sangat
permukaan tanah, benda tiga dimensi
penting sejak awal peradaban manusia,
titik dilapangan dan lintasan.
diawali dengan melakukan pengukuran dan
 Mengumpulkan dan menafsirkan kondisi
menandai batas-batas pada tanah-tanah
permukan tanah dan informasi geografis
pribadi, dengan berlalunya waktu, kepentingan
dan informasi ekonomi.
akan bidang survei terus meningkat dengan
 Menggunakan informasi perencanaan,
meningkatnya permintaan untuk berbagai peta
efisiensi administrasi manajemen tanah,
dan jenis spasial terkait informasi lainnya dan
laut dan seluruh struktur.
memperluas kebutuhan untuk menetapkan
 Melaksanakan pembangunan perkotaan
garis yang akurat dan untuk membantu proyek
dan pedesaan serta pengelolaan lahan.
konstruksi.
 Melakukan penelitian pengembangan
Pada saat ini peran pengukuran dan
potensi sumberdaya alam lainnya.
pemantauan lingkungan kita menjadi semakin
Peran Seorang Surveyor
penting, hal itu disebabkan semakin
Seorang surveyor profesional memiliki
bertambahnya populasi manusia, semakin
satu atau lebih kegiatan yang dilakukan di atas
tingginya harga sebidang tanah, sumber daya
atau di bawah permukaan tanah/ laut dan
alam kita semakin berkurang, dan aktivitas
dapat dilakukan dalam hubungan dengan para
manusia yang menyebabkan menurunnya
profesional lainnya. Berikut fungsi dari seorang
kualitas tanah, air, dan udara kita. Di zaman
surveyor di lapangan; Penentuan ukuran dan
modern seperti saat ini, dengan bantuan
bentuk bumi, pengukuran dari semua data
komputer dan teknologi satelit, surveyor dapat
yang diperlukan untuk menentukan ukuran,
mengukur, memantau bumi dan sumber daya

LKP MANDALA JES INDO Page |1


Modul Kursus dan Pelatihan Survei Pemetaan 2020

posisi, bentuk, kontur laut. Penggunaan data tersebut berguna


pada setiap bagian bumi untuk perencanaan pembangunan di
dan memantau setiap perkotaan, daerah pedesaan dan regional.
perubahan.  Perencanaan, pengembangan dan
pembangunan kembali sebuah kawasan
seperti; perkotaan, pedesaa, maupun
perumahan.
Penentuan posisi objek/titik pada sebuah  Pengkajian nilai dan pengelolaan sebuah
ruang dan waktu serta posisi dan pemantauan kawasan seperti; perkotaan, pedesaa,
bentuk fisik, struktur dan pekerjaan yang maupun perumahan.
berada di atas atau di bawah permukaan bumi.  Perencanaan, pengukuran, pengelolaan
 Pengembangan, pengujian dan kalibrasi pada pekerjaan konstruksi, termasuk
sensor, peralatan dan sistem untuk rencana anggaran biaya.
pekerjaan Survei Perolehan dan Dalam melaksanakan tugas diatas,
penggunaan informasi tata ruang dari surveyor harus mempertimbangkan aspek
jarak dekat, udara dan citra satelit dan hukum, ekonomi, lingkungan, dan sosial yang
proses-proses yang dapat dilakukan relevan sehingga proyek tetap berjalan secara
secara otomatis. normal. Pekerjaan mengukur tanah dan
 Penentuan dari posisi batas-batas tanah pemetaan (Survei dan pemetaan) meliputi
masyarakat atau pribadi, termasuk batas- pengambilan/ pemindahan data- data dari
batas nasional dan internasional, dan lapangan ke peta atau sebaliknya.
pendaftaran lahan tersebut dengan pihak Pengukuran yang akan dipelajari dibagi
yang berwenang bagi dalam pengukuran mendatar dari titik titik
 Perencanaan dan pembentukan system yang terletak diatas permukaaan bumi, dan
informasi geografis (GIS) suatu daerah pengukuran tegak guna mendapatkan beda
dan mengumpulkan, menyimpan, tinggi antara titik titik yang diukur diatas
menganalisis, mengelola, menampilkan permukaan bumi yang tidak beraturan, yang
dan menyebarkan data. pada akhirnya dapat digambar diatas bidang
 Menganalisis, menyajikan dan datar (Peta).
menggabungkan objek tata ruang dan Pekerjaan survey atau ukur mengukur
fenomena pada GIS, termasuk visualisasi tanah dalam bidang teknik sipil meliputi
dan komunikasi seperti data dalam peta, pekerjaan-pekerjaan untuk semua proyek
model dan perangkat mobile digital pembangunan, seperti perencanaan dan
 Studi tentang lingkungan alam dan sosial, pembuatan gedung, jembatan, jalan, saluran
pengukuran tanah dan sumber daya alam irigasi. Sedangkan dalam bidang pertanian

LKP MANDALA JES INDO Page |2


Modul Kursus dan Pelatihan Survei Pemetaan 2020

untuk perncanaan proyek seperti: pembukaan PENGANTAR


lahan baru, saluran irigasi dll. Dalam bidang MODUL SURVEY
lingkungan geologi dan pertambangan survey 1 PEMETAAN
dan pemetaan juga sangatlah dibutuhkan
untuk pekerjaan awal dalam memetkakan
lahan untuk keperluan perencanaan. Secara
umum tujuan pekerjaan survey adalah untuk:
Desekripsi: Pengantar survey dan pemetaan
 Menentukan posisi sembarang bentuk
ini merupakan dasar pengetahuan bagi
yang berbeda diatas permukaan bumi
kompetensi kerja bidang survey dan
 Menentukan letak ketinggian (elevasi)
pemetaan. Kompetensi teknisi survey
segala sesuatu yang berbeda diatas
Pemetaan ini sangat penting karena
atau dibawah suatu bidang yang
merupakan langkah awal dari suatu pekerjaan
berpedoman pada bidang permukaan
dengan kompleksitas dan resiko yang tinggi,
air laut tenang
sehingga sebelum menguasai keterampilan
 Menentukan bentuk atau relief
kerja dalam bidang survey dan pemetaan
permukaan tanah beserta luasnya
sebaiknya mengetahui dasar – dasar survey
 Menentukan panjang, arah dan posisi
dan pemetaan.
dari suatu garisyang terdapat diatas
Pengantar survey dan pemetaan bersisikan
permukaan bumi yang merupakan
meteri: Dasar – dasar survey dan pemetaan,
batas dari suatu areal tertentu.
Dasar – dasar pemetaan situasi dan topografi,
Dasar pengukuran dan perhitungan, Jenis –
jenis survey dan pemetaan serta aplikasi pada
proyek.

Tujuan: Memahami prinsip-prinsip dasar


dalam pekerjaan survey dan pemetaan,
Memiliki kompetensi dasar dalam pengukuran
survey dan pemetaan, Memiliki kompetensi
dasar dalam aplikasi teknik pemetaan.

Indikator Keberhasilan: Peserta Kursus dan


Pelatihan Mampu memehami prinsip dasar
dalam pekerjaan survey dan pemetaan,
memahami prinsip pengukuran dan mengenal
jenis – jenis survey pemetaan.
--------------- oooooooooooooooooo ---------------

LKP MANDALA JES INDO Page |3


Modul Kursus dan Pelatihan Survei Pemetaan 2020

Metode: Metode yang digunakan dalam mengenai fisik lingkungan dan bumi,
kursus dan pelatihan Modul 1 ini adalah pengolahan informasi serta menyebarluaskan
sebagai berikut; hasil dari bentuk olahan (produk) untuk dapat
 Lecture, dimanfaatkan sesuai dengan kebutuhan.
 Presentation, Dalam konteks pemetaan ruang (space),
 Discuss, survey dan pemetaan dapat dikatakan suatu
 Duty proses/kegiatan untuk menghasilkan suatu
peta.
Basic Principles of Mapping:
Teori Konseptual
1. Data spasial: Data spasial adalah
Survey dan pemetaan terdiri dari dua konsep sejumlah data tabular yang diambil dari
yang dapat dilakukan bersamaan dalam suatu lapangan yang hanya berisikan data
project, Dalam dunia praktisi atau dunia mentah X, Y, Z.
insdustri survey sendiri merupakan kegiatan 2. Sumber data spasial: Data spasial
pengumpulan data, sedangkan pemetaan biasanya berasala dari citra satelit, peta
merupakan kegiatan pengukuran. analog atau peta dasar, peta foto udara,
Survey pemetaan sangat penting seiring dan lain sebagainya.
perkembangan zaman dan pertumbuhan Tahapan Konseptual Pemetaan:
populasi manusia dan kebutuhan akan
sebidang tanah terus meningkat,
Dengan diberlakukannya survey pemetaan ini
dengan didukung oleh komputer dan teknologi
berupa satelit, maka tidak akan sulit untuk
membuat keputusan perencanaan dan
kebijakan dalam mengelola dan menggunakan
lahan secara lestari dan bijak.

Jenis – Jenis Survey Pemetaan: Survey


Dalam ilmu geodesi dapat dikatakan bahwa Terristris, Survey Fotogrametri, Penginderaan
survey pemetaan atau geomatik merupakan Jauh, Survey GPS, tujuannya untuk
sebuah ilmu untuk menentukan posisi relatif merepresentasikan bentuk permukaan bumi
dari sebuah titik di bawah atau di atas kedalam bidang datar PETA.
permukaan bumi. Secara umum survey
geomatik dapat diartikan dengan sebuah
disiplin ilmu yang meliputi semua metode
untuk mengukur dan mengumpulkan informasi

LKP MANDALA JES INDO Page |4


Modul Kursus dan Pelatihan Survei Pemetaan 2020

Peralatan Dalam Survey Pemetaan panjang dan jarak. Biasanya satuan


yang digunakan terdapat 2 ukuran
Dalam melakukan survey pemetaan sangat yaitu ukuran satuan metrik (mm, cm,
diperlukan ketelitian yang tinggi serta m) dan satuan inggris (inch, feet,
penggunaan alat ukur merupakan hal yang yard), Cara menggunakan meteran
dibutuhkan, sebab pekerjaan utama dari cukup dengan merentangkan
survey pemetaan yaitu mengukur jarak dan meteran dari suatu titik ke titik
sudut. Alat – alat yang dibutuhkan ada lainnya pada suatu objek bidang
berbagai macam dengan fungsi yang berbeda. yang akan diukur.
Tingkat kesulitan alat yang digunakan  Kompas
tergantung dari cara penggunaan dan Komponen utama yang ada di alat
komponen yang ada di alat tersebut. ukur ini yaitu jarum dan lingkaran
Berdasarkan modelnya, alat ukur tanah dapat berskala, dimana salah satu ujung
dikelompokkan menjadi 3 macam yaitu alat jarum tersebut dibuat dari magnet
ukur sederhana, alat ukur optik, dan alat ukur atau besi berani, bagian tengah
elektronik. Untuk lebih jelas mengenai alat apa jarum dipasang sebuah sumbu
saja yang dibutuhkan saat melakukan survey sehingga jarum dapat bergerak
pemetaan, berikut ini nama alat dan juga bebas ke arah horisontal sesuai
penjelasannya. dengan arah medan magnet bumi
a) Alat ukur sederhana yaitu utara dan selatan. Ada baiknya
Disebut sederhana karena dalam menggunakan kompas yang
menggunakan alat ini cukup mudah memiliki cairan nivo yang berfungsi
dan simpel, serta penggunaan alat ukur menstabilkan gerakan jarum dan
ini hanya digunakan untuk mengukur juga alat pembidik atau visir. Fungsi
satu macam ukuran saja. Alat – alat dari kompas yaitu menentukan arah
tersebut yaitu: dari mata angin dan penunjuk arah
 Meteran terutama utara dan selatan. Selain
Meteran atau pita ukur biasanya itu, kompas bisa juga sebagai
berbentuk seperti pita yang memiliki penentu arah dari suatu titik ke titik
panjang tertentu. Meteran juga bisa lain yang ditunjukan pada besaran
disebut dengan rol meter, karena azimut (besarnya sudut yang dimulai
saat disimpan atau dalam keadaan dari arah utara ke selatan),
tidak digunakan, meteran akan membuat siku – siku dan mengukur
digulung atau dirol. Fungsi dari sudut horisontal. Cara penggunaan
meteran yaitu untuk mengukur kompas yaitu pegang dan atur agar

LKP MANDALA JES INDO Page |5


Modul Kursus dan Pelatihan Survei Pemetaan 2020

kompas dalam keadaan mendatar b) Alat ukur optik


sehingga jarum dapat bergerak Alat ini dilengkapi dengan
dengan bebas. Jika kompas perlengkapan optik sehingga
memiliki cairan nivo, usahakan agar mendapatkan hasil perhitungan yang
gelembung tepat berada di tengah. tepat dan lebih detail jika dibandingkan
 Klinometer dengan alat ukur sederhana. Alat ukur
Salah satu alat ukur sederhana ini optik ini biasanya terdiri dari beberapa
digunakan untuk mengukur sudut alat yang dirangkai dalam satu buah
elevasi antara garis datar dengan alat, sehingga dapat mengukur lebih
garis yang menghubungkan sebuah dari satu pengukuran.
titik yang terdapat di garis datar  Theodolit
dengan titik puncak sebuah objek. Alat ukur optik ini dibuat untuk
Secara keseluruhan klinometer menentukan tinggi dari tanah
untuk mengukur ketinggian atau pengukuran sudut yang berupa
panjang sebuah objek dengan cara sudut tegak (sudut vertikal) dan
memanfaatkan sudut elevasi. sudut mendatar (sudut horisontal),
Fungsi klinometer adalah untuk Fungsi dari theodolit yaitu untuk
menentukan besaran sudut elevasi pengukuran polygon, pemetaan
saat mengukur tinggi objek secara situasi dan juga pengamatan
tidak langsung. Cara penggunaan matahari. Tidak hanya itu, theodolit
alat ini sebaiknya dilakukan oleh 2 juga bisa berfungsi seperti PPD jika
orang. Salah satu orang memegang sudut vertikalnya diubah menjadi
dan melakukan pengamatan atau 90o. Teropong yang ada di theodolit,
membidik objek yang diukur. membuatnya dapat membidik ke
Sedangkan yang lain membaca segala arah. Pada konstruksi
sudut dan mencatat hasil bangunan, theodolit dapat berfungsi
pengamatan. untuk menentukan sudut siku –siku
pada pondasi dan juga mengukur
ketinggian bangunan bertingkat.
Untuk menggunakan theodolit
pastikan posisikan tripod atau
penyangga panjang pada tempat
yang datar dan atur ketinggiannya
Gambar: Alat Ukur Sederhana sekitar tinggi dada. Kencangkan
sekrup pengunci pada kaki

LKP MANDALA JES INDO Page |6


Modul Kursus dan Pelatihan Survei Pemetaan 2020

penyangga panjang. Usahakan plat bergerak atau dalam keadaan stabil.


tribar (untuk meletakan theodolit) Atur sumbu I vertikal dan sumbu II
dalam keadaan datar. Letakan horisontal dengan menggunakan
theodolit kemudian kencangkan sekrup penyeimbang nivo. Tepatkan
sekrup pengunci. Atur nivo sampai gelembung nivo berada di tengah
sumbu I berada pada posisi vertikal lingkaran.
dan atur juga nivo pada tabung agar
sumbu II berada pada posisi
mendatar, atur theodolit pada
hingga berada pada posisi tengah
titik ikat (BM).
Gambar: Alat Ukur Optik
 Waterpas
Termasuk ke dalam alat ukur optik
c) Alat ukur elektronik/digital
yang berfungsi untuk mengukur
Sesuai namanya, alat ini menggunakan
beda tinggi dari satu titik atau lebih,
sistem elektronik berupa gelombang
penggunaan waterpas saat ini
infra merah. Sehingga pengukuran
sangat luas. Terdapat beberapa
dengan menggunakan alat ini
syarat dalam menggunakan
mendapatkan hasil perhitungan yang
waterpas, yaitu syarat dinamis
tepat, akurat dan prestisi.
(sumbu 1 vertikal) dan syarat statis
 Global Positioning System (GPS)
(garis yang mendatar pada bagian
GPS merupakan suatu sistem yang
diafragma sejajar sumbu 1, garis
terdiri atas konstelasi satelit radio
nivo tegak lurus sumbu 1, garis bidik
navigasi dan juga segmen kontrol
pada teropong sejajar dengan garis
tanah yang berfungsi mengelola
arah nivo).
operasi satelit dan pengguna
Cara menggunakan waterpas ini
dengan penerima khusus,
sebaiknya menggunakan tripod atau
menggunakan data satelit untuk
kaki tiga sebagai penyangga dan
memenuhi persyaratan dari posisi.
posisikan pada titik koordinat yang
Hasil yang diberikan gambar
sudah ditentukan. Pastikan tripod
permukaan bumi dalam bentuk 3
dalam posisi stabil dan kuat serta
dimensi (3D)
plat tempat dudukan waterpas tidak
Fungsi GPS tidak hanya untuk
dalam keadaan miring. Letakan
kepentingan militer, survey
waterpas di atas plat tersebut,
pemetaan ataupun geodesi saja,
usahakan waterpas untuk tidak
tetapi juga untuk penelitian geofisika

LKP MANDALA JES INDO Page |7


Modul Kursus dan Pelatihan Survei Pemetaan 2020

(geodinamika, studi atmosfer, dan kuat untuk menopang total


meteorologi dan lain sebagainya). station dan terletak di titik koordinat
Dibalik kelebihan yang dimiliki oleh yang telah ditentukan. Atur nivo di
GPS, alat ini juga memiliki kedua sumbu agar tepat pada posisi
kelemahan yaitu tidak dapat di tengah lingkaran dan sejajar
digunakan pada tempat yang tidak dengan posisi kita saat berdiri. Jika
mampu menerima sinyal GPS oleh sudah sesuai dan semua berada
antena alat penerima yang berada di pada posisi yang tepat (gelembung
dalam ruang, bawah terowongan nivo berada di tengah), total station
atau di bawah air. siap digunakan.
Cara penggunaan GPS, pertama
nyalakan perangkat GPS tunggu
hingga sinyal terhubung. Atur untuk
menambahkan halaman hingga
muncul halaman Area Calculation
kemudian tekan tombol start lalu
enter. Jika tombol start berubah Gambar: Alat Ukur elektronik/digital
menjadi tombol stop, berarti GPS
sudah dapat digunakan. Aplikasi Pengukuran
 Total Station
Merupakan alat ukur elektronik yang a) Pengukuran untuk mencari luas tanah
berasal dari pengembangan Luas tanah sangat diperlukan untuk
theodolit. Namun alat ini dilengkapi keperluan jual beli, penentuan pajak, dan
oleh pengukuran jarak dan sudut untuk perencanaan pengembangan
secara elektronik dengan bantuan daerah, rencana jalan, rencana
dari reflektor sebagai target dan pengairan dan rencana transmigrasi
pengganti rambu ukur. Untuk b) Pengukuran untuk mengetahui beda
mempermudah penggunaan, total tinggi tanah
station perlu dihubungankan dengan Sebelum suatu bangunan didirikan,
komputer. Fungsi total station yaitu maka terlebih dahulu harus diketahui
dapat digunakan untuk menghitung tinggi permukaan tanah dan rencana
jarak, arah, titik koordinat dan juga meratakan tanahnya sehingga dapat
beda tinggi secara elektronis. dihitung seberapa tanah yang gigali dan
Untuk menggunakan total station berapa banyak urugan yang diperlukan
pastikan posisi tripod sudah stabil serta untuk menentukan peil suatu

LKP MANDALA JES INDO Page |8


Modul Kursus dan Pelatihan Survei Pemetaan 2020

bangunan yang akan dibangunan untuk sedikit hubungan dengan disiplin ilmu
pedoman ketinggian lantai dan yang lain.
sebagainya.Untuk memberi petunjuk  Survei Titik Kontrol membangun
berapa jauh antara tempat A ke tempat jaringan monumen horisontal dan
B maka kita harus membuat sket jalan vertikal yang berfungsi sebagai
dari tempat A ke tempat B. Gambar sket kerangka acuan untuk memulai survei
tersebut walaupun tidak sempurna lainnya. Banyak survei titik kontrol
dinamakan peta. yang dilakukan saat ini dilakukan
Untuk praktisnya pemerintah mulai dari dengan menggunakan teknik geodesi
tingkat desa, kecamatan, kabupaten , satelit.
propinsi bahkan setiap Negara  Survei topografi menentukan lokasi
mempunyai ganbar daerahnya yang fitur alami dan buatan atau untuk
disebut peta. Peta tersebut harus peningkatan informasi yang
digambar berdasarkan hasil pengukuran digunakan dalam pembuatan peta.
tanah, baik pengukuran secara teoritis  Survey pertanahan atau batas tanah
maupun secara fotogrametrik. dan survey kadaster menetapkan
c) Pengukuran untuk merencanakan garis wilayah dan sudut – sudut
bangunan wilayah. Istilah kadaster sekarang
Bila akan mendirikan rumah, maka harus umumnya diterapkan pada survei
ada ijin bangunan dari dinas pertanahan sistem pertanahan umum. Ada tiga
atau dinas pekerjaan umum. Pada setiap kategori utama: survei awal untuk
rencana pembangunan daerah, membangun sudut bagian baru di
pembuatan jalan, rencana irigasi terlebih daerah yang belum dilakukan survei,
dahulu tanah yang akan dibangunan contohnya yang masih terjadi di
harus diukur dan disahkan oleh Alaska dan beberapa negara barat,
pemerintah daerah. Disamping hal survei retracement untuk
tersebut pekerjaan ukur tanah memulihkan batasan-batasan yang
merupakan hal sangat penting dalam ditetapkan sebelumnya, dan survei
merencana bangunan karena dapat subdivisi untuk membangun
memudahkan menghitung rencana monumen dan menggambarkan paket
biaya. baru kepemilikan.
d) Survei – Survei Khusus  Survei hidrografi mendefinisikan
Banyak jenis survei yang begitu khusus garis pantai dan kedalaman danau,
sehingga seseorang yang mahir dalam sungai, lautan, waduk, dan badan air
disiplin ilmu tertentu mungkin memiliki lainnya. Sea survei dikaitkan dengan

LKP MANDALA JES INDO Page |9


Modul Kursus dan Pelatihan Survei Pemetaan 2020

port dan industri lepas pantai dan sehingga lokasi mereka secara akurat
lingkungan laut, termasuk dikenal untuk pemeliharaan tujuan,
pengukuran dan investigasi kelautan dan sehingga kerusakan tak terduga
yang dibuat oleh personel shipborne. untuk mereka dapat dihindari selama
instalasi kemudian untuk utilitas
bawah tanah lainnya.
 Survei tambang dilakukan di atas
dan di bawah tanah untuk memandu
tunneling dan operasi lainnya yang
berhubungan dengan pertambangan.
Klasifikasi ini juga mencakup survei
geofisika untuk mineral dan
Gambar: Survey Hidrografi
eksplorasi sumber daya energi.

 Survei keselarasan dibuat untuk


merencanakan, merancang, dan
membangun jalan raya, rel kereta api,
pipa, dan proyek linier lainnya.
Gambar: Contoh Blue
Mereka biasanya mulai pada satu titik plan dari as built survey Gambar: Survey
Kemajuan Tambang
kontrol dan kemajuan yang lain
dengan cara yang paling langsung
diizinkan oleh kondisi lapangan
Satuan Dalam Survey Pemetaan

 Survei konstruksi memberikan garis,


kelas, peningkatan kontrol, posisi Dalam pekerjaan survey dan pemetaan

horisontal, dimensi, dan konfigurasi terdapat beberapa besaran dan satuan yang

untuk operasi konstruksi. Mereka juga lazim digunakan. Besaran dan satuan ini

mengamankan Data penting untuk digunakan dalam dalam data masukan (input),

komputasi jumlah konstruksi pengolahan dan keluaran (output)

membayar. 1. Jarak/panjang dan tinggi (d,L,H)

 As- built survey, merupakan survey Data jarak ini meliputi jarak dalam arti

lokasi dokumen final akurat dan tata posisi horisontal dan vertikal. Posisi

letak rekayasa bekerja dan merekam horisontal meliputi : d,D = jarak (distance);

setiap perubahan desain yang L = panjang (acumulatif distance) sedang

mungkin telah dimasukkan ke posisi vertikal meliputi : h,H,t,T = tinggi

konstruksi. Ini sangat penting ketika dan beda tinggi (height).

fasilitas bawah tanah dibangun, Terdapat dua satuan panjang yang lazim

LKP MANDALA JES INDO P a g e | 10


Modul Kursus dan Pelatihan Survei Pemetaan 2020

digunakan dalam ilmu ukur tanah, yakni 35,3147 ft3 = 61023,7 cm3
satuan metrik dan satuan britis. Yang 1 yard3= 0,764555 m3= 27 ft3= 46656
digunakan disini adalah satuan metrik in3= 764555 cm3
yang didasarkan pada satuan meter 1in3= 16,38706 cm3= 16,38706 ml
Internasional (meter standar) disimpan di 1 cm3= 0,061024 in3= 1000 mm3= 1 ml
Bereau Internationale des Poids ET (mili liter)
Mesures Bretevil dekat Paris. b) Satuan Sudut
Kelipatan dan bagian-bagian dari satu Pengukuran sudut merupakan salah
meter ini adalah satu aspek penting dalam pengukuran
1. Km 1 KM = 1000 m dan pemetaan horizontal atau vertikal,
2. Hm 1 Hm = 100 m baik untuk pengukuran dan pemetaan
3. Dam 1 dam = 10 m kerangka maupun titik-titik detail.
4. M 1m = 100 cm Sistem besaran sudut yang dipakai
5. Dm 1 dm = 0,1 m pada beberapa alat berbeda antara
6. Cm 1 cm = 0,01 m satu dengan yang lainnya. Sistem
7. Mm 1 mm = 0,001 m besaran sudut pada pengukuran dan
pemetaan dapat terdiri dari:
2. Luas (A,L,S)  Sistem besaran sudut seksagesimal
Ukuran luas yang digunakan Satuan luas  Sistem besaran sudut sentisimal
yang biasa dipakai adalah meter persegi  Sistem besaran sudut radian, dasar
(m2), untuk daerah yang relatif besar untuk mengukur besaran sudut ialah
digunakan hektar (ha) atau sering juga lingkaran yang dibagi dalam empat
2
kilometer persegi (km ) bagian, yang dinamakan kuadran
2
1 ha = 10000 m yaitu Kudran I,II,III dan kuadran IV.
1 Tumbak = 14 m2  Cara Sexagesimal lingkaran dibagi
1 ha = 100 are atas 360 bagian yang Sama dan tiap
2 6 2
1km = 10 m bagian disebut derajat, maka
2
1 are = 100 m 1 kuadran = 900.
3. Satuan 1o = 60‟1‟ = 60” 1o = 3600”
a) Satuan isi /volume Penulisan adalah 31010‟30”
Dalam ukur tanah, untuk satuan  Sistem besaran sudut sentisimal;
isi/volume galian (cut) dan volume Sistem besaran sudut sentisimal
timbunan (fill) dipakai satuan meter disajikan dalam besaran grid,
kubik (m3), centigrid dan centicentigrid. Cara
3 3
1m = 1,307795 cubric yard (yd ) = sentisimal membagi lingkaran dalam

LKP MANDALA JES INDO P a g e | 11


Modul Kursus dan Pelatihan Survei Pemetaan 2020

400 bagian, sehingga satu kuadran di Indonesia dikenal:


mempunyai 100 bagian yang o Waktu Indonesia Barat (WIB),
dinamakan grid. Satu grid dibagi lagi yang berpatokan pada meridian
dalam 100 centigrid dan 1 centigrid dengan bujur λ w = + 1050
dibagi lagi dalam 100 centi-centigrid, o Waktu Indonesia tengah (WITA),
dapat dituliskan sebagai berikut: yang berpatokan pada meridian
1g = 100cg dengan bujur λ w = + 1200
c ccg
1 = 100 o Waktu Indonesia Timur (WITI),
g ccg
1 = 10000 yang berpatokan pada meridian
 Sistem besaran sudut radian; dengan bujur λ w = + 1350
Sistem besaran sudut radian Selisih waktu-waktu tersebut
disajikan dalam sudut panjang adalah:
busur. Sudut pusat di dalam WIB = GMT + 7 h
lingkaran yang mempunyai busur WITA = GMT + 8 h
Sama dengan jari-jari lingkaran WITI = GMT + 9 h
adalah sebesar satu radian. Karena  Ukuran –ukuran kertas gambar
keliling lingkaran ada 2 π r = 2 π Kertas terbagi 3 seri yaitu:
rad. Ao series → general printing paper: 841 x
1189mm
c) Satuan Lain-lain yang ditemui dalam
Bo series → Wall charts, poster: 1000 x
pengukuran
1414 mm
 Sistem waktu (desimal); Sistem Co serier → Series envelopes: 917 x
waktu digunakan dalam pengukuran 1297 mm

astronomi, nilai sudut desimal 2Ao = 1169 x 1662 mm + pinggir 10 mm


Ao = 821 x 1169 mm + pinggir 10 mm
maksimal adalah 360, atau:
A1 = 574 x 821 mm + pinggir 10 mm
360 ° = 24 jam A2 = 400 x 574 mm + pinggir 10 mm
1 jam = 15° A3 = 287 x 400 mm + pinggir 10 mm
h m A4 = 200 x 287 mm + pinggir 10 mm
Cara menulis waktu adalah: 13 25
A5 = 138 x 200 mm + pinggir 10 mm
35s = jam 13 lewat 25 menit 35 detik
Dimana:
h = hours = jam; m = minutes = Istilah Dalam Survey Pemetaan

menit; s = second = detik.


Waktu wilayah; yaitu waktu matahari  Azimuth: Sudut yang dibentuk dari garis

menengah yang berpatokan pada arah utara terhadap garis arah suatu titik

suatu Meridian Standar dan berlaku yang besarnya diukur searah jarum jam.

seragam diwilayah tertentu. Misanya

LKP MANDALA JES INDO P a g e | 12


Modul Kursus dan Pelatihan Survei Pemetaan 2020

 BM: titik ikat di lapangan yang ditandai theodolite di atas titik-titik yang
oleh patok yang dibuat dari beton dan besi telahdiketahui koordinatnya.
dan telah diketahui koordinatnya hasil  Galat: selisih antara nilai pengamatan
pengukuransebelumnya. dengan nilai sesungguhnya.
 Datum: titik perpotongan antara ellipsoid  GIS: (Geographical Information System)
referensi dengan geoid (datum relatif). suatu sistem informasi yang mampu
 Pusat ellipsoid referensi berimpit dengan mengaitkandatabase grafisdengan data
pusat bumi (datum absolut). base tekstualnyayang sesuai.
 Fotogrametri: ilmu pengetahuan dan  GPS: (Global Positioning System): sistem
teknologi yang mempelajari mengenai penentuan posisi global menggunakan
geometris foto- foto udara yang diperoleh satelit. Sistem ini menggunakan 24 satelit
dari pemotretan menggunakan pesawat yang mengirimkan gelombang mikro ke
terbang. bumi, lalu diterima oleh GPS yang ada di
 Geodesi: ilmu pengetahuan dan teknologi bumi.
yang mempelajari dan menyajikan  Gravitasi: gaya tarik bumi yang
informasi bentuk permukaan bumi dengan mengarah ke pusat bumi dengan nilai
memperhatikan kelengkungan bumi. +9,81 m/s2.
 Geodesic: kurva terpendek yang  Interpolasi: suatu rumusan untuk
menghubungkan dua titik pada mencari ketinggian suatu titik yang diapit
permukaanellipsoida. oleh dua titik lain dengan konsep segitiga
 Geometri: ilmu yang mempelajari bentuk sebangun.
matematis di atas permukaan bumi.  Jalon: batang besi seperti lembing
 Gradien : besarnya nilai perbandingan berwarna merah dan putih dengan
sisi muka terhadap sisi sampingyang panjang + 1,5 meter sebagai target
membentuk sudut tegak lurus (90o). bidikan arah horizontal.
 Horisontal: garis atau bidang yang tegak  Kompas: alat yang digunakan untuk
lurus terhadap garis atau bidang yang menunjukkan arah suatu garis terhadap
menjauhi pusat bumi. utara magnet yang dipengaruhi magnet
 Interpolasi: metode perhitungan bumi.
ketinggian suatu titik di antara dua titik  Kontur : garis khayal di permukaan
yang dihubungkan oleh garis lurus. bumi yang menghubungkan titik-titik
 Intersection: Nama lain dari pengikatan dengan ketinggian yang sama dari
ke muka, yaitu pengukuran titiktunggal permukaan air laut rata-rata (MSL). Garis
dari dua buah titik yang telah diketahui di atas peta yang menghubungkan titik-
koordinatnya dengan menempatkan alat titik dengan ketinggian yang sama dari

LKP MANDALA JES INDO P a g e | 13


Modul Kursus dan Pelatihan Survei Pemetaan 2020

permukaan air laut rata-rata dan  Trivet: bagian terbawah dari alat sipat
kerapatannya bergantung pada ukuran datar dan theodolite yang dapat
lembar penyajian (skala dikuncikan pada statif.
 Koordinat: posisi titik yang dihitung dari  Unting-unting: bentuk silinder-kerucut
posisi nol sumbu X dan posisi nol sumbu terbuat dari kuningan yang digantung
Y. di bawah alat waterpass atau
 Polygon: serangkaian garis-garis yang theodolite sebagai penunjuk arah titik
membentuk kurva terbuka atau tertutup nadir atau pusat bumi yang mewakili titik
untuk menentukan koordinat titik-titik di patok.
ataspermukaan bumi.  UTM: (Universal Transverse Mercator)
 Profil: potongan gambaran turun dan sistem proyeksi peta global yang memiliki
naiknya permukaan tanah baik lebar zona 6o sehingga jumlah zona UTM
memanjang atau melintang. seluruh dunia: 60 zona. Bidang perantara
 Topografi: peta yang menyajikan yang digunakan: silinder dengan posisi
informasi di atas permukaan bumi transversal (sumbu putar bumi tegak lurus
baikunsur alam maupun unsur buatan terhadap garis normal silinder), informasi
manusia dengan skala sedang dan kecil. geometrik yang dipertahankan Sama:
 Total Station: alat ukur theodolite yang sudut (konform) dan secant.
dilengkapi dengan perangkat elekronis  Peta topografi: peta dengan skala tinggi
untuk menentukan koordinat dan dan detail, dan biasanya menggunakan
ketinggian titik detail secara otomatis garis-garis kontur dalam peta modern.
digitalmenggunakan gelombang  Kompas: alat navigasi penunjuk arah
elektromagnetis. sesuai dengan magnetik bumi secara
 Trace: serangkaian garis yang merupakan akurat.
garis tengah suatu bangunan (jalan,  Vertikal: garis atau bidang yang
saluran, jalur lintasan). menjauhi pusat bumi.
 Transversal: proyeksi peta yang sumbu  Waterpass: alat atau metode yang
putar buminya tegak lurus (membentuk digunakan untuk mengukur tinggi garis
sudut 90o) dengan garis normal bidang bidik di atas permukaan bumi yang
perantara (datar, kerucut, silinder). berkategori bermedan datar (slope < 8 %).
 Triangulasi: serangkaian segitiga yang
diukur sudut-sudutnya untuk menentukan
koordinat titik-titik di lapangan.

LKP MANDALA JES INDO P a g e | 14


Modul Kursus dan Pelatihan Survei Pemetaan 2020

Jenis – Jenis Survey Pemetaan  Pengukurannya langsung dilakukan di


permukaan bumi dengan peralatan
a. Geodetik Survey survei teristris.
Survey geodetic dalam industri atau dunia  Penginderaan jarak jauh (remote
praktisi dikenal dengan survey GPS dengan sensing)
menggunakan GPS Navigasi untuk penentuan c. Survey dan Pemetaan Detail Situasi
posisi titik referensi global dan juga Survey dan pemetaan detail situasi dilakukan
menggunakan GPS Geodetik untuk penentuan untuk memperoleh dan mengetahui keadaan
titik referensi pada suatu area project. topografi detail daerah yang akan dipetakan.
Tujuan survai GPS adalah untuk menentukan Pelaksanaan pengukuran detail situasi dapat
titik control atau titik acuan dalam suatu area dilakukan dengan Sistem raai dan Sistem
proyek pemetaan. Titik acuan tersebut di sebut Voorsall. Survey pemataan detail tersebut
dengan titik Bench Mark (BM), selain itu diukur dengan menggunakan alat ukur Total
pengukuran GPS juga ditujukan untuk Station atau Theodolith.
mendapatkan koordinat universal (UTM & d. Levelling Survey
Geografis) yang teliti. Survey levelling atau di kenal dengan sipat
b. Topografi Survey datar atau dalam istilah proyek di sebut
Survei topografi adalah suatu metode untuk dengan levelling atau waterpassing adalah
menentukan posisi tanda-tanda (features) salah satu jenis survey pemetaan untuk
buatan manusia maupun alamiah diatas mengetahui Beda tinggi suatu wilayah proyek
permukaan tanah. baik secara melintang mapun secara vertical
atau crosssection.
Kegunaan survey topografi adalah untuk
Pengukuran levelling ini bertujuan untuk
mengumpulkan data yang diperlukan untuk
perencanaan suatu proyek yang berkaitan
gambar peta topografi. Gambar peta dari
dengan galian dan timbunan, misalkan
gabungan data akan membentuk suatu peta
perencanaan jalan dan jembatan,
topografi. Sebuah topografi memperlihatkan
perencanaan bangunan gedung, bangunan air
karakter permukaan (face) dengan memakai
dan lain sebagainya.
tanda-tanda yang sama seperti; jarak
horizontal diantara beberapa features dan
e. Survey Lahan
elevasinya masing-masing diatas datum
Survey lahan ini termasuk dalam survey
tertentu.
khusus yang mana prinsip kerjanya sama
Proses pemetaan topografi: dengan survey topografi dan detail situasi.
Survey lahan tersebut bertujuan untuk

LKP MANDALA JES INDO P a g e | 15


Modul Kursus dan Pelatihan Survei Pemetaan 2020

menentukan patok – patok batas suatu lahan DASAR – DASAR


atau area project PENGUKURAN
MODUL DAN KONSEP
Pengukuran titik koordinat atau offset pada 2 PEMODELAN
semua patok batas lahan yang telah di
tentukan dengan menggunakan total station,
Kegiatan yang di lakukan pada stacking out Desekripsi: Dasar – dasar pengukuran dan
patok batas lahan adalah mengeluarkan titik konsep pemodelan dalam survey dan
koordinat batas – batas lahan dalam bentuk pemetaan ini merupakan dasar pengetahuan
fisik di lapangan dengan adanya pemasangan dan Kemampuan kerja bagi Kompetensi kerja
patok – patok batas lahan. bidang survey dan pemetaan. Kompetensi
teknisi survey Pemetaan ini sangat penting
f. Survey Pengindraan Jauh karena merupakan langkah awal dari suatu
Survey pengindraan jauh ini sering di kenal pekerjaan dengan kompleksitas dan resiko
dengan Sistem Informasi Geografis (SIG), yang tinggi, sehingga sebelum menguasai
survey pengindraan jauh (SIG) seorang keterampilan kerja dalam bidang survey dan
surveyor tidak harus melakukan pengukuran di pemetaan sebaiknya mengetahui dasar–dasar
lapangan, tetapi dengan cara menganalisa pengukuran dan konsep pemodelan survey
dari hasil data raster atau foto – foto udara, dan pemetaan. Dasar–dasar pengukuran ini
atau data citra. Sistem Informasi Geografis terdiridari; pengukuran kerangka dasar, teori
SIG mampu mempresentasikan peta dalam dan analisa kesalahan, konsep simulasi dan
berbagai cara dan bentuk serta mampu pemodelan.
mereproduksi dan mengupdate peta secara
Tujuan; 1) Memahami prinsip-prinsip dasar
cepat.
dalam perhitungan survey dan pemetaan; 2)
Mampu menghitung baseline antar dua titik,
Koreksi polygon, Pengecekan akurasai dan
loop misclosure, Koreksi terhadap titik
referensi; 3) Mampu melakukan pekerjaan
Pengolahan poligon dan detail topografi,
Plotting, pembentukan DTM, editing topografi;
4) Mampu dalam Pengolahan dan perhitungan
data, serta simulasi dan pemodelan.

Indikator Keberhasilan; Peserta Kursus dan


Pelatihan Mampu memehami dan menghitung
serta mengolah data survey dan pemetaan,
--------------- oooooooooooooooooo ---------------

LKP MANDALA JES INDO P a g e | 16


Modul Kursus dan Pelatihan Survei Pemetaan 2020

serta mampu mensimulasikan dalam sebuah Rumus Phytagoras (Pythagoras):


konsep model sederhana b2 = a2 + c2
Metode Maka untuk menghitung sisi tegak dan sisi
Metode kursus dan pelatihan Modul 2 dasar – mendatarnya berlaku rumus:
dasar pengukuran dan konsep pemodelan a2 = b2 – c2
adalah sebagai berikut: c2 = b2 – a2
1. Lecture Rumus Pythagoras dalam bentuk akar
2. Presentation  Jika sisi miringnya c
3. Discuss  Sisi tegak dan mendatarnya
4. Simulation adalah a dan b
Maka rumus phytagoras yang dihasilkan:
Teori Konseptual

Pengetahuan dan pekerjaan dasar dari survey


dan pemetaan adalah persamaan dan hukum
– hukum survey pemetaan. Persamaan dasar
dari survey pemetaan itu sendiri adalah Catatan Penting: Rumus Pythagoras,
persamaan matematika dan hukum – hukum hanya berlaku pada segitiga siku – siku
gravitasi, persamaan yang sering digunakan saja dan aplikasi Phythagoras digunakan
salah satunya adalah teorema Phytagoras, bersamaan dengan trigonometri dalam
persamaan trigonometri dan teori interpolasi menentukan ketinggian suatu tempat.
(Triangulasi).
2. Triangulasi
1. Dalil Pythagoras Triangulasi atau gabungan trigonometri dan
Sisi miring atau sisi terpanjang dalam segitiga geomerti adalah proses penentuan lokasi titik
siku – siku Sama dengan kuadrat sisi – sisi dengan mengukur sudut dari titik yang
lainnya. Perhatikan gambar di bawah: Segitiga diketahui di kedua ujung dasar tetap, dari pada
tersebut merupakan segitiga siku-siku yang mengukur jarak ke titik langsung (trilateration).
memiliki satu sisi tegak (BC), satu sisi Triangulasi juga dapat merujuk kepada akurat
mendatar (AB), dan satu sisi miring (AC). survei sistem dari segitiga yang sangat besar,
yang disebut jaringan triangulasi. Trigonometri
(dari bahasa Yunani trigonon = tiga sudut dan
metro = mengukur) adalah sebuah cabang
matematika yang berhadapan dengan sudut
segi tiga dan fungsi trigonometrik seperti
sinus, cosinus, dan tangen.

LKP MANDALA JES INDO P a g e | 17


Modul Kursus dan Pelatihan Survei Pemetaan 2020

Trigonometri memiliki hubungan dengan Selisih : 2600/2,6 km


geometri, berikut adalah rumus – rumus Koordinat garis lintang, data GPS:
trigonometri yang sering digunakan dalam Terbesar: 9253000
survey pemetaan: Terkecil : 9249200
Selisih : 3800/3,8 km
Maka, jarak yang terpanjang adalah
3800 m atau 3,8 km
Kemudian menentukan skala dengan
membagi jarak terjauh dengan panjang
kertas yang dimiliki (biasanya 90 cm),
3. Skala
Skala = panjang jarak pemetaan
Skala adalah perbandingan jarak pada gambar
(cm)/panjang kertas
dengan jarak sebenarnya, skala ini biasanya di
= 3800 m/90 cm
terapkan pada peta atau denah sehingga
= 380.000 cm/90 cm
dapat mewakili keadaan sebenarnya dari
= 4.222,2
suatu daerah atau wilayah.
atau dapat dibulatkan menjadi
Satuan pada skala harus sama, contoh 1:
4500/5000
1000 cm artinya; 1 cm dipeta atau denah
Jadi skala yang dapat digunakan
mewakili 1000 cm jarak yang sbenernya.
adalah 4500 atau 5000, dalam
Rumus dalam menentukan skala, jarak
membulatkan angka skala, yang
sebenarnya dan jarak pada peta:
digunakan adalah pembulatan keatas,
= agar semua data bisa tergambar diatas
kertas/gambar kerja.
=

= 4. Sudut
Bagaimana menentukan skala dari titik Sudut merupakan salah satu aspek penting
koordinat? Menentukan skala; caranya adalah dalam pengukuran dan pemetaan horizontal
tentukan jarak terpanjang dari wilayah yang atau vertikal, baik untuk pengukuran dan
anda petakan. pemetaan kerangka polygon maupun titik-titik
Persamaan sederhananya adalah; koordinat detail. Sistem besaran sudut yang dipakai
terbesar – koordinat terkecil. pada beberapa alat berbeda antara satu
Contoh; dengan yang lainnya. Sistem besaran sudut
Koordinat garis bujur, data GPS: pada pengukuran dan pemetaan terdiri dari:
Terbesar: 0673000  Sistem besaran sudut seksagesimal
Terkecil : 0670400 Sexagesimal, membagi lingkaran dalam

LKP MANDALA JES INDO P a g e | 18


Modul Kursus dan Pelatihan Survei Pemetaan 2020

360⁰, sehingga 1 kuadran = 90⁰. Satu 7. Sudut Arah (bearing), merupakan sudut
derajat dibagi dalam 60 menit dan satu lancip horisontal antara meridian acuan dan
menit dibagi dalam 60 sekon sebuah garis, diman pada sistem
o
1 =60’=3600” penentuan arah garis ini memakai sebuah
 Sistem besaran sudut sentisimal sudut dan huruf kuadran. Sudut diukur dari
Centicimal, lingkaran dibagi ke dalam utara maupun selatan ke arah timur atau
400 grade (400g), 1 grade dibagi lagi barat untuk menghasilkan sudut kurang dari
menjadi 100 centigrade dan 1 centigrade 90⁰, sehingga ada empat kemungkinan
dibagi dalam 100 centi-centigrade utara-timur, utara-barat, selatan-timur, dan
1g=100c=10000cc selatan-barat. Contoh penulisan U x⁰T, atau
 Sistem besaran sudut radian x⁰UT
Radian; satu lingkaran dibagi menjadi 2
π radian, yang disimbolkan dalam ρ
(rho). Pengertian radian itu sendiri
adalah sudut pusat dalam lingkaran yang
memiliki panjang busur sama dengan
jari-jari lingkaran
2 π radian=360o=400g 8. Sudut Jurusan (Azimuth), merupakan sudut
 Dasar untuk mengukur besaran sudut yang diukur searah jarum jam dari
ialah lingkaran yang dibagi dalam empat sembarang meridian acuan, dalam
bagian, yang dinamakan kuadran yaitu pengukuran tanah azimuth biasanya diukur
Kudran I,II,III dan kuadran IV. dari utara (utara magnet bumi). Di kenal
5. Jarak juga dengan istilah sudut kompas, besarnya
Jarak yang dimaksud disini adalah jarak datar sudut dari 0 sampai 360⁰. Azimuth dapat
(horizontal) antara dua titik. Pengukuran jarak merupakan azimuth sebenarnya, magnetik,
dapat dilakukan dengan cara pengukuran kisi atau anggapan. Jadi azimuth OA
langsung (pita ukur), pengukuran jarak optis, adalah 80⁰, azimuth OB adalah 135⁰ dan
dan pengukuran jarak elektromagnetik azimuth OC adalah 330⁰.
6. Beda Tinggi
Pengukuran beda tinggi adalah mengukur
jarak arah vertikal ke suatu bidang referensi
tertentu antara satu titik dengan titik yang lain.
Pengukuran beda tinggi atau sipat datar
bertujuan menentukan selisih tinggi antara
titik-titik yang diamat

LKP MANDALA JES INDO P a g e | 19


Modul Kursus dan Pelatihan Survei Pemetaan 2020

Contoh konversi sudut bearing dan sudut garis yang menghubungkan ketinggian yang
azimuth:
Sama. Semakin rapat garis kontur
menunjukan wilayah tersebut relative tinggi
sampai curam, sebaliknya semakin renggang
garis kontur menunjukan wilayah pedataran
atau landai, sedangkan garis kontur
menunjukan adanya sudut atau runcing pada
suatu pola tertentu menunjukan adanya sungai
atau lembah.
Pemetaan untuk kontur itu sendiri juga di
9. Sudut Zenith sebut peta kontur, Peta kontur
menggambarkan permukaan tiga dimensi baik
secara tiga dimensi maupun secara dua
dimensk (Cronin, 1995) Biasanya peta kontur
yang dihasilkan tergantung kepada (Terpock
and Bischke, 1991):
 Pengalaman

10. Prinsip dasar menentukan posisi  Imajinasi

 Cara grafis dengan mengukur jarak-  Kemampuan interpretatif

jaraknya  Metode pengkonturan

 Cara grafis dengan mengukur sudut Untuk memahami peta kontur perlu dipelajari

dan jaraknya terlebih dahulu tentang garis kontur beserta

 Cara numeris posisi sebuah titik sifat-sifatnya yang antara lain adalah sebagai

dinyatakan dalam sistem koordinat. berikut:

Secara prinsip dasar penentuan  Garis Kontur; Adalah merupakan garis-

posisi secara numeris ada tiga yaitu: garis yang menghubungkan titik-titik

o Dengan sudut jurusan atau yang mempunyai ketinggian sama,

azimuth dan jarak yang diukur dari suatu bidang

o Dengan pemotongan ke muka pembanding. Bidang ini biasanya

o Dengan pemotongan ke diambil dari permukaan air laut rata-

belakang rata.

11. Kontur  Interval Kontur; Jarak vertikal antara

Didalam survey dan pemetaan di kenal garis kontur satu dengan garis kontur

dengan istilah kontur, kontur berupa titik kontur lainnya yang berurutan.

dan garis kontur. Kontur sendiri merupakan  Indeks Kontur; Garis kontur yang

LKP MANDALA JES INDO P a g e | 20


Modul Kursus dan Pelatihan Survei Pemetaan 2020

dicetak tebal pada peta, yang mana topografi curam.


merupakan kelipatan tertentu dari  Garis kontur menutup, menunjukkan
beberapa garis kontur (kelipatan lima naik ke arah dalam, kecuali garis
atau sepuluh). kontur bergigi menunjukkan depresi.
 Kontur Setengah; Garis kontur yang  Garis kontur yang memotong
harga ketinggiannya adalah setengah lembah/sungai akan meruncing ke
interval kontur. Biasanya digambar hulu.
dengan garis putus-putus.  Garis kontur harus digambarkan
Penentuan interval kontur: hingga batas tepi peta.
Biasanya interval kontur pada peta Menentukan titik ketinggian:
tergantung dari:  Pada indeks kontur langsung
 Skala peta diketahui.
 Relief dari daerah yang bersangkutan  Pada intermediate kontur dihitung
 Tujuan dari peta, apakah untuk dari indeks kontur dengan
pekerjaan geologi umum maupun memperlihatkan interval kontur.
geologi teknik atau untuk kepentingan  Diantara intermediate kontur dengan
militer. Jika tidak ada hal-hal khusus cara interpolasi.
atau dalam keadaan umum, maka Misal : Tinggi titik = x
interval kontur dapat ditentukan = 150 + (3/4 x 25)
sebagai berikut : = 168 meter
IK (Interval Kontur) = Skala peta X  Titik triangulasi.
1/2000
Misalnya skala peta 1 : 50.000
IK= 50.000 X 1/2000 = 25 meter
Sifat-sifat garis kontur:
 Garis tidak bisa saling berpotongan
kecuali dalam keadaan yang
ekstrim, dimana topografi berupa Gambar: Interpolasi Garis Kontur
over hanging cliff.
 Garis kontur tidak akan bertemu Sistem Koordinat, Proyeksi Peta dan Aturan
dengan garis kontur yang Kuadran

mempunyai nilai ketinggian yang a. Proyeksi Peta


berlainan. Proyeksi peta adalah teknik-teknik yang
 Garis kontur akan renggang jika digunakan untuk menggambarkan sebagian
topografi landai dan akan rapat jika atau keseluruhan permukaan tiga dimensi

LKP MANDALA JES INDO P a g e | 21


Modul Kursus dan Pelatihan Survei Pemetaan 2020

yang secara kasaran berbentuk bola  Menggunakan bidang peta berupa


kepermukaan datar dua dimensi dengan bidang datar atau bidang yang dapat
distorsi sesedikit mungkin, dalam proyeksi didatarkan tanpa mengalami distorsi
peta diupayakan sistem yang memberikan seperti bidang kerucut dan bidang
hubungan antara posisi titik-titik di muka bumi silinder.
dan di peta. Proyeksi peta dilakukan karena Tujuan Sistem Proyeksi Peta dibuat dan
beberapa faktor sebagai berikut: dipilih untuk:
 Bentuk bumi tidak uniform, maka  Menyatakan posisi titik-titik pada
digunakan istilah geoid untuk permukaan bumi ke dalam sistem
menyatakan bentuk bumi yang koordinat bidang datar yang nantinya
menyerupai ellipsoid tetapi dengan bisa digunakan untuk perhitungan jarak
bentuk muka yang sangat tidak dan arah antar titik.
beraturan.  Menyajikan secara grafis titik-titik pada
 Sistem geodetic yang digunakan adalah permukaan bumi ke dalam sistem
WGS-84 (World Geodetic System) dan koordinat bidang datar yang selanjutnya
GRS-1980 (Geodetic Reference System) bisa digunakan untuk membantu studi
adalah ellipsoid terbaik untuk dan pengambilan keputusan berkaitan
keseluruhan geoid. dengan topografi, iklim, vegetasi, hunian
 Penyimpangan terbesar antara geoid dan lain-lainnya yang umumnya
dengan ellipsoid WGS-84 adalah 60 m di berkaitan dengan ruang yang luas.
atas dan 100 m di bawahnya. Bila b. Aturan kuadran
ukuran sumbu panjang ellipsoid WGS-84 Sistem kuadran yang digunakan pada
adalah 6.378.137 m dengan pengukuran dan pemetaan berbeda dengan
kegepengan 1/298.257, maka rasio sistem koordinat matematis (trigonometri).
penyimpangan terbesar ini adalah Sistem kuadran matematis bertambah besar
1/100.000. Indonesia, seperti halnya ke arah berlawanan jarum jam. Alasan dari
negara lainnya, menggunakan ukuran aturan kuadran ilmu ukur tanah yang searah
ellipsoid ini untuk pengukuran dan jarum jam adalah karena peralatan
pemetaan. pengukuran sudut menggunakan bantuan
Sistem proyeksi peta dibuat untuk magnet bumi yang nilainya bertambah besar
mereduksi sekecil mungkin distorsi tersebut searah jarum jam.
dengan: Menurut teori, sudut jurusan adalah
 Membagi daerah yang dipetakan sudutyang dimulai dari arah utara geografis,
menjadi bagian-bagian yang tidak terlalu maka arah utara diambil sebagai suatu salib
luas, dan sumbu. Pada waktu kaki bergerak OP:

LKP MANDALA JES INDO P a g e | 22


Modul Kursus dan Pelatihan Survei Pemetaan 2020

Berhimpit dengan sb, yang positif a = 90 Nilai garis lintang dari ekuator ke kutub utara
Berhimpit dengan sb, yang positif a = 180 dikenal dengan istilah lintang utara yang
Berhimpit dengan sb, yang positif a = 270 besarnya dari 0 derajat sampai dengan 90
Berhimpit dengan sb, yang positif a = 360 derajat Lintang Utara. Nilai garis lintang dari
Dengan demikian kaki yang bergerak OP ekuator ke kutub Selatan dikenal dengan
melalui daerah-daerah 0-90, 90-180, 180-270, istilah Lintang Selatan yang besarnya dari 0
270-300, dimana daerah – daerah tersebut derajat sampai dengan 90 derajat Lintang
disebut dengan: Selatan.
Kuadran I : 0 – 90
Kuadran II : 90 – 180
Kuadran III : 180 – 270
Kuadran IV : 270 – 360

c. Sistem koordinat Gambar: Sistem koordinat geografis


Sistem koordinat permukaan bumi Beberapa ketentuan yang berhubungan
keseluruhan menggunakan sistem koordinat dengan pemodelan bumi sebagai spheroid
geografik (Geodetik) yang diukur dengan adalah:
menggunakan derajat (degree) garis-garis  Meridian dan meridian utama.
lingkaran yang menghubungkan kutub utara  Paralel dan paralel NOL atau
ke kutub selatan dikenal dengan Nama garis ekuator.
bujur (longitude) atau garis-garis meridian.  Bujur (longitude - j), bujur barat
Nilai nol derajat garis meridian melalui kota (0° - 180° BB) dan bujur timur
Greenwich di kota inggris, adalah 0 derajat (0° - 180° BT).
sampai dengan 180 derajat Bujur Barat.  Lintang (latitude - l), lintang
Nilai garis meridian dari Greenwich ke arah utara (0° - 90° LU) dan lintang
timur dikenal dengan Nama bujur timur yang selatan (0° – 90° LS).
besarnya adalah 0 derajat sampai dengan Sistem koordinat di bagi menjadi dua yaitu:
180 derajat Bujur Timur. Garis-garis sistem koordinat dua dimensi dan tiga
lingkaran yang tegak lurus terhadap garis dimensi,
meridian dikenal dengan nama garis lintang  Sistem koordinat 2D: Berupa bidang
(latitude). Nilai nol derajat garis lintang datar, contohnya adalah sistem
memotong di tengah garis meridian yang koordinat kartesian dan koordinat
menghubungkan kutub utara dengan kutub polar,
selatan dikenal dengan nama garis ekuator Sistem koordinat kartesian (X, Y, Z):
atau garis katulistiwa.  Sistem koordinat tiga dimensi;

LKP MANDALA JES INDO P a g e | 23


Modul Kursus dan Pelatihan Survei Pemetaan 2020

Sistem Koordinat Kartesian 3 Dimensi, perancangan bangunan teknik sipil. Titik- titik
pada prinsipnya sama dengan sistem kerangka dasar pemetaan yang akan
koordinat kartesian 2 Dimensi, hanya ditentukan tebih dahulu koordinat dan
menambahkan satu sumbu lagi yaitu ketinggiannya itu dibuat tersebar merata
sumbu Z, yang ketiganya saling tegak dengan kerapatan tertentu, permanen, mudah
lurus. Titik O merupakan titik pusat dari dikenali dan didokumentasikan secara baik
ketiga sumbu koordinat X,Y,Z. sehingga memudahkan penggunaan
Sedangkan titik P didefinisikan dengan selanjutnya.
P (x,y,z). Penggunaan sistem koordinat Aplikasi
kartesian 3 Dimensi banyak digunakan Pekerjaan
pemetaan
dalam pengukuran menggunakan
pada
sistem GPS. Sistem koordinat bola, bidang
sistem koordinat elipsoida. teknik sipil

Pekerjaan Survey Pemetaan

Dalam pembuatan peta yang dikenal dengan


istilah pemetaan dapat dicapai dengan
melakukan pengukuran- pengukuran di atas
permukaan bumi yang mempunyai bentuk Dalam perencanaan bangunan Sipil misalnya
tidak beraturan. Pengukuran-pengukuran perencanaan jalan raya, jalan kereta api,
dibagi dalam pengukuran yang mendatar bendung dan sebagainya, Peta merupakan
untuk mendapat hubungan titik-titik yang hal yang sangat penting untuk perencanaan
diukur di atas permukaan bumi (Pengukuran bangunan tersebut. Untuk memindahkan titik -
Kerangka Dasar Horizontal) dan pengukuran- titik yang ada pada peta perencanaan suatu
pengukuran tegak guna mendapat hubungan bangunan sipil ke lapangan (permukaan bumi)
tegak antara titik-titik yang diukur dalam pelaksanaanya pekerjaan sipil ini
(Pengukuran Kerangka Dasar Vertikal) serta dibuat dengan pematokan/ staking out, atau
pengukuran titik-titik detail. Kerangka dasar dengan perkataan lain bahwa pematokan
pemetaan untuk pekerjaan rekayasa sipil merupakan kebalikan dari pemetaan.
pada kawasan yang tidak luas, sehingga bumi Staking Out
masih bisa dianggap sebagai bidang datar,
umumnya merupakan bagian pekerjaan
pengukuran dan pemetaan dari satu kesatuan
paket pekerjaan perencanaan dan atau

LKP MANDALA JES INDO P a g e | 24


Modul Kursus dan Pelatihan Survei Pemetaan 2020

Pengukuran Kerangka Dasar Vertikal terbesar perbedaan tinggi hasil pengukuran


sipat datar pergi dan pulang.
Kerangka dasar vertikal merupakan teknik Maksud pengukuran tinggi adalah
dan cara pengukuran kumpulan titik-titik yang menentukan beda tinggi antara dua titik.
telah diketahui atau ditentukan posisi Beda tinggi h diketahui antara dua titik a
vertikalnya berupa ketinggiannya terhadap dan b, sedang tinggi titik A diketahui sama
bidang rujukan ketinggian tertentu. Bidang dengan Ha dan titik B lebih tinggi dari titik
ketinggian rujukan ini biasanya berupa A, maka tinggi titik B, Hb = Ha + h yang
ketinggian muka air taut rata-rata (mean sea diartikan dengan beda tinggi antara titik A
level - MSL) atau ditentukan lokal. clan titik B adalah jarak antara dua bidang
nivo yang melalui titik A dan B. Umumnya
 Metode sipat datar prinsipnya adalah
bidang nivo adalah bidang yang lengkung,
Mengukur tinggi bidik alat sipat datar
tetapi bila jarak antara titik-titik A dan B
optis di lapangan menggunakan
dapat dianggap sebagai Bidang yang
rambu ukur.
mendatar.
 Pengukuran Trigonometris prinsipnya
Cara menghitung tinggi garis bidik atau
adalah Mengukur jarak langsung (Jarak
benang tengah dari suatu rambu dengan
Miring), tinggi alat, tinggi, benang
menggunakan alat ukur sifat datar
tengah rambu, dan suclut Vertikal
(waterpass). Rambu ukur berjumlah 2 buah
(Zenith atau Inklinasi).
masing-masing di dirikan di atas dua patok
 Pengukuran Barometris pada prinsip-
yang merupakan titik ikat jalur pengukuran
nya adalah mengukur beda tekanan
alat sifat optis kemudian di letakan di
atmosfer.
tengah-tengah antara rambu belakang dan
Metode sipat datar merupakan metode yang
muka. Alat sifat datar diatur sedemikian
paling teliti dibandingkan dengan metode
rupa sehingga teropong sejajar dengan nivo
trigonometris dan barometris. Hal ini dapat
yaitu dengan mengetengahkan gelembung
dijelaskan dengan menggunakan teori
nivo. Setelah gelembung nivo
perambatan kesalahan yang dapat diturunkan
diketengahkan barulah dibaca rambu
melalui persamaan matematis diferensial
belakang dan rambu muka yang terdiri dari
parsial.
bacaan benang tengah, atas dan bawah.
 Metode Sipat Datar
Beda tinggi slag tersebut pada dasarnya
Metode sipat datar prinsipnya adalah
adalah pengurangan benang tengah
Mengukur tinggi bidik alat sipat datar optis
belakang dengan benang tengah muka.
di lapangan menggunakan rambu ukur,
Berikut ini adalah syarat-syarat untuk alat
Sehingga ketelitian kerangka dasar vertikal
penyipat datar optis:
(KDV) dinyatakan sebagai batas harga

LKP MANDALA JES INDO P a g e | 25


Modul Kursus dan Pelatihan Survei Pemetaan 2020

 Garis arah nivo harus tegak lurus pada tingkat kesaIahannya sangat keciI.
sumbu kesatu alat ukur penyipat datar. Alat-alat yang biasa digunakan dalam
Bila sekarang teropong di putar dengan pengukuran kerangka dasar vertikal metode
sumbu kesatu sebagai sumbu putar dan sipat datar optis adalah:
garis bidik di arahkan ke mistar kanan, o Alat Sipat Datar
maka sudut a antara garis arah nivo dan o Pita Ukur
sumbu kesatu pindah kearah kanan, dan o Rambu Ukur
ternyata garis arah nivo dan dengan o Statif
sendirinya garis bidik tidak mendatar, o Unting – Unting, dll
sehingga garis bidik yang tidak mendatar
tidaklah dapat digunakan untuk
pembacaan b dengan garis bidik yang
mendatar, haruslah teropong dipindahkan
keatas, sehingga gelembung di tengah-
tengah.
 Benang mendatar diagfragma harus
tegak lurus pada sumbu kesatu. Pada
pengukuran titik tinggi dengan cara Gambar: Metode pengukuran Sipat Datar

menyipat datar, yang dicari selalu titik


potong garis bidik yang mendatar dengan  Metode Trigonometri
mistar-mistar yang dipasang diatas titik- Pengukuran kerangka dasar vertikal metode
titik, sedang diketahui bahwa garis bidik trigonometris pada prinsipnya adalah
adalah garis lurus yang menghubungkan perolehan beda tinggi melalui jarak langsung
dua titik potong benang atau garis teropong terhadap beda tinggi dengan
diagframa dengan titik tengah lensa memperhitungkan tinggi alat, sudut vertikal
objektif teropong. (zenith atau inklinasi) serta tinggi garis bidik
 Garis bidik teropong harus sejajar yang diwakili oleh benang tengah rambu ukur.
dengan garis arah nivo. Garis bidik Alat theodolite, target dan rambu ukur semua
adalah Garis lurus yang berada diatas titik ikat.
menghubungkan titik tengah lensa
Prinsip awal penggunaan alat theodolite sama
objektif dengan titik potong dua garis
dengan alat sipat datar yaitu kita harus
diafragma, dimana pada garis bidik pada
mengetengahkan gelembung nivo terlebih
teropong harus sejajar dengan garis
dahulu baru kemudian membaca unsur-unsur
arah nivo sehingga hasil dari
pengukuran yang lain. Jarak langsung dapat
pengukuran adalah hasil yang teliti dan
diperoleh melalui bacaan optis benang atas

LKP MANDALA JES INDO P a g e | 26


Modul Kursus dan Pelatihan Survei Pemetaan 2020

dan benang bawah atau menggunakan alat sebagai kerangka vertikal bagi suatu
pengukuran jarak elektronis yang sering daerah pemetaan. Hasil akhir daripada
dikenal dengan Nama EDM (Elektronic pekerjaan ini adalah data ketinggian dari
Distance Measurement). pilar-pilar sepanjang jalur pengukuran yang

Untuk menentukan Beda tinggi dengan Cara bersangkutan, yaitu semua titik yang

trigonometric diperlukan alat pengukur sudut ditempati oleh rambu ukur tersebut. Sipat

(Theodolit) untuk dapat mengukur sudut sudut datar memanjang dibedakan menjadi:

tegak. Sudut tegak dibagi dalam dua macam,  Memanjang terbuka,

ialah sudut miring m clan sudut zenith z, sudut  Memanjang keliling (tertutup),
 Memanjang terbuka terikat
miring m diukur mulai ari keadaan mendatar,
sedang sudut zenith z diukur mu(ai dari sempurna,
 Memanjang pergi pulang,
keadaan tegak lurus yang selalu ke arah
 Memanjang double stand.
zenith alam.

2. Sipat datar resiprokal


BT Kelainan pada sipat datar ini adalah
pemanfaatan konstruksi serta tugas nivo
B yang dilengkapi dengan skala pembaca
Inklinasi
(i) bagi pengungkitan yang dilakukan terhadap
A dAB
nivo tersebut. Sehingga dapat dilakukan
Pengukuran Trigonometris pengukuran beda tinggi antara dua titik
yang tidak dapat dilewati pengukur. Seperti
d AB = dm . cos i
halnya sipat datar memanjang, maka hasil
ΔHAB =dm. sin i + TA – TB
akhirnya adalah data ketinggian dari kedua
titik tersebut, seperti pada gambar dibawah
Jenis – Jenis Pengukuran Sipat Datar
ini:
1. Pengukuran Sipat Datar Memanjang
Perbedaan tinggi antara A ke B adalah hAB
Digunakan apabila jarak antara dua stasion
= ½ {(a - b) + (a’ + b’)}. Titik-titk C, A, B, dan
yang akan ditentukan beda tingginya
D tidak harus berada pada satu garis lurus.
sangat berjauhan (di luar jangkauan jarak
Apabila jarak antara A dan B jauh, salah
pandang). Jarak antara kedua stasion
satu rambu (rambu jauh) diganti dengan
tersebut dibagi dalam jarak-jarak pendek
target dan sipat datar yang digunkan adalah
yang disebut seksi atau slag.
tipe jungkit.
Tujuan pengukuran ini umumnya untuk
mengetahui ketinggian dari titik-titik yang
dilewatinya dan biasanya diperlukan

LKP MANDALA JES INDO P a g e | 27


Modul Kursus dan Pelatihan Survei Pemetaan 2020

b'
a'

b
a

B D

C A

Gambar: Pengukura Sipat datar resiprokal

yang digunakan untuk menghitung b kedua sore hari, hal ini dimaksudkan
adalah: untuk memperkecil pengaruh refraksi
B = b 0 + b1 = b0 + n - n i
0 2
udara.
n1  n2
 Untuk memperkecil pengaruh kesalahan
Dimana: refraksi udara dan kelengkungan bumi,
n0 =bacaan skala pengungkit pada saat pengukuran sebaiknya dilakukan bolak-
gelombung nivo berada di tengah. balik. Maksudnya, pertama kali alat ukur
n1 = bacaan skala pengungkit pada dipasang sekitar A kemudian dipindah ke
saat garis bidik mengarah ke tempat sekitar B seperti nampak pada
target atas. gambar berikut ini:

n2 = bacaan skala pengungkit pada


C
saat garis bidik mengarah ke D
x
target bawah x

Catatan:
 Untuk memperoleh ketelitian tinggi, A
lakukanlah pengukuran ke masing- masing B
target berulang-ulang, misalkan 20x.
 Pengukuran sebaiknya dilakukan pada 3. Pengukuran Sipat Datar Profil
keadaan cuaca yang berbeda, misalnya
Dengan data ukuran jarak dan perbedaan
ukuran pertama pagi hari dan ukuran
tinggi titik-titik diatas permukaan tanah dapat

LKP MANDALA JES INDO P a g e | 28


Modul Kursus dan Pelatihan Survei Pemetaan 2020

ditentukan irisan tegak dilapangan yang b) Profil Melintang


dinamakan profil atau biasa pula disebut Arah profil melintang di setiap stasiun
penampang. Pada pekerjaan - pekerjaan umumnya diambil tegak lurus terhadap
rekayasa seperti perencanaan jalan raya, jalan sumbu proyek, sebagai dasar ketinggian di
kereta api, saluran irigasi, lapangan udara dll, setiap profil adalah titik- titik stasiun yang
sangat dibutuhkan bentuk profil atau telah diukur dari profil memanjang. Lebar
penampang pada arah tertentu untuk profil tergantung dari kebutuhan dan tujuan
perencanaan kemiringan sumbu proyek, proyek, namun pada umumnya batas lebar
maupun hitungan volume galian atau timbunan profil melintang ke kiri dan kanan dari garis
tanah dan lain-lain. sumbu proyek adalah 50 m – 100 m.
Pengukuran profil umumnya dibedakan atas (Basuki, S. 2006) Pada daerah yang relatif
profil memanjang searah dengan sumbu datar, satu profil melintang mungkin dengan
proyek dan profil melintang dengan arah satu kali kedudukan alat. Namun pada
memotong tegak lurus sumbu proyek pada daerah yang mempunyai topografi curam
interval jarak yang tertentu. (Basuki, S. 2006) atau bergelombang tidak cukup dengan
Prinsip pengukuran profil dilapangan adalah sekali berdiri alat, mungkin dua kali atau
menggunakan cara TGB untuk mengukur lebih.
ketinggian titik-titik pada jalur pengukuran Di atas gambar profil inilah digambarkan
dilapangan. tampang atau irisan dari rencana proyek
a) Profil Memanjang dan luasan yang terjadi antara permukaan
Sekilas bila dilihat Cara pengukuran profil tanah asli dengan tampang proyek
memanjang hampir Sama dengan merupakan luas tampang galian atau
pengukuran sipat datar memanjang Akan timbunan yang diperlukan atau dibuang.
tetapi terdapat perbedaan dari maksud dan Dengan mengkombinasikan antara
pola dilapangan. Dengan cara TGB tampang memanjang dan melintang maka
khususnya cara kedua pada prinsip volume dari tubuh tanah yang ditimbun atau
pengukuran beda tinggi antara kedua titik, digali dapat dihitung.
alat berada diluar jalur sumbu proyek. Adapun cara pengukuran profil melintang
dapat dilakukan dengan cara yang sama
dengan profil memanjang, akan tetapi jarak
antara titik-titik detail dilapangan lebih
pendek dan disesuaikan dengan maksud
pengukuran tersebut. Cara lainnya adalah
dengan alat berada di atas titik perpotongan
sumbu proyek. Perbedaan dengan cara
Gambar: Pengukuran Profil Memanjang

LKP MANDALA JES INDO P a g e | 29


Modul Kursus dan Pelatihan Survei Pemetaan 2020

profil memanjang adalah tiap alat berdiri  Cara polar/radial, jika keadaan wilayah
pada suatu patok harus diukur yang diukur merupakan pemukiman
ketinggiannya dari atas patok dan sehingga jangkawan pengamatan
ketinggian patok diukur dari permukaan menjadi terbatas.
tanah. Keuntungan cara ini yaitu;  Cara grid, jika keadaan wilayah yang di
o Irisan tanah akan tergambar dengan ukur tersebut terbuka atau kosong yaitu
jelas membagi wilayah tersebut dalam kotak-
o Tegak lurus garis sumbu proyek kotak sehingga letak titik-titik teratur.
sehingga dapat digambar secara
planimetris Ketelitian Pengukuran Sipat Datar
c) Pengukuran Sipat Datar Luas Untuk menentukan baik buruknya pengukuran
Pengukuran sipat datar luas adalah menyipat datar, sehingga pengukuran harus
merupakan suatu cara yang dilakukan untuk diulang/tidak, maka akan ditentukan batas
mendapatkan relief permukaan tanah pada harga kesalahan terbesar yang masih dapat
wilayah yang cukup luas. Gambaran lekukkan diterima. Bila pengukuran dilakukan pulang
permukaan tanah tersebut dibutuhkan untuk pergi, maka selisih hasil pengukuran pulang
merencanakan pondasi bangunan, pekerjaan pergi tidak boleh lebih besar dari pada:
pertanian perkebunan, untuk menggambarkan k1 = ± (2,0 √ Skm) mm untuk pengukuran
lekukan permukaan tanah digunakan garis tingkat pertama (First Order Levelling)
garis tinggi. Garis tinggi tersebut terbentuk dari k2 = ± (3,0 √S km) mm untuk pengukuran tingkat
titik-titik yang memiliki ketinggian sama, untuk kedua (Second Order Levelling)
dapat melukiskan garis-garis tinggi dengan k3 = ± (4,0 √S km) mm untuk pengukuran tingkat
teliti pada suatu wilayah, maka haruslah ketiga (Third Order Levelling)
diketahui sebanyak mungkin ketinggian titik Untuk pengukuran menyipat datar yang diikat
titik pada seluruh wilayah yang di ukur oleh dua titik yang telah diketahui tingginya
tersebut. sebagai titik-titik ujung pengukuran, maka
Agar pengukuran dapat berjalan dengan beda tinggi yang didapat dari tinggi titik-titik
mudah, cepat dan teliti maka perlu di lakukan ujung tertentu itu tidak boleh mempunyai
pengamatan di lapangan guna penentuaan selisih lebih besar dari pada:
cara pengukuran dan letak kedudukan alat. k1 = ± (2,0 ± 2,0 √ Skm) mm untuk pengukuran
Prinsip pengukuran yang di gunakan pada tingkat pertama k2 = ± (2,0 ± 3,0 √S km) mm
pengukuran sipat datar luas ini adalah cara untuk pengukuran tingkat kedua k3 = ± (2,0 ±
tinggi garis bidik (TGB) adapun cara 6,0 √Skm) mm untuk pengukuran tingkat ketiga
pengukuran yang bisa dilakukan adalah Pada rumus-rumus Skm
sebagai berikut:

LKP MANDALA JES INDO P a g e | 30


Modul Kursus dan Pelatihan Survei Pemetaan 2020

Pengukuran Kerangka Dasar Horizontal dengan cara poligon ini membutuhkan:


1) Koordinat awal
Untuk mendapatkan hubungan mendatar titik- Bila diinginkan sistem koordinat terhadap
titik yang diukur di atas permukaan bumi maka suatu sistim tertentu, haruslah dipilih
perlu dilakukan pengukuran mendatar yang koordinat titik yang sudah diketahui
disebut dengan istilah pengukuran kerangka misalnya: titik triangulasi atau titik-titik
dasar Horizontal. Jadi untuk hubungan tertentu yang mempunyai hubungan
mendatar diperlukan data sudut mendatar dengan lokasi yang akan dipetakan. Bila
yang diukur pada skafa fingkaran yang dipakai system koordinat lokal pilih salah
letaknya mendatar. Bagian-bagian dari satu titik Bench Mark (BM)/titik referensi
pengukuran kerangka dasar horizontal adalah: yang telah memiliki nilai koordinat tertentu
 Metode Poligon
2
 Metode Triangulasi
 Metode Trilaterasi
1
 Metode kuadrilateral d2
d1
 Metode Pengikatan ke muka
 Metode pengikatan ke belakang cara
Collins dan cassini dan tititk tersebut dipakai sebagai acuan
a. Metode pengukuran poligon untuk titik-titik lainya.
Poligon digunakan apabila titik-titik yang akan 2) Koordinat akhir
dicari koordinatnya terletak memanjang Koordinat titik ini di butuhkan untuk
sehingga tnernbentuk segi banyak (poligon). memenuhi syarat Geometri hitungan
Pengukuran dan Pemetaan Poligon koordinat dan tentunya harus di pilih titik
merupakan salah satu pengukuran dan yang mempunyai sistem koordinat yang
pemetaan kerangka dasar horizontal yang sama dengan koordinat awal.
bertujuan untuk memperoleh koordinat 3) Azimuth awal
planimetris (X,Y) dan zenith (z) titik-titik Azimuth awal ini mutlak harus diketahui
pengukuran. Pengukuran poligon sendiri sehubungan dengan arah orientasi dari
mengandung arti salah satu metode system koordinat yang dihasilkan dan
penentuan titik diantara beberapa metode pengadaan datanya dapat di tempuh
penentuan titik yang lain. Untuk daerah yang dengan dua cara yaitu sebagai berikut:
relatif tidak terlalu luas, pengukuran cara  Hasil hitungan dari koordinat titik - titik
poligon merupakan pilihan yang sering di yang telah diketahui dan akan dipakai
gunakan, karena cara tersebut dapat dengan sebagai tititk acuan system
mudah menyesuaikan diri dengan keadaan koordinatnya.
daerah/lapangan. Penentuan koordinat titik

LKP MANDALA JES INDO P a g e | 31


Modul Kursus dan Pelatihan Survei Pemetaan 2020

 Hasil pengamatan astronomis


(matahari), Pada salah satu titik
poligon sehingga didapatkan azimuth
ke matahari dari titik yang  
   
bersangkutan, selanjutnya dihasilkan    D
D
D
F
B B B E E E
A C
azimuth kesalah satu polygon tersebut C
C E F
AB C D
dengan ditambahkan ukuran sudut
mendatar (azimuth matahari). Prosedur hitungan poligon terbuka tidak terikat
4) Data ukuran sudut dan jarak Prinsip:
Sudut mendatar pada setiap stasiun dan  Tidak ada koreksi geometris terhadap
jarak antara dua titik kontrol perlu diukur di data ukuran sudut maupun jarak.
lapangan. Data ukuran tersebut, harus bebas  Sudut-sudut mendatar dari hasil
dari sistematis yang terdapat (ada alat ukur) selisih dari dua bacaan arah/jurusan
sedangkan salah sistematis dari orang atau ukuran digunakan untuk menghitung
pengamat dan alam di usahakan sekecil azimuth (sudut jurusan) sisi poligon
mungkin bahkan kalau bisa di tiadakan. yang belum diketahui.
Berdasarkan bentuknya poligon dapat dibagi  Menghitung koordinat titik poligon
dalam dua bagian, yaitu: dilakukan secara berurutan atau
a) Poligon berdasarkan visualnya berantai dengan rumus hitung
 Poligon terbuka; dua titik yang terpisah koordinat (metode polar).
titik awal dan titik Akhir B = dBC – dBA
 Diketahui: A (XA,YA)

D  F
D Syarat minimal
B
B  d E d
d d C d
E AB: Azimuth
D E
C
A A B C
E F  = 汩 +( 瑩 ∗ )
B C D
 = +( ∗ )
Arah poligon
ABCDEF
 = +( ∗ )
 = +( ∗ )
Pengukuran Poligon

 Poligon Terbuka: Poligon terbuka tidak Sket: Gambar berikut


terikat (bebas), Poligon terbuka terikat
sempurna.

LKP MANDALA JES INDO P a g e | 32


Modul Kursus dan Pelatihan Survei Pemetaan 2020

4. Hitung azimuth sisi-sisi poligon dengan


‘menggunakan’ data sudut yang telah
dikoreksi (pada point 3).
B=AB+( B-180 )0

BC=BC-(1800-C)
AB
BC+C-1800
B D

AB B
C
BC
A C
Poligon Terbuka Tidak Terikat Sempurna

= + − 180
= + − 180 5. Hitung kesalahan jarak dalam arah
= + − 180 absis ( ) dan dalam arah ordinat ( )
Poligon Terbuka Terikat Sempurna 6. Hitung koraksi masing-masing titik.
 Dua titik ujung (awal dan akhir) 7. Hitung koordinat titik-titik poligon
ditrntukan koordinatnya dengan memasukkan nilai koreksinya
 Azimuth/sudut jurusan pada dua (point 6).
titik ujung juga diketahui

Sket:
2
A1 3 B B3
A 1 2 d23 d34
dA1 d12 3
1 Koordinat hitungan berupa syarat-syarat
geomertri poligon terikat sempurna
Poligon Terbuka Terikat Sempurna
1. − 擸 = (∑ ) − .180
Sistematika hitungan poligon terikat sempurna: 2. 灜 − = ∑( ∗ Sin )
1. Hitung azimuth awal dan akhir (jika 3. − = ∑( ∗ Cos )
belum diketahui secara langsung) Keterangan notasi:
2. Hitung kesalahan penutup sudut ∑ = Jumlah nilai-nilai sudut ukuran
poligon notasi f. n = bilangan bulat sebagai faktor pengali
3. Hitung koordinat setiap sudut dan yang sesuai
dikoreksi pada masing-masing sudut. ∑( ∗ )= ∗ + ∗ +⋯
∑( ∗ )= ∗ + ∗ +⋯
Dari sket I (A titik awal dan B titik akhir)

LKP MANDALA JES INDO P a g e | 33


Modul Kursus dan Pelatihan Survei Pemetaan 2020

1. − =( − + )− ∗ 180 = +( ∗ )+
2. − = ∗ + ∗ ⋮
+ ∗ + ∗ Dst
3. − = ∗ + ∗  Poligon Tertutup; Ditandai dengan
+ ∗ +〰 ∗ koordinat awal = koordinat akhir Azimuth
awal = azimuth akhir
Sistematika: Syarat geometri hitungan:
- Menghitung = [(∑ ) − ∗ (∑ ) − ∗ 180 = 0

180 ] − ( − ) ∑( ∗ )=0

- Menhitung koreksi setiap sket: ∑( ∗ )=0


∑ = 7 ∗ 180
∆ =
∑ = 3 ∗ 180
Sudut terkoreksi
− (5 − 2) ∗ 180 =
= ( )+∆
− (5 + 2) ∗ 180 = 0
= ( )+∆
Prosedur hitungan  Sama dengan
= ( )+∆
poligon terikat sempurna
4. = + − 180 ∑ = (∑ ) − ∗ 180
= + − 180 = ∑( ∗ )
= + − 180 Sebagai = ∑( ∗ )
kontrol = ± 180

b. Metode Triangulasi
Triangulasi digunakan apabila daerah
Azimuth yang diketahui
pengukuran mempunyai ukuran panjang dan
5. = [∑( ∗ ]−( − ) lebar yang sama, maka dibuat jaring segitiga.
=[ ∗ + ⋯+ ∗ ] Pada cara ini sudut yang diukur adalah sudut
−( − ) dalam tiap - tiap segitiga. Metode Triangulasi.
= [∑( ∗ ]−( − )
Posisi horizontal (X, Y) titik triangulasi dibuat
= ∗ _ + ⋯+
dalam sistem proyeksi Mercator, sedangkan
∗ ]−( − )
posisi horizontal peta topografi yang dibuat
6. Koreksi ( )=

(− ) dengan ikatan dan pemeriksaan ke titik
triangulasi dibuat dalam sistem proyeksi
Koreksi ( )=

(− )
Polyeder. Titik triangulasi tersebut dibuat
7. = +( ∗ )+
berjenjang turun berulang, dari cakupan luas
= +( ∗ )+
paling teliti dengan jarak antar titik 20 - 40 km
= +( ∗ )+

LKP MANDALA JES INDO P a g e | 34


Modul Kursus dan Pelatihan Survei Pemetaan 2020

hingga paling kasar pada cakupan 1 - 3 km. digunakan dalam pengukuran titik-titik detail
Selain posisi horizontal (X Y) dalam sistem adalah metode offset dan metode tachymetri.
proyeksi Mercator, titik-titik triangulasi ini juga Namun metode yang sering digunakan adalah
dilengkapi dengan informasi posisinya dalam metode Tachymetri karena Metode tachymetri
sistem geografis (j,I) dan ketinggiannya ini relatif cepat dan mudah karena yang
terhadap muka air laut rata- rata yang diperoleh dari lapangan adalah pembacaan
ditentukan dengan cara trigonometris. rambu, sudut horizontal (azimuth magnetis),
sudut vertikal (zenith atau inklinasi) dan tinggi
Triangulasi dapat diklasifikasikan sebagai
alat. Hasil yang diperoleh dari pengukuran
berikut: Primer, Sekunder, Tersier
tachymetri adalah posisi planimetris X, Y dan
Bentuk geometri triangulasi terdapat tiga
ketinggian Z.
buah bentuk geometrik dasar triangulasi,
1. Metode pengukuran tachymetry
yaitu:
Metode tachymetri adalah pengukuran
 Rangkaian segitiga yang sederhana
menggunakan alat-alat optis, elektronis, dan
cocok untuk pekerjaan- pekerjaan
digital. Pengukuran detail cara tachymetri
dengan orde rendah untuk ini dapat
dimulai dengan penyiapan alat ukur di atas titik
sedapat mungkin diusahakan sisi-sisi
ikat dan penempatan rambu di titik bidik.
segitiga Sama panjang.
Setelah alat siap untuk pengukuran, dimulai
 Kuadrilateral merupakan bentuk yang
dengan perekaman data di tempat alat berdiri,
terbaik untuk ketelitian tinggi, karena
pembidikan ke rambu ukur, pengamatan
lebih banyak syarat yang dapat dibuat.
azimuth dan pencatatan data di rambu BT, BA,
Kuadrilateral tidak boleh panjang dan
BB serta sudut miring.
sempit.
 Titik pusat terletak antara 2 titik yang Metode tachymetri didasarkan pada prinsip
terjauh dan sering di perlukan. bahwa pada segitiga-segitiga sebangun, sisi
yang sepihak adalah sebanding. Kebanyakan
Pengukuran Titik – Titik Detail pengukuran tachymetri adalah dengan garis
bidik miring karena adanya keragaman
Perlu dilakukan pengukuran titik-titik detail topografi, tetapi perpotongan benang stadia
untuk menghasilkan yang tersebar di dibaca pada rambu tegak lurus dan jarak
permukaan bumi yang menggambarkan situasi miring "direduksi" menjadi jarak horizontal dan
daerah pengukuran. jarak vertikal.

Dalam pengukuran titik-titik detail prinsipnya


adalah menentukan koordinat dan tinggi titik-
titik detail dari titik-titik ikat. Metode yang

LKP MANDALA JES INDO P a g e | 35


Modul Kursus dan Pelatihan Survei Pemetaan 2020

kesalahan pengukuran atau polygon


akhir tidak mengikat pada polygon awal.
Biasanya komponen yang dikoreksi
tergantung dari pengukuran dilapangan,
misalkan koreksi sudut atau jarak,
koreksi koordinat X, Y dan lain
sebagainya.
a) Kesalahan pada pengukuran KDV
Kesalahan yang terjadi akibat berhimpitnya
sumbu vertikal theodolite dengan garis arah
Gambar; Pengukuran tachymetry
vertikal. Sumbu vertikal theodolite x miring dan
membentuk sudut v terhadap garis vertikal x.
Teori Kesalahan
AB adalah arah kemiringan maksimum dengan
sasaran s pada sudut elevasi h dalam
Akurasi pengukuran tidak terlepas dari
keadaan dimana sumbu vertikal theodolite
kesalahan, suatu pengukuran diterima apabila
berhimpit dengan arah garis vertikal yang
kesalahan yang terjadi lebih kecil dari pada
menghasilkan posisi lintasan teleskop csd
kesalahan yang diijinkan. Ketelitian yang
dalam arah u dari kemiringan maksimum.
diijinkan tergantung pada jenis dan tujuan
Sedangkan dalam keadaan dimana sumbu
pengukuran. Apabila suatu kesalahan dapat
vertikal theodolite miring sebesar v terhadap
diterima, maka kesalahan tersebut harus
garis vertikal menghasilkan lintasan c’sd’
diratakan (dikoreksikan) pada hasil
dalam arah u’ dari kemiringan yang
pengukuran.
maksimum. Dari dua lintasan ini akan
o Mistake; jenis ini kalau terjadi
diperoleh segitiga bola scc’ yang sumbu
pengukuran harus diulang, kesalahan ini
vertikal dinyatakan dalam persamaan berikut:
biasanya berasal dari si pengukur.
 = u’ – u
o Dari alat; disebut kesalahan sistematis,
 = v sin u’ ctgn (90 – h)
terjadi biasanya dari ketelitian alat,
apabila masih dapat diterima maka  = v sin u’ tgn h

dilakukan koreksi. Karena kesalahan sumbu vertikal tak dapat

o Lingkungan atau alam; disebut dihilangkan dengan membagi rata dari

kesalahan tak terduga, biasanya dari observasi dengan teleskop dalam posisi

alam, apabila dapat diterima maka harus normal dan dalam kebalikan, maka

diratakan kedalam hasil pengukuran. pengukuran untuk sasaran dengan elevasi

o Koreksi kesalahan pengukuran; cukup besar.

koreksi ini dapat dilakukan apabila terjadi

LKP MANDALA JES INDO P a g e | 36


Modul Kursus dan Pelatihan Survei Pemetaan 2020

Koreksi Kesalahan: horizontal miring sebesar i menjadi a’b’,


 Koreksi kesalahan pada pengukuran tempat kedudukan adalah c’sd’.
dasar vertikal menggunakan alat sipat Dalam segitiga bola sdd’, dd’ Merupakan
datar optis kesalahan sumbu horizontal, dan apabila
 Koreksi kesalahan didapat dari sumbu horizontal miring sebesar i maka,
pengukuran yang menggunakan dua Sin  = tgn h / tgn (90 – i ). Tgn h. tgn i
rambu, yaitu rambu depan dan rambu Karena a dan I biasanya sangat kecil,
belakang yang berdiri 2 stand.
persamaan dapat terjadi  = I tan h
 koreksi kesalahan sistematis berupa
Apabila teleskop dipasang dalam keadaan
koreksi garis bidik yang diperoleh
terbalik, tanda kesalahan menjadi negatip dan
melalui pengukuran sipat datar dengan
apabila sudut yang dicari dengan teleskop
menggunakan 2 rambu yaitu belakang
dalam posisi normal dan kebalikan dirata–rata
dan muka dalam posisi 2 stand (2 kali
maka kesalahan sumbu horizontal dapat
berdiri dan diatur dalam bidang nivo)
hilang.
 Koreksi sistematis perlu dilakukan
Kesalahan Pengukuran
terlebih dahulu kedalam pembacaan
Banyak faktor yang mempengaruhi hasil
benang tengah setiap slang.
pengukuran sipat datar teliti, mulai dari
 Kontrol tinggi dilakukan melalui suatu
faktor-faktor yang pengaruhnya dapat
alur tertutup sedemikian rupa sehingga
dihilangkan sampai faktor-faktor yang
diharapkan diperoleh beda tinggi pada
jalur tertutup sama dengan nol, jarak
pengaruhnya hanya dapat diperkecil.

belakang dan muka setiap slang Adapun faktor-faktor tersebut antara lain:
menjadi variabel yang menentukan  Keadaan tanah jalur pengukuran
bobot kesalahan dan bobot pemberian  Keadaan/ kondisi atmosfir (getaran
koreksi. udara)

 Semakin panjang jarak pada suatu  Refraksi atmosfir.

slang maka bobot kesalahan dan  Kelengkungan bumi.

koreksinya lebih kecil  Kesalahan letak skala nol rambu.

b) Kesalahan pada pengukuran KDH  Kesalahan panjang rambu (bukan

Kesalahan yang terjadi akibat sumbu rambu standar).

horizontal tidak tegak lurus sumbu vertikal  Kesalahan pembagian skala (scale

disebut kesalahan sumbu horizontal. graduation) rambu.

Kedudukan garis kolimasi dengan teleskop  Kesalahan pemasangan nivo rambu

mengarah pada s berputar mengelilingi sumbu  Kesalahan garis bidik.

horizontal adalah csd. Apabila sumbu

LKP MANDALA JES INDO P a g e | 37


Modul Kursus dan Pelatihan Survei Pemetaan 2020

Dari faktor-faktor tersebut dapat ditarik mistar kedalam tanah. Bila dalam
pelajaran bahwa sudah seharusnya waktu antara pengukuran satu mistar

seorang juru ukur mengetahui hal-hal yang dengan mistar lainya


5. Karena perubahan garis arah nivo,
akan mengakibatkan kesalahan pada
karena alat ukur penyipat datar
pengukuran.
terkena napas sinar matahari maka
Kesalahan Sistematis: akan terjadi tegangan pada bagian-
Kesalahan sistematis adalah kesalahan bagian alat ukur, terutama pada
yang mungkin terjadi akibat adanya bagian penting seperti nivo
kesalahan pada suatu sistem. Kesalahan
sistem dapat diakibatkan oleh peralatan
dan kondisi alam.
Kesalahan sistematis dapat juga
disebabkan oleh karena keadaan alam
yang dapat di sebabkan oleh:
1. Karena lengkungan permukaan
bumi. Pada umumnya karena
bidang-bidang nivo karena pula dan
beda tinggi antara dua tititk adalah
jarak antara dua bidang nivo yang
melalui dua titik itu.
2. Karena melengkungnya sinar cahaya
(refraksi). Sinar cahaya yang datang
dari benda yang di teropong harus
melalui lapisan-lapisan udara yang
tidak sama padatnya, karena suhu
dan tekannya tidak sama.
3. Karena getaran udara. akibat adanya
pemindahan hawa panas dari
permukaan bumi keatas, maka
bayangan dari mistar yang di lihat
dengan teropong akan bergetar
sehingga pembacan ada mistar tidak
dapat di lakukan.
4. Karena masuknya lagi kaki tiga dan

LKP MANDALA JES INDO P a g e | 38


Modul Kursus dan Pelatihan Survei Pemetaan 2020

Diagaram Ali Teori Kesalahan

Koreksi dengan Metode Pengukuran

Koreksi Garis Bidik (Sipat Datar KDV)


Pembacaan Teropong Biasa & Luar
Biasa (Theodolite KDH)
Kesalahan Sistematis
(Systemathical Error) Jumlah Slag Genap (Sipat Datar KDV)
Jumlah Jarak Belakang ~ Jarak Muka
(Sipat Datar KDV)

Kesalahan yang disebabkan


oleh sistem peralatan dan
kondisi alam

Kesalahan yang
mungkin terjadi Kesalahan
pada pengukuran Acak (Random
dan pemetaan
Error)

Kesalahan yang disebabkan oleh


keterbatasan panca indera manusia

Titik Kontrol Tinggi (H


atau Z)

Titik Kontrol Planimetris Komponen-Komponen Koreksi


(X dan Y)

Kontrol Sudut
Horisontal (Azimuth) Sistem
Pembobota
n Koreksi

Kesalahan Besar Pengukuran harus diulangi


(Blunder)

Kesalahan yang disebabkan oleh


kesalahan membaca/melihat
angka-angka

LKP MANDALA JES INDO P a g e | 39


Modul Kursus dan Pelatihan Survei Pemetaan 2020

Mengenai teori kesalahan, maka dapat Pengukuran Titik Control GPS


disimpulkan sebagi berikut:
1. Bagian yang harus ada saat pengukuran a. Konsep Dasar GPS
yaitu benda ukur, alat ukur, dan Global Positioning Sistem (GPS) merupakan
pengukur/pengamat. sistem yang terdiri dari konstelasi satelit radio
2. Persyaratan kesalahan saat pengukuran navigasi, segmen kontrol tanah yang
yaitu: mengelola operasi satelit dan pengguna
a. Pengukuran tidak selalu tepat dengan receiver khusus yang menggunakan
b. Setiap pengukuran mengandung galat data satelit untuk memenuhi berbagai
c. Harga sebenarnya dari suatu persyaratan posisi. GPS terdiri atas tiga
pengukuran tidak pernah diketahui segmen, yaitu segmen satelit, segmen control
d. Kesalahan yang tepat selalu tidak dan segmen pengguna, konstelasi dan
diketahui konfigurasi orbit dari satelit GPS dirancang
3. Penyebab kesalahan pengukuran yaitu : sedemikian rupa sehingga sistem ini dapat
alam, alat dan pengukur dimanfaatkan kapan dan dimana saja.
4. Factor- factor yang mempengaruhi hasil
pengukuran yaitu: keadaan tanah jalur
pengukuran, keadaan/kondisi atmosfer
(getaran udara), refraksi atmosfer,
kelengkungan bumi, kesalahan letak
skala nol rambu, kesalahan panjang
rambu (bukan rambu standar), kesalahan
pembagian skala (scale graduation)
Gambar: 3 Segmen GPS
rambu, kesalahan pemasangan nivo
Pengukuran titik control GPS awalnya
rambu, kesalahan garis bidik.
dilakukan adalah dengan pengamatan GPS
5. Macam-macam kesalahan yaitu:
dan dikombinasikan dengan data CORS BIG.
kesalahan sistematis, kesalahan acak,
CORS BIG; CORS BIG adalah GNSS-CORS,
kesalahan besar.
yang merupakan kependekan dari (Global
6. Kesalahan pada ukuran dibagi dua, yaitu:
Navigation Satellite System)- Continuously
kesalahan sudut dan kesalahan jarak.
Operating Reference Stations adalah sistem
jaringan kontrol GPS yang beroperasi secara
kontinu untuk acuan penentuan posisi GPS
(realtime maupun post processing) dan dapat
diakses oleh siapapun yang membawa

LKP MANDALA JES INDO P a g e | 40


Modul Kursus dan Pelatihan Survei Pemetaan 2020

receiver GPS dengan spesifikasi tertentu. Dalam penentuan koordinat titik-titik kontrol
GNSS-CORS melayani klien yang melakukan untuk keperluan survey dan pemetaan,
pengukuran GNSS (GPS, GLONASS) dengan skenario yang paling baik adalah dengan
metode deferensial (data kode) dan RTK (data menggabungkan metode survey statik dan
fase). statik singkat, dimana setiap metode
digunakan secara fungsional sesuai dengan
GPS adalah sistem yang saat ini paling
karakternya masing-masing, seperti pada
banyak digunakan untuk keperluan survey
gambar dibawah ini, dimana survey statik
penentuan posisi. Survei dengan GPS ini
digunakan untuk menentukan koordinat titik-
bahkan dapat diperkirakan akan dapat
titik control yang berjarak relatif jauh satu
menggeser penggunaan survey terestris
dengan yang lainnya serta menuntut orde
dibanyak bidang aplikasi, meskipun tidak
ketelitian yang relatif lebih tinggi, sedangkan
seluruhnya, dimasa-masa mendatang.
Tabel: Beberapa perbedaan antara Survey
survey statik singkat digunakan untuk
terestris dan survey GPS menentukan koordinat titik-titik yang relatif
Parameter Survei dekat satu sama lainnya serta berorde
Survei GPS
(tipikal) Terestris
Visibilitas antar ketelitian yang relatif lebih rendah.
Perlu Tidak perlu
titik ukur
Wilayah cakupan Lokal sampai
Lokal
survei global
Siang hari Setiap saat dan
Waktu
dan tidak tergantung
pelaksanaan
cuaca baik cuaca
Kooordinat yang
2 dimensi 3 dimensi
dihasilkan
Datum posisi lokal global

b. Metode Penentuan Posisi Dengan GPS


Gambar: Kombinasi metode survey statik dan
Metode yang digunakan ini pada dasarnya statik singkat
bergantung kepada mekanisme aplikasinya,
metode penentuan posisi dengan GPS ini Posisi titik dapat ditentukan dengan

dapat dikelompokkan menjadi beberapa menggunakan satu receiver GPS terhadap

metode, yaitu: pusat bumi dengan menggunakan metode

 Absolut absolute (point) positioning, ataupun terhadap

 Differensial titik lainnya yang telah diketahui koordinatnya

 Statik (monitor station) dengan menggunakan


metode differential (relative) positioning yang
 Rapid statik
menggunakan minimal dua receiver GPS,
 Pseudo-kinematic
yang menghasilkan ketelitian posisi yang
 Stop and go
relatif lebih tinggi.

LKP MANDALA JES INDO P a g e | 41


Modul Kursus dan Pelatihan Survei Pemetaan 2020

GPS Geodetic ini mempunyai kemampuan c. Penentuan dan Pemasangan Titik Bench
untuk menangkap signal L1, L2, atau GNSS, Mark (BM)
merekam Raw data, yang secara umum Patok BM merupakan patok permanen yang
mempunyai Format RINEX yang sangat terbuat dari beton yang berada di suatu tempat
mengesankan dari GPS ini yaitu mempunyai dengan koordinat global dan elevasi yang
ketelitian lebih tinggi dari GPS Navigasi. tetap atau sudah diketahui nilai XYZ.
Ketelitiannya bahkan sampai milimeter. Penentuan koordinat dan elevasi patok BM
Berbeda dengan GPS Navigasi, untuk GPS tersebut menggunakan alat GPS dengan
Geodetic untuk mendapatkan ketelitian tinggi akurasi yang tinggi. Fungsi patok MB ini
harus menggunakan dua alat waktu sebagai referensi atau acuan dalam
pengukuran. Jadi satu set GPS Geodetic pengukuran disekitar titik BM.
terdiri dari dua alat, sebagai base station dan  Semua BM dan titik Triangulasi (titik
sebagai rover. pengikat) yang ada di lapangan harus
Patut dicatat di sini bahwa seandainya lebih digambar dengan legenda yang telah
dari dua receiver GPS yang digunakan, maka ditentukan dan dilengkapi dengan
pada satu sesi pengamatan (observing elevasi dan koordinat.
session) dapat diamati lebih dari satu baseline  Pada tiap interval 5 (lima) garis kontur
sekaligus. Secara skematik proses dibuat tebal dan ditulis angka
perhitungan koordinat titik-titik dalam jaringan elevasinya.
GPS dapat ditunjukkan seperti pada Gambar  Pencatuman legenda pada gambar
berikut: harus sesuai dengan apa yang ada di
lapangan.
 Penarikan kontur lembah/alur atau
sadel bukit harus ada data elevasinya.
 Detail penggambaran sungai harus
genap terutama di sekitar lokasi
rencana bendung.
 Titik pengikat/referensi peta harus
tercantum pada peta dan ditulis di
bawah legenda.
 Gambar kampung ,sungai dan rawa
harus diberi nama & garis batas yang
jelas.
 Pada peta ikhtisar harus tercantum
nama kampung, nama sungai, BM,

LKP MANDALA JES INDO P a g e | 42


Modul Kursus dan Pelatihan Survei Pemetaan 2020

jalan, jembatan, rencana bendung dan  Baut 22 mm yang sudah dibuat tanda
laing-lain tampakan yang ada di daerah silang di atasnya
pengukuran.  Rangka Besi Beton Ǿ 8 mm
 Format gambar etiket peta harus  Campuran beton dengan perbandingan
sesuai dengan ketentuan yang telah semen, batu split, pasir (Beton) 1:2:3
ditetapkan titik poligon utama, poligon  Tulisan warna Hitam dengan cat dasar
cabang dan poligon raai digambar warna oranye/biru
dengan sistemkoordinat (tidak
diperkenankan digambar dengan cara
grafis)
 Apabila ada 2 Kantor atau lebih, yang
berdekatan dan hampir berimpit
(misalnya batas kampung, tanggul, Gambar: Contoh Patok BM
jalan, kelokan saluran) kontur 2. Pengukuran Titik Kontrol
digambarkan dengan garis-garis putus Pengukuran titik kontrol menggunakan
yang diperbesar. metode pengamatan GPS Geodetik, pada
d. Pemasangan dan Pengukuran Titik pengukuran ini menggunakan 2 GPS
Kontrol Geodetik Topcon Hiper Pro dengan lama
1. Pemasangan Ttitik Kontrol pengukuran selama 4 jam, dan
Pemasangan titik kontrol pengukuran dikombinasikan dengan data CORS BIG.
sebanyak 2 pasang Bench Mark (BM), e. Pemanfaatan GPS
masing – masing dipasang saling kelihatan GPS mempunyai berbagai pemanfaatan
satu sama lain. BM dipasang ditempat yang sebagai berikut:
aman dari kegiatan penambangan, mudah  Untuk keperluan militer,
untuk dijangkau dan sudah mendapat  Geodesi, survey dan pemetaan,
persetujuan dari pengawas lapangan. BM  Untuk penelitian dalam geofisika, seperti
tersebut nantinya akan digunakan sebagai geodinamika, studi deformasi, studi
titik ikat dalam pengukuran & perhitungan atmosfer dan meteorologi,
poligon, detail situasi dan Stacking Out.  Keperluan oseanografi dan sebagainya.
Adapun spesifikasi bahan BM tersebut  GPS juga dimanfaatkan untuk navigasi
adalah: pesawat udara, perhubungan darat dan
 Beton ukuran 20 x 20 x 100 cm dan laut.
bagian yang muncul dipermukaan 25  GPS tidak tergantung pada keadaan
cm cuaca, dan dapat digunakan dalam
keadaan statik atau kinematik, serta

LKP MANDALA JES INDO P a g e | 43


Modul Kursus dan Pelatihan Survei Pemetaan 2020

dapat dipasang di mobil, kerata api, Sistem Informasi Geografis dan


kapal laut, pesawat udara bahkan satelit. Pengindraan Jauh
Perlu diketahui bahwa GPS juga mempunyai Pada awalnya data geografis hanya disajikan
kelemahan, karena tidak dapat dimanfaatkan di atas peta dengan menggunakan simbol,
ditempat dimana sinyal satelit GPS tidak dapat garis dan warna. Elemen-elemen geometris ini
diterima oleh antena alat penerima yang dideskripsikan di dalam legendanya misalnya,
berada dalam ruang, di bawa terowongan atau garis hitam tebal untuk jalan utama, garis
di dalam air, oleh karena itu untuk hitam tipis untuk jalan sekunder. Selain itu,
meningkatkan akurasi dan ketelitian data, berbagai data juga dapat dioverlaykan
kombinasi pengukuran GPS dengan berdasarkan sistem koordinat yang sama.
pengukuran posisi geodetik cara konvensional, Akibatnya sebuah peta menjadi media yang
yaitu pengukuran sudut dan jarak sering efektif baik sebagai alat presentasi maupun
dilakukan. sebagai bank tempat penyimpanan data
geografis. Tetapi media peta masih
Konsep Pemodelan mengandung kelemahan atau keterbatasan.
Informasi-informasi yang tersimpan, diproses
Simulasi dan pemodelan ini dimaksutkan dan dipresentasikan dengan suatu cara
untuk menghasilkan data pengukuran atau tertentu dan biasanya untuk tujuan tertentu
survey pemetaan dalam bentuk data digital. pula. Tidak mudah untuk merubah bentuk
Simulasi bisa dalam bentuk visual 2D dan juga presentasi dari suatu peta.
3D. Simulasi visual adalah simulasi dengan Sebuah peta selalu menyediakan gambar atau
dimensi datar atau dimesi dalam bentuk model simbol unsur geografi dengan bentuk yang
3D dalam segi teknisnyan simulasi ini di butat tetap atau statik meskipun diperlukan untuk
dengan menggunakan aplikasi atau software berbagai kebutuhan yang berbeda. Peta juga
pengolahan grafis 2D dan Software modelling merupakan asset publik yang sangat
3D. berharga. Survey-survey pemetaan yang
Dalam membuat simulasi dan pemodelan telah dilakukan di berbagai negara telah
perlu mengikuti prosedur – prosedur nya mengindikasikan bahwa jumlah keuntungan
antaralain: Pembuatan database, corelasi dan dari penggunaan peta akan meningkat hingga
cross cek, validasi data lalau menghasilka beberapa kali lipat biaya produksi peta itu
database sesuai kebutuhan simulasi dan sendiri.
pemodelan berdasarkan masing – masing SIG merupakan salah satu sistem informasi
permintaan aplikasi atau software simulasi. yang menekankan pada unsur informasi
geografis. Sistem merupakan sekumpulan
objek, ide, berikut interelasinya dalam

LKP MANDALA JES INDO P a g e | 44


Modul Kursus dan Pelatihan Survei Pemetaan 2020

mencapai tujuan atau sasaran bersama. SIG sangat membantu pekerjaan-pekerjaan


Sistem digunakan untuk mendeskripsikan yang erat kaitannya dengan bidang-bidang
banyak hal, khususnya untuk aktivitas-aktivitas spasial dan geoinformasi. Dewasa ini hamper
yang diperlukan pada pemrosesan data. semua disiplin ilmu, terutama yang berkaitan
dengan informasi spasial, menggunakan SIG
Pengertian informasi geografis adalah
atau format- format yang kompatible dengan
informasi mengenai tempat-tempat yang
SIG sebagai alat analisis dan representasi
terletak di permukaan bumi, pengetahuan
yang menarik.
mengenai posisi dimana suatu obyek terletak
Remote Sensing, padanan bahasa Indonesia-
di permukaan bumi dan informasi mengenai
nya penginderaan jauh (remote = jauh,
keterangan-keterangan (atribut) yang terdapat
sensing = indera), dapat didefinisikan sebagai
di permukaan bumi yang posisinya diketahui.
ilmu dan seni untuk mendapatkan informasi
tentang suatu obyek, wilayah atau fenomena
dengan jalan menganalisis data yang
diperoleh dengan menggunakan alat (sensor
yang dipasang pada wahana) tanpa kontak
langsung terhadap obyek, wilayah atau
fenomena yang diamati/dikaji.
Komponen SIG
SIG terdiri dari beberapa komponen yang
meliputi:
 Perangkat Keras (Hardware): pada
Gambar: Contoh kemampuan SIG dalam
mengintegrasikan banyak data saat ini SIG tersedia untuk berbagai
platform perangkat keras mulai dari PC
SIG adalah satu sistem yang powerful yang dekstop, workstation, hingga multiuser
terdiri dari perangkat keras komputer, host yang dapat digunakan oleh
perangkat lunak dan prosedur-prosedur yang banyak orang secara bersamaan
ditujukan untuk: Mengumpulkan, Menyimpan, dalam jaringan komputer yang luas,
Memanggil, Mentransfer, Manipulasi, Analisis berkemampuan tinggi, memiliki ruang
dan Menampilkan data spasial dari permukaan penyimpanan (harddisk) yang besar,
bumi yang bereferensi geografi, untuk tujuan dan mempunyai kapasitas memori
memecahkan masalah perencanaan dan yang besar (RAM). Walaupun
pengelolaan dari yang sederhana sampai yang demikian, fungsionalitas SIG tidak
rumit. terikat secara ketat terhadap
karakteristik fisik perangkat keras ini

LKP MANDALA JES INDO P a g e | 45


Modul Kursus dan Pelatihan Survei Pemetaan 2020

sehingga keterbatasan memori pada tepat.


PC-pun dapat diatasi. Adapun Peta Digital
perangkat keras yang sering digunakan Peta digital adalah peta yang data grafis, data
untuk SIG adalah komputer (PC), tekstual dan segala atributnya tersimpan
mouse, digitizer, printer, plotter dan dalam bentuk softcopy (file) pada komputer.
scanner (pemindai). Peta ini dihasilkan dari proses digitasi dengan
 Perangkat Lunak (Software); SIG juga menggunakan meja digitizer ataupun onscreen
merupakan sistem perangkat lunak digitasi dari hasil scan sebuah peta.
yang tersusun secara modular dimana Dalam pembuatan peta digital ini diperlukan
basis data memegang peranan kunci. perangkat-perangkat keras seperti komputer
Setiap susbsistem diimplementasikan beserta kelengkapannya, dan perangkat lunak
dengan menggunakan perangkat lunak baik perangkat lunak untuk sekedar membuat
yang terdiri dari beberapa modul, peta digital seperti Autocad ataupun perangkat
hingga tidak mengherankan jika ada lunak untuk tujuan analisis yang biasa disebut
perangkat lunak SIG yang terdiri dari sistem informasi geografis seperti ArcView,
ratusan modul program (.exe) yang Mapinfo, Geomedia dll. Jenis peta ini mulai
masing-masing dapat dieksekusikan dikembangkan pada era 80-an sejalan dengan
sendiri. berkembangnya teknologi komputer dan
 Data & infromasi geografi; SIG dapat perangkat lunak untuk penggambaran dengan
mengumpulkan dan menyimpan data bantuan komputer (Computer Assisted
dan informasi yang diperlukan baik Drawing/CAD) serta perangkat lunak SIG itu
secara tidak langsung dengan cara sendiri.
mengimportnya dari perangkat- Fungsi SIG seringkali diasumsikan hanya
perangkat lunak SIG yang lain maupun untuk pembuatan peta digital, sebenarnya SIG
secara langsung dengan cara berfungsi lebih daripada pembuatan peta
mendijitasi data spasialnya dari peta digital. Pengelompokan data atau klasifikasi
dan memasukkan data atributnya dari data, pencarian data, penrhitungan secara
tabel-tabel dengan menggunakan statistik untuk jumlah penduduk pada kawasan
keyboard. tertentu dapat dilakukan oleh SIG. Sementara
 Manajemen dan Metoda: suatu proyek untuk pembuatan peta digital selain perangkat
SIG akan berhasil jika dimanage lunak SIG seperti ArcView, Map Info,
dengan baik dan dikerjakan oleh Geomedia juga cukup digunakan perangkat
orang-orang yang memiliki keahlian lunak lain seperti autocad.
yang tepat pada semua tingkatan Data yang diperlukan untuk mebentuk SIG
dengan menggunakan metoda yang terdiri atas data spasial yang hal ini berupa
peta digital, serta data tekstual (atribut,

LKP MANDALA JES INDO P a g e | 46


Modul Kursus dan Pelatihan Survei Pemetaan 2020

keterangan, atau angka- angka) yang masing- masalah spasial harus diambil, maka
masing melekat pada data spasialnya. Data seseorang harus mencari jawaban atas
tekstual biasanya tersusun atas sebuah basis berbagai petanyaan yang berkaitan dengan
data dalam format tertentu dan masing- masalah yang harus dipecahkan tersebut.
masing terhubung (linked) dengan baik Untuk itu, SIG dapat membantu memberikan
terhadap data spasialnya. jawaban. Pertanyaan yang dapat dijawab
melalui penggunaan SIG misalnya adalah
Dengan demikian dalam SIG data tekstual pertanyaan yang berkaitan dengan:
akan memiliki kaitan posisi geografis, demikian  Lokasi: APA dan dimana?
pula setiap bagian dari data grafis peta Mencari keterangan (atribut) atau
memiliki informasi tekstual. Lain halnya deskripsi apa yang terdapat pada
dengan perangkat lunak CAD, perangkat ini lokasi tertentu. Lokasi dapat
umumnya hanya dapat menampilkan data dijelaskan dengan menggunakan
grafis (peta) walupun mampu menampilkan berbagai cara, antara lain dengan
data tekstual tapi satu sama lain terpisah, tidak menggunakan nama wilayah atau
saling berkaitan. koordinat geografi (lintang/bujur, atau
Data peta digital umumnya terdiri atas dua UTM). Pertanyaan di mana adalah
jenis data yaitu data vektor dan raster. Kedua kebalikan dari pertanyaan apa dan
data ini dihasilkan dari proses yang berbeda. memerlukan analisis spasial untuk
Untuk vektor biasanya dihasilkan melalui menjawabnya. Pertanyaan ini
proses pengubahan dari hardcopy atau print mengidentifikasikan unsur peta yang
out gambar (peta) menjadi bentuk digital deskripsinya (salah satu atau lebih
dengan menggunakan alat yang disebut meja atributnya) ditentukan, dengan
digitizer. Yang mana setiap titik/point dari pertanyaan ini pula, SIG dapat
gambar hasil digitasi tersebut mempunyai menemukan lokasi yang memenuhi
koordinat X dan Y. Sedangkan data raster beberapa syarat atau kriteria
dapat dihasilkan dari hasil scan sebuah sekaligus. Sebagai contoh, SIG dapat
gambar atau peta dengan menggunakan menetukan lokasi yang sesuai untuk
scanner ataupun hasil dari digital kamera atau pengembangan lokasi pemukiman
photo udara atau citra satelit yang mana penduduk yang memiliki persyaratan
gambar yang dihasilkan tersusun atas pixel- yang harus dipenuhi.
pixel yang berupa kotak-kotak bujur sangkar.  Trend: Apa yang terjadi dan kapan?
Kemampuan SIG dalam Menjawab Masalah Pertanyaan ini melibatkan dua
Spasial
pertanyaan sebelumnya (lokasi dan
Dalam situasi ketidakpastian, dimana kondisi) dan dilakukan jika ingin
keputusan yang berkaitan dengan masalah-

LKP MANDALA JES INDO P a g e | 47


Modul Kursus dan Pelatihan Survei Pemetaan 2020

mengetahui perubahan yang terjadi


KESELAMATAN
disuatu lokasi pada selang waktu KESEHATAN
MODUL
tertentu. KERJA DAN
3 LINGKUNGAN
 Pola: Bentuk spatial yang
bagaimana?
Pertanyaan ini lebih kompleks dari Desekripsi: Kselematana Kesehatan Kerja
pertanyaan sebelumnya. Sering dan Lingkungan ini, merupakan pengetahuan
digunakan untuk melihat bentuk dan Kemampuan analisa bagi Kompetensi
spasial yang bagaimana, berkaitan kerja bidang survey dan pemetaan.
dengan suatu keadaan atau Kompetensi K3L ini sangat penting karena
penyimpangan (anomali) pada suatu merupakan faktor utama yang berhubungan
obyek. dengan kesehatan dan keselamatan dari
 Model: Bagaimana jika? pekerja atau dalam hal ini Surveyor itu sendiri.
Data spasial yang disimpan dalam Dengan pengetahuan K3L ini seorang
SIG dapat diolah dengan pekerja/Surveyor dapat mengidentifikasi risiko
menggunakan berbagai fungsi yang dan dapat memanajemen risiko sehingga
tesedia didalam paket program SIG, kecelakaan dan risiko kerja dapat di
sehingga pengguna dapat minimalisir dan dapat dilakukan tidakan
memperoleh informasi baru. Salah pencegahan, K3L juga membahas mengenai
satu contoh adalah metode tumpang Lingkungan kerja, sehingga pekerja/Surveyor
susun (overlay) atas beberapa peta dapat mengetahui lingkungan kerja yang aman
dasar dan peta tematik. dan terhindar dari gangguan kesehatan kerja
akibat lingkungan. Pekerjaan survey pemetaan
juga memiliki kompleksitas dan resiko yang
tinggi, sehingga sebelum menguasai
keterampilan kerja dalam bidang survey dan
pemetaan sebaiknya mengetahui tentang K3L
itu sendiri. Keselamatan Kesehatan Kerja
Lingkungan bersisikan meteri: Dasar – dasar
Keselamatan dan kesehatan kerja serta
lingkungan kerja, aplikasikan Kesehatan
keselamatan kerja dan lingkunga di lokasi
kerja, pengendalian dampak dan resiko
mengenai kesehatan keselamatan kerja dan
--------------- oooooooooooooooooo ---------------

LKP MANDALA JES INDO P a g e | 48


Modul Kursus dan Pelatihan Survei Pemetaan 2020

lingkungan di lokasi kerja, K3 lingkungan  Tidak memungkinkan peralatan kerja


SMK3 dan Manajemen Risiko. mencangkup peralatan keamanan.
Tujuan; 1) Memahami dasar Keselamatan  Pekerjaan banyak bersifat fisik yang
dan kesehatan kerja serta lingkungan kerja di melelahkan
lokasi kerja pengukuran dan survey pemetaan; b. Kategori Pekerja proyek
2) Mengaplikasikan Kesehatan keselamatan Terdapat dua katagori pekerja yang memiliki
kerja dan lingkunga di lokasi kerja; 3) Mampu resiko ancaman kecelakaan atau penyakit
menganalisa resiko dan dampak yang akan akibat kerja di lingkungan proyek:
terjadi pada lingkungan kerja; 4) Mampu 1. Kategori pertama ialah pekerja yang
mengendalikan dampak dan pengendalian sudah mempunyai ikatan kerja
resikoa mengenai kesehatan keselamatan permanen dengan kontraktor,
kerja dan lingkungan di lokasi kerja. 2. Kategori kedua ialah pekerja yang
Indikator Keberhasilan dikenal sebagai pekerja borongan atau
Peserta Kursus dan Pelatihan Mampu harian lepas di bawah koordinasi
mengaplikasikan, menganalisa dan mandor. Karena tidak adanya ikatan
mengendalikan dampak serta resiko kerja formal, baik dengan Mandor
kesehatan dan keselamatan kerja serta maupun dengan Kontraktor, maka
lingkungan di lokasi kerja kategori kedua ini disebut juga sebagai
Metode; Metode kursus dan pelatihan Modul 3 Sektor Informal Jasa pekerja.
Keselamatan Kesehatan Kerja dan Menurut perkiraan lebih dari 90% dari
Lingkungan adalah sebagai berikut: Lecture, keseluruhan pekerja adalah mereka yang
Presentation dan Discuss. digolongkan pada kategori kedua ini.
Sifat dan jenis pekerjaan yang ditangani oleh
DASAR – DASAR K3 masing-masing kategori ini juga berbeda,
karena itu jenis kemungkinan ancaman

a. Sifat dan Karakteristik Suatau Proyek kecelakaan maupun penyakit akibat kerja

Beberapa sifat dari proyek konstruksi survey berbeda-beda.

pemetaan dan pembangunan lainnya antara Pekerja borongan atau harian lepas

lain: merupakan jenis pekerjaan yang lebih banyak

 Pekerjaan proyek bersifat ”unique” menggunakan tenaga fisik. Pekerja borongan

 Tempat kerja berada pada tempat sebagai tenaga produksi berada pada lini

terbuka dan dipengaruhi oleh cuaca luar paling depan, langsung berhubungan dengan

 Jangka waktu pekerjaan terbatas. peralatan maupun bahan proyek, yaitu dua

 Banyak menggunakan pekerja-pekerja sumber ancaman bahaya yang paling

tidak terlatih potensial.

LKP MANDALA JES INDO P a g e | 49


Modul Kursus dan Pelatihan Survei Pemetaan 2020

Sistem pengaturan yang ada lebih banyak pekerja maupun pengusaha sebagai upaya
mengatur dan berusaha melindungi pekerja pencegahan (preventif) timbulnya kecelakaan
kategori kedua ini. kerja dan penyakit akibat hubungan kerja
c. Latar Belakang K3L dalam lingkungan kerja dengan cara
K3L diperlukan dalam dunia proyek hal yang mengenali hal-hal yang berpotensi
menjadi dasar pengetahuan ini adalah: menimbulkan kecelakaan kerja dan penyakit
 Rasa perikemanusiaan, Penderitaan akibat hubungan kerja, dan tindakan antisipatif
yang dialami oleh yang bersangkutan bila terjadi hal demikian.
atai pekerja tidak bisa diukur dengan Keselamatan kerja sangat diperlukan untuk
uang, memperoleh hasil pekerjaan yang optimal, dan
 Pertimbangan ekonomis, Pertimbangn merupakan salah satu aspek yang perlu
ini berupa biaya kompensasi, kenaikan diperhatikan disamping pemenuhan target
premi atau asuransi, kehilangan waktu produksi dan pengurangan dampak negatif
kerja, penggantian alat-alat yang terhadap lingkungan. Ketiga aspek tersebut
mengalami kerusakan, petimbangan tidak dapat berdiri sendiri, melainkan suatu
lingkungan yang terkena dampak, kesatuan yang saling terkait dan juga memiliki
 Perkembangan kasus kecelakaan kerja peran strategis serta tidak dapat terlepas satu
Di Indonesia semakin meningkat, dengan lainnya.
 Adanya hukum dan peraturan K3L yang Tujuan dari keselamatan kerja adalah untuk
berlaku Di Indonesia yang mengatur mengadakan pencegahan agar setiap personil
tentang pekerjaan dalam suatu proyek, atau karyawan tidak mendapatkan kecelakaan
 Kesadaran masyarakat thdp K3 masih dan alat-alat produksi tidak mengalami
rendah, Kuantitas & kualitas Pengawas kerusakan ketika sedang melaksanakan
Pengawas & Ahli K3 terbatas, Juklak & pekerjaan.
Juknis operasional belum memadai b. Prinsip keselamatan kerja
Prinsip keselamatan kerja adalah dalam setiap

KESELAMATAN DAN KESEHATAN pekerjaan harus dilaksanakan dengan aman


KERJA dan selamat. Suatu kecelakaan yang terjadi

a. Pengertian dapat dikarenakan faktor manusia, peralatan,


ataupun keduanya. Penyebab kecelakaan ini
Philosophy: Upaya untuk menjamin keutuhan
harus segera ditangani untuk menghindari
dan kesempurnaan tenaga kerja dan manusia
terjadinya kecelakaan kerja. Hal-hal yang perlu
pada umumnya, hasil karya dan budayanya
diketahui agar pekerjaan dapat dilakukan
menuju masyarakat yang adil dan sejahtera.
dengan aman, antara lain:
K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja)
adalah suatu sistem program yang dibuat bagi

LKP MANDALA JES INDO P a g e | 50


Modul Kursus dan Pelatihan Survei Pemetaan 2020

 Mengenal dan memahami pekerjaan praktik di lapangan (out-door safety


yang akan dilakukan development). Setiap perusahaan harus
 Mengetahui bahaya-bahaya yang bisa memiliki safety officer sebagai personil atau
timbul dari pekerjaan yang akan bagian yang bertanggung jawab terhadap
dilakukan pembinaan keselamatan kerja karyawan
Dengan mengetahui kedua hal tersebut di atas maupun tamu perusahaan. Usaha-usaha yang
akan tercipta lingkungan kerja yang aman dan dapat dilakukan dalam rangka pembinaan
tidak akan terjadi kecelakaan, baik yang terjadi keselamatan kerja antara lain:
pada manusia ataupun peralatan. 1) Penyuluhan singkat atau safety talk
c. Pentingnya keselamatan kerja  Motivasi singkat tentang keselamatan
Keselamatan kerja penting diperhatikan dan kerja yang umumnya dilakukan setiap
dilaksanakan antaralain: mulai kerja atau pada hari-hari tertentu
 Menyelamatkan karyawan dari selama 10 menit sebelum bekerja
penderitaan sakit atau cacat, kehilangan dimulai.
waktu, dan kehilangan pemasukan uang.  Pemasangan poster keselamatan kerja
 Menyelamatkan keluarga pekerja dari  Pemutaran film atau slide tentang
kesedihan atau kesusahan, kehilangan keselamatan kerja
penerimaan uang, dan masa depan yang 2) Safety committee
tidak menentu akibat kecelakaan kerja.  Mengusahakan terciptanya suasana
 Menyelamatkan perusahaan dari kerja yang aman.
kehilangan tenaga kerja, pengeluaran  Menanamkan rasa kesadaran atau
biaya akibat kecelakaan, melatih kembali disiplin yang sangat tinggi tentang
atau mengganti karyawan, kehilangan pentingnya keselamatan kerja
waktu akibat kegiatan kerja terhenti, dan  Pemberian informasi tentang teknik-
menurunnya produksi. teknik keselamatan kerja serta
d. Pembinaan keselamatan kerja peralatan keselamatan kerja.
Pencegahan terjadinya kecelakaan kerja perlu 3) Pendidikan dan pelatihan
dilakukan, salah satunya dengan pembinaan  Melaksanakan kursus keselamatan
keselamatan kerja terhadap karyawan agar kerja baik dengan cara mengirimkan
dapat meminimalkan/meniadakan keadaan karyawan ke tempat-tempat diklat
yang berbahaya di tempat kerja. Banyak cara keselamatan kerja atau mengundang
yang dapat dilakukan oleh perusahaan untuk para akhli keselamatan kerja dari luar
membina keselamatan kerja para perusahaan untuk memberikan
karyawannya, baik yang bersifat di dalam pelatihan di dalam perusahaan.
ruangan (in-door safety development) atau

LKP MANDALA JES INDO P a g e | 51


Modul Kursus dan Pelatihan Survei Pemetaan 2020

 Latihan penggunaan peralatan Dapat ditinjau dari pemberi pekerjaan


keselamatan kerja. Alat-alat anatarlain dari Pengawas, Foreman,
keselamatan kerja harus disediakan Superintenden, Manager dan pekerja
oleh perusahaan. Alat tersebut berupa sendiri.
alat proteksi diri yang diperlukan sesuai  Tanggungjawab pemberi pekerjaan
dengan kondisi kerja.  Instruksi tidak diberikan
 Instruksi diberikan tidak lengkap
 Alat proteksi diri tidak disediakan
SEBAB AKIBAT TERJADINYA  Pengawas kerja yang bertentangan
KECELAKAAN KERJA  Tidak dilakukan pemeriksaan yang teliti
terhadap mesin, peralatan, dan
pekerjaan
A. Kecelakaan  Tindakan atau kelakukan karyawan
Kecelakaan adalah suatu keadaan atau  Tergesa-gesa atau ingin cepat selesai
kejadian yang tidak direncanakan, tidak  Alat proteksi diri yang tersedia tidak
dipakai, Bekerja sambil bergurau
diingini, dan tidak diduga sebelumnya.
 Tidak mencurahkan perhatian pada
Kecelakaan dapat terjadi sewaktu waktu dan pekerjaan, Tidak mengindahkan
peraturan dan instruksi
mempunyai sifat merugikan terhadap manusia
 Tidak berpengalaman
(cedera) maupun peralatan atau mesin  Posisi badan yang salah, Cara kerja
yang tidak benar
(kerusakan) yang mengakibatkan dampak
 Memakai alat yang tidak tepat dan
negatif kecelakaan terhadap manusia, aman, Tindakan teman sekerja
peralatan dan produksi, akibatnya kegiatan  Tidak mengerti instruksi disebabkan
kesukaran bahasa yang dipakai
kerja terhenti secara menyeluruh. pemberi pekerjaan (misalnya
B. Penyebab kecelakaan Pengawas, Foreman, dll)

Hasil studi memperlihatkan grafik proporsi b) Kondisi kerja yang tidak aman;
penyebab kecelakaan yang disebabkan oleh Dapat ditinjau dari peralatan atau mesin
tindakan karyawan tidak aman (88%), kondisi yang bekerja secara tidak aman dan
kerja tidak aman (10%), dan diluar keadaan atau situasi kerja tidak nyaman
kemampuan manusia (2%). Grafik tersebut dan aman.
diperoleh dari hasil statistik tentang  Peralatan atau benda-benda yang tidak
kecelakaan pekerja pada perusahaan industri aman, antara lain:
secara umum. Hasil tersebut memperlihatkan  Mesin atau peralatan tidak dilindungi
bahwa manusia sebagai penyebab terbesar  Peralatan yang sudah rusak
 Barang-barang yang rusak dan
kecelakaan. Penyebab – penyebab terjadinya letaknya tidak teratur.
kecelakaan adalah sebagai berikut:  Keadaan tidak aman

a) Tindakan karyawan yang tidak aman;  Lampu penerangan tidak cukup


 Ventilasi tidak cukup
 Kebersihan tempat kerja

LKP MANDALA JES INDO P a g e | 52


Modul Kursus dan Pelatihan Survei Pemetaan 2020

 Lantai atau tempat kerja licin D. Pemeriksaan kecelakaan


 Ruang tempat kerja terbatas Untuk mencegah agar tidak terulang
 Bagian-bagian mesin berputar tidak
dilindungi kecelakaan yang serupa perlu dilakukan
c) Diluar kemampuan manusia (Act of God) pemeriksaan atau mencari penyebab
Penyebab kecelakaan ini dikategorikan terjadinya kecelakaan tersebut. Pemeriksaan
terjadinya karena kehendak Tuhan atau kecelakaan ini sangat penting untuk
takdir. Prosentase kejadiannya sangat mengantisipasi terjadinya kecelakaan kerja
kecil, maksimal 2%, dan terkadang tidak yang mungkin terjadi di lingkungan kerja.
masuk akal, sehingga sulit dijelaskan a. Tujuan dari pemeriksaan kecelakaan
secara ilmiah. Penyebab kecelakaan 1. Tindakan pencegahan kecelakaan
dapat dibagi menjadi dua kategori, yaitu  Memperkecil bahaya, mengurangi,
pendorong atau pembantu terjadinya atau meniadakan bagian-bagian yang
kecelakaan, dan penyebab langsung berbahaya
kecelakaan.
 Peralatan dan perlengkapan yang
C. Kerugian akibat kecelakaan
perlu diberi pengaman
Kecelakaan akan mendatangkan berbagai
 Bagian-bagian yang dapat
kerugian terhadap karyawan, keluarga
mendatangkan kecelakaan perlu
karyawan, dan perusahaan. Di bawah ini
diberi pengaman, seperti bagian
adalah jenis-jenis kerugian yang muncul
berputar dari suatu mesin, pipa
akibat kecelakaan, yaitu:
panas, dan sebagainya.
Jenis Kerugian yang Diderita
Kerugian  Tanda-tanda peringatan pada tempat
Terhadap a. Kesakitan
karyawan b. Cacat atau cidera yang berbahaya, seperti peralatan
c. Waktu dan penghasilan (uang) listrik tegangan tinggi, lubang
Terhadap a. Kesedihan
keluarga b. Pemasukan penghasilan berbahaya, bahan peledak, lalulintas,
terhambat atau terputus
c. Masa depan suram atau tidak tempat penggalian batu, pembuatan
sempurna
Terhadap a. Kehilangan tenaga kerja terowongan, dan sebagainya.
perusahaan b. Mesin atau peralatan rusak
c. Biaya perawatan dan 2. Dasar pencegahan kecelakaan
pengobatan
d. Biaya penggantian dan pelatihan
 Menciptakan dan memperbaiki
karyawan baru kondisi kerja
e. Biaya perbaikan kerusakan alat
f. Kehilangan waktu atau bekerja  Membuat tindakan berdasarkan fakta
terhenti karena menolong yang
kecelakaan yang ada.
g. Gaji atau upah dan kompensasi
harus dibayarkan b. Pencegahan Kecelakaan melalui Tanda
Peringatan; Tanda peringatan memiliki
warna dan makna berbeda, berikut makna
dari warna tersebut:

LKP MANDALA JES INDO P a g e | 53


Modul Kursus dan Pelatihan Survei Pemetaan 2020

Warna Makna Keterangan  Penglihatan kurang baik


Tindakan yang
Penanda
diperlihatkan tidak boleh  Pendengaran kurang baik, dsb.
larangan
dilakukan E. Sebab langsung terjadinya kecelakaan
Mematikan,
mengevakuasi, Terdapat dua penyebab langsung terjadinya
Penanda
Merah mengoprasikan alat-alat
berbahaya kecelakaan dengan beberapa rincian sebagai
darurat, menghentikan
tindakan berikut:
Peralatan
Identifikasi peralatan dan 1. Tindakan tidak aman
pemadam
lokasinya
api
Berhati-hati, ambillah
 Tidak memakai alat proteksi diri
Penanda
Kuning
Peringatan
tindakan pencegahan,  Cara bekerja yang membahayakan
lakukan dengan hatihati
Instruksi HARUS diikuti,  Bekerja sambil bergurau
Penanda peralatan yang
Biru
perintah ditunjukan HARUS
 Menggunakan alat yang tidak benar
dikenakan 2. Kondisi tidak aman
Penanda
Rule keluar darurat,  Alat yang digunakan tidak baik atau
Hijau informasi
lokasi pos P3K
keselamatan
rusak
c. Pendorong Terjadinya Kecelakaan  Pengaturan tempat kerja tidak baik dan
Hal-hal yang membantu atau mendorong membahayakan
terjadinya kecelakaan antara lain sebagai  Bagian-bagian mesin yang bergerak
berikut: atau berputar dan dapat menimbulkan
1. Tuntunan mengenai keselamatan kerja bahaya tidak dilindungi
(safety)  Lampu penerangan kurang memadai
 Tidak cukup instruksi  Ventilasi kurang baik atau bahkan tidak
 Peraturan dan perencanaan kurang ada.
lengkap  Kecelakaan kerja akibat peralatan yang
 Bagian-bagian yang berbahaya tidak berkarat dan tidak menggunakan
dilindungi, dsb pelindung diri.
2. Mental para karyawan 3. Terjadinya kecelakaan Yang dimaksud
 Kurang koordinasi dengan terjadinya kecelakaan adalah peristiwa
 Kurang tanggap yang membentuk kecelakaan tersebut,
 Cepat marah atau emosional atau diantaranya adalah:
bertemperamen tidak baik  terpukul, terbentur
 Mudah gugup atau nervous  terjatuh, tergelincir, kaki terkilir
 Mempunyai masalah keluarga, dsb  kemasukan benda baik melalui mulut
3. Kondisi fisik karyawan atau hidung dan keracunan gas
 Terlalu letih  terbakar
 Kurang istirahat  tertimbun, tenggelam, terperosok

LKP MANDALA JES INDO P a g e | 54


Modul Kursus dan Pelatihan Survei Pemetaan 2020

 terjepit pada akhir minggu. Hal ini perlu dilakukan


 Terkena aliran listrik, dll. untuk tujuan:
F. Akibat kecelakaan 1. Evaluasi oleh manajemen proyek
Akibat negatif baik kepada karyawan dan terhadap grup-grup kerja
keluarganya maupun perusahaan, diantaranya 2. Penyampaian informasi-informasi dari
iala: luka-luka atau kematian, kerusakan mesin manajemen proyek kepada grup-grup
atau peralatan, Produksi tertunda. kerja
3. Adanya interaksi satu grup kerja dengan
SIKLUS K3 grup kerja lainnya, sehingga akan terjadi
tukar menukar peng alaman yang

A. Siklus Harian K3 diperoleh suatu grup kerja selama satu

Siklus Harian K3 (Daily Safety Work Cycle) minggu berjalan. Secara mudah weekly

adalah suatu siklus aktifitas safety yang safety work cycle diuraikan sebagaimana

mempunyai periode ulang setiap hari. Aktfitas tabel pada lampiran-2.

ini sebaiknya dilakukan oleh kelompok- C. Siklus Bulanan K3

kelompok kecil pekerja yang menangani Siklus Bulanan K3 (Monthly safety work cycle)

pekerjaan sejenis, dipimpin langsung oleh dilakukan periodik bulanan, biasanya pada

kepala grup kerja. Secara umum daily safety akhir bulan, hal ini perlu dilakukan untuk

work cycle diuraikan sebagaimana tabel pada tujuan:

lampiran-1. 1. Penyampaian informasi-informasi dari


10 minutes
safeties talk manajemen proyek kepada personil
morning
kunci proyek,
2. Evaluasi oleh manajemen proyek
terhadap pelaksanaan proyek selama
DAILY Inspectio n
Final SAFETY prior to satu bulan,
check start of
WORK
CYCLE
work 3. Penentuan program-program kerja
yang bersifat strategis Secara mudah
monthly safety work cycle diuraikan
Site Patrol,
clean guidance, sebagaimana tabel pada lampiran-3.
up and
supervision Siklus harian, mingguan dan bulanan tertuang
dalam lampiran berikut:

B. Siklus Mingguan K3
Siklus Mingguan K3 (Weekly safety work
cycle) dilakukan periodik mingguan, biasanya

LKP MANDALA JES INDO P a g e | 55


Lampiran -1
Siklus Harian K3 (DAILY SAFETY WORK CYCLE)
WAKTU TEMPAT
NO URAIAN KETERLIBATAN MATERI
PELAKSANAAN DILAKSANAKAN
I 10 Minutes a. Setiap hari kerja a. Semua pekerja b. a. Di terbuka a. Meng-absen pekerja &
safety Talk b. 08.00 – 08.10 = Pekerja kontraktor utama disite pemeriksaan kesehatan secara
Meeting 10 menit dan sub kontraktor c. visual
Dipimpin oleh: pemimpin b. Senam pagi
group kerja c. Pengumuman informasi yang
bersifat umum d. Pelatihan
praktis
e. Bukti kegiatan: daftar hadir,
risalah, dll
II Inspection a. Setiap hari kerja a. Setiap grup kerja b. a. Tempat a. Pemeriksaan kesiapan alat b.
Prior to Start b. 08.10 – 08.25 = Pekerja kontraktor utama peralatan Bukti kegiatan: daftar hadir,
of Work 15 menit c. dan sub kontraktor c. diparkir/diletakkan risalah, dll
Sebelum Dipimpin oleh: Pemimpin
menggunakan Grup Kerja
peralatan
III Patrol, a. Setiap hari kerja a. Safety supervisor a. Selutuh areal a. Pemeriksaan pelaksanaan
Guidance b. 08.25 – 16.40 proyek pekerjaan b. Bukti kegiatan:
and daftar hadir, risalah, dll
Supervision
IV Site Check a. Setiap hari kerja a. Setiap grup kerja a. Tempat kerja a. Pembersihan tempat kerja dan
b. 16.40 – 16.55 = alat kerja dari kotoran
15 menit b. Pekerja kontraktor
utama dan sub kontraktor b. Bukti kegiatan: daftar hadir,
c. Dipimpin oleh: risalah, dll
Pemimpin Grup Kerja
V Final Check a. Setiap hari kerja a. Kepala grup kerja a. Tempat kerja a. Pemeriksaan hasil site Clean
b. 16.55 – 17.00 = b. Pekerja kontraktor Up b. Bukti kegiatan: daftar hadir,
15 menit utama dan sub kontraktor risalah, dll

Lampiran -2
Siklus Mingguan K3 (WEEKLY SAFETY WORK CYCLE)
WAKTU TEMPAT
NO URAIAN KETERLIBATAN MATERI
PELAKSANAAN DILAKSANAKAN
I Weekly a. Setiap hari a. Kontraktor utama Di kantor a Pemantauan kebersihan,
Meeting Sabtu b. 10.30 – a.1. Site manager kontraktor utama 30 menit sebelum meeting b
11.30 = 60 menit a.2. Supervisor a.3. Materi meeting: b.1Evaluasi
Safety supervisor b pelaksanaan daily meeting
Kontraktor utama b.1 b.2Kompiling data daily
Foreman c Dipimpin meeting b.3Informasi lainnya
oleh: Site Manager c. Bukti kegiatan: daftar hadir,
risalah, dll

Lampiran -3
Siklus Bulanan K3 (MONTHLY SAFETY WORK CYCLE)

NO URAIAN WAKTU KETERLIBATAN TEMPAT MATERI


PELAKSANAAN DILAKSANAKAN
I Weekly a. Setiap hari a. Kontraktor utama a.1. Di kantor a Pemantauan kebersihan,
Meeting Sabtu b. 10.30 – Site manager a.2. kontraktor utama 30 menit sebelum meeting
11.30 = 60 menit Supervisor a.3. Safety b Materi meeting:
supervisor b Kontraktor b.1Evaluasi pelaksanaan
utama b.1 Foreman c daily meeting b.2Kompiling
Dipimpin oleh: Site data daily meeting
Manager b.3Informasi lainnya c.
Bukti kegiatan: daftar hadir,
risalah, dll

LKP MANDALA JES INDO P a g e | 56


PENGETAHUAN ASURANSI 2. Asuransi atau jaminan dalam pelaksanan
pekerjaan
A. Pengertian Menurut ketentuan, jaminan dalam hal ini
Asuransi merupakan upaya yang dilakukan berarti perjanjian dimana pihak ketiga, guna
saat ini untuk mencegah kerugian yang kepentingan pihak yang mempunyai
mungkin timbul di masa mendatang. Besarnya piutang, mengikatkan diri untuk memenuhi
nilai rupiah yang terlibat, banyaknya macam perutangan ataupun mengganti kerugian
pekerjaan serta pihak-pihak yang terlibat pihak yang mempunyai piutang.
menyebabkan pekerja mengandung banyak Tujuan penjaminan bagi pihak yang
risiko finansil maupun ancaman kecelakaan menjamin tentu saja keuntungan atau premi
dan kesehatan kerja bagi pekerja yang terlibat. atas jasa penjaminan. Bagi pihak yang
1. Kelompok Asuransi dijamin adalah adanya jaminan tidak akan
a. Asuransi atau jaminan berguna untuk menderita kerugian dan pekerjaan akan
menutup kemungkinan kerugian antara berlangsung dengan lancar setelah kontrak
pemilik proyek dengan pihak pelaksana ditandatangani, terutama sebagai pemilik
pekerjaan atau Kontraktor selama proyek. Terdapat bermacam – macam
berlangsungnya proses pelaksanaan jaminan yang berhubungan dengan proses
pekerjaan, maka dalam situasi demikian pelaksanaan pekerjaan anataralain:
muncul pihak ketiga untuk menjamin dan a. Jaminan Penawaran (Bid Bond):
berjanji untuk menutup kemungkinan Jaminan penawaran merupakan
kerugian tersebut yang dalam perjanjian penanggungan yang
pelaksanaannya diwakili oleh Bank atau bertujuan melindungi pemilik proyek
perusahaan Asuransi. yang telah mengeluarkan dana untuk
b. Asuransi atau jaminan bagi penyelenggarakan pelelangan agar
kemungkinan kerugian yang timbul mengikat Kontraktor dengan
karena kecelakaan yang menimpa penawarannya dan agar sungguh-
sumberdaya manusia yang terlibat sungguh bermaksud memenangkan
selama berlangsungnya pekerjaan. pelelangan dan melaksanakan
Pihak yang berhak untuk menerima pekerjaan. Jaminan penawaran dapat
kompensasi atau ganti rugi disini pekerja diperoleh dari Bank Pemerintah atau
atau ahli waris dari pekerja yang tertimpa Bank lain atas ketetapan Menteri
kecelakaan atau terkena penyakit akibat Keuangan. Besarnya jaminan untuk
hubungan kerja, risiko ini digolongkan proyek milik Pemerintah berkisar
risiko sosial sehingga juga disebut antara 1–3% dari Harga Perkiraan
jaminan sosial (Sosial Security). Sendiri (HPS). Bilamana ternyata

LKP MANDALA JES INDO P a g e | 57


Modul Kursus dan Pelatihan Survei Pemetaan 2020

Kontraktor mengudurkan diri setelah proyek pengembaliannya belum


memasukkan penawaran atau setelah dilunasi Kontraktor pada saat
memenangkan pelelangan, maka pekerjaan mencapai 100%, maka
pihak penjamin akan mengganti surat jainan uang muka yang
kerugian pihak pemilik proyek dikeluarkan menjadi milik pemilik
sebesar nilai jaminan. proyek.
b. Jaminan Uang Muka (Advance c. Jaminan Pelaksanaan (Performance
Payment Bond) Jaminan Uang Muka Bond) Jaminan Pelaksanaan
merupakan perjanjian yang bertujuan merupakan perjanjian penanggungan
melindungi pemilik proyek bahwa untuk melindungi pemilik proyek agar
Kontraktor akan menggunakan uang Kontraktor melaksanakan pekerjaan
muka yang diterimanya dari pemilik sesuai dengan kontrakyang disetujui
proyek semata-mata untuk berkenaan dengan jadwal, biaya dan
pembiayaan proyek. Jaminan ini ada mutu. Jaminan ini diwajibkan kepada
apabila dalam kontrak ditetapkan Kontraktor yang memenangkan lelang
mengenai adanya uang muka dan dan tidak mengundurkan diri. Pada
Kontraktor berminat menggunakan saat Kontraktor menyerahkan jaminan
uang muka itu. Konsekwensi pelaksanaan, maka jaminan
pengambilan uang muka ialah penawaran dikembalikan kepada
Kontraktor wajib mengembalikan Kontraktor yang bersangkutan. Jika
dana itu yang secara teknis diatur Kontraktor melakukan wanprestasi
bersama, misalnya dipotong dari maka surat jaminan pelaksanaan
setiap termin yang diterima menjadi milik pemilik proyek.
Kontraktor. Besarnya uang muka d. Jaminan Pembayaran (Payment
untuk proyek Pemerintah adalah 30% Bond) Jaminan pembayaran
dari nilai kontrak untuk Kontraktor bertujuan melindungi pemilik proyek
golongan ekonomi lemah, dan 20% terhadap kerugian yang mungkin
untuk Kontraktor yang bukan timbul akibat kelalalian Kontraktor
golongan ekonomi lemah. Jaminan membayar pihak ketiga seperti
uang muka dapat dikeluarkan oleh tenaga kerja atau pemasok material.
Bank Pemerintah atau Bank lain yang e. Jaminan Pemeliharaan (Maintenance
ditunjuk oleh menteri Keuangan. Nilai Bond) Jaminan pembayaran adalah
jaminan sekurangkurangnya sama perjanjian penanggungan untuk
dengan besarnya uang muka. Jika melindugi pemilik proyek bahwa
uang muka yang diberikan pemilik Kontraktor akan melaksanakan

LKP MANDALA JES INDO P a g e | 58


Modul Kursus dan Pelatihan Survei Pemetaan 2020

perbaikanperbaikan jika terjadi untuk membayar ongkos perbaikan


kerusakan dalam masa bangunan yang rusak. Akan tetapi,
pemeliharaan. Masa pemeliharaan bila Kontraktor memperbaikinya,
adalah jadwal sejak penyerahan maka jaminan tersebut dikembalikan
pertama sampai penyerahan kedua. kepada Kontraktor.
Nilai jaminan pemeliharaan besarnya
5% dari nilai kontrak dan jangka Dalam praktek tidak saja Bank yang dapat
waktu masa pemeliharaan tergantung bertindak selaku penjamin akan tetapi juga
isi kontrak, umumnya berkisar antara lembaga keuangan lain seperti Asuransi. Hal
3 sampai 6 bulan terhitung sejak ini terjadi bila nilai proyek cukup besar, maka
penyerahan pertama. jaminan juga akan cukup besar nilainya yang
f. Retensi (Retention) Retensi ditahan oleh Bank sebagai jaminan.
merupakan jaminan untuk melindungi Karenanya Kontraktor akan mengalami
pemilik proyek bahwa Kontraktor kerugian bunga. Sementara itu perusahaan
akan melakukan perbaikan bila terjaid Asuransi dapat menawarkan premi dibawah
kerusakan dalam masa nilai kerugian bunga itu. Maka dalam hal ini
pemeliharaan. Pada saat preatasi alternatif menggunakan jasa Asuransi dapat
mencapai 100%, Kontraktor akan menjadi pilihan yang lebih menguntungkan.
menyerahkan hasil pekerjaannya
kepada pemilik proyek. Hal ini disebut B. Asuransi dan Tenaga Kerja
sebagai penyerahan pertama. Nilai a. Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek).
yang dibayarkan dari pemilik proyek Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek)
kepada Kontraktor tidak 100% dari adalah suatu perlindungan bagi tenaga
nilai kontrak, akan tetapi baru kerja dalam bentuk santunan berupa uang
dibayarkan 95% dari nilai kontrak. sebagai pengganti sebagian dari
Sisa nilai kontrak yang belum penghasilan yang hilang atau berkurang
dibayarkan jadi 5%. Nilai ini dan pelayanan sebagai akibat peristiwa
digunakan sebagai jaminan dengan atau keadaan yang dialami oleh tenaga
tujuan jika terjadi kerusakan selama kerja berupa kecelakaan kerja, sakit, hamil,
masa pemeliharaan maka Kontraktor bersalin, hari tua dan meninggal dunia.
harus memperbaikinya. Bila Menurut ketentuan program Jamsostek itu
Kontraktor tidak memperbaikinya sendiri meliputi:
uang 5% yang ditahan pemilik proyek  Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK).
dan tidak akan dikembalikan kepada  Jaminan Kematian (JK).
Kontraktor, melainkan digunakan  Jaminan Hari Tua (JHT).

LKP MANDALA JES INDO P a g e | 59


Modul Kursus dan Pelatihan Survei Pemetaan 2020

 Jaminan Pemeliharaan Kesehatan c. Tatacara Pengajuan Jaminan


(JPK); Khusus untuk JPK pengusaha Adapun tatacara pengajuan Jaminan
atau Kontraktor tidak diwajibkan Kecelakaan Kerja (JKK) diatur sebagai berikut:
mengikutsertakan tenaga kerjanya a. Apabila ada yang mengalami kecelakaan
dalam program ini pada Jamsostek bila kerja, tenaga kerja atau siapa saja harus
terdapat jaminan pemeliharaan secepatnya memberitahukan
kesehatan yang lebih baik dari badan keperusahaan / Pengusaha (Kontraktor).
penyelenggaran lain. b. Pengusaha wajib memberikan
b. Iuran, Besarnya iuran terdiri atas dua pertolongan pertama pada kecelakaan
kategori yaitu: bagi tenaga kerja yang tertimpa
 Didasarkan kepada Nilai Kontrak Kerja kecelakaan.
Jasa pekerjaan. c. Pengusaha wajib mengisi dan
 Didasarkan kepada upah bulanan mengirimkan Formulir Jamsostek 3
pekerja. kepada Depnakertrans dan PT
 Tarif iuran yang didasarkan nilai kontrak Jamsostek setempat sebagai laporan
adalah adalah sebagaimana terlihat Kecelakaan Kerja Tahap 1 tidak lebih
pada Daftar Tabel 1 dan tarif iuran yang dari 2 x 24 jam terhitung sejak terjadinya
atas dasar komponen upah adalah kecelakaan.
seperti Daftar tabel 2. Iuran atas dasar d. Pengusaha wajib melaporkan
komponen upah adalah yang dianggap Kecelakaan Tahap ke II kepada Kantor
terbaik dan lebih realistis. Depnakertrans dan PT Jamsostek
 Untuk pekerja borongan dan harian setempat dengan mengisi Formulir
lepas baik secara teknis maupun Jamsostek 3a dalam waktu tidak lebih
administratip pemungutan iuran atas dari 2 x 24 jam setelah menerima surat
dasar upah itu sulit dilaksanakan. Atas keterangan dokter (Formulir Jamsostek
dasar itu maka pengenaan iuran lebih 3b), yang menerangkan :
banyak diberlakukan atas nilai kontrak  Keadaan sementara tida mampu
yang untuk JKK besarnya bervariasi bekerja telah berakhir;
antara 0,24%, 0,19%, 0,15% 0,12% dan  Keadaan cacat sebagian untuk
0,10% tergantung kepada besarnya nilai selama-lamanya; atau
kontrak setelah dipotong komponen  Keadaan cacat total tetap untuk
Pajak Pertambahan Nilai (PPN). selama-lamanya baik fisik maupun
Persentase iuran tersebut dijabarkan mental;
lebih rinci dalam masinng-masing nilai  Meninggal dunia.
kontrak seperti pada Daftar Tabel 1.

LKP MANDALA JES INDO P a g e | 60


Modul Kursus dan Pelatihan Survei Pemetaan 2020

PERALATAN K3 terkena cahaya, terutama saat digunakan


untuk malam hari.
4. Umbrella (Payung) Payung digunakan
Penggunaan peralatan K3 (Keselamatan dan untuk melindungi peralatan dan surveyor
Kesehatan Kerja) yang benar adalah sangat yang sedang melakukan pembacaan pada
PENTING dalam berbagai pekerjaan salah alat agar tidak terkena matahari secara
satunya dalam pelaksanaan pekerjaan langsung atau tidak terkena air saat hujan
Pemetaan, Contoh Pemanfaatan K3 dalam 5. Safety Flag Bendera pengaman, warna
pekerjaan surveying khususnya, Teknik Sipil. terang yang mencolok, digunakan untuk
Pemanfaatannya peralatan K3 harus memberikan tanda dan memberitahukan
disesuaikan dengan kondisi yang ada atau pada orang lain di sekitar lokasi
kondisi pekerjaan dan situasi pekerjaan. pengukuran, agar juga berhati-hati saat
Selanjutnya akan diberikan ilustrasi contoh mendekati lokasi pengukuran. Misal
peralatan K3 yang dapat dimanfaatkan pada Kendaraan yang melintas diharapkan
pekerjaan pengukuran tanah/Pemetaan, mengurangi kecepatan kendaraan.
Beberapa peralatan mengacu pada ketentuan 6. Pakaian (Optional) Untuk kegiatan
SNI, Peralatan K3 ber-SNI praktikum, gunakan pakaian praktikum
1. Safety Shoes (Sepatu Keselamatan) semacam overall (Katelpak). Agar aman,
Sepatu yang dapat digunakan adalah nyaman, rapi, dan mudah dikenali.
sepatu yang aman dan nyaman untuk 7. Safety Box Kotak penyimpan Alat (1 set),
lokasi di ruang tertutup atau terbuka Demi keamanan peralatan
bebas, seperti : jalan, sawah, hutan, untuk sebelum/sesudah selesai pengukuran dan
lokasi yang memerlukan spesifikasi yang saat tidak digunakan, misal: selesai pada
lebih detail seperti pegunungan atau di satu titik pengamatan kemudian istirahat
gedung dapat menyesuaikan. sebelum pindah titik berikutnya.
2. Safety Helmet (Helm Keselamatan)
Safety Helmet (Helm Keselamatan) Helm K3 LINGKUNGAN, SMK3 DAN RISK
MANAGEMEN
Pelindung keselamatan kepala yang baik
adalah aman dan nyaman bagi
pemakainya serta sesuai SNI. A. K3 Lingkungan
3. Safety Vest (Rompi Keselamatan) Berdasarkan Peraturan Menteri
Rompi Keselamatan, harus memiliki Ketenagakerjaan Republik Indonesia Nomor 5
warna menyolok dan memberikan efek Tahun 2018 Tentang Keselamatan Dan
menyala tapi tidak menyilaukan saat Kesehatan Kerja terdapat beberapa faktor
kajian dan yang harus di ketahui oleh pekerja

LKP MANDALA JES INDO P a g e | 61


Modul Kursus dan Pelatihan Survei Pemetaan 2020

dan industry rekayasa termasuk survey dan Berdasarkan Pasal 10 tentang pengukuran
pemetaan adalah sebagaiberikut: dan pengendalian lingkungan kerja yaitu:
a. Nilai Ambang Batas (NAB)  Dilakukan pada Tempat Kerja yang
Nilai Ambang Batas yang selanjutnya memiliki sumber bahaya Kebisingan
disingkat NAB adalah standar faktor bahaya dari operasi peralatan kerja
di Tempat Kerja sebagai kadar/intensitas  Tempat Kerja yang terdapat sumber
rata-rata tertimbang waktu (time weighted Kebisingan terus menerus, terputus-
average) yang dapat diterima Tenaga Kerja putus, impulsif, dan impulsif berulang
tanpa mengakibatkan penyakit atau  Jika hasil pengukuran Tempat Kerja
gangguan kesehatan, dalam pekerjaan melebihi dari NAB harus dilakukan
sehari-hari untuk waktu tidak melebihi 8 jam pengendalian,
sehari atau 40 jam seminggu  Pengendalian dilakukan dengan
Peninjauan Berkala Nilai Ambang Batas melaksanakan program pencegahan
Dan Standar: penurunan pendengaran dengan:
 Berdasarkan Pasal 69 tentang mengatur atau membatasi pajanan
Peninjauan Berkala Nilai Ambang Kebisingan atau pengaturan waktu
Batas Dan StandarNAB dan/atau kerja; memasang pembatas, peredam
standar suara, penutupan sebagian atau
 Sebagaimana dimaksud dalam Pasal seluruh alat; menggunakan alat
3 dapat ditinjau secara berkala paling pelindung diri yang sesuai; dan/atau
sedikit 3 (tiga) tahun sekali sesuai melakukan pengendalian lainnya
dengan perkembangan ilmu sesuai dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi. pengetahuan dan teknologi.
b. Pengukuran dan Pengendalian Dampak c. Personil K3
Pasal 8 tentang pengukuran dan Berdasarkan Pasal 45 tentang Personil K3
pengendalian lingkungan kerja yaitu: (1) yaitu: Pengukuran dan pengendalian
Pengukuran dan pengendalian Faktor Lingkungan Kerja sebagaimana dimaksud
Fisika sebagaimana dimaksud dalam Pasal dalam Pasal 5 ayat (2) harus dilakukan oleh
5 ayat (2) huruf a meliputi: Pengukuran Dan personil K3 bidang Lingkungan Kerja. Personil
Pengendalian Lingkungan Kerja K3 sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
 Iklim Kerja; Kebisingan; Getaran; meliputi:
 Gelombang radio atau gelombang  Ahli K3 Muda Lingkungan Kerja;
mikro; Sinar Ultra Ungu (Ultra Violet);  Ahli K3 Madya Lingkungan Kerja; dan
Medan Magnet Statis;  Ahli K3 Utama Lingkungan Kerja.
 Tekanan udara; dan Pencahayaan

LKP MANDALA JES INDO P a g e | 62


Modul Kursus dan Pelatihan Survei Pemetaan 2020

B. SMK3 o Potensi bahaya fisik, potensi bahaya


Sistem manajemen Kesehatan dan yang dapat menyebabkan gangguan-
Keselamatan Kerja dapat di rangkung menjadi gangguan kesehatan terhadap tenaga
beberapa bagian diantaranya: kerja.
a. Identifikasi Potensi Bahaya o Potensi bahaya kimia, potesni bahaya
UU No. 1/1970 tentang Keselamatan Kerja yang berasal dari bahan-bahan kimia
pada Pasal 1 menyatakan bahwa “Tempat yang digunakan dalam proses produksi.
Kerja ialah tiap ruangan atau lapangan, o Potensi bahaya biologis, potensi bahaya
tertutup atau terbuka, bergerak atau tetap, yang berasal atau ditimbulkan oleh
dimana tenaga kerja, atau yang sering kuman-kuman penyakit yang terdapat di
dimasuki tenaga kerja untuk keperluan suatu udara.
usaha dan dimana terdapat sumber-sumber o Potensi bahaya Psiko-sosial, potensi
bahaya” bahaya yang berasal atau ditimbulkan
Potensi bahaya lingkungan kerja dapat berasal oleh kondisi aspek-aspek psikologis.
atau bersumber dari berbagai faktor, antara o Potensi bahaya dari proses
lain : produksi,potensi bahaya yang berasal
o Faktor teknis, yaitu potensi bahaya atau ditimbulkan oleh bebarapa kegiatan
yang berasal atau terdapat pada yang dilakukan dalam proses produksi
peralatan kerja yang digunakan atau dari b. Inspeksi K3
pekerjaan itu sendiri; Inspeksi Keselamatan dan Kesehatan Kerja
o Faktor lingkungan, yaitu potensi (Inspeksi K3) adalah Suatu aktivitas untuk
bahaya yang berasal dari atau berada di menemukan masalah-masalah atau potensi
dalam lingkungan, yang bisa bersumber bahaya dan menilai resikonya sebelum
dari proses produksi termasuk bahan kerugian atau kecelakaan dan penyakit akibat
baku, baik produk antara maupun hasil kerja benarbenar terjadi
akhir; o Inspeksi Informal merupakan inspeksi
o Faktor manusia, merupakan potensi yang tidak direncanakan sebelumnya
bahaya yang cukup besar terutama dan sifatnya cukup sederhana yang
apabila manusia yang melakukan dilakukan atas kesadaran orang-orang
pekerjaan tersebut tidak berada dalam yang menemukan atau melihat masalah
kondisi kesehatan yang prima baik fisik K3 di dalam pekerjaannya sehari-hari.
maupun psikis. Inspeksi ini cukup efektif karena
Potensi bahaya di tempat kerja yang dapat masalah-masalah yang muncul langsung
menyebabkan gangguan kesehatan dapat dapat dideteksi, dilaporkan dan segera
dikelompokkan antara lain sebagai berikut: dapat dilakukan tindakan korektif.

LKP MANDALA JES INDO P a g e | 63


Modul Kursus dan Pelatihan Survei Pemetaan 2020

o Inspeksi Rutin/Umum biasanya peraturan & sumber daya Rencana K3


dilakukan dengan cara walk-trough memuat: tujuan & sasaran, skala
survey ke seluruh area kerja dan bersifat prioritas
komprehensif.  Pelaksanaan rencana K3; Penyediaan
Inspeksi SMK3 Audit SMK3 SDM, Penyediaan sarana dan prasaran :
Upaya menemukan Upaya mengukur efektivitas Organisasi/unit Keselamatan dan
kesesuaian dari suatu dari pelaksanaan suatu
obyek sistem
Difokuskan terhadap suatu Difokuskan terhadap suatu
Kesehatan Kerja (K3), anggaran,
obyek sistem
Penekanan terhadap hasil
prosedur kerja, informasi, pelaporan,
Penekanan terhadap proses
akhir
Pelaksanaan dengan Metode pelaksanaan :
pendokumentasi dan instruksi kerja;
pengujian secara teknis dan Tinjauan ulang, verifikasi
mendetail dan observasi Metode
Tindakan pengendalian risiko ,
Jangka pendek Jangka panjang
Perancangan dan rekayasaProsedur &
c. Penerapan Sistem Manajemen instruksi kerja
Permenaker No : PER. 05/MEN/1996 SMK3  Pemantauan dan evaluasi kinerja K3;
adalah “bagian dari sistem manajemen secara Pemeriksaan, Pengujian dan
keseluruhan yang meliputi struktur organisasi PengukuranAudit Internal SMK3
perencanaan, tanggung jawab, pelaksanaan,  Peninjauan dan peningkatan kinerja
prosedur proses dan sumber daya yang SMK3; Tinjauan ulang secara berkala
dibutuhkan bagi pengembangan pencapaian , dengan melakukan Rapat Tinjauan
pengkajian dan pemeliharaan kebijakan Manajemen, Dapat mengatasi implikasi
keselamatan dan kesehatan kerja dalam K3
rangka pengendalian resiko yang berkaitan Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan
dengan kegiatan kerja guna terciptanya dan Kesehatan Kerja dapat di ilustrasikan
tempat kerja yang aman”. pada diagram beikut:

Ilustrasi Penerapan SMK3

 Penetapan kebijakan K3; Penyusunan


Kebijakan K3: Penetapan Kebijakan:
 Perencanaan K3; Rencana K3
berdasarkan: penelahaan awal, HIRA,

LKP MANDALA JES INDO P a g e | 64


Modul Kursus dan Pelatihan Survei Pemetaan 2020

C. Risk Managemen Manajemen Risiko


Resiko merupakan suatu kejadian (event) dari Suatu proses yang systimatis didalam meng-
suatu proses business atau proyek, dimana identifikasi,menganalisis dan menyelesaikan
manusia yang mengelolannya tidak dapat masalah risiko yang akan terjadi pada
memperhitungkan dengan pasti dampak proyek, termasuk memaksimalkan
maupun besaran yang ditimbulkannya. (PMI - probabilitas dan konsekwensi dari kejadian
USA), Risiko diukur dengan melihat yang positif dan meminimalkan probabilitas
konsekwensi yang mungkin terjadi, dan dan konsekwensi dari kejadian yang kurang
besarnya probabilitas terjadinya risiko. baik terhadap tujuan proyek (PMBOK ed
Sehingga konsep Risiko selalu mencakup dua 20004)
elemen yaitu Frekwensi/probabilitas dan
konsekwensi (AS/NZS HB 143: 1999).
Konsep: Risk= f (probability, consequences)
1) Tingkat Risiko (Level Risiko)
Tinggi rendahnya Risiko diukur
berdasarkan: Akibat (consequences:
seberapa besar akibat yang timbul bila
risiko itu benar-benar terjadi?;
Kemungkinan terjadinya (likelihood):
Seberapa besar kemungkinan risiko itu 1. Risk Management Planning
dapat terjadi?; Jadi: suatu risiko Suatu proses dari memutuskan bagaimana
dikategorikan rendah bila kecil akibatnya melakukan pendekatan, merencanakan dan
dan kecil kemungkinan terjadinya. Asian melaksanakan kegiatan manajemen risiko
Business Consultants terhadap suatu proyek.
2) Pengendalian Sumber Risiko Perencanaan dari proses manajemen risiko
Pada dasarnya seluruh risiko dapat sangat penting untuk menjamin bahwa
dikendalikan seperti di jelaskan pada tabel tingkatan, jenis dan kelayakan dari
berikut: manajemen risiko setara dengan risiko dan
kepentingan proyek pada suatu organisasi,
Risiko
Kemungkinan Akibat menyediakan sumberdaya dan waktu yang
Sumber
Intern Dapat Dapat
dikendalikan dikendalikan cukup terhadap kegiatan manajemen risiko
Ekstern Ada yang dapat Dapat
& tidak dapat dikendalikan dan untuk menetapkan dasar diterimanya
dikendalikan
evaluasi risiko.
Planning meetings and analysis: Anggota
team proyek inti termasuk Project Manager,

LKP MANDALA JES INDO P a g e | 65


Modul Kursus dan Pelatihan Survei Pemetaan 2020

stakeholder, dan siapa saja didalam organisasi studi dari industri lain juga berguna didalam
yang diberikan tanggung jawab untuk mengidentifikasi risiko
mengelola perencanaan risiko, dan Organizational process assets
pelaksanaan kegiatan mengadakan rapat Informasi pada proyek sebelumnya mungkin
untuk mengembangkan risk management ada pada filenya, termasuk data aktual dan
plan: lessons learned.
 Mengembangkan Elemen risiko biaya Project scope statement
dan jadwal sebagai masukan Project Ketidak pastian didalam asumsi proyek harus
budget dan Schedule. dievaluasi sebagai penyebab yang potensial
 Menugaskan penanggung jawab risiko. terhadap risiko proyek.
 Kategori risiko, tingkat risiko, Risk Management Plan
kemungkinan jenis risiko, dampak jenis Sebagai masukan untuk proses identifikasi
tujuan dan matrix akan dikhususkan dengan menempatkan aturan dan tanggung
untuk proyek spesial. jawab, ketepatan kegiatan manajemen risiko
 Keluaran dari kegiatan ini akan kedalam budget dan schedule, dan kategori
diringkaskan pada Risk management risiko yang mana kadang kadang dinyatakan
plan. dalam RBS.
2. Risk Identification Project Management Plan
Menentukan risiko yang mungkin berdampak Didalam proses Risk identification juga
pada proyek dan dokumen dari membutuhkan suatu pengertian tentang
karakteristiknya. Partisipan didalam kegiatan schedule, cost, dan quality management plans
risk identifikasi: Project Manager, Project didapat didalam project management plan.
Team members, risk management team (jika Untuk mengidentifikasi kemungkinan adanya
sudah ada), Expert dari luar team proyek, risiko berada diseluruh proyek, diperlukan
customers, end users, Project Manager lain, mereview proses keluaran dari Knowledge
stakeholders, Risk Mgt, expert. Risk area lain
Identification dilakukan dengan proses Tools & Techniques
berulang ulang, sebab risiko baru mungkin 1. Documentation reviews
dapat timbul sepanjang kemajuan proyek 2. Information gathering techniques
melalui life cycle. Metode identifikasi dapat di 3. Checklist analysis
kategorikan sebagai berikut: 4. Assumptions analysis
Enterprise environmental factors 5. Diagramming techniques
Informasi penerbitan, termasuk database
komersial, studi akademis, banchmarking,

LKP MANDALA JES INDO P a g e | 66


Modul Kursus dan Pelatihan Survei Pemetaan 2020

3. Risk Response Planning


TEKNIK SURVEY
Suatu proses mengembangkan suatu pilihan PEMETAAN
MODUL
dan menentukan suatu tindakan dalam
4
meningkatkan peluang dan mengurangi
ancaman terhadap sasaran proyek. Hal ini
meliputi identifikasi dan memberikan tugas Deskripsi: Teknik survei merupakan
kepada individu atau kelompok untuk cara/metode/jenis yang dapat diterapkan oleh
mengambil tanggung jawab terhadap masing- seorang surveyor dalam melakukan kegiatan
masing tanggapan risiko yang telah disetujui. Survey Pemetaan. Pemilihan jenis survey
Proses ini memastikan bahwa risiko yang pemetaan oleh teknisi survey pemetaan atau
diidentifikasi adalah dengan baik dan tepat. Surveyor ini sangat penting karena merupakan
Efektivitas dari perencanaan tanggapan akan penentuan keberhasilan serta ketelitian data
secara langsung menentukan apakah ada dari kegiatan survey pemetaan yang akan
peningkatan atau pengurangan risiko proyek. dilakukan, sehingga seorang surveyor dituntut
untuk mampu mengenal dan memahami
4. Risk Monitoring and Control macam cara atau metode dalam kegitan
Memonitor dan mengendalikan risiko (4, 4) survey pemetaan dan mampu menerapkan
adalah proses dari mengidentifikasi, dilapangan atau pengukuran secara langsung.
menganalisis, dan merencanakan risiko yang Teknik survey pemetaan pada modul 4 ini
baru timbul, menjaga identifikasi risiko dan bersisikan materi tentang teknik survey
watchlist, menganalisis ulang risiko yang ada, levelling/sipat datar, teknik survey topografi
memonitor kondisi pemicu terjadinya risiko dan detail situasi, teknik survey geodetic (GPS
untuk merencanakan cadangan, memonitor Survey), Teknik Steking out dan penentuan
risiko sisa, meriview pelaksanaan penanganan batas lahan serta penentuan titik control.
risiko dengan mengevaluasi kefektifannya. Tujuan:
Memonitor dan mengendalikan risiko adalah 1. Mampu melakukan pegukuran
suatu proses yang berkelanjutan selama umur dengan menerapkan metode/cara
proyek. yang tepat dalam pekerjaan survey
Tools & Techniques; Risk reassessment, pemetaan
Risk audits, Variance and trend analysis, 2. Melakukan pengukuran di lapangan
Technical performance measurement, dan mampu menerapkan pengukuran
Reserve analysis, Status meetings. dengan teknik survey yang tepat
sesuai dengan kondisi dan tujuan
survey pemetaan
--------------- oooooooooooooooooo ---------------

LKP MANDALA JES INDO P a g e | 67


Modul Kursus dan Pelatihan Survei Pemetaan 2020

3. Mampu melakukan kordinasi batuan dari surface dengan elevasi dari


pengukuran, analisa lapangan, bottom area kerja atau lokasi perencanaan.
penentuan kerangka survey Tujuan survey levelling/metode sipat datar ini
pemetaan, control dan pencatatan adalah untuk keperluan proyek rekayasa
data serta komunikasi team kerja diantaranya perencanaan jalan, perencanaan
dengan baik di lapangan. irigasi, bangunan air (bendung cekdump,
waduk, wastedump, kolam dll), perencanaan
Indikator Keberhasilan:
bangunan gedung yang membutuhkan struktur
Peserta Kursus dan Pelatihan survey
design, dan perencanaan rekayasa lainnya
pemetaan memehami beragam jenis atau
yang membtuhkan estimasi dan perhitungan
metode dan mengaplikasikan dalam pekerjaan
volume galian dan timbunan (cut and fill).
survey pemetaan dilapangan, serta
mengontrol proyek survey pemetaan yang
A. Teknik Survey Levelling/Sipat Datar
berkaitan dengan pengukuran, pencatatan,
Teknik survey levelling yaitu metode/cara yang
analisa lapangan, komunikasi dan kerjasama
diterapkan pada saat melakukan pengukuran,
team kerja.
selain itu teknik survey ini membahas
Metode:
mengenai peralatan yang di gunakan dan
Metode kursus dan pelatihan Modul 4
bagaimana cara penggunaan alat survey
Pengantar Survei dan Pemetaan adalah
tersebut.
sebagai berikut:
a) Instrumen pengukuran
1. Lecture
Didalam pengukuran atau survey
2. Simulation
levelling/sipat datar ini yang pertama yang
3. Practice
harus di ketahui adalah tujuan survey,
4. Data Processing
peralatan pengukuran dan hasil yang
diinginkan. Perlu diketahui bahwa sipat
datar tidak dapat menentukan posisi (x, y
TEKNIK SURVEY LEVELLING atau E, S) sipat datar hanya dapat
menentukan beda tinggi, sehingga di
Konseptual: Levelling survey atau didalam dalam survey pemetaan ini seorang
dunia proyek survey pemetaan disebut dengan surveyor wajib mempunya data – data
metode survey sipat datar yang di lakukan awal diantaranya; lokasi proyek, gambar
untuk penentuan beda tinggi/perbedaan rencana dan data koordinat yang sudah di
elevasi suatu project area. Penentuan beda buat pada daerah survey tersebut, data
tinggi/elevasi area project ini dilakukan untuk koordinat ini minimal koordinat referensi
mengetahui ketebalan lapisan tanah atau gloabl, koordinat titik polygon ataupun

LKP MANDALA JES INDO P a g e | 68


Modul Kursus dan Pelatihan Survei Pemetaan 2020

koordinat BM. Data koordinat awal dan skala rambu.


gambar kerja akan menjadi acuan  Jarak antara alat sipat datar dengan
seorang Surveyor untuk memulai rambu tidak lebih dari 60 meter Karena
pengukuran dan menginput data elevasi interval skala rambu umumnya 1 cm
awal. (dapat menaksir bacaan skala dalam 1
Contoh data titik referensi awal: cm dengan teliti)
No.
Patok
X Y Z
Kode
Patok
 Jarak antara dua titik yang akan diukur
P.0 568288.420 8870618.230 321.419 RF03 beda tingginya tidak boleh lebih dari
1 568271.032 8870631.205 321.224 PJ
120 meter
2 568290.590 8870624.526 321.238 PJ
P.1 568252.310 8870582.060 327.823 P
 Alat sipat datar ditempatkan di tengah
antar dua titik tersebut dan paling dekat
Patok P.0 Merupakan titik awal yang akan 3,00 m
digunakan oleh seorang Surveyor dalam Beberapa istilah yang digunakan dalam
melakukan survey dan nilai Z dari patok pengukuran sipat datar, diantaranya:
P0 inilah akan menjadi nilai elevasi atau a. Stasion; Stasion adalah titik dimana
ketinggian awal dalam pengukuran. rambu ukur ditegakan; bukan tempat alat
sipat datar ditempatkan.
b. Tinggi alat; Tinggi alat adalah tinggi garis
bidik di atas tanah dimana alat sipat
datar didirikan.
c. Tinggi garis bidik; Tinggi garis bidik
adalah tinggi garis bidik di atas bidang
referensi ketinggian (permukaan air laut
rata-rata)
d. Pengukuran ke belakang; Pengukuran
ke belakang adalah pengukuran ke
Gambar: Pengukuran Metpde Sipat Datar Optis
rambu yang ditegakan di stasion yang
diketahui ketinggiannya, maksudnya
b) Syarat pengukuran sipat datar
untuk mengetahui tingginya garis bidik.
Sebelum digunakan, alat ukur sipat datar
Rambunya disebut rambu belakang.
mempunyai syarat yaitu:
e. Pengukuran ke muka; Pengukuran ke
 Garis bidik harus sejajar dengan garis muka adalah pengukuran ke rambu yang
jurusan nivo
ditegakan di stasion yang diketahui
 Gelembung nivo tabung harus di ketinggiannya, maksudnya untuk
tengah setiap kali Akan membaca mengetahui tingginya garis bidik.

LKP MANDALA JES INDO P a g e | 69


Modul Kursus dan Pelatihan Survei Pemetaan 2020

Rambunya disebut rambu muka. titik adalah selisih pengukuran ke belakang


f. Titik putar (turning point); Titik putar dan pengukuran ke muka, dengan demikian
(turning point) adalah stasion dimana akan diperoleh beda tinggi sesuai dengan
pengukuran ke belakang dan ke muka ketinggian titik yang diukur.
dilakukan pada rambu yang ditegakan di
stasion tersebut. Cara pengukuran metode sipat datar
g. Stasion antara (intermediate stasion);
Stasion antara (intermediate stasion)
adalah titik antara dua titik putar, dimana
hanya dilakukan pengukuran ke muka
untuk menentukan ketinggian stasion
tersebut.
h. Seksi; Seksi adalah jarak antara dua
stasion yang berdekatan, yang sering
pula disebut slag.
Istilah-istilah di atas dijelaskan pada
Gambar Sipat datar 1: (Keterangan
Pengukuran Sipat Datar)
Keterangan Gambar:
 A, B, dan C = stasion; X = stasion antara
Andaikan stasion A diketahui tingginya,
maka:
a. Disebut pengukuran ke belakang, b =
rambu belakang;
b. Disebut pengukuran ke muka, m =
rambu muka.
Dari pengukuran 1 dan 2, tinggi stasion
B diketahui, maka:
c. Disebut pengukuran ke belakang;
d. Disebut pengukuran ke muka, stasion
B disebut titik putar
 Jarak AB, BC dst masing-masing disebut
seksi atau slag
 Ti = tinggi alat; Tgb= tinggi garis bidik
Pengertian lain dari Beda tinggi antara dua

LKP MANDALA JES INDO P a g e | 70


b mm=b m

3 4
1 2
m2

A B C
X

bidang referensi

Gambar sipat datar 1: Keterangan Pengukuran Sipat Datar

garis bidik mendatar


b
ta

A hAB = ta - b
hAB
T
HA

HB

bidang referensi

Gambar sipat datar 2: Cara Tinggi Garis Bidik

LKP MANDALA JES INDO P a g e | 71


Modul Kursus dan Pelatihan Survei Pemetaan 2020

garis bidik mendatar


a b

hAB = a - b B hBA = b - a

A
HA HB
bidang referensi

Gambar sipat datar 3: Cara Kedua Pesawat di Tengah-tengah

garis bidik mendatar b


a

tc

C
B
0
A

HA HB HC

Gambar sipat datar 4: Keterangan Cara Ketiga


c) Cara pengukuran metode sipat datar tinggi garis bidik dapat dihitung. Apabila
Berikut adalah cara-cara pengukuran dengan pembacaan rambu di stasion lain
sipat datar, diantaranya: diketahui, maka tinggi stasion ini dapat
 Cara kesatu pula dihitung. Seperti pada gambar sipat
Alat sipat datar ditempatkan di stasion datar 2.
yang diketahui ketinggiannya. Dengan Keterangan Gambar sipat datar 2:
demikian dengan mengukur tinggi alat, ta = tinggi alat di A

LKP MANDALA JES INDO P a g e | 72


Modul Kursus dan Pelatihan Survei Pemetaan 2020

T= tinggi garis bidik hBA = b – a

HA = tinggi stasion A Bila tinggi stasion A adalah HA, maka tinggi

b = bacaan rambu di B stasion B adalah:

HB = tinggi stasion B HB = HA + hAB = HA + a – b = T – b

hAB = beda tinggi dari A ke B = ta – b Bila tinggi stasion B adalah HB, maka tinggi
untuk menghitung tinggi stasion B stasion A adalah:
digunakan rumus sbb: HA = HB + hBA = HB + b – a = T – a
HB = T – b  Cara ketiga
HB = HA + ta – b
Alat sipat datar tidak ditempatkan diantara
HB = HA + hAB
atau pada stasion.
Cara tersebut dinamakan cara tinggi
Perhatikan gambar 4.5:
garis bidik.
hAB = a – b
Catatan:
hBA = b – a
ta dapat dianggap hasil pengukuran ke
bila tinggi stasion C diketahui HC, maka:
belakang, karena stasion A diketahui
HB = HC + tc – b = T – b
tingginya. Dengan demikian beda tinggi
HA = HC + tc – a = T – a
dari A ke B yaitu hAB = ta – b. Hasil ini
Bila tinggi stasion A diketahui, maka:
menunjukan bahwa hAB adalah negatif
HB = HA + hAB = HA + a - b
(karena ta < b) sesuai dengan keadaan
Bila tinggi stasion B diketahui, maka:
dimana stasion B lebih rendah dari
HA = HB + hAB = HB + b – a
stasion A.
 beda tinggi dari B ke A yaitu hBA = b –
Dari ketiga cara di atas, cara yang paling teliti
t. Hasilnya adalah positif. Jadi
adalah cara kedua, karena pembacaan a dan
apabila HB dihitung dengan rumus
b dapat diusahakan sama teliti yaitu
HB = HA + hAB hasilnya tidak sesuai
menempatkan alat sipat datar tepat di tengah-
dengan keadaan dimana B harus
tengah antara stasion A dan B (jarak pandang
lebih rendah dari A.
ke A sama dengan jarak pandang ke B).
 Dari catatan poin 1 dan 2 dapat
Pada cara pertama pengukuran ta kurang teliti
disimpulkan bahwa hBA = -hAB agar
dibandingkan dengan pengukuran b, dan pada
diperoleh hasil sesuai dengan
cara ketiga pembacaan a kurang teliti
keadaan yang sebenarnya.
dibandingkan dengan pembacaan b. Selain
 Cara kedua
itu, dengan cara kedua hasil pengukuran akan
Alat sipat datar ditempatkan diantara dua
bebas dari pengaruh kesalahan- kesalahan
stasion (tidak perlu segaris).
garis bidik, refraksi udara serta kelengkungan
Perhatikan gambar 4.4:
bumi.
hAB = a – b

LKP MANDALA JES INDO P a g e | 73


Modul Kursus dan Pelatihan Survei Pemetaan 2020

2. Tipe Reversi ( Reversible level )


d) Teknik Pengukuran Metode sipat datar Kelebihan dari sipat datar ini yaitu pada
Pengukuran sipat datar memerlukan dua alat teropong terdapat nivo reversi dan
utama yaitu sipat datar dan rambu ukur alat teropong mempunyai sumbu mekanis.
sipat datar. Biasanya alat ini dilengkapi Pada type ini teropong dapat diputar
dengan nivo yang berfungsi untuk
sepanjang sumbu mekanis sehingga
mendapatkan sipatan mendatar dari
nivo tabung letak dibawah teropong.
kedudukan alat dan unting-unting untuk
Karena nivo tabung mempunyai dua
mendapatkan kedudukan alat tersebut di atas
permukaan maka dalam posisi
titik yang bersangkutan.
demikian gelembung nivo akan
e) Pesawat Sipat Datar
Pesawat sipat datar yang kita gunakan dapat
nampak.

ditemukan pada beberapa alat berikut: 3. Tilting Level

1. Dumpy Level Perbedaan tilting level dan dumpy level

Kelebihan dari alat sipat datar ini yaitu adalah teleskopnya tidak dapat dipaksa

teleskopnya hanya bergerak pada suatu bergerak sejajar dengan plat paralel di

bidang yang menyudut 90o terhadap atas. Penyetelan pesawat ungkit ini lebih

sumbu rotasinya. Alat ini adalah alat mudah dibandingkan dengan dumpy level.

yang paling sederhana. Kelebihan dari pesawat tilting level yaitu

Bagian dari alat ini meliputi: teropongnya dapat diungkit naik turun
terhadap sendinya, dan mempunyai dua
1) Landasan alat
nivo yaitu nivo kotak dan nivo tabung.
2) Sekrup penyetel
Dalam tilting level terdapat sekrup
3) Tribach
pengungkit teropong dan hanya terdiri dari
4) Teropong
tiga bagian saja. Bagian dari alat ini,
 Nivo
diantaranya:
Pada alat ukur sipat datar ini umumnya
1) Dudukan alat
terdapat dua buah nivo. Dari jenis kotak
Pada bagian alat ini dapat berputar
yang terletak pada tribach dan jenis
terhadap sumbu vertikal alat, yaitu
tabung yang terletak di atas teropong.
dengan tersedianya bola dan soket
Nivo kotak tersebut digunakan untuk
diantara landasan statif dan tribach
mendatarkan bidang nivo dari alat
tersebut.
tersebut, yaitu agar tegak lurus pada garis
2) Teropong
grafvitasi dan nivo tabung digunakan
Teropong yang terdapat pada alat ukur
untuk mendatarkan teropong pada
ini sama dengan pada alat ukur dumpy
jurusan bidikan.

LKP MANDALA JES INDO P a g e | 74


Modul Kursus dan Pelatihan Survei Pemetaan 2020

level ataupun teropong pada


umumnya.
3) Nivo
Demikian pula nivo yang terletak di
atas teropong tersebut mempunyai
fungsi yang sama dengan yang
terdapat pada alat-alat lainnya.
4. Automatic Level
Pada alat ini yang otomatis adalah sistem
pengaturan garis bidik yang tidak lagi
bergantung pada nivo yang terletak di
atas teropong. Alat ini hanya mendatarkan Gambar: Instrumen sipat datar otomatis
bidang nivo kotak melalui tiga sekrup
penyetel dan secara otomatis sebuah
bandul menggantikan fungsi nivo tabung
dalam mendatarkan garis nivo ke target
yang dikehendaki.
Bagian-bagian dari alat sipat datar
otomatis diantaranya: kip bagian bawah
(sebagai landasan pesawat yang
menumpu pada kepala statif), sekrup
Gambar; Bagian-bagian dari sipat dasar
penyetel kedataran (untuk menyetel nivo),
otomatis
teropong, nivo kotak (sebagai pedoman
Keterangan:
penyetelan rambu kesatu yang tegak lurus
1. Teropong,
nivo), lingkaran mendatar (skala sudut),
2. Kompensator,
dan tombol pengatur fokus (menyetel
3. Skrup koreksi/ pengatur diafragma,
ketajaman gambar objek).
4. Skrup pengunci gerakan
Keistimewaan utama dari penyipat datar
horizontal,
otomatis adalah garis bidiknya yang
5. Skrup kiap,
melalui perpotongan benang silang
6. Tribrach,
tengah selalu horizontal meskipun sumbu
7. Trivet,
optik alat tersebut tidak horizontal.
8. Kiap (leveling head/base plate),
dan
9. Tombol focus.

LKP MANDALA JES INDO P a g e | 75


Modul Kursus dan Pelatihan Survei Pemetaan 2020

Ketepatan penggunaan dari keempat dilihat dari jauh tidak menjadi silau.
alat sipat datar diatas yaitu sama-sama  Meter teratas dan meter terbawah
digunakan untuk pengukuran kerangka berwarna hitam, dan meter di tengah
dasar vertikal, dimana kegunaan dari dibuat berwarna merah. Fungsi rambu
keempat alat di atas yaitu hanya untuk ukur adalah sebagai alat bantu dalam
memperoleh informasi beda tinggi yang menentukan beda tinggi dan mengukur
relatif akurat pada pengukuran di suatu jarak dengan menggunakan pesawat.
lapangan.  Rambu ukur biasanya dibaca langsung
oleh pembidik.
f) Rambu Ukur
Rambu untuk pengukuran sipat datar (leveling)
diklasifikasikan ke dalam 2 tipe, yaitu:
1) Rambu sipat datar dengan pembacaan
sendiri
a) Jalon
b) Rambu sipat datar sopwith
c) Rambu sipat datar bersendi
d) Rambu sipat datar invar

2) Rambu sipat datar sasaran


Rambu ukur diperlukan untuk
mempermudah/membantu mengukur
beda tinggi antara garis bidik dengan Gambar: Rambu Ukur

permukaan tanah. Rambu ukur terbuat


 Rambu ukur dibagi dalam skala, B. Pengukuran Di Lapangan
angka-angka menunjukan ukuran
dalam desimeter. Ukuran desimeter Peralatan yang digunakan
dibagi dalam sentimeter oleh E dan 1. Alat sipat datar optis
oleh kedua garis. Oleh karena itu, 2. Rambu ukur 2 buah
kadang disebut rambu E. Ukuran meter 3. Statif untuk tempat dudukan alat dan untuk
yang dalam rambu ditulis dalam angka menstabilkan alat Sipat datar.
romawi. Angka pada rambu ukur 4. Unting-Unting; untuk memproyeksikan
tertulis tegak atau terbalik. suatu titik pada pita ukur di permukaan
 Pada bidang lebarnya ada lukisan tanah atau sebaliknya.
milimeter dan diberi cat merah dan 5. Patok; untuk memberi tanda batas jalon,
hitam dengan cat dasar putih agar saat dimana titik setelah diukur dan akan

LKP MANDALA JES INDO P a g e | 76


Modul Kursus dan Pelatihan Survei Pemetaan 2020

diperlukan lagi pada waktu lain. Prosedur Pengkuran Sipat Datar


 Patok Kayu Ketentuan-ketentuan pengukuran Kerangka
Patok kayu yang terbuat dari kayu, Dasar Vertikal adalah sebagai berikut:
berpenampang bujur sangkar dengan a. Pengukuran dilakukan dengan cara sipat
ukuran 50 mm x 50mm, dan bagian datar.
atasnya diberi cat. b. Panjang satu slag pengukuran.
6. Pita ukur (meteran); Pita ukur linen bisa c. Pengukuran antara dua titik, sekurang-
berlapis plastik atau tidak, dan kadang- kurangnya diukur 2 kali (pergi dan pulang).
kadang diperkuat dengan benang serat. d. Perbedaan hasil ukuran pergi dan pulang
Pita ini tersedia dalam ukuran panjang tidak melebihi angka toleransi yang
10m, 15m, 20m, 25m atau 30m. ditetapkan.
7. Payung; Payung ini digunakan atau Khusus mengenai angka toleransi pengukuran
memiliki fungsi sebagai pelindung dari sipat datar, dapat dijelaskan sebagai berikut:
panas dan hujan untuk alat ukur itu sendiri. T=±K D
Karena bila alat ukur sering kepanasan Dimana:
atau kehujanan, lambat laun alat tersebut T = toleransi dalam satuan milimeter
pasti mudah rusak (seperti; jamuran, dll). K = konstanta yang menunjukan tingkat
Bahan Yang Digunakan ketelitian pengukuran dalam satuan
1. Peta wilayah studi milimeter
Peta digunakan agar mengetahui di daerah D = Jarak antara dua titik yang diukur
mana akan melakukan pengukuran dalam satuan kilometer
2. Cat dan kuas
Alat ini murah dan sederhana akan tetapi Berikut ini diberikan contoh harga K untuk
peranannya sangat penting sekali ketika di bermacam tingkat pengukuran sipat datar :
lapangan, yaitu digunakan untuk menandai Tabel Tingkat Ketelitian Pengukuran Sipat Datar

dimana kita mengukur dan dimana pula Tingkat K

kita meletakan rambu ukur. Tanda ini tidak I 3 mm


II 6 mm
boleh hilang sebelum perhitungan selesai
III 8 mm
karena akan mempengaruhi perhitungan
dalam pengukuran.
Contoh:
3. Alat tulis
Dari A ke B sejauh 2 km, harus diukur
Alat tulis digunakan untuk mencatat hasil
dengan ketelitian tingkat III. Ini berarti
pengkuran di lapangan.
perbedaan ukuran beda tinggi pergi dan
pulang tidak boleh melebihi 8 √2 = 11 mm.
Apabila beda tinggi ukuran pergi dan pulang

LKP MANDALA JES INDO P a g e | 77


Modul Kursus dan Pelatihan Survei Pemetaan 2020

≤ 11 mm, ukuran tersebut diterima sebagai mengetengahkan gelembung nivo yang


ukuran tingkat III, Bila > 11 mm ukuran harus terdapat pada nivo kotak. Bidang nivo
diulangi. sendiri merupakan bidang equipotensial
Langkah-langkah dalam pengukuran sipat yaitu bidang yang mempunyai energi
datar kerangka dasar vertikal adalah sebagai potensial yang sama.
berikut : 9. Sebelum pembacaan dilakukan adalah
1. Peserta akan menerima peta dan batas- mengatur agar sumbu I (sumbu yang tegak
batas daerah pengukuran. lurus garis bidik) benar-benar tegak lurus
2. Ketua tim menandai semua peralatan yang dengan sumbu II melalui upaya
dibutuhkan serta mengambil peta dan mengetengahkan gelembung nivo tabung.
batas-batas pengukuran di laboratorium. Setelah sama, langkah selanjutnya kedua
Lalu menyerahkannya pada laboran. nivo yaitu nivo kotak dan nivo tabung
3. Ketua tim memeriksa kelengkapan alat, diatur, barulah kita melakukan pembacaan
lalu anggota tim membawanya ke rambu. Rambu yang dibaca harus benar-
lapangan. benar tegak lurus terhadap permukaan
4. Survei ke daerah yang akan dipetakan tanah.
pada jalur batas pemetaan. 10. Ketengahkan gelembung nivo dengan
5. Menentukan lokasi-lokasi patok atau prinsip perputaran 2 sekrup kaki kiap dan 1
merencanakan lokasi-lokasi patok sekrup kaki kiap. Setelah gelembung nivo
sehingga jumlah slag itu genap. di tengah, lalu memasang unting-unting.
6. Setelah selesai merencanakan lokasi- 11. Untuk memperjelas benang diafragma
lokasi patok (menggunakan Cat) lalu dengan memutar sekrup pada teropong.
menandainya di lapangan. 12. Sedangkan untuk memperjelas objek
7. Melakukan pengukuran kesalahan garis rambu ukur dengan memutar sekrup fokus
bidik. Hal ini dilakukan dengan cara diatas teropong.
mendirikan rambu diantara 2 titik (patok) 13. Setelah itu, membaca benang atas,
dan dirikan statif serta alat sipat datar optis benang tengah, dan benang bawah rambu
kira-kira di tengah antara 2 titik tersebut. belakang. Kemudian membaca kembali
Yang perlu diperhatikan pengukuran itu benang atas, benang tengah, dan benang
tidak harus dilaksanakan jauh dari bawah rambu muka. Hasil pembacaan di
laboratorium. tulis pada formulir yang telah disiapkan.
8. Sebelum digunakan, alat sipat datar harus Kemudian mengukur jarak dengan
terlebih dahulu diatur sedemikian rupa menggunakan pita ukur dari rambu
sehingga garis bidiknya (sumbu II) sejajar belakang ke alat dan dari alat ke rambu
dengan bidang nivo melalui upaya belakang (hasilnya di rata-ratakan) serta

LKP MANDALA JES INDO P a g e | 78


Modul Kursus dan Pelatihan Survei Pemetaan 2020

mengukur juga jarak rambu muka ke alat dan belakang dengan dua stand (dua kali alat
dan dari alat ke rambu muka (hasilnya berdiri).
dirata-ratakan). Kemudian alat digeser
sedikit (slag 2) lakukan hal yang sama
sampai slag akhir pengukuran selesai.
14. Setelah pengukuran selesai, lalu kembali
ke laboratorium untuk mengembalikan alat.
15. Setelah itu melakukan pengolahan data.
Pengolahan data yang dilakukan adalah
Keterangan:
pengolahan data untuk mengeliminir
B^T = benang tengah yang dianggap benar
kesalahan acak atau sistematis dengan
BT = benang tengah yang dibaca dari
dilengkapi instrumen tabel kesalahan garis
teropong
bidik dan sistematis.Kesalahan sistematis
Koreksi = - kesalahan
berupa kesalahan garis bidik kita
l = Kgb = sudut
konversikan ke dalam pembacaan benang
Koreksi Kgb = -Kgb
tengah mentah yang akan menghasilkan
benang tengah setiap slag yang telah
a. Eliminasi kesalahan sistematis karena
dikoreksi dan merupakan fungsi dari jarak
kondisi alam. Eliminasi kesalahan
muka atau belakang dikalikan dengan
sistematis karena kondisi alam dapat
koreksi garis bidik.
dikoreksi dengan membuat jarak belakang
dan jarak muka hampir sama.
Pengukuran Sipat Datar
b. Jumlah slag pengukuran harus genap.
Peluang untuk meng-koreksi kesalahan di
slag ganjil dan genap lebih besar.
Pembagian kesalahan setiap slag lebih
rata.
c. Cara meng-koreksi kesalahan acak
(random error):
 Dilapangan kita peroleh bacaan BA,
BT, BB pada setiap slag (misalnya) n =

Gambar: Pengukuran Sipat Datar


genap.

Eiminasi kesalahan sistematis alat sipat datar  Dari lapangan kita peroleh jarak

dengan cara mengoreksi KGB (Kesalahan belakang.

Garis Bidik). Metode pengukuran rambu muka  X jarak muka.

LKP MANDALA JES INDO P a g e | 79


Modul Kursus dan Pelatihan Survei Pemetaan 2020

Gambar Pengukuran Sipat Datar Rambu Ganda

Gambar; Pengukuran Sipat Datar Menurun

Gambar; Pengukuran Sipat Datar di Luar Slag


Rambu
Gambar; Pengukuran Sipat Datar Menarik

C. Pengolahan Data Sipat Datar


Kerangka Dasar Vertikal
Hasil yang diperoleh dari praktek pengukuran
sipat datar dan pengolahan data lapangan
adalah tinggi pada titik-titik (patok-patok) yang
diukur untuk keperluan penggambaran dalam
pemetaan.
Gambar; Pengukuran Sipat Datar Dua Rambu
Perhitungan meliputi :
 Mengoreksi hasil ukuran
 Mereduksi hasil ukuran, misalnya
mereduksi jarak miring menjadi jarak
mendatar dan lain-lain

LKP MANDALA JES INDO P a g e | 80


Modul Kursus dan Pelatihan Survei Pemetaan 2020

 Menghitung azimuth pengamatan penjumlahan jarak muka dan belakang.


matahari Total bobot adalah jumlah jarak semua
 Menghitung koordinat dan ketinggian slag. Koreksi tinggi setiap slag dengan
setiap titik. demikian diperoleh melalui negatif
Langkah-langkah dalam pengolahan data kesalahan acak beda tinggi dikalikan
adalah sebagai berikut: dengan jarak slag tersebut dan dibagi
1. Menuliskan nilai BA, BT, BB, jarak dengan total jarak seluruh slag.
belakang dan jarak muka. 8. Menghitung tinggi titik-titik pengukuran (Ti)
2. Mencari nilai kesalahan garis bidik. dengan cara menjumlahkan tinggi titik
3. Menghitung BT koreksi (BTk) di setiap slag. sebelumnya dengan tinggi titik koreksi
4. Menghitung beda tinggi (OH) di setiap slag yang hasilnya akan sama dengan nol.
dari bacaan benang tengah koreksi 9. Jika tidak sama dengan nol maka
belakang dan muka. pengolahan data harus diulangi dan
Beda tinggi awal suatu slag diperoleh diidentifikasi kembali letak kesalahannya.
melalui pengurangan benang tengah Jika tinggi titik awal diketahui, maka tinggi
belakang koreksi dengan benang tengah titik-titik koreksif diperoleh dengan cara
muka koreksi. Beda tinggi setiap slag menjumlahkan tinggi titik awal terhadap
harus memenuhi syarat beda tinggi sama beda tinggi koreksi slag secara berurutan.
dengan nol jika jalur pengukur berawal dan
berakhir pada titik yang sama. Rumus-rumus dalam pengukuran kerangka
Penjumlahan beda tinggi awal setiap slag dasar vertikal :
merupakan kesalahan acak beda tinggi BTbk = BTb – (Kgb.db)
yang harus dikoreksikan kepada setiap BTmk = BTm – (Kgb.dm)
slag berdasarkan bobot tertentu. OH = BTbk – BTmk
5. Menghitung jarak (Σd) setiap slag dengan Σd = db + dm
menjumlahkan jarak belakang dan jarak ΔHk = ΔH – (ΣH . bobot)
muka. Ti = Ti awal + ΔH
6. Menghitung total jarak (Σ (Σd)) jalur Dimana:
pengukuran dengan menjumlahkan semua BTb = Benang Tengah Belakang
jarak slag. BTm = Benang Tengah Muka
7. Menghitung bobot koreksi setiap slag BTbk = Benang Tengah Belakang
dengan membagi jarak slag dengan total BTmk = Benang Tengah Muka
jarak pengukuran. ΔH = Beda Tinggi
Sebagai bobot koreksi kita menggunakan ΔHk = Beda tinggi koreksi
jarak setiap slag yang merupakan Σd = Total jarak per-slag

LKP MANDALA JES INDO P a g e | 81


Modul Kursus dan Pelatihan Survei Pemetaan 2020

Σ (Σd) = Total Jarak dari penjumlahan


Σd dm = Jarak muka
db = Jarak belakang
Bobot =Koreksi slag dengan
membagi jarak slag dengan total jarak
pengukuran
Ti =Tinggi titik-titik pengukuran

LKP MANDALA JES INDO P a g e | 82


Formulir Pengukuran Sipat Datar:

Tabel: Formulir Pengukuran Sipat Datar

PENGUKURAN SIPAT DATAR

LKP Mandala Jes Indo No.Lembar dari


Pengukuran Cuaca
Lokasi Alat Ukur
Diukur Oleh Tanggal Instruktur

Bacaan Benang
Belakang Muka Jarak Beda Tinggi
Atas Atas + - Tinggi Titik
Stand Ket
Tengah Bawah Tengah Bawah Belakang Muka Total

LKP MANDALA JES INDO P a g e | 83


TEKNIK SURVEY TOPOGRAFI DAN Seperti halnya dengan levelling survey, survey
DETAIL SITUASI topografi juga membutuhkan data – data awal
sebagai bahan pelengkap pada saat proses
A. Topografi Survey
survey atau pengukuran di lapangan.
Survei topografi adalah suatu metode untuk
menentukan posisi tanda-tanda (features)
1. Teknik Survey Topografi
buatan manusia maupun alamiah diatas
Teknik survey topografi yaitu metode/cara
permukaan tanah. Survei topografi juga
yang diterapkan pada saat melakukan
digunakan untuk menentukan konfigurasi
pengukuran, selain itu teknik survey ini
Medan (terrain). Kegunaan survei topografi
membahas mengenai peralatan yang di
adalah:
gunakan dan bagaimana cara penggunaan
 Mengumpulkan data yang diperlukan
alat survey tersebut.
untuk gambar peta topografi.
2. Instrumen pengukuran
Gambar peta dari gabungan data
Didalam pengukuran atau survey topografi ini
Akan membentuk suatu peta
yang pertama yang harus di ketahui adalah
topografi.
tujuan survey, peralatan pengukuran dan hasil
 Sebuah topografi memperlihatkan
yang diinginkan. Perlu diketahui bahwa output
karakter vegetasi dengan memakai
atau luaran dari pekerjaan survey ini adalah
tanda-tanda yang sama seperti
menghasilkan data topografi yang berisikan
halnya jarak horizontal diantara
data (x, y, z atau e, s, z), sehingga di dalam
beberapa features dan elevasinya
survey pemetaan ini seorang surveyor wajib
masing-masing diatas datum
mempunya data – data awal diantaranya;
tertentu.
lokasi proyek, gambar rencana dan data
Proses pemetaan topografi sendiri adalah
koordinat awal atau acuan yang sudah di buat
proses pemetaan yang pengukurannya
pada daerah survey tersebut, data koordinat
langsung dilakukan di permukaan bumi
ini minimal koordinat referensi gloabl,
dengan peralatan survei teristris.
koordinat titik polygon ataupun koordinat BM.
Survey topografi ini di lakukan untuk pemetaan
Data koordinat awal dan gambar kerja akan
tematik atau peta detail pada suatu proyek,
menjadi acuan seorang Surveyor untuk
misalkan survey topografi untuk proyek
memulai pengukuran dan menginput data
konstruksi, pembangunan jalan, proyek
awal.
penambangan dan lain sebagainya, sehingga
Contoh data titik referensi awal:
data pengukuran perlu terperinci sesuai
 Luas Area : ± 10 ha
dengan tujuan proyek yang akan di kerjakan
 Titik referensi : 4 Titik yang di tentukan
selanjutnya.
menggunakan GPS Navigasi, Sistem

LKP MANDALA JES INDO P a g e | 84


Modul Kursus dan Pelatihan Survei Pemetaan 2020

GPS datum geodesi nasional Indonesi (apabila pemetaan topografi di lakukan


1995 (DGNI 1995) dengan ellisoid pada area ijin proyek yang baru)
acuan WGS 1984 (a=6.378.137 m dan  Data foto udara (citra satelit
kegepengan f=1/295.34) seperlunya)
 Titik referensi: (data titik refernsi GPS)  Alat tulis dan buku sketsa, bila perlu
Koordinat dengan buku mm blok.
Patok
No S E
/Titik  Bahan – bahan survey lainnya; Patok
O O
‘ “ ‘ “
Kayu (diperlukan untuk penanda titik
1 RF 01 10 13 05,6 123 37 23,1
2 RF 02 10 13 01,1 123 37 28,4 polygon, cat air, plat logam.
3 RF 03 10 12 58,3 123 37 24,6 b. Peralatan survey topografi
4 RF 04 10 12 58,0 123 37 24,7
Peralatan yang diperlukan dalam survey
topografi ini di bagi kedalam dua
Patok RF 01 – RF 04 Merupakan titik awal
kelompok sebagai berikut:
yang akan digunakan oleh seorang
 Alat Utama: alat utama pemetaan
Surveyor dalam melakukan survey
topografi ini terdiri dari alat ukur teristris
topografi, titik ini juga termasuk titik ikat
(bisa menggunakan alat ukur
dalam pengukuran.
optis/Theodolit dan bisa menggunakan
alat ukur digital/Total Station)
B. Pengukuran Di Lapangan
 Alat pelengkap: alat pelengkap survey
Proses pemetaan topografi sendiri adalah
topografi yang di perlukan adalah; GPS
proses pemetaan yang pengukurannya
untuk pengecekan ulang posisi, Pita
langsung dilakukan di permukaan bumi atau
Ukur/rol meter, Kompas geologi
dalam istilah proyek disebut juga dengan
seperlunya, Tripot, Rambu Ukur/bak
pengukuran lapangan. Proses survey
ukur (apabila menggunakan
pemetaan topografi di lapangan memerlukan
theodolith), Jalon/Pole stick (apabila
peralatan dan bahan.
menggunakan Total Station), Kamera
a. Bahan
Digital (Seperlunya)
Bahan – bahan yang di perlukan dalam proses
c. Prosedur Pengukuran
pengukuran atau survey topografi adalah
Pengukuran atau proses pemetaan topografi
sebagai berikut:
mengikuti prosedur dan kaidah pengukuran
 Data koordinat Awal (bisa di dapat dari
anatarlain sebagai berikut:
peta topografi/gambar kerja area
1. Pembuatan Kerangka dasar polygon;
proyek, atau dari referensi global
Pengukuran kerangka kontrol horisontal
maupun dari titik Bench Mark yang ada
dilakukan dengan menggunakan system
pada lokasi proyek)
pengukuran metode poligon, atau lebih
 Peta rencana tata ruang wilayah

LKP MANDALA JES INDO P a g e | 85


Modul Kursus dan Pelatihan Survei Pemetaan 2020

dikenal dengan nama pengukuran Bacaan II= 101o 30’ 28”


poligon. Rata-rata= 101o 30’ 28,5”
 Dalam pengukuran poligon ada dua
unsur penting yang perlu diperhatikan  Pengukuran Jarak

yaitu jarak dan sudut jurus Penentuan jarak dan posisi

 Dalam pembuatan titik dalam jaringan menggunakan metode polar seperti

pengukuran poligon, titik-titik poligon pada gambar berikut:

tersebut berjarak sekitar 50 meter


(seperlunya)
 Penentuan metode polygon yang akan
di terapkan; metode polygon yang di
tentukan ini bergantung pada kondisi di
lapangan, (polygon tertutup/terbuka,
terikat sempurnah/polygon bebas dll)
 Tentukan titik polygon pertama atau
(P0) polygon pertama ini harus di ikat
pada titik acuan (referensi global, BM
atau titik yang sudah diketahui
Prinsip dasar metode polar dapat dijelaskan
koordinat awal)
sebagai berikut:
2. Proses pengukuran (Menggunakan Alat
Posisi titik b = (Xb, Yb, Zb)
Ukur Digital) X(b) = X(a) + (Sin β x Da-b)
 Pengukuran Sudut Y(b) = Y(a) + (Cos β x Da-b)
Sudut diukur dengan menggunakan Z(b) = Z(a) + (Cos Z x Da-b) + TA - TT
alat ukur Total Station TOPCON GM Dimana:
SERIES X(a) = nilai absis titik ikat a (koordinat fix)
Y(a) = nilai ordinat titik ikat a (koordinat fix)
X(b) = nilai absis titik b
Y(b) = nilai ordinat titik b
β = sudut hasil bacaan alat
Z = sudut Vertikal (zenit)

Contoh pengukuran sudut Da-b = jarak antara titik a – b


TA = tinggi alat
Sudut yang dipakai adalah sudut dalam
TT = tinggi target
yang merupakan hasil rata-rata dari
pengukuran I dan II.

Bacaan I = 101o 30’ 29”

LKP MANDALA JES INDO P a g e | 86


Modul Kursus dan Pelatihan Survei Pemetaan 2020

Contoh kerangka polygon Sedangkan untuk koreksi absis dan ordinat


digugnakan metode Bouwditch berikut ini:

dimana :
Koreksi absis dan ordinat
fxi , fyi =
masing-masing koordinat
Koreksi absis dan ordinat
fx , fy =
keseluruhan
di = Jarak sisi-i
Σd = Jumlah jarak keseluruhan

C. Pengukuran Detail Situasi


Prinsip pengukuran detail situasi sama dengan
proses pengukuran kerangka polygon,
pengukuran detail situasi menggunakan
TOPCON GM SERIES, pengukuran titik-titik
detail untuk menghasilkan yang tersebar di
permukaan bumi yang menggambarkan situasi
Hitungan Koordinat daerah pengukuran.
Koordinat masing-masing titik poligon dihitung Dalam pengukuran titik-titik detail prinsipnya
dengan sebagai berikut: adalah menentukan koordinat dan tinggi titik-
titik detail dari titik-titik ikat. Metode yang
digunakan dalam pengukuran titik-titik detail
adalah metode offset dan metode tachymetri.

Metode pengukuran tachymetry


Metode tachymetri adalah pengukuran
menggunakan alat-alat optis, elektronis, dan
digital. Pengukuran detail cara tachymetri
Xb = Xa + dab Sin aab ± fx dimulai dengan penyiapan alat ukur di atas titik
Yb = Ya + dab Cos aab ± fy
ikat dan penempatan rambu di titik bidik.
dimana :
Xa , Ya = Koordinat titik A Prosedur pengukuran titik detail situasi:
Xb , Yb = Koordinat titik B
dab = Jarak datar antara titik A ke titik B  Titik detail situasi di ukur bersamaan
aab = Azimuth sisi titik A ke titik B dengan proses pengukuran kerangka
fx , fy = Koreksi
polygon, sebaran titik – titik detail
situasi di ikat pada suatu titik polygon

LKP MANDALA JES INDO P a g e | 87


Modul Kursus dan Pelatihan Survei Pemetaan 2020

 Jumlah detail unsur situasi yang diukur survei topografi dimana surveyor
harus betul-betul representatif, oleh membutuhkan posisi (x, y, z) dari sejumlah
sebab itu kerapatan letak detail harus detil yang cukup banyak (700 s/d 100 titik per
selalu dipertimbangkan terhadap hari), dua kali lebih banyak dari data yang
bentuk unsur situasi serta skala dari dapat dikumpulkan dengan alat teodolit biasa
peta yang akan dibuat, (stadia) dan EDM.
 Setiap pembacaan rambu ukur harus Masukkan data awal (initial data entry)
dilakukan pada ketiga benang, yaitu Setelah alat ukur dipasang di atas stasiun dan
benang atas, benang tengah, dan dibuat sumbu I vertikal, pada layar monitor alat
benang bawah, akan ditampilkan menu-menu yang harus diisi
 Semua detail situasi yang diukur harus oleh surveyor dengan cara menekan tombol-
dibuat sketsanya, tombol antara lain:
 Sketsa detail situasi harus dilengkapi  Koordinat dari stasiun tempat berdiri alat
dengan arah utara, dan koordinat atau azimut stasiun
 Setiap lembar formulir data ukur detail sebelumnya.
situasi harus ditulis nomor lembarnya,  Deskripsi atau keterangan dari proyek.
nama pekerjaan, nama pengukur, alat  Tanggal pengukuran dan anggota
yang digunakan, merek dan nomor seri surveyor.
alat yang digunakan, tanggal dan tahun  Temperatur udara.
pengukuran, dan keadaan cuaca pada  Tekanan udara saat itu (beberapa
saat melakukan pengukuran. pengumpul data membutuhkan Masukan
koreksi ppm dibaca dari temperatur saat
pengukuran).
 Konstante prisma (misal 0,03 m).
 Penyetelan harga kelengkungan
permukaan bumi dan refraksi.
 Koreksi ke permukaan air laut.
 Jumlah dan macam pengukuran sudut
Gambar: Contoh pengukuran detail situasi (repetisi) dan jarak (untuk merata-rata
Prosedur Pemetaan Topografi detail situasi hasil).
Dengan Total Station  Pemilihan pengukuran (biasa atau luar
Total station dapat digunakan pada biasa).
sembarang tahapan survei, survey  Penomoran secara otomatis pada obyek
pendahuluan, survei titik kontrol, dan survei yang akan dibidik.
pematokan. Total station terutama cocok untuk

LKP MANDALA JES INDO P a g e | 88


Modul Kursus dan Pelatihan Survei Pemetaan 2020

 Memilih unit atau satuan jarak (feet atau  Kode identifikasi stasiun, contoh
standar internasional) 02 (CM)
 Setelah data-data awal dimasukkan dan
metode pengukurannya selesai dipilih,
data kolektor (alat) akan
memberitahukan kepada suveyor untuk
memasukkan data-data pengukuran dari
obyek yang akan diukur.
Masukan data titik stasiun
Data masukan pada titik stasiun tempat berdiri
alat antara lain:
 Kode 10
 Tinggi alat (masukkan setelah diukur)
 Nomor titik stasiun, contoh 111- lihat
pada gambar di bawah
 Kode identitas titik stasiun
 Koordinat dari titik stasiun (dapat fiktif,
dalam sistem lokal, maupun UTM)
 Koordinat stasiun di belakangnya
(stasiun BS), atau azimuth ke titik
stasiun BS.
Catatan: pada beberapa data kolektor,
koordinat titik stasiun selain untukreduksi
dari data ukuran titik-titik detil, dipakai pula
sebagai titik awal hitungan perataan.
Data masukan dari titik detil
Dari titik-titik detil yang dibidik, data yang
harus dimasukkan anatara lain:
 Kode operasi 20, 30 atau 40 untuk
BS, FS atau IS untuk beberapa
total station
 Ketinggian dari prisma pemantul
atau reflektor (setelah diukur)
 Nomor titik detil, sebagai contoh,
114 (BS)

LKP MANDALA JES INDO P a g e | 89


Tabel: Formulir Pengukuran Topografi dan Detail Situasi

PENGUKURAN TOPOGRAFI DAN


DETAIL SITUASI

LKP Mandala Jes Indo No.Lembar dari


Pengukuran Cuaca
Lokasi Alat Ukur
Diukur Oleh Tanggal Instruktur

LKP MANDALA JES INDO P a g e | 90


TEKNIK SURVEY GEODETIK (GPS Untuk keperluan yang lebih teliti seperti pada
SURVEY) pekerjaan surveying menggunakan data phase
gelombang pembawa L1 dan L2 (carrier phase
GPS (Global Positioning System) adalah observable).
sistem satelit navigasi dan penetuan posisi  Jarak antara receiver dan satelit
yang dimiliki dan dikelola oleh Amerika ditentukan dengan pengukuran beda
Serikat. Sistem ini didesain untuk memberikan phase.
posisi tiga dimensi, kecepatan serta informasi  Posisi pengamatan ditentukan melalui
waktu secara kontinyu diseluruh dunia tanpa pengolahan data paska survey
tergantung waktu dan cuaca kepada (postprocessing).
pengguna secara simultan.  Kelebihan penggunaan data ini bisa
Sinyal satelit GPS berisi data yang dilakukan berbagai model yang bisa
dimodulasikan di dalam dua gelombang mengeliminasi beberapa sumber
pembawa dengan frekuensi berbeda yakni: kesalahan yang muncul. Receiver jenis
 Gelombang L1 dengan Frequensi ini dikategorikan sebagai klas receiver
1575.42 MHz dan Geodetic.
 L2 dengan Frequensi 1227.6 MHz. Komponen dasar receiver GPS terdiri dari dua
Data yang dimodulasikan dalam gelombang komponen utama, yaitu: perangkat keras dan
pembawa, berbentuk coding yaitu C/A Code perangkat lunak
dan P Code, dan Broadcast message. Data  Komponen perangkat keras GPS terdiri
C/A dan P code berisi data tentang koordinat dari beberapa bagian yaitu: antena,
satelit dan informasi waktu satelit, sedang frekuensi radio, Microprocessor, unit
Broadcast Message berisi tentang sejarah kontrol dan tampilan, alat perekam
perjalanan dari satelit atau dikenal dengan data.
almanak satelit serta informasi tentang data-  Komponen perangkat lunak terdiri dari
data koreksi serta kesehatan atau tingkat beberapa modul program pengolah
kelaikan dari satelit bersangkutan. Data C/A data yang merupakan satu kesatuan
code dan P Code membawa data koordinat dengan perangkat keras yang
satelit, metode yang menggunakan data ini berfungsi sebagai pengendali operasi.
dikenal dengan istilah Pseudo Range. Perangkat lunak berisi tentang
Metode penentuan posisinya ditentukan dari algoritma pemrograman dan
jarak antara satelit dan receiver pada saat pemrosesan data untuk mengkonversi
sinyal dipancarkan dan diterima berdasarkan data sinyal GPS menjadi informasi
data waktu dan kecepatan perambatan sinyal. posisi dan navigasi.

LKP MANDALA JES INDO P a g e | 91


Modul Kursus dan Pelatihan Survei Pemetaan 2020

Alat GPS Geodesi


Pada alat GPS tipe Geodesi informasi data
posisi selain dapat diperoleh secara real time
juga dapat diperoleh melalui pengolahan data
secara lebih ekstensif pasca pengamatan
(post processing). Posisi yang diperoleh dari
hasil pengolahan data pasca pengamatan
dapat berbentuk koordinat geocenter,
koordinat geografi dan koordinat sistem Gambar: Alat GPS Geodetik
proyeksi tertentu (untuk wilayah Indonesia
berupa sistem proyeksi UTM/TM). Cara Pengoperasian Alat GPS Geodesi
Secara umum prosedur baku yang harus
Konstruksi Alat GPS Geodesi dilakukan sebelum pengamatan dilakukan,
Alat jenis ini terdiri dari dua komponen yaitu terdiridari:
komponen perangkat keras dan perangkat  Dirikan antena pada statif di atas titik
lunak Alat GPS Geodesi (lihat pada berikut) yang akan diamat dan ukur tinggi
Perangkat keras terdiri dari dua komponen antena
yaitu receiver dan antena yang terpisah.  hubungkan antena dengan receiver
Perangkat lunak terdiri dari beberapa melalui kabel penghubung, kemudian
alogaritma hitungan untuk pemrosesan data GPS dihidupkan
satelit dan modul program untuk komunikasi  atur / pilih sistem koordinat yang akan
dengan pengguna. Untuk pengolahan data dipakai
secara teliti dilakukan metode pengolahan  atur / pilih datum yang dipakai
data pasca pengamatan (postprocessing)  atur sudut tutupan (angle mask)
dengan menggunakan perangkat lunak. dengan persyaratan minimal 5º
Postprocesing yang terdiri dari modul  atur / pilih sistem waktu
pengolahan data baseline, modul program  atur / pilih unit satuan jarak dan
perencanaan pengamatan dan modul program kecepatan
perataan jaring (network adjusment).  atur / pilih sistem koneksi dengan PC
 lakukan pengamatan sesuai jadwal
yang telah diprogram
 lakukan perekaman data
 transfer (download) data pengamatan
dari alat GPS ke personal computer

LKP MANDALA JES INDO P a g e | 92


Modul Kursus dan Pelatihan Survei Pemetaan 2020

Secara garis besar tahapan pelaksanaan pengolahan suatu baseline GPS ditunjukkan
penentuan posisi dengan GPS dapat dilihat melalui visualisasi secara skematik Gambar
pada Gambar berikut: berikut:

Gambar: Diagram Alir Pengolahan Baseline


Hasil pemrosesan pengamatan GPS akan
berbeda satu sama lain tergantung dari
Gambar: Diagram Alir Penentuan Posisi Dengan GPS
perangkat lunak dan jenis receiver yang
Pada survai GPS, pemrosesan data GPS
digunakan. Di bawah ini akan dijelaskan
untuk menentukan koordinat dari titiktitik
beberapa karakteristik perangkat lunak
dalam jaringan pada umumnya akan
pemrosesan baseline sehingga pemrosesan
mencakup tiga tahap utama perhitungan,
dapat berjalan optimal, yaitu:
yaitu:
 Mampu mengolah/memproses data
 Pengolahan data dari setiap baseline
carrier beat phase dan pseudorange.
dalam jaringan
 Mampu memecahkan cycle slips dan
 Perataan jaringan yang melibatkan
cycle ambiguity
semua baseline untuk menentukan
 Mampu memproses data dalam single
koordinat dari titik-titik dalam jaringan
dan dual frekuency
 Transformasi koordinat tiitk-titik
 Mampu menghitung besarnya koreksi
tersebut dari datum WGS-84 ke datum
troposfer untuk data pengamatan.
yang diperlukan oleh pengguna.
 Mampu menghitung besarnya koreksi
Pengolahan data dari setiap baseline pada
ionosfer untuk data pengamatan.
dasarnya bertujuan menentukan nilai estimasi
vektor baseline atau koordinat relatif (dX, dY,
dZ). Secara umum diagram alir dari proses

LKP MANDALA JES INDO P a g e | 93


Modul Kursus dan Pelatihan Survei Pemetaan 2020

 Pemrosesan menyertakan tinggi PENGOLAHAN


antena di atas titik (BM) dan dapat MODUL DATA DAN BASIS
dikonversi ke dalam komponen vertikal. DATA
5 PEMODELAN
 Dapat melakukan pemrosesan untuk
semua metoda pengukuran dan mudah
digunakan.
Desekripsi: Pengolahan data dan basis data
pemodelan ini merupakan kompetensi utama
yang harus di kuasai oleh seorang surveyor
untuk bidang kerja survey dan pemetaan.
Kemampuan mengolah data dan membuat
basis data pemodelan ini sangat penting
karena merupakan tahapan inti dari suatu
pekerjaan survey pemetaan, tahapan ini lah
yang akan di gunakan untuk menghasilkan
produk – produk peta dengan berbagai model
sesuai dengan keperluan atau tujuan survey
pemetaan atau bergantung pada project apa
yang di kerjakan, sehingga sebelum
menguasai keterampilan kerja dalam bidang
survey dan pemetaan sebaiknya kemampuan
mengolah data dan basis data perlu di
utamakan. Pengolahan data dan Basis data
pemodelan bersisikan meteri: teknik
pengolahan data, manajemen data, koreksi
data, data prosesing dan gambar kerja, dari
setiap metode survey pemetaan yang
digunakan serta setiap alat ukur yang
digunakan berdasarkan project yang ada.
Tujuan
1. Memahami teknik pengolahan data
dan basis data dari hasil pengukuran
pekerjaan survey dan pemetaan
2. Memiliki kompetensi atau
kemampuan dalam hal pengolahan
--------------- oooooooooooooooooo ---------------

LKP MANDALA JES INDO P a g e | 94


Modul Kursus dan Pelatihan Survei Pemetaan 2020

data dan manajemen data hasil ukur dan data hitungan harus selalu
survey dan pemetaan diklasifikasikan menurut macamnya, kemudian
3. Memiliki kompetensi dasar dalam disusun secara urut, dan disimpan pada
aplikasi teknik penggambaran atau tempat yang aman.
produk – produk survey dan Koreksi data:
pemetaan. Data pengukuran sebelum dilakukan
Indikator Keberhasilan pengolahan terlebih dahulu harus di koreksi
Peserta Kursus dan Pelatihan Mampu untuk keperluan pengecekan ulang data agar
mengolah data dan membuat basis data tidak terjadi kesalahan. Koreksi data yang
hasil pengukuran dalam pekerjaan telah disetujui harus diberi paraf di bagian
survey pemetaan, memahami dan bawah di sebelah kanan. Semua data yang
mampu menghasilkan produk-produk telah di koreksi kemudian disusun secara urut,
survey pemetaan. dan disimpan pada tempat yang aman.
Metode
Metode kursus dan pelatihan Modul 5 V.A.1. Pengolahan data Survey Pemetaan
pengolahan data dan basis data pemodelan Perhitungan Poligon terbuka:
adalah sebagai berikut: Lecture; Presentation; Prosedur hitungan poligon terbuka tidak terikat
Praktice; Duty Prinsip:
 Tidak ada koreksi geometris terhadap
V. A. PENGOLAHAN DATA data ukuran sudut maupun jarak.
 Sudut-sudut mendatar dari hasil selisih
Pengolahan data merupakan sebuah teknik dari dua bacaan arah/jurusan ukuran
yang di terapkan untuk mengendalikan data, digunakan untuk menghitung azimuth
mengoreksi data dan melakukan perhitungan (sudut jurusan) sisi poligon yang belum
serta mengeluarkan produk dalam bentuk diketahui.
gambar kerja nerdasarkan output yang di  Menghitung koordinat titik poligon
inginkan. dilakukan secara berurutan atau berantai
Berbagaimacam teknik pengolahan data dengan rumus hitung koordinat (metode
bergantung pada tujuan pengukuran/survey, polar).
peralatan yang digunakan serta metode Perhitungan poligon terbuka terikat sempurna:
pengukuran/survey. Sistematika hitungan poligon terikat sempurna:
o Hitung azimuth awal dan akhir (jika belum
Pengendalian data:
diketahui secara langsung)
Setiap lembar data ukur dan data hitungan o Hitung kesalahan penutup sudut
yang telah disetujui harus diberi paraf di poligon notasi f.
o Hitung koordinat setiap sudut dan
bagian bawah di sebelah kanan. Semua data dikoreksi pada masing-masing sudut.

LKP MANDALA JES INDO P a g e | 95


Modul Kursus dan Pelatihan Survei Pemetaan 2020

o Hitung azimuth sisi-sisi poligon dengan  Ratakan jarak hasil ukuran pada
‘menggunakan’ data sudut yang telah
setiap sisi polygon utama dan polygon
dikoreksi (pada point 3).
o Hitung kesalahan jarak dalam arah absis cabang,
(fX ) dan dalam arah ordinat (fY )
 Untuk membawa hitungan ke sistem
o Hitung koraksi masing-masing titik.
o Hitung koordinat titik-titik poligon dengan proyeksi UTM, jarak hasil ukuran diberi
memasukkan nilai koreksinya (point 6). reduksi ke bidang geoid dan reduksi ke
o Koordinat hitungan berupa syarat-syarat
geomertri poligon terikat sempurna bidang proyeksi.
4. − 擸 = (∑ ) − c) Azimut
0
.180
5. − = ∑( ∗ Sin ) Jika azimut yang digunakan merupakan

6. − = ∑( ∗ Cos ) azimut astronomi hasil pengamatan
Perhitungan matahari, untuk membawanya ke bidang
Hitungan polygon; Secara umum proyeksi UTM diberi reduksi konvergensi
penghitungan poligon terdiri atas dua tahap, meridian.
yaitu tahap pertama adalah penghitungan
d) Koordinat sementara
koordinat sementara dan tahap yang kedua
 Jumlah sudut-sudut poligon, di hitung
merupakan penghitungankoordinat definitif.
kesalahan penutupnya, lalu
Sistem proyeksi peta yang digunakan adalah
berikankoreksi sudut,
sistem proyeksi UniversalTransfer Mercator
 Hitung azimut tiap sisi poligon,
(UTM).
 Hitung dsin α dan dcos α,
1. Koordinat sementara
 Berikan koreksi fx dan fy,
a) Sudut
 Hitung koordinat titik-titik poligon,
 Ratakan sudut-sudut horizontal
2. Koordinat definitive; Penghitungan
hasil pengukuran pada tiap titik
koordinat definitive dilakukan denga metode
polygon utama dan tiap titik poligon
least square (kwadrat terkecil).
cabang,
Posisi Horisontal:
 Periksa kesalahan penutup sudut pada
 Posisi horisontal dinyatakan dengan
setiap sirkuit, kemudian periksa
dua dimensi (2D)
pulakesalahan penutup sudut pada
 Sistem koordinat
seluruh sirkuit,
 Geografis: dinyatakan dengan
 Untuk membawa hitungan ke sistem
LINTANG () dan BUJUR ()
proyeksi UTM, sudut hasil ukuran
 Kartesian: dinyatakan dengan ABSIS
diberikoreksi kappa (κ) dan koreksi
(X), Ordinat (Y), TIMUR (E), dan
jurusan horizontal Psy (Ψ).
UTARA N)
b) Jarak

LKP MANDALA JES INDO P a g e | 96


Modul Kursus dan Pelatihan Survei Pemetaan 2020

Pengolahan Data Lapangan = 1210 20’ 15” ini adalah koordinat geodetic
Pengolahan Data Hasil Pengukuran yang Jika dikonvers kedalam koordinat kartesian
dilakukan pertama kali adalah analisis titik adalah sebagai berikut:
polygon atau titik kerangka dasar, setelah 20 15
121
semua titik polygon dianalisis kemudian 60 3600

diplotkan pada peta, setelah itu dapat


 Selisih Koordinat ( x dan y), untuk
dilakukan pengeplotan titik detail tanpa
dilakukan nanalisis lagi, yang diperhatikan mendapatkan selisih koordinat dan

pada pengeplotan titik detail adalah analisis koordinat sebenarnya, koordinat harus

X,YZ. Berikut adalah langkah – langkah sudah dalam betuk kartesian.

koreksi sebelum melakukan pengeplotan peta: x = d sin 

 Jarak Datar (d), dapat diperoleh dengan y = d cos 

menggunakan rumus seperti pada x = selisih absis


halaman berikut: y = selisih ordinat
2
D = (BA – BB) x 100 sin Z d = jarak horisontal
Dimana: a = sudut jurusan azimuth
D = Jarak Datar  Sedangkan untuk mendapatkan
BA = Benang Atas koordinat adalah menggunakan metoda
BB = Benang Bawah polar atau dengan rumus
Z= Zenit atau sudut vertikal X = Xawal + x
 Sudut Lurus dan Sudut Jurusan, dapat Y = Yawal + y
diperoleh dengan cara sebagai berikut :  Beda Tinggi (H)
Misalkan: H = (BA – BB) x 100 x cos Z+ TA – BT
0 o
P1 – P = N 45 E (Azimuth) Dimana: H= Beda tinggi
o
Pembacaan sudut Hr. P1 – P0 = 085 TA= Tinggi alat theodolit
20’ 15” (BS) BT= Benang tengah
o
Pembacaan sudut Hr P1 – P2 = 162 Ketinggian (z) = Ketinggian titik + Beda
40’ 30” (FS) tinggi
Sudut lurus P0P1P2 = bacaan ke muka  Koreksi Sudut
(FS) – bacaan ke sudut belakang (BS) Sebelum menghitung sudut jurusan,
o o
Sudut lurus P0P1P2= 162 40’ 30” – 085 terlebih dahulu dilakukan koreksi sudut
20’ 15 “ terutama pada pengukuran poligon
Sudut lurus P1P2 (Azimuth) tertutup. Koreksi dilakukan dengan
o
= SJ. P0 – P1 + SL. P0P1P2 – 180 menggunakan rumus:
0 0 0 0
= (45 + 180 ) + 77 20’ 15” – 180

LKP MANDALA JES INDO P a g e | 97


Modul Kursus dan Pelatihan Survei Pemetaan 2020

  = (n + 2) x 1800 + koreksi,  Mulailah memplot titik poligon pertama,


dimana diteruskan dengan titik poligon
 = sudut lurus, sudut luar. berikutnya hingga terbentuk poligon
 Koreksi Selisih Koordinat pada poligon tertutup
tertutup sebagai berikut :  Tariklah garis ketinggian (kontur) dengan

Koreksi f(x) = +  x menghubungkan titik – titik yang

Koreksi masing – masing sisi poligon: mempunyai ketinggian yang sama.


 Pengeplotan polygon: pengeplotan polygon
’( )= ( )
dapat dilakukan ketika semua titik polygon
sudah dikoreksi dan koordinatnya sudah
Dimana; dikonversi kedalam betuk koordinat
D = jarak absis antara dua titik kartesian.
D = jumlah jarak absis  Pengeplotan titik detail: setelah polygon
Sehingga selisih absis ( x’ ) terkoreksi: utama sudah diplotkan atau dipetakan
x’ = x = + f’(x) kemudian dapat melakukan pengeplotan
titik detail, setelah itu dilakukan dengan
Pengeplotan / Penggambaran Peta secara penggambaran peta kontur berdasarkan
manual ketentuan pada pada pengeplotan peta
 Secara umum: secara umum ini.
Hal – hal yang perlu diperhatikan pada tahap
pengeplotan dan penggambaran peta antara Penggambaran peta secara digital
lain: Penggambaran peta secara digital yang
 Skala peta, tentukan skala peta terlebih dimaksudkan disini adalah penggambaran
dahulu sebelum meplot data pengukuran peta dengan bantuan software Surfer, surfer
di atas kertas gambar. Besarnya skala adalah perangkat lunak yang digunakan dalam
ditentukan oleh kegunaan peta yang penggambaran peta. Dalam penggambaran
akan digambar. peta dengan surfer, data yang diperlukan
 Berikutnya tentukan interval kontur adalah dalam bentuk X,Y,Z. data dari
dengan menggunakan rumus lapangan atau sesudah pengukuran dengan
1 menggunakan alat ukur teodolith kemudian
IK =
2000 diolah menjadi data X,Y,Z pada program MS
 Letakkan titik poligon pertama
Excel kemudian diekspor ke Surfet melalui
sedemikian rupa, sehingga semua titik –
lembar kerja Worksheet kemudian memulai
titik yang di ukur di lapangan dapat diplot
kerja dengan surfer. Cara kerja penggambaran
ke bidang / kertas gambar.
peta secara digital, dijelaskan secara detail

LKP MANDALA JES INDO P a g e | 98


Modul Kursus dan Pelatihan Survei Pemetaan 2020

pada ruang lingkup penggambaran peta dan diratakan (x, y, z). Pada total station yang
digital. baru fasilitas ini telah tersedia, sehingga
perataan tersebut dapat dilakukan sejak dari
V.A.3. Pengolahan data Topografi Survey analisis awal, hitung perataan, dan
dengan menggunakan Total Station (TS) perhitungan koordinat. Apabila data lapangan
a. Transfer Data dan Prosesing Data telah disimpan dalam file koordinat, data dapat
Pada gambar sebelumnya, data yang digunakan langsung untuk plotting atau
terkumpul harus dipindahkan (down loaded) ke penggambaran dengan plotter digital,
komputer. Program untuk memindahkan data sehingga survey dapat digambarkan dengan
ini umumnya telah disiapkan oleh pembuat cepat dengan skala yang bebas kita pilih.
total station dengan kabel khusus (interface Dapat ditambahkan di sini, hasil survey dapat
plug) misal RS 232. Sebelum data dimasukkan diplot secara interaktif dengan terminasi grafis,
ke komputer, data harus dibuat dalam format dengan penambahan satu dari sekian banyak
yang bisa dibaca oleh komputer sehingga program CAD yang sesuai.
dibutuhkan alat pembaca (reader) atau (writer)
yang biasanya terpisah sebelum dipakai.
Pada total station yang baru, data dapat
langsung dikumpulkan pada komputer,
sehingga lebih ekonomis. Beberapa alat Wild
data dikumpulkan pada modul yang dapat
langsung dipindahkan kedalam komputer
Diagram interaktif kerja pemetaan dengan total
dengan alat/ piranti pembaca (reading device).
station
Beberapa alat Nikon, Topcon menggunakan
b. Pengolahan Poligon & Detail Topografi
pengumpul data (stored cards) yang mirip
Pengolahan polygon dan detail topografi
dengan disket. Pada alat Nikon menggunakan
menggunakan software Microsurvey CAD
PCMCIA card, yang dapat dibaca langsung ke
2014, civil 3D. Data polygon diolah dengan
dalam komputer dengan PCMCIA reader.
menggunakan metode Least Square. Hasil
Beberapa alat seperti Omni MK III dan
polygon yang sudah di-just inilah nantinya
Geodimeter dapat disambung langsung
akan digunakan sebagai titik ikat perhitungan
(down-loaded) ke komputer. Hubungan antara
data detail situasi. Pengolahan data draft
total station dengan piranti penghitung dan
dilakukan di lapangan untuk download data
penggambarannya diterangkan pada gambar
kemudian di lakukan pengolahan lanjut di
di bawah.
kantor atau ruang kerja surveyor, jika
Apabila semua detil topografi telah diukur dari
penyebaran data dirasa kurang, akan
poligon tertutup, poligon kemudian dihitung
secepatnya dilakukan penambahan data.

LKP MANDALA JES INDO P a g e | 99


Modul Kursus dan Pelatihan Survei Pemetaan 2020

Untuk pengolahan data final dan proses bangunan dan detail lainnya, bentuk
kartografi dilakukan di studio (ruang kerja kontur, simbol garis jalan, bangunan
surveyor). Prinsip dasar penentuan posisi dan lainnya dan alur serta lay out
menggunakan metode polar dimana data peta itu sendiri.
dasarnya adalah jarak dan sudut. d. Finishing; dilakukan setelah ada
c. Penggambaran evaluasi secara keseluruhan dari
Kegiatan penggambaran dalam hal ini dibagi pihak pemberi pekerjaan sehingga
dalam 2 tahapan: pada saat dilakukan cetak akhir
1. Penggambaran draft lapangan; sudah tidak ada kesalahan-kesalahan
Penggambaran ini berisi plotting detil- lagi.
detil alam hasil pengukuran dengan
koordinat sementara. Langkah ini V.A.4. Pengolahan data Levelling Survey
bertujuan untuk mendeteksi kesalahan Hasil yang diperoleh dari praktek pengukuran
lebih dini disamping juga memudahan sipat datar dan pengolahan data lapangan
proses penggambaran digital. adalah tinggi pada titik-titik (patok-patok) yang
2. Penggambaran Studio; Pada dasarnya diukur untuk keperluan penggambaran dalam
proses penggambaran ini terdiri dari 4 pemetaan, Perhitungan meliputi:
bagian, yaitu;  Mengoreksi hasil ukuran
a. Plotting; dilakukan setelah proses  Mereduksi hasil ukuran, misalnya
penghitungan (adjusment) selesai mereduksi jarak miring menjadi jarak
secara keseluruhan. Dengan mendatar dan lain-lain
menggunakan Software Microsurvey  Menghitung azimuth pengamatan
CAD 2014, civil 3D, proses ploting matahari
titik detail akan lebih mudah.  Menghitung koordinat dan ketinggian
b. Pembentukan DTM; Proses ini setiap titik
dilakukan setelah proses ploting titik Langkah-langkah dalam pengolahan data
detail dan penarikan garis break line adalah sebagai berikut:
selesai. Proses ini bertujuan untuk  Menuliskan nilai BA, BT, BB, jarak
membentuk model 3 dimensi yang belakang dan jarak muka.
dapat mewakili bentuk areal  Mencari nilai kesalahan garis bidik.
pengukuran. Termasuk dalam proses  Menghitung BT koreksi (BTk) di setiap
ini adalah penarikan garis kontur. slag.
c. Editing Topografi; Pada tahap ini  Menghitung beda tinggi (OH) di setiap
proses penghalusan kontur dilakukan. slag dari bacaan benang tengah koreksi
Termasuk posisi titik untuk jalan, belakang dan muka. Beda tinggi awal

LKP MANDALA JES INDO P a g e | 100


Modul Kursus dan Pelatihan Survei Pemetaan 2020

suatu slag diperoleh melalui  Jika tidak sama dengan nol maka
pengurangan benang tengah belakang pengolahan data harus diulangi dan
koreksi dengan benang tengah muka diidentifikasikembali letak kesalahannya.
koreksi. Beda tinggi setiap slag harus Jika tinggi titik awal diketahui, maka
memenuhi syarat beda tinggi sama tinggi titik-titik koreksif diperoleh dengan
dengan nol jika jalur pengukur berawal cara menjumlahkan tinggi titik awal
dan berakhir pada titik yang sama. terhadap beda tinggi koreksi slag secara
Penjumlahan beda tinggi awal setiap berurutan.
slag merupakan kesalahan acak beda Hitungan waterpasing:
tinggi yang harus dikoreksikan kepada Secara umum penghitungan waterpasing
setiap slag berdasarkan bobot tertentu. terdiri dari dua tahap, untuk tahap pertama
 Menghitung jarak (Σd) setiap slag adalah penghitungan ketinggian sementara,
dengan menjumlahkan jarak belakang dan tahap kedua merupakan penghitungan
dan jarak muka. ketinggian definitif.
 Menghitung total jarak (Σ (Σd)) jalur 1. Ketinggian sementara: Hitung beda tinggi
pengukuran dengan menjumlahkan tiap slag.
semua jarak slag. 2. Periksa hasil pengukuran waterpasing
 Menghitung bobot koreksi setiap slag denqan menselisihkan jumlah beda
dengan membagi jarak slag dengan total tinggihasil pengukuran pergi terhadap
jarak pengukuran. jumlah beda tinggi hasil pengukuran
 Sebagai bobot koreksi kita pulang.
menggunakan jarak setiap slag yang 3. Apabila jumlah beda tinggi hasil
merupakan penjumlahan jarak muka dan pengukuran pergi terhadap jumlah beda
belakang. Total bobot adalah jumlah tinggihasil pengukuran pulang tidak
jarak semua slag. Koreksi tinggi setiap memenuhi toleransi yang ditetapkan,
slag dengan demikian diperoleh melalui makaperiksa beda tinggi tiap slag dari hasil
negatif kesalahan acak beda tinggi pengukuran pergi dan beda tinggi tiap
dikalikan dengan jarak slag tersebut dan slaghasil pengukuran pulang.
dibagi dengan total jarak seluruh slag. 4. Apabila beda tinggi salah satu slag hasil
 Menghitung tinggi titik-titik pengukuran pengukuran pergi dan hasil
(Ti) dengan cara menjumlahkan tinggi pengukuranpulangnya janggal, maka beda
titik sebelumnya dengan tinggi titik tinggi pada slag tersebut diukur ulang.
koreksi yang hasilnya akan sama 5. Hitung kesalahan penutup tiap sirkuit.
dengan nol. 6. Berikan koreksi pada tiap slag.
7. Hitung ketinggian patok sementara, patok

LKP MANDALA JES INDO P a g e | 101


Modul Kursus dan Pelatihan Survei Pemetaan 2020

tetap bantu, dan patok tetap


utamaberdasarkan ketinggian titik ikat yang
digunakan.
8. Ketinggiandefinitif: Penghitungan ketinggian
definitive dilakukan dengan metode least
square (kwadrat terkecil).
 Hitungan detail situasi
1) Jarak tiap detail terhadap patok
Dimana:
merupakan jarak tidak langsung BTb = Benang Tengah
Belakang
(jarak optis) yangdihitung
BTm = Benang Tengah Muka
berdasarkan fungsi goneometri BTbk = Benang Tengah
Belakang
sudut vertikal dan hasil bacaan
BTmk = Benang Tengah Muka
rambu ukur, OH = Beda Tinggi
OHk= Beda tinggi koreksi
2) Beda tinggi tiap detail terhadap Σd = Total jarak per-slag
patok dihitung dengan rumus Σ (Σd) = Total Jarak dari
penjumlahan
tachymetri,
Σd dm = Jarak muka
3) Hitung ketinggian tiap detail db = Jarak belakang
Bobot = Koreksi slag dengan
berdasarkan ketinggian definitif. membagi jarak slag dengan total
 Hitungan detail penampang jarak pengukuran
Ti = Tinggi titik-titik pengukuran.
melintang :
1) Jarak tiap detail terhadap patok Contoh Hasil Pengolahan Data:
merupakan jarak tidak langsung Diketahui, sipat datar Kerangka Dasar Vertikal
(jarak optis) yangdihitung (KDV) tertutup dengan 8 slag, titik 1
berdasarkan fungsi goneometri merupakan titik awal dengan ketinggian +905
sudut vertikal dan hasil bacaan meter MSL.
rambu ukur,  Titik 1 : BTb = 0,891 ; BTm = 1,675 ;
db = 11 ; dm = 14
2) Beda tinggi tiap detail terhadap
 Titik 2 : BTb = 1,417 ; BTm = 1,385 ;
patok dihitung dengan rumus db = 13 ; dm = 13
tachymetri,  Titik 3 : BTb = 1,406 ; BTm = 1,438 ;
3) Hitung ketinggian tiap detail db = 12 ; dm = 12

berdasarkan ketinggian definitif.  Titik 4 : BTb = 1,491 ; BTm = 0,625 ;


db = 15 ; dm = 31
Rumus-rumus dalam pengukuran kerangka
 Titik 5 : BTb = 2,275 ; BTm = 1,387
dasar vertikal: ; db = 29 ; dm = 26
 Titik 6 : BTb = 1,795 ; BTm = 0,418
; db = 13 ; dm = 14

LKP MANDALA JES INDO P a g e | 102


Modul Kursus dan Pelatihan Survei Pemetaan 2020

 Titik 7 : BTb = 0,863 ; BTm = 1,801 ; jalan raya harus diketahui antara tempat
db = 8 ; dm = 7
mana, jumlah jalur dan lebar trase, kemiringan
 Titik 8 : BTb = 0,753 ; BTm = 2,155 ;
db = 8 ; dm = 12 maksimum, jari-jari lengkungan minimum,
jarak pandangan minimum, dan maksud jalan.
V.A.5. Stekingout Patok batas lahan dan
Cara Perhitungan dan Pemasangan
Geodetik Survey Patok
 Hitung koordinat titik V dari persamaan

a. Pematokan (Stake Out) tangent I dan tangent II, sehingga


Pematokan atau Stake Out adalah diperoleh nilai Xv dan Yv.
memindahkan atau mentransfer titik-titik dari  Hitung T1V = T2V = R. Tan (½. ϕ)
peta perencanaan (titik-titik rencana) ke  Hitung sudut Dϕ yang meliputi bagian
lapangan. Titik-titik yang direncanakan busur = 100 m (jarak antara dua patok)
tersebut di patok di lapangan dari titik-titik ikat dimana Δϕ = 100/R radial.
yang diketahui. Pengertian titik rencana disini  Koordinat tiap titik di tangent I dapat
adalah titik yang direncanakan di peta, tetapi dihitung dengan persamaan : Xv = XP +
di lapangan belum ada titiknya. Sedangkan dPV sin Ѱ1 dan Yv = YP + dPV sin Ѱ2 ,
titik ikat atau titik kerangka adalah titik yang dimana titik P(XP, YP) terletak pada
diketahui koordinatnya dan titik tersebut tangent I
terlihat di peta dan ada bentuk fisiknya di  Koordinat T1 dihitung dengan jarak T1V
lapangan. = R. tan(½. ϕ).
Pematokan ini merupakan bagian sangat  Titik-titik hektometer (setiap jarak 100m)
penting di dalam suatu proyek teknik sipil dihitung dengan menambah sudut Δϕ,
seperti pembangunan jalan raya, jalan kereta sehingga seluruhnya menjadi ϕ.
api, saluran untuk pengairan dan pelayaran,  Koordinat terakhir dari busur lingkaran
saluran pipa, saluran listrik dan telepon, setelah n x Δ ϕ = ϕ harus sama dengan
lintasan udara (airways), dsb. Pekerjaan yang koordinat di titik T2.
demikian sering juga disebut dengan istilah  T2 adalah titik pertama dari tangent II
survey rute atau Route Survey. Survey Rute dengan persamaan Y = m2.x + p2.
ini mencakup semua pekerjaan lapangan dan Untuk pemasangan, patok pertama-tama
perhitungan termasuk pembuatan peta-peta, dipasang pada titik-titik utama yang berjumlah
profil-profil yang berhubungan dengan 5 yaitu titik O, titik V, titik T1, titik T2 dan titik
perencanaan dan pembuatan suatu rute. M. Kemudian dipasang patok pada titik
Desain atau perencanaan suatu rute hektometer (setiap jarak 100m) dari hasil
tergantung pada survey rute terutama pada hitungan. Di bagian lingkaran dengan jarak
penentuan trase dan penempatan jalur ini di 100m dan dibagian tangent dengan jarak
lapangan. Misalnya pada perencanaan suatu 400m – 500m.

LKP MANDALA JES INDO P a g e | 103


Modul Kursus dan Pelatihan Survei Pemetaan 2020

 Pematokan atau Stake Out adalah jalur dan lebar trase, kemiringan
memindahkan atau mentransfer titik- maksimum, jari-jari lengkungan
titik dari peta perencanaan (titik-titik minimum, jarak pandangan minimum,
rencana) ke lapangan. Titik-titik yang maksud jalan.
direncanakan tersebut di patok di b. Penentuan dan Pemasangan Titik
lapangan dari titik-titik ikat yang Bench Mark (BM)
diketahui. Patok BM merupakan patok permanen yang
 Pengertian titik rencana disini adalah terbuat dari beton yang berada di suatu tempat
titik yang direncanakan di peta, tetapi dengan koordinat global dan elevasi yang
di lapangan belum ada titiknya. tetap atau sudah diketahui nilai XYZ.
 Sedangkan titik ikat atau titik kerangka Penentuan koordinat dan elevasi patok BM
adalah titik yang diketahui koordinatnya tersebut menggunakan alat GPS dengan
dan titik tersebut terlihat di peta dan akurasi yang tinggi.
ada bentuk fisiknya di lapangan. Fungsi patok MB ini sebagai referensi atau
 Pematokan ini merupakan bagian acuan dalam pengukuran disekitar titik BM.
sangat penting di dalam suatu proyek  Semua BM dan titik Triangulasi (titik
teknik sipil seperti pembangunan jalan pengikat) yang ada di lapangan harus
raya, jalan kereta api, saluran untuk digambar dengan legenda yang telah
pengairan dan pelayaran, saluran pipa, ditentukan dan dilengkapi dengan
saluran listrik dan telepon, lintasan elevasi dan koordinat.
udara (airways), dsb.  Pada tiap interval 5 (lima) garis kontur
 Pekerjaan yang demikian sering juga dibuat tebal dan ditulis angka
disebut dengan istilah survey rute atau elevasinya.
Route Survey. Survey Rute ini  Pencatuman legenda pada gambar
mencakup semua pekerjaan lapangan harus sesuai dengan apa yang ada di
dan perhitungan termasuk pembuatan lapangan.
peta-peta, profil-profil yang  Penarikan kontur lembah/alur atau
berhubungan dengan perencanaan sadel bukit harus ada data elevasinya.
dan pembuatan suatu rute.  Detail penggambaran sungai harus
 Desain atau perencanaan suatu rute genap terutama di sekitar lokasi
tergantung pada survey rute terutama rencana bendung.
pada penentuan trase dan penempatan  Titik pengikat/referensi peta harus
jalur ini di lapangan. Misalnya pada tercantum pada peta dan ditulis di
perencanaan suatu jalan raya harus bawah legenda.
diketahui antara tempat mana, jumlah

LKP MANDALA JES INDO P a g e | 104


Modul Kursus dan Pelatihan Survei Pemetaan 2020

 Gambar kampung ,sungai dan rawa BM dipasang ditempat yang aman dari
harus diberi nama & garis batas yang kegiatan penambangan, mudah untuk
jelas. dijangkau dan sudah mendapat persetujuan
 Pada peta ikhtisar harus tercantum dari pengawas lapangan. BM tersebut
nama kampung, nama sungai, BM, nantinya akan digunakan sebagai titik ikat
jalan, jembatan, rencana bendung dan dalam pengukuran & perhitungan poligon,
laing-lain tampakan yang ada di daerah detail situasi dan Stacking Out.
pengukuran. Adapun spesifikasi bahan BM tersebut
 Format gambar etiket peta harus adalah:
sesuai dengan ketentuan yang telah  Beton ukuran 20 x 20 x 100 cm
ditetapkan titik poligon utama, poligon dan bagian yang muncul
cabang dan poligon raai digambar dipermukaan 25 cm
dengan sistemkoordinat (tidak  Baut 22 mm yang sudah dibuat
diperkenankan digambar dengan cara tanda silang di atasnya
grafis)  Rangka Besi Beton Ǿ 8 mm
 Apabila ada 2 kantor atau lebih, yang  Campuran beton dengan
berdekatan dan hampir berimpit perbandingan semen, batu split,
(misalnya batas kampung, tanggul, pasir (Beton) 1:2:3
jalan, kelokan saluran) kontur  Tulisan warna Hitam dengan cat
digambarkan dengan garis-garis putus dasar warna oranye/biru
yang diperbesar.
PENGOLAHAN DATA GPS:
Tahap pengolahan data dilakukan setelah
tahap pengukuran atau pengambilan data
selesai dilaksanakan. Tujuan pengolahan data
adalah untuk mendapatkan koordinat titik-titik
GPS dalam jaringan. Secara garis besar
proses pengolahan data dapat dilihat pada
Gambar berikut:
Gambar Contoh Patok BM
c. Pemasangan dan Pengukuran Titik
Kontrol
Pemasangan Ttitik Kontrol Pemasangan
titik kontrol pengukuran sebanyak 2 pasang
Bench Mark (BM), masing – masing
dipasang saling kelihatan satu sama lain.

LKP MANDALA JES INDO P a g e | 105


Modul Kursus dan Pelatihan Survei Pemetaan 2020

pendekatan untuk tahap hitungan


selanjutnya.
2. Tahap float double-difference adalah
menghitung parameter posisi dan
semua integer-ambiguity berdasarkan
persamaan pengamatan double-
difference, yang pada dasarnya posisi
baseline dihitung dengan
menggunakan nilai integer-ambiguity
dalam bentuk bilangan real.
3. Tahap fixed double-difference,
besaran parameter yang dihitung
adalahparameter posisi saja, dengan
terlebih dahulu meng-integerkan nilai
integerambiguity yang diperoleh dari
tahap sebelumnya (float double-
difference).
Keluaran dari pemrosesan baseline adalah
Gambar: Proses Pengolahan Data GPS
parameter koordinat baik dalam sistem
Dari diagram di atas, proses penentuan posisi
kartesian maupun lintang bujur geodetik pada
absolute dengan menggunakan proses
datum WGS’84 dan komponen baseline.
pseudorange tidak dilakukan karena telah
Selain itu dihasilkan estimasi standard deviasi
terdapat titik kontrol yang telah diketahui
dan matriks korelasi parameter dan indikator
koordinatnya. Dalam proses perhitungan
dari kualitas hasil hitungan. Hal-hal yang
baseline di atas terdapat tiga tahap proses
penting untuk diperhatikan dalam proses
yaitu:
pengolahan data antara lain adalah:
1. Tahap triple-difference yaitu
membentuk persamaan pengamatan
A. Reduksi baseline:
tripledifference untuk mendeteksi,
a. Seluruh reduksi baseline dilakukan
melokalisir serta sekaligus
dengan menggunakan GPSurvey
mengeliminasi cycle slips sehingga
software, post processing software.
dapat ditentukan besar parameter
b. Koordinat pendekatan (approksimasi)
integer-ambiguity. Selain itu, solusi
dari titik referensi yang digunakan
hitungan parameter posisinya
dalam reduksi baseline tidak lebih
digunakan sebagai harga koordinat
dari 10 meter dari nilai sebenarnya.

LKP MANDALA JES INDO P a g e | 106


Modul Kursus dan Pelatihan Survei Pemetaan 2020

c. Dalam proses reduksi baseline untuk jika ditemukan koreksi yang besar
menghitung besarnya koreksi (outlier) pada confidence level yang
troposfer untuk data pengamatan digunakan.
digunakan model hopfield atau model  Elips kesalahan titik untuk setiap
saastamoinen. stasiun/titik.
d. Model klobuchar digunakan dalam  Elips kesalahan garis.
proses reduksi baseline untuk C. Transformasi koordinat:
menghitung besarnya koreksi Transformasi koordinat untuk setiap stasiun
ionosfer. dalam jaring dilakukan dengan hasil-hasil
e. Jika bias double-difference tidak sebagai berikut:
dapat dipecahkan, akan dilaporkan  Lintang, bujur dan tinggi terhadap
dengan menyebutkan situasi dimana spheroid pada datum WGS-84
resolusi dari bias tersebut tidak dapat  Koordinat dengan menggunakan
dipecahkan. proyeksi UTM pada datum WGS-84
B. Perataan jaring:  Koordinat dengan menggunakan
Sebagai pemrosesan akhir untuk proyeksi TM 30 pada datum WGS-84
mendapatkan hubungan antara satu titik D. Analisis pengukuran GPS
dengan titik lainnya dilakukan perataan jaring Kontrol kualitas dilaksanakan dalam tiga
(network adjustment). Perataan jaring bebas parameter, yaitu : berdasarkan standar deviasi
dan terikat dari seluruh jaring dilakukan dari setiap baseline, common baseline
dengan menggunakan GPSurvey software dan (baseline yang diukur dua kali) serta semi
GeoLAB. Informasi yang dihasilkan dari setiap major axis dari elips kesalahan hasil perataan
perataan adalah: dengan geolab.
 Hasil dari test chi-square atau variance 1. Analisis standar deviasi dari reduksi
ratio pada residual setelah perataan baseline: Berdasarkan hasil reduksi
(tes ini harus melalui confidence level baseline dan nilai toleransi yang
68 %, yang berarti bahwa data tersebut diberikan, standard deviasi untuk
konsisten terhadap model matematika masing-masing komponen lintang,
yang digunakan). bujur dan tinggi dapat dihitung.
 daftar koordinat hasil perataan 2. Analisis terhadap common baseline
 daftar baseline hasil perataan, dapat dianalisis dari beda jarak yang
termasuk koreksi dari komponen- dihasilkan oleh kedua baseline.
komponen 3. Analisis terhadap elips kesalahan dari
 Hasil pengamatan analisis statistik perataan jaring Kriteria yang ditetapkan
mengenai residual baseline termasuk untuk mengetahui akurasi dari hasil

LKP MANDALA JES INDO P a g e | 107


Modul Kursus dan Pelatihan Survei Pemetaan 2020

perataan jarring baik bebas maupun mencerminkan dan menyederhanakan suatu


jaring terikat adalah: realita (dunia sebenarnya) secara terukur.
 Elips kesalahan garis harus Jenis model terdiri dari:
dihasilkan untuk setiap baseline a. Model fisik; contoh: miniatur bangunan
yang diamati dan untuk setiap sipil, arsitek (maket).
pasang station. b. Model dalam bentuk peta/map dan
 Semi-major axis dari elips kesalahan diagram; contoh: peta topografi, peta
garis yang dihasilkan harus lebih jaringan jalan.
kecil dari harga parameter r yang
c. Model statistik/matematika (fisika,
dihitung sebagai berikut:
ekonomi, transport, dll)
r = 15 (d + 0.2)
Sifat Model:
Dengan:
 Mudah dicerna
r = panjang maksimum untuk semi-
 Informatif
major axis (mm)
 Sederhana; untuk itu dibuat asumsi-
d = jarak dalam km
asumsi, pendekatan,
Surfaces:
V.B. BASIS DATA  Surface menambahkan dimensi “z”
(tinggi/elevasi) pada koordinat x, y (bias
V.B.1. Konsep Pemodelan juga diterapkan pada latitude dan
Model adalah suatu representasi atau longitude).
formalisasi dalam bahasa tertentu (yang  Semua data yang bersifat kontinyu dapat
disepakati) dari suatu sistem nyata. Sistem direpresentasikan sebagai surface.
Nyata: sistem yang sedang berlangsung Seperti: Data ketinggian, Curah hujan,
dalam kehidupan, sistem yang dijadikan titik Data topografi, Data deomografi dan lain
perhatian dan dipermasalahkan. Pemodelan: sebagainya yang di presentasikan dalam
proses membangun atau membentuk sebuah bentuk model surface
model dari suatu sistem nyata dalam bahasa Metode Dasar untuk Menggambarkan
formal tertentu. Konsep model merupakan Surfaces
sebuah sistem Terdapat tujuan bersama,  DEM (Digital Elevation Model):
sebagai hasil akhir Berada dalam suatu merupakan himpunan titik-titik dengan
lingkungan yang komplek, Sistem dalam Ilmu lokasi beraturan yang berdimensi x-y,
Rekayasa: Proses masukan (input) yang dengan penambahan informasi pada
ditranformasikan menjadi keluaran (output) dimensi z. Dimensi zbiasanya
Pemodelan sistem: Model adalah alat bantu digunakan untuk menyimpan informasi
atau media yang dapat digunakan untuk ketinggian, tetapi tidak menutup

LKP MANDALA JES INDO P a g e | 108


Modul Kursus dan Pelatihan Survei Pemetaan 2020

kemungkinan digunakan untuk drainase, studi penggunaan lahan, aplikasi


menyimpan informasi lainnya. geologi, dan aplikasi lainnya.
 TIN (Triangulated Irregular Network):
Model elevasi digital itu sendiri terdiri dari
merupakan himpunan segitiga-segitiga
matriks angka, tetapi data dari DEM sering
yang saling berdempet dan tidak
ditampilkan dalam bentuk visual agar dapat
bertumpuk (overlap) dengan koordinat
dipahami oleh manusia. Visualisasi ini
x-ydan ketinggian zuntuk setiap vertex-
mungkin dalam bentuk peta topografi
nya. Hubungan topologi antar segitiga-
berkontur, atau dapat menggunakan
segitiga dengan tetangganya juga turut
penetapan bayangan dan warna palsu (atau
disimpan dalam TIN.
"pseudo-color") untuk membuat ketinggian
 Garis Kontur (Contour Line):
sebagai warna (misalnya, menggunakan hijau
merupakan himpunan garis-garis
untuk ketinggian terendah, bayangan menjadi
dimana setiap garis mempunyai
merah, dengan putih untuk ketinggian
ketinggian zyang sama. Garis-garis
tertinggi).
tersebut ditampilkan pada interval yang
Metode untuk mendapatkan data elevasi yang
ditentukan.
digunakan untuk membuat DEM
 Di dalam bentuk digital, terminologi
 Lidar
Digital Terrain Model (DTM) dapat
 Radar
digunakan untuk menyebut tiga macam
 Fotogrametri stereo dari survei udara
metode representasi diatas.
 Struktur dari motion / Multi-view stereo
V.B.2. Model ketinggian digital
diterapkan pada foto udara [23]
Model elevasi digital (DEM) adalah
 Penyesuaian blok dari citra satelit optik
representasi grafik komputer 3D dari data
 Interferometri dari data radar
ketinggian untuk merepresentasikan medan,
 GPS Kinematik Waktu Nyata
biasanya dari sebuah planet (misalnya Bumi),
 Peta topografi
bulan , atau asteroid. "DEM global" mengacu
 Theodolite atau stasiun total
pada jaringan global yang terpisah. DEM
 Radar Doppler
sering digunakan dalam sistem informasi
 Variasi fokus
geografis, dan merupakan basis paling umum
 Survei inersia
untuk peta bantuan yang diproduksi secara
 Survei dan pemetaan drone
digital. Sementara model permukaan digital
 Pencitraan rentang
(DSM) mungkin berguna untuk pemodelan
Akurasi
lanskap, pemodelan kota dan aplikasi
Kualitas DEM adalah ukuran seberapa akurat
visualisasi, model medan digital (DTM) sering
elevasi pada setiap piksel (akurasi absolut)
diperlukan untuk pemodelan banjir atau
dan seberapa akurat morfologi yang disajikan

LKP MANDALA JES INDO P a g e | 109


Modul Kursus dan Pelatihan Survei Pemetaan 2020

(akurasi relatif). Beberapa faktor memainkan  Sistem informasi geografis (GIS)


peran penting untuk kualitas produk turunan  Desain teknik dan infrastruktur
DEM:  Navigasi satelit (misalnya GPS dan
 Kekasaran medan; GLONASS)
 Kepadatan sampling (metode  Analisis garis pandang
pengumpulan data elevasi);  Pemetaan dasar
 Resolusi kisi atau ukuran piksel;  Simulasi penerbangan
 Algoritma interpolasi;  Simulasi kereta
 Resolusi vertikal;  Pertanian presisi dan kehutanan
 Algoritma analisis medan;  Analisis permukaan
 Produk referensi 3D mencakup topeng  Sistem transportasi cerdas (ITS)
berkualitas yang memberikan informasi  Keamanan otomatis / sistem bantuan
tentang garis pantai, danau, salju, pengemudi tingkat lanjut (ADAS)
awan, korelasi, dll.  Arkeologi
Penggunaan umum DEM meliputi: USGS DEM
 Mengekstraksi parameter medan untuk Standar USGS DEM adalah format file
geomorfologi geospasial yang dikembangkan oleh United
 Pemodelan aliran air untuk hidrologi States Geological Survey untuk menyimpan
atau pergerakan massa (misalnya model elevasi digital berbasis raster . Ini
longsoran dan longsor) adalah standar terbuka , dan digunakan di
 Pemodelan kebasahan tanah dengan seluruh dunia. Ini telah digantikan oleh format
Cartographic Depth to Water Indexes SDTS USGS sendiri tetapi formatnya tetap
(DTW-index) populer karena sejumlah besar file lama,
 Pembuatan peta relief penahanan diri, struktur bidang yang relatif
 Menampilkan visualisasi 3D . sederhana dan dukungan perangkat lunak
 Perencanaan penerbangan 3D dan yang luas dan matang.
TERCOM a) DSM (Digital Surface Model)
 Pembuatan model fisik (termasuk peta DSM atau dapat diartikan sebagai
relief timbul) model permukaan digital. DSM juga
 Rektifikasi foto udara atau citra satelit merupakan model elevasi yang
 Pengurangan (koreksi medan) menampilkan ketinggian permukaan,
pengukuran gravitasi (gravimetri, jika DTM hanya menampilkan ground
geodesi fisik) (permukaan tanah tanpa apapun yang
 Analisis medan dalam geomorfologi diatasnya) maka DSM menampilkan
dan geografi fisik bentuk permukaan apapun yang ada

LKP MANDALA JES INDO P a g e | 110


Modul Kursus dan Pelatihan Survei Pemetaan 2020

seperti ketinggian pohon, bangunan


dan objek apapun yang ada diatas
tanah.
b) DTM (Digital Terrain Model)
Bentuk digital dari terrain
(permukaan tanah, tidak termasuk
Gambar DSM dan DTM Model
objek diatasnya) DTM menampilkan
V.B.3. Digital Elevation Model, Digital Terrain
data yang lebih lengkap dari DEM.
Model, dan Digital Surface Model
DTM digambarkan sebagai tiga
Dalam kebutuhan perencanaan seringkali
representasi dimensi permukaan dibutuhkan model permukaan bumi yang
medan yang terdiri dari X,Y, Z merepresentasikan kondisi topografi yang
koordinat disimpan dalam bentuk sebenarnya. Model permukaan bumi ini
digital yang tidak hanya mencakup banyak digunakan dalam berbagai bidang
ketinggian dan elevasi unsur – pada tahap perencanaan sampai tahap

unsur geografis lainnya dan fitur pemeliharaan. Dalam bidang konstruksi,


model permukaan bumi ini digunakan untuk
alami seperti sungai, jalur
melakukan perencanaan bagaimana struktur
punggungan, dll DTM secara efektif
bangunan akan dibangun berdasarkan
DEM yang telah ditambah dengan
topografi di lapangan. Seringkali kondisi
unsur-unsur seperti breaklines dan
topografi harus mengikuti desain dari
pengamatan selain data asli untuk
perencanaan yang telah dibuat, sehingga
mengoreksi artefak yang dihasilkan perlu dilakukan rekayasa untuk mendapatkan
dengan hanya menggunakan data hasil yang diinginkan, seperti melakukan cut
asli. Dengan meningkatnya and fill. Dimana cut and fill dilakukan untuk
penggunaan komputer dalam membuang atau menambahkan permukaan
rekayasa dan pengembangan cepat tanah agar sesuai dengan desain

tiga dimensi grafis komputer DTM perencanaan yang diinginkan. Maka


mengetahui model permukaan bumi pada
menjadi alat yang ampuh untuk
kawasan yang akan dibangun menjadi sangat
sejumlah besar aplikasi di bumi dan
penting.
ilmu teknik.
Dari penjelasan diatas kemudian muncul
beberapa pertanyaan, apakah model
permukaan bumi itu? Ada berapa macam
model permukaan bumi yang dapat

LKP MANDALA JES INDO P a g e | 111


Modul Kursus dan Pelatihan Survei Pemetaan 2020

digunakan? Bagaimana perbedaan antar ketinggian yang beragam tergantung dari


masing-masing model permukaan bumi? pantulan objek yang diterima oleh sensor.
Bagaimana kualitas dari model permukaan
bumi yang terbentuk? Dan apa saja kegunaan DIGITAL ELEVATION MODEL (DEM)

dari setiap model permukaan bumi dalam Digital Elevation Model (DEM) meupakan
berbagai bidang? bentuk penyajian ketinggian bumi secara
Model Permukaan Bumi digital. DEM terbentuk dari titik-titik sample
Model permukaan bumi terbentuk dari data yang memiliki nilai koordinat 3D (X, Y, Z). Titik
elevasi digital dalam tiga dimensi (X, Y, Z). sample merupakan titik-titik yang didapat dari
Data elevasi digital ini disimpan dalam format hasil sampling permukaan bumi. Hasil
piksel grid (raster). Setiap piksel mempunyai sampling permukaan bumi didapatkan dari
nilai elevasi yang mewakili ketinggian titik di pengukuran atau pengambilan data ketinggian
permukaan bumi. titik-titik yang dianggap dapat mewakili relief
permukaan bumi. Data sampling titik-titik
tersebut kemudian diolah hingga didapat
koordinat titik-titik sample.
Jika titik-titik sample sangat padat, maka
permukaan topografi akan didefinisikan secara
Gambar Nilai Elevasi Digital Dalam Format
mendalam. Jika titik-titik sample kurang padat,
Piksel Grid
maka karakter-karakter medan yang penting
Model permukaan bumi terdiri dari Digital
dapat hilang. Contohnya, di area pengukuran
Elevation Model (DEM), Digital Terrain Model
terdapat bukit yang memiliki perbedaan tinggi
(DTM), dan Digital Surface Model (DSM).
dengan permukaan tanah disekitarnya, namun
Model permukaan bumi ini dapat diperoleh
karena titik sample tidak diambil di bukit
dengan pengukuran secara tidak langsung,
tersebut maka DEM yang dihasilkan menjadi
seperti fotogrametri, penginderaan jauh
rata dan bentuk bukit tidak tersaji dalam DEM
(remote sensing), dan Light Detection and
tersebut.
Ranging (LiDAR). Gelombang dari sensor
dipancarkan kepada objek di permukaan bumi, DIGITAL TERRAIN MODEL (DTM)
sehingga ada yang mengenai pohon, rumah,
Digital Terrain Model (DTM) identik dengan
permukaan tanah, atau objek yang lainnya,
DEM. DTM tidak hanya mencakup DEM, tetapi
kemudian dipantulkan kembali dan ditangkap
mencakup medan yang dapat memberikan
oleh sensor. Hasil dari pantulan objek-objek ini
definisi yang lebih baik tentang karakteristik
kemudian akan menjadi representasi
permukaan topografi. Dalam DTM fitur alami
seperti sungai, jalan, garis punggungan, dan

LKP MANDALA JES INDO P a g e | 112


Modul Kursus dan Pelatihan Survei Pemetaan 2020

lain-lain telah didefinisikan. Pada DTM telah ketinggian permukaan tanah saja, sedangkan
ditambahkan fitur breaklines dan pengamatan DSM menyajikan ketinggian permukaan tanah
selain data asli untuk mengoreksi kondisi dan objek-objek yang terlihat dari atas tanah
topografi yang terbentuk. Breaklines seperti, vegetasi, bangunan, dan lain-lain.
digunakan untuk menentukan perubahan DTM merupakan DEM yang telah
ketinggian yang mendadak pada permukaan ditambahkan fitur breaklines sehingga dapat
tanah. memberikan definisi yang lebih baik tentang
Breaklines mendefinisikan dan mengontrol karakteristik permukaan topografi, seperti
perilaku permukaan pada saat proses sungai, garis punggungan, dan lain-lain.
interpolasi. Seperti namanya, breaklines Namun untuk kepentingan praktis, DEM
adalah fitur linier. Breaklines memiliki efek umumnya identik dengan Digital Terrain Model
signifikan dalam hal menggambarkan perilaku (DTM)
permukaan ketika dimasukkan dalam model
permukaan. Breaklines dapat menggambarkan KUALITAS DEM, DSM, DAN DTM

dan menegakkan perubahan perilaku Kualitas data dari DEM, DTM, dan DSM dapat
permukaan. Nilai-Z sepanjang breakline bisa dilihat dari akurasi dan presisi data yang
konstan atau dapat bervariasi sepanjang dihasilkan. Dilihat dari akurasinya, nilai
breakline. ketinggian titik (Z) pada DEM, DTM, dan DSM
dibandingkan dengan nilai sebenarnya yang
DIGITAL SURFACE MODEL (DSM)
dianggap benar. Nilai Z yang dianggap benar
Digital Surface Model (DSM) adalah model ini ditentukan dengan melakukan pengukuran
permukaan bumi dengan menggambarkan titik sample secara langsung pada area
seluruh objek permukaan bumi yang terlihat. pengukuran. Dilihat dari kepresisiannya,
Objek bangunan dan vegetasi yang menutupi kualitas DEM, DTM, dan DSM ditentukan oleh
tanah, serta objek tanah yang terbuka banyaknya informasi yang dapat diberikan.
termasuk dalam data DSM. Kenampakan DSM Presisi bergantung pada jumlah dan sebaran
akan menggambarkan bentuk permukaan titik-titik sample dan ketelitian titik sample
bumi seperti keadaan nyata yang terlihat dari sebagai masukan/input bagi pembentukan
foto atau citra satelit DEM, DTM, dan DSM serta metode interpolasi
untuk mendapatkan ketinggian titik-titik
PERBEDAAN DEM, DTM, DAN DSM pembentuk DEM, DTM, dan DSM. Titik-titik
Perbedaan dari ketiga model permukaan bumi sample yang dipilih untuk digunakan harus
yang telah dijelaskan terdapat pada informasi dapat mewakili bentuk terrain secara
ketinggian yang disajikan dalam setiap model keseluruhan sesuai dengan kebutuhan aplikasi
permukaa bumi. DEM/DTM hanya menyajikan penggunaannya.

LKP MANDALA JES INDO P a g e | 113


Modul Kursus dan Pelatihan Survei Pemetaan 2020

APLIKASI DEM/DTM DAN DSM V.C. CUTT AND FILL


V.C.1. Analisis cut and fill
Aplikasi DEM/DTM dan DSM telah banyak
Cut and fill adalah suatu proses pengerjaan
digunakan dalam berbagai bidang, pada tahap
tanah dimana sejumlah material tanah diambil
perencanaan sampai pemeliharaan, berikut
dari suatu tempat kemudian diurug atau
beberapa aplikasi DEM/DTM, antara lain:
ditimbun di tempat lain. Tujuan proses cut and
 Visualisasi 3D suatu liputan permukaan
fill adalah menjadikan permukaan tanah
(landscape architecture),
menjadi lebih rata sehingga memudahkan
 Analisis statistik dan perbandingan
pekerjaan pembangunan yang akan dilakukan
jenis terrain / permukaan tanah,
di tanah tersebut.
 Menghitung kemiringan, arah
kemiringan, jarak miring (kalkulasi air
limpasan dan erosi),
 Simulasi genangan banjir, simulasi
jangkauan tsunami,
 Nilai Z dapat disubstitusi dengan
berbagai variabel seperti iklim, curah
hujan, kebisingan, polusi atau variabel Gambar Visualisasi Cut and Fill
air tanah, Banyak cara dalam Kalkukasi cut fill atau
 Penentuan lokasi RBS, telepon selular, galian timbunan, bisa dikerjakan secara
dan stasiun/menara relay TV, pengukuran manual, pemetaan topografi,
 Perencanaan jalan raya, jalan kereta dengan menggunakan ukuran Kubikasi
api dan kalkulasi timbunan serta galian, kendaraan/Standar ukuran Bak dump-truck
dan atau mobilitas. menggunakan data hasil
 Penentuan rencana jalur listrik pengukuran langsung yaitu bisa dikerjakan
tegangan tinggi dengan menggunakan Alat seperti Total
 Aplikasi DSM dalam pemodelan 3D Station, Real time kinematika (RTK) dan
dapat digunakan untuk perencanaan Pemetaan drone di udara, cara inilah pada
kota, penerbangan, dan lain-lain. saat ini banyak di gunakan, mengingat ini
Dalam perencanaan kota DSM dapat menghasilkan Gambar secara Mendetail dan
memberikan gambaran yang jelas terperinci.”
mengenai perbedaan tutupan lahan
dan kondisinya. Dalam penerbangan, Dalam Segi kalkulasi cut fill atau galian dan

DSM dapat digunakan untuk timbunan, pemilik proyek mempriotaskan

menentukan penghalang landasan di gambar hasil pengukuran bersama / Joint

zona pendaratan pesawat terbang. Survey, gambar tersebut adalah mewakili dari

LKP MANDALA JES INDO P a g e | 114


Modul Kursus dan Pelatihan Survei Pemetaan 2020

bahasa teknik di lapangan. Baik owner atau o Batu Galian: Batu galian – bongkahan
kontraktor dapat di bantu oleh seorang batu, dengan volume 1 m3 atau lebih
Quantity surveyor atau survey kuantitas dan seluruh batu atau bahan lainnya
masing – masing sebagai Engineer yang yang penggaliannya memerlukan alat
bertanggung jawab atas kalkulasi cut fill yang bertekanan udara atau pemboran, dan
absah, dengan menyetarakan metode dan peledakan sesuai petunjuk Direksi
stigma bersama. Engineer Quantity Survey di Pekerjaan.
bantu oleh tim Survey dalam menyediakan o Galian Struktur: Mencakup galian pada
Raw Data, kemudian diolah dan di konversi ke segala jenis tanah dalam batas
gambar Cad 2D atau 3Dimensi. Kemudian di pekerjaan yang disebut atau
tabulasikan tiap-tiap hasil, sehingga ditunjukkan dalam Gambar untuk
mendapatkan kubikasi Rata-rata, hasil Struktur.
kesepakatan. TOLERANSI DIMENSI:
Galian:  Elevasi dan kelandaian akhir setelah
 Pembuatan saluran air dan selokan. pemadatan harus tidak lebih tinggi atau
 Formasi galian atau pondasi pipa, lebih rendah 2 cm dari yang ditentukan
gorong-gorong, pembuangan atau atau disetujui.
struktur lainnya.  Seluruh permukaan akhir timbunan
 Pembuangan bahan yang tak terpakai yang terekspos harus cukup rata dan
dan tanah humus. harus cukup kelandaiannya, untuk
 Pekerjaan stabilisasi lereng. menjamin aliran air permukaan yang
 Pembuangan bahan longsoran. bebas.
 Galian bahan konstruksi.  Permukaan akhir lereng timbunan tidak
 Pembuangan sisa bahan galian. boleh bervariasi lebih dari 10 cm dari
 Pengupasan dan pembuangan bahan garis profil yang ditentukan.
 perkerasan beraspal pada perkerasan  Timbunan tidak boleh dihampar dalam
lama. lapisan dengan tebal padat lebih dari
 Pembentukan profil dan penampang 20 cm atau dalam lapisan dengan tebal
sesuai dengan Spesifikasi. padat kurang dari 10 cm.
o Galian Biasa: Mencakup seluruh galian Timbunan:
yang tidak diklasifikasi sebagai galian  Pembuatan timbunan.
batu, galian struktur, galian sumber  Penimbunan kembali galian pipa atau
bahan (borrow excavation) dan galian struktur, dan timbunan umum / Back-
perkerasan beraspal. fill.

LKP MANDALA JES INDO P a g e | 115


Modul Kursus dan Pelatihan Survei Pemetaan 2020

 membentuk dimensi timbunan sesuai dan teknik lainnya yang membutuhkan gambar
dengan garis, kelandaian, dan elevasi detil dan ukuran presisi, sebenarnya apa
penampang melintang yang definisi dari gambar teknik, terutama gambar
disyaratkan teknik di bidang Arsitektur dan Teknik Sipil.
 Timbunan yang di cakup oleh Sifat Gambar Teknik
ketentuan ini harus dibagi menjadi tiga Ada beberapa sifat yang harus melekat pada
jenis, yaitu; timbunan biasa, timbunan gambar teknik antara lain:
pilihan dan timbunan pilihan di atas  KOMUNIKATIF (mudah dimengerti),
tanah rawa.  NORMATIF (sesuai aturan)
Pilihan Timbunan akan digunakan untuk:  AKURAT (presisi-tepat teknisnya)
 Lapis penopang (capping layer) guna  TERUKUR (memiliki skala)
meningkatkan daya dukung tanah  EFEKTIF (tepat guna)
dasar.
 Material timbunan di daerah saluran air Ukuran Standart Kertas Gambar
dan lokasi serupa dimana bahan yang Kertas sebagai media cetak yang digunakan
plastis sulit dipadatkan dengan baik. untuk penyajian gambar teknik telah
 Stabilisasi lereng atau Pekerjaan mempunyai ukuran yang sudah distandartkan,
pelebaran timbunan jika diperlukan ukuran yang banyak digunakan adalah seri A.
lereng yang lebih curam karena Ukuran ini mempunyai mempunyai ukuran
keterbatasan ruangan, dan Pekerjaan standart yang dinyatakan dengan angka nol di
timbunan lainnya dimana kekuatan belakang huruf A (A0).
timbunan adalah faktor yang kritis.
Pekerjaan Yang Tidak Termasuk Timbunan
Bahan yang dipasang sebagai landasan untuk
pipa atau saluran beton,
Bahan drainase porous yang dipakai untuk
drainase bawah permukaan atau untuk Gambar Kerja
mencegah hanyut-nya partikel halus tanah Adalah acuan untuk pelaksanaan pekerjaan di
akibat proses penyaringan. lapangan, sehingga pekerjaan lapangan
V.D. Gambar Kerja menjadi mudah dilaksanakan dan terkendali
V.D.1. Gambar Teknik secara teknis, baik dari segi waktu maupun
Di dunia teknik terdapat istilah gambar mutu kerja.
teknik/gambar kerja, bukan hanya di jurusan Penyiapan Dokumen Teknis dan Gambar
arsitektur dan sipil gambar teknik juga bisa di Kerja
temui di jurusan teknik mesin, industri, elektro  Gambar roman muka bumi (surface)

LKP MANDALA JES INDO P a g e | 116


Modul Kursus dan Pelatihan Survei Pemetaan 2020

 Gambar kerja (shop drawing): Untuk komponen gambar yang terurai diberi
memperhatikan secara umum suatu nomor komponen
rancangan bangunan pengolah limbah,
di buat gambar peta situasi atau lokasi
bangunan pengolah limbah dengan
petunjuk arah (utara).
 Gambar penampang: Gambar
penampang memperlihatkan bagian
yang perlu ditonjolkan yang umumnya
tidak terlihat dalam penggambaran
biasa atau penggambaran suatu
Gambar Contoh gambar teknik
bagian dari suatu benda dengan cara
V.D.2. Peta (Gambar Surface)
memotong benda tersebut pada bagian
Peta adalah gambaran permukaan bumi pada
yang perlu diperlihatkan.
bidang datar dengan skala tertentu melalui
 Gambar potongan bangunan baik
suatu sistem proyeksi. Kalau Anda bertanya
potongan melintang maupun
kapan peta mulai ada dan digunakan
memanjang: Gambar potongan untuk
manusia? Jawabannya adalah peta mulai ada
memperlihatkan posisi horisontal
dan digunakan manusia, sejak manusia
maupun vertikal, kedalaman, titik
melakukan penjelajahan dan penelitian.
puncak dan terendah, serta kemiringan
Walaupun masih dalam bentuk yang sangat
suatu bagian. Sehingga mempermudah
sederhana yaitu dalam bentuk sketsa
pada saat pelaksanaan pekerjaan.
mengenai lokasi suatu tempat.
 Gambar detail: Untuk memperlihatkan
Peta Topografi:
secara mendetil suatu bagian secara
Peta topografi yaitu peta yang
jelas dibuat gambar detil.
menggambarkan bentuk relief (tinggi
 Gambar terurai:
rendahnya) permukaan bumi. Dalam peta
Gambar terurai umumnya digunakan
topografi digunakan garis kontur (countur line)
untuk instalasi suatu bagian yang
yaitu garis yang menghubungkan tempat-
memerlukan pemasangan yang teliti.
tempat yang mempunyai ketinggian sama.
Untuk menghindari kesalahan pada
Kelebihan peta topografi:
saat pemasangan, gambar ini juga
 Untuk mengetahui ketinggian suatu
dapat menjelaskan bagaimana dan
tempat.
urutan pemasangan suatu instalasi
 Untuk memperkirakan tingkat kecuraman
yang dianggap sukar. Setiap
atau kemiringan lereng.

LKP MANDALA JES INDO P a g e | 117


Modul Kursus dan Pelatihan Survei Pemetaan 2020

Ciri utama peta topografi adalah


menggunakan garis kontur. Untuk lebih jelas
mengenai peta topografi dan garis kontur
dapat Anda lihat pada gambar 5.1 dan 5.2,
Beberapa ketentuan pada peta topografi:
 Makin rapat jarak kontur yang satu
dengan yang lainnya menunjukkan
daerah tersebut semakin curam.
Sebaliknya semakin jarang jarak antara
kontur menunjukkan daerah tersebut
semakin landai. Gambar Interpretasi bentuk lahan pada Peta
 Garis kontur yang diberi tanda Topografi
bergerigi menunjukkan depresi Fungsi Peta
(lubang/cekungan) di puncak, misalnya Peta sangat diperlukan oleh manusia. Dengan
puncak gunung yang berkawah. peta Anda dapat mengetahui atau
menentukan lokasi yang Anda cari, walaupun
Anda belum pernah mengunjungi tempat
tersebut. Secara umum fungsi peta dapat
disimpulkan sebagai berikut:
 Menunjukkan posisi atau lokasi suatu
tempat di permukaan bumi.
 Memperlihatkan ukuran (luas, jarak)
dan arah suatu tempat di permukaan
bumi.
 Menggambarkan bentuk-bentuk di
permukaan bumi, seperti benua,
negara, gunung, sungai dan bentuk-
Peta topografi menggunakan skala besar,
bentuk lainnya.
antara 1: 50.000 sampai 1: 100.000.
 Membantu peneliti sebelum melakukan
Gambar Garis kontur dan penampangnya
survei untuk mengetahui kondisi
daerah yang akan diteliti.
 Menyajikan data tentang potensi suatu
wilayah.
 Alat analisis untuk mendapatkan suatu
kesimpulan.

LKP MANDALA JES INDO P a g e | 118


Modul Kursus dan Pelatihan Survei Pemetaan 2020

 Alat untuk menjelaskan rencana-  Legenda/Keterangan Peta; Legenda


rencana yang diajukan. menerangkan arti dari simbol-simbol
 Alat untuk mempelajari hubungan yang terdapat dalam peta. Legenda
timbal-balik antara fenomena- biasanya diletakkan di pojok kiri bawah
fenomena (gejala-gejala) geografi di peta. Selain itu legenda peta dapat
permukaan bumi. juga diletakkan pada bagian lain peta,
Komponen-komponen/Kelengkapan Peta sepanjang tidak mengganggu
 Judul Peta; Judul peta memuat isi kenampakan peta secara keseluruhan.
peta. Dari judul peta Anda dapat  Petunjuk Arah/Tanda Orientasi;
segera mengetahui data dan daerah
Petunjuk arah juga penting artinya
mana yang tergambar dalam peta
pada peta. Gunanya untuk
tersebut,
menunjukkan arah Utara, Selatan,
 Skala Peta; Selain judul Anda juga
Timur dan Barat. Tanda orientasi perlu
akan menemukan skala pada peta.
dicantumkan pada peta untuk
Skala merupakan ciri yang
menghindari kekeliruan. Petunjuk arah
membedakan peta dengan gambar
pada peta biasanya berbentuk tanda
lain. Skala peta sangat erat kaitannya
panah yang menunjuk ke arah Utara.
dengan data yang disajikan, Skala
Petunjuk ini diletakkan di bagian mana
pada peta adalah perbandingan jarak
saja dari peta, asalkan tidak
antara dua titik di peta dengan jarak
menggnaggu kenampakan peta.
sebenarnya di permukaan bumi.
Simbol dan Warna;
Contoh: skala 1: 500.000 artinya 1 cm
o Simbol Peta; Simbol-simbol dalam peta
jarak di peta Sama dengan 500.000 cm
harus memenuhi syarat, sehingga dapat
(5Km) jarak sebenarnya di permukaan
menginformasikan hal-hal yang
bumi.
digambarkan dengan tepat. Syarat-
 Proyeksi Peta: Untuk menghindari
syarat tersebut adalah: sederhana,
terjadinya kesalahan yang lebih besar,
mudah dimengerti dan bersifat umum
dalam ukuran (luas, jarak) bentuk
(seperti disepakati oleh para
permukaan bumi pada peta, maka
kartografer). Contoh: Gunung berapi di
dalam pembuatan peta digunakan
simbolkan dengan segitiga warna merah
proyeksi peta. Proyeksi peta adalah
teknik pemindahan bentuk permukaan
bumi yang lengkung (bulat) ke bidang
datar.

LKP MANDALA JES INDO P a g e | 119


Modul Kursus dan Pelatihan Survei Pemetaan 2020

o Simbol warna; Penggunaan warna pada titik di permukaan bumi dapat


peta harus sesuai maksud/tujuan si diperkirakan dengan jalan mengukur
pembuat peta dan kebiasaan umum. panjang jarak dua titik yang dicari
Contoh: jaraknya dengan menggunakan
 Laut, danau digunakan warna biru. penggaris, kemudian hasilnya dikalikan
 Temperatur (suhu) digunakan warna dengan skala.
merah atau coklat.
 Curah hujan digunakan warna biru
atau hijau.

Gambar Penghitungan jarak pada peta kontur


Misalnya jarak A B adalah 5 cm, maka
jarak datar di lapangannya adalah: 5
cm X 50.000 = 250.000 cm = 2,5 km
b) Arah; Dengan menggunakan satu titik
 Sumber dan Tahun Pembuatan Peta; tertentu (yang sudah kita ketahui
Sumber memberi kepastian kepada letaknya) kita dapat menentukan arah
pembaca peta, bahwa peta tersebut titik lain.
bukan hasil rekaan dan dapat c) Letak; Penentuan suatu titik, letak atau
dipercaya. Selain sumber, perhatikan posisi suatu objek di peta dapat
juga tahun pembuatannya. Pembaca didasarkan atas beberapa cara, yaitu:
peta dapat mengetahui bahwa peta itu 1) Berdasarkan koordinat geografis
masih cocok atau tidak untuk (lintang dan bujur), 2) Berdasarkan
digunakan pada masa sekarang atau jarak dan arah
sudah kadaluarsa karena sudah terlalu d) Luas; Suatu kawasan dalam peta
lama. digambarkan dalam bentuk polygon.
Pada umumnya kawasan-kawasan
Penggunaan Informasi Peta tersebut berbentuk tidak teratur,
Dengan memahami simbol-simbol dalam peta sehingga untuk menentukan luasan
dan ditambah informasi dari tepi peta, maka kawasan tersebut diperlukan
beberapa informasi yang dapat dikemukakan pendekatan- pendekatan tertentu. Cara
diantaranya adalah: yang paling umum dan mudah
a) Jarak; Dengan bantuan peta yang dilakukan adalah dengan grid, yaitu
diketahui skalanya, jarak antara dua dengan bantuan kotak-kotak bujur

LKP MANDALA JES INDO P a g e | 120


Modul Kursus dan Pelatihan Survei Pemetaan 2020

sangkar. Untuk melaksanakan SISTEM INFORMASI


pengukuran ini bisa dilakukan dengan GEOGRAFIS (SIG)
MODUL DAN PENGOLAHAN
cara membuat kotak- kotak bujur
6 DATA SIG
sangkar pada lembaran peta atau
dengan bantuan kertas milimeter blok
transfaran yang dioverlay di atas peta Desekripsi: SIG atau yang dalam bahasa
tersebut. inggrisnya geographic information system
e) Ketinggian dan Kemiringan Lereng; (GIS) merupakan sekumpulan software dan
Ketinggian pada peta pada umumnya data terintegrasi - yang digunakan untuk
direpresentasikan oleh titik tinggi dan memvisualkan dan mengorganisasi data
kontur, sedangkan kemiringan lereng geografis, melakukan analisis spasial serta
merupakan representasi dari menciptakan peta dan informasi geospasial
perbedaan tinggi dan jarak antara dua lainnya. definisi SIG secara khusus lebih
titik. merujuk pada software dan data, sedangkan
definisi yang lebih umum, SIG akan mencakup
juga hardware (dimana data dan software
tersebut tersimpan. Contoh: komputer, laptop,
notebook, dll), metadata dan manusia sebagai
bagian dari sistem dan interaksinya baik
sebagai kreator, pengumpul maupun
pengguna.
Dalam Pelatihan ini akan menggunakan
perangkatlunak (software) SAGA GIS untuk
melakukan analisis lanskap sederhana
menggunakan data elevasi digital (digital
elevation model/DEM). Program SAGA GIS
merupakan program SIG khusus untuk data
raster dan dengan demikian dapat
menggunakan data citra satelit.
Kemampuan mengolah data dan membuat
basis data pemodelan ini sangat penting
karena merupakan tahapan inti dari suatu
pekerjaan survey pemetaan, yang mana
survey yang di lakukan dengan menggunakan
--------------- oooooooooooooooooo --------------- INDRAJA tahapan ini lah yang akan di

LKP MANDALA JES INDO P a g e | 121


Modul Kursus dan Pelatihan Survei Pemetaan 2020

gunakan untuk menghasilkan produk – produk Metode; Metode kursus dan pelatihan Modul 6
peta dengan berbagai model sesuai dengan Sistem Informasi Geografis (SIG) adalah
keperluan atau tujuan survey pemetaan sebagai berikut: Lecture, Presentation,
INDRAJA atau bergantung pada project apa Discuss, Duty, Case Study
yang di kerjakan, sehingga sebelum
menguasai keterampilan kerja dalam bidang
survey dan pemetaan sebaiknya kemampuan A. SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS
mengolah data dan basis data perlu di DAN PENGINDERAAN JAUH
utamakan. Pengolahan data dan Basis data
pemodelan bersisikan meteri: teknik
Pada awalnya data geografis hanya disajikan
pengolahan data, manajemen data, koreksi
di atas peta dengan menggunakan simbol,
data, data prosesing dan gambar kerja, dari
garis dan warna. Elemen-elemen geometris ini
setiap metode survey pemetaan INDRAJA
dideskripsikan di dalam legendanya misalnya,
yang digunakan serta setiap tools yang
garis hitam tebal untuk jalan utama, garis
digunakan berdasarkan project yang ada.
hitam tipis untuk jalan sekunder. Selain itu,
Tujuan
berbagai data juga dapat dioverlaykan
1. Memahami teknik pengolahan data dan
berdasarkan sistem koordinat yang sama.
basis data dari hasil pekerjaan survey
Akibatnya sebuah peta menjadi media yang
dan pemetaan dengan menggunakan
efektif baik sebagai alat presentasi maupun
metode survey INDRAJA
sebagai bank tempat penyimpanan data
2. Memiliki kompetensi atau kemampuan
geografis. Tetapi media peta masih
dalam hal pengolahan data dan
mengandung kelemahan atau keterbatasan.
manajemen data hasil survey dan
Informasi-informasi yang tersimpan, diproses
pemetaan metode INDRAJA
dan dipresentasikan dengan suatu cara
3. Memiliki kompetensi dasar dalam
tertentu dan biasanya untuk tujuan tertentu
aplikasi teknik penggambaran atau
pula. Tidak mudah untuk merubah bentuk
produk – produk survey dan pemetaan
presentasi dari suatu peta.
dengan metode INDRAJA
Sebuah peta selalu menyediakan gambar atau
Indikator Keberhasilan;
simbol unsur geografi dengan bentuk yang
Peserta Kursus dan Pelatihan Mampu
tetap atau statik meskipun diperlukan untuk
mengolah data dan membuat basis data hasil
berbagai kebutuhan yang berbeda. Peta juga
Analisa pekerjaan survey pemetaan metode
merupakan asset publik yang sangat
INDRAJA, memahami dan mampu
berharga. Survey-survey pemetaan yang telah
menghasilkan produk-produk survey
dilakukan di berbagai negara telah
pemetaan INDRAJA.
mengindikasikan bahwa jumlah keuntungan

LKP MANDALA JES INDO P a g e | 122


Modul Kursus dan Pelatihan Survei Pemetaan 2020

dari penggunaan peta akan meningkat hingga digunakan oleh berbagai bidang
beberapa kali lipat biaya produksi peta itu disiplin ilmu dan berkebang dengan
sendiri. cepat. Istilah sistem informasi geografis
Dengan semakin bertambahnya waktu memiliki tiga unsur pokok: sistem,
biasanya akan terjadi penurunan dari kualitas informasi dan geografis. SIG
peta tersebut sehingga kemungkinan merupakan salah satu sistem informasi
kerusakan peta-peta tersebut akan terjadi yang menekankan pada unsur
dengan semakin lamanya disimpan. Dengan informasi geografis. Sistem merupakan
adanya SIG penyimpanan peta akan lebih sekumpulan objek,ide, berikut
aman dan SIG mampu menyimpan beratus interelasinya dalam mencapai tujuan
bahkan beribu peta dalam satu komputer atau atau sasaran bersama. Sistem
media penyimpanan lainnya dan SIG mampu digunakan untuk mendeskripsikan
mempresentasikan peta dalam berbagai cara banyak hal, khususnya untuk aktivitas-
dan bentuk serta mampu mereproduksi dan aktivitas yang diperlukan pada
mengupdate peta secara cepat. pemrosesan data. Pengertian informasi
geografis adalah informasi mengenai
tempat-tempat yang terletak di
permukaan bumi, pengetahuan
mengenai posisi dimana suatu obyek
terletak di permukaan bumi dan
informasi mengenai keterangan-
keterangan (atribut) yang terdapat di
permukaan bumi yang posisinya
diketahui.
Sistem informasi geografis merupakan
suatu sistem berbasis komputer yang
digunakan untuk:
Gambar: Contoh kemampuan SIG dalam
mengintegrasikan banyak data
 Mengumpulkan, menyimpan,

a. Sistem Informasi Geografis (SIG) menggabungkan, mengatur,

Definisi SIG selalu berkembang, mentranformasi, memanipulasi

bertambah dan bervariasi. Hal ini danmenganalisis data-

terlihat dari banyaknya definisi SIG datageografis.

yang telah beredar. Selain itu SIG juga  Secara lebih khusus, SIG adalah satu
merupakan suatu bidang kajian ilmu sistem yang powerful yang terdiri dari

dan teknologi yang relatif baru, perangkat keras komputer, perangkat

LKP MANDALA JES INDO P a g e | 123


Modul Kursus dan Pelatihan Survei Pemetaan 2020

lunak dan prosedur-prosedur yang  Penginderaan jauh adalah ilmu atau


ditujukan untuk mengumpulkan, seni untuk memperoleh informasi
menyimpan, memanggil, tentang objek, daerah atau gejala,
mentransfer, manipulasi, dengan jalan menganalisis data
analisis dan menampilkan data yang diperoleh dengan
spasial dari permukaan bumi yang menggunakan alat, tanpa kontak
bereferensi geografi, untuk tujuan langsung dengan objek, daerah atau
memecahkan masalah perencanaan gejala yang akan dikaji (Lillesand
dan pengelolaan dari yang sederhana dan Kiefer, 1990).
sampai yang rumit. SIG sangat  Penginderaan jauh merupakan
membantu pekerjaan-pekerjaan yang upaya untuk memperoleh,
erat kaitannya dengan bidang-bidang mengidentifikasi dan menganalisis
spasial dan geoinformasi. Dewasa ini objek dengan sensor pada posisi
hamper semua disiplin ilmu, terutama pengamatan daerah kajian (Avery,
yang berkaitan dengan informasi 1985).
spasial, menggunakan SIG atau  Penginderaan jauh merupakan
format- format yang kompatible teknik yang dikembangkan untuk
dengan SIG sebagai alat analisis dan memperoleh dan menganalisis
representasi yang menarik. informasi tentang bumi. Informasi itu
b. Pengindraan Jauh (INDRAJA) berbentuk radiasi elektromagnetik
Remote Sensing, padanan bahasa yang dipantulkan atau dipancarkan
Indonesia-nya penginderaan jauh dari permukaan bumi (Lindgren,
(remote = jauh, sensing = indera), 1985).
dapat didefinisikan sebagai ilmu dan Sistem informasi geografis merupakan sistem
seni untuk mendapatkan informasi yang dapat mendukung pengambilan
tentang suatu obyek, wilayah atau keputusan spasial dan mampu
fenomena dengan jalan menganalisis mengintegrasikan deskripsi- deskripsi lokasi
data yang diperoleh dengan dengan karakteristik-karakteristik fenomena
menggunakan alat (sensor yang yang ditemukan di lokasi tersebut.
dipasang pada wahana) tanpa kontak Berdasarkan beberapa definisi yang beredar
langsung terhadap obyek, wilayah atau saat ini, SIG dapat diuraikan menjadi
fenomena yang diamati/dikaji. Untuk beberapa subsistem berikut:
lebih jelasnya dapat diperhatikan 1. Subsistem Masukan (input): Subsistem
beberapa definisi berikut ini: ini mempunyai tugas untuk
mengumpulkan dan mempersiapkan

LKP MANDALA JES INDO P a g e | 124


Modul Kursus dan Pelatihan Survei Pemetaan 2020

data spasial dan atribut dari berbagai banyak orang secara bersamaan
sumber. Subsistem ini pula yang dalam jaringan komputer yang luas,
bertanggung jawab dalam berkemampuan tinggi, memiliki ruang
mengkonversi atau penyimpanan (harddisk) yang besar,
mentransformasikan format-format dan mempunyai kapasitas memori
data-data aslinya ke dalam format yang yang besar (RAM). Walaupun
dapat digunakan oleh SIG. demikian, fungsionalitas SIG tidak
2. Subsistem Keluaran (output): terikat secara ketat terhadap
Subsistem ini adalah menampilkan karakteristik fisik perangkat keras ini
atau menghasilkan keluaran seluruh sehingga keterbatasan memori pada
atau sebagian basisdata baik dalam PC-pun dapat diatasi. Adapun
bentuk softcopy maupun bentuk perangkat keras yang sering digunakan
hardcopy sepeti tabel, grafik peta dan untuk SIG adalah komputer (PC),
lainnya. mouse, digitizer, printer, plotter dan
3. Subsistem Manajemen: pada scanner (pemindai).
subsistem ini adalah untuk 2. Perangkat Lunak (Software); SIG juga
mengorganisasikan baik data spasial merupakan sistem perangkat lunak
maupun atribut ke dalam sebuah basis yang tersusun secara modular dimana
data sedemikian rupa sehingga mudah basis data memegang peranan kunci.
dipanggil, diupdate dan diedit. Setiap susbsistem diimplementasikan
4. Subsistem Manipulasi & Analisis: dengan menggunakan perangkat lunak
Subsistem ini menentukan informasi- yang terdiri dari beberapa modul,
informasi yang dapat dihasilkan oleh hingga tidak mengherankan jika ada
SIG. Selain itu subsistem ini juga perangkat lunak SIG yang terdiri dari
melakukan manipulasi dan pemodelan ratusan modul program (.exe) yang
data untuk menghasilkan informasi masing-masing dapat dieksekusikan
yang diharapkan. sendiri.
Komponen SIG 3. Data & infromasi geografi; SIG dapat
SIG terdiri dari beberapa komponen yang mengumpulkan dan menyimpan data
meliputi: dan informasi yang diperlukan baik
1. Perangkat Keras (Hardware): pada secara tidak langsung dengan cara
saat ini SIG tersedia untuk berbagai mengimportnya dari perangkat-
platform perangkat keras mulai dari PC perangkat lunak SIG yang lain maupun
dekstop, workstation, hingga multiuser secara langsung dengan cara
host yang dapat digunakan oleh mendijitasi data spasialnya dari peta

LKP MANDALA JES INDO P a g e | 125


Modul Kursus dan Pelatihan Survei Pemetaan 2020

dan memasukkan data atributnya dari data, pencarian data, penrhitungan secara
tabel-tabel dengan menggunakan statistik untuk jumlah penduduk pada kawasan
keyboard. tertentu dapat dilakukan oleh SIG. Sementara
4. Manajemen dan Metoda: suatu proyek untuk pembuatan peta digital selain perangkat
SIG akan berhasil jika dimanage lunak SIG seperti ArcView, Map Info,
dengan baik dan dikerjakan oleh Geomedia juga cukup digunakan perangkat
orang-orang yang memiliki keahlian lunak lain seperti autocad.
yang tepat pada semua tingkatan Data yang diperlukan untuk mebentuk SIG
dengan menggunakan metoda yang terdiri atas data spasial yang hal ini berupa
tepat. peta digital, serta data tekstual (atribut,
Peta Digital keterangan, atau angka- angka) yang masing-
Peta digital adalah peta yang data grafis, data masing melekat pada data spasialnya. Data
tekstual dan segala atributnya tersimpan tekstual biasanya tersusun atas sebuah basis
dalam bentuk softcopy (file) pada komputer. data dalam format tertentu dan masing-
Peta ini dihasilkan dari proses digitasi dengan masing terhubung (linked) dengan baik
menggunakan meja digitizer ataupun onscreen terhadap data spasialnya.
digitasi dari hasil scan sebuah peta. Dengan demikian dalam SIG data tekstual
Dalam pembuatan peta digital ini diperlukan akan memiliki kaitan posisi geografis, demikian
perangkat-perangkat keras seperti komputer pula setiap bagian dari data grafis peta
beserta kelengkapannya, dan perangkat lunak memiliki informasi tekstual. Lain halnya
baik perangkat lunak untuk sekedar membuat dengan perangkat lunak CAD, perangkat ini
peta digital seperti Autocad ataupun perangkat umumnya hanya dapat menampilkan data
lunak untuk tujuan analisis yang biasa disebut grafis (peta) walupun mampu menampilkan
sistem informasi geografis seperti ArcView, data tekstual tapi satu sama lain terpisah, tidak
Mapinfo, Geomedia dll. Jenis peta ini mulai saling berkaitan.
dikembangkan pada era 80-an sejalan dengan Data peta digital umumnya terdiri atas dua
berkembangnya teknologi komputer dan jenis data yaitu data vektor dan raster. Kedua
perangkat lunak untuk penggambaran dengan data ini dihasilkan dari proses yang berbeda.
bantuan komputer (Computer Assisted Untuk vektor biasanya dihasilkan melalui
Drawing/CAD) serta perangkat lunak SIG itu proses pengubahan dari hardcopy atau print
sendiri. out gambar (peta) menjadi bentuk digital
Fungsi SIG seringkali diasumsikan hanya dengan menggunakan alat yang disebut meja
untuk pembuatan peta digital, sebenarnya SIG digitizer. Yang mana setiap titik/point dari
berfungsi lebih daripada pembuatan peta gambar hasil digitasi tersebut mempunyai
digital. Pengelompokan data atau klasifikasi koordinat X dan Y. Sedangkan data raster

LKP MANDALA JES INDO P a g e | 126


Modul Kursus dan Pelatihan Survei Pemetaan 2020

dapat dihasilkan dari hasil scan sebuah digital dengan berbagai cara yang akan
gambar atau peta dengan menggunakan dibahas pada bab selanjutnya. Referensi
scanner ataupun hasil dari digital kamera atau spasial dari peta analog memberikan
photo udara atau citra satelit yang mana koordinat sebenarnya di permukaan bumi
gambar yang dihasilkan tersusun atas pixel- pada peta digitalyang dihasilkan,
pixel yang berupa kotak-kotak bujur sangkar. Biasanya peta analog direpresentasikan
Karakteristik kedua data dapat dilihat pada dalam format vektor.
gambar berikut: 2. Data dari sistem Penginderaan Jauh (a.l.
citra satelit, foto-udara, dsb.) Data
Pengindraan Jauh dapat dikatakan
sebagai sumber data yang terpenting bagi
SIG karena ketersediaanya secara
berkala. Dengan adanya bermacam-
macam satelit di ruang angkasa dengan
spesifikasinya masing-masing, kita bisa
menerima berbagai jenis citra satelit untuk
beragam tujuan pemakaian. Data ini
biasanya direpresentasikan dalam format
raster.
Gambar: Ilustrasi Data raster dan data vector yang 3. Data hasil pengukuran lapangan, Contoh
selnajutnya ditampilkan dalam dunia nyata
data hasil pengukuran lapang adalah data
Persiapan Pembuatan Peta Digital dengan
batas administrasi, batas kepemilikan
SIG
lahan, batas persil, batas hak
Untuk membentuk peta digital dengan
pengusahaan hutan, yang dihasilkan
menggunakan SIG dibutuhkan masukan data
berdasarkan teknik perhitungan tersendiri,
baik yang berbentuk spasial maupun tekstual.
pada umumnya data ini merupakan
Beberapa sumber data tersebut antara lain
sumber data atribut.
adalah:
4. Data GPS, Teknologi GPS memberikan
Peta analog (antara lain peta topografi, peta
terobosan penting dalam menyediakan
tanah, dan sebagainya)
data bagi SIG. Keakuratan pengukuran
1. Peta analog adalah peta dalam bentuk
GPS semakin tinggi dengan
cetakan. Pada umumnya peta analog
berkembangnya teknologi. Data ini
dibuat dengan teknik kartografi, sehingga
biasanya direpresentasikan dalam format
sudah mempunyai referensi spasial
vektor.
seperti koordinat, skala, arah mata angin
dsb. Peta analog dikonversi menjadi peta

LKP MANDALA JES INDO P a g e | 127


Modul Kursus dan Pelatihan Survei Pemetaan 2020

Beberapa cara yang dapat digunakan Contoh peta topografi yang di ambil dari
untuk memasukkan data spasial dan data raster:
tekstual (membuat peta digital) dari
sumber-sumber di atas ke dalam SIG,
antara lain:
 Digitasi,
 Penggunaan GPS
 Konversi dari sistem lain.

Berikut Contoh Peta Digital (Gambar –


gambar pada halaman berikut)

B. APLIKASI SIG UNTUK


PERENCANAAN DAN
PEMETAAN
Contoh Peta Digital

Proses Pemetaan Pada proses ini merupakan


proses inti pada SIG karena menampilkan
data spasial (berupa gambar, simbol) beserta
informasinya.
 SIG atau yang dalam bahasa
inggrisnya geographic information
system (GIS) merupakan sekumpulan
software dan data terintegrasi -yang
digunakan untuk memvisualkan dan
mengorganisasi data geografis,
 Melakukan analisis spasial serta
menciptakan peta dan informasi
geospasial lainnya,

LKP MANDALA JES INDO P a g e | 128


Modul Kursus dan Pelatihan Survei Pemetaan 2020

 Artinya SIG dapat membantu seorang Dalam folder TRAINING Arch GIS  DATA 
SURVEYOR dalam hal survey VEKTOR  SHP KOTA KUPANG telah
pemetaan dari jarak jauh dan tidak disiapkan file vektor dengan tipe data yang
perlu harus pemetaan di lapangan. dikembangkan oleh ESRI yaitu shapefile
Dalam aplikasi SIG memrlukan alat dan (disingkat .shp). File Shapefile itu sendiri akan
bahan: terdiri dari beberapa data antara dbf (file dbf ini
Sistem kerja SIG membutuhkan beberapa dapat dibuka menggunakan program MS
aplikasi yang bekerja bersama misalkan; Office Excel), mshp, prj, shp dan shx.
Archview, ArchGIS, QGIS, Global Mapper dan Dalam project ini kita akan lebih sering
lain sebagainya; pemanfaatan aplikasi atau
menggunakan file bereksistensi .shp

tools dalam aplikasi SIG ini bergantung pada


tujuan pemetaan dan output yang ingin di
capai.
Alat dan bahan dalam aplikasi SIG:
1. Digital Elevation Model (DEM)
3. Pemilihan Aplikasi SIG
Contoh data DEM
Dalam pelatihan ini Aplikasi yang di gunakan
DEM telah disiapkan file DEM dengan nama adalah GIS dengan spesifik aplikasi pemetaan
TIMORB_SRTM30 yang merupakan DEM
yaitu ArchGIS
untuk Timor Barat yang diperoleh dari satelit Pada folder TRAINING Arch GIS 
Shuttle Radar Topographic Mission (disingkat
SOFTWARE  Arch GIS 
SRTM) versi 3 yang telah memiliki resolusi ArchGIS_10.4_win64  klik pada arch GIS
spasial 30 meter. Ini berarti satelit ini telah
(Catatan: pemilihan versi ArchGIS yang
mampu merekam suatu obyek tunggal di
digunakan disesuaikan dengan tipe
permukaan bumi dengan bidang horisontal 30
laptop/desktop yang digunakan apakah 32 bit
meter.
atau 64 bit. Selain itu, versi ArchGIS yang
digunakan dalam pelatihan ini adalah versi
10.4 yang terbaru)
ArchGIS adalah salah satu paket
perangkat lunak (software) sistem
informasi geografis (GIS) yang di
kembangkan untuk dunia pemetaan
2. Data Vektor (shapefile) atau Mapping.
 GIS ini digunakan untuk memproses data
spasial yang ber-georeferensi ArchGIS
adalah salah satu paket perangkat lunak

LKP MANDALA JES INDO P a g e | 129


Modul Kursus dan Pelatihan Survei Pemetaan 2020

(software) sistem informasi geografis (GIS) 5. Pembuatan Contour dari DATA DEM
yang di kembangkan untuk dunia pemetaan  Sebelum pembuatan peta topografi
atau Mapping. lokal/tematik harus terlebih dahulu
 GIS ini digunakan untuk memproses data mengetahui elevasi global (didapat dari
spasial yang ber-georeferensi (berupa DEM)
detail, kondisi, fakta dll) yang di simpan  Sebelum mebuat topografi, langkah
dalam bentuk basis data. pertama adalah pembuatan contour
 Kemampuan/kegunaan ArchGIS; Untuk  Contour yang akan di buat ini
menfisualisasi data; Editting topo; bersumber dari dari data DEM
Pembuatan peta tematik; PENGOLAHAN  Data DEM ini kemudian di import ke
data dari excel; menggunakan fitur Globalmaper , setelah itu tentukan
geoprosesing untuk menganalisa dan daerah/lokasi yang akan di export
costumise data ataupun melakukan output contournya dengan IK 1m dan minor
berupa tampilan PETA contour 5 m dan mayor kontur 10
 Output data DEM dari globalmaper ini
4. Pembuatan data base di export dalam format SHP
 Data koordinat (x, y, z) dalam file excel 6. Pembuatan TOPOGRAFI
 Data koordinat (x, y, z) dalam file excel  Export data SHP ke Aplikasi ArchGIS
ini di rubah ke dalam format csv sesuai  Lakukan pengolahan data sesuai
denga permintaan ArchGIS dengan tujuan project:
 Masuk pada aplikasi ArchGIS  Tujuan project/output
 Lakukan pengaturan koordinat sistem o Peta Topografi area
dalam bentuk UTM/geografis pengukuran
bergantung pada data yang ada o Isi peta topografi: Jalan, Detail
(catatan karena data pengukuran Situasi, Batas Area
sudah di olah dalam bentuk UTM maka Pengukuran, Kontur
langkahnya siap diatur dalam UTM) o Yang perlu di ingat adalah
 Pilih Zona UTM (silahkan cari Zona kelengkapan dan bagian –
lokasi pengukuran itu ada di mana? bagian peta
Lalu pilih zona tersebut pada
pengaturan sistem UTM pada aplikasi
ArchGIS
 Export data base koordinat (csv) ke
dalam ArchGIS untuk melanjutkan
pekerjaan berikutnya --------------- oooooooooooooooooo ---------------

LKP MANDALA JES INDO P a g e | 130


Modul Kursus dan Pelatihan Survei Pemetaan 2020

FORMAT
MODUL LAPORAN
AKHIR SURVEY
7 PEMETAAN

Modul ini akan menyajikan format dalam


penulisan laporan survei dan pemetaan yang
akan dikerjakan oleh para peserta Kursus dan
Pelatihan Survei dan Pemetaan. Diharapkan Sampul Depan Sampul Belakang
agar para peserta membaca secara saksama
dan memahami dengan baik struktur dan Catatan: Sampul untuk laporan gabungan dan
format penulisan laporan survei dan pemetaan untuk setiap laporan akan dibagikan kepada
sehingga mampu menghasilkan laporan yang peserta.
tertata dan terstruktur. Adapun beberapa
VII.2. Bentuk Laporan
laporan yang wajib dikerjakan oleh para
a. Laporan diketik dan dicetak ke
peserta, antara lain:
dalam kertas ukuran A4
1. Laporan Proyek Pemetaan Levelling
Survey (Sipat Datar) b. Ketentuan batas margin:

2. Laporan Proyek Pemetaan Survei  Batas margin atas : 2,5 cm


Topografi  Batas margin kiri : 3 cm
3. Laporan Proyek Pemetaan Survei  Batas margin bawah: 3 cm
Geodetik  Batas margin kanan : 2.5 cm
4. Laporan Proyek Pemetaan GIS c. Ketentuan format tulisan:
 Jenis huruf (font) ARIAL
VII. 1. Aturan Penulisan/Pembuatan
 Ukuran huruf (font size) 12
Laporan Survei dan Pemetaan
point
 Judul BAB diberi BOLD
Berikut dijelaskan aturan penulisan laporan
dengan ukuran huruf 14 point
demi menjaga keteraturan dan keseragaman
laporan, antara lain:  Spasi laporan adalah 1.5

1. Sampul Laporan d. Memasukan nomor halaman (Page


Peserta Akan menulis empat jenis laporan Number), halaman 1 dimulai dari
yang akan dijilid menjadi satu laporan tebal BAB I Laporan pertama dan
(Laporan Gabungan) dengan berlanjut hingga Daftar Pustaka dari
menggunakan sampul berikut: laporan terakhir.

LKP MANDALA JES INDO P a g e | 131


Modul Kursus dan Pelatihan Survei Pemetaan 2020

VII.3. Format Laporan Laporan dikumpulkan di Kantor PT.


Format laporan dapat di lihat pada tabel – MANDALA JES INDO Melalui Bagian
tabel halaman berikut Akademik LKP MANDALA JES INDO

VII.4. SOP Laporan

 Laporan Di Kerjakan Bersama


masing – Maing Team/secara
kelompok/grup (Catatan: Grup akan
di bagi setelah pengolahan data
berakhir)
 Konsultasikan laporan kepada
Trainer/Instruktur/Pengajar sebelum
dijilid (Minimum Konsultasi adalah 4
Kali dan Wajib di paraf oleh
Trainer/Instruktur/Pengajar
Catatan: Lembar Asistensi akan di
bagi per grup/kelompok/team
sesuai dengan daftar team yang
ada, dan jadwal konsultasi akan di
berikan pada saat setelah
pengolahan data berakhir
 Laporan dijiid dan dikumpulkan
setelah disetujui oleh
Trainer/Instruktur/Pengajar dan di
ketahui oleh KA. Pelaksana Kursus
dan Pelatihan LKP MANDALA JES
INDO
 Laporan dikumpulkan paling lambat
2 minggu setelah kegiatan
pengambilan data di
lapangan/Praktek Lapangan

LKP MANDALA JES INDO P a g e | 132


TABEL FORMAT LAPORAN
FORMAT UMUM LAPORAN SURVEY PEMETAAN
Format Keterangan
HALAMAN SAMPUL Menggunakan sampul depan dan sampul belakang
yang telah disediakan
KATA PENGANTAR Berisikan pengantar awal/PENDAHULUAN
LEMBAR  Lembar Daftar Anggota Team
 Lembar Pengesahan Team
Pengajar/Trainer/Instruktur lapangan dan di ketahui
oleh KA. Pelkasana Kursus dan Pelatihan LKP
MANDALA JES INDO
 Lembar Pengesahan Team Komite Teknik dan
Diketahui Oleh KA. Pengembangan dan Penjamin
Mutu LKP MANDALA JES INDO
DAFTAR  DAFTAR ISI
 DAFTAR TABEL
 DAFTAR GAMBAR
 GLOSARIUM
RUANG LINGKUP  SKEMA SURVEY PEMETAAN
 Pengukuran dan Detail Pekerjaan
 Pelaksanaan Survey Pemetaan (Oreintasi
Lapangan, Team Survey Pemetaan dan Peralatan
serta Waktu Survey dan Pemetaan)
 Output/Hasil Dari Survey Pemetaan (Hasil yang di
serahkan/dikumpulkan)
LAPORAN INTI:
 Diklat/Kelas
 Pengukuran Dilapangan
 Pengolahan Data
 Layout/Hasil
LAPORAN 1 Sesuai format laporan 1
LAPORAN 2 Sesuai format laporan 2
LAPORAN 3 Sesuai format laporan 3
LAPORAN 4 Sesuai format laporan 4

PENUTUP:
 KESIMPULAN
 SARAN
DAFTAR PUSTAKA
BIODATA TEAM SURVEY PEMETAAN

LKP MANDALA JES INDO


133
Modul Kususu dan Pelatihan Survey Pemetaan 2020

Format Laporan 1 (Levelling Survey)


Format Keterangan
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan
1.3 Lokasi Survei
BAB II LEVELLING SURVEY
2.1 Alat dan Bahan
2.1.1 Alat
2.1.2 Bahan
2.2 Metode Pengukuran
2.3 Pengolahan Data
2.4 Penggambaran
LAMPIRAN  Melampirkan form yang diisi saat
pengambilan data
 Lampiran Gambar Kerja/Peta dan
Sayatan/Potongan

Format Laporan 2 (Survei Topografi)


Format Keterangan
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan
1.3 Lokasi Survei
BAB II PENGUKURAN
2.1 Pemasangan dan Pengukuran Titik Kontrol
2.2 Pengukuran Poligon
2.3 Pengukuran Detail Topografi
2.4 Pengolahan Data
BAB III PELAKSANAAN DAN ANALISA
PEKERJAAN
3.1 Orientasi Lapangan
3.2 Area Survei
3.3. Peralatan yang digunakan
3.4 Pengukuran Titik Kontrol GPS
3.5 Pengukuran Poligon dan Detail Situasi
3.6 Penggambaran dan Pembuatan Peta
Topografi
3.7 Aplikasi Survey Topografi Dalam Peta –
Peta Perencanaan

LKP MANDALA JES INDO


134
Modul Kususu dan Pelatihan Survey Pemetaan 2020

LAMPIRAN  Melampirkan form yang diisi saat


pengambilan data
 Lampiran Gambar Kerja/Peta dan Peta
Topografi
Serta peta – petea perencanaan

Format Laporan 3 (Survei Geodetik)

Format Keterangan
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan
1.3 Lokasi Survei Data Study Kasus
BAB II SURVEI GEODETIK Data Study Kasus
2.1 Alat dan Bahan
2.1.1 Alat
2.1.2 Bahan
2.2 Metode Pengukuran
2.2.1 Penentuan Titik BM
2.2.2 Penentuan Batas Lahan
2.3 Pengolahan Data
2.4 Penggambaran
LAMPIRAN  Melampirkan Data Lapangan (Study
Kasus)
 Melampirkan Data Koordinat
 Melampirkan Peta BM dan Peta Patok
Batas Lahan

Format Laporan 4 (Survei SIG)

Format Keterangan
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan
1.3 Lokasi Survei Data Study Kasus
BAB II SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS
2.1 Alat dan Bahan
2.1.1 Alat
2.1.2 Bahan
2.2 Metode Survey
2.3 Pengolahan Data
2.4 Penggambaran

LKP MANDALA JES INDO


135
Modul Kususu dan Pelatihan Survey Pemetaan 2020

LAMPIRAN  Melampirkan Data Lapangan (Study


Kasus)
 Melampirkan data analisa
 Melampirkan peta – peta analisa
(overley)
 Melampirkan peta – peta perencanaan
dengan SIG

LKP MANDALA JES INDO


136

Anda mungkin juga menyukai