Anda di halaman 1dari 21

ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA

RINGKASAN MATERI

OLEH
MELANI PUTERI DEWITA SARI
2101026
S1-3A

DOSEN PENGAMPU
Apt.MIRA FEBRINA, M.Sc

PROGRAM STUDI S1 FARMASI


SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI RIAU
YAYASAN UNIV RIAU
2022
PERTEMUAN 1 : ANATOMI DAN FISIOLOGI GINJAL

A. ANATOMI GINJAL
 Ginjal (Renin) berjumlah 2 buah,
berat gr (125 – 170 gr pada Laki-
laki, 115 – 155 gr pada
perempuan); panjang 5 – 7,5 cm;
tebal 2,5 – 3 cm.
 Letak : sebelah dorsal cavum
abdominale, ginjal kiri bagian atas
V.Lumbal I, bagian bawah
V.Lumbal IV pada posisi berdiri
letak ginjal kanan lebih rendah
 Lapisan Ginjal :
- Luar : Capsula Adiposa
- Dalam : Capsula Renalis
 Struktur /bagian Ginjal :
Cortex : Tampak agak pucat,didalamnya terdapat :
- Corpusculi Renalis
- Tubuli Contorti
- Permulaan Tubulus Collectus
Medulla :
- Ada nefron (untuk menyaring darah)

 NEFRON
Terdiri dari :
a) Renal korpuskula ada badan malpighi, menghasilkan  Glomerolus, dimana
terjadi proses filtrasi
b) Renal Tubulus ada
- tubulus kontortus proksimal
- tubulus kontortus distal
- tubulus kontortus kolektivus

 GLOMERULUS
Letak : diantara arteriol afferent (sebagai jalur masuknya darah ke dalam
glomerulus) dan arteriol efferent( untuk membawa keluar darah dari glomerulus
menuju kapiler peritubular)
Terdiri atas tiga sel intrinsic :
a) sel endotel glomerulus
b) membran basal glomerulus
c) sel epitel viseral (podosit)
 TUBULUS GINJAL

a) Tubulus kontortus proksimal


- sangat berkelok atau melengkung
- lebih panjang dari tubulus kontortus distal
- memiliki sitoplasma asidofilik yang disebabkan oleh adanya sejumlah besar
mitokondria
- berlanjut sebagai tubulus lurus yang lebih pendek dan memasuki medula serta
menjadi gelung nefron
b) Loop of Henle : kelanjutan tubulus proximalis tidak berkelok, terdiri dari :
- Pars Descenden, dibagi bagian tebal dan tipis
- Pars Ascenden, dibagi 2 bagin tebal dan tipis
- Ansa Henle : pertemuan pars Ascenden dan Descenden berupa lengkungan.
c) Tubulus distal
- sel-sel tubulus distal lebih gepeng dan lebih kecil daripada tubulus kontortus
proksimal, tampak lebih banyak inti di dinding tubulus distal ketimbang di
dinding tubulus proksimal
- Bagian awal tubulus distal yang lurus berkontak dengan kutub vaskular di
korpuskulum ginjal nefron induknya dan membentuk struktur khusus,
apparatus jukstaglomerularis
d) Aparatus Justa Glomerolus
merupakan sel ginjal yang menghasilkan Renin. Sel ini terdapat pada epithel
tunik, media arteriole afferent di tempat arteriole ini memasuki glomerolus

B. FISIOLOGI GINJAL
Fungsi Ginjal yaitu
1) Menyaring darah dari jantung yang banyak mengandung oksigen (O2)
2) Mengendalikan keseimbangan dengan cara :
 Mengatur keseimbangan air dalam tubuh
 Mengatur keseimbangan elektrolit
 Mengatur keseimbangan asam basa
 Turut mengatur tekanan darah
 Sebagai Eritrhopoetic System
Mekanisme dasar fungsi ginjal:

a) Filtrasi
- Terjadi di glomerulus
- Menghasilkan urin primer
b) Reabsorbsi
- Terjadi di tubulus kontortus proksimal ( loop of henle)
- Menghasilkan urin sekunder
c) Augmentasi
- Terjadi di tubulus distal
- Menghasilkan urin sesungguhnya
Dikumpulkan di tubulus kolektivus menuju pelvis  menuju kandung kemih 
menuju ureter.

Mekanisme Mikturisi (Pengeluaran Urin)

saraf reflex volunter

Vesika urinaria
Korteks
terisi penuh (170-
serebri
230 ml)
dirangsang

dihambat Neuron motoric


sfingter
Reseptor regang
(diaktifkan)
Sfingter
terbuka Sfingter
tertutup
Saraf parasimpatis

Tidak
berkemih
Vesika urinaria
berkontraksi

Sfingter uretra
terbuka

Berkemih
PERTEMUAN 2 : SISTEM URINARI

Sistem urinary  suatu sistem tempat terjadinya


proses penyaringan darah sehingga darah bebas dari
zat-zat yang tidak dipergunakan oleh tubuh dan
menyerap zat-zat yang masih dipergunakan oleh
tubuh
Sistem urinary dalam tubuh terdiri dari:
1. Ginjal
2. Ureter
3. Kandung Kemih
4. Uretra

1. Ginjal
 Unit fungsi : nefron ( > satu juta/ginjal normal dewasa)
 Nefron berfungsi sebagai regulator air dan zat terlarut dalam tubuh dengan cara
menyaring darah, kemudian mengreabsorpsi cairan dan molekul yang masi diperlukan
tubuh. Hasil akhir yang kemudian diekresikan yang disebut dengan urin.

2. Ureter
 Merupakan perpanjangan tubular berpasangan
dan berotot dari pelvis ginjal yang merentang
sampai kandung kemih.
 Pada tubuh manusia terdapat sepasang ureter
yaitu 2 pipa yang masing-masing bersambung
dari ginjal ke kandung kemih.
 Panjang ureter sekitar 2-30 cm/10-12 inchi dan
diameter 4-6 mm.
 Memiliki dinding yang terdiri dari 3 lapisan yaitu
- lapisan terluar: lapisan fibrosa
- lapisan tengah: muskularis
longitudinal kearah dalam dan otot
polos sikular ke arah luar
- lapisan terdalam: epithelium
3. Kandung Kemih
Kandung Kemih : satu kantong berotot yang dapat
mengempis, terletak di belakang simfisis pubis.
Fungsi kandung kemih adalah sebagai tempat
penyimpanan urin sementara yang diproduksi ginjal
sebelum meninggalkan tubuh dan mendorong urin
keluar tubuh dengan dibantu uretra.

 Sebelum dikeluarkan dari dalam tubuh, cairan urin yang diproduksi oleh ginjal akan
bermuara terlebih dulu di kandung kemih..
 Kandung kemih dapat menampung urin sebanyak 400–600 ml.

4. Uretra
 saluran kecil yang dapat mengembang, berjalan dari kandung kemih sampai keluar
tubuh.
 Muara uretra keluar tubuh di sebut meatus urinarius.
 Uretra pada laki-laki terdiri dari :
- uretra prostatia
- uretra membranosa
- uretra kavernosa.
 Uretra pada wanita terdiri dari 3 lapisan yaitu
- tunina muskularis (lapisan sebelah luar)
- lapisan spongeosa merupakan pleksus dari vena-vena
- lapisan mukosa (lapisan sebelah dalam).
 Pada wanita hanya dilalui urin saja, sedangkan pada pria selain dilalui urin juga
dilalui sel kelamin jantan.
 Uretra berfungsi sebagai saluran pembuang baik pada sistem kemih atau ekskresi dan
sistem seksual. Pada pria, berfungsi juga dalam sistem reproduksi sebagai saluran
pengeluaran sperma.
5. Tahapan Pembentukan Urin
a) Proses Filtrasi
Terjadi di Glomerulus, proses ini terjadi karena permukaan aferen lebih besar dari
permukaan eferen maka terjadi penyerapan darah. Sedangkan yang tersaring adalah
bagian cairan darah kecuali protein. Cairan yang tersaring tertampung oleh kapsula
Bowman yang terdiri dari glukosa, air, natrium, klorida, sulfat, bikarbonat, dan lain-
lain yang diteruskan ke tubulus ginjal. Terbentuk filtrat primer di tubulus proksimal.
b) Reabsorpsi
Terjadi penyerapan kembali sebagian besar glukosa, natrium, klorida, fosfat, dan ion
bikarbonat di sepanjang Tubulus Proksimal, Lengkung Henle, dan Tubulus Distal.
Prosesnya terjadi secara pasif yang dikenal dengan obligator reabsorpsi terjadi pada
tubulus atas. Sedangkan pada tubulus ginjal bagian bawah terjadi kembali penyerapan
natrium dan ion bikarbonat. Bila diperlukan kembali akan diserap kembali ke dalam
tubulus bagian bawah. Penyerapannya terjadi secara aktif dikenal dengan reabsorpsi
fakultatif dan sisanya dialirkan pada papila renalis.
c) Proses Sekresi
Sisanya penyerapan urin kembali yang terjadi pada tubulus dan diteruskan kepada
ginjal selanjutnya diteruskan ke ureter masuk ke viska urinaria.

6. Kelainan Pada Sistem Urinari


1) Batu Ginjal : adanya batu dari endapan kalsium dan garam pada pelvis ginjal.
Penyebabnya karena sering menahan buang air kecil, kurang minum, serta kelebihan
asam urat dan kalsium
2) Diabetes Melitus : ganggunan metabolisme glukosa yang ditandai dengan adanya
glukosa pada urin. Hal ini karena kadar gula di dalam darah yang terlalu tinggi.
3) Diabetes Insipidus : sering buang air kecil sampai 20-30 kali. Terjadi karena
kekurangan hormon ADH.
PERTEMUAN 3 : INTEGRASI GINJAL DENGAN ORGAN LAIN, KESEIMBANGAN
ELEKTROLIT TUBUH

 Integrasi Ginjal Dengan Jantung


 Jantung : memompa darah segar beroksigen ke seluruh tubuh untuk memastikan
setiap sel, organ, dan system di dalam tubuh dapat tetap berfungsi dengan baik.
 Ginjal : bekerja mengontrol tekanan darah, memproduksi hormone pembentuk sel
darah merah (eritropoietin), membersihkan darah, serta mengeluarkan produk limbah
dan kelebihan air dalam tubuh.
 Tanpa ginjal, darah akan terlalu banyak mengandung limbah dan air. Tanpa jantung,
ginjal tidak akan memiliki oksigen yang dibutuhkan darah untuk melakukan banyak
pekerjaan pentingnya.

 Integrasi Ginjal Dengan Hati


 Hati bekerja untuk merombak darah, hasil dari perombakan darah tersebut berupa
empedu yang akan disalurkan menuju ginjal yang selanjutnya dibuang bersama urin.
 Ginjal bekerja untuk menyaring darah dan membuang hasil penyaringan darah
tersebut.
 Hubungannya : hati akan mengeluarkan racun (detoksifikasi) dan merombak apa yang
diperlukan oleh tubuh.
Misalnya : perombakan eritrosit yang sudah mati (umur 120 hari) maka akan
disekresikan ke ginjal. Sisa perombakan berupa cairan empedu.

 Integrasi Ginjal Dengan Tulang


 Chronic Kidney Disease-Mineral and Bone Disorder (CKD-MBD) terjadi ketika
Ginjal gagal untuk mempertahankan tingkat kalsium dan fosfor yang tepat dalam
Darah, menyebabkan kadar hormon tulang yang abnormal. Kondisi ini memperlambat
pertumbuhan tulang dan menyebabkan cacat. Salah satu kelainan tersebut terjadi
ketika kaki menekuk ke arah satu sama lain atau berlawanan satu sama lain;
deformitas ini disebut sebagai “rakhitis ginjal.”
 Terganggunya fungsi ginjal mempengaruhi produksi vitamin D3. Hal ini berdampak
pula terhadap proses absorbsi kalsium dari makanan

 Integrasi Ginjal Dengan Kulit


 Suhu Lingkungan atau Suhu Tubuh yang Meningkat
 Suhu Lingkungan atau Suhu Tubuh yang Menurun
 Integrasi Ginjal Dengan Hormon
 Ginjal menghasilkan eritropoetin (hormone) yang berguna untuk merangsang
perombakan sel sel darah merah.
 Ginjal mengatur pengaktivan vitamin B, membantu hormone tiroid untuk menyimpan
kalsium dan fosfor didalam tulang.
System Renin Angiostensin Aldosteron System (RAAS)

Hati

Penurunan
Ginjal Renin angiostensin
volume darah

Angiostensi
Enzim ACE
nI

Angiostensi
Reseptor

Merangsang
saraf
Homeostatis
simpatis
tubuh
Otak/
pituitary 
ADH

• Untuk obat antihipertensi, tidak disarankan terbentuknya angiostensin II


• Maka ACE akan dihambat (blok) untuk tidak menghasilkan angiostensin
• Nama obat : inhibitor ACE/ACES (contoh : catropil)
• Obat untuk menghambat angiostensin II dengan reseptornya : ARB

Keseimbangan Elektrolit Tubuh


 merupakan salah satu bagian dari fisiologi homeostatis.
Cairan pada tubuh manusia air tersimpan dalam dua kompartemen utama dalam tubuh, yaitu :
 Cairan intraselular (CIS)
 cairan yang berada dalam sel diseluruh tubuh. Jumlahnya sekitar 2/3 dari jumlah
cairan tubuh atau 40% dari berat badan. Elektrolit kation terbanyak adalah K+, Mg+,
sedikit Na+. Elektolit anion terbanyak adalah HPO42-, protein-protein, sedikit
HCO3-, SO42-, Cl-
 Cairan ekstraselular (CES)
 cairan yang terdapat di luar sel dan menyusun sekitar 30% dari total cairan tubuh.
CES meliputi cairan intravascular, cairan interstisial, dan cairan transeluler.
Elektrolit utama pada tubuh:
 Non elektrolit  yaitu zat terlarut yang tidak terurai dalam larutan dan tidak bermuatan
listrik. Contohnya protein, urea, glukosa, oksigen, karbon dioksida dan asam-asam
organik.
 Elektrolit  mencakup natrium (Na+), kalium (K+), Kalsium (Ca++), magnesium (Mg+
+), Klorida (Cl-), bikarbonat(HCO3-), fosfat (HPO42-), sulfat (SO42-)

Fungsi cairan dalam tubuh :


- Sebagai pembawa zat-zat nutrisi seperti karbohidrat, vitamin dan mineral
pembawa oksigen ke dalam sel-sel tubuh.
- Untuk mengeluarkan produk samping hasil metabolism
- Sebagai pelembab jaringan-jaringan tubuh Katalisator reaksi biologik sel,
- Pelindung organ dan jaringan tubuh serta juga akan membantu dalam menjaga
tekanan darah dan konsentrasi zat terlarut.
- Sebagai pengatur panas untuk menjaga agar suhu tubuh

Fungsi elektrolit dalam tubuh


- Membantu dalam perpindahan cairan antara ruangan dalam sel dan di luar sel
terutama dengan adanya natrium.
- Mengatur keseimbangan asam basa dan menentukan pH darah dengan adanya
sistem bufer.
- Dengan adanya perbedaan komposisi elektrolit di CES dan CIS maka akan
terjadi perpindahan yang menghasilkan implus – implus saraf dan
mengakibatkan terjadinya kontraksi otot.

Pergerakan cairan dan elektrolit tubuh :


Sirkulasi cairan dan elektolit terjadi dalam tiga tahap.
1. Plasma darah begerak di seluruh tubuh melalui sistem sirkulasi
2. Cairan interstisial dan komponennya bergerak di antara kapiler darah dan sel
3. Cairan dan substansi bergerak dari cairan interstisial ke dalam sel.
Sedangkan mekanisme pergerakan cairan tubuh berlangsung dalam tiga proses, yaitu :
1. Difusi
2. Osmosis
3. Transpor Aktif
Faktor faktor yang mempengaruhi keseimbangan cairan dan elektrolit :
- Usia
- Aktivitas
- Iklim
- Diet
- Stress

Gangguan keseimbangan cairan :


1) Deficit volume cairan (FVD)
2) Volume cairan berlebih (FVE)
Gangguan keseimbangan elektrolit :
1) Hiponatremia dan hipernatremia
2) Hipokalemia dan hiperkalemia
3) Hipomagnesemia  dan hipermagnesemia
4) Hipokloremia dan hiperkloremia
PERTEMUAN 4 : SISTEM INTEGUMEN

 Sistem integument : system yang membedakan,


memisahkan, dan melindungi serta memberikan
informasi kepada manusia
 Mempunyai kemampuan untu regenerasi
 Organ yang termasuk :
1. Kulit
2. Turunan kulit (rambut, kuku, kelenjar
minyak, kelenjar keringat, kelenjar seruminus

1. Kulit
 Ada 3 lapisan : Epidermis (5 lapisan dan 4 sel), Dermis (cutan), Endodermis (Sub
kutan)
 Epidermis : lapisan terluar yang mempunyai kemampuan regenerasi yang cepat
Ada 4 sel :
a) Sel protein (keratinosit)  menghasilkan keratin (sejenis protein)
b) Sel sel Langerhans  dari sumsum tulang belakang, menghasilkan antigen
c) Sel melanosit  menghasilkan pigmen melanin (pigmen yang mewarnai
kulit), dan menghasilkan keratin yag juga membantu mewarnai kulit, dan
darah juga dapat membantu pewarnaan kulit.
Meningatnya kadar co2, warna kulit makin gelap.
Proses melanogenesit :

Tirosin Enzim
3,4

Granul
DOPA-
Granul
transformasi

d) Sel merkel : tiap sel berhubungan dengan sel saraf sensorik

Pada orang afrika, sel melanositnya aktif untuk memproduksi melanin sehingga
kulitnya menjadi lebih gelap.
Dan juga ada faktor lingkungan yaitu iklim, seperti orang pada iklim tropis kulitnya
lebih gelap dibandingkan yang tinggal di subtropics
Resiko kanker kulit yang paling besar adalah pada orang yang berkulit putih, karena
pigmen melaninnya sedikit.
 Ada 5 lapisan epidermis :
a) Stratum korneum  lapisan paling luar, tidak berinti,
terdiri dari sel sel gepeng yang mati.
b) Stratum lusidum  dibawah lapisan korneum, lapisan sel
terang, tidak berinti, hanya ada pada kulit yang tebal
(telapak kaki)
c) Stratum granulosum  tampak jelas pada tangan dan kaki
d) Stratum spinosum / stratum malphigi
e) Stratum basale  lapisan paling dalam, kontak langsung
dengan dermis, terdiri dari sel pembentuk melanin yang
mengandung pigmen

 Dermis : terbagi atas  papilari dan lapisan reticular

a) Papilari  lapisan tipis dan terdiri dari jaringan


penghubung yang longgar menghubungkan
lapisan epidermis kelapisan subcutis
b) Lapisan reticular lapisan tebal dan terdiri dari
jaringan penghubung padat dengan susunan
yang tidak merata
disebut lapisan retikular karena banyak terdapat
serat elastin dan kolagen yang sangat tebal dan
saling berangkai satu sama lain menyerupai
jaring-jaring

Komponen dari lapisan reticular :


- Kelenjar minyak : menghasilkan minyak seperti lapisan film, yang melindungi
penguapan air yang berlebihan dikulit dan membuat kulit menjadi halus
- Kelenjar keringat :
1. Apokrin : terletak didaerah putting susu, tidak dipengaruhi oleh emosi
2. Ekrim : terdapat didaerah telapak tangan dan kaki, dipengaruhi oleh emosi

 Rambut dan kuku : tidak mempunyai pembuluh darah dan saraf, sehingga tidak sakit
saat dipotong.
PERTEMUAN 5 : ANATOMI DAN FISIOLOGI PANCA INDERA

Panca indera : sebagai pendeteksi,


pelindung, dan alarm tubuh.
Dapat menyampaikan apa yang ada
disekitar, dan berperan sebagai reseptor
yang menerima rangsangan dari luar

 RESEPTOR :
1) Fotoreseptor : menerima rangsangan dari cahaya (melihat)
2) Kemoreseptor : menerima rangsangan dari bahan kimia (pembau, perasa, peraba)
3) Mekanoreseptor : menerima rangsangan mekanik ( contoh : suara yang dikeluarkan
akan diterima oleh telinga, atau pada kulit yang menyebabkan nyeri)

1. MATA

Bagian luar : alis, bulu mata, kelopak mata,


kelenjar air mata
Bagian dalam : kornea, iris, pupil, bola mata,
sclera, koroid, retina, lensa mata

a) Alis  mempercantik wajah, melindungi wajah dari keringat yang jatuh ke mata,
melindungi dari sinar yang terik
b) Kelopak mata : ada 2 bagian  atas dan bawah. Berfungsi melindungi bola mata
Ada 5 lapisan :
- Konjungtiva
- Kelenjar meibomian
- Lapisan tarsal
- Otot orbicularis
- Jaringan ikat
c) Bulu mata : melindungi bola mata dari debu yang masuk, ada kelenjar minyak
(kelenjar zeis)
d) Kelenjar air mata : menghasilkan air mata ( ada kelenjar lakrimal)

e) Kornea : selaput yang tranparan, berfungsi untuk memfokuskan cahaya yang masuk
ke mata
f) Iris : dikenal sebagai selaput pelangi dan berperan mengatur banyak sedikitnya
cahaya yang masuk ke dalam bola mata, memberi warna pada mata
g) Pupil : mengatur seberapa banyak cahaya yang masuk ke mata
h) Retina : menangkap bayangan benda yang ditangkap
i) Lensa mata : untuk mengfokuskan objek
j) Sklera : mengatur bola mata
k) Saraf optic : meneruskan informasi yang ditangkap dan meneruskannya kelensa dan
akan diterima di otak

2. TELINGA
• Ada 3 bagian : luar, tengah dan dalam
a) Luar
- Daun telinga : membantu menangkap gelombang mekanik
- Saluran telinga luar : menghasilkan serumen : berupa minyak, mengatur range
penangkapan/ sensitifitas telinga untuk menangkap gelombang pada region
3000/4000 Hz
- Kelenjar lilin : berperan menjaga agar permukaan saluran telinga luar dan
gendang telinga tidak kering
b) Tengah
- Terdiri dari tulang tulang  tulang telinga adalah tulang paling kecil daris
eluruh tulang
- Gendang telinga
c) Dalam
- Jendela oval : untuk menerima bunyi.
- Koklea atau rumah siput berupa tabung yang melingkar seperti spiral dan
berisi cairan limfa.
- Di telinga dalam terdapat bagian yang berfungsi untuk mengendalikan
keseimbangan tubuh dan untuk mendeteksi posisi tubuh.

3. HIDUNG

Struktur indera pencium terdiri dari :


1. Sel-sel penyokong yang berupa sel-sel
epitel.
2. Sistem Olfactory
- Rongga hidung : terdiri dari rambut hidung ( menyaring udara) dan lapisan
lendir (pelembab)
- Lubang hidung (nosetril)  dipisahkan oleh septum
- Faring : saluran alat pencernaaan yang membawa makanan dari rongga mulut
hingga ke esophagus.
- Laring : untuk memungkinkan terjadinya vokalisasi.Laring juga melindungi jalan
napas bawah dari benda asing

4. INDRA PENGECAP (LIDAH )


- Tulang pada lidah : tiyoid
- Bisa merasakan manis, asam, pahit,asin
- Untuk memposisikan makanan dimulut saat dikunyah

Papilla atau tonjolan-tonjolan pada lidah


memiliki bentuk-bentuk tertentu, yaitu:
1.Papilla filiformis
2.papilla fungiformis
3.papilla circumvalata
PERTEMUAN 6 : ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM MUSKULOSKELETAL

Sistem musculoskeletal : merupakan penunjang


bentuk tubuh dan mengurus pergerakan.
Komponen utama : tulang dan jaringan ikat (25 %)
berat badan dan otot (50%)
Terdiri dari: tulang, otot, kartilago, ligamen,
tendon, fascia, bursae, dan persendian

1. SISTEM OTOT
 Terdiri atas otot polos, otot jantung dan otot rangka.
 Sifat keja otot :
1) Otot antagonis : dua otot atau lebih yang bekerja pada suatu sendi dan saling
berlawanan arahnya sehingga gerakannya saling menghambat.
Contoh : saat otot bisep berkontraksi, maka otot trisep akan relaksasi sehingga
lengan bawah terangkat. Jika otot trisep berkontraksi maka otot bisep akan
relaksasi sehingga lengan bawah turun dan lurus kembali
2) Otot sinergis : dua otot atau lebih yang bekerja pada satu sendi dan saling
membantu sehingga memberikan gerakan searah.
Contoh: gerak otot Pronator Teres dan Kuadratus yang menimbulkan gerakan
menelungkup dan menengadah pada telapak tangan.

Klasifikasi otot berdasarkan bentuk dan cara


kerjanya :
1. Otot jantung : ada garis garis  otot
lurik
2. Otot rangka  otot lurik
3. Otot polos : tidak ada garis garis,
karna itu disebut otot polos

 Otot lurik (sadar)  melekat pada tulang


 Otot polos (tak sadar) melapisi bagian dalam organ organ tubuh
 Otot jantung  mirirp dengan otot lurik, tapi bercabang dan kerjanya tak sadar
 Klasifikasi berdasarkan letak otot ditubuh :
1. Otot bagian kepala
2. Otot bagian leher
3. Otot bagian perut
4. Otot bagian anggota gerak atas
5. Otot bagian anggotaa gerak bawah

 Fungsi system otot :


- Pergerakan
- Penompang tubuh dan mempertahankan postur
- Produksi panas

2. SISTEM RANGKA
 Terdiri dari tulang, sendi, dan tulang rawan (kartilago) sebagai tempat
menempelnya otot dan memungkinkan tubuh untuk mempertahankan sikap dan
posisi.
 Alat gerak pasif
a) Tulang
- Untuk membentuk postur tubuh
- Tempat penyimpanan mineral mineral dalam tubuh
- Memproduksi sel darah merah
- Berperan pada system imun memproduksi sel darah putih

Struktur tulang:
Selaput luar tulang yang tipis
Periosteum Mengandung osteoblas (sel pembentuk jaringan
tulang), jaringan ikat dan pembuluh darah.
memiliki sedikit rongga dan lebih banyak
Tulang kompak (compact bone) mengandung kapur sehingga tulang menjadi
padat dan kuat.
Memiliki banyak rongga.
Tulang spongiosa (spongy bone) Rongga tersebut di isi oleh sumsum tulang
merah yang dapat memproduksi sel-sel darah
Sumsum tulang (bone marrow) Berfungsi memproduksi sel-sel darah yang ada
di dalam tubuh
4 kelompok tulang :

1) Tulang Panjang
- bekerja bersama otot rangka untuk menghasilkan gerakan tubuh.
- Yang termasuk tulang panjang meliputi, humerus, radius dan ulna, metacarpal
dan phalanges tangan, femur, tibia dan fibula kaki, dan metatarsal dan
phalanges kaki.
2) Tulang pendek
Tulang-tulang yang termasuk tulang seperti, tulang karpal (pergelangan
tangan) dan tarsal (pergelangan kaki).
3) Tulang pipih
Tulang pipih berfungsi untuk melindungi organ-organ tubuh dan memberikan
permukaan yang luas untuk melekatnya otot
4) Tulang tidak teratur
Tulang yang termasuk tulang tidak teratur ialah tulang belakang dan beberapa
bagian tulang tengkorak, seperti sphenoid dan ethmoid.
Jenis tulang Contoh
1. Tulang Rawan (kartilago)  ada ditelinga, trakea
- Tulang rawan hialin (pada sendi ruas ruas
Berdasarkan jaringan jari)
penyusun dan sifat-sifat - Tulang rawan fibrosa (pada ruas ruas tulang
fisiknya belakang)
2. Tulang Sejati (osteon)
1. Tulang kompak, yaitu tulang dengan matriks yang padat
Berdasarkan matriksnya dan rapat.
(tulang keras) 2. Tulang Spons, yaitu tulang dengan matriksnya
berongga
1. Ossa longa (tulang pipa/panjang)
2. Ossa brevia (tulang pendek)
Berdasarkan bentuknya 3. Ossa plana (tulang pipih)
4. Ossa irregular (tulang tak beraturan)
5. Ossa pneumatica (tulang berongga udara)

 Sel sel tulang :


1) Osteoblast : sel sel pembentuk tulang baru (calon tulang) pada bayi/ anak anak
2) Osteosit : tulang matang, jika tulang rusak/hancur, maka akan dihancurkan oleh
osteoplast.
3) Osteoplast
Note : : biasanya pada anak anak

o Penghubung otot – tulang  jaringan ikat (tendon)


o Penghubung tulang – tulang  ligament
o Tulang pada manusia berjumlah 262 tulang
o Pada bayi dan anak anak  tulang lebih banyak (+- 300)
karena tulang tulangnya belum menyatu

3. SENDI
 dua tempat dua tulang atau lebih saling berhubungan baik terjadi pergerakan atau
tidak.
 Klasifikasi sendiri berdasarkan strukturnya:

a) Persendian fibrosa (sendi mati), yaitu persendian yang tidak dapat digerakkan,
dimana letak tulang-tulangnya sangat berdekatan dan hanya dipisahkan oleh
selapis jaringan ikat fibrosa.
Contohnya : sutura diantara tulang-tulang tengkorak.
b) Persendian kartilago (sendi yang bergerak sedikit), yaitu persendian yang tidak
memiliki rongga sendi dan diperkokoh dengan jaringan kartilago. Pergerakan dari
sendi ini terbatas, dimana tulang-tulangnya dihubungkan oleh tulang rawan hialin,
Contohnya tulang iga.
c) Persendian sinovial (sendi yang bergerak bebas), yaitu persendian yang memiliki
rongga sendi dan diperkokoh dengan kapsul dan ligamen artikular yang
membungkusnya. Pergerakannya bebas,
Contohnya sendi bahu dan panggul, siku dan lutut, sendi pada tulang-tulang jari
tangan dan kaki, pergelangan tangan dan kaki.

 Di sendi ada cairan yang melumasi tulang sehingga tidak terasa sakit saat digerakkan

Anda mungkin juga menyukai