Anda di halaman 1dari 9

TUGAS ANALISIS JURNAL

OLEH :
ANDY MOHAMAD RAHADITYA (011211058)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS NGUDI WALUYO
2023
ANALISIS JURNAL 1

1. Judul
Dalam jurnal yang berjudul “BULLYING VERBAL BERHUBUNGAN DENGAN
PENERIMAAN DIRI DAN HARGA DIRI REMAJA” sudah mencerminkan isi
artikel karena sesuai dengan kupasan teori-teori yang ada dalam jurnal tersebut.
2. Penulis
Artikel ini di tulis oleh 2 penulis yaitu “Endri Ekayamti dan Dika Lukitaningtyas”
3. Keresponden
Dalam artikel jurnal ini penulis dilengkapi dengan alamat keresponden seperti adanya
e-mail (yamti.endrieka@gmail.com) serta terdapat nama dan alamat Lembaga yaitu
Akademi Keperawatan Pemerintah Kabupaten Ngawi, Jln Dokter Wahidin,
Mulyorejo, Central Karang, Ngawi, Jawa Timur 63218, Indonesia. Pada jurnal ini
juga terdapat ISSN (e-ISSN 2621-2978 dan p-ISSN 2685-9394)
4. Abstrak
Pada bagian abstrak artikel jurnal ini terdapat penjelasan singkat mengenai isi dari
latar belakang,metode,hasil,dan kesimpulan. Abstrak pada artikel ini menggunakan
Bahasa yang jelas sehingga mudah di pahami dengan dilengkapi 2 bahasa yaitu
Bahasa Indonesia dan inggris. Menurut saya abstrak pada artikel ini cukup jelas
karena sudah mendalami isi dari bagian pada jurnal.
5. Pendahuluan
Bagian pendahuluan telah berisi paparan tentang masalah dan ruang lingkup, yang
mana pada masalah artikel ini membahas tentang bulliying verbal dengan ruang
lingkup penerimaan dan harga diri pada remaja. Penelitian ini perlu dilakukan karena
berisi argumentasi bahwa terbentuknya perilaku remaja sangat dipengaruhi oleh
lingkungan terutama lingkungan keluarga dan lingkungan teman sebayanya. Keluarga
dan teman sebaya yang memberikan contoh perilaku yang baik secara otomatis
perilaku tersebut akan ditirukan oleh remaja tersebut, dan begitu juga sebaliknya.
Perilaku bullying pada remaja disebabkan oleh beberapa faktor antara lain: faktor
keluarga, teman sebaya, lingkungan sekolah, dan factor media masa. (Ekayamti et al.
(2020)). Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui apakah ada
hubunggan bullying verbal terhadap penerimaan diri dan harga diri remaja.
6. Metode
Penelitian ini termasuk dalam penelitian korelasional yang mengkaji hubungan antar
variabel, dengan metode penelitian yang di gunakan adalah cross sectional. Populasi
dalam penelitian ini adalah remaja yang berada di Kelurahan Karangtengah,
Kecamatan Ngawi sejumlah 138 remaja, dengan kriteria inklusi remaja yang tinggal
di kelurahan karangtengah, berusia 10-20 tahun (Soetjiningsih, 2013), belum menikah
dan tidak mengalami cacat fisik. Besar sampel yang digunakan dalam penelitian ini
sejumlah 102 responden dengan tehnik pengambilan sampel Simple Random
Sampling. Hasil uji validitas dari 10 item pertanyaan dinyatakan valid dengan nilai
0,8 dan hasil uji reliabilitas menunjuukan nilai alpha cronbach 0,8. Instrument
penerimaan diri diadopsi dari penelitian Pramoko, (2019) dimana instrument ini
disusun dari ciri-ciri penerimaan diri yang dikemukakan oleh Allport. Instrument
telah dilakukan uji validitas dan reliabilitas dengan nilai alpha cronbach 0,951. Dan
instrumen harga diri menggunakan skala harga diri baku dari Rosenberg yaitu
Rosenberg Self-Esteem Scale (RSES), dimana skala RSES memiliki nilai reabilitas
dan internal konsistensi yang umumnya diatas 0,80. Zeigler-Hill (2010) menyatakan
nilai alpha 0,88. Uji analisis menggunakan korelasi spearman.
7. Hasil riset dan pembahasan
 Bulliying verbal remaja
Remaja di Kelurahan Karangtengah sebagian besar pernah mengalami verbal
bullying sejumlah 100 (98%) responden. Hal ini sesuai dengan penelitian yang
dilakukan oleh S. R. Putri et al. (2021) tentang Fenomena Verbal Bullying di
Masyarakat Pedawang, menyimpulkan bahwa masih terjadi verbal bullying di
lingkungan anak, verbal bullying yang dilakukan membuat korban mengalami
penurunan kepercayaan diri yang diikuti dengan perubahan perilaku anak yang
menjadi pendiam dan minder untuk bergaul dengan teman sebaya. Tindak
bullying verbal yang dilakukan dalam jangka waktu yang lama dan terus-
menerus bisa mengikis kepercayaan diri remaja, muncul berbagai informasi
negatif tentang dirinya membuat remaja terbebani secara mental, disertai tidak
adanya koping efektif dan positif dari diri remaja sehingga berakibat remaja
menjadi depresi.
 Penerimaan diri remaja
Penerimaan diri remaja di Kelurahan Karangtengah sebagian besar berada
pada kategori rendah 53 (52%) responden. Hasil ini sesuai dengan penelitian
yang dilakukan oleh Pramoko (2019) dengan judul Pengaruh Penerimaan Diri
Remaja terhadap Perilaku Bullying pada Siswa Kelas VIII SMP N 1 Turi”
dengan hasil penelitian bahwa penerimaan diri remaja beradad di kategori
rendah, penerimaan diri yang rendah dapat disebabkan adanya perlakuan
lingkungan yang salah, dimana lingkungan mendiskriminasi remaja tanpa ada
alasan yang jelas seperti bullying verbal. Adanya perlakuan yang kurang
mengenakkan dari lingkungan, serta pengalaman bullying memberi dapat
menjadikan korban trauma. Konsekuensi trauma yang dialaminya
memunculkan rasa gelisah, cemas, dan putus asa sehingga remaja sulit
mendapat kesejahteraan psikologis.
 Harga diri remaja
Harga diri remaja yang pernah mendapatkan bullying verbal di Kelurahan
Karangtengah rendah sejumlah 52 (51%). Sesuai dengan penelitian yang
dilakukan Mardina (2018) menyimpulan bahwa remaja yang menjadi korban
bullying mempunyai harga diri yang rendah, mereka menganggap diri sendiri
sebagai orang yang salah, sifat dan perilaku yang kurang baik, dan merasa diri
sendiri aneh. Bullying verbal yang didapat dikarenakan adanya senioritas antar
remaja. Perbedaan antar remaja dapat menjadikan orang tersebut untuk di
bully, meski mereka beralasan untuk lucu-lucuan saja namun hal tersebut
berimbas pada harga diri remaja korban bullying tersebut.
 Hubungan Bullying Verbal dengan Penerimaan Diri Remaja
Hasil uji statistik menggunakan spearmen’s rho anatara bullying verbal
dengan penerimaan diri didapatkan nilai signifikasi p= 0,037 (p< 0,05) yang
artinya terdapat hubungan antara bullying verbal dan penerimaan diri. Remaja
yang mendapat perlakuan bullying verbal berpotensi menurunkan penerimaan
diri mereka yang disertai dengan penurunan rasa percaya diri. Kepercayaan
diri perlahan digantikan oleh rasa cemas dan khawatir atas perkataan bullying
verbal.
 Hubungan Bullying Verbal dengan Harga Diri Remaja
Hasil uji statistik menggunakan spearmen’s rho didapatkan nilai signifikasi p=
0,000 (p< 0,05) dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan
antara bullying verbal dengan harga diri. Remaja yang pernah mendapat
bullying verbal secara perlahan akan mengikis harga dirinya, hasil ini sesuai
dengan penelitian yang dilakukan oleh Jek Amidos Pardede et al., (2021)
dengan judul Verbals Bullying Related to Self-Esteem on Adolescents,
berkesimpulan bahwa terdapat hubungan antara bullying verbal dengan harga
diri remaja, remaja secara terang-terangan memberi julukan, mengejek,
menggosip kepada teman tertentu yang dianggap sebagai hal iseng, tanpa
mereka sadari perlakuan tersebut memberikan dampak negatif utamanya pada
psikologis penerima bullying. Remaja yang menjadi korban bullying verbal
akan memikirkan perkataan yang dilontarkan temannya, secara otomatis
mereka akan berbenah diri mencari letak salah mereka yang nyatanya Ia tak
seperti apa yang diucapkan temannya.
 Hubungan Penerimaan Diri dengan Harga Diri Remaja
Hasil uji statistik dengan korelasi spearmen’s rho didapatkan nilai signifikasi
p= 0,000 (p< 0,05) yang artinya terdapat hubungan yang signifikan antara
penerimaan diri dengan harga diri. Remaja yang mampu menerima dirinya
dengan baik akan berpengaruh terhadap harga dirinya. Sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Primadia, (2019) dengan judul Hubungan
Antara Penerimaan Diri dengan Harga Diri Remaja Korban Bullying,
berkesimpulan bahwa semakin baik penerimaan diri maka semakin tinggi
harga diri remaja. Tinggi rendahnya harga diri seseorang dipengaruhi oleh
penerimaan diri mereka sendiri. Remaja dengan harga diri tinggi ketika
dihadapkan dengan masalah bullying akan cenderung menerima tanpa
memikirkan bullying yang dialami, berbeda dengan remaja yang berharga diri
rendah memiliki sikap dan memberi penilaian yang negatif sehingga ia
berasumsi bahwa ia tidak berharga sama sekali.
8. Kesimpulan
Sebagian besar remaja dalam penelitian ini pernah mengalami bullying verbal dengan
penerimaan diri dan harga diri rendah. Uji analisis didapatkan terdapat hubungan yang
signifikan antara bullying verbal dan penerimaan diri. Remaja yang mendapat
perlakuan bullying verbal berpotensi menurunkan penerimaan diri mereka yang
disertai dengan penurunan rasa percaya diri.
9. Daftar Pustaka

ekayamti, E. and Lukitaningtyas, D. (2022) “BULLYING VERBAL


BERHUBUNGAN DENGAN PENERIMAAN DIRI DAN HARGA DIRI
REMAJA ,” Jurnal Ilmu Keperawatan Jiwa, 5(1), pp. 1–12. Available at:
https://doi.org/https://journal.ppnijateng.org/index.php/jikj.
ANALISIS JURNAL 2

1. Judul
Dalam jurnal yang berjudul “PERAN POLA ASUH DENGAN KECANDUAN
GADGET PADA ANAK PRA SEKOLAH” sudah mencerminkan isi artikel karena
sesuai dengan kupasan teori-teori yang ada dalam jurnal tersebut.
2. Penulis
Artikel ini di tulis oleh 4 penulis yaitu “Akhmad Yanuar Fahmi Pamungkas, Ninis
Indriani*, Tri Wulandari, Ivan Rachmawan”
3. Keresponden
Dalam artikel jurnal ini penulis dilengkapi dengan alamat keresponden seperti adanya
e-mail (ninisindriani@gmail.com) serta terdapat nama dan alamat Lembaga yaitu
STIKES Banyuwangi, Jl. Letkol Istiqlah No.109, Lingkungan Mojoroto R,
Mojopanggung, Kec. Giri, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur 68422, Indonesia.
Pada jurnal ini juga terdapat ISSN (, e-ISSN 2655-8106, p-ISSN2338-2090)
4. Abstrak
Pada bagian abstrak artikel jurnal ini terdapat penjelasan singkat mengenai isi dari
latar belakang,metode,hasil,dan kesimpulan. Abstrak pada artikel ini menggunakan
Bahasa yang jelas sehingga mudah di pahami dengan dilengkapi 2 bahasa yaitu
Bahasa Indonesia dan inggris. Menurut saya abstrak pada artikel ini cukup jelas
karena sudah mendalami isi dari bagian pada jurnal disertai kata kunci yang lengkap.
5. Pendahuluan
Bagian pendahuluan telah berisi paparan tentang masalah dan ruang lingkup, yang
mana pada masalah artikel ini membahas tentang peran pola asuh dengan kecanduan
gadget dengan ruang lingkup anak pra sekolah. Penelitian ini perlu dilakukan karena
berisi argumentasi bahwa Banyak orang tua yang dengan sengaja memberikan gadget
pada anak dengan alasan bahwa gadget adalah alat permainan yang dapat membuat
anak diam dan tidak rewel ketika ditinggal orang tua bekerja serta dapat membuat
anak betah berada di rumah. Disamping itu lingkungan juga sangat berpengaruh
dalam membentuk kebiasaan anak berinteraksi dengan gadget. Interaksi anak dengan
gadget dalam frekuensi yang sering dapat mengakibatkan anak kecanduan gadget.
(Rahmalah et al., n.d.2019)). Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu untuk
menganalisis hubungan pola asuh orang tua dengan tingkat kecanduan gadget pada
anak pra-sekolah.
6. Metode
Jenis penelitian menggunakan study korelasi dengan cross-sectional sebagai desain
penelitian. Sampel diambil sebanyak 46 dengan total sampling sebagai metode
pengambilan sampling. Penelitian dilaksanakan dengan memberikan kuesioner
Parenting Styles and Dimensions Questionna ire-Short Version (PSDQ) (Robinson,
2001) sebagai instrumen untuk mengetahui pola asuh yang diberikan orang tua
kepada anak dan kuesioner Smartphone Addiction Test untuk mengidentifikasi
tingkat kecanduan anak pada gadget (Kwon, 2013). Data di analisis menggunakan uji
Spearman Rho. Kuesioner Parenting Styles and Dimensions Questionnaire-Short
Version (PSDQ) pernah digunakan oleh penelitian mengenai tingkat pola asuh orang
tua oleh Rizky Novitasari Suherman (2019) yang telah melakukan uji validitas dan uji
rehabilitas pada kuesioner dengan tiga domain pola asuh pada 22 responden yang
memiliki anak prasekolah. Dengan hasil uji validitas menyatakan 32 item pertanyaan
valid dengan keseluruhan nilai r > 0,422. Uji rehabilitas pada 32 pertanyaan
didapatkan nilai cronbach-a 0,912 sehingga kuesioner dinyatakan realiabel.
(Suherman RN, 2019)
7. Hasil riset dan pembahasan
 Pola Asuh Orang Tua
Hasil dari penelitian ini menjelaskan bahwa pola asuh tipe demokratis
dominan dilakukan orang tua sebanyak 60,9%. Menurut Sebagian besar
responden mereka lebih banyak meluangkan waktu anak-anak dengan suasana
yang hangat dan akrab. Disisi lain pengetahuan orang tua juga menentukan
cara mendidik anak yang baik, hal ini dibuktikan sebagian besar pendidikan
akhir ibu adalah SMA dimana tingkat pendidikan setaraf SMA sudah banyak
memberikan informasi terkait pola asuh yang sesuai untuk anak.
 Kecanduan Gadget pada Anak Usia Pra Sekolah
Hampir setengah dari responden pada penelitian ini tidak mengalami
kecanduan pada gadget sebanyak 41,3%. Menurut (Novitasari W, 2016)
kecanduan terhadap sesuatu dipengaruhi banyak faktor, diantaranya adalah
tingkat sensation seeking yang tinggi dimana seseorang sangat mudah merasa
bosan dalam rutinitas sehingga cenderung untuk mencoba hal baru untuk
menghilangkan rasa bosan tersebut. Sensation seeking merupakan sikap
seseorang yang cenderung melakukan aktifitas yang tidak bersifat monoton
dan selalu ingin mencoba hal baru. Selain sensation seeking, orang tua hanya
mengizinkan anaknya berinteraksi dengan gadget pada aat libur saja dengan
durasi 2 jam, hal ini menjadi upaya orang tua untuk mencegah siklus
kecanduan gadget pada anaknya.
 Peran Pola Asuh terhadap Kecanduan Gadget pada Anak Prasekolah
Hasil penelitian ini menyatakan bahwa terdapat hubungan yang signifikan
antara pola asuh dengan kejadian kecanduan gadget pada anak pra sekolah.
Penerapan pola asuh demokratis akan lebih membuat anak merasa di hargai,
terjalin interaksi yang akrab antara anak dan orang tua, sehingga anak menjadi
lebih dekat dengan orang tua, mematuhi peraturan yang telah disepakati
bersama orang tua, timbul rasa saling perhatian, saling menghormati serta
saling menyayangi.
8. Kesimpulan
Pola asuh berperan penting terhadap perkembangan sikap anak, terutama di saat ini
dimana gadget sudah menjadi trend di semua kelompok usia, mulai dari orang
dewasa, remaja hingga anak-anak. Oleh karena itu dengan memberikan pola asuh
yang tepat sesuai tahap perkembangan anak, dapat mencegah kecanduan anak
terhadap gadget, sehingga perkembangan anak dapat dicapai secara optimal.
9. Daftar Pustaka

Fahmi Pamungkas, A.Y. et al. (2022) “PERAN POLA ASUH DENGAN


KECANDUAN GADGET PADA ANAK PRA SEKOLAH,” Jurnal
Keperawatan Jiwa (JKJ): Persatuan Perawat Nasional Indonesia, 11(1), pp. 1–
6. Available at: https://doi.org/10.26714/jkj.11.1.2023.97-102.

Anda mungkin juga menyukai