Anda di halaman 1dari 17

IDE BUNUH DIRI PADA REMAJA KORBAN PERUNDUNGAN:

KEBERFUNGSIAN KELUARGA DAN KUALITAS HUBUNGAN


PERTEMANAN SEBAGAI PREDIKTOR
1
Indira M. Tandiono, 2Fransisca I. R. Dewi, 3Naomi Soetikno
1,2,3
Fakultas Psikologi Universitas Tarumanagara
Jl. Letjen S. Parman, Grogol Petamburan 11440, Jakarta
1
indira.717181017@stu.untar.ac.id

Abstrak
Perundungan menjadi salah satu masalah remaja yang dapat berdampak munculnya ide bunuh
diri. Remaja yang memiliki ide bunuh diri memiliki faktor-faktor yang mempengaruhi ide bunuh
diri pada remaja yaitu keluarga dan teman. Penelitian ini bertujuan menguji peran
keberfungsian keluarga dan kualitas hubungan pertemanan terhadap ide bunuh diri remaja
korban perundungan. Jenis penelitian kuantitatif deskriptif dengan melibatkan partisipan
remaja sebanyak 748 berusia 13-19 tahun. Alat ukur yang digunakan adalah Beck Suicide
Ideation (B-SSI), Family Adaptability and Cohesion Evaluation Scales (FACES-II) dan Family
Communication Scale (FCS), dan Friendship Quality Scale (FQS). Teknik analisis regresi linier
digunakan dan hasilnya menunjukkan bahwa keberfungsian keluarga dan kualitas hubungan
pertemanan memiliki peran yang signifikan terhadap ide bunuh diri remaja korban
perundungan. Keberfungsian keluarga memiliki peran lebih besar dibandingkan kualitas
hubungan pertemanan. Fungsi keluarga yang semakin baik akan menurunkan ide bunuh diri
remaja korban perundungan. Kualitas hubungan pertemanan tidak berperan signifikan
terhadap ide bunuh diri karena faktor lain yang mempengaruhi, seperti proses berbagi cerita
dalam pertemanan, penguatan afeksi negatif saat bercerita dengan teman, dan rasa kesepian.
Penelitian ini memperlihatkan gambaran peran fungsi keluarga dan pertemanan yang berkaitan
dengan remaja korban perundungan. Untuk itu, dalam keluarga dengan korban perundungan
dapat mempertahankan komunikasi dan fleksibilitas antar anggota keluarga untuk menurunkan
ide bunuh diri.

Kata Kunci: Keluarga; pertemanan; bunuh diri; remaja

Abstract
Bullying is one of the problems of adolescents that can lead to suicidal thoughts. Adolescents
who have suicidal ideation have influencing factors such as the role of family and friends. This
study aims to examine how the role of family functioning and the quality of friendship
relationships with the suicidal ideation of bullied teenagers. This research is descriptive
quantitative research. Participants in the study were 748 adolescents aged 13-19 years. The
measuring instruments used in this research are Beck Suicide Ideation (B-SSI), Family
Adaptability and Cohesion Evaluation Scales (FACES-II), and Family Communication Scale
(FCS), and Friendship Quality Scale (FQS). This study uses simple and multiple linear
regression analysis. Linear regression analysis showed that family functioning and the quality
of friendship had a significant role in the suicidal ideation of bullied teenagers (R2 = 0.164).
Family functioning has a bigger role than the quality of friendship in adolescent suicide
ideation (β = - 0.409, p = 0.000). The family function will reduce the idea of committing suicide
among bullies. The quality of friendship does not play a significant role in suicidal ideation
because of other influencing factors, such as the process of sharing stories in friendship,
strengthening negative affections when telling stories with friends, and feeling lonely. This study
shows an overview of the role of family and friendship functions related to young victims of
bullying. The role of the family plays a bigger role in youth victims of bullying in reducing
suicidal ideation than the quality of friendship relationships. This study suggests that the

156 Jurnal Psikologi Volume 13 No.2, Desember 2020


families of victims of bullying can maintain communication and flexibility between family
members to reduce suicidal ideation.

Keywords: Family; friendship; suicide ideation; adolescent

PENDAHULUAN remaja untuk memiliki ide bunuh diri, jika


Perundungan (bullying) menjadi salah tidak segera diberi penanganan maka remaja
satu kasus yang masih terus terjadi terutama dapat saja melakukan bunuh diri (Barzilay
pada masa remaja. Dampak dari perundungan dkk., 2017; Hinduja & Patchin, 2018).
tidak dapat dianggap sebagai permasalahan Remaja mulai menghadapi perma-
sederhana, beberapa remaja mungkin salahan psikologis, seperti depresi,
memiliki kapasitas lebih besar untuk kecemasan, bunuh diri, perilaku melukai diri,
menerima dan menghadapi kondisi negatif gangguan makan, penggunaan obat-obatan,
yang dialaminya, namun tidak sedikit juga dan permasalahan perilaku mengganggu
yang kesulitan untuk menghadapi kondisi (Lovell & White, 2019). Ide bunuh diri sering
tersebut. Kasus perundungan di Indonesia dikaitkan dengan kondisi depresi. Intensitas
berdasarkan KPAI yaitu korban dari ide bunuh diri menunjukkan korelasi
pengeroyokan 3 kasus, kekerasan fisik 8 yang paling tinggi dengan intensitas dari
kasus, kekerasan seksual 3 kasus, 12 kasus depresi. DSM edisi ke-5 (APA, 2013)
kekerasan psikis dan bullying, dan kasus anak mengklarifikasikan pemikiran bunuh diri
membully guru sebanyak 4 kasus (Maradewa, yang berulang sebagai gejala dari depresi.
2019). Komisi Perlindungan Anak Indonesia Beck & Alford (2009) menyatakan bahwa
(KPAI) menyatakan bahwa kasus pelanggaran harapan untuk bunuh diri mengindikasikan
yang terjadi di bidang pendidikan sepanjang tingkat keparahan dari depresi. Bunuh diri
Januari hingga April 2019 masih didominasi secara sederhana didefinisikan sebagai
oleh perundungan seperti kekerasan fisik, tindakan untuk mengakhiri hidup (Kazdin,
psikis, dan seksual. Perundungan juga dapat 2000). Berdasarkan data kelompok usia di
dilakukan melalui siber seperti, panggilan WHO Indonesia, usia 15-29 tahun
nama dengan mengejek, mempermalukan menunjukkan angka bunuh diri lebih tinggi
orang, ancaman fisik, hingga pelecehan dibandingkan dengan usia 30-49 tahun.
seksual secara daring (Wardani, 2017). Bunuh diri menjadi penyebab kematian kedua
Dampak dari perundungan siber tertinggi pada usia 15-29 tahun secara umum
memiliki dampak seperti merokok, konsumsi (WHO, 2016).
alkohol, bahkan ide bunuh diri hingga Alavi dkk. (2017) melakukan penelitian
melakukan percobaan bunuh diri (Wiguna tentang perundungan bahwa sebanyak 77%
dkk., 2018; van Geel, Vedder, & Tanilon, remaja memiliki pengalaman perundungan
2014). Perundungan juga beresiko bagi para dan 68.9% memiliki ide bunuh diri dari total

Tandiono, Dewi, Soetikno, Ide Bunuh Diri, .... 157


https://doi.org/10.35760/psi.2020.v13i2.3307
partisipan sebanyak 270 orang. Shek (2010) dukungan dari keluarga yang rendah dapat
menambahkan bahwa keberfungsian keluarga berisiko depresi. Lovell dan White (2019)
menjadi faktor kunci dalam setiap juga menyatakan bahwa peran teman dan
perkembangan individu, semakin tingginya keluarga penting pada kehidupan para remaja.
dimensi fleksibilitas dan kohesi, maka Remaja yang tidak memperoleh respon positif
semakin berkorelasi positif dengan trait dari lingkungan keluarga dan pertemanan
kecerdasan emosi yang menuntun pada (kurangnya kehangatan dan pengakuan) dapat
kesejahteraan emosi anak dalam keluarga. menyebabkan mereka meyakini bahwa
Fungsi keluarga yang baik berkaitan dengan dirinya tidak memiliki kekuatan untuk
kesehatan dengan tingkat gejala gangguan mengatasi kejadian dalam hidup mereka.
perilaku yang lebih rendah. Jika para remaja Lebowitz, Blumberg, dan Silverman (2018)
dapat melalui masalahnya dengan juga berpendapat bahwa hubungan sosial
memanfaatkan hal-hal positif disekitarnya interaksi teman sebaya yang negatif
seperti keluarga, maka kecil kemungkinannya meningkatkan resiko memiliki ide bunuh diri.
bagi mereka untuk memiliki ide bunuh diri. Kualitas hubungan pertemanan yang baik
Studi awal dilakukan penulis pada dapat memberi peran protektif dalam
salah satu SMA Negeri X Tangerang Selatan menghadapi perundungan, seperti interaksi
pada bulan September 2019. Hasil antar teman yang positif (Kim & Kim, 2016).
menunjukkan 102 (57%) dari 178 siswa Di sisi lain, terdapat temuan berbeda
mengalami perundungan. Dari survei dari van Voorst (2015) yang menjelaskan
ditemukan pula ide bunuh diri sebanyak 47 bahwa hubungan pertemanan yang baik
orang siswa (26%). Selain menggunakan kurang berperan dalam mencegah ide bunuh
kuesioner, informasi diperoleh dengan diri para remaja. Hal ini dikarenakan peran
wawancara pada 3 siswa yang mengalami kesepian yang berkontribusi dalam
perundungan. Ditemukan bahwa dukungan meningkatkan kecenderungan remaja untuk
keluarga dan teman dekat berperan memiliki keinginan mengakhiri hidup. Hasil
menghentikan pemikiran ide bunuh diri. penelitian lainnya, van Harmelen dkk. (2016)
Keluarga dan teman berperan dalam menjelaskan hubungan pertemanan dan
menurunkan gejala depresi dan mencegah dukungan dari keluarga secara tidak langsung
percobaan bunuh diri (Bell dkk., 2017). berperan terhadap meningkatnya gejala
Semakin tinggi dukungan dari lingkungan depresi pada remaja. Hubungan pertemanan
keluarga dan teman, maka semakin rendah yang kurang baik seperti dirundung dapat
gejala depresi. Kepuasan terhadap pertemanan dihadapi oleh para remaja yang memiliki
memiliki kemungkinan menjadi faktor resiliensi yang dipengaruhi oleh lingkungan
protektif dalam mencegah depresi, sedangkan keluarga.

158 Jurnal Psikologi Volume 13 No.2, Desember 2020


Perkembangan fisik, kognitif, sosial pertemanan remaja dapat mempengaruhi
dan emosional adalah faktor kunci bagi remaja memunculkan ide bunuh diri, seperti
remaja untuk mempersiapkan diri menuju interaksi yang negatif dengan teman. Di sisi
dewasa. Peran orangtua tetap diperlukan lain, masa perkembangan remaja lebih dekat
untuk membantu remaja menghadapi terhadap teman sebaya dibandingkan dengan
perubahan yang terjadi, seperti halnya keluarga. Penelitian peranan keberfungsian
perubahan kognitif perlu arahan orangtua agar keluarga dan kualitas hubungan pertamanan
remaja mengambil keputusan yang tepat mempengaruhi ide bunuh diri pada remaja
(Santrock, 2011). Keluarga menjadi faktor korban perundungan tampaknya masih kurang
yang signifikan dalam menentukan perilaku untuk diteliti di Indonesia, untuk itu penelitian
sehat para remaja. Fungsi keluarga memiliki ini dilakukan. Penelitian akan menguji peran
dampak positif bagi kondisi kesejahteraan keberfungsian keluarga dan kualitas
emosional khususnya bagi para remaja dalam hubungan pertemanan pada ide bunuh diri
menghadapi pengalaman tidak menye- remaja korban perundungan. Hipotesis
nangkan, seperti perundungan. Fungsi pertama pada penelitian ini adalah terdapat
keluarga yang baik meliputi kedekatan emosi, peran keberfungsian keluarga yang signifikan
saling membantu satu sama lain dalam terhadap ide bunuh diri pada remaja korban
menghadapi tekanan, dan komunikasi positif perundungan. Hipotesis kedua adalah terdapat
antar anggota keluarga (Balistreri & Alvira- peran kualitas hubungan pertemanan yang
Hammond, 2016; Dardas, 2019; Fleming, signifikan terhadap ide bunuh diri pada
2015). remaja korban perundungan. Hipotesis ketiga
Penafsiran pengalaman dari setiap adalah keberfungsian keluarga memiliki peran
individu berbeda-beda, individu akan lebih besar dalam mempengaruhi ide bunuh
bertindak berdasarkan faktor eksternal yang diri remaja dibandingkan dengan kualitas
dipelajarinya. Faktor eksternal yang lebih hubungan pertemanan.
sering berperan pada masa remaja adalah
lingkungan keluarga dan pertemanan. METODE PENELITIAN
Berdasarkan paparan di atas, dampak dari Partisipan penelitian ini berjumlah 748
perundungan dapat mempengaruhi individu individu remaja dengan rata-rata usia 16 tahun
untuk memiliki ide bunuh diri. Ide bunuh diri yang merupakan siswa kelas X sampai XII di
tampaknya memiliki keterkaitan dengan SMA daerah Jakarta dan sekitarnya.
keberfungsian keluarga, semakin baik fungsi Mayoritas partisipan perempuan sebanyak
keluarga maka mencegah individu memiliki 58,2%. Data lebih lengkap dapat dilihat pada
ide bunuh diri. Peran kualitas hubungan Tabel 1.

Tandiono, Dewi, Soetikno, Ide Bunuh Diri, .... 159


https://doi.org/10.35760/psi.2020.v13i2.3307
Tabel 1. Data Demografis
Keterangan Mean/SD Frekuensi Persentase
Laki-laki 313 41.8
Jenis
Kelamin Perempuan 435 58.2
M= 16.08
SD= 0.947
Usia (tahun) Remaja awal (13-14) 14 1.8
Remaja madya (15-16) 453 60.6
Remaja akhir (17-19) 281 37.6
X 279 37.3
Kelas XI 183 24.5
XII 286 38.2
IPA 365 48.8
Jurusan
IPS 383 51.2

Skala untuk mengukur variabel terikat keseimbangan dengan memiliki ikatan


yaitu ide bunuh diri adalah Beck’s Scale of emosional, stabilitas hubungan, dan
Suicidal Ideation (B-SSI) dikembangkan oleh komunikasi dalam keluarga. Alat ukur ini
Beck, Kovacs, dan Weissman (1979) dan terdiri dari 40 butir pernyataan, pilihan
telah ditranslasi ke Bahasa Indonesia (Naila, jawaban menggunakan skala Likert rentang 1
2017). Ide bunuh diri didefinisikan sebagai (sangat tidak sesuai) hingga 6 (sangat sesuai).
keinginan untuk membunuh diri sendiri dan Jumlah skor yang semakin tinggi pada
memiliki rencana akan keinginannya tersebut dimensi-dimensi alat ukur menunjukkan
namun tidak melakukan upaya bunuh diri. B- keberfungsian keluarga yang semakin
SSI terdiri dari 19 item pernyataan yang seimbang. Peneliti melakukan uji reliabilitas
menggambarkan sikap terkait ide bunuh diri. dengan nilai 0.946.
Setiap item memiliki rentang skor dari 0-2 Skala untuk mengukur variabel bebas
dan total skor dari 0-38, semakin tinggi skor kedua adalah kualitas hubungan pertemanan
maka semakin tinggi ide bunuh diri. Peneliti diukur menggunakan Friendship Quality
melakukan uji reliabilitas dengan nilai 0.919. Scale (FQS) yang dikembangkan oleh
Skala untuk mengukur variabel bebas Bukowski, Hoza, dan Boivin (1994) dan telah
pertama yaitu keberfungsian keluarga adalah ditranslasi ke Bahasa Indonesia (Kharimah,
Family Adaptability and Cohesion Evaluation Prasetyawati, & Sary, 2018). Kualitas
Scales (FACES-II) dan Family hubungan pertemanan diukur melalui aspek
Communication Scale (FCS) dikembangkan positif dan aspek negatif hubungan
oleh van Voorst (2015), serta telah ditranslasi pertemanan. Alat ukur ini terdiri dari 23 butir
ke Bahasa Indonesia (Kamilie, 2015). pernyataan dengan pilihan jawaban
Keberfungsian keluarga didefinisikan sebagai menggunakan skala Kontinum rentang 1
hubungan satu sama lain yang mencapai suatu (sama sekali tidak benar) hingga 5 (benar

160 Jurnal Psikologi Volume 13 No.2, Desember 2020


sekali), Semakin tinggi skor, maka semakin korelasi antara variabel independen dengan
tinggi kualitas hubungan pertemanan yang model regresi. Pada kedua variabel
dimiliki individu. Peneliti melakukan uji independen dalam penelitian ini menunjukkan
reliabilitas dengan nilai 0.852. Analisis nilai tolerance = 0.976 dan VIF = 1.024, hal
statistik menggunakan uji regresi berganda. ini berarti tidak menunjukkan multi-
Uji regresi berganda adalah model prediksi kolinieritas.
yang melibatkan lebih dari satu variabel Penelitian ini bertujuan untuk menguji
bebas. Jenis analisis statistik regresi yang peran keberfungsian keluarga dan kualitas
digunakan adalah regresi linear sederhana dan hubungan pertemanan pada ide bunuh diri
berganda. remaja korban perundungan. Bentuk
perundungan pada penelitian ini terbagi
HASIL DAN PEMBAHASAN menjadi perundungan verbal, fisik, dan siber.
Uji asumsi dilakukan dan menunjukkan Pengalaman perundungan yang paling banyak
bahwa penyebaran data berdistribusi normal dialami oleh partisipan adalah Pengalaman
dengan nilai p = 0.061 > .05. Uji asumsi perundungan yang paling banyak dialami oleh
berikutnya adalah uji multikolinieritas yang partisipan adalah perundungan verbal (96%).
bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya Data lebih lengkap dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Jenis Perundungan


Jenis Perundungan Jumlah (n) Persentase (%)
Fisik 17 2.3
Verbal 288 38.5
Siber 13 1.7
Fisik & verbal 161 21.5
Fisik & siber 3 0.4
Verbal & siber 106 14.2
Fisik, verbal & siber 160 21.4
Total 748 100

Tabel 3. Gambaran Dimensi Keberfungsian Keluarga


Aspek Min Max Rata-rata SD
Kohesivitas 20.06 87.38 61.95 10.60
Fleksibilitas 15.08 66.50 46.18 8.34
Komunikasi 9.10 54.60 38.12 8.00
.

Tandiono, Dewi, Soetikno, Ide Bunuh Diri, .... 161


https://doi.org/10.35760/psi.2020.v13i2.3307
Tabel 4. Gambaran Dimensi Kualitas Hubungan Pertemanan
Aspek Min Max Rata-rata SD
Keamanan 3.25 16.25 11.89 2.79
Kedekatan 4.20 21.00 16.04 3.34
Kebersamaan 3.25 16.25 11.34 3.01
Konflik 3.25 16.25 8.83 3.06
Bantuan 4.20 21.00 16.40 3.41

Tabel 5. Gambaran Dimensi Ide Bunuh Diri


Aspek Ide Bunuh Diri Min Max Rata-rata SD
Hasrat Aktif 0 20.18 2.7546 3.69
Persiapan 0 4.33 0.4884 0.95
Hasrat Pasif 0 6.25 0.7477 1.14

Tabel 6. Hasil Analisis Regresi Keberfungsian Keluarga dan Kualitas Hubungan


Pertemanan dengan Ide Bunuh Diri
Hipotesis Variabel R R2 F sig.
1 Keberfungsian keluarga – Ide 0.395 0.156 138.278 0.000*
bunuh diri
2 Kualitas hubungan 0.027 0.001 0.561 0.454a
pertemanan – Ide bunuh diri
3 Keberfungsian keluarga dan 0.405 0.164 73.258 0.000*
kualitas hubungan
pertemanan – Ide bunuh diri
Ket: *=p <.01, **=p<.05, a=tidak signifikan

Data mengenai keberfungsian keluarga hasil analisis data rata-rata aspek hasrat bunuh
dapat dilihat berdasarkan aspek-aspek, yaitu diri aktif menunjukkan nilai 2.755, hal ini
kohesivitas, fleksibilitas, dan komunikasi. berarti menunjukkan adanya keinginan untuk
Rerata aspek kohesivitas menunjukkan nilai melakukan percobaan bunuh diri. Data lebih
61.946 hal ini berarti menunjukkan kedekatan rinci dapat dilihat pada Tabel 5.Hasil
emosi antar anggota keluarga yang tinggi. penelitian menunjukkan bahwa hipotesis 1
Data lebih rinci dapat dilihat pada Tabel 3. dan 3 diterima, namun hipotesis 2 ditolak.
Rerata kualitas hubungan pertemanan Dasar dari hal ini dapat dilihat pada Tabel 6.
berdasarkan lima dimensi, yaitu keamanan, Pada hipotesis pertama, hasil regresi
kedekatan, kebersamaan, konflik, dan sederhana menunjukkan bahwa terdapat
bantuan. Rerata tertinggi adalah dimensi pengaruh keberfungsian keluarga terhadap ide
bantuan (16.40), berarti pemberian bunuh diri sebesar 15.6%, sisanya 84.4%
pertolongan dan perlindungan kepada teman dipengaruhi oleh faktor lain. Berdasarkan
yang tinggi. Data lebih rinci dapat dilihat analisis regresi menunjukkan terdapat peran
pada Tabel 4. Gambaran ide bunuh diri signifikan dari keberfungsian keluarga
berdasarkan ketiga aspek, yaitu hasrat bunuh terhadap ide bunuh diri remaja korban
diri aktif, persiapan, dan pasif. Berdasarkan perundungan. Berdasarkan ini dinyatakan

162 Jurnal Psikologi Volume 13 No.2, Desember 2020


bahwa hipotesis pertama diterima. rendah.
Keberfungsian keluarga memiliki hubungan Pada variabel kualitas hubungan
secara negatif terhadap ide bunuh diri remaja pertemanan diperoleh nilai t = 2.666 (p < .05)
dengan nilai t = -11.759 (p < .05) dengan nilai dengan nilai standardized coefficient (Beta) =
standardized coefficient (Beta) = -0.395. 0.090 nilai tersebut menunjukkan bahwa
Artinya keberfungsian keluarga yang semakin terdapat peran positif yang signifikan dari
tinggi, maka ide bunuh diri remaja korban kualitas hubungan pertemanan pada ide
perundungan semakin rendah. bunuh diri. Semakin tinggi kualitas hubungan
Hasil regresi sederhana pada hipotesis pertemanan maka ide bunuh diri remaja
kedua menunjukkan bahwa kualitas hubungan korban perundungan semakin tinggi.
pertemanan memberi pengaruh sebesar 1% Berdasarkan perbandingan nilai standardized
terhadap ide bunuh diri remaja dan sisanya coefficient (Beta) variabel keberfungsian
99% dipengaruhi oleh faktor lain. Selanjutnya keluarga lebih besar dibandingkan variabel
tidak terdapat peran signifikan dari kualitas kualitas hubungan pertemanan. Hal ini berarti
hubungan pertemanan terhadap ide bunuh diri keberfungsian keluarga merupakan variabel
remaja korban perundungan. Hal ini yang memiliki peran lebih besar terhadap ide
menunjukkan bahwa hipotesis kedua tidak bunuh diri remaja dibandingkan dengan
diterima. kualitas hubungan pertemanan. Berdasarkan
Pada hipotesis ketiga, hasil analisis hal tersebut dinyatakan bahwa hipotesis
regresi berganda menunjukkan bahwa ketiga diterima.
terdapat pengaruh keberfungsian keluarga dan Berdasarkan hasil penelitian pada
kualitas hubungan pertemanan terhadap ide hipotesis pertama, keberfungsian keluarga
bunuh diri sebesar 16.4%, sedangkan sisanya memiliki hubungan negatif pada ide bunuh
83.6% dipengaruhi oleh faktor lain. diri remaja korban perundungan. Semakin
Selanjutnya terdapat peran signifikan dari baik keberfungsian keluarga seseorang, maka
keberfungsian keluarga dan kualitas ide bunuh diri semakin rendah. Tekanan dari
hubungan pertemanan terhadap ide bunuh diri lingkungan tidak secara langsung
remaja korban perundungan. Pada variabel berkontribusi terhadap ide bunuh diri, hal ini
keberfungsian keluarga diperoleh nilai t = - menjadi keterbatasan penelitian dalam
12.077 (p < .05) dengan nilai standardized pemilihan partisipan yaitu untuk memper-
coefficient (Beta) = -0.409 nilai tersebut timbangkan variabel depresi. Berdasarkan
menunjukkan bahwa terdapat peran negatif DSM V (APA, 2013) ide bunuh diri yang
dari keberfungsian keluarga pada ide bunuh berulang merupakan salah satu gejala dari
diri. Artinya semakin tinggi keberfungsian depresi, meskipun tidak semua orang yang
keluarga, maka ide bunuh diri remaja semakin depresi memiliki ide bunuh diri. Jika

Tandiono, Dewi, Soetikno, Ide Bunuh Diri, .... 163


https://doi.org/10.35760/psi.2020.v13i2.3307
pemilihan partisipan dengan memasukkan aspek yang diperlukan untuk menye-
kriteria depresi, kemungkinan dapat imbangkan peran antar anggota keluarga.
meningkatkan nilai sumbangan peran Aspek kohesivitas berkaitan dengan
keberfungsian keluarga terhadap ide bunuh kedekatan emosi antar anggota, harus tetap
diri remaja. Hal ini didukung oleh beberapa memiliki komunikasi antar anggota agar
penelitian terkait yang menunjukkan bahwa fungsi keluarga berjalan dengan optimal.
keberfungsian keluarga memiliki peran yang Sebanyak 53 dari 748 partisipan memiliki ide
signifikan untuk mencegah kondisi depresi bunuh diri dari kategori sedang hingga tinggi,
(Chen dkk., 2017; Wang dkk., 2012). hasil penelitian menunjukkan tidak terdapat
Peneliti juga menguji peran aspek peran aspek kohesivitas terhadap ide bunuh
keberfungsian keluarga terhadap ide bunuh diri dengan nilai t = -1.526 (p > .05).
diri. Hasil skor signifikansi pada aspek Kedekatan secara emosi tidak cukup untuk
fleksibilitas, dengan nilai t = -2.090 (p < .05), memiliki fungsi keluarga yang optimal,
maka dapat diartikan terdapat peran aspek namun perlu adanya komunikasi dan
fleksibilitas yang signifikan terhadap ide fleksibilitas antar anggota keluarga.
bunuh diri, semakin tinggi aspek fleksibilitas Fungsi keluarga yang fleksibel
maka semakin rendah ide bunuh diri para dimaksud dengan toleransi dalam bertindak
remaja. Pada aspek komunikasi dengan nilai t dalam keluarga, saling menuntun anggota
= -2.904, (p < .05), maka dapat diartikan keluarga ketika mengahadapi tantangan hidup
terdapat peran aspek komunikasi yang dengan nilai etika dan keyakinan spiritual
signifikan terhadap ide bunuh diri, semakin (Olson, 2000). Fleksibilitas dan komunikasi
tinggi aspek komunikasi maka semakin merupakan aspek yang harus dipertahankan
rendah ide bunuh diri para remaja. dalam fungsi keluarga untuk mencegah
Berdasarkan nilai standardized coefficient munculnya ide bunuh diri pada remaja. Hal
(Beta), aspek komunikasi dengan nilai β= - ini sesuai dengan hasil penelitian Lai dan
0.187 menunjukkan peran lebih besar McBride-Chang (2001) mengenai kehangatan
daripada aspek fleksibilitas dengan nilai β = - dalam keluarga sebagai bentuk perlindungan
0.136. Keberfungsian keluarga dengan aspek anak dari ide bunuh diri. Intervensi lebih
fleksibilitas dan komunikasi memiliki peran lanjut diperlukan untuk memastikan
yang signifikan terhadap ide bunuh diri dan keakraban dan iklim yang positif dalam
memiliki arah negatif yang berarti semakin keluarga. Walaupun dalam berkomunikasi,
tinggi fleksibilitas dan komunikasi keluarga remaja cenderung menjauh dari keluarga
maka semakin rendah ide bunuh diri muncul. dibandingkan oleh teman-temannya,
Olson (2000) menjelaskan bahwa aspek sebagaimana ditemukan dalam Brown dan
komunikasi pada fungsi keluarga merupakan Larson (2009), peran keluarga tetap menjadi

164 Jurnal Psikologi Volume 13 No.2, Desember 2020


perhatian yang penting untuk mengurangi terhadap ide bunuh diri. Selanjutnya,
intensitas ide bunuh diri. keberfungsian keluarga memiliki pengaruh
Hipotesis kedua tidak terpenuhi, yang lebih besar dibandingkan dengan
kualitas hubungan pertemanan tidak berperan kualitas hubungan pertemanan terhadap ide
signifikan terhadap ide bunuh diri. Sebagai bunuh diri remaja korban perundungan. Pada
korban perundungan, Wolke (2015) usia remaja hubungan mereka dengan keluaga
menyatakan hasil penelitian bahwa adanya menjadi lebih berjarak dan hubungan dengan
resiko individu tidak memiliki teman baik dan teman menjadi lebih dekat (Santrock, 2011).
permasalahan dalam memiliki pertemanan. Perubahan yang terjadi pada masa remaja
Berdasarkan hasil penelitian Wolke (2015), mencakup biologis, kognitif, dan sosio-
dapat dikatakan bahwa adanya faktor yang emosional yang menjadi kunci para remaja
tidak dapat dikontrol lebih banyak terkait untuk persiapan menuju masa dewasa.
hubungan pertemanan. Lingkungan perun- Perkembangan masa remaja turut dipengaruhi
dungan yang paling banyak dialami oleh oleh salah satu faktor yaitu lingkungan atau
partisipan adalah lingkungan sekolah (n= sosial (Santrock, 2016). Masa remaja juga
616). Lingkungan sekolah terdiri dari guru, memiliki hubungan sosial yang lebih intim
karyawan lain dan teman sebaya. Mayoritas dengan teman dekat dibandingkan orangtua.
partisipan dalam penelitian ini memiliki Kebanyakan remaja memiliki sahabat dengan
kualitas hubungan pertemanan yang tinggi, usia yang berdekatan, namun ada juga sahabat
namun ditemukan hasil bahwa aspek konflik dengan usia yang lebih tua, dampak dari
menunjukkan nilai paling rendah yang berarti interaksi remaja dengan teman dekat dapat
ketika terjadi pertengkaran dalam hubungan, positif maupun negatif (Santrock, 2011).
partisipan merasa terganggu dan adanya Peran keberfungsian keluarga lebih
ketidaksetujuan selama berelasi. Di sisi lain, besar menunjukkan bahwa remaja tetap perlu
nilai kedekatan juga cukup tinggi setelah nilai mendiskusikan ide bunuh diri dengan orang-
pada aspek bantuan. Hal ini menunjukkan orang yang lebih dewasa. Hal ini didukung
relasi pertemanan pada partisipan memiliki oleh Kwok & Shek (2010), bahwa dalam
kedekatan yang cukup tinggi digambarkan tahap perkembangan remaja adalah masa
dengan perasaan menerima atau kuatnya pencarian jati diri. Remaja butuh didampingi
kelekatan dengan teman, keinginan untuk oleh orang dewasa. Di samping itu, Shin
memberi pertolongan yang tinggi (Mundt & (2018) dan Tome dkk. (2012) menjelaskan
Zakletskaia, 2019; Shin, 2018). bahwa remaja yang memiliki teman dekat
Hipotesis ketiga terpenuhi dan yang mengalami perundungan dan ide bunuh
menunjukkan terdapat peran keberfungsian diri perlu untuk meningkatkan kebersamaan,
keluarga dan kualitas hubungan pertemanan kepercayaan, bantuan yang mengarahkan

Tandiono, Dewi, Soetikno, Ide Bunuh Diri, .... 165


https://doi.org/10.35760/psi.2020.v13i2.3307
pada hal positif. Selain itu, memiliki lebih tetapi masih belum sampai pada melakukan
banyak teman dengan perilaku berisiko juga persiapan. Mayoritas partisipan penelitian
memberi pengaruh besar pada remaja untuk dengan ide bunuh diri yang tinggi memiliki
terlibat dalam perilaku tersebut. nilai rata-rata paling rendah pada karakteristik
Berndt (2002) menyatakan bahwa persiapan, ini artinya bahwa partisipan yang
pertemanan yang baik adalah pertemanan sudah melakukan persiapan untuk memenuhi
yang memiliki kualitas hubungan pertemanan keinginan bunuh diri paling sedikit.
dikarakteristikkan dengan tingkat perilaku Berdasarkan temuan ini, meskipun partisipan
menolong yang tinggi, hubungan yang dekat, dengan ide bunuh diri berjumlah kecil, tetapi
kepercayaan dan rasa aman yang tinggi, serta hal ini tetap perlu mendapat perhatian karena
konflik yang rendah. Partisipan dalam ide bunuh diri yang semakin tinggi dapat
penelitian ini memiliki ide bunuh diri dan ada beresiko melakukan percobaan bunuh diri.
kemungkinan menceritakan permasalahannya Penelitian Hinduja dan Patchin (2017)
pada teman dekatnya dan membuat individu memperlihatkan hasil bahwa tingkat
memperkuat kesadaran pada kesalahan, keparahan perundungan secara signifikan
ketidakadilan yang dapat membuat diri menunjukkan remaja beresiko melakukan
merasa ingin mengakhiri hidup. Sesuai percobaan bunuh diri, yaitu mengalami kedua
dengan penelitian yang dilakukan oleh Rose bentuk perundungan (perundungan di sekolah
(2002) bahwa kualitas hubungan pertemanan dan siber), namun tingkat keparahan dalam
yang tinggi ditandai dengan kesadaran diri perundungan ini belum begitu dibahas dalam
terhadap masalahnya. Individu dapat lebih penelitian ini. Hasil penelitian ini
menyadari kondisi emosi dengan menunjukkan bahwa perundungan verbal
menceritakan permasalahannya pada teman. paling banyak dialami oleh partisipan
Akan tetapi rasa kelekatan yang kuat antar penelitian. Selain itu, partisipan dalam
teman membuat partisipan memiliki perasaan penelitian ini mengalami perundungan
menerima terhadap situasi konflik yang mayoritas sebanyak 295 partisipan mengalami
mungkin terjadi selama berelasi, sehingga perundungan pada jangka waktu kurang dari 3
dapat justru memicu perasaan menyalahkan bulan yang lalu dan lebih dari 6 bulan yang
diri sendiri tanpa menemukan jalan keluar lalu dengan persentase masing-masing 39%
dalam memecahkan permasalahan. dari 748 partisipan.
Temuan lain dalam penelitian ini juga Pada jaman sekarang media sosial juga
memperlihatkan bahwa partisipan dengan ide semakin marak. Strasburger, Jordan, &
bunuh diri sedang hingga tinggi lebih banyak Donnerstein (2012) menyatakan bahwa
memiliki hasrat bunuh diri yang aktif, seperti kekuatan dari media untuk mempengaruhi
hasrat untuk melakukan percobaan bunuh diri hampir setiap hal yang perlu diperhatikan

166 Jurnal Psikologi Volume 13 No.2, Desember 2020


oleh orangtua dan para clinicians tentang memiliki faktor yang berkaitan dengan ide
orang-orang muda adalah agresif, perilaku, bunuh diri seperti adanya ketidakpuasan pada
seks, obat-obatan, obesitas, gangguan makan, tubuh, intensitas mencari sensasi lebih tinggi,
performansi sekolah, suicide, dan depresi. dan keputusasaan.
Media sosial juga dapat menjadi faktor lain Berdasarkan hasil penelitian van Geel,
yang berkontribusi mengenai ide bunuh diri Vedder, dan Tanilon (2014) diketahui bahwa
remaja korban perundungan. Livingstone perundungan siber memiliki hubungan yang
(2014) menjelaskan bahwa penggunaan lebih kuat pada ide bunuh diri dibandingkan
internet terdiri dari aktivitas yang berbeda- dengan perundungan tradisional (fisik dan
beda. Aktivitas penggunaan internet antara verbal). Hasil penelitian ini juga
lain, browsing, video game, online bullying, menunjukkan bahwa adanya perbedaan ide
hal ini dalam beberapa kasus dapat bunuh diri ditinjau dari jenis perundungan
menyebabkan depresi dan mengarah pada yaitu perundungan fisik, verbal, dan siber.
keinginan untuk bunuh diri. Media sosial ini Partisipan dalam penelitian ini banyak yang
merupakan faktor lingkungan yang berisi mengalami ketiga jenis perundungan (fisik,
berbagai macam aktivitas di dalamnya. Media verbal, dan siber) dan memperlihatkan adanya
sosial merupakan salah satu faktor luar yang perbedaan pada ketiga aspek ide bunuh diri
dapat ditafsirkan berbeda-beda oleh remaja ditinjau dari jenis perundungan tersebut.
bila menghadapi situasi bermasalah. Remaja Penelitian ini memilki keterbatasan
dapat saja mengeksplor media sosial terkait untuk diteliti lebih lanjut. Ide bunuh diri pada
permasalahannya dan menemukan pandangan remaja korban perundungan memiliki jumlah
untuk menghadapi permasalahan. Misalnya yang kecil. Jumlah yang sedikit ini tetap
saja baru-baru ini banyak sekali kasus bunuh menjadi resiko untuk melakukan percobaan
diri pada remaja di Indonesia disebabkan oleh bunuh diri, sehingga perlu dideteksi lebih
berbagai macam hal, ada yang dirundung, lanjut. Fungsi keluarga memiliki peran lebih
pelecehan seksual, tidak mendapat perhatian besar daripada hubungan pertemanan
dari keluarga. terhadap ide bunuh diri. Dimensi fleksibilitas
Ide bunuh diri yang dikategorisasikan dan komunikasi menunjukkan peran yang
mencakup hasrat bunuh diri aktif dan pasif, signifikan terhadap ide bunuh diri, hal ini
serta persiapan memiliki perbedaan ditinjau perlu menjadi perhatian lebih lanjut dalam
dari jenis kelamin. Jenis kelamin perempuan fungsi keluarga. Kedekatan emosi antar
menunjukkan rata-rata lebih tinggi memiliki anggota keluarga tidak berperan terhadap ide
hasrat bunuh diri aktif dibandingkan dengan bunuh diri, namun perlu adanya komunikasi
partisipan laki-laki. Mars dkk. (2018) juga sebagai penyeimbang fungsi keluarga.
menyatakan bahwa jenis kelamin perempuan Komunikasi memiliki peran lebih besar

Tandiono, Dewi, Soetikno, Ide Bunuh Diri, .... 167


https://doi.org/10.35760/psi.2020.v13i2.3307
dibandingkan dengan fleksibilitas. Hal ini dengan ide bunuh diri remaja agar partisipan
juga sesuai dengan teori Olson (2000) bahwa dalam penelitian lebih representatif
komunikasi harus ada sebagai penyeimbang menggambarkan dinamika ide bunuh diri para
dari kohesivitas dan fleksibilitas dalam fungsi remaja.
keluarga. Hubungan dengan teman dekat juga Remaja perlu mendiskusikan ide bunuh
perlu diteliti lebih dalam mengenai konflik diri dengan orang-orang yang lebih dewasa.
yang pernah dihadapi dengan teman dekat, Remaja yang memiliki teman dekat yang
respon dari setiap individu terkait konflik pernah mengalami perundungan dan ide
berbeda-beda. Ada individu yang menerima bunuh diri disarankan untuk meningkatkan
saja dan tetap percaya dengan teman dekatnya kebersamaan, kepercayaan, bantuan yang
meskipun memiliki konflik atau mengarahkan pada hal positif. Selain itu,
ketidaksetujuan dalam berelasi. sekolah juga diharapkan untuk memberikan
langkah-langkah pencegahan ide bunuh diri
SIMPULAN DAN SARAN yang berkaitan dengan hubungan pertemanan
Hasil penelitian ini menunjukkan yang memang merupakan relasi sentral pada
bahwa adanya peran komunikasi dan remaja. Bagi keluarga perlu meningkatkan
fleksibilitas terhadap ide bunuh diri, komunikasi antar anggota keluarga untuk
sedangkan kohesivitas tidak berperan. berbagi pemikiran atau ide-ide, dan perasaan
Kedekatan secara emosi tidak cukup untuk satu sama lain dalam keluarga.
memiliki fungsi keluarga yang optimal,
namun perlu adanya komunikasi dan Ucapan Terima Kasih
fleksibilitas antar anggota keluarga. Peneliti mengucapakan terima kasih
Komunikasi dan fleksibilitas merupakan kepada partisipan, siswa siswa SMA X dan
aspek yang harus dipertahankan dalam fungsi pihak sekolah yang memfasilitasi penelitian
keluarga untuk mencegah munculnya ide ini. Terima kasih juga kepada Direktorat Riset
bunuh diri pada remaja. Sumbangan peran dan Pengabdian Masyarakat, Kemen-
keberfungsian keluarga dan kualitas ristekBrin atas pendanaan dalam penelitian ini
hubungan pertemanan terhadap ide bunuh diri
remaja perundungan tidak begitu besar, DAFTAR PUSTAKA
sehingga peneliti menyarankan beberapa hal Alavi, N., Reshetukha, T., Prost, E.,
yang perlu dipertimbangkan penelitian Antoniak, K., Patel, C., Sajid, S., &
selanjutnya. Penelitian selanjutnya sebaiknya Groll, D. (2017). Relationship between
menambahkan variabel lain yang mungkin bullying and suicidal behavior in youth
menjadi mediator antara keberfungsian presenting to the emergency
keluarga dan hubungan kualitas pertemanan department. Journal of the Canadian

168 Jurnal Psikologi Volume 13 No.2, Desember 2020


Academy of Child and Adolescent suicide and depression. Suicide and
Psychiatry, 26, 70-77. Life-Threatening Behavior. doi:
American Psychiatric Association (APA). 10.1111/sltb.12327
(2013). Diagnostic and statistical Berndt, T. J. (2002). Friendship quality and
manual of mental disorders (fifth social development. Current Directions
edition). Arlington: American in Psychological Science, 11(1), 7-10.
Psychiatric Association. doi: 10.1111/1467-8721.00157
Balistreri, K. S., & Alvira-Hammond, M. Brown, B. B., & Larson, J. (2009). Peer
(2016). Adverse childhood experiences, relationships in adolescence. In R. M.
family functioning and adolescent Lerner & L. Steinberg
health and emotional well-being. (Eds.), Handbook of adolescent
Public Health, 132, 72–78. doi: psychology: Contextual influences on
10.1016/j.puhe.2015.10.034 adolescent development (pp. 74-103).
Barzilay, S., Klomek, A.B., Apter, A., Carli, New York: John Wiley & Sons, Inc.
V., Wasserman, C., Hadlaczky, G., Bukowski, W. M., Hoza, B., & Boivin, M.
………. Wasserman, D. (2017). (1994). Measuring friendship quality
Bullying victimization and suicide during pre- and early adolescence: The
ideation and behavior among development and psychometric
adolescents in europe: A 10-country properties of the friendship qualities
study. Journal of Adolescent Health, scale. Journal of Social and Personal
61, 179-186. doi: Relationships, 11, 471-484. doi:
10.1016/j.jadohealth.2017.02.002 10.1177/0265407594113011
Beck, A.T. & Alford, B.A. (2009). Burke, T. A., Connolly, S. L., Hamilton, J. L.,
Depression: Causes and treatment (2nd Stange, J. P., Abramson, L. Y., &
edition). Philadelphia: PENN. Alloy, L. B. (2016). Cognitive risk and
Beck, A.T., Kovacs, M., & Weissman, A. protective factors for suicidal ideation:
(1979). Assessment of suicidal A two year longitudinal study in
intention: The scale for suicide adolescence. Journal of Abnormal
ideation. Journal of Consulting and Child Psychology, 44(6), 1145-1160.
Clinical Psychology, 47, 343-352. doi: doi: 10.1007/s10802-015-0104-x
10.1037/0022-006X.47.2.343 Chen, Q., Du, W., Gao, Y., Ma, C., Ban, C.,
Bell, C.M., Ridley, J.A., Overholser, J.C., & Meng, F. (2017). Analysis of family
Young, K., Athey, A., Lehmann, J., & functioning and parent-child
Phillips, K. (2017). The role of relationship between adolescents with
perceived burden and social support in depression and their parents. Shanghai

Tandiono, Dewi, Soetikno, Ide Bunuh Diri, .... 169


https://doi.org/10.35760/psi.2020.v13i2.3307
Archives of Psychiatry, 29, 359-366. among high school students in Jakarta.
doi: 10.11919/j.issn.1002-0829.217067 Advances in Social Science, Education
Dardas, L. A. (2019). Family functioning and Humanities Research, 139.
moderates the impact of depression Diunduh dari: https://www.atlantis-
treatment on adolescents’ suicidal press.com/proceedings/uipsur-
ideations. Child and Adolescent Mental 17/25899583
Health, 24(3), 251-258. doi: Kim, J., & Kim, E. (2016). Bullied by
10.1111/camh.12323 siblings and peers: the role of
Fleming, M. S. (2015). Associations between rejecting/neglecting parenting and
family functioning and adolescent friendship quality among Korean
health behaviors. Retrieved from children. Journal of Interpersonal
https://pdfs.semanticscholar.org/0673/3 Violence, 34(11), 2203-2226. doi:
9d6a21d62859a 10.1177/0886260516659659
74b62e01d04e169c4756b1.pdf Kwok, S. Y., & Shek, D. T. (2010).
Hinduja, S. & Patchin, J.W. (2019, 4 Juli). Hopelessness, parent-adolescent
Glossary social media, cyberbullying, communication, and suicidal ideation
and technology terms to know. among Chinese adolescents in Hong
Cyberbullying Research Center: Kong. Suicide & Life-threatening
Diunduh dari Behavior, 40(3), 224-233. doi:
https://cyberbullying.org/social-media- 10.1521/suli.2010.40.3.224
cyberbullying-and-online-safety- Lai, K. W. & McBride‐Chang, C. (2001).
glossary Suicidal ideation, parenting style, and
Kazdin, A.E. (2000). Encyclopedia of family climate among Hong Kong
psychology. New York: Oxford adolescents. International Journal of
University Press. Psychology, 36, 81-87. doi:
Kamilie, I. & Kilis, G. (2014). Pengaruh 10.1080/00207590042000065
dimensi keberfungsian keluarga Lebowitz, E. R., Blumberg, H. P., &
terhadap tipe nilai Schwartz pada Silverman, W. K. (2018). Negative
mahasiswa Universitas Indonesia peer social interactions and oxytocin
tahun pertama (Undergraduate levels linked to suicidal ideation in
Thesis).Universitas Indonesia, Depok, anxious youth. Journal of Affective
Indonesia. Disorders, 245, 806-811. doi:
Kharimah, U. N., Prasetyawati, W., & Sary, 10.1016/j.jad.2018.11.070
M. P. (2018). Association between Livingstone, S. (2014). Risk and harm on the
friendship quality and depression internet. Dalam Jordan & Romer

170 Jurnal Psikologi Volume 13 No.2, Desember 2020


(Eds.), Media and the Well-being of Papalia, D.E. & Martorell, G. (2014).
Children and Adolescents. New York: Experience human development (13th
Oxford University Press. ed.). New York: McGraw-Hill
Lovell, J. L. & White, J. L. (2019). The Rose, A. J. (2002). Co-rumination in the
“troubled” adolescent: Challenges and friendships of girls and boys. Child
resilience within family and Development, 73(6). doi:
multicultural context (second edition). 10.1111/1467-8624.00509
New York: Taylor & Francis Santrock, J.W. (2011). Life-span
Maradewa, R. (2019, 4 Mei). Pelanggaran hak development (13th ed.). New York:
anak bidang pendidikan masih McGraw-Hill
didominasi perundungan. Berita: Santrock, J.W. (2016). Adolescence (6th ed.).
Diunduh dari New York: McGraw-Hill
https://www.kpai.go.id/berita/pelanggar Shek, D. T. L. (2010). The relation of family
an-hak-anak-bidang-pendidikan-masih- functioning to adolescent psychological
didominasi-perundungan well-being, school adjustment, and
Mundt, M. P. & Zakletskaia, L. I. (2019). problem behavior. The Journal of
Adolescent friendship formation and Genetic Psychology, 158(4), 467–479.
mental health: A stochastic actor-based doi:10.1080/00221329709596683
model of help-seeking behavior. Shin, H-Y. (2018). The role of friends in
Journal of Social Structure, 20(3), 50- help-seeking tendencies during early
69. adolescence: Do classroom goal
Naila, S. & Takwin, B. (2017). Perceived structures moderate selection and
social support as predictor of suicide influence of friends? Contemporary
ideation in Gunung Kidul high school Educational Psychology, 53, 135-145.
students. Advance in Social Science, doi: 10.1016/j. cedpsych.2018.03.002
Education and Humanities Research, Strasburger, V. C., Jordan, A. B., &
139, 47-52. Diunduh dari: Donnerstein, E. (2012). Children,
https://www.atlantis- adolescents, and the media. Pediatric
press.com/proceedings/uipsur- Clinics of North America, 59(3), 533–
17/25899586 587. doi: 10.1016/ j.pcl.2012.03.025
Olson, D.H. (2000). Circumplex model of Tome, G., Matos, M., Simoes, C., Diniz, J.
marital and family systems. Journal of A., & Camacho, I. (2012). How can
Family Therapy, 22, 144-167. doi: peer group influence the behavior of
10.1111/1467-6427.00144 adolescents: Explanatory model.

Tandiono, Dewi, Soetikno, Ide Bunuh Diri, .... 171


https://doi.org/10.35760/psi.2020.v13i2.3307
Global Journal of Health Science, 4(2). Outcomes, 13(1), 10.
doi: 10.5539/gjhs.v4n2p26 doi:10.1186/s12955-015-0208-6
van Geel, M., Vedder, P., & Tanilon, J. Wardani, A.S. (2017, 13 Juli). Studi: Tindak
(2014). Relationship between peer bullying di internet. Diunduh dari:
victimization, cyberbullying, and https://www.liputan6.com/tekno/read/3
suicide in children and adolescents: A 020349/studi-tindak-bullying-di-
meta-analysis. JAMA Pediatrics, internet-meningkat
168(5), 435-442. doi: WHO (World Health Organization). (2016).
10.1001/jamapediatrics.2013.4143 Global Health Observatory Data
van Harmelen, A. L., Gibson, J. L., St. Clair, Repository: Suicide rate estimates,
M. C., Owens, M., Brodbeck, J., Dunn, crude, 15-29 and 30-49 years,
V., ... & Goodyer, I. M. (2016). Estimates by country. Diunduh dari
Friendships and family support reduce http://apps.who.int/gho/data/node.main.
subsequent depressive symptoms in at- MHSUICIDEA GEGROUPS
risk adolescents. PLoS ONE, 11(5), 15293049?lang=en
e0153715. doi: Wiguna, T., Ismail, R.I., Sekartini, R.,
10.1371/journal.pone.0153715 Rahardjo, N.S.W., Kaligis, F.,
van Voorst, C. (2015). The effect of negative Prabowo, A.L., & Hendarmo, R.
and positive friendship quality on (2018). The gender disperancy in high-
depressive symptoms in adolescents risk behavior outcomes in adolescents
and the role of loneliness. Diunduh dari who have experienced cyberbullying in
http://arno.uvt.nl/show.cgi?fid=136691. Indonesia. Asian Journal of Psychiatry,
Wang, J., Mansfield, A.K., Zhao, X., & 37, 130-135. doi:
Keitner, G. (2012). Family functioning 10.1016/j.ajp.2018.08.021
in depressed and non-clinical control Wolke, D., & Lereya, S. T. (2015). Long-term
families. International Journal of effects of bullying. Archives of Disease
Social Psychiatry, 59, 561-569. doi: in Childhood, 100(9), 879–885. doi:
10.1177/0020764012445260 10.1136/archdischild-2014-306667
Wang, Y., Haslam, M., Yu, M., Ding, J., Lu,
Q., & Pan, F. (2015). Family
functioning, marital quality and social
support in Chinese patients with
epilepsy. Health and Quality of Life

172 Jurnal Psikologi Volume 13 No.2, Desember 2020

Anda mungkin juga menyukai