Carilah proses pembuatan susu kental manis, susu bubuk, susu fermentasi dan susu
evaporasi. Buatlah proses dalam bentuk diagram alir dan sertakan juga penjelasannya!
Balance Tank
Fungsi : menjaga kontinuitas dan stabilitas aliran susu segar
Bahan : Stainless Steel
Kapasitas : 350 liter
Pelengkap : pelampung yang berfungsi mengontrol permukaan cairan dalam tangki
tetap seimbang, bekerja secara otomatis
Prinsip kerja : susu segar dari tangki KUD dipompa masuk kedalam Balance
tank melalui flow meter sehingga diketahui volume susu dari tiap tangki penyetor
yang masuk ke Balance tank. Mula-mula susu segar masuk melalui pipa pemasukan
di bagian tengah tangki, susu akan mengangkat pelampung. Jika tangki telah penuh,
katup akan menutup pipa pemasukan, sementara itu susu dalam tangki dikeluarkan
melalui pipa bawah. Keluarnya susu dari tangki menyebabkan pipa pemasukan sedikit
terbuka, sehingga susu dapat masuk kemudian akan menutup sendiri bila penuh,
demikian seterusnya. Setelah dari balance tank, susu akan disaring dengan duplex
filter agar benda-benda asing yang mungkin terdapat dalam susu segar dapat tertahan
dalam filter dan selanjutnya dialirkan ke plate cooler untuk dilakukan proses
pendinginan
2. Pendinginan
Susu yang telah disaring masuk plate cooler berupa Plate Heat Exchanger (PHE)
pada suhu maksimal 14 oC untuk didinginkan hingga mencapai suhu 4 oC
menggunakan media chilled water bersuhu 2 oC. Susu dialirkan ke plate-plate dengan
arah yang berlawanan dengan media pendingin. Dalam suhu rendah mikroba akan
menjadi nonaktif, reaksi enzimatis terhambat serta reaksi kimia yang menyebabkan
kerusakan dapat dicegah.
Plate cooler
Fungsi : mendinginkan susu segar hingga 2 – 4oC
Bahan : Stainless Steel
Kapasitas : 1000 liter/jam
Tipe : Plate Heat Exchanger
Media : chilled water bersuhu 1 – 2oC
Susu kemudian dialirkan ke dalam Fresh Milk Tank (FMT). Tangki ini
dilengkapi pengaduk untuk menjaga susu tetap homogen, mencegah terbentuknya
krim dan dilapisi dengan whole glass untuk menjaga suhu susu tetap 4oC.
Fresh Milk Tank
Fungsi : menyimpan susu segar yang sudah didinginkan
Jumlah : 3 buah
Bahan : Stainless Steel
Kapasitas : 10000 liter/jam
3. Pasteurisasi
Pasteurisasi bertujuan untuk membunuh semua mikroba pathogen yang dapat
merusak susu serta menyebabkan penyakit pada bayi. Mikroba pathogen yang banyak
terdapat pada susu antara lain Mycobacterium tuberculosis penyebab penyakit
tuberkulosis, Coxiella burnetti, penyebab penyakit Q fever, Salmonella, Shigella sp.,
penyebab penyakit enterik seperti thypoid dan parathypoid, serta Enterobacter
sakazakii penyebab penyakit radang otak pada bayi. Pasteurisasi juga dimaksudkan
untuk memperpanjang daya simpan produk dengan cara menginaktivasi enzim yang
terdapat dalam susu seperti lipase, fosfatase, peroksidase dan katalase.
Pasteurisasi dilakukan secara kontinu menggunakan suhu tinggi dalam waktu
singkat, atau disebut sistem HTST (High Temperature Short Time). Suhu yang
digunakan adalah 83 oC dengan penahanan dalam holding tube selama 15 detik.
Waktu yang singkat dimaksudkan untuk mencegah kerusakan nutrisi terutama protein
yang mudah mengalami denaturasi. PHE untuk pasteurisasi tersiri dari tiga bagian,
yaitu bagian regenerasi, pasteurisasi dan pendinginan.
PHE Pasteurized
Fungsi : membunuh bakteri pathogen yang terdapat di dalam susu dengan
pemanasan pada suhu 80 oC selama 5 detik
Bahan : Stainless Steel
Kapasitas : 50000 liter
Tipe : Plate Heat Exchanger
Media : steam bersuhu 145-152 oC
4. Compounding (Pencampuran Basah)
Compounding merupakan proses pencampuran, pendispersian, dan pelarutan
komponen padat (bubuk), susu segar yang telah dipasteurisasi, dan minyak nabati
yang telah diformulasi untuk memperoleh campuran yang homogen sebelum
dilakukan proses pengeringan. Komponen bubuk yang ditambahkan berupa susu
bubuk, skim, gula, whey, pemberi aroma, emusifier/stabilizer yaitu lechitin, vitamin
dan mineral. Sedangkan minyak nabati yang diformulasi telah mengalami proses oil
blending sebelum menuju unit compounding.
Compounding Tank
Fungsi : mencampur susu kental dengan material lain dan rework
Jumlah : 2 buah
Bahan : Stainless Steel
Kapasitas : 10000 liter/jam
Media : ice water (4-9oC)
Pelengkap : agitator tipe propeller dengan kecepatan 40 rpm
Sterilizer
Fungsi : menaikkan suhu campuran dari 60 oC menjadi 120 oC dengan
menggunakan uap panas secara langsung
Jumlah : 2 buah
Bahan : Stainless Steel
Tipe : Ultra High Temperature
Metode : Direct Steam Injection
6. Homogenisasi
Homogenasi adalah suatu perlakuan untuk menyeragamkan ukuran globula
lemak yang semula bervariasi dari 4-8 mikron menjadi 2 mikron. Tujuannya untuk
menghindari pemecahan lemak dan terbentuknya lapisan krim (creaming) bila susu
didiamkan. Homogenisasi tidak hanya dapat menghambat creaming melalui
pemecahan globula lemak melainkan juga melalui pencegahan pembentukan
flokula oleh aglutinasi.
Homogenizer
Fungsi : memecah dan menyeragamkan globula lemak hingga berukuran
± 2 mikron
Bahan : Stainless Steel
Kapasitas : 5000 liter/jam
Tipe : Two Stage Homogenizer dengan tekanan pada tahap pertama
200 bar dan pada tahap kedua 80 bar
Prinsip kerja homogenizer adalah dengan mengalirkan susu melalui celah yang
sempit dengan kecepatan tinggi dan tekanan yang besar sehingga terjadi
tumbukan antara globula lemak dengan katup penghalang
dalam homogenizer yang menyebabkan globula-globula lemak pecah. Tenaga
hidrodinamik dari pemotongan, kavitasi dan turbulensi yang terjadi dalam
katup homogenisasi diduga sebagai penyebab terjadinya pemecahan globula
lemak.
Proses homogenisasi dilakukan dalam dua tahap. Pada tahap pertama
digunakan tekanan 200 bar dan pada tahap kedua digunakan tekanan 80 bar.
Tahap kedua dimaksudkan untuk memecah globula lemak yang belum pecah
pada tahap pertama serta untuk mencegah penggabungan kembali globula
lemak hasil pemecahan pada tahap pertama.
Susu kemudian ditampung di Mixed Storage Tank (MST). Tangki ini
dilengkapi dengan mantel berisi air dingin untuk menjaga kestabilan suhu
campuran serta dilengkapi pengaduk berkecepatan 400 rpm untuk
menghomogenkan campuran selama dalam penyimpanan. Mixed Storage
Tank (MST) berjumlah 4 buah, masing-masing memiliki kapasitas 10.000
liter.
Proses kering yaitu proses untuk menghasilkan susu dalam bentuk bubuk kering.
Adapun tahapan prosesnya meliputi:
1. Evaporasi
Evaporasi merupakan proses penguapan sebagian air yang terdapat dalam susu
untuk memperoleh susu pekat dengan kadar padatan sesuai dengan yang
dikehendaki. Total solid bahan meningkat 10% (dari 40 menjadi 50 %) agar
proses pengeringan selanjutnya lebih efisien.
Campuran susu dari MST dievaporasi menggunakan Single Effect
Evaporator tipe falling film. Susu mengalir dari atas ke bawah pada bagian dalam
tabung evaporator dan membentuk lapisan tipis yang mudah menguap oleh panas
dari uap yang berada di sekeliling luar tabung. Evaporasi dilakukan dalam satu
tahap yang terdiri dari tiga fase sehingga prosesnya lebih efisien.
Evaporator
Fungsi : memekatkan susu dengan cara menguapkan air dalam susu
sehingga menaikkan total solid susu dari 40% menjadi 50%
Jumlah : 1 buah
Bahan : Stainless Steel
Jenis : single effect evaporator
Tipe : falling film evaporator
Kapasitas : 7500 kg/jam
Media : steam dengan suhu 180 oC
Uap air yang dihasilkan akan masuk ke vapor separator dan dipisahkan dari
droplet susu yang terbawa bersamanya dengan gaya sentrifugal. Sebagian uap
air masuk ke TVR dan sebagian lainnya masuk ke preheater pertama. Dari
preheater pertama, sebagian uap air yang belum terembunkan akan masuk ke
kondenser. Di kondenser, uap air terembunkan dan ditampung dalam tangki
kondensat. Kondenser juga berfungsi untuk menghasilkan kondisi vakum
dengan cara membuang uap air hasil penguapan di calandria. Kondisi operasi
dibuat vakum untuk memperoleh suhu penguapan air yang cukup rendah
sehingga kerusakan nutrisi dapat dikurangi.
Evaporator dilengkapi dengan densitymeter untuk mengukur densitas susu
yang dikentalkan sehingga apabila kadar total solid yang dikehendaki tidak
terpenuhi, maka secara otomatis cairan akan diproses kembali. Bila kadar total
solid telah memenuhi persyaratan, maka cairan dipompa menuju concentrate
tank. Concentrate tank berjumlah dua buah dengan volume masing-masing
10000 liter. Penyimpanan pada concentrate tank disertai dengan proses
pengadukan pada kecepatan 400 rpm untuk mencegah pengendapan dan
pemisahan partikel susu.
Concentrate Tank
Fungsi : menampung sementara konsentrat hasil evaporasi sebelum
mengalami proses lebih lanjut
Jumlah : 2 buah
Bahan : Stainless Steel
Kapasitas : 10000 liter/jam
C. Dry Blending
Dry blending adalah proses pencampuran base powder yang dihasilkan spray
dryer dengan raw material lainnya seperti whey powder, gula dan material premix.
Vitamin yang ditambahkan adalah vitamin dan mineral yang tahan pemanasan.
Material tersebut ditampung dalam hopper tersendiri. Sebelum dilakukan
pencampuran di lindor blender material dilewatkan pada conveyor untuk ditimbang
dahulu di weight hopper.
Dari weight hopper, material akan tertahan di hopper lindor yang berfungsi
untuk mengurangi tekanan yang besar dari aliran material. Dalam hopper lindor,
terdapat hammer silicon yang dihubungkan dengan slang pneumatic untuk
memperoleh hembusan udara dari luar. Hammer berfungsi untuk menggetarkan
dinding hopper agar semua material dapat turun ke lindor blender untuk dicampur.
Lindor blender memiliki kapasitas maksimal 4 ton, tetapi untuk mempermudah
pencampuran digunakan 2 ton bahan. Pencampuran dilakukan selama 5 menit
dengan frekuensi putaran 40 Hz.
Sebelum diisikan ke dalam wooden bin, powder dari lindor diperiksa oleh QC.
Setelah dinyatakan released, powder diisikan ke wooden bin melalui bin filling. Bin
filling dilengkapi dengan metal detector sehingga ketika ada logam yang terdeteksi
maka pengisian powder ke wooden bin terhenti secara otomatis. Wooden bin
merupakan tempat penyimpanan sementara susu bubuk sebelum dikemas. Wooden
bin memiliki kapasitas 700 kg.
Pengendalian Mutu Selama Proses
Mutu adalah gabungan sifat-sifat khas yang dapat membedakan masing-
masing satuan dari suatu bahan atau barang dan mempunyai pengaruh yang nyata di
dalam menentukan derajat penerimaan konsumen atau pembeli terhadap bahan atau
barang tersebut.
Pengendalian mutu merupakan aktivitas untuk menjaga dan mengarahkan
mutu produk agar memenuhi spesifikasi sebagaimana telah direncanakan. Ini mutlak
dilaksanakan untuk mempertahankan kualitas dari kontinuitas spesifikasi produk
yang telah ditetapkan.
Kegiatan pengendalian mutu selama proses dilakukan pada peralatan proses
dan bahan selama proses atau produk setengah jadi. Sebelum alat-alat digunakan,
dilakukan pengujian Swab Test yang dilakukan dengan mengusapkan kapas steril
yang telah dibasahi pada suatu alat.
Selain peralatan pengendali mutu selama proses dilakukan pengendalian mutu
dengan cara mengkondisikan ruangan dengan suhu rendah yaitu sekitar 4oC. Selain
itu, pengambilan sampel produk setengah jadi dilakukan setelah susu hasil evaporasi
dimasukkan ke dalam tangki penampungan yang kemudian dipasteurisasi dan
didinginkan. Dilakukan pengujian meliputi uji organoleptik (warna, bau, dan rasa),
uji total solid (untuk mengetahui total zat pada susu kental, yaitu harus mencapai 40-
50%), uji kadar lemak (kadar lemak yang baik pada susu kental 7.5-8%), serta uji
mikrobiologi (untuk mengetahui ada tidaknya kontaminasi selama proses).
Untuk pengendalian proses, dilaksanakan sistem HACCP (Hazard Analysis
and Critical Control Point), yaitu suatu sistem yang dapat mengidentifikasi,
mengevaluasi, dan mengendalikan bahaya bagi keamanan pangan. Yang dimaksud
dengan CCP (Critical Control Point) adalah suatu prosedur dimana pengendalian
dapat diterapkan dan bahaya keamanan pangan dapat dicegah/dikurangi sampai
tingkat yang dapat diterima.
Yoghurt adalah minuman sehat yang terbuat dari fermentasi susu sapi.
Istilah yoghurt berasal dari bahasa Turki, yang berarti susu asam. Yoghurt
diartikan sebagai bahan makanan yang berasal dari susu sapi dengan bentuk
menyerupai bubur atau es krim yang rasanya asam (Shurtleff dan Aoyagi, 2007).
Fungsi bahan yang digunakan dalam pembuatan yoghurt diantaranya
adalah susu segar sebagai bahan utama pembuatan yoghurt dan sebagai sumber
laktosa yang akan dirubah menjadi asam laktat oleh bakteri asam laktat. Susu
skim berfungsi untuk mempertinggi kandungan bahan kering tanpa lemak agar
tekstur dan konsistensi yoghurt meningkat dan untuk menambah nilai gizi dari
yoghurt. Stater berupa bakteri asam laktat berfungsi untuk merubah laktosa pada
susu menjadi asam laktat.
Fungsi perlakuan dalam pembuatan yoghurt diantaranya adalah
pasteurisasi untuk membunuh mikroorganisme patogen dan perusak yang ada
pada susu, menguurangi populasi bakteri dalam susu, mempertinggi dan
memperpanjang umur simpan, dan untuk menginaktifasi enzim-enzim yang dapat
mempercepat kerusakan susu seperti fosfatase dan katalase. Pengukuran volume
awal bertujuan untuk mengukur volume awal dari susu yang akan
difermentasi. Pendinginan hingga suhu 45˚C selama 30 menit yang bertujuan
untuk memberikan kondisi yang optimum bagi pertumbuhan bakteri starter.
Selanjutnya proses inokulasi dengan ditambahkannya Lactobacillus bulgaricus
dan Steptococcus thermophillus yang bertujuan untuk membentuk asam yang
lebih cepat, jumlah asam laktat yang diproduksi lebih banyak, konsistensi
koagulum, dan intensitas cita rasa (flavor) lebih baik. Kemudian dilakukan
fermentasi dengan suhu 40-45˚C selama 8 jam untuk menfermentasi bahan
sehingga didapatkan susu yang mengandung asam laktat hasil fermentasi laktosa
oleh bakteri asam laktat. Kemudian dilakukan pengukuran volume akhir untuk
mengetahui hasil akhir dari produk tersebut sehingga didapatkan % produknya.
Yoghurt dibuat melalui proses fermentasi menggunakan campuran bakteri
Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermophillus, yang dapat
menguraikan gula susu (laktosa) menjadi asam laktat. Adanya asam laktat inilah
yang menyebabkan yoghurt berasa asam. Aroma yang spesifik dari yoghurt terdiri
dari komponen komponen karbonil dengan diacetil dan acetaldehid yang dominan
(Belitz dan Grosch, 1987). Proses fermentasi menyebabkan kadar laktosa dalam
yoghurt berkurang, sehingga yoghurt aman dikonsumsi oleh orang yang lanjut
usia atau yang alergi terhadap susu.
Lactobacillus bulgaricus merupakan bakteri asam laktat yang sering
digunakan sebagai starter pada pembuatan yoghurt. Lactobacillus bulgaricus
termasuk golongan gram positif, berbentuk batang, berukuran 0,5-0,8 x 2-9 μm,
bakteri fakultatif anaerob, dan tidak berspora (Holt et al., 1994).
CCP pada proses pembuatan yoghurt adalah pada proses pemanasan dan
fermentasi. Pada saat pemanasan, suhu pemanasan harus tetap dijaga yaitu suhu
pasteurisasi dan harus terus melakukan pengadukan untuk menghindari terjadi
kerusakan susu (susu menjadi pecah) yang dapat menyebabkan produk yoghurt
menjadi tidak baik. Selain itu CCP pada pembuatan yoghurt pada saat proses
o
inokulasi dan fermentasi. Proses inokulasi harus dilakukan pada suhu 40-45 C
agar stater tumbuh dengan optimum, karena apabila inokulasi dilakukan terlalu
panas akan mengakibatkan stater tidak akan tumbuh atau mati.
Hal lain yang harus diperhatikan dalam pembuatan yoghurt adalah proses
fermentasi dimana suhu dan waktu fermentasi harus dilakukan secara tepat. Jika
suhu yang digunakan terlalu rendah bakteriberkembangbiak lambat atau tidak
sama sekali. Sementara jika suhu terlampau tinggi bakteri bisa rusak dan mati.
Disamping itu, mikroba berbeda yang kondisi optimumnya di suhu lebih tinggi
atau rendah akan tumbuh dan berkembang biak di suhu tersebut sehingga
jumlahnya dapat menyusul bahkan menyisihkan bakteri yoghurt semula.
Akibatnya, rasa yoghurt lambat laun akan berubah dan kualitasnya menurun.
Sehingga pengontrolan suhu harus dilakukan dan juga mengencekan pH harus
dilakukan agar pH yoghurt atau keasamannya sesuai yang diinginkan.
4. Proses Pembuatan susu Evaporasi
Standarisasi
Sterilisasi
Homogenisasi
Evaporasi
Pendinginan
Kemasan Pengemasan
Susu Evaporasi
Pada dasarnya susu evaporasi sama dengan susu kental manis. Tetapi ada
perbedaan yang cukup signifikan ketika membicarakan antara susu evaporasi dengan
susu kental manis. Pasalnya susu kental manis merupakan susu evaporasi yang sudah
ditambah dengan gula untuk mempermanis rasa dari susu tersebut. Jadi ketika susu
kental tidak diberi gula atau pemanis, maka susu tersebut dapat dikatakan sebagai
susu evaporasi
Susu evaporasi merupakan susu sapi yang 60 persen kadar airnya dihilangkan
dari susu sapi segar dengan cara dipanaskan, sehingga susu akan menguap dan akan
mengental. Selama proses pemanasan, kandungan susu seperti laktosa, lemak,
kalsium, dan vitamin akan tetap dipertahankan. Selain itu, susu evaporasi memiliki
warna kekuningan karena terbentuknya karamel saat proses pemanasan berlangsung.
Dunia pangan mengenal dua jenis susu evaporasi
yaitu sweetened dan unsweetened. Susu evaporasi sweetened dikenal sebagai susu
kental manis (SKM) karena dalam pengolahannya ditambahkan pemanis, sedangkan
susu evaporasi unsweetened merupakan susu evaporasi sesungguhnya yang memiliki
cita rasa lebih gurih (Soeparno dan Rihastuti, 2018).
Susu evaporasi mengandung sekitar 8% lemak dan 18% padatan non lemak.
Proses pembuatan susu evaporasi diawali dengan proses pemekatan susu sapi
segar.Proses pemekatan dilakukan dengan penambahan beberapa jenis garam yaitu
fosfat, sitrat dan bikarbonat agar tercapai pH 6,6 – 6,7 sehingga susu tidak
menggumpal saat dipanaskan. Langkah selanjutnya adalah dengan pemanasan yang
dilakukan pada suhu 120-122ᵒC selama beberapa menit dengan alat penukar panas dan
dilanjutkan dengan pemekatan menggunakan vakum evaporator pada suhu 50 -60ᵒC.
Dapat juga digunakan jenis evaporator yaitu evaporator plat atau sentrifugal. Selama
evaporasi, densitas susu harus terus dimonitor hingga menghasilkan kepekatan yang
diinginkan. Hasil pemekatan susu lalu dihomogenkan dengan homogenizer dan
kemudian ditambahkan bahan penstabil yang dilanjutkan dengan proses pendinginan
hingga 14ᵒC sebelum dikemas dalam kaleng dan disterilkan pada 110 – 120 ᵒC selama
15-20 menit (Brennan, 2006).
Proses ini dapat dilanjutkan dengan penambahan gula pada pembuatan susu
kental manis dilakukan pada tahap evaporasi (50-60ᵒC), dengan alat evaporator yang
sesuai jenis plat atau sentrifugal dan penambahan kristal laktosa. Sehingga didapat
kesimpulan bahwa pada susu evaporasi tidak adanya penambahan gula atau zat
pemanis, melainkan hanya menguapkan kandungan air atau udara pada susu sapi
segar sehingga diperoleh rasa yang asin pada susu evaporasi (Brennan, 2006).
Evaporasi dapat dilakukan dengan prinsip evaporasi pendingin vakum dengan
menggunakan kombinasi suhu rendah dan kondisi vakum untuk menguapkan air
dalam produk dan meminimalisir kerusakan produk. Poduk panas (50-60 oC) dialirkan
melalui flash cooler memasuki proses vakum dan pendinginan secara bertahap
sehingga konsentrasi akan meningkat. Lama dan suhu flash cooler disetting
sedemikian rupa agar menghasilkan produk akhir dengan kadar air yang diinginkan.
Proses pengemasan Susu Evaporasi kaleng merupakan proses pengalengan
aseptis karena kemasan dan produk dipanaskan secara terpisah kemudian diisikan
dalam kaleng secara steril. Proses pengalengan secara aseptis ini dapat memperkecil
perubahan flavor dan warna, pengurangan gizi, dan dapat mencegah overcooked
karena kandungan yang terlalu tinggi pada produk sangat rentan dengan terjadinya
karamelisasi yang dapat mengubah warna produk. Susu kental manis harus disimpan
dalam kondisi kaleng tetap tertutup rapat.
Sumber referensi:
Almira, Khalishah. 2019. Apa sih sebenarnya susu evaporasi itu?.diakses dari:
https://student-activity.binus.ac.id/himfoodtech/2019/09/apa-sih-sebenarnya-susu-
evaporasi-itu/. 15 Maret 2023
Fardiaz, S. 1987. Mikrobiologi Pangan. Jurusan Teknologi Pangan dan Gizi, Fakultas
Teknologi Pertanian, IPB, Bogor.