Anda di halaman 1dari 4

Proses Pembuatan Susu Sterilisasi Tahap Pertama

1. Persiapan

Persiapan ini meliputi sterilisasi peralatan din standarisasi bahan baku. Alat alat yang digunakan harus
diperilaa kebersihannya dan diperiksa apakah bertingsi dengan haik atau tidak. Sterilisasi ini
menggunakan bahan Caustic Soda yang kemudian dibilas dengan air panas. Sistem sanitasi ini juga
dikenal dengan nama Cleaning In Place.

Untuk standarisasi bahan buku dilakukan oleh Quality Control Bahan baku yang digunakan diperilaa
terlebih dahuls, bak kualitas maupun kuantitasnya. Susu segar diperiksa uji alkohol, keasaman, pH, berat
jenis dan titik bekunya. Kadar lemak dan total padatan dari susu harus diketahui untuk menentukan
jumlah Star Milk Powder dan lemak susu yang harus dilambulikun sehingga pada suat studarisasi kedua,
hasil Quality Contrul sudah sesuai dengan hasil yang diharupkan

2. Pencampuran

Susu segar dari tangki penerima dialirkan ketangki penerima dengan bantuan moter pendorong
sebanyak yang dibutuhkan Kemudian dipunkan dengan cara mengalirkannya melewati preheater
sebelum memasuki tangki pencampur (Mixing Task Prinsip pemanasanya yaitu plat aliran susu mentah
herschelahan dengan plat air panas sehingga terjadi proses pindah panas

Dengan bantuan pompa su dari tangki penerima dialirkan ketangki pencampur melalui pipa dengan
sistem Fentur, sedangkan bahan bahan lambahan lainnya, seperti Skom Milk Powder, gula pasir, vitamin
Flavour, lemak sun, dan Coona Powder dituang kedalam schush wadah berbentuk komen yang
dinamakan 1ipping. Dengan adanya dorongan yang kut akan menyebabkan udara yang berada dibawah
ventury terdorning sehingga kondisinya menjadi vakum. Hal tersebut akan menyebkan tersectnya
bahan-bahan lambalian diatas oleh arus susu menuju ketangki pancampuran, walaupun tidak sempurna.

Suu yang sudah tercampur tadi terus diaduk oleh kapas pengaduk sambil terus dilakukan sirkulasi.
Lamanya proses pengadilan ini 10-15 menit. Setelah itu diperikas komposisi susu saporti lemak, total
padatan, berat jenis, dan pH nya.

3. Penyaringan

Setelah distandarisasi oleh staff Quality Control dan hasilnya memenuhi spesifikasi, susu diudirkan
kepenyaringan satu dengan bantuan pompa. Penyaringan awal ini dilakukan untuk menyaring kotoran
kasar seperti serat karung dan plastik sehingga tidak serjadi penyumbatan pada proses selanjutnya

Dan penyaring satu, sasu dialirkan ketangki penyeimbang, yang berfungsi sebagai pengatur das kontrol
aliran susu yang akan menuju kepenyaring kedua. Tangki penyeimbang ini dilengkapi dengan sinyal
indikator yang bergerak kekiri dan kekanan, dihubungkan dengan pelampung untuk mengatur aliran
susu secara otomatis. Susa tidak akan meluap keluar, karena apabila tangki ini penuh indikator klep yung
berhubungan dengan penyampur akan menutup alitun susu.
Sehingga melewati tangki penyeimbang, dialirkan kepenyaring kodus. Pada penyaring ini susu disaring
dengan saringan nilan dengan ukuran pori-pori sangat kecil, sehingga semua kotoran termasuk susu
bubuk yang tidak terlarut akan tersaring. Selanjutnya, au akan mengalir ke Regenerier. Penyucing ini
juga bertujuan untuk mengurangi beban dan menghindari kerusakan pada alat Homogenizer.

4. Homogenisasi

Sebelum masuk ke longer, suhu su ditingkatkan melalui Regenerator, yang berupa Plate Heat Franges.
Pemanasan ini terjadi akibat adanya perkaran panas stara lain susu dari penyaring dua dengan aliran
susu dari Holding tube.

Setelah melalui Regenerator, maka susu akan mengalir ke Homogenizer yaitu tempat dilakukannya
homogenisa Homogenssi bertujuan untuk memecah globula lemak sehingga penggumpalan globula
globula lemak menjadi gumpalan lemak dapat diperpanjang waktunya hingga masa kadaluarsanya.
Lemak yang menggumpal akan menyebabkan seperasi antara lemak dan air, lemak akan mengapung
keatas permukaan susu (karena berat jenisnya lebih ringan daripada air).

Susu akan dipaksa masuk kecelah sempit sehingga partikel lemak akan pecah menjadi globula dengan
ukuran yang sangat halus yang tersebar secara merata dalam emulsi susu. Dengan demikian stabilitas
emulsi susu akan bertahan lama dan tidak akan terjadi pemisahan lemak dari cairannya.

5. Pasteurisasi

Dari Homogenizer, susu akan mengalir menuju Pasteurizer pada Plate Heat Exchanger yang sama
dengan proses Regenerasi susu. Proses pasteurisasi ini bertujuan untuk membunuh bakteri patogen
yang tidak membentuk spora.

Pada tahap ini metode yang digunakan adalah HITST (High Temperature Short Time), yaitu
pemanasan pada suhu 94-97 °C selama 32 detik pasteurisasi terjadi dengan mekanisme pertukaran
panas antara susu dengan air yang telah dipanaskan terlebih dahulu dengan Steam.

Dari Holding Tube susu mengalir melalui Flow Diversion Valve (FDV) ke Regenerizer untuk
didinginkan. FDV akan bekerja secara otomatis yang mengontrol suhu susu yang keluar dari
pasteurizer. Apabila suhu pemanasan kurang, maka klep jalur susu akan tertutup dan susu akan
mengalir kembali ketangki penyeimbang.

6. Pendinginan

Proses pendinginan dilakukan secara bertahap, sehingga tidak terjadi pendinginan mendadak pada
suhu yang dapat merusak kualitas susu. Susu didinginkan didalam Plate Regenarator, Cooler dan
Chiller

Selanjutnya susu dialirkan ke Cooler dan sehingga susu keluar. Dari Chiller, susu ditransfer ketangki
penyimpanan.
7. Penyimpanan

Setelah proses selesai susu disimpan sementara di Storage Vat (SV) yaitu berupa tangki
penyimpanan yang dilengkapi dengan jaket pendingin dan suhu kontrol sehingga suhu susu tetap
terjaga.

➤ Proses Pembuatan Susu Sterilisasi Tahap Kedua

1. Penyimpanan Sementara (Aging)

Susu yang sudah ditransfer akan disimpan pada tangki penyimpanan atau Storage Vat (SV). Didalam
SV ini pula Flavour ditambahkan, karena apabila ditambahkan sebelum pasteurisasi maka warna
susu akan memudar Saat penerimaan transfer ini dilakukan pemeriksaan standarisasi yang meliputi
berat jenis, total padatan, lemak, uji alkohol, pH, ketahanan panas dan Organoleptic..

2. Pengisian (filling)

Pengisian susu sterilisasi kedalam botol plastik ukuran 200 ml dilakukan menggunakan mesin pengisi
(Foog Filler). Selama proses berjalan botol – botol plastik berisi susu ditutup Aluminium Foil yang telah
dibentuk dengan mulut botol yang direkatkan dengan cara dipanaskan, serta diuji kesempurnaan
penutupun dan kebocoran dengan tes vakum. Kemudian dimasukkan kedalam keranjang dan siap
disterilisasi.

3. Sterilisasi

Pada proses ini diharapkan seluruh mikroorganisme dan spora yang terdapat pada susu dapat terbunuh.
Sterilisasi dilakukan didalam autoklar, yang terbagi atas dua ruang utama yaitu Storage Var (SV) yang
merupakan tangki penampung air dan Processbig Vat (PV) yang merupakan langki proses.

Botol botol yang sudah disusun dalam sebuah keranjang khusus yang kemudian dimasukkan kedalam PV
lalu dikunci. Bersamaan dengan itu, air yang berada di SV dipanaskan. Setelah itu air tersebut diturunkan
dari SV menuju PV sehingga terjadi penurunan suhu. Proses ini disebut dengan Water Down, yang
memakan waktu selama 2-3 menit.

Pada pemanasan (Cooking) satu dibutuhkan waktu selama 15 menit, kemudian suhu air dinaikkan
(Climbing) oleh steam. Proses Climbing ini berlangsung sekitar 15 menit, setelah suhu air sudah naik
dilakukan pemasakan (Cooking) dua selama 10 menit. Saat inilah yang disebut dengan Water Down,
yang memakan waktu selama 2 3 menit.

Pada pemanasan (Cooking) satu dibutuhkan waktu selama 15 menit, kemudian suhu air dinaikkan
(Climbing) olch steam. Proses Climbing ini berlangsung sekitar 15 menit, setelah suhu air sudah naik
dilakukan pemasakan (Cooking) dua selama 10 menit. Saat inilah yang disebut dengan tahap sterilisasi
yakni mematikan semua mikroorganisme.
Setelah pemasakan dua selesai air panas dipompa kembali ke Storage Val (Water Up atau Repumping).
Lamanya Repumping sekitar 6 menit. Sehingga air dingin dialirkan untuk mendinginkan suhu. Tahap ini
disebut dengan pendinginan awal. Kemudian dialirkan air biasa hingga suhu di SV turun selama 15 menit
yang disebut dengan pendinginan dua. Selanjutnya air yang ada didalam PV dibuang kedalam saluran
yang berada dibagian bawah PV. Proses ini dinamakan Draining yang memakan waktu 5 menit.

Kemudian produk dari autoklaf dikeluarkan dan direndam dalam bak air es sehingga suhu air turun.

4. Penundaan (Pending)

Produk susu yang sudah disterilisasi dan telah disusun dalam keranjang kecil, kemudian disimpan selama
21 hari pada suhu ruang (gudang) untuk melihat kemungkinan kerusakan yang terjadi akihal
mikroorganisme yang tersisa, jika ada. Disini dilakukan sortir terhadap botol botol susu dan produk susu
jika ada yang sesuai maka langsung disortir.

5. Pengemasan

Setelah itu botol botol yang lolos dari sortir diberi lubel dan kode. Setelah itu dilakukan penyortiran
terhadap susu, label, kode, foil, seal, dan box. Selanjutnya produk susu disimpan kembali selama 7
hari dan dilakukan penyortiran kembali.

Anda mungkin juga menyukai