Anda di halaman 1dari 2

Proses Susu UHT POLIJE

Sebelum masuk ke industry UHT, terdapat SOP yang mencakup seperti penggunaan
baju khusus dan alat sepatu sekali pakai. Selain itu, proses kunjungan dimulai dengan
pengunjung atau produsen memsterilkan diri pada ruangan steril yang didalamnya terdapat
alat semprot disinfektan untuk mensterilkan dan menjatuhkan kotoran. Pada bangunan
industrinya, dibuat balok-balok untuk meminimalisir debu dan memudahkan pemantauan
kebersihan, lantainya dirancang agar tidak mudah berdebu, dan ruang-ruang dipisahkan untuk
setiap prosesnya.
Untuk tahapan proses pembuatan susu UHT ini dimulai dengan
a. Penerimaan susu
Susu segar yang akan di olah masuk pada tanki penerimaan atau storage tank. usu
segar biasanya diperoleh dari pemerahan yang dilakukan selama 2 kali yaitu pada pagi
dan sore hari. Susu segar yang diterima dari pemerahan sore dimasukkan ke dalam
tangki pendingin dan digabungkan dengan susu segar yang diterima hasil pemerahan
pagi hari berikutnya. Sebelum diolah, susu segar 9 diuji lebih dahulu, yang meliputi
uji alkohol, berat jenis, pH dan kadar lemak. Hasil uji alkohol harus menunjukkan
negatif (tidak pecah, jika dicampur alkohol 70% 1:1, berat jenis minimal 1.028, pH
6.5 – 6.8 dan kadar lemak minimal 2.8 % (Legowo, 2005).
b. Pemisahan
Melalui pipa disalurkan kedalam tanki yang berbeda yaitu skim storage dan cream
storage. Pemisahan tersebut bertujuan untuk memisahkan dua bagian pada susu yaitu
skim dan creamnya. Skim adalah susu tanpa lemak dan cream adalah susu dengan
lemak.
c. Mixing
Mixing merupakan tahap awal dari proses pembuatan susu UHT. Pada tahap ini
dilakukan pencampuran susu dengan bahan penunjang seperti gula, bahan penstabil
(stabilizer), bahan pemberi cita rasa (flavor) dan pewarna (Legowo, 2005). Mixing
dilakukan pada alat mixing tank. Formula dicampur dalam mixing tank, kemudian
disalurkan ke homogenizer untuk meratakan dan membuat emulsi yang stabil.
d. Pemanasan dan sterilisasi
Setelah mixing, susu tersebut dipompa masuk pada mesin uht. susu dipanaskan pada
suhu ±120°C menggunakan mesin UHT ini. Jika prosesing tidak melanjutkan ke
pengemasan, produk dikembalikan pada aseptic tank untuk penyimpanan karena
sudah steril.
e. Pengisian (aseptic filling) dan pengemasan
Tahap terakhir dari proses pembuatan susu UHT adalah susu steril yang dihasilkan
segera dikemas melalui tahap “filling” kedalam wadah yang disediakan dan telah
disterilkan (Legowo, 2005). Aseptic filling merupakan proses pengisian produk susu
UHT ke dalam kemasan pada kondisi dingin yang sebelumnya telah melalui proses
sterilisasi. Terdapat tempat kotak yang digunakan untuk penempatan botol botol untuk
masuk pada mesin pengisian, botol botol tersebut akan didorong masuk pada mesin
filling station, yang dicuci oleh mesinnya secara otomatis dan mulai diisi dengan susu
yang sudah steril, setelah diisi Kemudian, botol bergerak menuju alat tutup botol.
Botol botol yang digunakan adalah botol khusus yang dibuat untuk susu UHT.
Menurut Aritonang (2010), saat penggunaan tangka aseptik, tekanan didalamnya
dijaga pada + 2,7 kg/cm2, udara yang digunakan dalam meningkatkan tekanan tangki
juga harus dipastikan telah steril. Tekanan ini dimaksudkan untuk menjaga kondisi
steril susu dan juga memudahkan saat mengalirkan susu dari tangki aseptik menuju
proses selanjutnya. Botol yang sudah ditutup rapat akan ditempatkan di tray untuk
sterilisasi menggunakan autoclave sebagai tahap akhir dari light processing pada
UHT. Setelah itu, susu sudah steril dan siap dikonsumsi, disimpan pada suhu ruang.

Anda mungkin juga menyukai