B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang akan dibahas di dalam
makalah tentang Kewirausahaan Wirausaha Rekayasa Bidang Konversi Energi ini adalah sebagai
berikut:
1. Bagaimana perencanaan usaha bidang konversi energi?
2. Bagaimana sistem produksi peralatan konversi energi?
3. Bagaimana pengemasan produk bidang konversi energi?
4. Bagaimana pengemasan makanan awetan dari bahan hewani?
5. Bagaimana menghitung titik impas usaha peralatan konversi energi?
6. Bagaimana strategi promosi produk peralatan konversi energi?
7. Bagaimana laporan kegiatan pembuatan produk bidang konversi energi?
C. Tujuan
Adapun tujuan dalam penulisan makalah tentang Wirausaha Rekayasa Bidang Konversi
Energi ini adalah sebagai berikut:
1. Menghayati bahwa akal pikiran dan kemampuan manusia dalam berpikir kreatif untuk
membuat produk rekayasa serta keberhasilan wirausaha adalah anugerah Tuhan.
2. Menghayati perilaku jujur, percaya diri, dan mandiri serta sikap bekerja sama, gotong
royong, bertoleransi, disiplin, bertanggung jawab, kreatif dan inovatif dalam membuat
karya rekayasa produk konversi energi untuk membangun semangat usaha.
3. Mendesain dan membuat produk serta pengemasan produk rekayasa konversi energi
berdasarkan identifikasi kebutuhan sumber daya, teknologi, dan prosedur berkarya.
4. Mempresentasikan karya dan proposal usaha produk rekayasa konversi energi dengan
perilaku jujur dan percaya diri.
5. Menyajikan simulasi wirausaha produk rekayasa konversi energi berdasarkan analisis
pengelolaan sumber daya yang ada di lingkungan sekitar.
BAB II
PEMBAHASAN
D. Menghitung Titik Impas (Break Even Point) Usaha Peralatan Konversi Energi
Analisa break event point (BEP) merupakan alat analisis untuk mengetahui batas nilai
produksi atau volume produksi suatu usaha untuk mencapai nilai impas. Suatu usaha dikatakan
layak, jika nilai BEP produksi lebih besar dari jumlah unit yang sedang diproduksi saat ini dan
BEP harga harus lebih rendah daripada harga yang berlaku saat ini, di mana BEP produksi dan
BEP harga dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
BEP Produksi = (Total Biaya) / (Harga Penjualan)
Analisis BEP digunakan untuk mengetahui jangka waktu pengembalian modal atau
investasi suatu kegiatan usaha atau sebagai penentu batas pengembalian modal. Produksi
minimal suatu kegiatan usaha harus menghasilkan atau menjual produknya agar tidak mengalami
kerugian. BEP adalah suatu keadaan di mana usaha tidak memperoleh laba dan tidak menderita
kerugian.
Biaya produksi alat pembuatan arang briket meliputi biaya investasi, biaya tidak tetap, dan
biaya operasional. Analisis usaha produksi alat pembuatan arang disusun untuk mengetahui
gambaran ekonomi mengenai usaha yang diwujudkan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Proses manufakturing yang menggunakan sensor dalam proses produksi juga tidak terlepas
dengan kegiatan yang berkaitan dengan konversi energi. Sensor adalah alat yang digunakan
untuk mendeteksi dan berfungsi sebagai transduser yang digunakan untuk mengubah variasi
mekanis, magnetis, panas, sinar, dan kimia menjadi tegangan dan arus listrik. Mikroprosesor
yang berperan sebagai otak dalam sistem otomasi industri menggunakan sensor yang dapat
diekuivalen dengan mata, pendengaran, hidung, lidah pada manusia. Sensor optik diekuivalen
dengan mata pada pancaindra, mikrofon ekuivalen dengan pendengaran, hidung ekuivalen
dengan sensor gas, dan masih banyak ragam sensor yang dapat digunakan sesuai dengan
kebutuhan suatu proses pengendali otomatis di antaranya seperti penghitungan jumlah barang
produksi, pengisian botol, pintu otomatis yang menggunakan sensor-sensor fotoelektrik, kaunter.
Pemetaan peluang yang perlu dikembangkan dalam usaha bidang konversi energi di
antaranya menemukan peluang dan potensi usaha yang dapat dimanfaatkan, mengetahui
besarnya potensi usaha yang tersedia dan berapa lama usaha dapat bertahan. Ancaman dan
peluang selalu menyertai suatu usaha sehingga penting untuk melihat dan memantau perubahan
lingkungan dan kemampuan adaptasi dari suatu usaha agar dapat tumbuh dan bertahan dalam
persaingan. Pemetaan potensi usaha dapat didasarkan pada sektor unggulan dari masing-masing
daerah.
Laporan kegiatan usaha merupakan penyampaian informasi tentang maju mundurnya
sebuah usaha sehingga tercipta komunikasi antara pihak yang melaporkan dan pihak yang diberi
laporan. Seorang pimpinan perusahaan akan mengetahui semua kejadian dalam perusahaannya
dan dapat mengendalikan jalannya perusahaan dengan melihat laporan kegiatan usaha. Laporan
harus memenuhi syarat-syarat di antaranya relevan, dapat dimengerti, dapat diuji, netral, tepat
waktu, daya banding, dan lengkap.