Anda di halaman 1dari 6

TUGAS SOP INSTALASI/KONSTRUKSI DISTRIBUSI DAN

IPTL

JUDUL TUGAS
EVALUSI SOP KONSTRUKSI SUTM

Oleh :
I Made Arpin Wiranata
4A-D3 Teknik Listrik
NIM. 2015313053

PROGRAM STUDI DIII TEKNIK LISTRIK


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI BALI
2021
1. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dengan judul Evaluasi SOP dengan Konstruksi Kerja
SUTM adalah seperti di uraikan di bawah ini :
1. Keselarasan apa saja yang terjadi antara SOP dengan Instruksi Kerja?
2. Adakah hal-hal yang tidak selaras antara Instruksi Kerja dengan SOP?
3. Hal-hal apa saja yang tidak diatur dalam SOP namun diatur lebih lanjut
dalam Instruksi Kerja?
4. Hal-hal apa saja yang menurut anda belum jelas untuk melaksanakan
pekerjaan sesuai Instruksi Kerja?
2. Pembahasan
Perusahaan Listrik Negara (PLN) adalah perusahaan yang bertugas menangani
pengelolaan sumber daya listrik. Keberadaan listrik sangat dibutuhkan oleh
masyarakat apalagi di era modern ini. Kebutuhan masyarakat akan listrik semakin
meningkat seiring perkembangan teknologi. Listrik juga digunakan dalam industri
besar, menengah, dan industri kecil. Perusahaan pembangkit tenaga listrik harus
memiliki tenaga kerja yang berkompetensi sesuai dengan perannya[1]. Perusahaan
penyedia listrik tersebut tentunya memiliki aturan atau dasar yang digunakan dalam
bentuk Standar Operasional Prosedur, yang lebih dikenal dengan SOP [2]. Standar
Operasional Prosedur (SOP) merupakan suatu pedoman untuk melakukan pekerjaan
sesuai dengan fungsi dan alat penilaian kinerja instansi pemerintah maupun non-
pemerintah, usaha maupun non-usaha, berdasarkan indikator-indikator teknis,
administratif, dan prosedural sesuai tata kerja, prosedur kerja dan sistem kerja pada
unit kerja yang bersangkutan. Instruksi Kerja (SOP) adalah sekumpulan langkah yang
dilakukan seseorang guna menyelesaikan pekerjaan secara aman dan lengkap.
Instruksi Kerja ini perlu dibuat untuk mendampingi Standard Operating Procedures
(SOP), menjelaskan secara rinci langkah instruksional dalam suatu kegiatan SOP, dan
hanya melibatkan 1 (satu) unit kerja saja [2].
Keselarasan antara SOP dengan Instruksi Kerja yaitu ;
1. SOP menjadi suatu pedoman seluruh pekerjaan dan tanggung jawab petugas
yang terlibat dalam proses instalasi konstruksi SUTM sehingga berkaitan erat
dengan instruksi kerja yang merupakan langkah-langkah yang secara
mendetail yang perlu diikuti dan dilaksanakan berdasarkan SOP yang telah
dibuat dan disepakati.
2. Pengimplementasian dari pemahaman SOP yang baik itu sendiri tentunya
dapat meningkatkan produktivitas serta efisiensi, acuan dalam menjamin
setiap unit agar dapat beroperasi dengan baik, dan pekerjaan yang dilakukan
menjadi terarah. Untuk mendukung SOP tersebut, tentunya diperlukannya
instruksi kerja yang sejalan agar hal-hal yang direncanakan sebelumnya tidak
menyimpang dari SOP.
Hal yang tidak selaras antara Instruksi Kerja dan SOP adalah ketidaksesuaian
keduanya dalam kegiatannya. SOP tersebut memiliki gambaran pedoman kerja secara
lebih luas mengenai kegiatan suatu proses konstruksi SUTM, baik dilihat dari petugas
terkait, peralatan kerja, prosedur kerja dan sebagainya. Sedangkan IK merupakan
prosedur yang lingkupnya lebih kecil yaitu hanya satu kegiatan, misalnya prosedur
pemasangan Isolator Tarik pada suatu konstruksi SUTM.
Hal-hal yang kurang selaras tersebut diantaranya :
1. Peralatan Kerja
[4] Pada bagian alat kerja dan alat bantu yang tertera di Instruksi Kerja pekerjaan
SUTM dituliskan:
 Absensi tenaga kerja.
 Gunting pemotong kabel.
 Grounding Set.
 Megger Isolasi.
 Power pull.
 Running-cable.
 Stick 20 kV.
 Tang Press.
 Tangga.
 Tali / tambang.
 Tool Set.
[1] Sedangkan pada SOP Instruksi Kerja yang tercantum pada pedoman PLN
disebutkan:
 Toolkit lengkap.
 Tang press.
 Tangga.
 Power Pull.
 Grounding Set.
 Tali/Tambang.
 Kaki Tiga.
 Alat Ukur.
 Insulation Tester.
 Tester 20 KV.
 Stick 20 KV.
 Fuse Puller .
 Radio Komunikasi.
Dapat dilihat kekurangan dan kelebihan masing-masing Instruksi Kerja yang tertera
seperti halnya di Instruksi Kerja pekerjaan SUTM (PT. Adi Putra) tidak terdapat
peralatan kaki tiga, kurang lengkap disebutkannya alat ukur yang digunakan (tidak
terdapat insulation tester dan tester 20 KV), dan tidak disebutkan menggunakan fuse
puller. Hal lainnya yang tidak kalah penting yang seharusnya wajib untuk digunakan
yaitu berupa radio komunikasi yang berfungsi sebagai perantara dalam bertukar
informasi pada saat melakukan suatu pekerjaan.
Hal-hal yang tidak diatur dalam SOP tetapi diatur lebih lanjut dalam IK tetapi
dalam SOP untuk langkah-langkah pekerjaan pemasangan konstruksi SUTM
tercantum secara umum, sedangkan pada IK tata cara pemasangan konstruksi SUTM
dibuat lebih spesifik sesuai dengan jobdesk masing-masing job.
[4] Dari segi setiap pemaparan Instruksi Kerja yang terkandung pada lampiran
tersebut menurut saya sudah mendetail yang dimana langkah kerjanya sesuai dengan
SOP yang berlaku, baik dari segi langkah kerja, persyaratan kerja, serta material
(disesuaikan dengan jenis pekerjaan yang dilakukan).

3. Kesimpulan

Berdasarkan hasil rumusan masalah dan pembahasan tugas dengan judul Evaluasi
SOP dengan Instruksi Kerja SUTM, dapat disimpulkan bahwa.

1. Standar Operasional Prosedur adalah suatu panduan atau prosedur kerja sistematis
yang bertujuan untuk menciptakan standardisasi guna memudahkan para pegawai
dalam menyelesaikan pekerjaan dan meminimalisir kesalahan.
2. Standar Operasional Prosedur dan Instruksi Kerja harus saling berkaitan satu sama
lain karena dalam melakukan pekerjaan di lapangan harus sesuai dengan standar
yang telah ditetapkan agar pekerjaan tersebut dapat terlaksana dengan baik.
3. Dalam pembuatan Instruksi Kerja harus disesuaikan dengan jenis pekerjaan yang
akan dilaksanakan dan dipaparkan semendetail mungkin agar nantinya di
lapangan tidak terdapat miss komunikasi antar-personil, terutama dalam
pembagian wewenang atau tanggung jawab atas tugas tersebut juga keselamatan
kerja dari para pekerja terjamin.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Ayu, S., Jayadipraja, E. A., & Harun, A. A. (2019). Hubungan Penerapan Standar
Operasional Prosedur dan Pelatihan Dengan Kejadian Kecelakaan Kerja Pada Karyawan
di PT. PLN Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan Kota Kendari. Jurnal Kesehatan
Masyarakat, 9.

[2] (Persero), P. P. (n.d.). Standing Operation Procedure. Konstruksi Pembangunan JTR,


JTM dan Gardu Distribusi. Denpasar, Bali

[3] Inseght Talenta. Pentingnya Standar Operasional Prosedur bagi Persuhaan.


https://www.talenta.co/blog/insight-talenta/standar-operasional-prosedur-manfaat-sop/
#Keselarasan, diakses pada 14 Maret 2022.

[4] DRS. I GUSTI KETUT SUKARBA, M. (2022). Instruksi Kerja Pemeliharaan Konduktor
SUTM/KUTM.

Anda mungkin juga menyukai