Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

HASIL PERJUANGAN GURU BERSAMA PGRI

Dosen pengampu:

ERNELLA,M.PD

Disusun Oleh:

1. Shinta Sofi Mariska (19040026)


2. Riska Juliawati (19040006)

PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS

STKIP PGRI SUMATERA BARAT

2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala nikmatnya sehingga penulis
dapat menyusun makalah tentang " HASIL PERJUANGAN GURU BERSAMA PGRI " dengan
sebaik-baiknya. Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk menambah dan
melengkapi tugas mata kuliah study Ke-PGRI an
Saya ucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu, memfasilitasi,
memberi masukan, dan mendukung penulisan makalah ini sehingga selesai tepat pada
waktunya. Semoga dibalas oleh Allah SWT dengan ganjaran yang berlimpah. Meski
penulis telah menyusun makalah ini dengan maksimal, tidak menutup kemungkinan
masih banyak kekurangan. Oleh karena itu sangat diharapkan kritik dan saran yang
konstruktif dari pembaca sekalian. Akhir kata, saya berharap makalah ini dapat
menambah wawasan bagi pembacanya.

Padang, 28 Desember 2020


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………………………...............................

DAFTAR ISI……………………………………………………………………………………………………………..

BAB I

PENDAHULUAN……………………………………………………………………………………………………..

A. LATAR BELAKANG…………………………………………………………………………………………
B. RUMUSAN MASALAH…………………………………………………………………………………..
C. TUJUAN………………………………………………………………………………………………………..

BAB II

HASIL PERJUANGAN GURU BERSAMA PGRI

A. UU Tentang Guru dan Dosen………………………………………………………………………..


B. Tunjangan Profesi Guru (TPG).....………………………………………………………………….
C. PP No. 74 Tahun 2008 Tentang Guru……………………………………………………………
D. PP No. 19 Tahun 2017 Perubahan Dari PP No. 74 Tahun 2008 tentang guru
E. Batas Usia Pensiun……………………………………………………………………………………….

BAB III

KESIMPULAN
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Setiap penjajahan di dunia tidak ada yang dibenarkan karena pada dasarnya penjajahan
adalah perampasan terhadap hak asai manusia atas bangsa yang dijajah. Indonesia pernah
dijajah oleh 4 bangsa, yaitu : Portugis, belanda, inggris dan bangsa jepang. Penjajah yang
paling lama menjajah Indonesia adalah bangsa belanda, yaitu selama 350 tahun.
Selama ratusan tahun rakyat Indonesia hidup dalam tekanan penderitaan. Kebebasan kita
dirampas, disiksa, dicuri kekayaan alamnya, diperas tenaganya hanya untuk kepentingan
penjajah. Selama itu pula bangsa kita hidup dalam kebodohan, tidak bisa menentukan nasib
dan masa depannya juga anak cucunya.
Berbagai penderitaan dana ancaman yang dialami oleh rakyat Indonesia selama dijajah
telah menimbulkan kesadaran, membangkitkan semangat untuk bersatu padu berjuang
mengusir kaum penjajah demi mencapai kemerdekaan. Seluruh rakyat Indonesia dari
berbagai suku berjuang secara kedaerahan untuk bebas dari penjajahan. Termasuk
didalamya adalah kaum guru. Sebagian dari mereka turut berjuang di garis depan membela
erah putih, dan sebagian yang lainnya bersama masyarakat mendirikan dapur umum dan
persiapan makanan untuk para pejuang.
Setelah proklamasi dikumandangkan pada tanggal 17 agustus 1945. Perjuangan rakyat
Indonesia khususnya kaum guru tidak terhenti sampai disitu. Mereka masih harus bersatu
padu mempertahankan NKRI. Salah satu komitmen kaum guru untuk mempertahankan
kemerdekaan yang telah diraih adalah mendirikan PGRI sebagai persatuan guru yang
nantinya mendidik tunas-tunas penerus kemerdekaan.

B. Rumusan Masalah
1. Mengetahui UU UU Tentang Guru dan Dosen
2. Mengetahui Apa Saja Tunjangan Profesi Guru (TPG)
3. Mengetahui PP No. 74 Tahun 2008 Tentang Guru
4. Mengetahui PP No. 19 Tahun 2017 Perubahan Dari PP No. 74 Tahun 2008
tentang guru
5. Mengetahui Batas Usia Pensiun

C. Tujuan
Untuk memenuhi mata kuliah Ke PGRI an
BAB II

PEMBAHASAN

HASIL PERJUANGAN GURU BERSAMA PGRI

A. UU Tentang Guru dan Dosen

Pasal 1 Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan:

1. Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar,


membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada
pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan
menengah.
2. Dosen adalah pendidik profesional dan ilmuwan dengan tugas utama
mentransformasikan, mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan,
teknologi, dan seni melalui pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada
masyarakat.
3. Guru besar atau profesor yang selanjutnya disebut profesor adalah jabatan
fungsional tertinggi bagi dosen yang masih mengajar di lingkungan satuan
pendidikan tinggi.
4. Profesional adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan
menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran, atau
kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan
pendidikan profesi.
5. Penyelenggara pendidikan adalah Pemerintah, pemerintah daerah, atau masyarakat
yang menyelenggarakan pendidikan pada jalur pendidikan formal.
6. Satuan pendidikan adalah kelompok layanan pendidikan yang menyelenggarakan
pendidikan pada jalur pendidikan formal dalam setiap jenjang dan jenis pendidikan.
7. Perjanjian kerja atau kesepakatan kerja bersama adalah perjanjian tertulis antara
guru atau dosen dengan penyelenggara pendidikan atau satuan pendidikan yang
memuat syarat-syarat kerja serta hak dan kewajiban para pihak dengan prinsip
kesetaraan dan kesejawatan berdasarkan peraturan perundang-undangan.
8. Pemutusan hubungan kerja atau pemberhentian kerja adalah pengakhiran perjanjian
kerja atau kesepakatan kerja bersama guru atau dosen karena sesuatu hal yang
mengakibatkan berakhirnya hak dan kewajiban antara guru atau dosen dan
penyelenggara pendidikan atau satuan pendidikan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
9. Kualifikasi akademik adalah ijazah jenjang pendidikan akademik yang harus dimiliki
oleh guru atau dosen sesuai dengan jenis, jenjang, dan satuan pendidikan formal di
tempat penugasan.
10. Kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang
harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan
tugas keprofesionalan.
11. Sertifikasi adalah proses pemberian sertifikat pendidik untuk guru dan dosen.
12. Sertifikat pendidik adalah bukti formal sebagai pengakuan yang diberikan kepada
guru dan dosen sebagai tenaga profesional.
13. Organisasi profesi guru adalah perkumpulan yang berbadan hukum yang didirikan
dan diurus oleh guru untuk mengembangkan profesionalitas guru.
14. Lembaga pendidikan tenaga kependidikan adalah perguruan tinggi yang diberi tugas
oleh Pemerintah untuk menyelenggarakan program pengadaan guru pada
pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan/atau
pendidikan menengah, serta untuk menyelenggarakan dan mengembangkan ilmu
kependidikan dan nonkependidikan.
15. Gaji adalah hak yang diterima oleh guru atau dosen atas pekerjaannya dari
penyelenggara pendidikan atau satuan pendidikan dalam bentuk finansial secara
berkala sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
16. Penghasilan adalah hak yang diterima oleh guru atau dosen dalam bentuk finansial
sebagai imbalan melaksanakan tugas keprofesionalan yang ditetapkan dengan
prinsip penghargaan atas dasar prestasi dan mencerminkan martabat guru atau
dosen sebagai pendidik profesional.
17. Daerah khusus adalah daerah yang terpencil atau terbelakang; daerah dengan
kondisi masyarakat adat yang terpencil; daerah perbatasan dengan negara lain;
daerah yang mengalami bencana alam, bencana sosial, atau daerah yang berada
dalam keadaan darurat lain.
18. Masyarakat adalah kelompok warga negara Indonesia nonpemerintah yang
mempunyai perhatian dan peranan dalam bidang pendidikan.
19. Pemerintah adalah pemerintah pusat.
20. Pemerintah daerah adalah pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten, atau
pemerintah kota.
21. Menteri adalah menteri yang menangani urusan pemerintahan dalam bidang
pendidikan nasional.
B. Tunjangan Profesi Guru (TPG)
Selain pendapatan tambahan, guru bisa mendapatkan penghasilan lainnya dari berbagai
tunjangan. Salah satu tunjangan yang diterima para guru yakni tunjangan profesi guru
( TPG), baik yang berstatus PNS maupun non-PNS. Baca juga: Mengintip Besaran Gaji dan
Tunjangan Profesi Jaksa Lalu berapa besaran Tunjangan Profesi Guru atau TPG? TPG sendiri
diatur dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 41 Tahun 2009 tentang Tunjangan Profesi
Guru dan Dosen, Tunjangan Khusus Guru dan Dosen, Serta Tunjangan Kehormatan
Profesor. "Tunjangan profesi adalah tunjangan yang diberikan kepada guru dan dosen yang
memiliki sertifikat pendidik sebagai penghargaan atas profesionalitasnya," bunyi Pasal 1
ayat (4) PP Nomor 41 Tahun 2009.

TPG ini diberikan kepada guru dan dosen yang berstatus PNS maupun bukan PNS, dan
diberikan setiap bulan yang besarannya ditentukan oleh PP Nomor 41 Tahun 2009 dan
peraturan turunan. Bagi guru berstatus PNS, maka besaran tunjangan TPG ditetapkan
sebesar 1 kali gaji pokok sebagai PNS sesuai dengan golongannya. Baca juga: Mengintip
Besaran Gaji Polisi, Lengkap dari Tamtama hingga Jenderal TPG ini diberikan pemerintah
mulai bulan Januari setiap tahunnya setelah guru atau dosen mendapatkan nomor registrasi
dan mendapatkan nomor sertifikat pendidik. "Tunjangan profesi bagi guru dan dosen
pegawai negeri sipil yang menduduki jabatan fungsional guru dan dosen diberikan sebesar 1
(satu) kali gaji pokok pegawai negeri sipil yang bersangkutan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan," bunyi Pasal 4. Lalu bagi guru atau dosen non-PNS,
besaran TPG sesuai dengan kesetaraan tingkat, masa kerja, dan kualifikasi akademik yang
berlaku bagi guru dan dosen PNS ( berapa besaran tunjangan profesi guru).

Berdasarkan Permendiknas Nomor 72 Tahun 2008, bagi guru tetap bukan PNS yang
telah memiliki sertifikat pendidik tetapi belum memiliki jabatan fungsional guru, diberikan
tunjangan guru profesi sebesar Rp 1,5 juta setiap bulan, sampai dengan guru yang
bersangkutan memperoleh jabatan fungsional guru. Baca juga: Tunjangan Kinerja PNS DJP
Bisa Rp 99 Juta! Tak semua guru bisa mendapatkan TPG. Guru yang bisa mendapatkan TPG
adalah mereka yang mengantongi sertifikat profesi pendidik yang dikeluarkan oleh
perguruan tinggi yang memiliki program pengadaan tenaga kependidikan yang
terakreditasi. Selain itu, guru yang berstatus PNS juga masih mendapatkan tunjangan lain
yang melekat sebagai ASN seperti tunjangan keluarga, tunjangan anak, uang makan, dan
sebagainya. 

Sesuai Pasal 15 ayat (1) PP Nomor 74 Tahun 2008, Tunjangan profesi diberikan kepada
guru yang memenuhi persyaratan sebagai berikut:
 Memiliki satu atau lebih sertifikat pendidik yang telah diberi satu nomor
registrasi guru.
 Memenuhi beban kerja sebagai guru Mengajar sebagai guru mata pelajaran
dan/atau guru kelas pada satuan pendidikan yang sesuai dengan peruntukan
sertifikat pendidik yang dimilikinya Terdaftar pada departemen sebagai guru
tetap Berusia paling tinggi 60 tahun Tidak terikat sebagai tenaga tetap pada
instansi selain satuan pendidikan tempat bertugas.
 Hitungan gaji dari yang paling terendah hingga tertinggi disesuaikan berdasarkan
masa kerja atau MKG mulai dari kurang dari 1 tahun hingga 27 tahun.
Golongan I (lulusan SD dan SMP)
Golongan Ia: Rp 1.560.800 - Rp 2.335.800
Golongan Ib: Rp 1.704.500 - Rp 2.472.900
Golongan Ic: Rp 1.776.600 - Rp 2.577.500
Golongan Id: Rp 1.851.800 - Rp 2.686.500
Golongan II (lulusan SMA dan D-III)
Golongan IIa: Rp 2.022.200 - Rp 3.373.600
Golongan IIb: Rp 2.208.400 - Rp 3.516.300
Golongan IIc: Rp 2.301.800 - Rp 3.665.000
Golongan IId: Rp 2.399.200 - Rp 3.820.000
Golongan III (lulusan S1 hingga S3)
Golongan IIIa: Rp 2.579.400 - Rp 4.236.400
Golongan IIIb: Rp 2.688.500 - Rp 4.415.600
Golongan IIIc: Rp 2.802.300 - Rp 4.602.400
Golongan IIId: Rp 2.920.800 - Rp 4.797.000
Golongan IV Golongan IVa: Rp 3.044.300 - Rp 5.000.000
Golongan IVb: Rp 3.173.100 - Rp 5.211.500
Golongan IVc: Rp 3.307.300 - Rp 5.431.900
Golongan IVd: Rp 3.447.200 - Rp 5.661.700
Golongan IVe: Rp 3.593.100 - Rp 5.901.200

C. PP No. 74 Tahun 2008 Tentang Guru

Setelah sekian lama menunggu, akhirnya pemerintah menerbitkan juga Peraturan


Pemerintah (PP) No. 74 Tahun 2008 tentang Guru yang ditandangani oleh Presiden Republik
Indonesia per tanggal 01 Desember 2008. Peraturan ini diterbitkan sebagai amanat dan
tindak lanjut dari Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.
Kerangka dari Peraturan Pemerintah ini terdiri 9 Bab 68 Pasal. Berikut ini disajikan beberapa
hal-hal yang dianggap penting tenatang isi peraturan  ini.

 Bab I Ketentuan Umum. 


Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar,
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada
pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan
menengah.
 Bab II Kompetensi dan Sertifikasi. 
Guru wajib memiliki Kualifikasi Akademik, kompetensi, Sertifikat Pendidik, sehat
jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan
pendidikan nasional.  Kompetensi Guru meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi
kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui
pendidikan profesi
 Bab III Hak. 
Guru yang memenuhi persyaratan berhak mendapat satu tunjangan profesi. Guru
yang diangkat dalam jabatan pengawas satuan pendidikan tetap diberi tunjangan
profesi Guru apabila yang bersangkutan tetap melaksanakan tugas sebagai pendidik
 Bab IV Beban Kerja. 
Beban kerja Guru mencakup kegiatan pokok: (a) merencanakan pembelajaran; (b)
melaksanakan pembelajaran; (c) menilai hasil pembelajaran; (d) membimbing dan
melatih peserta didik; dan (e) melaksanakan tugas tambahan yang melekat pada
pelaksanaan kegiatan pokok sesuai dengan beban kerja Guru.
 Bab V Wajib Kerja dan Pola Ikatan Dinas. 
Dalam keadaan darurat, Pemerintah dapat memberlakukan ketentuan wajib kerja
kepada Guru dan/atau warga negara Indonesia lainnya yang memenuhi Kualifikasi
Akademik dan kompetensi untuk melaksanakan tugas sebagai Guru di
Daerah Khusus di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pemerintah
dan/atau Pemerintah Daerah dapat menetapkan pola ikatan dinas bagi calon Guru
untuk memenuhi kepentingan pembangunan pendidikan nasional atau kepentingan
pembangunan daerah.
 Bab VI Pengangkatan, Penempatan, dan Pemindahan. 
Pengangkatan dan penempatan Guru yang diangkat oleh Pemerintah dan/atau
Pemerintah Daerah dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan. Guru yang ditempatkan pada jabatan struktural   kehilangan haknya
untuk memperoleh tunjangan profesi, tunjangan fungsional, tunjangan khusus, dan
maslahat tambahan.
 Bab VII Sanksi. 
Guru yang tidak dapat memenuhi Kualifikasi Akademik, kompetensi, dan Sertifikat
Pendidik kehilangan hak untuk mendapat tunjangan fungsional atau subsidi
tunjangan fungsional, dan maslahat tambahan.  Guru yang tidak dapat memenuhi
kewajiban melaksanakan pembelajaran 24 (dua puluh empat) jam tatap muka dan
tidak mendapat pengecualian  dari Menteri dihilangkan haknya untuk mendapat
tunjangan profesi, tunjangan fungsional atau subsidi tunjangan fungsional, dan
maslahat tambahan.
 Bab VIII Ketentuan Peralihan. 
Guru Dalam Jabatan yang belum memiliki Sertifikat Pendidik memperoleh tunjangan
fungsional atau subsidi tunjangan fungsional dan maslahat tambahan. Pengawas
satuan pendidikan selain Guru yang diangkat
sebelum berlakunya Peraturan Pemerintah ini diberi kesempatan dalam waktu 5
(lima) tahun untuk memperoleh Sertifikat Pendidik.

D. PP No. 19 Tahun 2017 Perubahan Dari PP No. 74 Tahun 2008 tentang guru

Guru sebagai tenaga profesional memiliki peran strategis untuk mewujudkan visi
penyelenggaraan pembelajaran sesuai dengan prinsip profesionalitas dan untuk
mewujudkan profesionalitas guru perlu perbaikan tata kelola guru, menjadi
pertimbangan untuk menerbitkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor
19 Tahun 2017 Tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun
2008 Tentang Guru karena Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang
Guru perlu penyesuaian untuk mengakomodasi perkembangan tata kelola guru
sebagai pendidik profesional sehingga perlu diubah.

PP 19 Tahun 2017 Tentang Perubahan Atas PP 74 Tahun 2008 Tentang Guru memiliki
dasar hukum yaitu:

 Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 157, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4586); Peraturan Pemerintah Nomor 74
Tahun 2008 tentang Guru (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008
Nomor 194, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4941);
 Peraturan Pemerintah (PP) 19 Tahun 2017 Tentang Perubahan Atas Peraturan
Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 Tentang Guru ditandatangani Presiden
Joko Widodo pada tanggal 30 Mei 2017 dan diundangkan dalam Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 107 dan Penjelasan atas PP 19
Tahun 2017 Tentang Perubahan Atas PP 74 Tahun 2008 Tentang Guru dalam
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6058 oleh
Menkumham Yasonna H. Laoly pada tanggal 2 Juni 2017.

Penjelasan Umum PP 19 tahun 2017

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi membawa konsekuensi logis


terhadap orientasi pengembangan profesionalitas Guru yang diarahkan untuk
mengembangkan kompetensinya. Pasal 10 ayat (1) Undang-Undang Nomor 14 tahun
2005 tentang Guru dan Dosen mengamanatkan bahwa Guru harus memiliki
kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi
profesional. Keempat kompetensi bersifat holistik dan merupakan suatu kesatuan
yang menjadi ciri Guru profesional. Untuk menjamin pelayanan pendidikan yang
bermutu sesuai dengan tuntutan perkembangan jaman maka peningkatan
kompetensi ini merupakan suatu proses yang berkelanjutan.

Ketersediaan Guru dan tenaga kependidikan yang merata, dengan cara:


meningkatkan perencanaan kebutuhan, penyediaan, pengangkatan, distribusi, dan
pemerataan pendidik dan tenaga kependidikan; meningkatkan kapasitas daerah
dalam mengelola perekrutan, penempatan, dan peningkatan mutu Guru secara
efektif dan efisien; mengawasi proses pengangkatan Guru di daerah berdasarkan
kriteria mutu dan kebutuhan wilayah; serta meningkatkan koordinasi
penyelenggaraan pendidikan oleh LPTK dengan rencana penyediaan Guru di daerah.

Pembinaan Guru dan tenaga kependidikan, dengan cara: meningkatkan kualifikasi


Guru dan tenaga kependidikan; memperkuat sistem uji kompetensi Guru, dan
mengitegrasikan dengan sistem Sertifikasi; menerapkan sistem penilaian kinerja
Guru yang sahih, andal, transparan, dan berkesinambungan; meningkatkan
kompetensi Guru secara berkelanjutan melalui pendidikan dan pelatihan;
menyelaraskan kurikulum pendidikan dan pelatihan Guru dan tenaga kependidikan
dengan kebutuhan peserta didik, dunia kerja, dan Kerangka Kualifikasi Nasional
Indonesia (KKNI); memperkuat fungsi penjaminan mutu pendidikan di tingkat pusat
dan daerah; memperkuat kerjasama antara Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah,
guru, kepala satuan pendidikan, pengawas dan Masyarakat dalam mengawal
penerapan kurikulum; pemberdayaan Kelompok Kerja Guru (KKG) dan Musyawarah
Guru Mata Pelajaran (MGMP), Kelompok Kerja Kepala Sekolah (KKKS), Kelompok
Kerja Pengawas Sekolah (KKPS), Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS),
Musyawarah Kerja Pengawas Sekolah (MKPS); memperbaiki sistem penyaluran
Tunjangan Profesi pendidik; dan memperbaiki sistem karir, penghargaan, dan
perlindungan Guru dan tenaga kependidikan.

Isi Peraturan Pemerintah (PP) 19 Tahun 2017 Tentang Perubahan Atas Peraturan
Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 Tentang Guru

Peraturan Pemerintah (PP) 19 Tahun 2017 Tentang Perubahan Atas Peraturan


Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 Tentang Guru ada dibawah ini (dalam format
tidak seperti asli):erintah Nomor 74 Tahun 2008 Tentang Guru

1. Ketentuan Pasal 1 diubah sehingga berbunyi sebagai berikut:

Pasal 1

Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan:

 Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar,


membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik
pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan
pendidikan menengah.
 Kualifikasi Akademik adalah ijazah jenjang pendidikan akademik yang harus
dimiliki oleh Guru sesuai dengan jenis, jenjang, dan satuan pendidikan formal
di tempat penugasan.
 Sertifikasi adalah proses pemberian sertifikat pendidik untuk Guru.
 Sertifikat Pendidik adalah bukti formal sebagai pengakuan yang diberikan
kepada Guru sebagai tenaga profesional.
 Gaji adalah hak yang diterima oleh Guru atas pekerjaannya dari penyelenggara
pendidikan atau satuan pendidikan dalam bentuk finansial secara berkala
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
 Tunjangan Profesi adalah tunjangan yang diberikan kepada guru yang memiliki
Sertifikat Pendidik sebagai penghargaan atas profesionalitasnya.
 Organisasi Profesi Guru adalah perkumpulan yang berbadan hukum yang
didirikan dan diurus oleh Guru untuk mengembangkan profesionalitas Guru.
 Perjanjian Kerja atau Kesepakatan Kerja Bersama adalah perjanjian tertulis
antara Guru dan penyelenggara pendidikan atau satuan pendidikan yang
memuat syarat-syarat kerja serta hak dan kewajiban para pihak dengan
prinsip kesetaraan dan kesejawatan berdasarkan peraturan perundang-
undangan.
 Guru Tetap adalah Guru yang diangkat oleh pejabat pembina kepegawaian
atau diangkat oleh pimpinan penyelenggara pendidikan yang diselenggarakan
oleh masyarakat berdasarkan perjanjian kerja dan telah bertugas untuk jangka
waktu paling singkat 2 (dua) tahun secara terus menerus serta tercatat pada
satuan administrasi pangkal di satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh
pemerintah pusat, pemerintah daerah, atau masyarakat.
 Guru Dalam Jabatan adalah Guru pegawai negeri sipil dan Guru bukan
pegawai negeri sipil yang sudah mengajar pada satuan pendidikan, baik yang
diselenggarakan pemerintah pusat, pemerintah daerah, maupun masyarakat
penyelenggara pendidikan yang sudah mempunyai Perjanjian Kerja atau
Kesepakatan Kerja Bersama.
 Pemutusan Hubungan Kerja atau Pemberhentian Kerja adalah pengakhiran
perjanjian kerja atau kesepakatan kerja bersama Guru karena suatu hal yang
mengakibatkan berakhirnya hak dan kewajiban antara Guru dan
penyelenggara pendidikan atau satuan pendidikan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
 Taman Kanak-kanak yang selanjutnya disingkat TK adalah salah satu bentuk
satuan pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal yang
menyelenggarakan program pendidikan bagi anak berusia 4 (empat) tahun
sampai dengan 6 (enam) tahun.
 Raudhatul Athfal yang selanjutnya disingkat RA dan Bustanul Athfal yang
selanjutnya disingkat BA adalah salah satu bentuk satuan pendidikan anak usia
dini pada jalur pendidikan formal yang menyelenggarakan program
pendidikan dengan kekhasan agama Islam bagi anak berusia 4 (empat) tahun
sampai dengan 6 (enam) tahun.
 Pendidikan Dasar adalah jenjang pendidikan pada jalur pendidikan formal yang
melandasi jenjang pendidikan menengah yang diselenggarakan pada satuan
pendidikan yang berbentuk sekolah dasar dan madrasah ibtidaiyah atau bentuk lain
yang sederajat serta menjadi satu kesatuan kelanjutan pendidikan pada satuan
pendidikan yang berbentuk sekolah menengah pertama dan madrasah tsanawiyah,
atau bentuk lain yang sederajat.
 Sekolah Dasar yang selanjutnya disingkat SD adalah salah satu bentuk satuan
pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan umum pada jenjang
Pendidikan Dasar.
 Madrasah Ibtidaiyah yang selanjutnya disingkat MI adalah salah satu bentuk satuan
pendidikan formal dalam binaan menteri yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang agama yang menyelenggarakan pendidikan umum dengan
kekhasan agama Islam pada jenjang Pendidikan Dasar.
 Sekolah Menengah Pertama yang selanjutnya disingkat SMP adalah salah satu
bentuk satuan pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan umum pada
jenjang Pendidikan Dasar sebagai lanjutan dari SD, MI, atau bentuk lain yang
sederajat atau lanjutan dari hasil belajar yang diakui sama atau setara SD atau MI.
 Madrasah Tsanawiyah yang selanjutnya disingkat MTs adalah salah satu bentuk
satuan pendidikan formal dalam binaan menteri yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang agama yang menyelenggarakan pendidikan umum dengan
kekhasan agama Islam pada jenjang Pendidikan Dasar sebagai lanjutan dari SD, MI,
atau bentuk lain yang sederajat atau lanjutan dari hasil belajar yang diakui sama atau
setara SD atau MI.
 Pendidikan Menengah adalah jenjang pendidikan pada jalur pendidikan formal yang
merupakan lanjutan Pendidikan Dasar, berbentuk sekolah menengah atas, madrasah
aliyah, sekolah menengah kejuruan, dan madrasah aliyah kejuruan atau bentuk lain
yang sederajat.
 Sekolah Menengah Atas yang selanjutnya disingkat SMA adalah salah satu bentuk
satuan pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan umum pada jenjang
Pendidikan Menengah sebagai lanjutan dari SMP, MTs, atau bentuk lain yang
sederajat atau lanjutan dari hasil belajar yang diakui sama atau setara SMP atau
MTs.
 Madrasah Aliyah yang selanjutnya disingkat MA adalah salah satu bentuk satuan
pendidikan formal dalam binaan menteri yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang agama yang menyelenggarakan pendidikan umum dengan
kekhasan agama Islam pada jenjang Pendidikan Menengah sebagai lanjutan dari
SMP, MTs, atau bentuk lain yang sederajat atau lanjutan dari hasil belajar yang
diakui sama atau setara SMP atau MTs.
 Sekolah Menengah Kejuruan yang selanjutnya disingkat SMK adalah salah satu
bentuk satuan pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan kejuruan pada
jenjang Pendidikan Menengah sebagai lanjutan dari SMP, MTs, atau bentuk lain yang
sederajat atau lanjutan dari hasil belajar yang diakui sama atau setara SMP atau
MTs.
 Madrasah Aliyah Kejuruan yang selanjutnya disebut MAK adalah salah satu bentuk
satuan pendidikan formal dalam binaan menteri yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang agama yang menyelenggarakan pendidikan kejuruan
dengan kekhasan agama Islam pada jenjang Pendidikan Menengah sebagai lanjutan
dari SMP, MTs, atau bentuk lain yang sederajat atau lanjutan dari hasil belajar yang
diakui sama atau setara SMP atau MTs.
 Sarjana yang selanjutnya disingkat S-1.
 Diploma Empat yang selanjutnya disingkat D-IV.
 Pemerintah Pusat adalah Presiden Republik Indonesia yang memegang kekuasaan
pemerintahan negara Republik Indonesia yang dibantu oleh Wakil Presiden dan
menteri sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945.
 Pemerintah Daerah adalah kepala daerah sebagai unsur penyelenggara
pemerintahan daerah yang memimpin pelaksanaan urusan pemerintahan yang
menjadi kewenangan daerah otonom. Masyarakat adalah kelompok warga negara
Indonesia nonpemerintah yang mempunyai perhatian dan peranan dalam bidang
pendidikan.
 Daerah Khusus adalah daerah yang terpencil atau terbelakang, daerah dengan
kondisi masyarakat adat yang terpencil, daerah perbatasan dengan negara lain,
daerah yang mengalami bencana alam, bencana sosial, atau daerah yang berada
dalam keadaan darurat lain.
 Kementerian adalah kementerian yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di
bidang pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.
 Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah

E. Batas Usia Pensiun

Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) tercatat lebih dari 132 juta orang penduduk Indonesia
merupakan penduduk angkatan kerja. Dan menurut BPS, usia produktif ada pada usia
antara 15 tahun sampai 64 tahun. Lalu banyak dari pekerja yang berpikir, di usia berapa
akan pensiun? Lalu berapakah batas usia pensiun menurut Undang Undang?

Salah satu peraturan yang berkaitan dengan pensiun yang memuat ketentuan umur
pensiun adalah Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2015 Pasal 15 tentang
Penyelenggaraan Program Jaminan Pensiun, yaitu PP Nomor 45 Tahun 2015 yang berbunyi :

(1)  Untuk pertama kali Usia Pensiun ditetapkan 56 (lima puluh enam) tahun.
(2)  Mulai 1 Januari 2019, Usia Pensiun sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menjadi 57
(lima puluh tujuh) tahun.

(3) Usia Pensiun sebagaimana dimaksud pada ayat (2) selanjutnya bertambah 1 (satu) tahun
untuk setiap 3 (tiga) tahun berikutnya sampai mencapai Usia Pensiun 65 (enam puluh lima)
tahun.

(4)  Dalam hal Peserta telah memasuki Usia Pensiun tetapi yang bersangkutan tetap
dipekerjakan, Peserta dapat memilih untuk menerima Manfaat Pensiun pada saat mencapai
Usia Pensiun atau pada saat berhenti bekerja dengan ketentuan paling lama 3 (tiga) tahun
setelah Usia Pensiun.

Namun berdasarkan Undang Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan Pasal
154c disebutkan juga dimana ketentuan mengenai batas usia pensiun ditetapkan dalam
Perjanjian Kerja (PK), Peraturan Perusahaan (PP) atau Perjanjian Kerja Bersama (PKB) atau
Peraturan Perundangan yang berkaitan dengan masa pensiun. Maka dalam hal ini tidak
diatur secara jelas pada usia berapa batas usia pensiun yang berlaku.

Umumnya banyak karyawan yang mengajukan pensiun dikarenakan ingin menikmati hari
tua bersama keluarga dan sibuk memomong cucu. Tapi banyak pula pensiunan yang justru
resah dan gelisah jika tidak bekerja dan tidak memiliki kesibukan. Dan banyak pula dari
perusahaan yang ternyata masih membutuhkan jasa para karyawan yang sudah pensiun itu.

Kemudian muncul lagi pertanyaan lainnya, yaitu ketika karyawan sudah mengajukan
pensiun dan di pekerjakan kembali oleh perusahaan. Terkadang karyawan pensiunan
tersebut dijadikan konsultan ataupun staff ahli dalam perusahaan. Berdasarkan UU Nomor
13 Tahun 2003 Pasal 50 yang mana disebutkan bahwa hubungan kerja terjadi karena
adanya perjanjian kerja antara pengusaha dan pekerja/buruh. Dengan adanya UU tersebut
jikalau perusahaan memutuskan untuk mempekerjakan karyawan yang sudah memasuki
usia pensiun, maka harus berdasarkan persetujuan kedua belah pihak. Dan dari UU tersebut
maka terlihat bahwa tidak dilarang namun harus disesuaikan dengan Peraturan Perusahaan,
Perjanjian Kerja Bersama ataupun Perjanjian Kerja.

Maka berdasarkan pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa Undang Undang tidak
secara rinci mengatur batas usia pensiun, namun disesuaikan dengan Peraturan
Perusahaan, Perjanjian Kerja Bersama ataupun Perjanjian Kerja. Untuk mempersiapkan
karyawan yang memasuki masa pensiun terutama perhitungan upahnya. HR dapat
memanfaatkan fitur software payroll yaitu manajemen karyawan pada Sigma HRIS.
BAB III

KESIMPULAN

Sebagai organisasi perjuangan, PGRI merupakan perwujudan wadah bagi para guru
untuk selalu berjuang dan berjuang dalam memperoleh, mempertahankan, meningkatkan,
dan membela hak azasi guru baik sebagai pribadi, anggota masyarakat, warga negara, dan
pemangku profesi keguruan. Semua perjuangan dilakukan melalui berbagai cara dan bentuk
yang konstitusional, prosedural, dan konsepsional dalam memperoleh kehidupan guru yang
layak dan sejahtera dalam pergaulan bermasyarakat dan bernegara dengan
mengedepankan profesionalitas sebagai tenaga profesi bidang pendidikan. PGRI secara
konsisten dan konsekuen terus menerus memperjuangkan kesejahteraan guru baik lahir
maupun batin, baik material dan nonmaterial agar mereka dapat memperoleh kepuasan
kerja yang didukung oleh imbalan jasa yang memadai, rasa aman dalam bekerja, lingkungan
kerja yang kondusif, pergaulan antarpribadi yang baik dan sehat, serta memperoleh
pengembangan diri dan karir

Anda mungkin juga menyukai