Dosen pengampu:
ERNELLA,M.PD
Disusun Oleh:
2020/2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala nikmatnya sehingga penulis
dapat menyusun makalah tentang " HASIL PERJUANGAN GURU BERSAMA PGRI " dengan
sebaik-baiknya. Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk menambah dan
melengkapi tugas mata kuliah study Ke-PGRI an
Saya ucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu, memfasilitasi,
memberi masukan, dan mendukung penulisan makalah ini sehingga selesai tepat pada
waktunya. Semoga dibalas oleh Allah SWT dengan ganjaran yang berlimpah. Meski
penulis telah menyusun makalah ini dengan maksimal, tidak menutup kemungkinan
masih banyak kekurangan. Oleh karena itu sangat diharapkan kritik dan saran yang
konstruktif dari pembaca sekalian. Akhir kata, saya berharap makalah ini dapat
menambah wawasan bagi pembacanya.
KATA PENGANTAR……………………………………………………………………...............................
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………………………………………..
BAB I
PENDAHULUAN……………………………………………………………………………………………………..
A. LATAR BELAKANG…………………………………………………………………………………………
B. RUMUSAN MASALAH…………………………………………………………………………………..
C. TUJUAN………………………………………………………………………………………………………..
BAB II
BAB III
KESIMPULAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap penjajahan di dunia tidak ada yang dibenarkan karena pada dasarnya penjajahan
adalah perampasan terhadap hak asai manusia atas bangsa yang dijajah. Indonesia pernah
dijajah oleh 4 bangsa, yaitu : Portugis, belanda, inggris dan bangsa jepang. Penjajah yang
paling lama menjajah Indonesia adalah bangsa belanda, yaitu selama 350 tahun.
Selama ratusan tahun rakyat Indonesia hidup dalam tekanan penderitaan. Kebebasan kita
dirampas, disiksa, dicuri kekayaan alamnya, diperas tenaganya hanya untuk kepentingan
penjajah. Selama itu pula bangsa kita hidup dalam kebodohan, tidak bisa menentukan nasib
dan masa depannya juga anak cucunya.
Berbagai penderitaan dana ancaman yang dialami oleh rakyat Indonesia selama dijajah
telah menimbulkan kesadaran, membangkitkan semangat untuk bersatu padu berjuang
mengusir kaum penjajah demi mencapai kemerdekaan. Seluruh rakyat Indonesia dari
berbagai suku berjuang secara kedaerahan untuk bebas dari penjajahan. Termasuk
didalamya adalah kaum guru. Sebagian dari mereka turut berjuang di garis depan membela
erah putih, dan sebagian yang lainnya bersama masyarakat mendirikan dapur umum dan
persiapan makanan untuk para pejuang.
Setelah proklamasi dikumandangkan pada tanggal 17 agustus 1945. Perjuangan rakyat
Indonesia khususnya kaum guru tidak terhenti sampai disitu. Mereka masih harus bersatu
padu mempertahankan NKRI. Salah satu komitmen kaum guru untuk mempertahankan
kemerdekaan yang telah diraih adalah mendirikan PGRI sebagai persatuan guru yang
nantinya mendidik tunas-tunas penerus kemerdekaan.
B. Rumusan Masalah
1. Mengetahui UU UU Tentang Guru dan Dosen
2. Mengetahui Apa Saja Tunjangan Profesi Guru (TPG)
3. Mengetahui PP No. 74 Tahun 2008 Tentang Guru
4. Mengetahui PP No. 19 Tahun 2017 Perubahan Dari PP No. 74 Tahun 2008
tentang guru
5. Mengetahui Batas Usia Pensiun
C. Tujuan
Untuk memenuhi mata kuliah Ke PGRI an
BAB II
PEMBAHASAN
TPG ini diberikan kepada guru dan dosen yang berstatus PNS maupun bukan PNS, dan
diberikan setiap bulan yang besarannya ditentukan oleh PP Nomor 41 Tahun 2009 dan
peraturan turunan. Bagi guru berstatus PNS, maka besaran tunjangan TPG ditetapkan
sebesar 1 kali gaji pokok sebagai PNS sesuai dengan golongannya. Baca juga: Mengintip
Besaran Gaji Polisi, Lengkap dari Tamtama hingga Jenderal TPG ini diberikan pemerintah
mulai bulan Januari setiap tahunnya setelah guru atau dosen mendapatkan nomor registrasi
dan mendapatkan nomor sertifikat pendidik. "Tunjangan profesi bagi guru dan dosen
pegawai negeri sipil yang menduduki jabatan fungsional guru dan dosen diberikan sebesar 1
(satu) kali gaji pokok pegawai negeri sipil yang bersangkutan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan," bunyi Pasal 4. Lalu bagi guru atau dosen non-PNS,
besaran TPG sesuai dengan kesetaraan tingkat, masa kerja, dan kualifikasi akademik yang
berlaku bagi guru dan dosen PNS ( berapa besaran tunjangan profesi guru).
Berdasarkan Permendiknas Nomor 72 Tahun 2008, bagi guru tetap bukan PNS yang
telah memiliki sertifikat pendidik tetapi belum memiliki jabatan fungsional guru, diberikan
tunjangan guru profesi sebesar Rp 1,5 juta setiap bulan, sampai dengan guru yang
bersangkutan memperoleh jabatan fungsional guru. Baca juga: Tunjangan Kinerja PNS DJP
Bisa Rp 99 Juta! Tak semua guru bisa mendapatkan TPG. Guru yang bisa mendapatkan TPG
adalah mereka yang mengantongi sertifikat profesi pendidik yang dikeluarkan oleh
perguruan tinggi yang memiliki program pengadaan tenaga kependidikan yang
terakreditasi. Selain itu, guru yang berstatus PNS juga masih mendapatkan tunjangan lain
yang melekat sebagai ASN seperti tunjangan keluarga, tunjangan anak, uang makan, dan
sebagainya.
Sesuai Pasal 15 ayat (1) PP Nomor 74 Tahun 2008, Tunjangan profesi diberikan kepada
guru yang memenuhi persyaratan sebagai berikut:
Memiliki satu atau lebih sertifikat pendidik yang telah diberi satu nomor
registrasi guru.
Memenuhi beban kerja sebagai guru Mengajar sebagai guru mata pelajaran
dan/atau guru kelas pada satuan pendidikan yang sesuai dengan peruntukan
sertifikat pendidik yang dimilikinya Terdaftar pada departemen sebagai guru
tetap Berusia paling tinggi 60 tahun Tidak terikat sebagai tenaga tetap pada
instansi selain satuan pendidikan tempat bertugas.
Hitungan gaji dari yang paling terendah hingga tertinggi disesuaikan berdasarkan
masa kerja atau MKG mulai dari kurang dari 1 tahun hingga 27 tahun.
Golongan I (lulusan SD dan SMP)
Golongan Ia: Rp 1.560.800 - Rp 2.335.800
Golongan Ib: Rp 1.704.500 - Rp 2.472.900
Golongan Ic: Rp 1.776.600 - Rp 2.577.500
Golongan Id: Rp 1.851.800 - Rp 2.686.500
Golongan II (lulusan SMA dan D-III)
Golongan IIa: Rp 2.022.200 - Rp 3.373.600
Golongan IIb: Rp 2.208.400 - Rp 3.516.300
Golongan IIc: Rp 2.301.800 - Rp 3.665.000
Golongan IId: Rp 2.399.200 - Rp 3.820.000
Golongan III (lulusan S1 hingga S3)
Golongan IIIa: Rp 2.579.400 - Rp 4.236.400
Golongan IIIb: Rp 2.688.500 - Rp 4.415.600
Golongan IIIc: Rp 2.802.300 - Rp 4.602.400
Golongan IIId: Rp 2.920.800 - Rp 4.797.000
Golongan IV Golongan IVa: Rp 3.044.300 - Rp 5.000.000
Golongan IVb: Rp 3.173.100 - Rp 5.211.500
Golongan IVc: Rp 3.307.300 - Rp 5.431.900
Golongan IVd: Rp 3.447.200 - Rp 5.661.700
Golongan IVe: Rp 3.593.100 - Rp 5.901.200
D. PP No. 19 Tahun 2017 Perubahan Dari PP No. 74 Tahun 2008 tentang guru
Guru sebagai tenaga profesional memiliki peran strategis untuk mewujudkan visi
penyelenggaraan pembelajaran sesuai dengan prinsip profesionalitas dan untuk
mewujudkan profesionalitas guru perlu perbaikan tata kelola guru, menjadi
pertimbangan untuk menerbitkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor
19 Tahun 2017 Tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun
2008 Tentang Guru karena Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang
Guru perlu penyesuaian untuk mengakomodasi perkembangan tata kelola guru
sebagai pendidik profesional sehingga perlu diubah.
PP 19 Tahun 2017 Tentang Perubahan Atas PP 74 Tahun 2008 Tentang Guru memiliki
dasar hukum yaitu:
Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 157, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4586); Peraturan Pemerintah Nomor 74
Tahun 2008 tentang Guru (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008
Nomor 194, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4941);
Peraturan Pemerintah (PP) 19 Tahun 2017 Tentang Perubahan Atas Peraturan
Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 Tentang Guru ditandatangani Presiden
Joko Widodo pada tanggal 30 Mei 2017 dan diundangkan dalam Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 107 dan Penjelasan atas PP 19
Tahun 2017 Tentang Perubahan Atas PP 74 Tahun 2008 Tentang Guru dalam
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6058 oleh
Menkumham Yasonna H. Laoly pada tanggal 2 Juni 2017.
Isi Peraturan Pemerintah (PP) 19 Tahun 2017 Tentang Perubahan Atas Peraturan
Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 Tentang Guru
Pasal 1
Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) tercatat lebih dari 132 juta orang penduduk Indonesia
merupakan penduduk angkatan kerja. Dan menurut BPS, usia produktif ada pada usia
antara 15 tahun sampai 64 tahun. Lalu banyak dari pekerja yang berpikir, di usia berapa
akan pensiun? Lalu berapakah batas usia pensiun menurut Undang Undang?
Salah satu peraturan yang berkaitan dengan pensiun yang memuat ketentuan umur
pensiun adalah Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2015 Pasal 15 tentang
Penyelenggaraan Program Jaminan Pensiun, yaitu PP Nomor 45 Tahun 2015 yang berbunyi :
(1) Untuk pertama kali Usia Pensiun ditetapkan 56 (lima puluh enam) tahun.
(2) Mulai 1 Januari 2019, Usia Pensiun sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menjadi 57
(lima puluh tujuh) tahun.
(3) Usia Pensiun sebagaimana dimaksud pada ayat (2) selanjutnya bertambah 1 (satu) tahun
untuk setiap 3 (tiga) tahun berikutnya sampai mencapai Usia Pensiun 65 (enam puluh lima)
tahun.
(4) Dalam hal Peserta telah memasuki Usia Pensiun tetapi yang bersangkutan tetap
dipekerjakan, Peserta dapat memilih untuk menerima Manfaat Pensiun pada saat mencapai
Usia Pensiun atau pada saat berhenti bekerja dengan ketentuan paling lama 3 (tiga) tahun
setelah Usia Pensiun.
Namun berdasarkan Undang Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan Pasal
154c disebutkan juga dimana ketentuan mengenai batas usia pensiun ditetapkan dalam
Perjanjian Kerja (PK), Peraturan Perusahaan (PP) atau Perjanjian Kerja Bersama (PKB) atau
Peraturan Perundangan yang berkaitan dengan masa pensiun. Maka dalam hal ini tidak
diatur secara jelas pada usia berapa batas usia pensiun yang berlaku.
Umumnya banyak karyawan yang mengajukan pensiun dikarenakan ingin menikmati hari
tua bersama keluarga dan sibuk memomong cucu. Tapi banyak pula pensiunan yang justru
resah dan gelisah jika tidak bekerja dan tidak memiliki kesibukan. Dan banyak pula dari
perusahaan yang ternyata masih membutuhkan jasa para karyawan yang sudah pensiun itu.
Kemudian muncul lagi pertanyaan lainnya, yaitu ketika karyawan sudah mengajukan
pensiun dan di pekerjakan kembali oleh perusahaan. Terkadang karyawan pensiunan
tersebut dijadikan konsultan ataupun staff ahli dalam perusahaan. Berdasarkan UU Nomor
13 Tahun 2003 Pasal 50 yang mana disebutkan bahwa hubungan kerja terjadi karena
adanya perjanjian kerja antara pengusaha dan pekerja/buruh. Dengan adanya UU tersebut
jikalau perusahaan memutuskan untuk mempekerjakan karyawan yang sudah memasuki
usia pensiun, maka harus berdasarkan persetujuan kedua belah pihak. Dan dari UU tersebut
maka terlihat bahwa tidak dilarang namun harus disesuaikan dengan Peraturan Perusahaan,
Perjanjian Kerja Bersama ataupun Perjanjian Kerja.
Maka berdasarkan pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa Undang Undang tidak
secara rinci mengatur batas usia pensiun, namun disesuaikan dengan Peraturan
Perusahaan, Perjanjian Kerja Bersama ataupun Perjanjian Kerja. Untuk mempersiapkan
karyawan yang memasuki masa pensiun terutama perhitungan upahnya. HR dapat
memanfaatkan fitur software payroll yaitu manajemen karyawan pada Sigma HRIS.
BAB III
KESIMPULAN
Sebagai organisasi perjuangan, PGRI merupakan perwujudan wadah bagi para guru
untuk selalu berjuang dan berjuang dalam memperoleh, mempertahankan, meningkatkan,
dan membela hak azasi guru baik sebagai pribadi, anggota masyarakat, warga negara, dan
pemangku profesi keguruan. Semua perjuangan dilakukan melalui berbagai cara dan bentuk
yang konstitusional, prosedural, dan konsepsional dalam memperoleh kehidupan guru yang
layak dan sejahtera dalam pergaulan bermasyarakat dan bernegara dengan
mengedepankan profesionalitas sebagai tenaga profesi bidang pendidikan. PGRI secara
konsisten dan konsekuen terus menerus memperjuangkan kesejahteraan guru baik lahir
maupun batin, baik material dan nonmaterial agar mereka dapat memperoleh kepuasan
kerja yang didukung oleh imbalan jasa yang memadai, rasa aman dalam bekerja, lingkungan
kerja yang kondusif, pergaulan antarpribadi yang baik dan sehat, serta memperoleh
pengembangan diri dan karir