Disusun Oleh:
STKA 1B
Kebutuhan dasar manusia adalah hal yang sangat penting dan harus dipenuhi
agar manusia dapat hidup secara layak dan berkualitas. Dalam makalah ini, saya akan
membahas lebih dalam mengenai kebutuhan dasar manusia, mulai dari kebutuhan
fisiologis, keamanan, cinta dan rasa memiliki, penghargaan, hingga aktualisasi diri.
Saya berharap makalah ini dapat memberikan pemahaman yang lebih dalam
mengenai kebutuhan dasar manusia dan menginspirasi pembaca untuk lebih peduli
dalam memenuhi kebutuhan dasar manusia bagi diri sendiri maupun bagi orang lain
di sekitarnya.
Surakarta,
BAB I
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Latar belakang kebutuhan rasa aman, nyaman, dan nyeri berkaitan
dengan pentingnya kesejahteraan fisik dan psikologis manusia. Ketiga
kebutuhan tersebut saling terkait dan saling mempengaruhi, sehingga
kekurangan atau kelebihan dalam satu kebutuhan dapat berdampak pada
kebutuhan yang lain.
Rasa aman dan nyaman adalah kebutuhan dasar manusia yang penting
untuk memastikan kesejahteraan fisik dan psikologis. Kondisi lingkungan
yang tidak aman atau tidak nyaman dapat berdampak pada kesehatan fisik
dan psikologis manusia, seperti stres, gangguan tidur, dan bahkan dapat
meningkatkan risiko terkena penyakit.
Sementara itu, rasa nyeri merupakan sinyal yang dikirimkan oleh
tubuh sebagai respons terhadap stimulus yang merusak atau berbahaya.
Meskipun rasa nyeri dapat membantu manusia untuk menghindari bahaya
atau merespons luka atau penyakit, tetapi jika terlalu sering atau
berkepanjangan dapat menyebabkan ketidaknyamanan dan bahkan
depresi.
Oleh karena itu, penting bagi kita untuk memahami dan memenuhi
kebutuhan rasa aman, nyaman, dan nyeri secara adekuat agar dapat
menjaga kesehatan fisik dan psikologis kita serta meningkatkan kualitas
hidup kita secara keseluruhan.
2. RUMUSAN MASALAH
2.1 Apa yang dimaksud dengan kebutuhan dasar manusia
2.2 Apa yang dimaksud dengan kebutuhan rasa aman dan nyaman
2.3 Apa yang dimaksud dengan nyeri
3. TUJUAN PENULISAN
3.1 Untuk mengetahui konsep kebutuhan dasar manusia
3.2 Untuk mengetahui bagaimana kebutuhan rasa aman dan nyaman
3.3 Untuk mengetahui nyeri dan pengkajiannya
BAB II
PEMBAHASAN
1. Aman
Rasa aman didefinisikan oleh Maslow dalam Potter & Perry (2006) sebagai
sesuatu kebutuhan yang mendorong individu untuk memperoleh ketentraman,
kepastian dan keteraturan dari keadaan lingkungannya yang mereka tempati.
Keamanan adalah kondisi bebas dari cedera fisik dan psikologis ( P o t t e r & Perry,
2006).
8. Kebersihan lantai
9. Prosedur tindakan.
Macam-macam gangguan yang mungkin terjadi pada rasa aman dan nyaman
a. Jatuh
b. Oksigen
c. Pencahayaan
2. Nyaman
1. Emosi
3. Status Mobilisasi
7. Keadaan Imunits
8. Gangguan ini akan menimbulkan daya tahan tubuh kurang sehingga mudah
terserang penyakit
9. Tingkat Kesadaran
10. Pada pasien koma, respon akan enurun terhadap rangsangan, paralisis,
disorientasi, dan kurang tidur.
12. Gangguan komunikasi seperti aphasia atau tidak dapat membaca dapat
menimbulkan kecelakaan.
14. Kesadaran akan terjadi gangguan keselamatan dan keamanan dapat diprediksi
sebelumnya.
18. Usia
21. Secara umum pria dan wanita tidak berbeda secara bermakna dalam merespon
nyeri dan tingkat kenyamanannya.
22. Kebudayaan
3. Nyeri
Nyeri adalah suatu mekanisme pertahanan bagi tubuh yang timbul bila mana
jaringan sedang dirusak yang menyebabkan individu tersebut bereaksi dengan
cara memindahkan stimulus nyeri (Guyton & Hall, 2008 dalam Saifullah, 2015).
Nyeri menurut Rospond (2008) merupakan sensasi yang penting bagi tubuh.
Sensasi penglihatan, pendengaran, bau, rasa, sentuhan, dan nyeri merupakan hasil
stimulasi reseptor sensorik, provokasi saraf-saraf sensorik nyeri menghasilkan
reaksi ketidaknyamanan, distress, atau menderita. Menurut Handayani (2015)
nyeri adalah kejadian yang tidak menyenangkan, mengubah gaya hidup dan
kesejahteraan individu.
Etiologi
Nyeri dapat disebabkan oleh beberapa hal yaitu trauma, mekanik, thermos,
elektrik, neoplasma (jinak dan ganas), peradangan (inflamasi), gangguan sirkulasi
darah dan kelainan pembuluh darah serta yang terakhir adalah trauma psikologis
(Handayani, 2015)
Stimulus nyeri
a. Pheriperal pain
Merupakan nyeri yang terasa pada permukaan tubuh. Nyeri ini termasuk nyeri
pada kulit dan permukaan kulit. Stimulus yang efektif untuk menimbulkan nyeri
dikulit dapat berupa rangsangan mekanis, suhu, kimiawi, atau listrik. Apabila
hanya kulit yang terlibat, nyeri sering dirasakan sebagai menyengat, tajam,
meringis, atau seperti terbakar.
b. Deep pain
Merupakan nyeri yang terasa pada permukaan tubuh yang lebih dalam (nyeri
somatik) atau pada organ tubuh visceral. Nyeri somatis mengacu pada nyeri yang
berasal dari otot, tendon, ligament, tulang, sendi dan arteri. Struktur-struktur ini
memiliki lebih sedikit reseptor nyeri sehingga lokalisasi sering tidal jelas.
c. Reffered pain
d. Central pain
Merupakan nyeri yang didahului atau disebabkan oleh lesi atau disfungsi
primer pada sistem saraf pusat seperti spinal cord, batang otak, thalamus, dan
lain-lain. 2. Nyeri berdasarkan sifatnya Meliala (2007) dalam Handayani (2015)
menyebutkan bahwa nyeri ini digolongkan menjadi tiga, yaitu :
a. Incidental pain
b. Steady pain
Merupakan nyeri yang timbul dan menetap serta dirasakan dalam jangka
waktu yang lama. Pada distensi renal kapsul dan iskemik ginjal akut merupakan
salah satu jenis.
c. Proximal pain
Merupakan nyeri yang dirasakan berintensitas tinggi dan kuat sekali. Nyeri
tersebut biasanya menetap selama kurang lebih 10-15 menit, lalu menghilang
kemudian timbul lagi.
Nyeri ini dibagi ke dalam tiga bagian (Wartonah, 2005 dalam Handayani 2015)
sebagai berikut
a. Nyeri ringan
Merupakan nyeri yang timbul dengan intensitas ringan. Nyeri ringan biasanya
pasien secara obyektif dapat berkomunikasi
dengan baik.
b. Nyeri sedang
Merupakan nyeri yang timbul dengan intensitas yang sedang. Nyeri sedang secara
obyektif pasien mendesis, menyeringai, dapat menunjukkan lokasi nyeri dan
mendiskripsikannya, dapat mengikuti perintah dengan baik.
c. Nyeri berat
berat secara obyektif pasien terkadang tidak dapat mengikuti perintah tapi masih
respon terhadap tindakan, dapat menunjukkan lokasi nyeri, tidak dapat
mendiskripsikannya, tidak dapat diatasi dengan alih posisi nafas panjang.
a. Nyeri akut
b. Nyeri kronis
Merupakan nyeri yang berlangsung terus menerus selama 6 bulan atau lebih.
Nyeri ini berlangsung diluar waktu penyembuhan yang diperkirakan dan sering
tidak dapat dikaitkan dengan penyebab atau cedera spesifik. Nyeri kronis ini
berbeda dengan nyeri akut dan menunjukkan masalah baru, nyeri ini sering
mempengaruhi semua aspek kehidupan penderitanya dan menimbulkan distress,
kegalauan emosi dan mengganggu fungsi fisik dan sosial (Potter & Perry, 2005
dalam Handayani, 2015).
Mekanisme nyeri
Pengukuran Nyeri
Skala ini sudah biasa dipergunakan dan tellah divalidasi. Berat dan ringannya
rasa sakit atau nyeri dibuat menjadi terukur dengan mengobyektifkan pendapat
subyektif nyeri. Skala numeric dari 0 (nol) hingga 10 (sepuluh) (Potter & Perry,
2005 dalam Handayani, 2015).
Pengkajian nyeri :
Apa yang menyebabkan rasa sakit/nyeri; apakah ada hal yang menyebabkan
kondisi memburuk/membaik; apa yang dilakukan jika sakit/nyeri timbul; apakah
nyeri ini sampai mengganggu tidur.
Q : quality (kualitas)
Bisakah anda menjelaskan rasa sakit/nyeri; apakah rasanya tajam, sakit, seperti
diremas, menekan, membakar, nyeri berat, kolik, kaku atau seperti ditusuk
(biarkan pasien menjelaskan kondisi ini dengan kata-katanya).
R : Radiates (penyebaran)
Apakah rasa sakitnya menyebar atau berfokus pada satu titik.
S : severety (keparahan)
Seperti apa sakitnya; nilai nyeri dalam skala 1-10 dengan 0 berarti tidak sakit dan
10 yang paling sakit. Cara lain adalah menggunakan skala FACES untuk pasien
anak-anak lebih dari 3 tahun atau pasien dengan kesulitan bicara
T : time (waktu)
Kapan sakit mulai muncul; apakah munculnya perlahan atau tiba-tiba; apakah
nyeri muncul secara terus-menerus atau kadang-kadang; apakah pasien pernah
mengalami nyeri seperti ini sebelumnya. apabila "iya" apakah nyeri yang muncul
merupakan nyeri yang sama atau berbeda.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Kebutuhan rasa aman, nyaman, dan nyeri merupakan hal yang penting dalam
memastikan kesejahteraan fisik dan psikologis manusia. Rasa aman dan nyaman
sangat penting untuk menjaga kesehatan fisik dan psikologis, sedangkan rasa
nyeri dapat memberikan sinyal yang berguna namun jika terlalu sering atau
berkepanjangan dapat menyebabkan ketidaknyamanan dan bahkan depresi.
http://repository.poltekkes-denpasar.ac.id/2284/3/BAB%20II.pdf
https://repository.unmul.ac.id/bitstream/handle/123456789/36880/Bahan%20Ajar
%20%20Konsep%20%20Kebutuhan%20Rasa%20Aman%20dan%20Nyaman
%20%202021.pdf?sequence=1
https://bahan-ajar.esaunggul.ac.id/nsa743/wp-content/uploads/sites/1310/2019/12/
PPT-UEU-Manajemen-Nyeri-Pertemuan-11.pptx
http://eprints.ums.ac.id/14763/2/3.BAB_I.pdf
https://eprints.umm.ac.id/43290/3/jiptummpp-gdl-fahmirizal-50534-3-skripsi-2.pdf
https://www.studocu.com/id/document/politeknik-kesehatan-kemenkes-medan/
kesehatan-lingkungsng/laporan-pendahuluan-rasa-aman-dan-nyaman-docx/21800966