Anda di halaman 1dari 43

MODUL 1

BAHASA INDONESIA
KELAS IX SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2020/2021
UPTD SMP NEGERI 3 TOBADAK

Nama: Kelas :

A. KOMPETENSI DASAR: KD 3.1 Mengidentifikasi informasi dari laporan percobaan yang dibaca
dan didengar (percobaan sederhana untuk mendeteksi zat berbahaya pada makanan, adanya vitamin
pada makanan, dll).
TUJUAN PEMBELAJARAN: Setelah proses pembelajaran, peserta didik dapat menjelaskan
pengertian dan ciri-ciri teks laporan percobaan yang dibaca dengan benar serta dapat
mengidentifikasi informasi dalam laporan percobaan melalui pengamatan teks laporan percobaan
dengan tepat.
B. PETUNJUK GURU
1. Peserta didik membaca dengan saksama kompetensi dasar dan tujuan yang akan dicapai.
2. Peserta didik dengan antusias membaca teks yang disajikan.
3. Peserta didik menyelesaikan lembar kerja.
4. Peserta didik menanyakan hal yang kurang dipahami kepada guru.
C. URAIAN MATERI

Sumber: https://www.jurnalpost.com/menarik-siswa-smp-takalar-temukan-tape-enak-dari-bahan-sukun-ubi-jalar-dan-jagung/3028/
diunduh 23 Oktober 2019
Gambar 1 Siswa-siswi SMPN 2 Takalar Sulsel melakukan percobaan membuat tape dari pisang

Kegiatan percobaan di atas dapat dilaporkan dalam bentuk laporan. Laporan memudahkan
orang untuk mengklasifikasi, mendeskripsikan, menggambarkan, dan memberikan informasi faktual.
Teks laporan adalah sebuah teks yang mengandung klarifikasi mengenai suatu objek tertentu yang
berdasarkan kriteria tertentu.
Berbeda dengan teks deskripsi, teks laporan bersifat umum atau universal, sedangkan teks
deskripsi lebih bersifat khusus dan mendetail. Beberapa contoh laporan yaitu ensiklopedia, dokumen,
buku panduan, laporan eksperimen, dan presentasi kelompok. Ada banyak sekali jenis–jenis teks
laporan yang bisa kita temukan, di antaranya adalah:
 teks laporan hasil observasi
 teks laporan percobaan
 teks laporan eksperimen
Ciri-ciri Teks Laporan secara umum:
 harus mengandung fakta
 bersifat objektif
 harus ditulis sempurna dan lengkap
 tidak memasukkan hal-hal yang menyimpang, mengandung prasangka, atau pemihakan
 disajikan secara menarik, baik dalam hal tata bahasa yang jelas, isinya berbobot, maupun
susunan logis.

1. Pengertian Teks Laporan Percobaan


Secara umum, teks laporan percobaan dipakai guna melaporkan hasil percobaan, laporan
praktikum, atau karya ilmiah. Tujuan teks laporan percobaan ialah untuk memberikan gambaran
kepada para pembaca mengenai hasil dari percobaan yang sudah dibuatnya. Teks laporan percobaan
bersifat umum atau universal.
Teks laporan percobaan ialah teks yang isinya paparan mengenai
tujuan, proses dan hasil dari percobaan.Teks laporan percobaan
adalah teks yang menceritakan mengenai percobaan yang
dilaksanakan oleh seorang peneliti.

2. Ciri – Ciri Teks Laporan Percobaan


Berikut ini merupakan ciri – ciri teks laporan hasil dari percobaan:
1. Melaporkan hasil percobaan.
2. Percobaan ilmiah dilaksanakan untuk menguji sesuatu.
3. Teks laporan percobaan berawal dengan menjabarkan tujuan percobaan.
4. Menjabarkan bahan dan alat yang dibutuhkan untuk melasanakan percobaan.
5. Menjabarkan prosedur pelaksanaan percobaan dan pengamatan.
6. Menjabarkan pencatatan hasil percobaan.
7. Di akhir laporan dijabarkan simpulan hasil percobaan menurut hasil analisis terhadap data hasil
pengamatan.
3. Unsur-unsur Informasi dalam Laporan Percobaan
Informasi dalam teks laporan percobaan merupakan unsur-unsur yang membangunnya. Kita
dapat mengetahui informasi penting dalam laporan percobaan berdasarkan unsur 5W + 1H. Informasi
penting dalam laporan percobaan sebagai berikut.

Unsur/informasi penting Poin dalam laporan percobaan


What (Apa) Judul, objek, alat, bahan, simpulan (hasil) percobaan
Who (Siapa) Pelaku percobaan
Why (Mengapa) Tujuan percobaan
When (Kapan) Waktu percobaan
Where (Di mana) Tempat percobaan
How (Bagaimana) Langkah-langkah percobaan

Contoh Teks Laporan Percobaan Ilmiah


1. Judul: Membuat Kecambah Kedelai
2. Tujuan:
Kecambah kedelai merupakan salah satu sayuran yang memiliki kandungan gizi yang
baik.Selain menyehatkan, kecambah kedelai juga memiliki rasa khas yang lezat sehingga banyak
disukai oleh masyarakat Indonesia.
3. Alat dan Bahan:
Untuk membuat kecambah kedelai dibutuhkan alat dan bahan sebagai berikut :
 Biji kedelai kering
 Wadah ukuran besar
 Air untuk membersihkan dan merendam kedelai
 Ember yang diberi lubang-lubang kecil di bagian bawah
4. Langkah-langkah
a. Bersihkan kedelai yang sudah dipersiapkan dari kedelai yang rusak lalu gunakan wadah untuk
mencuci kedelai.
b. Rendam kedelai yang sudah dibersihkan sampai seluruh kedelai terendam. Proses perendaman
dilakukan antara 6-8 jam.
c. Biji yang sudah direndam akan tampak mekar selanjutnya dilakukan proses penyemaian dengan
memindahkan kedelai pada ember yang telah dilubangi atau besek bambu.
d. Simpan kedelai pada tempat yang lembab dan tidak terkena sinar matahari.
e. Siram kedelai antara 3-4 jam.
f. Kecambah kedelai sudah bisa dipanen setelah 3 hari atau setelah kecambah panjang.
5. Hasil
Kecambah kedelai yang dibuat berdasarkan prosedurnya akan menghasilkan kecambah kedelai
yang panjang dan siap diolah menjadi makanan lezat dan bergizi. Biji kedelai sedikit saja sudah bisa
menghasilkan kecambah yang banyak dan beratnya mencapai dua kali lipat.
6. Kesimpulan
Membuat kecambah kedelai dapat dilakukan dengan sangat mudah dan cepat sehingga siapa saja
dapat mempraktikannya.Perlu diingat bahwa setiap jenis kedelai memiliki kemampuan yang
berbeda dalam menyerap air sehingga ada beberapa kecambah kedelai yang dapat dipanen sekitar
3 sampai 4 hari dan adapula yang lebih dari itu.

D. UJI KOMPETENSI
Kegiatan: Setelah kalian memahami teks laporan percobaan maka jawablah pertanyaan-pertanyaan
berikut:
1. Jelaskan pengertian teks laporan percobaan!
2. Apa saja ciri-ciri teks laporan percobaan?
3. Perhatikan teks berikut. Kemudian lakukan langkah-langkah selanjutnya!

4. Identifikasilah informasi penting yang terdapat pada teks tersebut! Tuliskan jawabanmu ke dalam
tabel berikut!

Informasi
Penting Poin dalam
dalam Laporan Kutipan dalam Laporan Percobaan
Laporan Percobaan
Percobaan
Apa Judul

Objek
Percobaan
Alat dan
Bahan

Simpulan
(Hasil)
Siapa Pelaku
percobaan
Mengapa
Tujuan
percobaan

Kapan Waktu
percobaan
Di mana Tempat
percobaan
Bagaimana Langkah-
langkah
percobaan

“SELAMAT BELAJAR”
“SEMANGAT MERAIH PRESTASI”

MODUL 2
BAHASA INDONESIA
KELAS IX SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2020/2021
UPTD SMP NEGERI 3 TOBADAK
Nama: Kelas :

A. KOMPETENSI DASAR : 4.1 Menyimpulkan tujuan, bahan/ alat, langkah, dan hasil dalam laporan
percobaan yang didengar dan/atau dibaca.
TUJUAN PEMBELAJARAN: Setelah proses pembelajaran, peserta didik dapat menentukan
tujuan, bahan/ alat, langkah, dan hasil dalam laporan percobaan yang dibaca dengan benar dan
membuat kesimpulan tujuan, bahan/alat, langkah, dan hasil dalam laporan percobaan yang dibaca
dengan tepat.
B. PETUNJUK GURU
 Peserta didik membaca dengan saksama kompetensi dasar dan tujuan yang akan dicapai.
 Peserta didik dengan antusias membaca teks yang disajikan.
 Peserta didik menyelesaikan lembar kerja.
 Peserta didik menanyakan hal yang kurang dipahami kepada guru.
C. URAIAN MATERI
Simpulan Informasi dalam Laporan Percobaan
Laporan percobaan memuat informasi penting bagi khalayak umum. Informasi tersebut dapat
menambah wawasan dan pengetahuan banyak orang. Sebagai pembaca laporan, kamu dapat
menyimpulkan informasi dari laporan percobaan tersebut.
1. Informasi Laporan Percobaan (Tujuan, Bahan, Alat, Langkah, dan Hasil)
Dalam pembahasan sebelumnya telah dibahas informasi-informasi atau unsur yang terdapat
dalam laporan percobaan. Informasi tersebut mengandung unsur 5W+1H. Unsur-unsur tersebut
dapat diperoleh dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut:
a. Apa judul laporan percobaan tersebut?
b. Apa objek laporan percobaan tersebut?
c. Apa saja alat dan bahan yang digunakan dalam laporan percobaan tersebut?
d. Apa hasil yang didapat dalam laporan percobaan tersebut?
e. Siapa pelaku percobaan tersebut?
f. Mengapa percobaan tersebut dilakukan?
g. Kapan percobaan tersebut dilaksanakan?
h. Di mana percobaan tersebut dilaksanakan?
i. Bagaimana langkah percobaan tersebut?

2. Langkah Menyimpulkan Informasi dalam Laporan Percobaan (Tujuan, Bahan, Alat, Langkah,
dan Hasil)
Berikut langkah-langkah menyimpulkan informasi laporan percobaan:
 Bacalah dengan saksama laporan percobaan yang akan kita simpulkan.
 Catat setiap informasi yang terdapat dalam laporan percobaan tersebut.
 Berdasarkan informasi tersebut, simpulkan informasi dari laporan percobaan tersebut.
 Pilihlah kosakata baku dan susun dengan gaya kalimat kalian sendiri. Ingat, tetap perhatikan
penggunaan kalimat efektif dan kosakata baku.

D. UJI KOMPETENSI
1. Cermatilah teks laporan percobaan berikut. Kemudian lakukan langkah-langkah selanjutnya!
Laporan Percobaan Pemanis Buatan dalam Minuman Kemasan Sari Tebu
1. Objek : Minuman Kemasan Sari Tebu
2. Pelaku percobaan : Ika Permata Sari
3. Tempat percobaan : Laboratorium SMP Negeri 78 jakarta
4. Waktu percobaan : 18 Mei 2019
5. Tujuan : Untuk mengetahui kandungan pemanis buatan dalam minuman kemasan
merek Sari tebu
6. Alat dan bahan :
a. Alat: tabung reaksi, corong, pipet tetes, kertas penyaring
b. Bahan : minuman kemasan merek sari tebu, CaCl 2, NaOH 10%, Kristal BaCl2, HCl 10%,
dan Kristal NaNO2
7. Langkah-langkah :
a. Larutkan minuman kemasan merek Sari Tebu dengan sepucuk sendok larutan CaCl 2
b. Tambahkan cairan NaOH 10% sampai keadaan larutan bersifat basa
c. Tuangkan 10 ml larutan tersebut ke dalam tabung reaksi
d. Tambahkan cairan NaOH 10% sampai keadaan larutan bersifat basa
e. Tambahkan sepucuk sendok Kristal BaCl2 lalu kocok
f. Diamkan larutan selama lima menit
g. Sipakan dua tabung reaksi. Berilah nama tabung A dan B.
h. Saringlah larutan dan bagi ke dalam tabung reaksi A dan B
i. Hasil saringan (filtrat) dalam tabung reaksi A sebaga kontrol
j. Filtrat dalam tabung reaksi B ditambahkan HCL 10% sampai asam. Gunakan pipet tetes.
k. Tambahkan sepucuk sendok kecil Kristal NaNO2 pada tabung reaksi B lalu campur
l. Amati perubahan reaksinya
8. Hasil percobaan :
Pemeriksaan Perlakuan Hasil Keterangan
Pemanis buatan ditambahkan HCL 10% Larutan menjadi Mengandung zat
(siklamat) sampai asam dan keruh daripada pemanis siklamat
ditambahkan sepucuk sampel aslinya
sendok kecil Kristal
NaNO2
Sumber: Buku PR Bahasa Indonesia Kelas IX Penerbit Intan Pariwara, halaman 7

2. Tentukan informasi dalam laporan percobaan tersebut berdasarkan unsur 5W + 1H!


3. Setelah menuliskan informasi yang terdapat di dalam teks laporan percobaan di atas, simpulkan
informasi tersebut menjadi satu paragraf yang berisi lima kalimat!

“SELAMAT BELAJAR”
“SEMANGAT MERAIH PRESTASI”

MODUL 3
BAHASA INDONESIA
KELAS IX SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2020/2021
UPTD SMP NEGERI 3 TOBADAK
Nama: Kelas :

A. KOMPETENSI DASAR: 3.2 Menelaah struktur dan kebahasaan dari teks laporan percobaan yang
didengar atau dibaca (percobaan sederhana untuk mendeteksi zat berbahaya pada makanan, adanya
vitamin pada makanan, dll)
TUJUAN PEMBELAJARAN: Setelah proses pembelajaran, peserta didik dapat menelaah struktur
dan kebahasaan dari teks laporan percobaan yang didengar atau dibaca (percobaan sederhana untuk
mendeteksi zat berbahaya pada makanan, adanya vitamin pada makanan, dll) dengan tepat.
B. PETUNJUK GURU
 Peserta didik membaca dengan saksama kompetensi dasar dan tujuan yang akan dicapai.
 Peserta didik dengan antusias membaca teks yang disajikan.
 Peserta didik menyelesaikan lembar kerja.
 Peserta didik menanyakan hal yang kurang dipahami kepada guru.
C. URAIAN MATERI
Struktur Teks Laporan Percobaan
Sebagaimana halnya teks laporan singkat atau teks laporan hasil observasi, teks laporan
percobaan juga disusun dengan mengacu pada struktur teks tertentu. Adapun struktur utama teks
laporan percobaan terdiri atas pernyataan umum dan uraian.
 Pernyataan umum atau klasifikasi berisi informasi yang mendeskripsikan secara umum tentang
sesuatu yang menjadi bahan percobaan. Tahap ini merupakan tahap pembuka atau pengantar
tentang hal yang akan dilaporkan.
 Uraian atau aspek yang dilaporkan yang berisi gambaran mengenai sesuatu yang menjadi bahan
percobaan dan dibahas secara lebih rinci, mengulas bagian per bagian, kebiasaan atau
kebutuhan hidup dan penggunaan bahan dan alat, perilaku alamiah dan hal khusus lainnya.
Di bawah ini adalah struktur isi teks laporan percobaan yang disajikan secara sistematik
seperti penulisan karya ilmiah:
1. Judul
2. Objek
3. Pelaku percobaan
4. Tempat dan waktu percobaan
5. Tujuan
6. Bahan dan alat
7. Langkah – langkah kegiatan
8. Hasil percobaan
9. Simpulan
Ciri Kebahasaan Teks Laporan Percobaan
1. Memakai Sinonim dan Antonim
Secara umum dalam teks laporan percobaan ada kata yang bersinonim serta kata yang berantonim.
Sinonim adalah dua kata yang memiliki makna yang sama, sementara antonim adalah dua kata
yang memiliki makna yang berlawanan. Di dalam teks laporan percobaan, antonim dan sinonim ini
biasanya terdapat pada bagian langkah percobaan.
2. Memakai Kata Bilangan
Kata bilangan dalam teks laporan percobaan ini menunjukan jumlah bahan yang dipakai dalam
percobaan.
3. Menggunakan Kalimat Perintah
Contoh sebuah kalimat perintah dalam teks laporan percobaan antara lain ‘siapkan, tambahkan,
tuangkan, aduklah, hindari, sebaiknya, campurkan’.
4. Menggunakan Kata Hubung
Selain memakai kata perintah, teks laporan percobaan memakai pula kata hubung. Contoh kata
hubung yang ada dalam teks laporan percobaan antara lain ‘dan, saat, jika, sehingga, tetapi, apabila,
meskipun’.
Adapun ciri kebahasaan teks laporan percobaan berdasarkan sumber belajar lainnya yakni
Buku Bahasa Indonesia Kelas IX Penerbit Intan Pariwara adalah sebagai berikut:
 Memperkenalkan aspek umum atau kelompok seperti kendaraan roda dua, teransportasi umum,
mamalia, keluarga kucing, ikan air tawar, unggas, reptilian, dan lain-lain.
 Menggunakan kata tugas hubungan logis seperti ketika, maka, dan seterusnya. Kata tugas
digunakan untuk menjaga tulisan tetap padu atau koheren. Kepaduan atau koherensi adalah
paragraf yang dibangun oleh kekompakkan semua kalimat di dalam paragraph tersebut. Kalimat
yang satu dengan yang lainnya tersusun secara logis. Untuk membentuk paragraph kohesi dapat
menggunakan kata penghubung antarkalimat dan menggantikan sebuah kata dengan kata ganti
tunjuk, kata ganti orang atau kata lain yang tersirat pada kalimat sebelumnya.
 Menggunakan kata penghubung atau konjungsi seperti dan, tetapi, sementara itu, sedangkan,
selanjutnya, dan lain-lain. Kata hubung dan digunakan untuk menambahkan sifat untuk anggota
kelas yang sama. Sebaliknya, kata hubung tetapi digunakan untuk menyatakan perbedaan
anggota kelas yang satu dan anggota kelas yang lain.
 Menggunakan kalimat aktif.
 Menggunakan kalimat simpleks yakni kalimat yang hanya terdiri dari satu struktur dengan satu
verba utama.
 Menggunakan kalimat kompleks yakni kalimat yang terdiri dari dua struktur atau lebih dengan
dua verba atau lebih.
 Menggunakan kata serapan atau istilah khusus sesuai bidang ilmu yang berkaitan dengan objek
yang diamati.
 Menggunakan kata kerja aktif untuk menggambarkan proses dan aksi.
 Tidak ada urutan waktu tetapi ada urutan kegiatan.
 Menggunakan kata benda dan frasa benda dibandingkan kata ganti orang. Penggunaan kata
ganti orang sangat terbatas.
 Biasanya disertai foto, diagram, peta, dan seterusnya.
D. UJI KOMPETENSI
1. Bacalah kembali teks laporan percobaan berjudul “Laporan Percobaan Pemanis Buatan dalam
Minuman Kemasan Sari Tebu”!
2. Tentukan struktur utama dan struktur isi teks laporan tersebut!
3. Tentukan ciri kebahasaan yang terdapat dalam teks laporan percobaan tersebut! Gunakan tabel
berikut untuk menentukan ciri kebahasaan dalam teks laporan percobaan.
No Ciri Kebahasaan Bukti Pendukung
.
1. Memperkenalkan aspek umum atau kelompok
generik.
2. Menggunakan kata tugas hubungan logis.
3. Menggunakan kalimat aktif.
4. Menggunakan kata kerja aktif untuk
menggambarkan proses dan aksi.
5. Menggunakan kata serapan atau istilah khusus
sesuai bidang ilmu yang berkaitan dengan objek
yang diamati.
6. Menggunakan kata benda dan frasa benda
dibandingkan kata ganti orang.

MODUL 4
BAHASA INDONESIA
KELAS IX SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2020/2021
UPTD SMP NEGERI 3 TOBADAK
Nama: Kelas :

A. KOMPETENSI DASAR: 4.2 Menyajikan tujuan, bahan/ alat, langkah, dan hasil dalam laporan
percobaan secara tulis dan lisan dengan memperhatikan kelengkapan data, struktur, aspek
kebahasaan, dan aspek lisan.
TUJUAN PEMBELAJARAN: Setelah proses pembelajaran, peserta didik dapat membuat sebuah
teks laporan percobaan dengan memperhatikan kelengkapan data, struktur, dan aspek kebahasaan
dengan tepat.
B. PETUNJUK GURU
 Peserta didik membaca dengan saksama kompetensi dasar dan tujuan yang akan dicapai.
 Peserta didik dengan antusias membaca teks yang disajikan.
 Peserta didik menyelesaikan lembar kerja.
 Peserta didik menanyakan hal yang kurang dipahami kepada guru.
C. URAIAN MATERI
Penyusunan Teks Laporan Percobaan
1. Menulis Struktur dari Teks Laporan Percobaan
Langkah pertama dalam membuat teks laporan percobaan ialah terlebih dahulu dengan cara
membuat struktur teks laporan percobaan. Langkah ini bisa dimulai dari:
 Menentukan judul percobaan sesuai dengan objek yang diamati atau diteliti.
 Menyusun tujuan percobaan berdasarkan percobaan yang telah dilakukan.
 Menuliskan alat dan bahan yang digunakan dalam percobaan.
 Menyusun langkah-langkah awal sampai akhir percobaan.
2. Tulislah hasil percobaan ke dalam bentuk grafik, tabel, bagan, atau gambar agar pembaca lebih
mudah dalam memahami hasilnya. Sesudah semuanya selesai, selanjutnya tulislah kesimpulan
hasil percobaan yang telah dilakukan.
3. Mengembangkan Kerangka jadi Sebuah Teks
Sesudah menyelesaikan kerangka tersebut, lalu kembangkanlah jadi sebuah teks. Jangan lupa
untuk memperhatikan kaidah kebahasaan yang dipakai supaya teks percobaan mudah dipahami
pembaca.
Penyuntingan Teks Laporan Percobaan
Laporan percobaan yang disusun harus sesuai dengan kaidah kebahasaan yang berlaku yakni
PUEBI (Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia). Oleh karena itu, diperlukan penyuntingan agar
laporan percobaan tersebut terhindar dari kesalahan berbahasa. Jika kamu menemukan kesalahan
dalam teks laporan percobaan yang kamu susun, perbaikilah. Langkah-langkah yang dapat kamu
lakukan saat menelaah dan memperbaiki teks laporan percobaan sebagai berikut.
1. Menandai kata, kalimat, atau makna kata dan kalimat salah.
2. Memperbaiki kata, kalimat, atau makna kata dan kalimat sesuai unsur kebahasaan.
3. Menulis kembali teks tersebut sehingga menjadi teks laporan percobaan yang baik dan benar.
D. UJI KOMPETENSI
1. Untuk lebih memahami materi Membuat teks laporan percobaan, silakan baca buku paket
kalian pada bagian D Menyajikan Laporan Percobaan Halaman 27 sd. 28!
2. Lakukanlah percobaan “Membuat Pelangi” sesuai dengan langkah-langkah pada buku paket
kalian!
3. Susunlah teks laporan percobaan membuat pelangi ini dalam bentuk uraian paragraf!
4. Perbaikilah kesalahan ejaan dan tanda baca yang terdapat di dalam teks laporan yang telah
kamu susun!

“SELAMAT BELAJAR”
“SEMANGAT MERAIH PRESTASI”

MODUL KEGIATAN “BDR” PESERTA DIDIK


Nama sekolah : UPTD SMP NEGERI 4 KAROSSA
Tahun Pelajaran: 2020/2021
Kompetensi Dasar

3.3. Mengidentifikasi gagasan, pikiran, pandangan, arahan atau pesan dalam pidato persuasif
tentang permasalahan aktual yang didengar dan dibaca.
4.3 Menyimpulkan gagasan, pandangan, arahan, atau pesan dalam pidato (lingkunganhidup,
kondisi sosial, dan/atau keragaman budaya) yang didengar dan/atau dibaca.

Tujuan Pembelajaran

Melalui kegiatan pembelajaran dengan model pembelajaran discovery learning, peserta didik
dapat menjelaskan pengertian pidato persuasif, mengidentifikasi informasi tentang pidato
persuasif yang dibaca atau didengar, , menyimpulkan hasil identifikasi pidato persuasif yang
dibaca atau didengar

Ringkasan Materi

A. Mengidentifikasi Informasi dalam Pidato Persuasif

1. Pengertian Pidato
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, pidato berarti pengungkapan pikiran dalam
bentuk kata-kata yang ditunjukkan kepada orang banyak.

2. Jenis-jenis Pidato
a. Sambutan
Sambutan merupakan jenis pidato yang dapat disampaikan secara tertulis atau
lisan.karangka yang biasa dikemukakan dalam sambutan sebagai berikut.
1) Pembuka(sapaan,salam,permintaan,izin kepada hadirin, ucapan syukur, dan
ucapan terima kasih)
2) Ungkapan perasaan (rasa senang atau hormat, ucapan selamat, dukungan moral
terhadap kegiatan atau acara)
3) Penutup (permohonan maaf, ucapan terima kasih, dan salam penutup)
b. Pidato pemerintahan
Pidato pemerintahan adalah pidato yang bersal dari pemerintah untuk rakyat. Pidato
ini berisi informasi resmi menyangkut kebijakan pemerintah. Contoh pidato
pemerintahan adalah pidato kenegaraan Presiden dan imbauan pemerintah.
c. Pidatao instansi
Pidatao instansi bersifat memberi penerangan, penjelasan, dan pendidikan. Pidato ini
dapat disampaikan melalui berbagai media massa.
d. Ceramah
Ceramah merupakan jenis pidato untuk menjelaskan sesuatu di hadapan pendengar.
Ada juga ceramah yang diselingi sesi tanya jawab antara pendengar dengan
penceramah.

3. Pengertian Pidato Persuasif


Pidato persuasif adalah jenis pidato yang bertujuan untuk menarik perhatian para
pendengar, memengaruhi, serta bersifat mengajak atau membujuk para pendengar agar
mereka menjadi yakin dan mau mengambil tindakan bahkan melakukan sesuai dengan
tujuan pidato tersebut. Isi pidato persuasif harus berlandaskan pada argumentasi yang nalar,
logis, masuk akal, dan dapat dipertanggungjawabkan.

4. Metode Pidato Persuasif


Berdasarkan metodenya, pidato dapat dibagi menjadi empat macam. Metode dalam
berpidato sebagai berikut.
a. Pidato Memoriter merupakan metode pidato yang dilakukan secara hafalan.
b. Pidato Manuskrip merupakan metode pidato dengan membaca naskah.
c. Pidato Impromptu disebut juga metode pidato dadakan.
d. Pidato Ekstemporan merupakan metode pidato dengan membawa catatan sebagai
karangka pidato.

5. Tujuan Pidato Persuasif

Tujuan pidato persuasif yang lain:


a. Memberikan informasi kepada pendengar
Pidato pesuasif berisi berbagai informasi yang digunakan untuk menguatkan argument
pembicara sebelum mengajak pendengar, dengan informasi tersebut, pendengar lebih
mudah memahami tujuan dan ajakan pembicara.
b. Meyakinkan pendengar
Pidato persuasive bertujuan meyakinkan pendengar atau audiens. Agar dapat
meyakinkan pendengar, isi pidato harus benar-benar menarik dan benar.
c. Menghibur pendengar
Pidato persuasive dapat disisipi sedikit humor ataupun lelucon yang bertujuan untuk
menghibur pendengar.
d. Menggerakkan pendengar
Pidato persuasive bertujuan untuk menggerakkan pendengar. Tujuan ini adalah tujuan
utama dalam pidato persuasive.Pendengar akan tergerak melakukan apa yang
disampaikan pembicara jika mereka sudah yakin. Keyakinan pendengar didapat dari
argument-argumen kuat yang disampaikan pembicara.

LK. 1

Lakukan kegiatan berikut!

1. Bacalah teks pidato berikut dengan saksama!

Selamat siang.
Hadirin yang berbahagia,
Marilah kita panjatkan puji syukur atas ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Karena hanya
dengan nikmat dan kesehatan dari-Nya, kita dapat berkumpul dalam acara pada siang hari ini
dalam keadaan sehat walafiat.
Hadirin yang berbahagia,
Pada kesempatan ini saya ingin berbicara mengenai masalah banjir yang selalu terjadi di kota
ini. Saat hujan dating, air sungai di tengah kota ini meluap. Akibatnya, banjir tidak dapat
terelakkan.
2. Mengapa teks pidato tersebut termasuk ke dalam pidato persuasif? Berikan alasanmu!
3. Tentukan pesan yang berupa bujukan atau ajakan orator dalam teks pidato persuasif
tersebut!
4. Jelaskan tujuan pidato tersebut dibuat!
5. Menurut pendapatmu, bagaimana isi pidato tersebut?

B. Menyimpulkan Isi Pidato Persuasif

1. Pengertian Simpulan
Simpulan berarti sesuatu yang disimpulkan, hasil menyimpulkan, kesimpulan.
Simpulan juga berarti kesudahan pendapat( pendapat terakhir yang berdasarkan pada uraian
sebelumnya.
Simpulam pidato persuasif didapat dengan mencermati isi pidato. Isi pidato yang
berisi berbagai macam argument diambil inti sarinya. Kemudian, inti sari dari pidato
persuasif tersebut dirangkai dalam sebuah simpulan. Simpulan tersebut tentunya tidak boleh
berbeda dengan isi pidato persuasif.

2. Langkah-langkah menyimpulkan pidato persuasif


1. Memusatkan perhatian.
2. Menyiapkan alat tulis ( buku, pensil, dan bolpoin).
3. Mendengarkan/membaca pidato persuasive.
4. Mencatat pokok-pokok pidato yang berupa informasi ketika sedang
melihat/mendengarkan pidato persuasif.
5. Menyimpulkan isi pidato persuasif yang didengar atau dibaca.
6. Menuliskan simpulan pidato persuasif dalam beberapa kalimat.

3. Aspek yang diperhatikan dalam menyimpulkan isi pidato persuasif.


1. Simpulan harus memuat pokok isi pidato
2. Simpulan tidak menyimpang dari isi pidato
3. Simpulan bukan merupakan komentar, melainkan ringkasan isi pidato.

 Contoh pidato persuasif

1. “Bahasa Menunjukkan Bangsa”.

Bapak/Ibu guru yang saya hormati.

Rekan rekan yang berbahagia.

Bismillahirahmanirrahim.

Puji syukur kehadirat Allah Swt. Semoga kita selalu dalam bimbingan dan lindungan Allah Swt.
Amin.

Pada kesempatan ini saya akan menyampaikan pidato tentang penggunaan bahasa Indonesia sebagai
identitas dan jati diri bangsa.

Hadirin yang saya hormati.

Apa jadinya jika kita tidak mempunyai bahasa untuk saling berkomunikasi? Tentunya kita patut
bersyukur memiliki bahasa pemersatu, yakni bahasa Indonesia, yang lahir dari buah kesadaran akan
pentingnya persatuan.

Bahasa mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam kehidupan. Kita sudah menggunakan
bahasa sebagai alat komunikasi sejak berabad abad silam. Bahasa lahir bersamaan dengan
terbentuknya masyarakat atau bangsa.

Oleh karena itu, bahasa sangat terkait dengan budaya dan sosial ekonomi suatu masyarakat
penggunanya. Tidak heran jika suatu daerah memiliki bahasa yang berbeda padahal untuk maksud
yang sama. Suatu bahasa dapat berkembang dengan pesat atau sebaliknya, secara perlahan musnah
karena ditinggalkan penggunanya.

Di tengah arus globalisasi menimbulkan kecemasan terkikisnya bahasa Indonesia yang baik dan
benar. Kecenderungan masyarakat atau pun para pelajar menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa
asing dalam percakapan sehari hari semakin tinggi.

Yang lebih parah, makin berkembangnya bahasa slank atau bahasa gaul yang mencampuradukkan
bahasa daerah, bahasa Indonesia, dan bahasa Inggris. Misalnya pada ujaran berikut: Saya mah kalo
cari info cukup browsing ajah di internet.

Dalam konteks percakapan sesama teman mungkin bisa diterima, tetapi jika bahasa tersebut terbawa
dalam konteks resmi inilah yang berbahaya.

Hadirin yang saya hormati.

Dalam konteks tertentu menguasai bahasa asing memang diperlukan. Akan tetapi, kebanggaan
berbahasa Inggris atau bahasa asing lainnya jangan sampai mengikis kecintaan terhadap bahasa
Indonesia dan bahasa daerah. Pepatah mengatakan bahwa “Bahasa menunjukkan bangsa”. Jati diri
kita sebagai bagian dari suku suku di nusantara dan sebagai bangsa yang mandiri tercermin dari
bahasanya.

Selain itu, penggunaan bahasa pun menunjukkan pola pikir kita. Semakin baik kita bertutur, semakin
tertata pula pola pikir kita. Namun sebaliknya, jika ujaran bahasa kita kacau, hal itu mengindikasikan
kacau pula pikirannya. Tidak mengherankan jika para psikolog menggunakan bahasa sebagai alat
terapi.

Di saat kita gencar menguasai bahasa Inggris, justru masyarakat internasional gencar pula melirik
bahasa Indonesia sebagai bahasa internasional kedua setelah bahasa Inggris. Beberapa kali konferensi
internasional bahasa Indonesia untuk penutur asing diselenggarakan sebagai upaya
memasyarakatkan bahasa Indonesia di kancah internasional. Malah pelajaran bahasa Indonesia telah
masuk ke dalam kurikulum pengajaran di sekolah sekolah di beberapa negara.

Salah satu alasan mengapa masyarakat luar ingin menguasai bahasa Indonesia adalah agar mereka
bisa masuk untuk membuka lapangan kerja di era pasar bebas. Berbagai bangsa akan mengadu
peruntungan ekonomi bisnis yang sudah pasti melibatkan pribumi Indonesia. Mereka bukan hanya
mempelajari bahasa Indonesia, melainkan juga bahasa daerah.

Dalam konteks pendidikan di sekolah, pendidikan bahasa dimaksudkan sebagai upaya agar para
siswa memiliki keterampilan berbahasa (menyimak, berbicara, membaca, dan menulis). Dengan
begitu, para siswa akan mampu berkomunikasi secara cerdas serta mempunyai daya kritis melalui
kegiatan membaca dan menulis.

Dengan demikian, pelajaran bahasa indonesia bukan sekadar bagian dari mata pelajaran di sekolah,
lebih dari itu berfungsi sebagai alat untuk menguasai bidang bidang lain, termasuk bidang eksakta.

Hadirin yang saya hormati.

Selain sebagai identitas sebagai bangsa, keterampilan berbahasa pun harus dikuasai kita agar:
Pertama, dapat menghilangkan jarak bahasa antar anggota masyarakat, terutama antara masyarakat
golongan bahwa dan atas.

Kedua, membangun rasa kecintaan yang tinggi terhadap bahasa Indonesia sehingga muncul perasaan
emosional untuk mempertahankan kelanggengan bahasa Indonesia.

Ketiga, mengembangkan kemampuan berkomunikasi, baik secara lisan maupun secara tertulis.
Misalnya, menjadi seorang wartawan, reporter, penulis buku, penyiar radio, orator, dan pembicara
dalam forum forum resmi.

Hadirin yang saya hormati.

Demikianlah pidato dari saya. Mohon maaf jika ada kata kata yang kurang berkenan.

Billahi taufik wal hidayah.

Wassalamu ‘alaikum warrohmatullahi wa barrokatuh.

2. “Mengatasi Hambatan Belajar”.

Bapak/Ibu guru yang saya hormati.


Rekan-rekan yang berbahagia.
Bismillahirahmanirrahim.
Puji syukur kehadirat Allah Swt, semoga kita selalu dalam bimbingan dan lindungan Allah Swt.
Amin.
Pada kesempatan ini saya akan menyampaikan pidato tentang permasalahan belajar dan cara
mengatasinya
Hadirin yang saya hormati,
Belajar sangatlah penting. Akan tetapi, sering kali kita menghadapi hambatan dalam belajar. Secara
umum, faktor faktor yang mempengaruhi belajar tersebut dapat dibagi menjadi dua, yakni faktor
internal dan faktor eksternal.
Faktor internal meliputi, faktor kesehatan, faktor psikologis, dan faktor kelelahan. Di antara ketiga
faktor tersebut, faktor psikologislah yang paling memberikan dampak/pengaruh terhadap kegiatan
belajar siswa.
Faktor psikologis yang memberikan pengaruh besar terhadap cara belajar kita sebagai siswa. Faktor
faktor itu meliputi intelegensi atau kecakapan, perhatian, minat, bakat, motivasi, kematangan, dan
kesiapan.
Pertama, intelegensi salah satunya berkaitan dengan kecakapan untuk menghadapi dan
menyesuaikan diri ke dalam situasi yang baru. Meskipun intelegensi bukan satu satu faktor penentu
keberhasilan seseorang, tetapi besar pengaruhnya terhadap kemajuan belajar.
Kedua, perhatian yang tidak fokus mengakibatkan proses belajar jadi terhambat. Tantangan bagi
siswa adalah tetap memfokuskan perhatian, dan tantangan bagi pengajar adalah berusaha selalu
menarik perhatian agar konsentrasi kita tetap fokus.
Ketiga, minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa
kegiatan. Kegiatan yang diminati siswa akan dilakukan dengan perasaan senang, terbuka, dan terus
menerus. Hal itu berbeda dengan perhatian.
Kalau perhatian sifatnya sementara dan belum tentu diikuti perasaan senang sedangkan minat akan
dilakukan secara terus menerus dengan penuh kesenangan. Misalnya, seorang anak yang mempunyai
minat bermain sepakbola, dia akan dengan senang hati melakukan latihan atau bermain sepakbola,
tanpa merasa terbebani. Bahkan dia akan bersedia meluangkan seluruh waktunya untuk mempelajari,
memahami, dan mempraktikkan teknik bermain bola.
Keempat, bakat adalah kemampuan untuk belajar. Bakat akan terealisasi menjadi kecakapan yang
nyata sesudah belajar atau berlatih.
Oleh karena itu, bakat akan mempengaruhi belajar. Jika bahan pelajaran yang dipelaiarinya sesuai
dengan bakatnya, hasil belajarnya pun akan lebih baik. Para guru sangat penting untuk mengetahui
bakat siswanya sehingga dapat memfasilitasi siswa sesuai dengan bakatnya.
Kelima, motif atau motivasi erat kaitannya dengan tujuan yang hendak dicapai. Motif menjadi daya
penggerak untuk berbuat sehingga tujuannya dapat tercapai.
Keenam, kematangan adalah suatu tingkat dalam pertumbuhan seseorang sehingga dia siap
melaksanakan kecakapan baru. Misalnya, tangan dengan jari-jarinya sudah siap untuk menulis,
membuat prakarya, dan sebagainya.
Belajar akan lebih berhasil jika anak sudah siap (matang). Oleh karena itu, proses belajar pun
dilakukan secara berjenjang (SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi) disesuaikan dengan tingkat
kematangannya.
Ketujuh, kesiapan. Kesiapan adalah kesediaan untuk memberi respons atau bereaksi. Kesiapan itu
timbul dari dalam diri seseorang. Kesiapan berkaitan dengan kematangan, karena kematangan berarti
kesiapan untuk melaksanakan kecakapan.
Hadirin yang saya hormati.
Berkaitan dengan faktor faktor yang telah dijelaskan tadi, ada beberapa rintangan yang mungkin
dihadapi pembelajar, yakni: (1) Tidak merasakan adanya manfaat pribadi; (2) Takut gagal atau
terkena aib sosial; (3) Takut akan perubahan dan pertumbuhan pribadi; (4) Benci pada topik pelajaran;
(5) Dipaksa hadir; (6) Punya masalah dan gangguan pribadi; (7) Merasa “aku sudah tahu yang
begini”; dan (8) Merasa sangat bosan.
Kita dapat mengatasi rintangan tersebut dengan memahami kemampuan, minat, motivasi, dan
kesiapan kita dalam menghadapi proses belajar. Kita membutuhkan motivasi dan dukungan yang
kuat dari orang tua, para guru, dan lingkungan bergaul.
Menghilangkan atau mengurangi rintangan-rintangan ini akan menghasilkan kemampuan belajar
yang semakin meningkat setiap waktu. Kita harus yakin bahwa kita akan menjadi pembelajar yang
hebat.
Hadirin yang saya hormati,
Demikianlah pidato dari saya. Mohon maaf jika ada kata kata yang kurang berkenan.
Billahi taufik wal hidayah.
Wassalamu ‘alaikum warrohmatullahi wa barrokatuh.
PENUGASAN LK.2

1. Bacalah pidato berikut!

Selamat malam.
Hadirin yang saya hormati,
Pertama-tama, marilah kita panjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha
Esa. Karena hanya dengan rahmat dan hidayah-Nya, kita dapat berkumpul dalam
acara pada sore hari ini.
Pada kesempatan ini, saya akan berbicara mengenai permasalahan sampah
yang menimbulkan banyak masalah. Banyak dampak negative sampah yang
menumpuk. Oleh karena itu, perlu adanya penanggulangan tepat untuk mengatasi
masalah sampah ini.
Hadirin yang saya hormati,
Sampah yang sering kita temui adalah sampah plastic dan botol. Kedua jenis
sampah ini termasuk ke dalam jenis sampah anorganik. Sampah anorganik adalah
sampah yang sulit diuraikan oleh mikroorganisme. Karena sulit diuraikan oleh
mikroorganisme, semakin banyak sampah anorganik ditemui di sudut kota ini. Kalau
tidak diatasi, sampah tersebut akan menggunung. Padahal sampah anorganik
mempunyai banyak dampak negative bagi manusia. Sampah anorganik menjadikan
lingkungan tidak enak dipandang. Selain itu, sampah anorganik tersebut akan menjadi
sarang penyakit.
Sampah anorganik yang menumpuk dapat diatasi dengan daur ulan. Sampah
plastic dan botol dapat didaur ulang menjadi kerajinan tangan, seperti tas, tempat
pensil, dan pot. Oleh karena itu, mari menggiatkan kegiatan daur ulang untuk
mengatasi penumpukan sampah anorganik di kota ini. Saya yakin, jika setiap warga
masyarakat mau dan mampu mendaur ulang sampah anorganik dengan baik,
permasalahan sampah anorganik yang menumpuk di kota ini dapat diatasi. Selain itu,
masyarakat akan mendapat penghasilan tambahan jika mampu mengemas dan
memasarkan produk daur ulang tersebut dengan baik.
Hadirin yang saya hormati,
Demikianlah pandangan saya mengenai masalah sampah anorganik di kota
ini. Semoga dapat bermanfaat. Banyak salah saya mohon maaf.
Atas perhatian hadirin, saya ucapkan terima kasih
Selamat malam.

2. Tulislah pokok-pokok isi pidato tersebut!


3. Buatlah simpulan isi pidato tersebut!
4. Berikan tanggapan mengenai permasalahan yang diungkapkan dalam pidato tersebut!

MODUL KEGIATAN “BDR” PESERTA DIDIK


Nama sekolah : UPTD SMP NEGERI 4 KAROSSA
Tahun Pelajaran: 2020/2021
Kelas / semester : IX/Ganjil
Materi Pokok : Teks Pidato Persuasif

Kompetensi Dasar

3.4 Menelaah struktur dan ciri kebahasaan pidato persuasif tentang permasalahan aktual yang
didengar dan dibaca
4.4 Menuangkan gagasan, pikiran, arahan atau pesan dalam pidato (lingkungan hidup,
kondisi sosial, dan/atau keragaman budaya) secara lisan dan/atau tulis dengan
memperhatikan struktur dan kebahasaan
Tujuan Pembelajaran

Melalui kegiatan pembelajaran dengan model pembelajaran discovery learning, peserta didik
dapat menelaah struktur dan ciri kebahasaan pidato persuasif tentang permasalahan aktual
yang didengar dan dibaca, menuangkan gagasan, pikiran, arahan atau pesan dalam pidato
secara lisan dan atau tulis dengan memperhatikan struktur dan kebahasaan dengan tepat.

Ringkasan Materi

C. Struktur dan Kebahasaan Pidato Persuasif

6. Struktur Pidato Persuasif


Seperti teks lainnya, teks pidato juga mempunyai struktur. Struktur pidato dapat dibagi
menjadi tiga yaitu pembuka, isi, dan penutup.

Selamat Siang Salam


pembuka

Teman-teman yang saya banggakan, saya ucapkan


terimah kasih atas kehadirannya dalam acara siang hari
ini. Teman-teman, marilah kita ucapkan puji syukur
Ucapan
kepada Tuhan Yang Maha Esa. Hanya karena ridha
syukur kepada
dan rahmat-Nya kita dapat berkumpul dalam acara
Tuhan
dialog social mengenai tawuran remaja siang hari ini
dalam keadaan sehat, tidak kekurangan apa-apa.

Terima kasih atas kedatangan teman-teman dalam Ucapan terima


acara siang hari ini. kasih

Teman-teman yang saya hormati Sapaan

Kondisi remaja di Indonesia akhir-akhir ini sangat


mengkhawatirkan. Para remaja, terutama di kota
besar, sering terlibat tawuran. Sebenarnya, apa yang
menyebabkan para remaja melakukan tawuran ? Tentu
banyak faktor. Faktor tersebut ada baik dari dalam diri
remaja tersebut maupun factor dari lingkungan remaja
tersebut. Remaja yang sedang bertumbuh memerlukan
pengakuan dari lingkungannya.

Oleh karena itu, mereka mudah terpengaruh untuk Isi pidato


melakukan gerakan-gerakan negative yang pada
akhirnya berbuntut pada kegiatan tawuran remaja.
Dari factor lingkungan, kita berbicara dari ruang
lingkup terkecil dahulu, yaitu keluarga. Keluarga
adalah lingkungan yang palingdekat dengan
kehidupan seorang remaja. Remaja yang
mengalami masalah di lingkungan keluarganya
akan mencari lingkungan baru. Mereka
memerlukan lingkungan baru untuk mendapat
perhatian. Akhirnya, mereka hidup di suatu
kelompok yang mungkin memiliki latar belakang
yang sama. Kalau tidak diarahkan, kelompok
tersebut akan menunjukkan eksistensinya dengan
cara apa pu. Pada akhirnya, mereka akan
terjerumus dalam aksi tawuran antarpelajar.

Saya mengimbau kepada teman-teman untuk


menjauhi tindakan negatif, seperti tawuran
Saya kira hanya itu sepatah dua patah kata yang dapat Ucapan terima
saya sampaikan. Banyak salahnya saya mohon maaf. kasih dan
Atas perhatian Saudara, saya ucapkan terima kasih. permohonan
maaf

Selamat siang. Salam penutup

Dari contoh pidato persuasive tersebut dapat diketahui struktur pidato. Struktur pidato
dapat dijelaskan sebagai berikut.
a. Pembuka
Pembuka merupakan bagian awal dalam suatu pidato. Pembuka dalam pidato berisi
beberapa bagian. Bagian-bagian dalam pembuka pidato sebagai berikut
1) Salam Pembuka
Salam pembuka berisi salam dan sapaan kepada orang yang menghadiri acara
tersebut. Contoh dari salam pembuka sebagai berikut.
a) Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
b) Salam sejahtera.
c) Selamat pagi.
2) Sapaan
Sapaan kepada pendengar berisi sapaan kepada pendengar yang menghadiri
acara tersebut.
3) Ucapan syukur kepada Tuhan
Bagian ini berisi ucapan sykur yang dipanjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa
karena telah diberi kesehatan dan rahmat sehingga dapat menghadiri acara.
4) Ucapan Terima Kasih
Bagian ini berisi ucapan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah
membantu dan mendukung acara tersebut.
5) Tujuan pidato
Tujuan pidato berisi pembuka untuk masuk ke isi pidato.
b. Isi
Isi pidato memaparkan permasalahan atau materi yang akan disampaikan.
Permasalahan diuraikan secara rinci dalam isi pidat. Pembicara harus menyusun
materi secara urut dan teratur. Tujuannnya agar pendengar mampu memahami isi
pidato tersebut.

c. Penutup
Bagian penutup pidato terdiri atas bagian sebagai berikut.
1) Kesimpulan
Bagian ini berisi kesimpulan dari isi pidato.
2) Ucapan terima kasih
Bagian ini berisi ucapan terima kasih pembicara kepada pendengar atas
kehadiran dan atensinya.
3) Permohonan Maaf
Bagian ini berisi permohonan maaf pembicara atas kesalahan dalam penggunaan
tata bahasa dan tingkah laku yang dianggap kurang sopan dan berkenaan di hati
para pendengar.
4) Salam Penutup
Salam penutup berisi ucapan salam untuk mengakhiri suatu pidato.
7. Kaidah Kebahasaan Pidato Persuasif
Aspek kebahasaan yang dipakai dalam menyusun pidato persuasif sebagai berikut.
a. Menggunakan Kalimat Aktif
1) Pengertian Kalimat Aktif
Kalimat aktif adalah kalimat yang subjeknya melakukan sesuatu (pekerjaan).
2) Ciri-Ciri Kalimat Aktif
a) Subjek kalimat melakukan tindakan langsung terhadap objeknya.
b) Predikatnya selalu diawali dengan kata berimbuhan me- atau ber-.
3) Jenis Kalimat Aktif
a) Kalimat aktif transitif
Kalimat aktif transitif adalah kalimat aktif yang predikatnya selalu
membutuhkan objek untuk dikenai tindakan. Biasanya kalimat aktif transitif
kata kerjanya memiliki imbuhan me-, meny-,atau meng-.
b) Kalimat aktif intransiti
Kalimat aktif intransitif adalah kalimat aktif yang predikatnya tidak
memerlukan objek. Namun, biasanya kalimat ini diikuti dengan pelengkap
atau keterangan. Predikat dalam kalimat aktif intransitive biasanya kata kerja
yang mendapat imbuhan ber- dan ter-.
b. Menggunakan Kalimat Persuasif
1) Pengertian Kalimat Persuasif
Kalimat persuasive adalah kalimat yang berisi ajakan dan bertujuan untuk
memengaruhi pembaca atau pendengar untuk melakukan sesuatu sesuai dengan
kehendak penulis atau pembicara.
2) Ciri-ciri Kalimat
Kalimat persuasif mempunyai ciri-ciri. Ciri-ciri kalimat persuasive sebagai berikut.
a) Bertujuan untuk membujuk, mengajak, dan memengaruhi seseorang.
b) Biasanya menggunakan kata ayo, mari, dan kata-kata yang bersifat mengajak
lainnya.
c) Biasanya menggunakan tanda seru (!) di akhir kalimat.

Contoh:
Ayo, kita menanam pohon demi masa depan dunia !
Marilah menjaga kebersihan lingkungan sekitar kita !
Mari kita membangun Indonesia menjadi Negara maju dan memiliki ketahanan
pangan yang kuat !

8. Konjungsi
Konjungsi adalah kata yang digunakan untuk menghubungkan satu unsur dengan unsur
lain. Konjungsi disebut juga kata penghubung. Konjungsi dibagi empat macam, yakni
konjungsi koordinatif, subordinatif, korelatif, dan konjungsi antarkalimat.

1) Konjungsi Koordinatif
Konjugsi koordinatif adalah konjungsi yang menghubungkan dua unsur atau lebih
yang berkedudukan sama. Contoh konjungsi koordinatif adalah dan, atau, serta,
tetapi, dan sedangkan.
2) Konjungsi Subordinatif
Konjungsi subordinatif adalah konjungsi yang menghubungkan dua klausa atau
lebih yang tidak berkedudukan sama. Satu klausa berkedudukan sebagai induk
kalimat. Klausa lain berkedudukan sebagai anak kalimat. Induk kalimat adalah
kalimat yang dapat berdiri sendiri. Sementara itu, anak kalimat tidak dapat berdiri
sendiri sehingga harus bergabung dengan induk kalimat.
a) Konjungsi subordinatif waktu meliputi sejak, semenjak, sedari, sewaktu, ketika,
takkala, sementara, begitu, seraya, selang, selama, sambil, demi, setelah, sesudah, sebelum,
sehabis, selesai, seusai, hingga, dan sampai.
b) Konjungsi subordinatif syarat meliputi jika, kalau, jikalau, asalkan, bila, dan
manakala.
c) Konjungsi subordinatif pengandaian meliputi andaikan, seandainya, umpamanya,
dan sekiranya.
d) Konjungsi subordinatif tujuan meliputi agar, supaya, dan biar.
e) Konjungsi subordinatif konsesif meliputi biarpun, meskipun, walaupun, sekalipun,
sungguhpun dan kendatipun.
f) Konjungsi subordinatif pembandingan meliputi seakan-akan, seolah-olah,
sebagaiman, seperti, sebagai, laksana, ibarat, daripada, dan alih-alih.
g) Konjungsi subordinatif sebab meliputi sebab, karena, oleh karena dan oleh sebab.
h) Konjungsi subordinatif hasil meliputi sehingga, sampai-sampai, dan makanya.
i) Konjungsi subordinatif alat meliputi dengan, dan tanpa.
j) Konjungsi subordinatif cara meliputi dengan, dan tanpa.
k) Konjungsi subordinatif komplementasi yaitu bahwa.
3) Konjungsi Korelatif
Berbeda dengan konjungsi koordinatif, konjungsi korelatif terdiri atas dua pasang
kata. Contoh konjungsi korelatif adalah baik…maupun; tidak hanya…tetapi
juga…;bukan hanya… melainkan juga…; demikian… sehingga…; sedemikian rupa…
sehingga…; entah…entah…;serta jangankan…,…pun….
4) Konjungsi Antarkalimat
Konjungsi antarkalimat adalah konjungsi yang menghubungkan kalimat dengan
kalimat. Konjungsi antarkalimat terletak di awal kalimat. Konjungsi tersebut diakhiri
dengan tanda koma untuk memisahkan dengan kalimat yang menyertai. Konjungsi
antarkalimat terdiri atas beberapa bagian berikut.
a) Konjungsi antarkalimat pertentangan meliputi akan tetapi, namun, biarpun
demikian, sekalipun demikian, walaupun demikian, meskipun demikian, dan
sungguhpun demikian.
b) Konjungsi antarkalimat waktu meliputi kemudian, sesudah itu, setelah itu, sebelum
itu, dan selanjutnya.
c) Konjungsi antarkalimat penambahan meliputi tambahan pula, lagi pula, dan selain
itu.
d) Konjungsi antarkalimat pembalikan yaitu sebaliknya.
e) Konjungsi antarkalimat keadaan meliputi sesungguhnya dan sebenarnya.
f) Konjungsi antarkalimat penguatan meliputi malahan dan bahkan.
g) Konjungsi antarkalimat keeksklusifan dan keinklusifan yaitu kecuali itu.
h) Konjungsi antarkalimat konsekuensi yaitu dengan demikian.
i) Konjungsi antarkalimat akibat meliputi oleh karena itu dan oleh sebab itu.

LK.1

Lakukan kegiatan berikut!


1. Bacalah pidato persuasif berikut dengan saksama!

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.


Hadirin yang terhormat,
Marilah kita ucapakan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Karena
hanya dengan kasih saying-Nya, kita dapat berkumpul di sini dalam keadaan
sehat walafiat.
Hadirin yang berbahagia,
Budaya adalah cermin suatu bangsa. Indonesia memiliki budaya ketimuran
yang memiliki sopan santun. Pada zaman sekarang ini, para pemuda lebih
menyukai kebudayaan asing. Kebudayaan asing dirasa lebih menarik daripada
kebudayaan dalam negeri. Padahal, kebudayaan Indonesia mengajarkan tata
karma dan sopan santun dalam bertutur kata. Sikap sopan santun sepertinya
sudah menjadi barang langka ditemui dalam kehidupan sehari-hari. Agar
dibilang gaul, generasi muda melakukan tindaka-tindakan negative yang tidak
mencerminkan kepribadian bangsa Indonesia. Pemuda sering tawuran agar
dibilang jago. Pemuda memakai obat-obatan terlarang agar dibilang keren.
Oleh karena itu, kita harus menjaga generasi muda kita untuk lebih mengenal
budaya ketimuran yang adiluhung. Caranya bagaimana? Caranya, dari kecil
anak-anak kita sudah diperkenalkan dengan sopan santun dan tata karma. Jika
terbiasa, pemuda akan tumbuh menjadi pemuda yang santun. Ayo, bersama-
sama menjaga generasi muda kita agar tidak terjerumus dalam pengaruh
negatif budaya asing!
2. Tentukan struktur teks pidato persuasif tersebut!
3. Temukan kalimat aktif dalam pidato persuasif tersebut!
4. Temukan kalimat persuasif dalam pidato tersebut!
5. Analisislah penggunaan konjungsi dalam pidato tersebut!

D. Menuangkan Gagasan melalui Pidato Persuasif


1. Menulis Pidato
Langkah-langkah dalam menyusun naskah pidato persuasive sebagai berikut.
a. Menentukan tema atau pokok pidato
Contoh : ajakan menanam pohon
b. Mendaftar pokok-pokok pidato yang akan disampaikan dalam pidato.
Contoh :
1) Bahasan tentang masalah penanaman kembali.
2) Bahasan tentang pentingnya penanaman kembali.
3) Ajakan untuk menanm pohon.
4) Ajakan menjaga lingkungan agar tidak terjadi banjir lagi.
c. Menentukan tujuan pidato
Mengajak pendengar untuk ikut dalam gerakan penanaman pohon.
d. Menyusun kerangka pidato
Tema : ajakan menanam pohon.
1) Pendahuluan
a) Salam pembuka
b) Ucapan syukur
c) Tujuan pidato
2) Isi
a) Bahasan tentang masalah penanaman kembali.
b) Bahasan tentang pentingnya penanaman kembali.
c) Ajakan untuk menanam pohon.
3) Penutup
a) Harapan
b) Permohonan maaf
c) Ucapan terima kasih
d) Salam penutup
e. Menyusun kerangka pidato menjadi naskah pidato
2. Berpidato
a. Pengertian Berpidato
Berpidato merupakan kegiatan berbicara di depan banyak orang. Pembicara
pidato menyampaikan gagasan-gagasannya secara lisan di hadapan orang lain.
Pembicara pidato harus memperhatikan pendengar sehingga isi pidato
tersampaikan dengan baik kepada pendengar.
b. Persiapan Sebelum Berpidato
Sebelum berpidato, seseorang harus mempersiapkan diri terlebih dahulu.
Pembicara harus mempersiapkan materi pidato dan penegtahuan tentang
pendengar. Persiapan materi pidato meliputi topic naskah dan naskah pidato.
Persiapan pembicara mengenai pendengar berkaitan dengan kemampuan
pembicara menarik minat pendengar.
1) Persiapan materi pidato
a) Mengumpulkan bahan-bahan.
b) Membuat kerangka naskah pidato.
2) Persiapan mengenai pendengar
Beberapa sikap pendengar yang perlu diperhatikan sebagai berikut.
a) Minat
b) Perhatian
c) Pengetahuan dan pengertian
d) Pemahaman
e) Kemauan
f) Tindakan dan perbuatan
3) Latihan berpidato
Seorang pembicara harus melakukan latihan sebelum berpidato. Latihan
dalam berpidato digunakan untuk mempersiapkan mental dan penampilan.
Mental yang dimaksud adalah sikap berani dan percaya diri. Persiapan
penampilam meliputi:
a) Sikap badan
b) Suara
c) Kewajaran sikap

LK . 2

Lakukan kegiatan berikut!

1. Buatlah pidato persuasif mengenai covid-19!


2. Jelaskan struktur pidato persuasif yang telah kamu buat!
3. Sebutkan pokok-pokok isi dari pidato persuasif yang telah kamu buat!
4. Tuliskan dalam selembar kertas. Kemudian, kumpul sebagai portofolio!

TEKS CERITA PENDEK

KOMPETENSI DASAR
3.5 Mengidentifikasi unsur pembangun 4.5. Menyimpulkan unsur-unsur pembangun
karya sastra dalam teks cerita pendek yang karya sastra dengan bukti yang mendukung
dibaca atau didengar dari cerita pendek yang dibaca atau didengar

 Tujuan Pembelajaran :
Setelah mengikuti proses pembelajaran peserta didik diharapkan dapat:
3.5.1. Menjelaskan pengertian cerita pendek
3.5.2. Menjelaskan unsur pembangun karya sastra dalam cerita pendek
4.5.1. Menyimpulkan unsur pembangun karya sastra berupa unsur intrinsik dan ekstrinsik
dalam cerita pendek
4.5.2. Menyimpulkan kalimat yang menjadi bukti unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik dari
cerita pendek yang dibaca.

 Petunjuk Guru
1. Pendidik membagikan modul pembelajaran.
2. Pendidik memberi arahan dan penugasan.
3. Peserta didik antusias membaca dan memahami materi dalam modul.
4. Peserta didik diberi kesempatan bertanya langsung dan atau melalui WA tentang materi dalam
modul yang kurang dipahami.
5. Peserta didik mengerjakan soal latihan dengan cermat dan tepat.
6. Pendidik dan peserta didik membahas jawaban soal latihan yang telah dikumpulkan peserta
didik.

 Uraian Materi
A. Pengertian Cerita Pendek
Cerita pendek atau cerpen merupakan salah satu bentuk karya sastra berbentuk teks naratif
yang bersifat fiktif karena ditulis dengan mengandalkan daya imajinatif dan kreatif penulis. Cerita
pendek memiliki ukuran panjang tidak kurang dari 1.000 kata dan tidak lebih dari 10.000 kata.
Cerita pendek mengisahkan tentang suatu permasalahan yang dialami oleh tokoh secara ringkas
dalam waktu tertentu, oleh karena itu cerpen memiliki ciri-ciri antara lain habis dibaca dalam sekali
duduk, alur ceritanya tunggal, tokohnya terbatas dengan penokohan sederhana, menggunakan kata-
kata yang mudah dimengerti, mengangkat sebagian kecil kisah hidup tokoh, dan mengandung pesan
dan kesan mendalam bagi pembaca.
Cerita pendek banyak ditemukan di koran, majalah, atau buku antologi cerpen, atau buku
pelajaran tertentu dengan materi pembahasan cerita pendek. Di era digital ini, cerita pendek dapat
diakses dan dibaca secara bebas melalui daring menggunakan komputer atau smartphone yang
terkoneksi ke internet.

B. Unsur Pembangun Cerita Pendek


Sebagai salah satu bentuk karya sastra, cerita pendek dibangun oleh dua unsur penting yakni
unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik. Unsur intrinsik adalah unsur pembangun yang berasal dari
dalam teks cerita pendek itu sendiri meliputi tema, alur, latar, tokoh dan penokohan, sudur pandang,
gaya bahasa, dan amanat. Sedangkan unsur ekstrinsik adalah unsur pembangun yang berasal dari
luar cerita pendek meliputi latar belakang masyarakat, latar belakang penulis, sistem nilai yang
dianut masyarakat.

C. Unsur Intrinsik Cerita Pendek


1. Tema
Tema merupakan gagasan utama yang menjadi dasar jalannya cerita, persoalan, peristiwa-
peristiwa yang kisahkan pada suatu cerpen. Tema dalam cerita pendek dapat mengacu pada
persahabatan, percintaan, keluarga, kedengkian manusia, filosofis, cerminan sejarah, maupun
tema sosial yang menjamah persoalan-persoalan kemanusiaan. Perhatikan contoh cuplikan cerpen
berikut:

Kami bertiga sudah berteman sejak SMP, kini kami duduk di bangku sekolah SMA yang sama.
Pertemanan kami terjalin dengan akrab, dari mulai belajar, bermain, bermusik dan sebagainya kami
lewati bersama tanpa ada rasa kemunafikan satu sama lain. Latar belakang kehidupan kami
memang berbeda-beda. Aku Winki, seorang yang simple, tidak banyak omong, tegas,
bertanggungjawab, dan pandai bermain drum. Aku terlahir dari keluarga yang sederhana.

Temanku Dias, seorang yang percaya diri, mudah bergaul, tampan, dan pandai bermain
bass. Dia terlahir dari keluarga mampu dan berkecukupan. Sedangkan temanku yang satunya Nuno,
seorang yang percaya diri, kocak, setia, dan pandai bermain gitar.Dia terlahir dari keluarga yang
sederhana. Selama ini kami bermain music bersama dan membentuk band dengan aliran pop-rock.
Kami bercita-cita untuk menjadi band terkenal yang dapat tampil di panggung Internasional.

Setelah membaca contoh cuplikan cerpen di atas, dapat disimpulkan temanya adalah
persahabatan. Hal tersebut di buktikan melalui kalimat : (1) kami bertiga sudah berteman
sejak SMP, (2) Kini Kami duduk di bangku SMA yang sama, (3) Pertemanan kami terjalin
dengan akrab, (4) kami bermain musik bersama dan membentuk band, dan (5) Kami
bercita-cita untuk menjadi band terkenal yang dapat tampil di panggung Internasional.
2. Alur
Alur merupakan urutan kejadian di dalam cerita yang disusun secara kronologis atau
berdasarkan waktu. Alur terdiri atas unsur pengenalan cerita, awal konflik, menuju konflik,
klimaks atau puncak konflik, dan penyelesaian konflik cerita. Secara umum, terdapat tiga jenis
alur yaitu:
 Alur Maju ialah alur yang mengurutkan kejadian-kejadian dalam cerita berdasarkan
kronologis maju dari tahap awal, tahap tengah, hingga tahap akhir cerita.
 Alur Mundur ialah alur yang mengurutkan kejadian-kejadian dalam cerita berdasarkan
kronologis mundur diawali oleh bagian penyelesaian yang ditandai dengan penggunaan
waktu masa lalu.
 Alur Campuran ialah alur yang diawali dengan sebuah klimaks atau puncak konflik dari
sebuah cerita, kemudian malihat kembali masa lalu dan kemudian diakhiri dengan sebuah
penyelesaian dari cerita tersebut.

Berikut ini adalah contuh cuplikan cerpen yang menunjukkan alur maju, mundur, dan
campuran.
Perhatikan contoh cuplikan cerpen di bawah ini:
Tono adalah siswa berpretasi berwajah tampan tetapi kurang ramah sehingga dia hanya
memiliki satu teman saja yaitu Dito. Hari ini, Tono pulang sekolah lebih awal karena para
guru akan mengadakan rapat penting. Seperti biasanya, ia pulang dengan berjalan kaki
bersama sahabatnya, Dito. Saat sedang asyik berjalan sambil mengobrol, tiba-tiba
seorang pengendara motor melintas dan tidak disangka handphone miliknya terjatuh.
Tono yang melihat langsung bergegas mengambil handphonenya sedangkan Dito
mencoba berlari sambil berteriak berharap pengendara motor menoleh ke belakang.
Pucuk di cinta ulam pun tiba, seketika pengendara menoleh dan Tono melambaikan
tangan yang memegang hp. Pengendara pun berbalik menghampiri Tono dan Dito untuk
mengambil handphonenya.

Contoh cuplikan cerpen di atas memiliki alur maju. Ditandai dengan kronologis waktu
“hari ini” dan menyajikan urutan kejadian yang diawali dengan pengenalan cerita (tulisan
warna merah), awal konflik (tulisan warna biru), puncak konflik (tulisan warna hijau) dan
penyelesaian (tulisan warna ungu).

1. Alur maju

“Terima kasih banyak ya, beruntung sekali orang baik dan cepat tanggap seperti kalian
yang melihat handphone saya terjatuh. Saya Elena.” Tono tersenyum lagi teringat saat
Elena mengucapkan terima kasih sekaligus memperkenalkan diri dengan ramah dulu,
tepat sebulan yang lalu. Sangat disayangkan pertemuan pertama yang berlanjut
bertukar nomor telepon diikuti beberapa pertemuan lain hanya tinggal kenangan sebab
Elena yang ternyata mengidap kanker darah telah kembali ke pangkuan Illahi.

Contoh cuplikan cerpen di atas memiliki alur mundur. Ditandai dengan kronologis waktu
“dulu, sebulan yang lalu” dan bagian penyelesaian yang mengawali cerita.

2. Alur Mundur
3. Latar
Latar adalah hal-hal yang berkaitan dengan tempat cerita, waktu cerita dan suasana saat
berlangsungnya cerita. Ada 3 jenis latar yakni:
 Latar tempat yaitu menjelaskan dimana peristiwa dalam cerpen terjadi, misalnya di
rumah, di sekolah, di kota, di jalan dan sebagainya.
 Latar waktu yaitu menjelaskan kapan peristiwa dalam cerpen terjadi, misalnya saat pagi
hari, malam hari, kemarin, keesokan harinya dan sebagainya.
 Latar suasana yaitu menjelaskan bagaimana gambaran suasana saat peristiwa dalam
cerpen terjadi, bisa berkaitan dengan perasaan tokoh juga, misalnya suasana ramai,
suasana tegang, suasana sedih dan sebagainya

Senja yang teduh. Di jalan menuju kampung Banda Sari, ada dua orang
pengembara berjalan terburu-buru. Tiba-tiba salah satu pengembara tersebut
menemukan sebuah kantung yang penuh berisikan uang. “Betapa beruntungnya
saya!” katanya, “Saya telah menemukan sebuah kantung berisi uang. Saya rasa
Berdasarkan contoh cuplikan cerpen di atas, latar tempatnya adalah di jalan menuju
kampung Banda Sari. Latar waktunya sore hari ditandai dengan penggunaan kata
senja. Adapun latar suasananya adalah menyenangkan sekaligus menegangkan.
Menyenangkan karena menemukan sekantung uang. Menegangkan karena dua
pengembara saling ancam mendebatkan pembagian uang.

4. Tokoh dan Penokohan


Tokoh adalah pelaku fiktif yang ada dalam cerpen. Tokoh dapat merupakan orang,
binatang, ataupun benda. Secara umum tokoh dalam cerpen dibagi menjadi 4 yakni tokoh
protagonis, tokoh antagonis, tokoh tritagonis dan juga tokoh figuran.
1) Tokoh protagonis yaitu tokoh dalam cerpen yang menjadi pemeran utama dan memiliki sifat
baik dan positif seperti jujur, berani, ramah, lembut dan lain-lain.
2) Tokoh antagonis yaitu tokoh dalam cerpen yang menjadi pemeran utama dan memiliki sifat
buruk atau negatif seperti jahat, pemarah, iri, sombong dan lain-lain.
3) Tokoh tritagonis yaitu tokoh dalam cerpen yang memiliki sifat penengah yang arif dan
bijaksana.
4) Tokoh figuran yaitu tokoh dalam cerpen yang menjadi tokoh pembantu dan memberi warna
pada cerita.
Selanjutnya, penokohan adalah cara pengarang menggambarkan atau melukiskan tokoh
dalam cerita yang ditulisnya. Dalam penokohan, watak atau karakter seorang tokoh dapat dilihat
dari tiga segi, yaitu melalui dialog tokoh, komentar tokoh lain, penggambaran fisik.
Perhatikan contoh cuplikan cerpen di bawah ini dengan seksama untuk lebih memahami
tokoh dan penokohan dalam cerpen!

Pak Hendi segera beringsut dari duduknya menyadari Juragan rumah yang ia
kontrak sudah mendekati pintu. Ia tertunduk lemah, Perasaan panik mulai menyelemuti.
“Juragan, silakan masuk.” Sapanya sambil menunduk.

“Maafkan saya juragan, saya masih belum bisa membayar kontrakan sebab uang saya
untuk berobat istri”.

“Ini sudah ketiga bulan Pak Hendi nunggak. Saya tidak mau tahu! Pokonya malam ini,
detik ini juga angkat kaki dari rumah saya” sentak juragan kepada Pak Hendi dengan
mata penuh api.

“Juragan, kasihanilah saya. Setidaknya malam ini saja Juragan, istri saya sakit.” Pak
Hendi memelas tetapi juragan itu tak bergeming. Dengan sekali kode anak buah juragan
memaksa masuk dan mulai mengeluarkan barang Pak Hendi dengan cara melempar
kasar.

“Juragan saya mohon kasihanilah saya dan istri. Segera saya akan bayar” sambil
menagkupkan kedua tangan Pak Hendi meminta kesempatan.

“Allllaaaaahh... saya tidak percaya lagi. Cepat keluarkan semua barang.” Mendengar
suara kasar anak buah Juragan diiringi suara barang yang di lempar, warga sekitar
berhamburan di jalan. “Ada apa ya bu?” Tanya seorang pemuda yang kebetulan lewat.
“Kasihan. Diusir keluar padahal istrinya sakit. Gara-gara belum bayar kontrakan.
Padahal Pak Hendi orangnya baik, dermawan, amanah juga, sebelum-sebelumnya tidak
pernah nunggak bayar. Ya karena emang istrinya sakit aja, uang mau gak mau dipake
berobat.” Mendengar penjelasan wanita paruh baya tetangga Pak Hendi pemuda itu
bergegas menghampiri Pak Hendi. “Bapak, kasian ibu sedang sakit. Mari ikut saya,
Dari contoh cuplikan di atas, yang menjadi tokoh utama protagonis adalah Pak
Hendi. Tokoh antagonis adalah Juragan, tokoh tritagonis adalah pemuda, tokoh figuran
adalah anak buah dan warga. Selanjutnya penokohan. (1) penokohan cerpen
menggunakan dialog tokoh dapat dilihat dari dialog juragan “Ini sudah ketiga bulan Pak
Hendi nunggak. Saya tidak mau tahu! Pokonya malam ini, detik ini juga angkat kaki dari
rumah saya”. Dari dialog tersebut dapat diketahui juragan memiliki sifat arogan. (2)
penokohan cerpen melalui komentar tokoh lain dapat dilihat dari jawaban ibu tetangga
“Kasihan. Diusir keluar padahal istrinya sakit. Gara-gara belum bayar kontrakan. Padahal
Pak Hendi orangnya baik, dermawan, amanah juga, sebelum-sebelumnya tidak pernah
nunggak bayar. Ya karena emang istrinya sakit aja, uang mau gak mau dipake berobat.”
(3) penokohan melalui penggambaran fisik dapat dilihat dari kalimat Pak Hendi segera
beringsut dari duduknya menyadari Juragan rumah yang ia kontrak sudah mendekati
pintu. Ia tertunduk lemah, Perasaan panik mulai menyelemuti.

5. Sudut Pandang
Sudut pandang adalah posisi penulis atau pengarang dalam cerita, apakah dia menceritakan
kisahnya sendiri atau menceritakan kisah orang lain. Secara umum sudut pandang dibedakan
menjadi dua yaitu:
1) Sudut pandang orang pertama. biasanya menggunakan kata ganti “aku” atau “saya” atau
juga “kami”. Pada saat menggunakan sudut pandang orang pertama, penulis ataupun
pembaca Sudut pandang orang pertama seakan-akan menjadi salah satu tokoh dalam cerita.
Sudut pandang orang pertama terdiri atas sudut pandang orang pertama tokoh utama (jika
kisah sendiri yang diceritakan/menjadi pusat cerita) dan sudut pandang orang pertama
tokoh sampingan (jika kisah tokoh lain yang diceritakan/menjadi pelengkap cerita).
Perhatikan contoh cuplikan cerpen berikut;

a. Sudut pandang tokoh utama


Aku sedang mengamati lemari jam yang berdiri kaku di pojok ruangan. Ukiran
jati bertuliskan huruf Jawa kuno menjadi saksi bisu kelahiranku. Ditempat ini, 20
tahun lalu aku dilahirkan....dst. (tokoh aku menceritakan dirinya sendiri)
a. Sudut pandang orang pertama tokoh sampingan
Brak!!! Sekali lagi aku dibuat kaget dengan suara pintu dari samping kamarku.
Erika pergi terburu-buru sambil lari tunggang langgang. Sepertinya ia terlambat
kuliah lagi. Erika adalah gadis yang manis, ia ramah dengan semua orang. Tidak
heran jika banyak orang menyukainya...,dst. (tokoh aku menceritakan tokoh lain
yaitu Erika)

2) Sudut pandang orang ketiga menggunakan kata ganti “dia”, “ia”, “mereka” atau langsung
menyebut nama tokoh. Pada saat menggunakan sudut pandang orang ketiga penulis
ataupun pembaca berada di luar cerita. Sudut pandang orang ketiga terdiri atas sudut
pandang orang ketiga serba tahu (Jika penulis menceritakan kisah tokoh dengan detail
watak, pikiran, perasaan, dan kejadian-kejadian tokoh tokohnya) dan sudut pandang
orang ketiga sebagai pengamat (jika penulis menceritakan kisah tokoh terbatas di tokoh
tertentu dan watak, pikiran, perasaan, dan kejadian-kejadian tidak digambarkan detail.

a. Sudut pandang orang ketiga serba tahu


Sudah 6 bulan ini Naomi terjun pada dunia tarik suara. Ayah dan ibunya tidak ada
yang merestui jalur karier yang ia geluti. Ia sampai beradu argumen dengan sang
ayah yang memang memiliki watak keras. Keduanya sempat bersitegang sebelum
akhirnya dipisahkan oleh sang ibu dengan derai air mata. (sudut pandang orang
ketiga ditandai dengan menyebut nama tokoh Naomi, Ayah, dan Ibunya. Serba tahu
ditandai dengan menceritakan detail tokoh Naomi, Ayah, dan Ibunya).
b. Sudut pandang orang ketiga sebagai pengamat
Entah apa yang terjadi dengan dia seminggu belakangan ini. Pulang dari kantor
langsung menunjukkan muka masam. Belum lagi puasa bicara yang sudah ia lakukan
seminggu belakangan ini. (sudut pandang orang ketiga ditandai dengan kata ganti dia,
6. Gaya Bahasa
Gaya bahasa dalam cerpen mengacu pada cara penggunaan bahasa guna mengekspresikan
cerita. Mengingat cerpen adalah karya sastra berbentuk teks narasi yang bersifat imajinatif dan
kreatif maka untuk menggugah emosional dan memperdalam makna dalam cerpen sering
digunakan majas perbandingan, pertentangan, sindiran, dan penegasan.
1) Majas perbandingan merupakan gaya bahasa yang digunakan untuk menyandingkan atau
membandingkan suatu objek dengan objek lain melalui proses penyamaan, pelebihan, ataupun
penggantian. Majas perbandingan terdiri dari majas;
 Personifikasi, gaya bahasa ini seakan menggantikan fungsi benda mati yang dapat
bersikap layaknya manusia. Contoh Majas: Daun kelapa tersebut seakan melambai
kepadaku dan mengajakku untuk segera bermain di pantai.
 Metafora yaitu meletakkan sebuah objek yang bersifat sama dengan pesan yang ingin
disampaikan dalam bentuk ungkapan. Contoh: Pegawai tersebut merupakan tangan
kanan dari komisaris perusahaan tersebut. Tangan kanan merupakan ungkapan bagi
orang yang setia dan dipercaya.
 Asosiasi yaitu membandingkan dua objek yang berbeda, namun dianggap sama dengan
pemberian kata sambung bagaikan, bak, ataupun seperti. Contoh: Kakak beradik itu
bagaikan pinang dibelah dua. Artinya, keduanya memiliki wajah yang sangat mirip.
 Hiperbola yaitu mengungkapkan sesuatu dengan kesan berlebihan, bahkan hampir
tidak masuk akal. Contoh: Orang tuanya memeras keringat agar anak tersebut dapat
terus bersekolah. Memeras keringat artinya bekerja dengan keras.
 Eufemisme
Gaya bahasa yang mengganti kata-kata yang dianggap kurang baik dengan padanan
yang lebih halus. Contoh: Tiap universitas dan perusahaan sekarang diwajibkan
menerima difabel. Difabel menggantikan frasa “orang cacat”.
 Metonimia yaitu menyandingkan merek atau istilah sesuatu untuk merujuk pada pada
benda umum. Contoh: Supaya haus cepat hilang, lebih baik minum Aqua. Aqua di sini
merujuk pada air mineral.
 Simile, hampir sama dengan asosiasi yang menggunakan kata hubungan bak, bagaikan,
ataupun seperti; hanya saja simile bukan membandingkan dua objek yang berbeda,
melainkan menyandingkan sebuah kegiatan dengan ungkapan. Contoh: Kelakuannya
bagaikan anak ayam kehilangan induknya.
 Alegori yaitu penyandingkan suatu objek dengan kata-kata kiasan. Contoh: Suami
adalah nakhoda dalam mengarungi kehidupan berumah tangga. Nakhoda yang
dimaksud berarti pemimpin keluarga.
 Sinekdok yaitu gaya bahasa terbagi menjadi dua bagian, yaitu sinekdok pars pro toto
dan sinekdok totem pro parte. Sinekdok pars pro toto merupakan gaya bahasa yang
menyebutkan sebagian unsur untuk menampilkan keseluruhan sebuah benda.
Sementara itu, sinekdok totem pro parte adalah kebalikannya yakni gaya bahasa yang
menampilkan keseluruhan untuk merujuk pada sebagian benda atau situasi.Contoh;
Pars pro Toto “Hingga bel berbunyi, batang hidung Reni belum juga kelihatan.” Totem
pro Parte: “Indonesia berhasil menjuarai All England hingga delapan kali berturut-
turut.”
 Simbolik yaitu gaya bahasa yang membandingkan manusia dengan sikap makhluk
hidup lainnya dalam ungkapan. Contoh: Perempuan itu memang jinak-jinak merpati.
2) Majas Pertentangan
Majas pertentangan merupakan gaya bahasa yang menggunakan kata-kata kias yang
bertentangan dengan maksud asli yang penulis curahkan dalam kalimat tersebut.
 Litotes
Berkebalikan dengan hiperbola yang lebih ke arah perbandingan, litotes
merupakan ungkapan untuk merendahkan diri, meskipun kenyataan yang
sebenarnya adalah yang sebaliknya. Contoh: Selamat datang ke gubuk kami ini.
Gubuk memiliki artian sebagai rumah.
 Paradoks yaitu membandingkan situasi asli atau fakta dengan situasi yang
berkebalikannya. Contoh: Di tengah ramainya pesta tahun baru, aku merasa
kesepian.
 Antitesis yaitu memadukan pasangan kata yang artinya bertentangan. Contoh:
Film tersebut disukai oleh tua-muda.
 4. Kontradiksi Interminis yaitu gaya bahasa yang menyangkal ujaran yang telah
dipaparkan sebelumnya. Biasanya diikuti dengan konjungsi, seperti kecuali atau
hanya saja. Contoh: Semua masyarakat semakin sejahtera, kecuali mereka yang
berada di perbatasan.
3) Majas Sindiran
Majas sindiran merupakan kata-kata kias yang memang tujuannya untuk menyindir
seseorang ataupun perilaku dan kondisi. Jenis ini terbagi menjadi tiga subjenis, yaitu
sebagai berikut;
 Ironi yaitu gaya bahasa yang menggunakan kata-kata yang bertentangan dengan
fakta yang ada. Contoh: Rapi sekali kamarmu sampai sulit untuk mencari bagian
kasur yang bisa ditiduri.
 Sinisme yaitu menyampaikan sindiran secara langsung. Contoh: Suaramu keras
sekali sampai telingaku berdenging dan sakit.
 Sarkasme yaitu menyampaikan sindiran secara kasar. Contoh: Kamu hanya
sampah masyarakat tahu!
4) Majas Penegasan merupakan jenis gaya bahasa yang bertujuan meningkatkan pengaruh
kepada pembacanya agar menyetujui sebuah ujaran ataupun kejadian.
 Pleonasme yaitu majas yang menggunakan kata-kata bermakna sama sehingga
terkesan tidak efektif, namun memang sengaja untuk menegaskan suatu hal.
Contoh: Ia masuk ke dalam ruangan tersebut dengan wajah semringah.
 Repetisi merupakan gaya bahasa ini mengulang kata-kata dalam sebuah kalimat.
Contoh: Dia pelakunya, dia pencurinya, dia yang mengambil kalungku.
 Retorika merupakan gaya bahasa yang memberikan penegasan dalam bentuk
kalimat tanya yang tidak perlu dijawab. Contoh: Kapan pernah terjadi harga
barang kebutuhan pokok turun pada saat menjelang hari raya?
 Klimaks yaitu mengurutkan sesuatu dari tingkatan rendah ke tinggi. Contoh: Bayi,
anak kecil, remaja, orang dewasa, hingga orang tua seharusnya memiliki asuransi
kesehatan.
 Antiklimaks yaitu berkebalikan dengan klimaks, gaya bahasa untuk antiklimaks
menegaskan sesuatu dengan mengurutkan suatu tingkatan dari tinggi ke rendah.
Contoh: Masyarakat perkotaan, perdesaan, hingga yang tinggi di dusun
seharusnya sadar akan kearifan lokalnya masing-masing.
 Pararelisme yaitu gaya bahasa yang mengulang-ulang sebuah kata dalam berbagai
definisi yang berbeda. Jika pengulangannya ada di awal, disebut sebagai anafora.
Namun, jika kata yang diulang ada di bagian akhir kalimat, disebut sebagai
epifora. Contoh majas: Kasih itu sabar. Kasih itu lemah lembut. Kasih itu
memaafkan.
 Tautologi yaitu menggunakan kata-kata bersinonim untuk menegaskan sebuah
kondisi atau ujaran. Contoh: Hidup akan terasa tenteram, damai, dan bahagia jika
semua anggota keluarga saling menyayangi.
7. Amanat adalah pesan, nasihat, atau nilai-nilai kebaikan yang disampaikan penulis atau
pengarang melalui cerita. Amanat dalam cerita pendek dapat berupa amanat agama, moral,
budaya, dan sosial. Amanat atau pesan dalam sebuah cerita dapat disampaikan secara langsung
atau tersurat (terlihat melalui uraian penulis, dialog tokoh, dan tindakan tokoh), namun dapat
juga secara tidak langsung atau tersirat (pembaca menyimpulkan sendiri dengan cermat).
Perhatikan contoh berikut;
Senja yang teduh. Di jalan menuju kampung Banda Sari, ada dua orang pengembara
berjalan terburu-buru. Tiba-tiba salah satu pengembara tersebut menemukan sebuah
kantung yang penuh berisikan uang. “Betapa beruntungnya saya!” katanya, “Saya telah
menemukan sebuah kantung berisi uang. Saya rasa kantung ini pasti penuh dengan uang
emas.” “Jangan bilang ‘SAYA telah menemukan sekantung uang’,” ancam temannya.
“Lebih baik kamu mengatakan ‘KITA telah menemukan sekantung uang’. Pengembara
selalu berbagi rasa dengan pengembara lainnya, baik itu dalam susah maupun senang.”

“Tidak!,” kata pengembara yang menemukan uang, dengan marah. “SAYA menemukannya
dan SAYA akan menyimpannya sendiri.”

Berdasarkan cuplikan cerpen di atas dapat disimpulkan amanat yang terkandung


didalamnya merujuk pada pesan moral yakni keserakahan, dan ketidakjujuran yang
disampaiakan secara tersirat/tidak langsung.

D. Unsur Ekstrinsik
1. Latar Belakang Masyarakat
Latar belakang masyarakat menjadi faktor yang mempengaruhi cerita pendek yang dihasilkan
karena penulis merupakan bagian masyarakat. Beberapa hal yang mempengaruhi karya sastra
berdasarkan latar belakang masyarakat adalah ideologi negara, kondisi politik negara, kondisi
ekonomi dan sosial.
2. Latar Belakang Penulis
Latar belakang penulis berkataitan dengan pengalaman penulis, motivasi penulis sehingga
menciptakan cerita pendek. Hal yang mempengaruhi karya sastra berdasarkan latar belakang
penulis meliputi riwayat hidup penulis, kondidi psikologi penulis dan aliran sastra yang dikuasai
penulis.
3. Nilai-nilai yang terkandung dalam cerpen.
Dalam mencipyakan karya, semakin baik nilai-nilai yang terkandung dalam cerita maka
karyapun lebih berkualitas. Nilai-nilai dalam cerpen meliputi nilai budaya, estetika, agama,
moral, sosial, dan pendidikan. Untuk mudah mengingat bisa disingkat menjadi
Bu Esti Makan Ama SoP (Budaya Estetika Agama Moral Sosial Pendidikan).
Perhatikan contoh cuplikan cerpen berikut!
“Maaf bu, mengapa harganya menjadi mahal?” protes Ibu Alan kepada penjual yang
sibuk mengikat tali masker di kepalanya. “Iya bu, musim Corona susah memasok barang.
Dari distributor harga sudah melejit, itupun saya rebutan sama tengkulak lain. Mau tidak
mau saya jual harga segini sekarang.” Ibu Alan mendengar penjelasan dengan penuh
pengertian sambil mengeluarkan beberapa lembar uang puluhan untuk membayar
belanjaannya.

Berdasarkan cuplikan cerpen di atas, dapat kita simpulkan latar belakang masyarakat yang
muncul adalah kondisi ekonomi negara di masa wabah Corona. Hal tersebut ditandai
dengan latar percakapan tokoh di pasar, penggunaan kata mahal, distributor, harga,
tengkulak, dll. Latar belakang penulis tentu penulis menyinggung soal wabah Corona
karena penulis menjadi bagian masyarakat yang terdampak. Adapun nilai-nilai yang
terkandung adalah nilai moral dimana protes dapat diterima dengan baik dengan bahasa
yang santun, ditandai dengan penggunaan kata “maaf”.
 Latihan I
1. Bacalah cerpen di bawah ini dengan seksama kemudian identifikasilah unsur intrinsik dan
ekstrinsik disertai buktinya!

Corona, Oh Corona

Oleh Hastira Soekardi


Sumber : https://www.kompasiana.com/hastira/5e332f26097f3603a557cd12/corona-oh-corona?page=1

Berita tentang virus Corona sudah sampai ke kampung Sari Asih. Memang virus ini
menjangkiti negara Cina. Walau di sana sudah diantisipasi warganya, tentu penyebarannya tak bisa
dielakkan karena mobilitas manusia yang begitu cepat di area modern ini. Banyak berita yang simpang
siur tentang virus ini membuat masarakat bingung, entah berita mana yang benar dan mana yang salah.
Semua jadi satu. Sangat disayangkan disaat virus ini gencar menyebar berita bohong tak kalah beredar
di negeri ini. Ini yang membuat suasana kampung Sari Asih mencekam. Sedikit orang batuk, langsung
mereka disiolasi, tak boleh keluar dan makanpun harus di kamar saja. Pokoknya masarakat sana
sudah dilanda ketakutan .
Ketakutan itu membuat suasana desa mencekam. Semua orang saling mencurigai satu sama
lain kalau ada yang batuk atau sesak nafas. Aktivitas mereka sehari-hari selalu menggunakan masker.
Bahkan mencangkul di sawah mereka tertib menggunakan masker. Agar tubuh mereka sehat, mereka
harus mengeluarkan kocek sedikit besar untuk membeli buah-buahan. Katanya buah-buahan ini
banyak vitamin yang bisa jaga kesehatan. “Pak, pergilah ke pasar. Beli buah dan vitamin sekaligus
Setelah membayar buah dan lalu menganggukkan kepala untuk pamit. Sepanjang jalan Pak Hadi mulai
diserang rasa khawatir apakah mungkin Rendi terinfeksi corona? Tetapi tidak mungkin sebab Rendi
memang terbiasa terkena flu saat berpindah wilayah. Kira-kira apa yang terjadi sebab Bu Indri sudah
memberitahu ke orang-orang bahwa anaknya demam? Semakin panik Pak Hadi lebih kencang memacu
kendaraan roda dua yang dinaikinya. Betapa kaget, saat akan memasuki halaman rumah, di arah yang
berlawanan mobil ambulance melambat dan berhenti. Segera Pak Hadi memarkir motor dan
menghampiri petugas dengan seragam ala corona.

“Selamat sore. Maaf pak, kami mendapat laporan bahwa salah satu anggota keluarga bapak dari
Surabaya sekarang mengalami gejala corona. Oleh karena itu ka...”

“Laporan siapa?” potong pak Hadi sebelum petugas selesai menjelaskan maksud. “Anak saya memang
dari Surabaya tetapi setelah perjalanan dia drop itu sudah biasa.”

“Tetapi pak, kami harus tetap mengecek dan mengambil sampel darahnya untuk memastikan”

“Mohon bapak ibu tunggu disini dahulu, istri saya mudah panik jadi biar saya bicara dahulu dengan
istri.” Pak Hadi memberi isyarat agar petugas tetap di pinggir jalan.

“Bu, ini pesanan ibu. Bagaimana kondisi Rendi?”

“Rendi pules tidur pak. Ada apa? Tanya bu Salma penuh selidik.

“Jangan kaget. Bapak mau bilang, di luar ada ambulance dan petugas medis. Mau periksa Rendi. Untuk
kebaikan bersama, boleh kan Rendi di periksa?”

“Kenapa petugas medis tahu? Siapa yang memberitahu?”

“Itu tidak penting bu, yang terpenting sekarang keselamatan anak kita.”

Bu salma mengangguk tanda mengerti. “Bangunkan Rendi pelan-pelan ya bu” perintah Pak Hadi. Ia
bangkit dan menuju pintu. Saat pintu terbuka telah berkerumun warga sekitar rumah.

“Mohon maaf, selaku RT di sini saya sudah mempertimbangkan supaya anak Pak Hadi sekaligus Pak
Hadi dan istri langsung dibawa saja ke rumah sakit. Kami tidak ingin ambil resiko.” Pak Soleh membuka
percakapan. Mendengar pernyataan Pak Soleh, Pak Hadi tak menjawab. Telapak tanggannya diangkat
dan diarahkan ke petugas medis.

“Kalau tidak ikut petugas medis, kami terpaksa mengusir Pak Hadi dan keluarga.”
“Betul sekali.” Beberapa warga bersuara membenarkan.

“Bapak-bapak, Ibu-ibu, dan semua yang ada disini, perkenalkan nama saya Herman. Mohon maaf jika
kehadiran saya bersama tim mengganggu. Jadi karena kami telah mendapat laporan dari Pak RT maka
kedatangan kami kesini berarti menindaklanjuti laporan tersebut. Oleh karena itu Pak RT dan bapak
ibu sekalian mohon biarkan kami melakukan tugas kami. Benar virus corona perlu diwaspadai, tetapi
jangan biarkan rasa takut berlebihan menciderai kerukunan bertetangga.”

“Tapi masalahnya anak Pak Hadi ini demam dan batuk-batuk. Bagaimana kami mau tenang? Iya bukan
pak bu?’ Pak Soleh meyakinkan warga.

“Tidak semua demam dan batuk berarti corona, biarkan kami mulai memeriksa dan akan kita lihat
hasilnya nanti”. Petugas memasuki rumah dan mulai memeriksa Rendi. “Apa merasa sesak napas?”
tanya petugas medis pada Rendi. “Tidak pak, hanya demam dan pusing saja.” Pemeriksaan
berlangsung lancar. Tak berselang lama petugas medis keluar. “Kami sudah mengambil sampel darah
Rendi. Kita akan lihat hasilnya setelah seminggu. Selama itu juga Randi dan keluarga akan isolasi
mandiri di rumah. Perkembangan selanjutnya saya akan koordinasi dengan Pak Hadi dan Pak RT.
Sekali lagi waspadai corona tetapi tetaplah rukun dan saling peduli sesama tetangga.
2. Buatlah masing-masing satu paragraf cerpen yang menggunakan salah satu majas perbandingan,
pertentangan, sindiran, dan penegasan!
 Latihan 2
1. Buatlah cerpen yang unsur intrinsik dan ekstrinsiknya lengkap, bertema bebas tetapi
menggunakan sudut pandang orang pertama tokoh utama!
2. Tukarkan cerpen yang telah dibuat dengan salah satu teman kemudian identifikasi kelengkapan
unsur intrinsik dan ekstrinsiknya disertai bukti!
SMP NEGERI 4 TOpoyo
BELAJAR DARI RUMAH (BDR)

MODUL 1

(TEKS CERITA PENDEK)

IX (Sembilan)
MASTIAR AGUSTINA MUNTE, S.Pd., Gr.

DINAS PENDIDIKAN
MAMUJU TENGAH
2020

Kompetensi Dasar Tujuan Pembelajaran


3.1 Menelaah struktur dan 1. Melalui pembelajaran secara daring dan luring peserta didik mampu
aspek kebahasaan cerita menjelaskan struktur dan aspek kebahasaan cerita pendek yang
pendek yang dibaca atau dibaca atau didengar
didengar 2. Melalui pembelajaran secara daring dan luring peserta didik mampu
menjelaskan model teks narasi cerpen
3. Melalui pembelajaran secara daring dan luring peserta didik mampu
menjelaskan kerangka cerita pendek berdasarkan pengalaman atau
gagasan
4.6 Mengungkapkan 1. Melalui pembelajaran secara daring dan luring peserta didik
pengalaman dan gagasan mampu menyusun cerita pendek dengan memperhatikan
dalam bentuk cerita struktur teks dan kebahasaan
pendek dengan 2. Melalui pembelajaran secara daring dan luring peserta didik
memperhatikan struktur
mampu menyunting certita pendek yang telah dibuat
dan kebahasaan

A. STRUKTUR TEKS CERITA PENDEK


Teks cerpen terbentuk dari tiga struktur yaitu
a. Orientasi merupakan bagian pendahuluan dalam sebuah cerita baik pengenalan sifat tokoh,
tempat peristiwa dalam cerita, maupun pengenalan suasana dan alur cerita.
b. Komplikasi memuat masalah atau konflik yang terdapat dalam cerita. Konflik dapat berkaitan
langsung dengan tokoh atau konflik yang terjadi di lingkungan sekitar tokoh (tidak berkaitan
langsung dengan tokoh).
c. Resolusi merupakan bagian pemecahan masalah atas konflik yang ada dalam cerita.

Berdasarkan struktur teks cerpen tersebut, perhatikan uraian teks cerpen berikut!

Pagi hari itu burung burung berkicau dengan suara indah, ayam
berkokok, ibukku membangunkanku dari mimpiku, bintang yang
masih TK ini mulet mulet seperti masih ingin tidur. Saat persiapan
sekolah sudah siap. Ibuku mengambil termos esnya untuk jualan
keliling. Lalu kita berangkat ke sekolahku.

Sesampainya di sekolah ibuku menungguiku sampai pelajaran usai. Orientasi


Saat pulang sekolah aku diantar pulang oleh ibuku. Lalu aku ditinggal
oleh ibuku untuk berjualan es lilin keliling

“Bu kemana?” tanyaku

“Ibu mau jualan dulu kamu di sini aja sama yangti”

Aku di rumah sama yangti. Aku tidak pernah tau ibuku jualan kemana
tapi yang jelas ibuku hanya membawa satu termos es kecil berisi es
lilin dan jumlahnya tidaklah banyak. Karena ibuku tidak cukup
mempunyai modal untuk membeli bahan bahannya.

Hari itu ibuku tetap saja pulang malam. Esok harinya memasuki
tarawih yang pertama aku diajak ibuku shalat di masjid dekat rumah
saat di masjid banyak sekali anak anak dan orang yang melihatku
Komplikasi

Ternyata ibu bintang itu bekerja sampai jauh sekali dengan


rumahnya. Saat hari ulang tahunya bintang tiba bintang senang
sekali di sekolah tapi sedihnya karena tak punya cukup uang, ayam
seperempat pun jadi. Emtah dipotong sekecil apa itu?. Saat bintang
membuka nasi kotak. Itu ia berkata “ibu ayamnya kecil banget bu”
lalu ibunya berkata “Nak hanya itu yang bisa ibu beri buat kamu. Ibu
gak punya cukup uang nak. Gak papa kan yang penting kamu
bahagia”
Resolusi
Saat sore harinya bintang dan ibunya terlihat bersepeda di tengah
derasnya hujan. Mereka bermain hujan dengan gembira ria. Banyak
orang yang mengejek mereka gila tapi bintang hanya berkata “ibuku
cintaku aku bahagia bersamamu walau banyak yang mengejekmu
aku tetap bahagia bersamamu”

B. KEBAHASAAN TEKS CERITA PENDEK

1. Ragam Bahasa Sehari-hari atau Bahasa Tidak Resmi

Cerpen merupakan cerita fiksi bukan karangan ilmiah (nonfiksi) yang harus menggunakan bahasa resmi. Cerpen
mengisahkan kehidupan sehari-hari. Kalimat ujaran langsung yang digunakan sehari-hari membuat cerpen
terasa lebih nyata.

Dalam cerpen “Aku dan Cita-Citaku” karya Hiakri Inka, kita sering menemukan bahasa pergaulan sehari-hari.

Contoh:
“Coba deh kamu pikir alasan kamu ingin jadi psikolog, penyiar, novelis, pasti ada alasannya, kan?” potong kak
Ruri. “Aku ingin jadi psikolog karena aku ingin memotivasi orang. Aku ingin jadi penyiar karena aku
menganggap pekerjaan itu asyik. Aku ingin novelis karena aku suka nulis. Aku ingin jadi guru karena…”
2. Kosakata
Seorang penulis cerpen harus mempunyai banyak perbendaharaan kata. Pilihan kata atau diksi sangatlah
penting karena menjadi tolak ukur kualitas cerpen yang dihasilkan. Diksi menambah keserasian antara bahasa
dan kosakata yang dipakai dengan pokok isi cerpen yang ingin disampaikan kepada pembaca.

Kosakata mempunyai hubungan erat dalam menciptakan alur cerita. Ketepatan dalam pemilihan dan
penggunaan kosakata akan memberikan gambaran kualitas cerpen yang dibuat. Selain itu, pemilihan kosakata
yang tepat akan menambah keindahan dan keserasian makna yang tercipta. Oleh karena itu, pembaca,
hendaknya memahami kosakata dan mencoba mencari tahu kosakata baru yang terdapat pada teks cerpen.
Pemilihan kosakata dalam cerpen dapat berupa pemilihan menggunakan kata khusus daripada kata umum.
Contohnya kata mangga memiliki makna kata khusus daripada kata buah.

3. Majas (Gaya Bahasa)

Peristiwa pemakaian kata yang melewati batas-batas maknanya yang lazim atau menyimpang dari arti
harfiahnya. Majas disebut juga bahasa berkias yang dapat menghidupkan atau meningkatkan efek dan
menimbulkan konotasi tertentu .

Terdapat sekitar enam puluh gaya bahasa, namun Gorys Keraf membaginya menjadi empat kelompok, yaitu
majas perbandingan (metafora, personifikasi, depersonifikasi, alegori, antitesis), majas pertentangan
(hiperbola, litotes, ironi, satire, paradoks, klimaks, antiklimaks), majas pertautan (metonimis, sinekdoke, alusio,
eufemisme, ellipsis), dan majas perulangan (aliterasi, asonansi, antanaklasis, anafora, simploke).

a) Majas perbandingan

Majas Perbandingan adalah “Kata-kata berkias yang menyatakan perbandingan untuk meningkatkan kesan dan
pengaruhnya terhadap pendengar atau pembaca”. Ditinjau dari cara pengambilan perbandingannya, Majas
Perbandingan dibagi menjadi:

1) Metafora: majas yang mengandung perbandingan yang tersirat sebagai pengganti kata atau tingkatan
lain. Metafora merupakan majas perbandingan langsung, tidak menggunakan kata penanda
perbandingan; seperti, bagaikan, laksana. Contoh: Raja siang telah bangun dari peraduannya
(matahari).
2) Personifikasi: penginsanan yang meletakkan sifat- sifat manusia/insan kepada benda yang tidak
bernyawa. Contoh: Mobil itu menjerit- jerit di tikungan yang menanjak
3) Depersonikasi: majas berupa perbandingan manusia dengan hewan atau dengan benda. Contoh: Dikau
langit, daku bumi.; Aku heran melihat Joko mematung.
4) Alegori: majas yang membandingkan suatu hal secara tidak langsung melalui kiasan atau
penggambaran yang berhubungan dalam kesatuan yang utuh. Contoh: Suami sebagai nahkoda, istri
sebagai jurumudi.
5) Antitesis: majas yang melukiskan sesuatu dengan mempergunakan paduan kata berlawanan arti.
Contoh: Hidup matinya manusia adalah kuasa Tuhan.

b) Majas Pertentangan

Majas Pertentangan adalah “Kata-kata berkias yang menyatakan pertentangan dengan yang dimaksudkan
sebenarnya oleh pembicara atau penulis dengan maksud untuk memperhebat atau meningkatkan kesan dan
pengaruhnya kepada pembaca atau pendengar”. Yang termasuk Majas Pertentangan:

1) Litotes adalah majas yang di dalam ungkapannya menyatakan sesuatu yang positif dengan bentuk yang
negatif yang tujuannya untuk merendahkan hati. Contoh: Datanglah ke gubuk orang tuaku.
2) Hiperbola adalah majas jika orang ingin melukiskan peristiwa atau keadaan dengan cara berlebih-
lebihan. Contoh: Hatiku terbakar, darahku mendidih mendengar kabar yang kau berikan.
3) Paradoks adalah majas yang mengandung pertentangan yang hanya kelihatan pada arti kata yang
berlawanan, padahalnya maksud sesungguhnya tidak karena objeknya berlainan. Contoh: Zuqi merasa
kesepian di tengah kota yang ramai.
4) Klimaks adalah majas berupa susunan ungkapan yang semakin lama semakin menekan dan memuncak.
Contoh: Sejak menuai benih, tumbuh, hingga menuainya, aku sendiri yang mengerjakannnya.
5) Antiklimaks adalah majas yang bertentangan dari klimaks. Pada antiklimaks makna yang tergantung
pada kata-kata diucapkan berturut-turut makin lama makin melemah tingkatannya. Contoh: Dari
pejabat tinggi, menengah, sampai rendah turut merasakan keprihatinan itu.
6) Ironi adalah kata yang digunakan mempunyai makna bertentangan dengan maksud sesungguhnya,
misalnya mengemukakan ketidaksesuaian antara harapan dan kenyataan dan ketidaksesuaian antara
suasana yang diketengahkan dan kenyataan yang mendasarinya. Contoh: Merdu sekali suaramu hingga
membuatku terbangun.
c) Majas pertautan
Majas Pertautan adalah ”Kata-kata berkias yang bertautan (berasosiasi) dengan gagasan, ingatan atau kegiatan
panca indra pembicara atau penulisnya”. Terdapat bermacam-macam asosiasi sehingga membentuk
bermacam-macam Majas Pertautan.

1) Eufemisme adalah majas yang menggunakan ungkapan lebih halus sebagai pengganti ungkapan yang
dirasakan kasar yang dianggap merugikan atau tidak menyenangkan. Contoh: Rupanya anak ibu sudah
berubah akal. (gila)
2) Metonimis adalah majas yang mengemukakan merek dagang atau nama barang untuk melukiskan
sesuatu yang dipergunakan atau dikerjakan sehingga kata itu berasosiasi dengan benda keseluruhan.
Contoh: Ayahku ke Bali naik Rajawali. (Rajawali nama pesawat terbang)
3) Sinekdoke adalah majas yang menyebutkan nama bagian untuk menyebut nama seluruhnya (pars
prototo) dan menyebutkan nama keseluruhan sebagai pengganti nama bagiannya (totum proparte).
Contoh: Saya tidak melihat batang hidungnya Steve hari ini. (pars prototo), Indonesia mengalahkan
Malaysia dengan skor 3:0. (totum preparte).

d) Majas perulangan

Majas perulangan merupakan ungkapan gaya bahasa yang menegaskan pernyataan dengan tujuan peningkatan
pengaruh dan kesan tertentu terhadap pembaca atau pendengar. Berikut jenis dan penjelasan majas
perulangan beserta contohnya:

1) Repetisi adalah majas penegasan yang mengulang melukiskan sesuatu perulangan kata atau beberapa
kata pada beberapa kalimat. Contoh: Hidup adalah perjuangan. Hidup adalah pengorbanan.
2) Tautologi adalah majas yang mengulang kata beberapa kali dalam sebuah kalimat. Contoh: Sungguh
teganya, teganya, teganya, teganya.
3) Anafora adalah majas penegasan seperti repetisi tetapi biasa digunakan dalam puisi.
Contoh: Memberi tak harus kaya// Memberi tak harus ada// Memberi dengan hati bukan karena
paksaan.

4. Kalimat Deskriptif

Kalimat deskriptif adalah kalimat yang melukiskan atau menggambarkan sesuatu. Dalam cerpen, kalimat
deskriptif digunakan untuk menggambarkan suasana, tempat, tokoh dalam cerita. Contohnya dalam cerpen
“Aku dan Cita-Citaku ” karya Hiakri Inka.

Aku menatap lalu lalang mobil dengan pandangan bingung. Bus yang membawaku pulang ke rumah melaju
kencang atau bisa dibilang ugal-ugalan. Jujur, aku bingung. Kejadian di sekolah tadi masih mengganggu
pikiranku. Memang bukan kejadian besar, tetapi itu membuatku berpikir keras dan berusaha mencari kejelasan
atas apa yang aku lakukan.

(Suasana hati tokoh aku dan suasana bus yang mengantarkan tokoh aku pulang ke rumah
dari sekolah).

5. Penggunaan kata ganti orang dapat dilihat dari sudut pandang yang digunakan (pronominal persona):

Persona pertama atau kata ganti orang pertama


Contoh: Persona pertama tunggal misalmya saya, aku, daku, -ku, ku-
Persona pertama jamak misalnya kami, kita
Persona kedua atau kata ganti yang menunjuk pada orang kedua atau yang diajak bicara
Contoh: Tunggal : engkau, kamu, anda, dikau, kau, -mu
Jamak : kalian, kamu, anda sekalian
Persona ketiga atau kata ganti yang menunjuk orang yang dibicarakan
Contoh: tunggal : ia, dia, beliau, -nya
Jamak : mereka

6. Penggunaan penanda yang menunjukkan keterangan waktu

Contoh : besok, pagi, siang, sore, malam, esok, lusa, kemari, dan penunjuk hari.
C. PENYUSUNAN TEKS CERITA PENDEK BERDASARKAN STRUKTUR DAN ASPEK KEBAHASAAN

1. Langkah-langkah Menyusun Cerita Pendek:

a) Menentukan tema

Tema disebut juga pokok pikiran. Tema adalah sesuatu yang menjadi dasar cerita. Tema menjiwai
cerita atau sesuatu yang menjadi pokok masalah dalam cerita. Tema dalam cerita pendek,
misalnya cinta kasih, persahabatan, persoalan nasib, atau kehidupan rumah tangga.

b) Menentukan pusat pengisahan (sudut pandang)

Pusat pengisahan adalah cara pengarang menempatkan diri terhadap cerita, dari sudut mana
pengarang memandang ceritanya. Pengarang memiliki bermacam-macam teknik dalam
menceritakan suatu cerita. Pengarang dapat memilih salah satu sudut pandang untuk
menceritakan ceritanya.

c) Menentukan perwatakan

Perwatakan berkaitan dengan sifat-sifat tokoh yang digambarkan dalam cerita oleh pengarang.
Penggambaran tokoh-tokoh dalam suatu cerita dapat menggunakan dua metode, yaitu metode
analitik dan dramatic.

1) Metode analitik

Metode analitik yaitu pengarang secara langsung memaparkan watak tokoh, misalnya keras
kepala, sombong, rendah hati, dan pemalu.

Contoh:

Ia merasa tersinggung. Sebenarnya antara tersinggung dan takut. Namun, hasratnya untuk
mencari Mbak Tum kuat sekali. Ia melangkahkan kakinya dalam kegelapan, sementara di
belakangnya masih terdengar suara-suara yang menertawakannya.

2) Metode dramatik

Metode dramatik yaitu penggamabaran watak tokoh yang tidak diceritakan secara langsung
oleh pengarangnya, tetapi disampaikan melalui aspek-aspek tertentu. Aspek tersebut sebagai
berikut:

- Pilihan nama
Pilihan nama Menot dan Nalis dapat diketahui bahwa tokoh tersebut orang yang berasal
dari lingkungan suatu daerah.
Contoh:

Tiba-tiba terlintas pikiran ganjil dalam benaknya mendengar ucapan Nalis tadi. Apa
mungkin harimau belang jadi turun ke dusun gara-gara hutan rimba di sini semakin
sedikit? Pikiran ini menyelinap karena tiba-tiba Menot teringat berita ti tivi yang pernah
dia tontonkan.

- Penggambaran fisik (misalnya: cara berpakaian, postur tubuh, dan reaksi antartokoh)
Contoh:
Pada suatu hari, ketika pulang dan melewati kedai gulai kambing. Kakek Leman seorang laki-
laki tua yang selalu memakai udeng Jawa di kepalanya, Gito dipanggil oleh Kakel Leman.
Gito diberi makan, lalu seperti biasa, disuruh membersihkan rumput di pekarangan belakang
kedai.

- Penggambaran melalui cakapan ( baik dialog maupun monolog)


Watak tokoh cerita dapat diketahui berdasarkan dialog antartokoh dalam cerita
Contoh:
“Kamu Jubedi, tanaman padi termasuk kelompok apa?”
“Gramineae, Bu,” Jawab Jubedi dengan sangat tangkas.
“Bagus, kamu pandai. Kau kelapa?”
“Palmae, Bu.”
“Bagus juga. Lalu, tanaman kentang?”
“Solanaceae.”
“Ya, kamu memang hebat.”

3) Menentukan latar atau seting

Latar merupakan keterangan tempat atau ruang, waktu, dan suasana yang terjadi dalam cerita.
Pengarang harus menentukan tempat, waktu, dan suasana yang akan digambarkan dalam
cerpen yang dibuatnya.

4) Menyajikan peristiwa yang ditentukan dalam alur cerita


Alur cerita adalah jalinan atau rangkaian peristiwa dalam suatu cerita yang memiliki hubungan
sebab akibat. Alur terbagi menjadi lima tahap:
- Tahap penyituasian
Tahap ini merupakan tahap pembuka cerita, pemberian informasi awal , terutama berfungsi
untuk melandasi cerita yang dikisahkan untuk tahap berikutnya.
- Tahap pemunculan konflik
Tahap ini merupakan tahap awal munculnya konflik. Konflik itu sendiri akan berkembang
menjadi konflik-konflik pada tahap berikutnya.
- Tahap peningkatan konflik
Konflik yang telah dimunculkan pada tahap sebelumnya semakin berkembang. Peristiwa-
peristiwaa yang menjadi inti cerita semakin mencengangkan dan menegangkan.
- Tahap klimaks
Konflik-konflik yang terjadi atau ditimpakan kepada para tokoh cerita mencapai titik
intensitas puncak. Klimaks sebuah cerita akan dialami oleh tokoh-tokoh utama yang
berperan sebagai pelaku dan penderita terjadinya konflik utama.
- Tahap penyelesaian
Konflik yang telah mencapai klimaks diberi penyelesaian, ketegangan dikendurkan. Konflik-
konflik tambahan (jika ada) juga diberi jalan keluar, lalu cerita diakhiri. Tahap ini disesuaikan
dengan tahap akhir di atas.

2. Menyunting Cerita Pendek yang Telah Dibuat

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata menyunting memiliki arti menyiapkan naskah siap cetak
dengan memperhatikan segi sistematika penyajian, isi, dan bahasa (menyangkut ejaan, diksi, dan
struktur kalimat). Unsur-unsur yang perlu disunting adalah:

a. Kesalahan tulis
b. Ketepatan ejaan, berhubungan dengan tanda baca dan huruf besar
c. Pilihan kata
d. Keefektifan kalimat, berhubungan dengan penggunaan kalimat
e. Keterpaduan paragraf yaitu keterpaduan kalimat dalam satu paragraf dan hubungannya antarparagraf
dalam satu karangan

LKPD

(Lembar Kerja Peserta Didik)

Kompetensi Dasar Tujuan Pembelajaran


3.6 Menelaah struktur dan 1. Melalui pembelajaran secara daring dan luring peserta didik mampu
aspek kebahasaan cerita menjelaskan struktur dan aspek kebahasaan cerita pendek yang
pendek yang dibaca atau dibaca atau didengar
didengar 2. Melalui pembelajaran secara daring dan luring peserta didik mampu
menjelaskan model teks narasi cerpen
3. Melalui pembelajaran secara daring dan luring peserta didik mampu
menjelaskan kerangka cerita pendek berdasarkan pengalaman atau
gagasan
A. Bacalah kutipan cerpen berikut!

Gadis Kecil Berkalung Covid-19


Kubiarkan hujan mengguyur seluruh tubuhku, membasahi seluruh pakaianku, membasahi hatiku.
Biarlah semua luntur bersama air mengalir,meretas bungkahan rasa menjadi bulir-bulir, berderai, menguarai
masuk ke pori-pori ilahiah sampai ia menemukan tempatnya yang abadi.
Di ujung sana kulihat wajahnya menunduk, duduk di sebuah gubuk sudut kuburan, berteduh diantara atap
nipah yang tak beraturan bentuknya. Sesekali pandangannya ke depan, menatap kosong, menoleh ke pusara
yang masih merah ini.
Aku belum mau beranjak pulang, taburan bunga rampai kuyup diterpa air hujan yang mengguyur
seluruh jiwa raga kami. Aku belum yakin akan kesiapan diriku sampai di rumah nanti, menyaksikan  seluruh
keseharianku bersama putri kecilku yang  masih menari-nari di pandanganku.
 Orang-orang di sekitarku pergi satu-satu, kulihat masih ada ibu yang duduk tak jauh dari suamiku. Suoir dan
kenderaan ambulanpun kulihat sudah berpamitan,. Aku harus memahami itu. Cara tak biasa mengantar
jenazah harus kualami  saat ini.  Seminggu lalu aku masih menyaksikan di televisi, begitu mengerikannya situasi,
sehingga seorang gadis kecil dan seorang suami tak dapat memberikan pelukan dan ciuman terakhir untuk
yang tersayang saat pulang menghadap sang Khalik.
Oh…ternyata kini aku harus merasakan itu. Hanya dua hari kami di rumah sekembalinya aku dan Sani
putri kecil kami dari luar kota. Betapa gembiranya ia saat ku bawa bersama mengunjungi hajatan keluarga. Di
kota itu kami sempat berjalan-jalan dan belanja membeli oleh-oleh juga. Segala yang aneh dan yang unik dibeli.
Tentunya dengan harga sesuai dengan rupiah yang ku punya. Sepeda kecil, bendi-bendi  mainan bahkan baju
kaos yang bertuliskan namanya tak luput untuk dibawa pulang.
Semua itu masih teronggok di sudut kamar, belum sempat kami membukanya, karena malam itu tiba-tiba saja
badannya panas, tubuhnya lemah dan nafasnya sesak. Kami larikan ia ke rumah sakit terdekat.  Saat dokter
menerima kedatangan kami, mereka yang memang sedang siaga dengan situasi, berpakaian lengkap dengan
alat pelindung diri menangani putri kami.  Bulu kudukku bergidik, menanti hasil pemeriksaan dini.
Ku remas tangan suamiku tiada henti. Tak berani aku menatap matanya. Ia hanya diam. Ntah perasaan
apa yang sedang dihatinya. Lebih parahkah yang dirasakannya? Aku tau  betapa ia menyayangi Sani, putri yang
delapan tahun kami nantikan ini. Usianya baru lima setengah tahun.  Setiap hari pulang kerja selalu ada saja
yang dibawanya pulang. Hilang segala lelahnya bila menyaksikan Sani berlari-lari menyambutnya pulang.
Pernah ia katakana padaku, suatu waktu.
Dua jam penantian diluar ruangan serasa  seharian, ibu, ayah, dan saudara-saudaraku sudah mulai
berdatangan. Mereka mengenakan masker. Abangku memberikan masker untukku dan suamiku. Kamipun
memakainya dengan hati pilu. Airmataku tak terbendung lagi. Ku peluk ibu dan menumpahkan semua tangisku
saat salah seorang dokter memberi tahu bahwa Saniku positif covid 19.
Bhuaarrrr ……
Serasa pecah seluruh isi kepala.  Segera kami seluruh keluarga diarahkan ke suatu ruangan. Disana
kami mulai diberi pengertian dan di cek darah dan seterusnya. Aku dan suamiku ditetapkan sebagai Orang
Dalam Pengawasan, demikan juga dengan seluruh keluarga yang hadir dan berikut orang-orang yang ada di
rumah  saat kami baru pulang dari luar kota. Mereka mencatat semua riwayat selama perjalananku  di sana,
kemana dan bersama siapa. Aku tak tau apakah itu berlanjut lagi. Aku terduduk lemas. Dan kami tidak
diperbolehkan pulang untuk sementara. Juga kami tidak bisa bertemu dengan Sani.
Ternyata tidak lama waktu yang kutunggu , hanya satu hari kami menemani  Sani di rumah sakit, kabar
yang kami tunggupun datang dengan pasti. Tanpa peluk cium, tanpa dimandikan, tanpa bedak dan wewangian
tanpa kain kafan. Putriku Sani pergi untuk selamanya. Dari bibir  kelu ini menguntai kata innalillahi wa inna
ilaihi rajiun……
Sepi, sunyi senyap mengantarmu putriku. Tak ada kerumunan orang, tak ada pelayat, semua tak
diperbolehkan datang.
“Mama memakluminya nak. Kau bukan  mengidap penyakit yang memalukan, namun kau terserang
penyakit yang mengerikan semua orang”.
Bersama hujan aku menyelesaikan perasaanku, biarlah pakaian ini kering di badan, bagaimana sakit
yang kurasa bersama Saniku tercinta. Baru saja kami bersuka cita, tertawa, memilih mainan bersama, boneka
bantal yang kau peluk sepanjang perjalanan kita. Bagaimana aku menghilangkan semua ini dari ruang mata.
“ Ya Allah, Tempatkanlah Sani disebaik-baiknya tempat. Putri kecilku yang tak berdosa, semoga kau
menjadi penghuni surga, bermain sepuasnya disana ya  sayang”.
Airmata masih mengalir, panas terasa. Kakiku tak kuasa melangkah meninggalkan pusaramu yang
basah.
“Namun mama harus kuat, nak”.
“Istirahatlah sayang”.
Innalillahi wa inna ilahi rajiaun ……
Perlahan kami pulang tanpa pelukan, tanpa kata-kata. Semua diam, sepi, senyap………

A. Kemudian, tentukan struktur teks cerpen tersebut!

B. Temukan pula unsur kebahasaan dalam kutipan cerpen tersebut dalam mengisi table berikut!

Nomor Aspek Kebahasaan Kutipan Cerpen

1. Kata ganti orang

2. Keterangan waktu

3. Kata benda khusus

4. Uraian deskripsi

5. Gaya Bahasa/Majas

LKPD

(Lembar Kerja Peserta Didik)

Kompetensi Dasar Tujuan Pembelajaran


4.6 Mengungkapkan 1. Melalui pembelajaran secara daring dan luring peserta didik
pengalaman dan gagasan mampu menyusun cerita pendek dengan memperhatikan
dalam bentuk cerita struktur teks dan kebahasaan
pendek dengan 2. Melalui pembelajaran secara daring dan luring peserta didik
memperhatikan struktur
mampu menyunting certita pendek yang telah dibuat
dan kebahasaan

TUGAS

1. Ingat-ingatlah pengalaman yang pernah kamu alami! Kemudian, pilihlah satu pengalaman yang
pantas dijadikan teks cerpen!

2. Kenudian, susunlah teks cerpen berdasarkan pengalaman yang pernah kamu alami!

3. Suntinglah pekerjaanmu berdasarkan unsur-unsur yang perlu disunting!

4. Kumpulkan hasil pekerjaanmu kepada guru agar dinilai!


MODUL
TEKS TANGGAPAN

Kompetensi Dasar Indikator


Mengidentifikasi informasi berupa kritik atau Menjelaskan pengertian, ciri-ciri, struktur teks
pujian dari teks tanggapan (lingkungan hidup, tanggapan
kondisi sosial, dan/atau keragaman budaya, dll)
yang didengar dan/atau dibaca

TEKS TANGGAPAN
Pengertian Teks Tanggapan Kritis

Teks Tanggapan Kritis adalah teks yang berisi kritik tajam terhadap suatu hal yang mengenai
kesalahan. Biasanya terjadi jika ada debat , orang B memberi kritik kepada orang A karena apa yang
disampaikannya kurang pas. Bisa disebut juga dengan menganalisa suatu pendapat. Kita harus
menerima semua tanggapan yang diberikan oleh orang atau teman kita saat kita memberikan pendapat.
Karena setiap tanggapan yang mereka berikan pasti ada alasan dan bisa membuat kita menjadi lebih
baik.

Ciri-ciri Teks Tanggapan Kritis

Ciri teks tanggapan kritis ini berfungsi agar kita dapat lebih mudah untuk mengenali apakah
teks yang kita baca merupakan teks tanggapan kritis atau bukan. Jika suatu teks memiliki semua ciri
teks tanggapan kritis, maka dapat dikatakan bahwa teks tersebut adalah sebuah teks tanggapan kritis.
Berikut ciri teks tanggapan kritis.
Teks ini memuat tanggapan terhadap fenomena yang terjadi di sekitar dengan disertai fakta dan
alasan. Mempunyai 3 Struktur teks yaitu : Evaluasi , Deskripsi Teks , dan Penegasan Ulang.
Mengandung kaidah kebahasaan atau ciri kebahasaan yang dimiliki teks tanggapan kritis.

Fungsi Sosial teks Tanggapan Kritis

Teks tanggapan kritis dalam konteks sosial berfungsi sebagai kepedulian kita terhadap
lingkungan dan menanggapi kebiasaan secara kritis permasalahan di sekitar tempat tinggal kita.

Tujuan Teks Tanggapan Kritis

Adapun tujuan teks tanggapan kritis yakni untuk memilih salah satu pernyataan, karena pada
teks tanggapan kritis berisi alasan yang mendukung dan yang menolak.

Struktur Teks Tanggapan Kritits

Evaluasi,merupakan bagian pertama dalam Teks Tanggapan Kritis. Bagian Evaluasi berisi pernyataan
umum tentang apa yang akan disampaikan penulis dalam teks.

Deskripsi Teks,merupakan bagian kedua atau lebih jelasnya adalah bagian isi dalam Teks Tanggapan
Kritis. Bagian Deskripsi Teks ini memuat informasi tentang data-data dan pendapat pendapat yang
mendukung pernyataan atau melemahkan pernyataan.

Penegasan Ulang,merupakan bagian ketiga teks atau lebih jelasnya adalah bagian terakhir teks yang
berisi penegasan ulang terhadap apa yang telah dilakukan atau yang telah diputuskan

Anda mungkin juga menyukai