Koefisien traksi
Koefisien traksi adalah besamya tenaga mesin yang menyebabkan selip dibagi
dengan berat kendaraan yang terlimpah ke roda geraknya.
% Kelandaian = y/r
Rimpull
Rimpull adalah besarnya tenaga mesin yang dilimpahkan ke roda . Biasanya
pabrik pembuat alat berat memberikan grafik rimpull. Seandainya tidak maka
rimpull dapat dihitung dengan rumus :
Drawbar Pull
Drawbar Pull adalah besamya tenaga yang tersedia pada kait dibelakang traktor
Gradeability
Gradeability adalah kemampuan kendaraan mendaki tanjakan.
Contoh : Traktor 180 HP dengan berat 20 ton, membawa scrapper seberat 36 ton.
DBP l gear ketiga 9200 kg. Tahanan gelinding traktor 80 kg/ton, tahanan
gelinding scrapper 100 kg/ton. Tahanan gelinding yang sudah diperhitungkan oleh
pabrik 50 kg/ton. Bila effisiensi 85 % dan tiap % landai memerlukan tambahan
DBP 10 kg/ton, maka :
RR traktor = ( 80 -50) kg/ton = 30 kg/ton
Untuk traktor dengan berat 20 ton maka :
RR traktor = 20 ton x 30 kg/ton = 600 kg
RR scrapper = 36 ton x 100 kg/ton = 3.600 kg
RR total = 4.200 kg
Contoh :
T = 750 Ibs.ft pada 2.100 rpm
G = 41 : 1 pada gear pertama
R = 30 inch
W = 140.000 Ibs
N = 50 Ibs/ton
Pengaruh ketinggian
Ketinggian suatu permukaan akan mempengaruhi kerapatan udara, sehingga
berpengaruh kepada kerja mesin.
Setiap perlambahan ketinggian 100 m dari 750 m diatas permukaan laut,
tenaga mesin berkurang 1 %.
atau
setiap pertambahan ketinggian 1000 ft dari 2500 ft diatas permukaan laut,
tenaga mesin berkurang 3 %.
Pengaruh Temperatur
Temperatur udara juga berpengaruh pada kerapatannya, sehingga mempengaruhi
kinerja mesin
Setiap kenaikan temperatur sebesar 10° F dari 85° F, akan mengurangi tenaga
mesin sebesar 1 %
SIFAT-SIFAT TANAH
Keadaan tanah
1. Tanah asli / bank
- Tanah dalam kondisi aslinya (belum terusik)
- Ukurannya dinyatakan dalam bank measure (BM)
2. Tanah lepas / loose
- Tanah setelah digusur / digali / diangkut dan sebagainya
- Ukurannya dinyatakan dalam loose measure (LM)
- Volume tanah lepas lebih besar dari volume tanah asli karena
mengembang (swell)
3. Tanah padat / pampat / compacted
- Keadaan tanah setelah usaha pemadatan
Bertambahnya volume tanah dari bank menjadi loose disebut dengan swell
(dinyatakan dalam %)
Contoh : Jika dibutuhkan 5.000 cu.yd pasir kering (compacted) dengan shrinkage
factor 0,95, load factor 0,9, akan diangkut dengan loader dengan
kapasitas 25 cu.yd., berapa pasir kering kondisi bank yang diperlukan
dan berapa kali pengangkutan dengan loader tersebut ?
atau
Pasir asli sebanyak 5263,16 cu.yd jika menjadi tanah lepas maka volumenya
Jawab : Dari tabel. faktor konversi, didapat data, bahwa tanah biasa, faktor
konversi dari asli ke gembur adalah = 1,25, maka :
vol. gembur = Vol asli x faktor
= 300 x 1.25
= 375 LCM (Loose Cubic Metre)
Contoh : Ada 400 LCM tanah biasa asli yang sudah digemburkan. Apabila
kemudian tanah ini dipadatkan dengan compactor, berapa volumenya
sekarang ?
Jawab : Kembali lihat tabel. Kemudian akan diperoleh faktor konversi tanah
biasa dari gembur ke padat = 0,72, maka :
vol. padat = vol. gembur x faktor
= 400 x 0,72
= 288 CCM (Compacted Cubic Meter)
Soal :
Untuk keperluan menaksir biaya yang dibutuhkan seeorang petugas bagian
perencanaan mminta bantuan anda untuk bersama-sama menghitung. Data-
datanya adalah sebagai berikut :
NAMA PROYEK : Pengurugan dan penggalian tanah biasa untuk gudang di
Jakarta.
VOLUME : Tanah galian 60.000 BCM
Timbunan 800.000 CCM
KETERANGAN : 40 % galian dapat digunakan untuk timbunan. Sisanya
harus beli tanah dari Bekasi. Harga tanah sampai di
proyek Rp 15. 000 per truck yang isinya 5 m3.
PERTANYAAN : Berapakah biaya yang diperlukan untuk beli tanah ?
Berat Material
Berat adalah sifat yang dimiliki oleh setiap material. Kemampuan suatu alat berat
untuk melakukan pekerjaan seperti mendorong, mengangkat, mengangkut dan
lain-lain, akan dipengaruhi oleh berat material tersebu. Seperti yang dialami oleh
alat dibawah ini :
Waktu mengangkat tanah dengan berat 1,5 t/m 3, alat dapat bekerja dengan baik.
Tetapi pada saat mengangkat tanah dengan berat 1,8 t/m 3, ternyata alat
pengangkat mengalami beban berat sehingga unit terlihat berat menggelinding
rodanya.
Bentuk Material
Faktor ini harus difahami, karena akan berpengaruh terhadap banyak sedikitnya
material tersebut dapat menenpati suatu ruangan tertentu. Mengingat material
yang kondisi butirannya seragam, kemungkinan besar isinya dapat sama (senilai)
dengan volume ruangan yang ditempatinya. Sedangkan material yang
berbongkah-bongkah akan lebih kecil dari nilai volume ruangan yang
ditempatinya.
Oleh karena itu, pada material jenis ini akan berbentuk rongga-rongga udara yang
memakan sebagian isi ruangan. Berapa material yang mampu di tampung oleh
suatu ruangan dapat dihitung dengan cara mengoreksi ruangan tersebut dengan
suatu faktor yang disebut “Faktor Muat” ; “Bucket Factor”, atau “Pay Load
Factor”.
Kohesivitas Material
Yang disebut kohevisitas material adalah daya lekat atau kemampuan saling
mengikat diantara butir-butir material itu sendiri.
Material dengan kohesivitas tinggi akan mudah menggunung. Jadi apabila ini
berada pada suatu tempat, akan munjung. Volume material yang menempati
ruangan ini ada kemungkinan bisa melebihi volume ruangannya. Umpamanya
tanah liat. Sedangkan material dengan kohesivitas yang kurang baik, misalnya
pasir, apabila menempati suatu ruangan akan sukar menggunung. Melainkan
cenderung peres rata.
Kekerasan Material
Material yang keras akan lebih sukar dikoyak, digali atau dikupas oleh alat berat.
Hal ini akan menurunkan produktivitas alat. Material yang umumnya tergolong
keras adalah batu-batuan. Batuan dalam pengertian pemindahan tanah terbagi
dalam tiga batuan dasar, yaitu :
a. Batuan beku : Sifat keras, padat, pejal dan kokoh.
b. Batuan sedimen : Merupakan perlapisan dari yang lunak sampai yang keras
c. Batuan metamorf : Umumnya perlapisan dari yang keras, padat dan tidak
teratur
Nilai kekerasan tanah diukur dengan menggunakan ripper meter atau bisa juga
dengan seismic test meter. Besarnya nilai kekerasan ditunjukkan dalam satuan
m/perdetik (Satuan Seismic Wave Velocity Batuan).
Secara sederhana gambaran seismic test meter dilakukan seperti gambar dibawah.
Hasilnya bisa diketahui kekerasan dan kedalaman masing-masing lapisan keras
sampai yang lunak.
Cara pengetesan
Dengan menempatkan/sedikit tertanam alat geophone A B C D E dengan
jarak…………………………….sedemikian rupa, ujung kabel
…………………….dihubungkan peralatan khusus (Signal Stacking
Seismographs).
Setelah power source dipukul beberapa kali, maka pada alat tersebut didapat
kertas printer yang memberi gambaran kekerasan material tersebut.
Sehingga bisa disimpulkan type alat berat yang cocok dan jumlah masing-masing
type sesuai volume yang diketahui. Untuk memilih type unit mana yang mampu
Ripping (penggaruan) pada daerah tertentu. Sesuai hasil test Seismic Wave
Velocity, berikut ini contoh tabel masing-masing type. Contoh untuk Bulldozer D
375 A Giant Ripper.
Estimasi produksi bisa di lihat pada kurva
di bawah ini :
I. Grafik mendatar
Hasil test seismic dengan satuan
meter / sec
II. Grafik vertikal
Produktivitas
M3/jam. Terdiri
unit-
unit :
D 155 ; D
255 ; D375 ; D 455 ;
dan D 475 A.
Adalah kemampuan tanah untuk mendukung alat yang berada diatasnya. Apabila
suatu alat berada diatas tanah, maka alat tersebut akan memberikan ‘Ground
Pressure”, sedangkan perlawanan yang diberikan tanah adalah “Daya Dukung”.
Jika Ground Pressure alat lebih besar dari daya dukung tanah, maka alat tersebut
akan terbenam.
Nilai daya dukung tanah dapat diketahui dengan cara pengukuran/test langsung
dilapangan. Alat yang umum digunakan untuk test daya dukung tanah disebut :
“Cone Penetro Meter”.
Untuk mengetahui alat besar yang sesuai berdasarkan daya dukung tanahnya
dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel Daya Dukung Tanah Untuk Alat Besar Komatsu
2. Excavating / penggalian
Yaitu kegiatan penggalian tanah material yang akan digunakan atau akan
dibuang. Hal ini dipengaruhi oleh 3 kondisi.
Pertama Bila tanah biasa / normal. Bisa langsung penumpukan stock atau
langsung dimuat / loading
Kedua Bila tanah keras harus di Ripping lebih dahulu baru dilakukan stock
pilling dan loading (pemuatan)
Ketiga Bila terlalu keras di Ripping tidak ekonomis / tidak mampu mesti
dilakukan Blasting atau ledakan guna memecah belahkan material
lebih dahulu sebelum di Stock Pilling kemudian Loading
3. Haulling
Pengangkutan material / tanah oleh alat angkut Dump Truck, Motor Scraper
atau Wheel Loader ( Load and Carry) atau bisa juga dnegan buldozer bila
jarak angkut kurang dari 100 meter. Pada hauling yang menggunakan Dump
Truck biasanya hauling Road mesti dilakukan Road Maintenance yang
biasanya dikerjakan oleh Motor Grader, Buldozer, …………………. Dan
dibantu Truck Water Sprayer.
4. Dumping
Ialah suatu kegiatan pembuangan tanah / material dari alat angkut yang bisa
diteruskan dengan 3 tujuan pekerjaan lain :
1. Untuk Pekerjaan Construction
Dumpingnya di teruskan dengan spreadinq grading dan compacting,
dimana alat yang digunakan adalah untuk spreading (meratakan dari
dumping menggunakan Bulldozer, kemudian grading/perataan yang lebih
halus menggunakan Motor Grader dan selanjutnya pemadatan
(compacting) dengan menggunakan compactor.
2. Untuk Minning (Cement).
Dumpingnya menuju stone crusher kemudian di Hauling / angkut
melewati Belt Conveyor untuk seterusnya dikirim ke pabrik / Handling
Product.
3. Untuk Minning (Batu bara).
Dumping over Bourden / tanah tutup, dibuang ke Disposal dan diratakan
oleh Bulldozer. Demikian pula Over Bourden untuk maupun timah hampir
sama dengan over Bourden untuk tambang batu bara.
Disamping itu semua, masih ada istilah-istilah lain sering dipakai pada pekerjaan
pemindahan tanah. Namun dasarnya tidak berbeda jauh dengan bab IV b. Secara
sederhana, jenis alat-alat berat yang umum digunakan pada pemindahan tanah
adalah sebagai berikut :
3. CRANE.
Adalah alat yang pada umumnya digunakan untuk mengangkat/memindahkan
material dari tempat asal ke tempat yang lebih tinggi atau lebih rendah. Juga
dapat digunakan untuk mengisi/membongkar muatan. Dengan perantara
selling atau wire rope.
4. DITCHER
Alat ini dirancang khusus untuk menggali parit atau saluran. Konstruksi yang
sedemikian rupa hingga memungkinkan untuk memperoleh bentuk saluran
atau parit sekaligus jadi.
Bila truck tersebut untuk angkut kayu biasanya disebut Logging Truck atau ada
yang menggunakan Trailler.
Untuk On High way Dump Truck ada yang menggunakan roda penggerak depan
dan belakang (four Wheel Drive) ada yang hanya Rear Wheel Drive atau
penggerak roda belakang saja . Tetapi untuk Off High way Dump Truck ada
perbedaan-perbedaan :
Karakteristik Sederhana, engine terpasang di depan
penggerak pada roda belakang pada roda
belakang, mekanis atau elektris.
Distribusi berat Beban dibawa pada bagian belakang truk.
Pada muatan penuh, 67 % beban berada
pada roda belakang (4 ban) dan 33 % pada
roda depan. Pada saat kosong distribusi
beban adalah 50 : 50.
Gradeability Memiliki rasio daya beban yang tinggi,
dapat melewati slope sampai dengan 18 %
Maneuverability Baik, memiliki wheel base yang pendek
sehingga memudahkan manuver.
Kekokohan Struktur cocok untuk kondisi kerja yang
berat dan beban kejut yang berat.
Tipe Material Semua ukuran batu. Material dengan
kerapatan yang tinggi memberikan
distribusi yang baik.
FUNGSI DAN APPLIKASI
ALAT-ALAT BERAT DAN ATTACHMENTNYA
Penggunaan alat-alat berat yangg kurang tepat dengan kondisi dan situasi
lapangan pekerjaan akan berpengaruh berupa kerugian antara lain rendahnya
produksi, tidak tercapainya jadwal/target yang telah ditentukan, atau kerugian
biaya repair yang tidak semestinya.
Oleh karena itu sebelum menentukan type dan jumlah peralatan dan attachmetnya,
sebaiknya kita fahami lebih dahulu fungsi dan aplikasinya. Ada beraneka macam
alat berat yang dewasa ini kita pergunakan, tetapi yang akan kita bahas dalam hal
ini adalah peralatan yang berhubungan dengan pekerjaan pemindahan tanah
(earthmoving technic ) yang umumnya diproduksi atau diageni oleh PT United
Tractors.
Adapun earthmoving technic yang biasa kita laksanakan antara lain:
Penyiapan lahan pertanian, perkebunan, perkayuan, konstruksi jalan dan
penambangan, batu bara, nickel, timah dan lain lain. Pendapat dan penafsiran
mengenai fungsi dan aplikasi alat berat bisa bermacam-macam, akan tetapi pada
prinsipnya tidak banyak perbedaan.
Berbagai type alat berat yang akan kita bahas antara lain :
A. BULLDOZER
Adalah salah satu alat berat yang mempunyai roda rantai (track shoe), untuk
pekerjaan serba guna yang memliki kemampuan traksi yang tinggi. Bisa
digunakan untuk menggali, mendorong, menggusur, meratakan, menarik beban
dan menimbun (Digging, cutting/filling, pushing, spreading, grading, skidding
dll). Mampu beroperasi didaerah yang lunak sampai yang keras. Dengan swamp
dozer untuk daerah yang sangat lunak dan didaerah yang sangat keras perlu
dibantu dengan ripper 9alat garu) atau blasting (Peledakan dengan tujuan
pemecahan pada ukuran tertentu). Mampu beroperasi pada daerah yang miring
(sudut kemiringan tertentu), berbukit apalagi di daerah yang rata. Untuk jarak
dorong yang effisiensi antara 25 – 40 meter jangan lebih dari 100 meter, jarak
mundur jangan terlalu jauh, bila perlu mendorong dilakukan dengan estafet,
mendorong pada turunan lebih produktif dari pada tanjakan.
Attachment yang biasa menyertainya antara lain :
Bermacam-macam blade, towing, winch, ripper, tree pusher, herrow, disc plough,
towed scraper, sheep foot roller, peralatan pipe layer dan lain-lain.
B. DOZER SHOVEL
Sebuah alat berat pemuat beroda rantai (track loader), biasa digunakan untuk
memuat material / tanah atau batu kedalam alat pengangkut (dump truck atau
hopper pada belt conveyor) atau memindahkan material ke tempat lain dengan
jarak angkut sangat terbatas (load and carry). Hanya bisa beroperasi didaerah yang
keras dan agak keras. Pada landasan yang kurang rata sekalipun, daya cengkeram
lebih kuat, tetapi tidak atau kurang mampu didaerah yang lunak dan basah,
mampu mengambil sendiri tanah merah asli atau yang agak lunak. Memerlukan
daerah pemuatan (loading point) sedikit agak lebar tetapi perpindahan daerah
operasi kurang cepat (kurang mobile). Selain bucket, attachment lainnya adalah
log clamp (penjepit kayu bulat/kepiting).
C. WHEEL LOADER
Adalah alat berat mirip dozer shovel, tetapi beroda karet (ban), sehingga baik
kemampuan maupun kegunaannya sedikit berbeda yaitu : hanya mampu
beroperasi didaerah yanq keras dan rata, kering tidak licin karena traksi di daerah
basah akan rendah, tidak mampu mengambil tanah bank sendiri atau tanpa dibantu
…………………lebih dulu oleh bulldozer.
Metode pemuatan pada alat pemuat/loader baik track shovel maupun wheel loader
ada 3 macam :
1. I shape/cross loading
2. V shape loading
3. Pass loading
dan metode lain yang jarang digunakan adalah load and carry.
Kelebihan wheel loader mobilitasnya tinggi dan manuver daerah pemuatan
loading point lebih sempit dibanding dengan track shovel dan kerusakan
permukaan loading point lebih kecil karena menggunakan ban karet.
Alat pemuat tersebut di atas dalam menempatkan muatan kedalam dump truck
kurang bisa merata, sehingga kadang-kadang bisa miring, faktor ini sangat
dipengaruhi oleh skill operator.
D. EXCAVATOR
Karakteristik penting dari hydraulic excavator adalah :
Pada umumnya menggunakan tenaga, diesel engine dan full hydraulic system.
Operasi excavating paling efisien adalah menggunakan metode heel dan toe
(ujung dan pangkal), mulai dari atas permukaan sampai ke bagian bawah. Bagian
atas bisa berputar (swing) 360 derajat.
Dalam konfigurasi back hoe, ukuran boom lebih panjang sehingga jangkauan
lebih jauh, tetapi bucket lebih kecil. Ini bukan berarti produksinya lebih rendah,
karena putaran swingnya bisa lebih kecil berarti cycle timenya lebih pendek /
cepat.
Pada konfigurasi yang lain adalah loading shovel, biasanya boom lebih pendek,
tetapi bucket lebih besar, ketinggian permukaan galian lebih tinggi, jangkuan
pendek ketinggian muat lebih tinggi, cycle time swing lebih lama. Hal ini bukan
berarti produksinya lebih rendah, karena besar bucketnya lebih besar dari pada
back hoe.
Kelebihan excavator adalah bisa mendistribusikan muatan keseluruh bagian vessel
dengan merata. Artinya lebih mudah dalam mengatur muatan sehingga dump
truck bisa seimbang.
Biasanya back hoe pada Komatsu bucketnya kecil, seperti PC 300 kebawah,
sedangkan loading shovel, bucket lebih besar seperti PC 400 keatas.
Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan excavator adalah :
Kapasitas bucketnya, Kondisi kerja, bisa menggali pada daerah yang lunak sampai
keras, tetapi. bukan tanah asli berupa batuan keras.
Bila batuan keras perlu dilakukan blasting atau ripping lebih dulu. Untuk tanah
yang keras, bila operator mempunyai skill yang kurang bisa. mengakibatkan
tekanan hydraulic yang berlebihan. Hal ini mengakibatkan kerusakan atau usia
alat yang pendek.
Tinggi permukaan galian untuk back hoe bisa mencapai 6 meter, untuk loading
shovel bisa mencapai 10 meter. Mobilitas cukup baik, karena menggunakan track
shoe yang digerakkan secara hydraulic, tetapi bukan berarti mampu berjalan jauh,
hal ini bisa mengakibatkan panas pada travel motornya. Oleh karenanya
parjalanan yang jauh, tiap - tiap 1 km diperlukan berhenti kira-kira 10 menit.
Medan kerja mampu didaerah yang agak sempit sekalipun (kurang dari 25 meter)
tergantung jenis dumptruck yang digunakan.
Landasan kerja yang kurang baikpun (lembek) masih bisa beroperasi, bila perlu
bisa menggunakan bantuan landasan kerja dari kayu bulat yang ditata walaupun
tanah yang dibawahnya sangat lembek. Efisiensi dari alat ini sangat dipengaruhi
oleh skill operator dan kualitas mekanik.
E. SCRAPER.
Adalah salah satu alat berat beroda ban (tire) yang bisa dipakai
memuat/mengangkut dan membuang (spreading) secara individu dengan atau
tanpa dibantu pendorong (buldozer).
Ada 2 macam Scraper yaitu :
- Towed Scraper, dalam operasinya ditarik buldozer karena memang tidak
bermesin, tenaganya diambil dari buldozer.
- Motor Scraper.
Ada yang menggunakan mesin tunggal / Front
Ada yang menggunakan mesin ganda / Front and Rear
Sedang yang bermesin ganda tidak harus dibantu pendorong buldozer. Jarak
angkut motor scraper antara (500 - 2000 meter) sangat effektif material/tanah
yang diambil tidak terlalu keras dan medan operasi memotong/meratakan
bukit yang cukup luas, sedang Towed Scrapper jarak angkut tidak lebih dari
500 meter.
F. MOTOR GRADER
Digunakan untuk mengupas, memotong, meratakan suatu pekerjaan tanah,
terutama pada ………………….. Agar diperoleh kerataan dan ………… yang
lebih baik, juga dapat digunakan untuk membuat kemiringan tanah/badan jalan
atau slope dan bisa membuat parit-parit kecil.
G. COMPACTOR
Alat ini berguna untuk memadatkan tanah atau material, sehingga tercapai tingkat
kepadatan yang diinginkan. Jenis roda bisa dari besi seluruhnya atau ditambahkan
pemberat berupa air atau pasir, bisa terbuat dari karet (berupa roda ban), ada yang
berbentuk kaki kambing (sheep foot). Ada yang ditarik dengan alat penarik
seperti bulldozer, ada yang menggunakan mesin penarik sendiri, yang ukuran
kecil bisa menggunakan tangan dengan mengendalikannya kearah yang akan
dipadatkan.
Untuk pemadatan peragaspalan biasanya menggunakan road roller, tire roller atau
drum roller, tetapi untuk pemadatan tanah biasanya menggunakan sheep foot
roller / drum roller.
H. DUMP TRUCK.
Alat yang dapat memindahkan material pada jarak menengah sampai jarak jauh
(500 meter - up). Muatannya diisikan oleh alat pemuat, sedangkan untuk
membongkar muatannya ia dapat bekerja sendiri.
Dump truck ada dua golongan ditinjau dari besar muatannya :
- On High Way Dump Truck, muatannya dibawah dari 20 m3.
- Off High Way Dump Truck, muatannya diatas 20 m3.
dimana :
Q = produksi per jam, m3/jam, cu.yd/jam
q = produksi (m3, cu.yd) dalam satu siklus
N = jumlah siklus dalam atu jam = 60/Cm
E = efisiensi
Cm = waktu siklus (menit)
Bulldozer
Produksi per jam suatu bulldozer pada suatu penggusuran adalah :
m3/jam , cu.yd/jam
Waktu siklus
Waktu yang dibutuhkan bulldozer menyelesaikan satu siklus menggusur (ganti
gigi / persnelling, mundur)
(menit)
RIPPER (BAJAK)
Untuk tanah yang keras dimana blade buldozer ridak mampu memotong tanah,
maka digunakan ripper untuk menggemburkan tanah.
Jenis-jenis Ripper
1. Ripper yang berupa alat tersendiri
2. Ripper yang ditarik oleh traktor
- Kendali kabel
- Kendali hidrolis
3. Ripper yang berupa alat tamabahan, dipasang pada traktor
a. Adjustable parallelogram
- Single shank
- Multi shank
b. Parallelogram
- Single shank
- Multi shank
c. Hinge (piringan)
Untuk estimasi/taksiran produksi hasil ripping, disarankan mendapatkan hasil Test
Seismic Wave Velocity sebab produktivitas Ripping sangat dipengaruhi oleh jenis
Ripper maupun type unitnya. Setelah mendapatkan hasil test Seismic Wave
Velocity, bisa dibuaa tabel pada hal : I 10/12, 11/12 yang terdapat pada spesifikasi
dan aplikasi Hand Book sehingga produksi Ripping bisa di Estimasikan. Tetapi
jika Test Seismic Velocity belum dilakukan, maka pertimbangan produksi
dibawah ini bisa dilakukan lebih dahulu.
Cara menghitung taksiran produksi Ripping oleh Bulldozer bisa dibedakan
menjadi dua macam yaitu :
- Multi Shank Ripper
- Giant Ripper
Keterangan :
TP = Taksiran produksi ripping
LK = Lebar kerja (meter)
P = Kedalaman penetrasi (meter)
J = Jarak ripping (meter)
FK = Faktor koreksi
F = Kecepatan maju (m/menit)
R = Kecepatan mundur (m/menit)
Z = Waktu tetap
Contoh :
Sebuah bulldozer 300 HP digunakan untuk pekerjaan ripping. Jarak ripping rata-
rata 30 m. Data-data tekhnis bulldozer dan ripping adalah sebagai berikut :
Lebar kerja = 3,2 m
Kedalaman penetrasi = 0,3 m
Kecepatan maju = 2,5 Km/Jam
Kecepatan mundur = 3 Km/jam
Waktu tetap = 0,10 menit
Faktor ketersediaan mesin = 0,9
Effisiensi waktu = 0,83
Effisiensi kerja = 0,8
Effisiensi operator = 0,85
Konversi material dari bank ke gembur ditaksir 1,2. Berapakah produktivitas
ripping dari bulldozer tersebut ?
Jawab :
Keterangan :
TP = Taksiran produksi ripping (M3/Jam)
J = Jarak ripping (meter)
FK = Faktor koreksi
F = Kecepatan maju (m/menit)
R = Kecepatan mundur (m/menit)
z = Waktu tetap
Taksiran Produksi Gabungan Ripping - Doz ing
dimana :
Contoh :
Sebuah bulldozer digunakan untuk pekerjaan ripping dozing. Bila produksi dozing
= 20 M3/Jam dan produksi ripping = 703 M3/Jam, berapakah produksi gabungan
ripping dozing ?
Jawab :
LOADER
Alat untuk memuat material ke dump truck, atau memindahkan material,
penggalian ringan.
Produksi per jam (Q)
q = q1 . k
dimana ,
q1 = kapasitas munjung
k = factor bucket
Waktu siklus
a) Pemuatan silang (cross loading)
D = jarak angkut
F = kecepatan maju
R = kecepatan mundur
Z = waktu tetap
Untuk mesin TORQFLOW, kecepatan pada spesifikasi alat dikalikan 0,8.
Waktu Tetap
V Loading Cross Loading Load & Carry
Mesin gerak langsung 0,25 0,35 -
Mesin gerak hidrolis 0,20 0,30 -
Mesin gerak TORQFLOW 0,20 0,30 0,35
Contoh :
1. Sebuah Wheel Loader W170, kapasitas bucket 3,5 m3 memuat material ke
dump truck dengan kondisi sebagai berikut :
Metode operasi : pemuatan silang (cross loading)
Jarak angkut : 10 m
Tipe tanah : pasir butiran 3 – 9 mm
Factor bucket : 0,9
Kecepatan F = 0 – 7 km/jam
R = 0 – 7 km/jam
Z = 0,3
2. Suatu loader 966 D CAT dengan kecepatan 3,1 m3, bekerja memuat material
butiran 12 – 20 mm, berat/volume material 1500 kg/m 3. Tinggi stockpile 6 m.
Truck sewa, jumlah cukup.
Cycle time
- Basic cycle time 0,5 menit
- Stockpile 6 m 0 menit
- Material 12 – 20 mm -0,02 menit
- Operasi tetap -0,04 menit
- Truck sewa +0,04 menit
+0,48 menit
Jumlah siklus/jam
3. Lain-lain
a. Truk dan loader milik sendiri - 0,04 atau lebih
b. Truk dan loader bukan milik sendiri + 0,04 atau lebih
c. Operasi tetap - 0,04 atau lebih
d. Operasi tidak tetap + 0,04 atau lebih
e. Tempat buang sempit + 0,04 atau lebih
f. Tempat buang luas + 0,04 atau lebih
2. Material pecah
- Gradasi baik 80 – 85
- Gradasi sedang 75 – 80
- Gradasi jelek 60 - 65
DUMP TRUCK
Rear Dump Truck membuang muatan ke belakang
Side Dump Truck membuang muatan ke samping
Bottom Dump Truck membuang muatan ke bawah
Produksi per jam (1 truck)
dimana,
q = produksi /siklus
E = effisiensi
Cm = waktu siklus
M = jumlah truck
Waktu siklus
1. Waktu muat waktu yang diperlukan untuk memuat
2. a) Waktu angkut
b) Waktu kembali
Contoh :
Sebuah truck dengan spesifikasi sebagai berikut :
-
berat kosong : 20 ton
-
kapasitas : 9,8 m3
-
tahanan gelinding : 70 kg/ton
-
daftar rimpull :
Gigi Kecepatan (km/jam) Rimpull (kg)
1 5,1 8,950
2 10,0 4,545
3 19,4 2,410
4 33,3 1,520
5 52,3 890
- bekerja dengan loader berkapasitas bucket 1,7 m3, waktu siklus 0,55
- berat tanah 1400 kg/m3 (BM), swell 20 %, fill factor 0,95
- jarak angkut 3.500 m
- effisiensi 0,83
Berat material
- jumlah siklus loader/truck (n)
- berat material
b) waktu angkut
c) waktu kembali
- Jika M = 6
Produksi per jam
- Jika M = 7
Waktu hilang
a) M = 6 waktu muat = 3,3 menit x 6 = 19,8 menit
= 0,3 menit x 6 = 1,8 menit
= 21,6 menit
waktu hilang loader = 21,85 – 21,6 = 0,25 menit
b) M = 7 waktu muat = 3,3 menit x 7 = 23,1 menit
BACKHOE
Prime mover yang digunakan adalah excavator. Bagian-bagian :
a. Revolving unit bisa berputar
b. Travel unit untuk berjalan
c. Attachment
Fungsi backhoe untuk menggali
untuk memuat
Berdasarkan cara pengendalian :
a. Kendali kabel
b. Kendali hirdolis
Berdasarkan travel unit (undercariage)
a. Crawler mounted
b. Whell mounted
Gambar III-17 Hydraulic Backhoe
A. BACK HOE
KONDISI OPERASI / PENGGALIAN BUCKET FACTOR
MUDAH TANAH CLAY, AGAK LUNAK 1,2 – 1,1
SEDANG TANAH ASLI KERING, BERPASIR 1,1 – 1,0
AGAK SULIT TANAH ASLI BERPASIR & BERKERIKIL 1,0 – 0,8
SULIT TANAH KERAS BEKAS LEDAKAN 0,9 – 0,7
B. LOADING SHOVEL
KONDISI OPERASI / PENGGALIAN BUCKET FACTOR
MUDAH TANAH CLAY, AGAK LUNAK (BIASA) 1,1 – 1
SEDANG TANAH GEMBUR CAMPUR KERIKIL 1,0 – 0,95
AGAK SULIT BATU KERAS BEKAS LEDAKAN RINGAN 0,95 – 0,9
SULIT TANAH KERAS BEKAS LEDAKAN 0,9 – 0,85
Contoh :
Grader dengan panjang blade 4010 mm, digunakan untuk perataan jalan dengan
lebar 9 m, panjang 10 km.
Mahal atau murahnya alat besar sebenarnya dapat dilihat dari biaya produksinya,
karena alat berupakan alat produksi. Ketepatan dalam memilih alat besar yang
cocok sesuai dengan jenis pekerjaan dan fungsi alat besar itu sendiri sehingga
dapat berproduksi seoptimal mungkin dengan biaya produksi terendah tentunya
sangat membantu para pemakai untuk menghemat, sekaligus mendapatkan yang
memadai.
Untuk samapai pada kondisi ini, maka biaya pemilikan dan operasi (BP & O)
memegang peranana penting. Dengan kata lain, besar kecilnya penghematan
sangant tergantung pada kecermatan dalam menganalisa biaya pemilikan dan
operasi.
Semakin tinggi biaya pemilikan dan operasi tidak selalu berarti semakin mahal
harga suatu type alat, tetapi sejauh diimbangi oleh produktivitas yang tinggi dari
alat tersebut kemungkinan biaya produksinya akan menjadi murah. Jadi murah
tidaknya suatu alat besar, tergantung dari ongkos produksinya.
Tinggi rendahnya biaya pemilikan suatu alat tidak hanya tergantung dari harga
alat tersebut, tetapi juga dipengaruhi oleh beberapa faktor :
1. Kondisis medan kerja
2. Type pekerjaan
3. Harga lokal dari bahan-bahan dan minyak pelumas
4. Tingkat bunga
5. Pajak dan asuransi
6. Biaya rupa-rupa
Biaya pemilikan
Biaya ini adalah jumlah antara penyusutan alat, bunga modal dan asuransi alat.
Biaya penyusutan
Penyusutan yaitu harga modal yang hilang pada suatu peralatan yang disebabkan
oleh umur pemakaian. Guna menghitung besarnya biaya penyusutan perlu
diketahui terlebih dahulu umur kegunaan dari alat yang bersangkutan dan nilai
sisa alat pada batas akhir umur kegunaannya. Terdapat banyak cara yang
digunakan untuk menentukan biaya penyusutan.
Salah satu metoda yang banyak digunakan adalah metoda “Straight Line” yaitu
turunnya nilai modal dilakukan dengan pengurangan nilai penyusutan yang sama
besarnya sepanjang umur keguanaan dari alat tersebut :
Keterangan : * Untuk alat-alat yang menggunakan Crawler, harga ban tidak ada
dimana :
Biaya pemilikan mempunyai nilai yang tetap walau alat tidak dioperasikan.
Biaya operasi
Biaya operasi peralaltan adalaa biaya yang keluar hanya apabila alat beroperasi.
Biaya ini terdiri dari atas :
1. Bahan bakar
Kebutuhan bahan bakar dan pelumas berbeda untuk setiap alat atau dealer alat
yang bersangkutan atau dari data lapangan. Data-data ini biasanya dapat diperoleh
pada pabrik atau dealer yang bersangkutan atau dari data lapangan. Pemakaian
bahan bakar dan pelumas / jam akan bertambah bila mesin bekerja berat dan
berkurang bila bekerja ringan.
Biaya bahan bakar (fuel) = kebutuhan bahan-bakar perjam x harga bahan bakar
perliter.
3. Ban
Umur ban dari alat sangat dipengaruhi oleh medan kerjanya disamping kecepatan
dan tekanan angin. Selain itu kualitas ban yang digunakan juga berpengaruh.
Umur ban biasanya diperkirakan sesuai kondisi medan kerjanya.
4. Perbaikan / reparasi
Biaya perbaikan ini merupakan biaya perbaikan dan perawatan alat sesuai dengan
kondisis operasinya. Makin keras alat bekerja/jam makin besar pula biaya
operasinya.
5. Hal-hal khusus
Beberapa parts yang keausannya lebih cepat dibanding lainnya tidak termasuk
dalam biaya perbaikan, tetapi dalam hal-hal khusus.
6. Upah operator
Salah satu cara untuk menghitung upah operator per jam adalah :
Agar dapat memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai perhitungan dan
penerangan BP & O maka dapat dilihat pada contoh pemilihan peralatan.