Anda di halaman 1dari 57

JENIS ALAT BERAT

1. Alat Gusur / Pemindah


- Bulldozer, Scrapper
2. Alat Gali
- Power Shovel, Dragline, Clamshell, Cable Excavator, Backhoe
3. Alat Pemadat
- Compactor, Sheepfoot Roller, dsb
4. Alat Perata
- Grader
5. AlatPengangkut/Pemuat
- Dumptruck, Loader
6. Alat pengangkat
- Forklift
7. Lain-lain

Pembagian Alat berat menurut Prime Mover-nya


1. Traktor sebagai Prime Mover
a. Traktor
b. Bulldozer
c. Ripper
d, Scrapper
e. Motor Grader f. Loader
2. Excavator sebagai Prime Mover
a. Backhoe
b. Clamshell
c. Shovel
d. Skidder
e. Dragline f. Crane
3. Lain-lain
a. Dumptruck
b. Trailler
c. Roller
d. Dredger
e. Pengolah aspal
f. Stone Crusher
g. dsb

Koefisien traksi
Koefisien traksi adalah besamya tenaga mesin yang menyebabkan selip dibagi
dengan berat kendaraan yang terlimpah ke roda geraknya.

Tahanan Gelinding ( Rolling Resistance)


Tahanan gelinding adalah besamya tenaga tarik yang diperlukan untuk
menggerakkan tiap ton berat kendaraan

Tahanan Tanjakan ( Grade Resistance)


Tahanan tanjakan adalah besarnya tambahan tenaga yang diperlukan untuk
menempuh suatu tanjakan.
Kelandaian (biasanya dinyatakan dalam % ) adalah perubahan ketinggian jalan
dibagi dengan panjang jalan.

% Kelandaian = y/r

Rimpull
Rimpull adalah besarnya tenaga mesin yang dilimpahkan ke roda . Biasanya
pabrik pembuat alat berat memberikan grafik rimpull. Seandainya tidak maka
rimpull dapat dihitung dengan rumus :
Drawbar Pull
Drawbar Pull adalah besamya tenaga yang tersedia pada kait dibelakang traktor

Gradeability
Gradeability adalah kemampuan kendaraan mendaki tanjakan.
Contoh : Traktor 180 HP dengan berat 20 ton, membawa scrapper seberat 36 ton.
DBP l gear ketiga 9200 kg. Tahanan gelinding traktor 80 kg/ton, tahanan
gelinding scrapper 100 kg/ton. Tahanan gelinding yang sudah diperhitungkan oleh
pabrik 50 kg/ton. Bila effisiensi 85 % dan tiap % landai memerlukan tambahan
DBP 10 kg/ton, maka :
RR traktor = ( 80 -50) kg/ton = 30 kg/ton
Untuk traktor dengan berat 20 ton maka :
RR traktor = 20 ton x 30 kg/ton = 600 kg
RR scrapper = 36 ton x 100 kg/ton = 3.600 kg
RR total = 4.200 kg

DBP pada gear ketiga = 0,85 x 9.200 kg = 7.820 kg


Untuk mengatasi tahanan gelinding = 4.200 kg
Untuk menempuh tanjakan = 3.620 kg

Berat total kendaraan = 20 ton + 36 ton = 56 ton


( karena tiap % landai memerlukan 10 kg/ton) maka, untuk berat 56 ton, tiap %
landai membutuhkan = 10 kg/ton x 56 ton = 560 kg

Jadi kemampuan mendaki (3620/560 ) x 1 % = 6,5 %

Untuk traktor roda ban


Dimana : K = grade ability
T = rated engine torque, lbs.ft
G = total gear reduction, pada gear yang dipilih
R = rolling radius dari roda gerak diukur dari pusat roda ke permukaan
tanah,
inch
W = berat total, ton
N = rolling resistance, lbs/ton

Contoh :
T = 750 Ibs.ft pada 2.100 rpm
G = 41 : 1 pada gear pertama
R = 30 inch
W = 140.000 Ibs
N = 50 Ibs/ton

Pengaruh ketinggian
Ketinggian suatu permukaan akan mempengaruhi kerapatan udara, sehingga
berpengaruh kepada kerja mesin.
Setiap perlambahan ketinggian 100 m dari 750 m diatas permukaan laut,
tenaga mesin berkurang 1 %.
atau
setiap pertambahan ketinggian 1000 ft dari 2500 ft diatas permukaan laut,
tenaga mesin berkurang 3 %.

Pengaruh Temperatur
Temperatur udara juga berpengaruh pada kerapatannya, sehingga mempengaruhi
kinerja mesin
Setiap kenaikan temperatur sebesar 10° F dari 85° F, akan mengurangi tenaga
mesin sebesar 1 %

SIFAT-SIFAT TANAH
Keadaan tanah
1. Tanah asli / bank
- Tanah dalam kondisi aslinya (belum terusik)
- Ukurannya dinyatakan dalam bank measure (BM)
2. Tanah lepas / loose
- Tanah setelah digusur / digali / diangkut dan sebagainya
- Ukurannya dinyatakan dalam loose measure (LM)
- Volume tanah lepas lebih besar dari volume tanah asli karena
mengembang (swell)
3. Tanah padat / pampat / compacted
- Keadaan tanah setelah usaha pemadatan

Bertambahnya volume tanah dari bank menjadi loose disebut dengan swell
(dinyatakan dalam %)

dimana : Sw = swell (%)


B = berat tanah dalam kondisi bank
L = berat tanah dalam kondisi loose

Berkurangnya volume tanah dari bank menjadi compacted disebut dengan


shrinkage / susut (dinyatakan dalam %).

dimana : Sh = % shrinkage (susut)


C = bera tanah dalam kondisi compacted

Contoh : Misal berat tanah asli 100 lbs/cu.ft


- Berat tanah lepas 80 lbs/cu.ft
- Berat tanah setelah dipadatkan 120 lbs/cu.ft
Maka
Keadaan tanah juga dapat dinyatakan dalam load factor dan shrinkage factor.

Contoh : Jika dibutuhkan 5.000 cu.yd pasir kering (compacted) dengan shrinkage
factor 0,95, load factor 0,9, akan diangkut dengan loader dengan
kapasitas 25 cu.yd., berapa pasir kering kondisi bank yang diperlukan
dan berapa kali pengangkutan dengan loader tersebut ?

 Kemampuan loader mengangkut pasir tersebut = 25 x 0,9


= 22,5 cu.yd (bank)

atau
Pasir asli sebanyak 5263,16 cu.yd jika menjadi tanah lepas maka volumenya

menjadi sehingga loader harus mengangkut

TABEL FAKTOR KONVERSI VOLUME TANAH/MATERIAL


PERUBAHAN KONDISI
KONDISI BERIKUTNYA
JENIS MATERIAL
AWAL KONDISI KONDISI KONDISI
ASLI GEMBUR PADAT
SAND TANAH (A) 1.00 1.11 0.99
BERPASIR (B) 0.90 1.00 0.80
(C) 1.05 1.17 1.00
SAND CLAY/TANAH (A) 1.00 1.25 0.90
BIASA (B) 0.80 1.00 0.72
(C) 1.11 1.39 1.00
CLAY/TANAH LIAT (A) 1.00 1.25 0.90
(B) 0.70 1.00 0.63
(C) 1.11 1.59 1.00
GRAVELLY (A) 1.00 1.18 1.08
SOIL/TANAH (B) 0.85 1.00 0.91
BERKERIKIL (C) 0.93 1.09 1.00
GRAVELLS/KERIKIL (A) 1.00 1.13 1.03
(B) 0.88 1.00 0.91
(C) 0.97 1.10 1.00
KERIKIL BESAR DAN (A) 1.00 1.42 1.29
PADAT (B) 0.70 1.00 0.91
(C) 0.77 1.10 1.00
PEMECAHAN BATU (A) 1.00 1.65 1.22
KAPUR, BATU PASIR, (B) 0.61 1.00 0.74
CADAD LUNAS, (C) 0.82 1.35 1.00
SIRTU
PECAHAN GRANIT, (A) 1.00 1.70 1.31
BASALT, CADAS (B) 0.59 1.00 0.77
KERAS, DAN (C) 0.76 1.30 1.00
LAINNYA
PECAHAN CADAS, (A) 1.00 1.75 1.40
BROKEN ROCK (B) 0.57 1.00 0.80
(C) 0.71 1.24 1.00
LEDAKAN BATU (A) 1.00 1.80 1.30
CADAS, KAPUR (B) 0.56 1.00 0.72
KERAS (C) 0.77 1.38 1.00
KETERANGAN : (A) = ASLI
(B) = GEMBUR / LOOSE
(C) = PADAT / COMPACT
Contoh : Bila 300 BCM (Bank Cubic Metre) tanah biasa asli digemburkan,
maka berapa volumenya sekarang ?

Jawab : Dari tabel. faktor konversi, didapat data, bahwa tanah biasa, faktor
konversi dari asli ke gembur adalah = 1,25, maka :
vol. gembur = Vol asli x faktor
= 300 x 1.25
= 375 LCM (Loose Cubic Metre)

Contoh : Ada 400 LCM tanah biasa asli yang sudah digemburkan. Apabila
kemudian tanah ini dipadatkan dengan compactor, berapa volumenya
sekarang ?

Jawab : Kembali lihat tabel. Kemudian akan diperoleh faktor konversi tanah
biasa dari gembur ke padat = 0,72, maka :
vol. padat = vol. gembur x faktor
= 400 x 0,72
= 288 CCM (Compacted Cubic Meter)

Soal :
Untuk keperluan menaksir biaya yang dibutuhkan seeorang petugas bagian
perencanaan mminta bantuan anda untuk bersama-sama menghitung. Data-
datanya adalah sebagai berikut :
NAMA PROYEK : Pengurugan dan penggalian tanah biasa untuk gudang di
Jakarta.
VOLUME : Tanah galian 60.000 BCM
Timbunan 800.000 CCM
KETERANGAN : 40 % galian dapat digunakan untuk timbunan. Sisanya
harus beli tanah dari Bekasi. Harga tanah sampai di
proyek Rp 15. 000 per truck yang isinya 5 m3.
PERTANYAAN : Berapakah biaya yang diperlukan untuk beli tanah ?
Berat Material
Berat adalah sifat yang dimiliki oleh setiap material. Kemampuan suatu alat berat
untuk melakukan pekerjaan seperti mendorong, mengangkat, mengangkut dan
lain-lain, akan dipengaruhi oleh berat material tersebu. Seperti yang dialami oleh
alat dibawah ini :

Waktu mengangkat tanah dengan berat 1,5 t/m 3, alat dapat bekerja dengan baik.
Tetapi pada saat mengangkat tanah dengan berat 1,8 t/m 3, ternyata alat
pengangkat mengalami beban berat sehingga unit terlihat berat menggelinding
rodanya.

Bentuk Material
Faktor ini harus difahami, karena akan berpengaruh terhadap banyak sedikitnya
material tersebut dapat menenpati suatu ruangan tertentu. Mengingat material
yang kondisi butirannya seragam, kemungkinan besar isinya dapat sama (senilai)
dengan volume ruangan yang ditempatinya. Sedangkan material yang
berbongkah-bongkah akan lebih kecil dari nilai volume ruangan yang
ditempatinya.
Oleh karena itu, pada material jenis ini akan berbentuk rongga-rongga udara yang
memakan sebagian isi ruangan. Berapa material yang mampu di tampung oleh
suatu ruangan dapat dihitung dengan cara mengoreksi ruangan tersebut dengan
suatu faktor yang disebut “Faktor Muat” ; “Bucket Factor”, atau “Pay Load
Factor”.
Kohesivitas Material
Yang disebut kohevisitas material adalah daya lekat atau kemampuan saling
mengikat diantara butir-butir material itu sendiri.

Material dengan kohesivitas tinggi akan mudah menggunung. Jadi apabila ini
berada pada suatu tempat, akan munjung. Volume material yang menempati
ruangan ini ada kemungkinan bisa melebihi volume ruangannya. Umpamanya
tanah liat. Sedangkan material dengan kohesivitas yang kurang baik, misalnya
pasir, apabila menempati suatu ruangan akan sukar menggunung. Melainkan
cenderung peres rata.

Kekerasan Material
Material yang keras akan lebih sukar dikoyak, digali atau dikupas oleh alat berat.
Hal ini akan menurunkan produktivitas alat. Material yang umumnya tergolong
keras adalah batu-batuan. Batuan dalam pengertian pemindahan tanah terbagi
dalam tiga batuan dasar, yaitu :
a. Batuan beku : Sifat keras, padat, pejal dan kokoh.
b. Batuan sedimen : Merupakan perlapisan dari yang lunak sampai yang keras
c. Batuan metamorf : Umumnya perlapisan dari yang keras, padat dan tidak
teratur
Nilai kekerasan tanah diukur dengan menggunakan ripper meter atau bisa juga
dengan seismic test meter. Besarnya nilai kekerasan ditunjukkan dalam satuan
m/perdetik (Satuan Seismic Wave Velocity Batuan).
Secara sederhana gambaran seismic test meter dilakukan seperti gambar dibawah.
Hasilnya bisa diketahui kekerasan dan kedalaman masing-masing lapisan keras
sampai yang lunak.
Cara pengetesan
Dengan menempatkan/sedikit tertanam alat geophone A B C D E dengan
jarak…………………………….sedemikian rupa, ujung kabel
…………………….dihubungkan peralatan khusus (Signal Stacking
Seismographs).
Setelah power source dipukul beberapa kali, maka pada alat tersebut didapat
kertas printer yang memberi gambaran kekerasan material tersebut.

Sehingga bisa disimpulkan type alat berat yang cocok dan jumlah masing-masing
type sesuai volume yang diketahui. Untuk memilih type unit mana yang mampu
Ripping (penggaruan) pada daerah tertentu. Sesuai hasil test Seismic Wave
Velocity, berikut ini contoh tabel masing-masing type. Contoh untuk Bulldozer D
375 A Giant Ripper.
Estimasi produksi bisa di lihat pada kurva
di bawah ini :
I. Grafik mendatar
Hasil test seismic dengan satuan
meter / sec
II. Grafik vertikal

Produktivitas
M3/jam. Terdiri
unit-
unit :
D 155 ; D
255 ; D375 ; D 455 ;
dan D 475 A.

Daya dukung tanah

Adalah kemampuan tanah untuk mendukung alat yang berada diatasnya. Apabila
suatu alat berada diatas tanah, maka alat tersebut akan memberikan ‘Ground
Pressure”, sedangkan perlawanan yang diberikan tanah adalah “Daya Dukung”.
Jika Ground Pressure alat lebih besar dari daya dukung tanah, maka alat tersebut
akan terbenam.
Nilai daya dukung tanah dapat diketahui dengan cara pengukuran/test langsung
dilapangan. Alat yang umum digunakan untuk test daya dukung tanah disebut :
“Cone Penetro Meter”.
Untuk mengetahui alat besar yang sesuai berdasarkan daya dukung tanahnya
dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel Daya Dukung Tanah Untuk Alat Besar Komatsu

DAYA TEKAN ALAT


CONE INDEX JENIS ALAT
(KG/CM2)
2 Extra Swamp Dozer 0,15 – 0,30
2–4 Swamp Dozer 0,20 – 0,30
4–5 Small Bulldozer 0,30 – 0,60
5–7 Medium Bulldozer 0,60 – 0,80
7 – 10 Large Bulldozer 0,70 – 1,30
10 – 13 Motor Scraper 1,30 – 2,85
15 Dump truck 3,20

PROSES KERJA PEMINDAHAN TANAH


Pada dasarnya pekerjaan pemindahan tanah adalah sama yaitu memindahkan
tanah/material dari suatu tempat ke tempat lainnya, akan tetapi proses pekerjaan
dalam melaksanakannya berbeda-beda, hal ini dimungkinkan adanya faktor-faktor
sebagai berikut :
1. Sifat - sifat fisik tanah / material
2. Jarak angkut / pemindahan
3. Tujuan akhir pekerjan
4. Tuntutan kwalitas.
5. Skala proyek (Besar / kecilnya proyek)
Ikhtisar sistem kerja pemindahan tanah.
PROSES PEMINDAHAN TANAH EARTH MOVING
Dalam pekerjaan pemindahan tanah sebelumnya perlu dilakukan land Clearing
yang telah dibahas pada Bab sebelumnya mengenai land Clearing. Setelah land
Clearing berikut adalah :
1. Penggunaan Top Soil (Lapisan atas) atau Stripping
Top soil pada pekerjaan konstruksi (bangunan/jalan dan lain-lain) merupakan
material yang harus dibuang, jika tidak dibuang, bisa menimbulkan kurang
stabil terhadap hasil suatu pekerjaan pemindahan tanah. Lain halnya jika
tujuan pemakaian adalah untuk pertanian / perkebunan maka top soil
merupakan unsur yang sangat berguna, sehingga harus ditangani dengan hati-
hati, agar kerusakan kehilangan tanah humus tersebut diusahakan seminimal
mungkin. Begitu pula pada pekerjaan-pekerjaan mining penambangan nickel,
timah, batu bara maka top soil harus disisihkan / disimpan di suatu tempat,
yang nantinya setelah selesai mendapatkan hasil tambang bisa dilakukan
reklamasi / back felling sehingga kondisi permukaan tanah bisa dilakukan
penanaman kembali / reboisasi. Kegiatan untuk mengupas top soil disebut
stripping.

2. Excavating / penggalian
Yaitu kegiatan penggalian tanah material yang akan digunakan atau akan
dibuang. Hal ini dipengaruhi oleh 3 kondisi.
Pertama Bila tanah biasa / normal. Bisa langsung penumpukan stock atau
langsung dimuat / loading
Kedua Bila tanah keras harus di Ripping lebih dahulu baru dilakukan stock
pilling dan loading (pemuatan)
Ketiga Bila terlalu keras di Ripping tidak ekonomis / tidak mampu mesti
dilakukan Blasting atau ledakan guna memecah belahkan material
lebih dahulu sebelum di Stock Pilling kemudian Loading
3. Haulling
Pengangkutan material / tanah oleh alat angkut Dump Truck, Motor Scraper
atau Wheel Loader ( Load and Carry) atau bisa juga dnegan buldozer bila
jarak angkut kurang dari 100 meter. Pada hauling yang menggunakan Dump
Truck biasanya hauling Road mesti dilakukan Road Maintenance yang
biasanya dikerjakan oleh Motor Grader, Buldozer, …………………. Dan
dibantu Truck Water Sprayer.
4. Dumping
Ialah suatu kegiatan pembuangan tanah / material dari alat angkut yang bisa
diteruskan dengan 3 tujuan pekerjaan lain :
1. Untuk Pekerjaan Construction
Dumpingnya di teruskan dengan spreadinq grading dan compacting,
dimana alat yang digunakan adalah untuk spreading (meratakan dari
dumping menggunakan Bulldozer, kemudian grading/perataan yang lebih
halus menggunakan Motor Grader dan selanjutnya pemadatan
(compacting) dengan menggunakan compactor.
2. Untuk Minning (Cement).
Dumpingnya menuju stone crusher kemudian di Hauling / angkut
melewati Belt Conveyor untuk seterusnya dikirim ke pabrik / Handling
Product.
3. Untuk Minning (Batu bara).
Dumping over Bourden / tanah tutup, dibuang ke Disposal dan diratakan
oleh Bulldozer. Demikian pula Over Bourden untuk maupun timah hampir
sama dengan over Bourden untuk tambang batu bara.

Disamping itu semua, masih ada istilah-istilah lain sering dipakai pada pekerjaan
pemindahan tanah. Namun dasarnya tidak berbeda jauh dengan bab IV b. Secara
sederhana, jenis alat-alat berat yang umum digunakan pada pemindahan tanah
adalah sebagai berikut :

JENIS PEKERJAAN JENIS ALAT JENIS ATTACHMENT


Pengupasan Top Soil Angle Blade /
Bulldozer
(Stripping) Straight Blade
Bulldozer
Excavator
Scrapper
Grader
Angle blade
Pemotongan / Penggalian Drag Line
Shear blade
Clamp shell
Power shove
Trencher
Ditcher
Penggaruan / Ripping Bulldozer Ripper
Penumpukan (Stock pile) Bulldozer Angle blade
Dozer Shovel Sraight Blade
Wheel Loader
Pemuatan (Loading) Dozer Shovel
Wheel Loader
Excavator
Power Shovel
Motor Scraper
Hauling / Pengangkutan Dump Truck
Motor Scraper
Whell Loader
Penyebaran (sprading) atau Bulldozer Angle Blade
Grading Motor Grader Straight Blade

FUNGSI DAN KEGUNAAN ATTACHMENT


1. ANGLE BLADE
Angle Blade atau disebut juga Angle Dozer. Alat ini dapat dipergunakan
untuk berbagai keperluan, seperti menggali, menggusur, mendorong ataupun
menumpuk. Blade ini dapat distel membentuk sudut kekiri atau kekanan. Oleh
karenanya material yang digusur dapat mengarah kesamping. Ujung End Bit ini
menonjol keluar untuk memotong merusak akar / tunggul memakai C frame
sehingga tumpuan dorongan kuat ditengah bagian blade, cocok untuk pekerjaan
logging dan land clearing. Penyetelan Blade bisa dimiringkan ke depan
kebelakang untuk memudahkan pembuangan ke samping.

2. STRAIGHT BLADE/STRAIGHT TILT BLADE


Bentuknya kokoh, effisiensi untuk pekerjaan galian yang memerlukan tenaga
lebih besar. Disamping itu dapat pula digunakan untuk menggusur, mendorong
ataupun menumpuk. Kemiringan blade digerakkan secara hydrolis langsung
dari tempat operator berada. Hingga memudahkan operator untuk
mengaturnya. Kegunaan tilt disini adalah untuk memiringkan posisi blade
……….kemiringan hasil pemotongan. Biasa digunakan pada pekerjaan-
pekerjaan konstruksi dan mining.
Dumping Baik pada lokasi dumping, pada hopper
memerlukan manuver mundur waktu
dumping berkisar 40 - 60 detik.
Loading Memiliki loading height yang tinggi
sehingga agak menyulitkan pemuatan
dengan front and loader seperti wheel
loader atau track loader.
Breaking Baik, jarak antar axle yang pendek
memiliki skid pada jalan yang licin.

3. CRANE.
Adalah alat yang pada umumnya digunakan untuk mengangkat/memindahkan
material dari tempat asal ke tempat yang lebih tinggi atau lebih rendah. Juga
dapat digunakan untuk mengisi/membongkar muatan. Dengan perantara
selling atau wire rope.

4. DITCHER
Alat ini dirancang khusus untuk menggali parit atau saluran. Konstruksi yang
sedemikian rupa hingga memungkinkan untuk memperoleh bentuk saluran
atau parit sekaligus jadi.

Bila truck tersebut untuk angkut kayu biasanya disebut Logging Truck atau ada
yang menggunakan Trailler.
Untuk On High way Dump Truck ada yang menggunakan roda penggerak depan
dan belakang (four Wheel Drive) ada yang hanya Rear Wheel Drive atau
penggerak roda belakang saja . Tetapi untuk Off High way Dump Truck ada
perbedaan-perbedaan :
Karakteristik Sederhana, engine terpasang di depan
penggerak pada roda belakang pada roda
belakang, mekanis atau elektris.
Distribusi berat Beban dibawa pada bagian belakang truk.
Pada muatan penuh, 67 % beban berada
pada roda belakang (4 ban) dan 33 % pada
roda depan. Pada saat kosong distribusi
beban adalah 50 : 50.
Gradeability Memiliki rasio daya beban yang tinggi,
dapat melewati slope sampai dengan 18 %
Maneuverability Baik, memiliki wheel base yang pendek
sehingga memudahkan manuver.
Kekokohan Struktur cocok untuk kondisi kerja yang
berat dan beban kejut yang berat.
Tipe Material Semua ukuran batu. Material dengan
kerapatan yang tinggi memberikan
distribusi yang baik.
FUNGSI DAN APPLIKASI
ALAT-ALAT BERAT DAN ATTACHMENTNYA

Penggunaan alat-alat berat yangg kurang tepat dengan kondisi dan situasi
lapangan pekerjaan akan berpengaruh berupa kerugian antara lain rendahnya
produksi, tidak tercapainya jadwal/target yang telah ditentukan, atau kerugian
biaya repair yang tidak semestinya.
Oleh karena itu sebelum menentukan type dan jumlah peralatan dan attachmetnya,
sebaiknya kita fahami lebih dahulu fungsi dan aplikasinya. Ada beraneka macam
alat berat yang dewasa ini kita pergunakan, tetapi yang akan kita bahas dalam hal
ini adalah peralatan yang berhubungan dengan pekerjaan pemindahan tanah
(earthmoving technic ) yang umumnya diproduksi atau diageni oleh PT United
Tractors.
Adapun earthmoving technic yang biasa kita laksanakan antara lain:
Penyiapan lahan pertanian, perkebunan, perkayuan, konstruksi jalan dan
penambangan, batu bara, nickel, timah dan lain lain. Pendapat dan penafsiran
mengenai fungsi dan aplikasi alat berat bisa bermacam-macam, akan tetapi pada
prinsipnya tidak banyak perbedaan.
Berbagai type alat berat yang akan kita bahas antara lain :

A. BULLDOZER
Adalah salah satu alat berat yang mempunyai roda rantai (track shoe), untuk
pekerjaan serba guna yang memliki kemampuan traksi yang tinggi. Bisa
digunakan untuk menggali, mendorong, menggusur, meratakan, menarik beban
dan menimbun (Digging, cutting/filling, pushing, spreading, grading, skidding
dll). Mampu beroperasi didaerah yang lunak sampai yang keras. Dengan swamp
dozer untuk daerah yang sangat lunak dan didaerah yang sangat keras perlu
dibantu dengan ripper 9alat garu) atau blasting (Peledakan dengan tujuan
pemecahan pada ukuran tertentu). Mampu beroperasi pada daerah yang miring
(sudut kemiringan tertentu), berbukit apalagi di daerah yang rata. Untuk jarak
dorong yang effisiensi antara 25 – 40 meter jangan lebih dari 100 meter, jarak
mundur jangan terlalu jauh, bila perlu mendorong dilakukan dengan estafet,
mendorong pada turunan lebih produktif dari pada tanjakan.
Attachment yang biasa menyertainya antara lain :
Bermacam-macam blade, towing, winch, ripper, tree pusher, herrow, disc plough,
towed scraper, sheep foot roller, peralatan pipe layer dan lain-lain.

B. DOZER SHOVEL
Sebuah alat berat pemuat beroda rantai (track loader), biasa digunakan untuk
memuat material / tanah atau batu kedalam alat pengangkut (dump truck atau
hopper pada belt conveyor) atau memindahkan material ke tempat lain dengan
jarak angkut sangat terbatas (load and carry). Hanya bisa beroperasi didaerah yang
keras dan agak keras. Pada landasan yang kurang rata sekalipun, daya cengkeram
lebih kuat, tetapi tidak atau kurang mampu didaerah yang lunak dan basah,
mampu mengambil sendiri tanah merah asli atau yang agak lunak. Memerlukan
daerah pemuatan (loading point) sedikit agak lebar tetapi perpindahan daerah
operasi kurang cepat (kurang mobile). Selain bucket, attachment lainnya adalah
log clamp (penjepit kayu bulat/kepiting).

C. WHEEL LOADER
Adalah alat berat mirip dozer shovel, tetapi beroda karet (ban), sehingga baik
kemampuan maupun kegunaannya sedikit berbeda yaitu : hanya mampu
beroperasi didaerah yanq keras dan rata, kering tidak licin karena traksi di daerah
basah akan rendah, tidak mampu mengambil tanah bank sendiri atau tanpa dibantu
…………………lebih dulu oleh bulldozer.
Metode pemuatan pada alat pemuat/loader baik track shovel maupun wheel loader
ada 3 macam :
1. I shape/cross loading
2. V shape loading
3. Pass loading
dan metode lain yang jarang digunakan adalah load and carry.
Kelebihan wheel loader mobilitasnya tinggi dan manuver daerah pemuatan
loading point lebih sempit dibanding dengan track shovel dan kerusakan
permukaan loading point lebih kecil karena menggunakan ban karet.
Alat pemuat tersebut di atas dalam menempatkan muatan kedalam dump truck
kurang bisa merata, sehingga kadang-kadang bisa miring, faktor ini sangat
dipengaruhi oleh skill operator.

D. EXCAVATOR
Karakteristik penting dari hydraulic excavator adalah :
Pada umumnya menggunakan tenaga, diesel engine dan full hydraulic system.
Operasi excavating paling efisien adalah menggunakan metode heel dan toe
(ujung dan pangkal), mulai dari atas permukaan sampai ke bagian bawah. Bagian
atas bisa berputar (swing) 360 derajat.
Dalam konfigurasi back hoe, ukuran boom lebih panjang sehingga jangkauan
lebih jauh, tetapi bucket lebih kecil. Ini bukan berarti produksinya lebih rendah,
karena putaran swingnya bisa lebih kecil berarti cycle timenya lebih pendek /
cepat.
Pada konfigurasi yang lain adalah loading shovel, biasanya boom lebih pendek,
tetapi bucket lebih besar, ketinggian permukaan galian lebih tinggi, jangkuan
pendek ketinggian muat lebih tinggi, cycle time swing lebih lama. Hal ini bukan
berarti produksinya lebih rendah, karena besar bucketnya lebih besar dari pada
back hoe.
Kelebihan excavator adalah bisa mendistribusikan muatan keseluruh bagian vessel
dengan merata. Artinya lebih mudah dalam mengatur muatan sehingga dump
truck bisa seimbang.
Biasanya back hoe pada Komatsu bucketnya kecil, seperti PC 300 kebawah,
sedangkan loading shovel, bucket lebih besar seperti PC 400 keatas.
Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan excavator adalah :
Kapasitas bucketnya, Kondisi kerja, bisa menggali pada daerah yang lunak sampai
keras, tetapi. bukan tanah asli berupa batuan keras.
Bila batuan keras perlu dilakukan blasting atau ripping lebih dulu. Untuk tanah
yang keras, bila operator mempunyai skill yang kurang bisa. mengakibatkan
tekanan hydraulic yang berlebihan. Hal ini mengakibatkan kerusakan atau usia
alat yang pendek.
Tinggi permukaan galian untuk back hoe bisa mencapai 6 meter, untuk loading
shovel bisa mencapai 10 meter. Mobilitas cukup baik, karena menggunakan track
shoe yang digerakkan secara hydraulic, tetapi bukan berarti mampu berjalan jauh,
hal ini bisa mengakibatkan panas pada travel motornya. Oleh karenanya
parjalanan yang jauh, tiap - tiap 1 km diperlukan berhenti kira-kira 10 menit.
Medan kerja mampu didaerah yang agak sempit sekalipun (kurang dari 25 meter)
tergantung jenis dumptruck yang digunakan.
Landasan kerja yang kurang baikpun (lembek) masih bisa beroperasi, bila perlu
bisa menggunakan bantuan landasan kerja dari kayu bulat yang ditata walaupun
tanah yang dibawahnya sangat lembek. Efisiensi dari alat ini sangat dipengaruhi
oleh skill operator dan kualitas mekanik.

E. SCRAPER.
Adalah salah satu alat berat beroda ban (tire) yang bisa dipakai
memuat/mengangkut dan membuang (spreading) secara individu dengan atau
tanpa dibantu pendorong (buldozer).
Ada 2 macam Scraper yaitu :
- Towed Scraper, dalam operasinya ditarik buldozer karena memang tidak
bermesin, tenaganya diambil dari buldozer.
- Motor Scraper.
Ada yang menggunakan mesin tunggal / Front
Ada yang menggunakan mesin ganda / Front and Rear
Sedang yang bermesin ganda tidak harus dibantu pendorong buldozer. Jarak
angkut motor scraper antara (500 - 2000 meter) sangat effektif material/tanah
yang diambil tidak terlalu keras dan medan operasi memotong/meratakan
bukit yang cukup luas, sedang Towed Scrapper jarak angkut tidak lebih dari
500 meter.
F. MOTOR GRADER
Digunakan untuk mengupas, memotong, meratakan suatu pekerjaan tanah,
terutama pada ………………….. Agar diperoleh kerataan dan ………… yang
lebih baik, juga dapat digunakan untuk membuat kemiringan tanah/badan jalan
atau slope dan bisa membuat parit-parit kecil.

G. COMPACTOR
Alat ini berguna untuk memadatkan tanah atau material, sehingga tercapai tingkat
kepadatan yang diinginkan. Jenis roda bisa dari besi seluruhnya atau ditambahkan
pemberat berupa air atau pasir, bisa terbuat dari karet (berupa roda ban), ada yang
berbentuk kaki kambing (sheep foot). Ada yang ditarik dengan alat penarik
seperti bulldozer, ada yang menggunakan mesin penarik sendiri, yang ukuran
kecil bisa menggunakan tangan dengan mengendalikannya kearah yang akan
dipadatkan.
Untuk pemadatan peragaspalan biasanya menggunakan road roller, tire roller atau
drum roller, tetapi untuk pemadatan tanah biasanya menggunakan sheep foot
roller / drum roller.

H. DUMP TRUCK.
Alat yang dapat memindahkan material pada jarak menengah sampai jarak jauh
(500 meter - up). Muatannya diisikan oleh alat pemuat, sedangkan untuk
membongkar muatannya ia dapat bekerja sendiri.
Dump truck ada dua golongan ditinjau dari besar muatannya :
- On High Way Dump Truck, muatannya dibawah dari 20 m3.
- Off High Way Dump Truck, muatannya diatas 20 m3.

Metode Perhitungan Produksi Alat Berat

dimana :
Q = produksi per jam, m3/jam, cu.yd/jam
q = produksi (m3, cu.yd) dalam satu siklus
N = jumlah siklus dalam atu jam = 60/Cm
E = efisiensi
Cm = waktu siklus (menit)

Effisiensi Kerja (E)


Tergantung pada kondisi kerja (topografi, keahlian operator, cuaca, dan
sebagainya) dan kondisi alat/mesin.

Bulldozer
Produksi per jam suatu bulldozer pada suatu penggusuran adalah :

m3/jam , cu.yd/jam

dimana : q = produksi per siklus (m3, cu.yd)


Cm = waktu siklus (menit)
E = effisiensi kerja
Produksi per siklus (q)
Q = L x H2 x a
L = lebar blade (m, yd)
H = tinggi blade (m, yd)
a = faktor sudu
Faktor sudu
Penggusuran ringan Tanah lepas, kadar air rendah, tanah 1,1 – 0,9
berpasir, tanah biasa (sudu penuh)
Penggusuran sedang Tanah lepas (sudu tidak penuh), tanah 0,9 – 0,7
bercampur keriki;, split atau batu pecah
Penggusuran agak Kadar air tinggi dan tanah liat, pasir 0,7 – 0,6
sulit bercampur kerikil, tanah liat yang sangat
kering, tanah asli
Penggusuran sulit Batu hasil ledakan, batu berukuran besar 0,6 – 0,4

Waktu siklus
Waktu yang dibutuhkan bulldozer menyelesaikan satu siklus menggusur (ganti
gigi / persnelling, mundur)

(menit)

dimana : D = jarak angkut (m, yd)


F = kecepatan maju (m/menit, yd/menit)
R = kecepatan mundur (m/menit, yd/menit)
Z = waktu ganti persnelling (menit)
Kecepatan maju 3 – 5 km/jam
Kecepatan mundur 5 – 7 km/jam
Untuk mesin menggunakan forg flow, kecepatan maju diambil 0,75 dari
maksimum, kecepatan mundur 0,85 dari maksimum.
Hitungan: Kapasitas blade dihitug
dengan pendekatan sebagai berikut :
Lereng tanah ditentukan 2 : 1
Kapasitas blade : ½ x H x 2H x L
½ 2. (3)2.9,5 = 85,5 Cu-ft

= = 3,167 Cu-yd (LM)

Gambar II.12. Isi Blade

Kapasitas blade dalam

Round trip time:

- dorong/maju : = 0,758 menit

- kembali : = 0,624 menit

- fixed time = 0,30 menit


T = 1,382 menit
Produksi

Perbandingan Crawler Mounted dengan Wheel Mounted


Crawler Mounted
1. Daya dorong besar, terutama pada tanah lunak
2. Dapat beroperasi pada tanah berlumpur dan berbatu tajam
3. Daya apung lebih besar
4. kecepatan rendah
5. perlu alat pengangkut
Wheel Mounted
1. Kecepatan lebih besar
2. Kelelahan operator kecil
3. Tidak merusak permukaan jalan

RIPPER (BAJAK)
Untuk tanah yang keras dimana blade buldozer ridak mampu memotong tanah,
maka digunakan ripper untuk menggemburkan tanah.
Jenis-jenis Ripper
1. Ripper yang berupa alat tersendiri
2. Ripper yang ditarik oleh traktor
- Kendali kabel
- Kendali hidrolis
3. Ripper yang berupa alat tamabahan, dipasang pada traktor
a. Adjustable parallelogram
- Single shank
- Multi shank
b. Parallelogram
- Single shank
- Multi shank
c. Hinge (piringan)
Untuk estimasi/taksiran produksi hasil ripping, disarankan mendapatkan hasil Test
Seismic Wave Velocity sebab produktivitas Ripping sangat dipengaruhi oleh jenis
Ripper maupun type unitnya. Setelah mendapatkan hasil test Seismic Wave
Velocity, bisa dibuaa tabel pada hal : I 10/12, 11/12 yang terdapat pada spesifikasi
dan aplikasi Hand Book sehingga produksi Ripping bisa di Estimasikan. Tetapi
jika Test Seismic Velocity belum dilakukan, maka pertimbangan produksi
dibawah ini bisa dilakukan lebih dahulu.
Cara menghitung taksiran produksi Ripping oleh Bulldozer bisa dibedakan
menjadi dua macam yaitu :
- Multi Shank Ripper
- Giant Ripper

Taksiran Produksi Ripping dengan Multi Shank Ripper

Keterangan :
TP = Taksiran produksi ripping
LK = Lebar kerja (meter)
P = Kedalaman penetrasi (meter)
J = Jarak ripping (meter)
FK = Faktor koreksi
F = Kecepatan maju (m/menit)
R = Kecepatan mundur (m/menit)
Z = Waktu tetap

Contoh :
Sebuah bulldozer 300 HP digunakan untuk pekerjaan ripping. Jarak ripping rata-
rata 30 m. Data-data tekhnis bulldozer dan ripping adalah sebagai berikut :
Lebar kerja = 3,2 m
Kedalaman penetrasi = 0,3 m
Kecepatan maju = 2,5 Km/Jam
Kecepatan mundur = 3 Km/jam
Waktu tetap = 0,10 menit
Faktor ketersediaan mesin = 0,9
Effisiensi waktu = 0,83
Effisiensi kerja = 0,8
Effisiensi operator = 0,85
Konversi material dari bank ke gembur ditaksir 1,2. Berapakah produktivitas
ripping dari bulldozer tersebut ?
Jawab :

Taksiran Produksi Ripping dengan Giant Ripper

Keterangan :
TP = Taksiran produksi ripping (M3/Jam)
J = Jarak ripping (meter)
FK = Faktor koreksi
F = Kecepatan maju (m/menit)
R = Kecepatan mundur (m/menit)
z = Waktu tetap
Taksiran Produksi Gabungan Ripping - Doz ing

Pada prakteknya pekerjaan ripping merupakan pekerjaan bantu terhadap dozing.


Jadi setelah material itu diripping selanjutnya didozing. Dengan demikian dapat
dikatakan bahwa ripping tidak berdiri sendiri melainkan selalu berpasangan
dengan dozing. Untuk mengetahui taksiran produksi gabungan ripping dozing,
digunakan rumus sebagai berikut :

dimana :

TD = Taksiran produksi dozing (M3/Jam)


TR = Taksiran produksi ripping (M3/Jam)

Contoh :
Sebuah bulldozer digunakan untuk pekerjaan ripping dozing. Bila produksi dozing
= 20 M3/Jam dan produksi ripping = 703 M3/Jam, berapakah produksi gabungan
ripping dozing ?
Jawab :
LOADER
Alat untuk memuat material ke dump truck, atau memindahkan material,
penggalian ringan.
Produksi per jam (Q)

q = q1 . k

dimana ,
q1 = kapasitas munjung
k = factor bucket

Waktu siklus
a) Pemuatan silang (cross loading)

b) Pemuatan bentuk V (V loading)

c) Muat angkut (load and carry)

D = jarak angkut
F = kecepatan maju
R = kecepatan mundur
Z = waktu tetap
Untuk mesin TORQFLOW, kecepatan pada spesifikasi alat dikalikan 0,8.

Waktu Tetap
V Loading Cross Loading Load & Carry
Mesin gerak langsung 0,25 0,35 -
Mesin gerak hidrolis 0,20 0,30 -
Mesin gerak TORQFLOW 0,20 0,30 0,35
Contoh :
1. Sebuah Wheel Loader W170, kapasitas bucket 3,5 m3 memuat material ke
dump truck dengan kondisi sebagai berikut :
 Metode operasi : pemuatan silang (cross loading)
 Jarak angkut : 10 m
 Tipe tanah : pasir butiran 3 – 9 mm
 Factor bucket : 0,9
 Kecepatan F = 0 – 7 km/jam
R = 0 – 7 km/jam
Z = 0,3

Produksi per siklus (q) = 3,5 m3


Effisiensi = 0,83
D = 10 m
F = 7 x 0,8 = 5,6 km/jam = 93,3 m/menit
R = 7 x 0,8 = 5,6 km/jam = 93,3 m/menit
Z = 0,3

Produksi/jam = x 3,5 x 0,9 x 0,83 = 307,6 m3 /jam

Jika static tipping load = 12.900 kg


Berat material = 1600 kg/m3, maka
 kapasitas angkat = 50% x 12.900 kg = 6.450 kg
 berat muatan = 3,5 m3 x 1600 kg/m3= 5.600 kg
Berat muatan < kapasitas angkat  aman (tidak terguling)

2. Suatu loader 966 D CAT dengan kecepatan 3,1 m3, bekerja memuat material
butiran 12 – 20 mm, berat/volume material 1500 kg/m 3. Tinggi stockpile 6 m.
Truck sewa, jumlah cukup.
Cycle time
- Basic cycle time 0,5 menit
- Stockpile 6 m 0 menit
- Material 12 – 20 mm -0,02 menit
- Operasi tetap -0,04 menit
- Truck sewa +0,04 menit
+0,48 menit

Jumlah siklus/jam

Kapasitas buckect = 3,1 m3 x 0,85 = 2,635 m3


Jika effisiensi 0,83, maka
Produksi per jam = 2,635 m3/siklus x 125 siklus/jam x 0,83
= 2,73,38 m3/jam
Static tipping load = 12,667 kg
Kapasitas angkat = 50% x 12,667 kg = 6.333,5 kg
Berat material = 2,635 m3 x 1500 kg/m3 = 3.952 ,5 kg
Berat material < kapasitas angkat  loader aman (tidak terguling)

Tabel II-15. Wheell Loader Caterpillar


Kap. Bucket (m3) Static Tipping Load (kg)
Model
Munjung Peres Lurus Membuat sudut 35o
910 1,00 0,67 4.504 4.062
920 1,15 0,91 5.923 5.443
930 1,53 1,15 7.230 6.676
950B 2,40 2,03 10.360 9.550
966D 3,10 2,60 13.774 12.667
980C 4,00 3,45 18.490 16.945
988B 5,40 4,50 22.450 20.290
992C 10,32 8,56 48.133 13.206

Tabel III-18. kemampuan Wheel Loader Komatsu


Kapasitas Kap. Bucket (m3) Static Tipping Load (kg)
Model
Bucket m3 Lurus Membelok Peres Mundur
W.20 0,60 2.400 2.150 7,5 – 25 5 –10
W.30 0,80 2.940 2.635 7,5 – 25 5 10
W.40 1,20 4.350 3.800 7,2 – 34,5 7,2 – 35
W.60 1,40 5.170 4.240 7,6 – 38,1 7,6 – 38,3
W.70 1,70 6.690 6.080 7,1 – 34,5 7,1 – 34,5
W.90 2,30 9.670 8.700 7,5 – 30,4 8,0 – 32,3
W.120 3,30 13.150 11.840 7,1 – 30 7,5 – 32,3
W.170 3,50 14.300 12.900 7 – 40 7 – 40
W.260 5,70 27.200 24.450 7,2 – 32,6 7,2 – 32,6

Tabel III-16. Faktor Cycle Time Whell Caterpillar


Kondisi material Penambahan/pengurangan
waktu, menit
1. Bahan
a. Campuran + 0,02
b. Diameter sampai dengan 3 mm + 0,02
c.  3mm -  20 mm - 0,02
d.  20 mm -  150 mm 0
e.   150 mm + 0,03 atau lebih
f. asli atau pecah/hancur + 0,04 atau lebih

2. Mengambil dari timbunan


a. Hasil timbunan dari conveyor atau dozer  3 m 0
b. Hasil timbunan dari conveyor atau dozer < 3 m + 0,01
c. Hasil buangan truk + 0,02

3. Lain-lain
a. Truk dan loader milik sendiri - 0,04 atau lebih
b. Truk dan loader bukan milik sendiri + 0,04 atau lebih
c. Operasi tetap - 0,04 atau lebih
d. Operasi tidak tetap + 0,04 atau lebih
e. Tempat buang sempit + 0,04 atau lebih
f. Tempat buang luas + 0,04 atau lebih

Tabel III-17. Bucket Fill Factor Whell Loader Caterpillar


Bahan BFF (%)
1. Material lepas
- Butiran basah tercampur 95 – 100
- Butiran seragam sampai dengan 3 mm 95 – 100
- Butiran 3 mm – 9 mm 90 – 95
- Butiran 12 mm – 20 mm 85 – 90
- 24 mm 85 – 90

2. Material pecah
- Gradasi baik 80 – 85
- Gradasi sedang 75 – 80
- Gradasi jelek 60 - 65

DUMP TRUCK
Rear Dump Truck  membuang muatan ke belakang
Side Dump Truck  membuang muatan ke samping
Bottom Dump Truck  membuang muatan ke bawah
Produksi per jam (1 truck)

Produksi per jam (M truck)

dimana,
q = produksi /siklus
E = effisiensi
Cm = waktu siklus
M = jumlah truck

Waktu siklus
1. Waktu muat  waktu yang diperlukan untuk memuat

Waktu muat = n x Cmloader

2. a) Waktu angkut

b) Waktu kembali

Waktu buang dan waktu tunggu (t1)


Kondisi operasi t1 (menit)
- baik 0,5 – 0,7
- sedang 1,0 – 1,3
- kurang 1,5 – 2,0
Waktu mengambil posisi dimuati (t2)
Kondisi operasi t2 (menit)
- baik 0,1 – 0,2
- sedang 0,25 – 0,35
- kurang 0,4 – 0,5

Perkiraan jumlah dump truck (M)

Jumlah kendaraan yang standby


Jumlah alat yang bekerja Jumlah alat cadangan
Dumptruck 1–9 1
10 - 19 2–3
Loader 1–3 1
4-9 2

Contoh :
Sebuah truck dengan spesifikasi sebagai berikut :
-
berat kosong : 20 ton
-
kapasitas : 9,8 m3
-
tahanan gelinding : 70 kg/ton
-
daftar rimpull :
Gigi Kecepatan (km/jam) Rimpull (kg)
1 5,1 8,950
2 10,0 4,545
3 19,4 2,410
4 33,3 1,520
5 52,3 890

- bekerja dengan loader berkapasitas bucket 1,7 m3, waktu siklus 0,55
- berat tanah 1400 kg/m3 (BM), swell 20 %, fill factor 0,95
- jarak angkut 3.500 m
- effisiensi 0,83
Berat material
- jumlah siklus loader/truck (n)

- muatan truck = 6 x 1,7 x 0,95 = 9,69 m3 (tanah lepas)

- berat material

Berat kosong = 20 ton


Rimpull yang digunakan 20 ton x 70 kg/ton = 1400 kg
 dari tabel, kecepatan truck  33,3 km/jam (gigi 4)
Berat total = 20 ton + 11,305 ton = 31,305 ton
Rimpull yang digunakan 31,305 x 70 = 2191,35 kg
 dari tabel, kecepatan truck  19,4 km/jam (gigi 3)
Waktu siklus
a) waktu muat = n x Cm loader
= 6 x 0,55 menit = 3,3 menit

b) waktu angkut

c) waktu kembali

d) waktu bongkar dan waktu tunggu (operasi sedang) = 1,15 menit


e) waktu mengambil posisi dimuati = 0,3 menit
Waktu siklus = 21,85 menit

Jumlah dump truck yang dibutuhkan (M)

- Jika M = 6
Produksi per jam

- Jika M = 7
Waktu hilang
a) M = 6  waktu muat = 3,3 menit x 6 = 19,8 menit
= 0,3 menit x 6 = 1,8 menit
= 21,6 menit
 waktu hilang loader = 21,85 – 21,6 = 0,25 menit
b) M = 7  waktu muat = 3,3 menit x 7 = 23,1 menit

BACKHOE
Prime mover yang digunakan adalah excavator. Bagian-bagian :
a. Revolving unit  bisa berputar
b. Travel unit  untuk berjalan
c. Attachment
Fungsi backhoe  untuk menggali
 untuk memuat
Berdasarkan cara pengendalian :
a. Kendali kabel
b. Kendali hirdolis
Berdasarkan travel unit (undercariage)
a. Crawler mounted
b. Whell mounted
Gambar III-17 Hydraulic Backhoe

Produksi ekskavator hidrolis


Kapasitas operasi :

dimana : Q = produksi per jam (m3 /jam)


q = produksi per siklus (m3)
Cm = waktu siklus (detik)
E = effisiensi kerja.

Produksi per siklus (q)


Q = q1 x K
dimana q1 = kapasitas-munjung menurut SAE (di dalam spesifikasi)
K = faktor bucket, lihat tabel berikut :
EKSKAVATOR HIDROLIS/HYDRAULIC EXCAVATOR.
Taksiran Produksi Excavator

dimana TP = Taksiran produksi = M3/Jam


KB = Kapasitas bucket = M3
BF = Bucket factor
FK = Faktor koreksi (total)
CT = Cycle time (detik)

Tabel effisiensi kerja


KONDISI OPERASI EFFISIENSI KERJA
BAIK 0,83
NORMAL – SEDANG 0,75
KURANG BAIK 0,67
BURUK 0,58

FK = FAKTOR KOREKSI (TOTAL)


Bisa dipengaruhi oleh :
- Faktor operator (Skill)
- Availability mesin
- Faktor effisiensi kerja.
- Faktor lain-lain yang mempengaruhi produktivitas alat.
- Faktor konversi kedalaman galian bila menggali dibawah landasan excavator.

TABEL BUCKET FACTOR

A. BACK HOE
KONDISI OPERASI / PENGGALIAN BUCKET FACTOR
MUDAH TANAH CLAY, AGAK LUNAK 1,2 – 1,1
SEDANG TANAH ASLI KERING, BERPASIR 1,1 – 1,0
AGAK SULIT TANAH ASLI BERPASIR & BERKERIKIL 1,0 – 0,8
SULIT TANAH KERAS BEKAS LEDAKAN 0,9 – 0,7

B. LOADING SHOVEL
KONDISI OPERASI / PENGGALIAN BUCKET FACTOR
MUDAH TANAH CLAY, AGAK LUNAK (BIASA) 1,1 – 1
SEDANG TANAH GEMBUR CAMPUR KERIKIL 1,0 – 0,95
AGAK SULIT BATU KERAS BEKAS LEDAKAN RINGAN 0,95 – 0,9
SULIT TANAH KERAS BEKAS LEDAKAN 0,9 – 0,85

KONVERSI, FAKTOR MELIPUTI KEDALAMAN DAN KONDISI


PENGGALIAN / BACK HOE
KEDALAMAN KONDISI PENGGALIAN*
GALIAN MUDAH NORMAL AGAK SULIT SULIT SEKALI
DIBAWAH 40 % 0,7 0,9 1,1 1,4
40 – 75 % 0,8 1 1,3 1,6
DIATAS 75 % 0,9 1,1 1,5 1,8
* Dikalikan demgam cycle time
TABEL STANDARD CYCLE TIME
Range Swing Angle
Model 45 o – 90o 90o – 180o
PC60 10 – 13 13 – 16
PW60 10 – 13 13 – 16
PC80 11 – 14 14 – 17
PC100 11 – 14 14 – 17
PW100 11 – 14 14 – 17
PC120 11 – 14 14 – 17
PC150 13 – 16 16 – 19
PW150 13 – 16 16 – 19
PC180 13 – 16 16 – 19
PC200 13 – 16 16 – 19
PC210 14 – 17 17 – 20
PW210 14 – 17 17 – 20
PC220 14 – 17 17 – 20
PC240 15 – 18 18 – 21
PC280 15 – 18 18 – 21
PC300 15 – 18 18 - 21
PC360 16 – 19 19 – 22
PC400 16 –19 19 – 22
PC650 18 – 21 21 – 24
PC1000 22 – 25 25 – 28
PC1600 24 - 27 27 - 30

STANDARD CYCLE TIME


Loading Shovel
MODEL SEC / DETIK
PC 400 16 – 20
PC 650 18 – 22
PC 1000 20 – 24
PC 1600 27 - 31
Tabel Le – Lo, dalam (mm)
Panjang blade 2200 3100 3710 4010
Le – Lo (Panjang blade Sudut blade 1600
2390 2910 3170
efektif) – (Lebar tumpang 60 o
tindih) Sudut blade
1260 1890 2320 2540
45o
Perhitungan waktu perapihan medan

dimana, T = waktu kerja (jam)


N = jumlah trip
D = jarak kerja (km
V = kecepatan kerja (km/jam)
E = effisiensi

dimana, W = lebar total (m)


Lc = panjang efektif blade (m)
Lo = panjang tumpang tindih (m)
n = jumlah rif (pass)

Contoh :
Grader dengan panjang blade 4010 mm, digunakan untuk perataan jalan dengan
lebar 9 m, panjang 10 km.

Jika kecepatan (V) = 5 km/jam

Perhitungan Luas Operasi / Jam


QA = V x (Lc – Lo) x 1000 x E
QA = luas operasi / jam (m2/jam)
V = kecepatan kerja (km/jam)
BIAYA PEMILIKAN DAN OPERASI

Mahal atau murahnya alat besar sebenarnya dapat dilihat dari biaya produksinya,
karena alat berupakan alat produksi. Ketepatan dalam memilih alat besar yang
cocok sesuai dengan jenis pekerjaan dan fungsi alat besar itu sendiri sehingga
dapat berproduksi seoptimal mungkin dengan biaya produksi terendah tentunya
sangat membantu para pemakai untuk menghemat, sekaligus mendapatkan yang
memadai.
Untuk samapai pada kondisi ini, maka biaya pemilikan dan operasi (BP & O)
memegang peranana penting. Dengan kata lain, besar kecilnya penghematan
sangant tergantung pada kecermatan dalam menganalisa biaya pemilikan dan
operasi.
Semakin tinggi biaya pemilikan dan operasi tidak selalu berarti semakin mahal
harga suatu type alat, tetapi sejauh diimbangi oleh produktivitas yang tinggi dari
alat tersebut kemungkinan biaya produksinya akan menjadi murah. Jadi murah
tidaknya suatu alat besar, tergantung dari ongkos produksinya.

Biaya pemilikan dan operasi suatu alat besar terdiri atas :

Tinggi rendahnya biaya pemilikan suatu alat tidak hanya tergantung dari harga
alat tersebut, tetapi juga dipengaruhi oleh beberapa faktor :
1. Kondisis medan kerja
2. Type pekerjaan
3. Harga lokal dari bahan-bahan dan minyak pelumas
4. Tingkat bunga
5. Pajak dan asuransi
6. Biaya rupa-rupa

Biaya pemilikan
Biaya ini adalah jumlah antara penyusutan alat, bunga modal dan asuransi alat.

Biaya penyusutan
Penyusutan yaitu harga modal yang hilang pada suatu peralatan yang disebabkan
oleh umur pemakaian. Guna menghitung besarnya biaya penyusutan perlu
diketahui terlebih dahulu umur kegunaan dari alat yang bersangkutan dan nilai
sisa alat pada batas akhir umur kegunaannya. Terdapat banyak cara yang
digunakan untuk menentukan biaya penyusutan.

Salah satu metoda yang banyak digunakan adalah metoda “Straight Line” yaitu
turunnya nilai modal dilakukan dengan pengurangan nilai penyusutan yang sama
besarnya sepanjang umur keguanaan dari alat tersebut :

Keterangan : * Untuk alat-alat yang menggunakan Crawler, harga ban tidak ada

Bunga modal pajak dan asuransi


Bunga modal tidak hanya berlaku bagi kendaraaan yang dibeli dengan sistim
kridit, tetapi dapat juga dari uang sendiri yang dianggap sebagai pinjaman. Jangka
waktu peminjaman jarang yang lebih dari 2 tahun pada waktu ini. Besar kecilnya
nilai asuransi tergantung pada baru tidaknya peralatan kondisi medan kerja tipe
pekerjaan.
Perhitungan bunga modal, pajak dan asuransi dapat disatukan dengan
menggunakan rumus.

dimana :

n = Umur ekonomis / life time alat (th)


r = Nilai sisa alat (%)

Biaya pemilikan mempunyai nilai yang tetap walau alat tidak dioperasikan.

Biaya operasi
Biaya operasi peralaltan adalaa biaya yang keluar hanya apabila alat beroperasi.
Biaya ini terdiri dari atas :
1. Bahan bakar
Kebutuhan bahan bakar dan pelumas berbeda untuk setiap alat atau dealer alat
yang bersangkutan atau dari data lapangan. Data-data ini biasanya dapat diperoleh
pada pabrik atau dealer yang bersangkutan atau dari data lapangan. Pemakaian
bahan bakar dan pelumas / jam akan bertambah bila mesin bekerja berat dan
berkurang bila bekerja ringan.
Biaya bahan bakar (fuel) = kebutuhan bahan-bakar perjam x harga bahan bakar
perliter.

2. Bahan pelumas, gemuk, filter (saringan)


Untuk kebutuhan bahan-bahan tersebut seperti pada kebutuhan bahan bakar,
masing alat besar dalam kebutuhan perjam berbeda sesuai dengan kondisis
pekerjaan, bahan pelumas terdiri atas :
1. Oli mesin
2. Oli transimisi
3. Oli hidrolis
4. Oli final drive
5. Gemuk
Biaya bahan pelumas = Kebutuhan bahan pelumas x harga pelumas perliter
Sedangkan biaya filter biasanya diambil 50% dari jumlah biaya pelumas diluar
bahan bakar atau dalam rumus hitungan :

3. Ban
Umur ban dari alat sangat dipengaruhi oleh medan kerjanya disamping kecepatan
dan tekanan angin. Selain itu kualitas ban yang digunakan juga berpengaruh.
Umur ban biasanya diperkirakan sesuai kondisi medan kerjanya.

4. Perbaikan / reparasi
Biaya perbaikan ini merupakan biaya perbaikan dan perawatan alat sesuai dengan
kondisis operasinya. Makin keras alat bekerja/jam makin besar pula biaya
operasinya.

dimana : Faktor perbaikan biasnaya ditentukan berdasarkan pengalaman

5. Hal-hal khusus
Beberapa parts yang keausannya lebih cepat dibanding lainnya tidak termasuk
dalam biaya perbaikan, tetapi dalam hal-hal khusus.
6. Upah operator
Salah satu cara untuk menghitung upah operator per jam adalah :
Agar dapat memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai perhitungan dan
penerangan BP & O maka dapat dilihat pada contoh pemilihan peralatan.

Biaya tidak langsung (indirect cost)


Biaya yang tidak langsung terdiri dari :
Biaya pool, biaya kantor, biaya resiko, keuntungan dan sebagainya.
Biaya ini biasanya dihitung 15 s/d 25 % dari total biaya penggunaan peralatan
tersebut.

Biaya satuan pekerjaan


Dalam uraian diatas sudah dapat dihitung masing-masing :
a) Jumlah prosentasi (produksi) peralatan
b) Biaya pemakaian peralatan
Bila jumlah prosentase (produksi) dinyatakan sebagai : Pm3 atau Ton/Jam, dan
biaya pemakaian peralatan. B Rp/Jam, maka biaya satuan pekerjaan adalah :
ESTIMASI BIAYA PEMILIKAN DAN OPERASI ALAT PER JAM
MERK/MODEL : D85A-18 BERLAKU MULAI :
ATTACHMENT : WINCH TGL. MARET 1992

HARGA ALAT : USD 151.735


USD 15.174
USD 136.562

1. BIAYA PEMILIKAN ALAT :


a. Depresiasi :

b. Int, Tax, Ins :


(ITI)

2. BIAYA OPERASI ALAT :


a. Bahan bakar : 28.50 x lt/jam x USD 0.152/lt = 4.316 USD/JAM
b. Oli mesin : 0.14 x lt/jam x USD 0.606/lt = 0.085 USD/JAM
c. Oli transmisi : 0.17 x lt/jam x USD 0.606/lt = 0.103 USD/JAM
d. Oli final drive : 0.08 x lt/jam x USD 0.606/lt = 0.048 USD/JAM
e. Oli hidrolis : 0.13 x lt/jam x USD 0.758/lt = 0.098 USD/JAM
f. Gemuk : 0.02 x lt/jam x USD 0.909/lt = 0.018 USD/JAM
g. Filter : 0.50 x lt/jam x USD (b+c+d+e+f+g) = 0.177 USD/JAM
_________________
Jumlah Biaya Bahan Bakar, Oli, dll = 4.848 USD/JAM
h. Biaya Repair :
& Maintenance

i. Upah Operator : = 0.606 USD/JAM


j. Biaya S. Item : WIRE ROPE USD 365/150 JAM = 2.433 USD/JAM
________________
JUMLAH BIAYA OPERASI = 19.522 USD/JAM

2. JUMLAH BIAYA PEMILIKAN DAN OPERASI = 37.331 USD/JAM


ALAT
n = Umur ekonomis alat = 6 tahun
(umur pakai alat : jam pakai alat)
R = Nilai sisa alat = 10 %, Inst = 12 %, Ins, dll = 1 %
DAFTAR PUSTAKA

Caterpillar Tractor Co.,1981, Caterpillar Performance Handbook, Caterpillar


Tractor Co, Peoria, Illinois, USA,
Herbert L.N.Jr, 1962, Moving the Earth, The Workbook of Excavation, Golgotia
Publishing House, New Delhi, India
Komatzu Ltd, 1980, Specification and Application Handbook, 5th edition
Rochmanhadi, 1986, Alat-alat bemt dan Penggunaannya, Departemen Pekerjaan
Umum, badan Penerbit Pekerjaan Umum

Anda mungkin juga menyukai