Anda di halaman 1dari 3

TAFAKKUR HATI

Dan sebelum kami jawab pertanyaan anda, kami akan coba uraikan dari awal mengenahi
semua permasalahan hati yang dikupas secara luas oleh Al Ghozali dalam kitab Ihya’
Ulumuddin, sebagai langkah awal untuk menjawab mas”alah anda. Adapun ulasannya adalah
sebagai berikut:
‫" عفى عن أمتى ما حدثت به نفوسها ما لم تتكلم به أو تعمل به " متفق عليه‬
Artinya : Hal hal yang tersirat di dalam hati umatku di ampuni selagi belum ia ungkapkan atau
lakukan.

‫قال أبو هريرة " قال رسول هللا صلى هللا عليه وسلم " إن هللا تعالى يقول للحفظة إذا هم عبدي بسيئة فال‬
.‫تكتيوها فإن عملها فاكتبوها سيئة وإذا هم بحسنة لم يعملها فاكتبوها حسنة فإن عملها فاكتبوها عشرا‬

Artinya :Abu Huroiroh berkata “ Nabi Muhammad SAW berkata “ Bahwa Alloh berkata pada
malaikat hafadloh apabila hambaku menyengaja berbuat jelek maka janganlah engakau
tulis, namun bila ia melakukanya maka tulislah satu perbuatan jelek dan apabila
menyengaja berbuat kebaikan maka tulislah satu amal kebajikan padanya dan sepuluh
amal kebajikan apabila ia mengerjakanya.

Dalil diatas dengan jelas menegaskan tidak adanya konsekwensi apapun dari apa yang
masih terlintas didalam benak kita selagi semuanya itu belum terapresiasi kedalam bentuk
perbuatan lahiriyah.

Namun apabila kita melihat dalil dibawah ini maka kita akan menemukan adanya
pengertian yang justru bersebrangan dengan dalil diatas. Alloh berfirman :

‫إن تبدوا ما فى أنفسكم أو تخفوه يحاسبكم به اهلل‬


Artinya: Apabila engkau menampakkan apa yang ada di hatimu ataupun
menyembunyikannya maka alloh tetap akan menghisab

‫إن السمع والبصر والفؤاد كل أولئك كان عنه مسؤوال‬


Artinya: Bahwa pendengaran, penglihatan, dan hati nanti semua akan
ditanyakan/dipertanggung jawabkan.

Bila kita amati secara cermat, kedua ayat ini menunjukkan bahwa apa yang kita perbuat
baik yang nampak ataupun tidak, akan mendapatkan balasan dariNYA termasuk yang masih
terlintas di hati kita masing masing. Semua indera kita mempunyai kedudukan sama dihadapan
Hisab Alloh.

Menyikapi dalil-dalil yang nampak bersebrangan ini, Imam al Ghozali didalam kitab
Ihya’nya mencoba me-Jami’kannya ( sebuah metode yang nantinya akan memposisikan sebuah
dalil pada sasaran/posisinya masing masing ) sehingga sampai melahirkan rumusan sebagaimana
berikut :
Perlu diketahui bahwa apapun yang terlintas didalam benak kita sebenarnya melalui empat
tahap :

1. AL KHOTIR :Awal dari setiap perasaan yang tersirat didalam hati, seperti didalam hati kita
merasa ada wanita berada di belakang kita dan seandainya kita menoleh kebelakang pasti kita
melihatnya
2. AL MAIL : Kemauan hati yang bergelora untuk melihat pada wanita yanh
berada dibelakang kita tadi..

3. AL ‘IITIQOD : Ketetapan hati kita untuk melihat atau tidak.

1
4. TASHMIMUL ‘AZMI :Pembulatan atas ketetapan hati yang hampir mendekati
perealisasian ketingkat aksi anggota lahiriyah. Kebulatan semacam ini biasanya justru timbul dari
dorongan yang paling lemah, tapi karena dorongan tersebut terus kita perhatikan sehingga sampai
pikiran kita terkonsentrasi penuh padanya, menyebabkan kita terhanyut dan pada gilirannya
dorongan tersebut menjelma menjadi kebulatan seperti ini.
Empat proses inilah yang berada dalam hati sebelum terapresiasi oleh anggota lahiriyah. Terkait
dengan dosa dan tidaknya empat perkara ini terbagi menjadi dua ( 2 ):
1. Tidak terkena hukum dosa yaitu ‫الميل‬ , ‫الخاطر‬ karena sifat timbulnya dua hal ini sangat
spotantif yang tentunya secara sadar sangat sulit bagi kita untuk mengendalikannya. Pada
konteks inilah relevansi hadits Nabi diatas yang berbunyi :
“ ‫“ عفى عن أمتى ما حدثت به نفوسها‬
Artinya: Cerita /bisikan hati umatku adalah dimaafkan.

2. Ditafsil (perinci) yaitu : Al ‘Iitiqod dan Tashmim. Jika kedua hal ini timbul dari dalam
hati tanpa terkonrol maka diampuni, tapi bila keduanya muncul dari keinginan / kehendak kita
dengan kontrol kesadaran penuh maka hukumnya dosa.

Adapun dalil pijakan pentafsilan hukum diatas adalah hadis Nabi

‫ال ألنه أراد قتل‬9‫ول ق‬9‫ال المقت‬9‫ذا القاتل فما ب‬9‫ول اهلل ه‬9‫ار فقيل يا رس‬9‫ول فى الن‬9‫" إذا التقى المسلمان بسيفهما فالقاتل والمقت‬
‫صاحبه " متفق عليه‬
Artinya: “ Apabila dua pedang muslim saling bertemu dan membunuh kadang maka yang
membunuh ataupun yang terbunuh masuk neraka, para sahabat balik bertanya
pada bainda nabi “ kenapa yang terbunuhpun ikut masuk dalam nerak yaa rosul
? Nabi menjawab “ karena dia juga menghendaki membunuh musuhnya “.

Dari hadist ini sangat jelas, hanya karena mempunyai niat untuk membunuh Al Maqtull masuk
neraka meskipun kenyataannya dia terbunuh secara dzalim.
Alloh SWT berfirman
" ‫" وإن تبدوا ما فى أنفسكم أو تخفوه يحاسبكم يه اهلل‬
Artinya : Apa yang nampak ataupun tersimpan dalam hatimu semua nya akan
mendapat hisab Alloh.
Saat turun ayat diatas datanglah seorang sahabat pada baginda Nabi dan mengeluh “ kita
diperintah melaksanakan hal-hal yang diluar batas kemampuan kita “ bagaimana seseorang yang
didalam hatinya tersirat suatu hal yang tidak dia sukai kemudian dia dihisab?”
Lalu turunlah ayat :
" 9‫" ال يكلف اهلل نفسا إال وسعها‬
kurang lebih artinya “Alloh tidak akan memerintah diluar batas kemampuan hambanya”.
Selanjutnya kesimpulan akhir dari masalah pekerjaan hati adalah, barang siapa
menganggap semua perkara yang tersirat dalam hati pasti mendapatkan ampunan tanpa
memandang perincian diatas maka dia telah akan terpleset ke jurang kesalahan yang fatal.
Sebab sama halnya kita menghukumi Riya’, dengki, ujub, sombong, dll yang merupakan
kejelekan hati, dengan diampuni.
Dari uraian kami diatas apabila disesuaikan dengan permasalahan anda adalah sebagai berikut:
1. Terlintas dalam fikiran akan kecantikan seseorang.
2. Teringat dosa yang ditimbulkannya.

Kecantikan membuat ia terlena dan terpesona, teringata akan dosa membuat ia


melampiaskan hasrat pada istrinya bukan pada seorang yang berada dalam fikiranya.
Kalau kita telaah kebih dalam lagi gairah yang timbul dalam dirinya adalah atas dorongan nafsu
disaat dia memikirkan wanita lain sehingga kalau sampai dia menitiqadakan bahwa wanita yang
dia jima’ saat itu adalah perempuan dalam kayalannya maka terhukumi dosa wati yang ia

2
‫‪lakukan saat itu meskipun dengan istrinya sendiri, semua permasalahan ini karena memandang‬‬
‫‪permasalahan yang ada dalam hati kita bukan pada anggota lahir.‬‬

‫( وسئل ) فى رجل جامع زوجته متفكرا فى محاسن أجنبية فهل يحرم ؟‬


‫( فاج ‪99 9‬اب ) بقوله‪ 9‬ال ‪99 9‬ذى به أبو القاسم بن ال ‪99 9‬برازى بأنه ال يحل وقد بسط الكالم على ذلك فى ترجمته ابن الس ‪99 9‬بكى فى‬
‫طبقاته ورجح ع‪99‬دم الت‪99‬أثيم لح‪99‬ديث " إن اهلل تج‪99‬اوز لى عن أم‪99‬تى ما ح‪99‬دثت به أنفس‪99‬ها ما لم تتكلم أو تعمل به أى بالعمل‬
‫الذى عزم عليه وهذا لم يعمل بما عزم عليه‪.‬‬
‫ويؤيد التحريم قول القاضى فى الص‪99‬وم من تعليقه كما ال يحل النظر لما ال يحل له يح‪9‬رم التفكر فيه لقوله تع‪9‬الى وال تيمم‪99‬وا‬
‫الخبيث منه فمنع من التيمم مما ال يحل كما منع من النظر إلى ما ال يحل واهلل أعلم إهـ‬
‫فتاوى كبرى الجزء الرابع ص ‪87:‬‬

‫‪Demikian uraian jawaban dari kami, kurang lebihnya mohon maaf yang sebesar besarnya, dan‬‬
‫‪tentunya sangat jauh sekali untuk dikatakan sempurna uraian jawaban dari kami, koreksi dan‬‬
‫‪kritik dapat anda sampaikan melalui pos.‬‬

‫‪MUNAWAR ZUHRI‬‬

‫‪3‬‬

Anda mungkin juga menyukai