Anda di halaman 1dari 9

PEMERINTAH KOTA DUMAI

DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS BUMI AYU
Jl. Budi Utomo – DUMAI, 28813
Email : pusk.bumiayu@gmail.co.id

KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS BUMI AYU


NOMOR : /SK/BA/2016

TENTANG
PENETAPAN SISTEM PENGELOLAAN RUJUKAN
PADA PUSKESMAS BUMI AYU

KEPALA PUSKESMAS BUMI AYU

Menimbang

a. Bahwa dalam rangka pemantapan kinerja pada kegiatan/ program lingkup


Puskesmas Bumi Ayu;
b. Bahwa untuk peningkatan pelayanan di tingkat puskesmas perlu adanya
penetapan syistem Pengeloaan Rujukan pada Puskesmas Bumi Ayu;
c. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan b
perlu ditetapkan dengan keputusan Kepala Puskesmas Bumi Ayu;

Mengingat

1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan


(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063);
2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2014 tentang
Pusat Kesehatan Masyarakat;
3. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1457/MENKES/SK/X/2003 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang
Kesehatan di Kabupaten/Kota;

MEMUTUSKAN:

Menetapkan

KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS BUMI AYU TENTANG PENETAPAN SISTEM


PENGELOLAAN RUJUKAN PUSKESMAS BUMI AYU

KESATU

1
Untuk kelancaran sistem Pengelolaan Rujukan di Puskesmas Bumi Ayu dibuat
Pedoman Sistem rujukan sebagaimana terlampir yang merupakan bagian yang tak
terpisahkan dari keputusan ini

KEDUA

Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila terjadi
kekeliruan didalamnya maka akan dilakukan perbaikan sebagaimana mestinya

Ditetapkan di : Dumai
Tanggal : 4 Januari 2016
Kepala Puskesmas Bumi Ayu,
Kota Dumai

LAMPIRAN KEPUTUSAN KEPALA dr. Nia Arandhita


PUSKESMAS BUMI AYU
Nip. 19840116201001 2 023
NOMOR : /SK/BA/2016
TENTANG : SISTEM PELAYANAN RUJUKAN

1. Prosedur Rujukan Pasien dari Puskesmas ke RS

A. Prosedur Klinis:

 Melakukan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang medik


untuk menentukan diagnosis utama dan diagnosis banding.

 Memberikan tindakan stabilisasi sesuai kasus berdasarkan Standar Prosedur


Operasional (SPO).

 Memutuskan unit pelayanan tujuan rujukan dan memastikan bahwa


unit pelayanan tujuan dapat menerima pasien

 Untuk pasien gawat darurat harus didampingi tenaga kesehatan yang


kompeten dibidangnya dan mengetahui kondisi pasien.

 Pasien (pada point 4) diantar dengan kendaraan ambulans dan diserah


terimakan oleh petugas, agar petugas dan kendaraan pengantar tetap
menunggu sampai pasien di ruang tindakan mendapat kepastian pelayanan,
apakah akan dirujuk atau ditangani di fasilitas pelayanan kesehatan .

 Rujukan kasus yang memerlukan standart kompetensi tertentu ( spesialis)


2
Pemberi Pelayanan Kesehatan tingkat I (Puskesmas) dapat merujuk langsung
ke rumah sakit rujukan yang memiliki kompetensi tersebut

B. Prosedur Administratif:

Dilakukan setelah pasien diberikan tindakan medis.

Membuat rekam medis pasien.

Menjelaskan/memberikan Informed Consernt (persetujuan/penolakan rujukan)

 Membuat surat rujukan pasien .

Mencatat identitas pasien pada buku register rujukan pasien.

Menyiapkan sarana transportasi

 Menghubungi rumah sakit yang akan dituju dengan menggunakan sarana


komunikasi dan menjelaskan kondisi pasien dengan menghubungi IGD RSUD
DUMAI di nomor 0765 7004569

 Pengiriman dan penyerahan pasien disertai surat rujukan ke tempat


rujukan yang dituju.

C. Prosedur Operasional menerima rujukan balik pasien.


1. Prosedur Klinis:

 Memperhatikan anjuran tindakan yang disampaikan oleh Rumah Sakit yang


terakhir merawat pasien tersebut.
 Melakukan tindak lanjut atau perawatan kesehatan masyarakat dan
memantau kondisi klinis pasien sampai sembuh.

2. Prosedur Administratif:
Meneliti isi surat balasan rujukan dan mencatat informasi tersebut di buku
register pasien rujukan, kemudian menyimpannya pada rekam medis
elektronik yang bersangkutan dan memberi tanda tanggal / jam telah
ditindaklanjuti.

3. Prosedur Pengelolaan pasien di ambulans


 Pasien yang dirujuk didampingi oleh petugas kesehatan yang mampu
mengawasi dan antisipasi kegawatdaruratan.

 Di dalam ambulan tersedia sarana prasarana life saving ( sesuai kondisi


pasien ).

 Adanya komunikasi antar petugas yang ada di ambulan dengan rumah sakit
perujuk.

 Pengoperasian mobil ambulan sesuai aturan lalu lintas.

 Perkembangan dan tindakan yang diberikan terhadap pasien di dalam


ambulance dicatat dalam catatan perkembangan pasien/surat rujukan

3
4. Prosedur sistem informasi rujukan dari Puskesmas ke Rumah Sakit:
a. Surat Rujukan
Tersedia informasi tentang kerjasama dengan fasilitas rujukan lain.
Informasi kegiatan rujukan pasien dibuat oleh petugas kesehatan pengirim
dan dicatat dalam surat rujukan pasien yang dikirimkan ke dokter tujuan
rujukan, yang berisikan antara lain: no rujukan, nama puskesmas/dokter
keluarga, nama kabupaten/kota, nama pasien yang dirujuk, status jaminan
kesehatanyang dimiliki pasien baik pemerintah maupun swasta, diagnosa,
tindakan dan obat yang telah diberikan, termasuk pemeriksaan penunjang
diagnostik,kemajuan pengobatan, nama dan tandatangan dokter/bidan yang
memberikan pelayanan serta keterangan tambahan yang dianggap perlu dan
penting.

b. BalasanRujukan
Informasi balasan rujukan dibuat oleh dokter yang telah merawat pasien
rujukan tulisan balasan rujukan harus jelas dan dapat dibaca oleh petugas
kesehatan di Puskesmas. Surat balasan rujukan yang dikirimkan kepada
pengirim pasien rujukan, memuat : nomor surat, tanggal, status jaminan
kesehatan yang dimiliki, tujuan rujukan penerima, nama dan identitas
pasien, hasil diagnosa setelah dirawat, kondisi pasien saat keluar dari
perawatan dan tindak lanjut yang diperlukan.

c. RujukanSpesimen
Informasi rujukan spesimen dibuat oleh pihak pengirim dengan mengisi
surat rujukan spesimen, yang berisikan antara lain : nomor surat, tanggal,
status jaminan kesehatan yang dimiliki, tujuan rujukan penerima,
jenis/bahan/asal spesimen, nomor spesimen yang dikirim, tanggal
pengambilan spesimen, jenis pemeriksaan yang diminta, nama dan identitas
pasien, serta diagnosis klinis. Informasi balasan hasil pemeriksaan bahan /
spesimen yang dirujuk dibuat oleh pihak laboratorium penerima dan segera
disampaikan pada pihak pengirim dengan menggunakan format yang
berlaku di laboratorium yang bersangkutan.

5. Prosedur Rujukan Gawat Darurat untuk Kasus KIA

Rujukan pada kasus KIA sangatlah sensitif karena menyangkut dua nyawa,
dimana pasien datang berdua dan haruslah kembali minimal 2 orang atau
lebih tidak boleh kurang. Sehingga kecepatan rujukan sangat penting,
terutama untuk kasus-kasus gawat darurat. Pada awal kehamilan tenaga
medis yang melakukan ANC baik bidan maupun dokter umum di puskesmas
harus memberikan edukasi apakah ibu termasuk dalam kategori beresiko
seperti memiliki :

 Hiperemesis Gravidarum

 Hipertensi Dalam Kehamilan

o Hipertensi dalam kehamilan

o Pre-eklamsi

 Gejala dan Penyakit lain yang memerlukan manajemen khusus

4
o Sesak

o Riwayat Diabetes Melitus

o Memiliki Resiko HIV

o Demam Tinggi

o dll

 Pertumbuhan janin terhambat (PJT) : tinggi fundus tidak sesuai usia


kehamilan

 Kelainan kehamilan (hubungan yang abnormal antara janin dan panggul)

o Gemelli

o Kelainan letak, posisi

o DKP (Disproporsi Kepala Panggul)

Apabila terdapat ibu hamil dengan kasus tersebut maka wajib bagi puskesmas
untuk mengedukasi ibu agar melakukan persalinan di Rumah Sakit Umum
Dumai terdekat dari lokasi tinggal, tidak di puskesmas, hal ini perlu dilakukan
agar penanganan kegawatan dapat segera diberikan.

Namun untuk kasus – kasus gawat darurat seperti

 Perdarahan pada kehamilan dini

o Abortus imminen

o Abortus inkompletus dan missed abortion

o Mola hidatidosa

o Kehamilan Ektopik

o Abortus kompletus

 Perdarahan Pada Trimester 3

 Perdarahan Ante Partum

o Abrupsio Plasenta

 Perdarahan Post Partum

o Atonia Uteri

o Retensi Plasenta

o Ruptur Perineum Derajat Iii –Iv Atau Robekan Serviks

5
 Hipertensi (PEB atau Eklampsia)

 Penyulit Pada Persalinan

o Tali Pusat Menumbung

o Fetal Distress

o Distosia Bahu

o Presentasi Majemuk

 Penyakit Lain Yang Mengancam Keselamatan Ibu Bersalin

o Sesak ( Asma Serangan )

o Krisis Tiroid

o Demam Tinggi/Ketuban Pecah8 Jam

 Persalinan Pre-Term <37 Minggu

 Partus Macet/Kemajuan Persalinan Tidak Normal

o Grafik Partograf Menunjukan Persalinan Mendekati Garis Bertindak

o Persalinan Per Vaginam melalui Induksi Atau Stimulasi

o Persalinan Pervaginam Dengan Tindakan

Pada kasus-kasus gawat darurat tersebut puskesmas atau bidan dapat segera
merujuk ke Rumah Sakit Umum Dumai terdekat untuk segera dilakukan
tindakan, tanpa perlu menelepon, dan Rumah Sakit Umum Dumai wajib
melakukan tindakan pada pasien itu. Pertimbangan untuk memilih Rumah Sakit
Umum Dumai adalah

 Jarak yang dekat

 Kompetensi serta kelengkapan peralatan rumah sakit

 Jaminan kesehatan yang dapat digunakan, apabila RS Umum Dumai tujuan


bekerja sama dengan BPJS maka lebih baik

6. Prosedur Administratif rujukan KIA pada ibu yang diprediksi bermasalah:


 Puskesmas atau bidan melaporkan daftar ibu-ibu gawat darurat ke sudinkes
melalui laporan K1-K4
 Dinas Kesehatan menyerahkan data ibu-ibu kelompok A ke RS Umum
Dumai 24 jam untuk persiapan pelayanan medis sesuai pedoman pelayanan
klinis (PPK) atau clinical guidelines yang dikembangkan oleh tim klinik.
 Dilakukan perencanaan persalinan di RS Umum Dumai oleh tim rujukan.
Pertemuan perencanaan minimal dilakukan sebulan sekali, sekaligus
sebagai monitoring.
 Dilakukan koordinasi dengan Dokter Spesialis yang memimpin rapat-rapat
teknis medik di RS untuk menyiapkan tindakan kepada ibu-ibu yang akan

6
masuk ke RS.
 Pada hari yang ditentukan ibu-ibu yang bermasalah diantar sehingga ibu-
ibu ini dapat sampai di rumahsakit dan mendapat pelayanan. Dimasyarakat
perlu ada tim pengantar. Tim pengantar ini sebaiknya didanai oleh
masyarakat. Bidan desa akan mengantar sampai ke rumahsakit dan
melakukan serah terima.
 Setelah mendapat pelayanan persalinan di rumahsakit, ibu dan bayi yang
selamat akan kembali ke rumah dengan pengantaran dari rumahsakit atau
dijemput kembali oleh masyarakat.
 Dengan demikian Ibu-ibu yang termasuk ke dalam kelompok bermasalah
perlu mendapat rujukan terencana, karena merupakan kasus yang telah
diprediksi dapat menimbulkan komplikasi apabila ditangani di fasilitas
kesehatan primer atau oleh bidan.
 Ibu-ibu yang bermasalah dapat pula bersalin dengan normal, apabila
ternyata tidak terjadi komplikasi yang telah diprediksi sebelumnya

7. Prosedur administratif Rujukan KIA pada ibu dengan kondisi Gawat


Darurat

 Pasien / ibu bersalin yang telah didiagnosis memiliki komplikasi pada


persalinan segera dipersiapkan untuk dirujuk ke rumah sakit Umum Dumai

8. Prosedur Rujukan Khusus untuk Pasien dengan kondisi sakit menetap

Pasien yang termasuk dalam kategori ini adalah pasien dengan kondisi sakit
menetap sehingga dikhawatirkan mobilisasi terlalu banyak dapat
memperburuk kondisinya tersebut. Contoh kondisi pasien yang masuk
didalam kategori ini adalah

 Pasien dengan penyakit kanker yang memerlukan kemoterapi rutin

 Pasien dengan cacat tubuh menetap

 Pasien gagal ginjal kronis yang membutuhkan cuci darah rutin

 Pasien lain dengan kondisi sakit menetap

9. Prosedur Administratif:

 Mencatat di buku register hasil pemeriksaan untuk arsip sebagai


pasien dengan kondisi tetap

 Pasien dapat dirujuk tanpa perlu datang ke puskesmas

10. Prosedur rujukan horizontal (Puskesmas ke Puskesmas)

Rujukan horizontal dilakukan pada kondisi tertentu dimana puskesmas tidak


memiliki kelengkapan yang seharusnya ada didalam puskesmas seperti,
reagen guna tes mantoux, pemeriksaan EKG pada saat kertas EKG habis
maupun rusak, pemeriksaan laboratorium darah pada saat reagen habis, dll..

11. Prosedur Merujuk Spesimen


 Pemeriksaan Spesimen dan Penunjang Diagnostik lainnya dapat dirujuk
apabila pemeriksaannya memerlukan peralatan medik/teknik pemeriksaan
7
laboratorium dan penunjang diagnostik yang lebih lengkap. Spesimen dapat
dikirim dan diperiksa tanpa disertai pasien yang bersangkutan.
 Rumah sakit atau fasilitas pelayanan kesehatan yang menerima rujukan
spesimen tersebut harus mengirimkan laporan hasil pemeriksaan spesimen
yang telah diperiksanya.Prosedur standar pengiriman rujukan spesimen dan
Penunjang Diagnostik lainnya

12. Prosedur Klinis:

Menyiapkan pasien/spesimen untuk pemeriksaan lanjutan.

 Untuk spesimen, perlu dikemas sesuai dengan kondisi bahan yang akan
dikirim dengan memperhatikan aspek sterilitas, kontaminasi penularan
penyakit, keselamatan pasien dan orang lain serta kelayakan untuk jenis
pemeriksaan yang diinginkan.

 Memastikan bahwa pasien/spesimen yang dikirim tersebut sudah sesuai


dengan kondisi yang diinginkan dan identitas yang jelas (dilengkapi jam
pengambilan).

13. Prosedur Administratif:

 Mengisi format dan surat rujukan spesimen/penunjang diagnostik lainnya


secara cermat dan jelas termasuk nomor surat dan jaminan kesehatan
baik pemerintah maupun swasta, informasi jenis spesimen/penunjang
diagnostik lainnya pemeriksaan yang diinginkan, identitas pasien dan
diagnosa sementara serta identitas pengirim.

 Mencacat informasi yang diperlukan di buku register yang telah


ditentukan masing-masing intansinya.

 Mengirim surat rujukan spesimen/penunjang diagnostik lainya ke alamat


tujuan dan lembar kedua disimpan sebagai arsip.

14. Prosedur Menerima Rujukan Spesimen

Prosedur standar menerima rujukan spesimen dan penunjang diagnostik


lainnya

 Prosedur Klinis

o Menerima dan memeriksa spesimen/penunjang diagnostik lainnya


sesuai dengan kondisi pasien/bahan yang diterima dengan
memperhatikan aspek : sterilisasi, kontaminasi penularan penyakit,
keselamatan pasien, orang lain dan kelayakan untuk pemeriksaan.

o Memastikan bahwa spesimen yang diterima tersebut layak untuk


diperiksa sesuai dengan permintaan yang diinginkan.

o Mengerjakan pemeriksaan laboratoris atau patologis dan penunjang


diagnostik lainnya dengan mutu standar dan sesuai dengan jenis dan
cara pemeriksaan yang diminta oleh pengirim.

 Prosedur Administratif

8
o Meneliti isi surat rujukan spesimen dan penunjang diagnostik lainnya
yang diterima secara cermat dan jelas termasuk nomor surat dan
jaminan kesehatan baik pemerintah maupun swasta, informasi
pemeriksaan yang diinginkan, identitas pasien dan diagnosa sementara
serta identitas pengiriman

o apabila specimen yang diterima tidak layak, maka spesimen tersebut


dikembalikan.

o Mencacat informasi yang diperlukan di buku register / arsip yang telah


ditentukan masing-masing instansinya.

o Memastikan kerahasiaan pasien terjamin.

o Mengirimkan hasil pemeriksaan tersebut secara tertulis dengan format


standar masing-masing sarana kepada pimpinan institusi pengirim.

Anda mungkin juga menyukai