Anda di halaman 1dari 9

SEJARAH BERKEMBANGNYA ILMU GEODESI,

MACAM-MACAM BENTUK BUMI DAN GEOID, SERTA


TEKNOLOGI UNTUK MENGHASILKAN GEOID

Rozak Agung Pamuji, Muhammad Zamilul Raihan, Ramana Abdillah A.P


Program Studi Teknologi Rekayasa Geomatika dan Survei
Surel: a060422028@mahasiswa.poliban.ac.id a060422020@mahasiswa.poliban.ac.id
a060422027@mahasiswa.poliban.ac.id

Abstrak
Semenjak zaman dahulu, ilmu geodesi sudah dipergunakan insan buat keperluan
navigasi. Secara signifikan, kegiatan pemetaan Bumi menjadi bidang ilmu geodesi sudah
dimulai sejak banjir sungai Nil (2000 SM) sang kerajaan Mesir kuno. Selama ini kita
meyakini bahwa bentuk bumi adalah bulat. Bumi bulat sudah menjadi sistem kepercayaan
kita. Namun, ilmu pengetahuan terus berkembang. Apa yang kita yakini sekarang bisa jadi
berubah kemudian. Keyakinan bahwa bumi bulat yang sudah mapan selama ratusan tahun
itu digugat. Seorang peneliti internasional bernama Eric Dubay mengungkap fakta bahwa
teori bumi bulat adalah ilusi yang ditanam di otak kita lewat kebohongan sains dan
propaganda media selama lebih dari 500 tahun. Salah satu cara buat mendapatkan data
fotogrametri menggunakan memakai teknologi pesawat tanpa awak yaitu UAV (Unmanned
Aerial Vehicle). di umumnya UAV dilengkapi dengan GPS navigasi kegunaannya supaya
foto yang didapatkan memiliki koordinat posisi kamera yaitu longitude, latitude, serta
altitude di setiap foto. namun, data ketinggian (altitude) yg ada di foto tadi mengacu di
datum ellipsoid karena ellipsoid merupakan contoh matematis pendekatan bumi. Penelitian
ini menggunakan data DEMNAS yg disediakan sang Badan informasi Geospasial (BIG) di
websitenya buat menghitung tinggi terbang pada atas bagian atas tanah, sebab DEMNAS
sudah berefrensi terhadap datum geoid.

Kata kunci: Sejarah,Bumi,Geoid dan Teknologi

1
SEJARAH PERKEMBANGAN ILMU GEODESI

Semenjak zaman dahulu, ilmu geodesi sudah dipergunakan insan buat keperluan
navigasi. Secara signifikan, kegiatan pemetaan Bumi menjadi bidang ilmu geodesi sudah
dimulai sejak banjir sungai Nil (2000 SM) sang kerajaan Mesir kuno.
Perkembangan geodesi yg lebih signifikan lagi terjadi pada waktu insan menelaah
bentuk Bumi dan berukuran Bumi, yg dimulai secara mendalam oleh tokoh Yunani,
Erastotenes, yang dikenal menjadi Bapak Geodesi.Hingga teknik geodesi kemudian dijadikan
menjadi disiplin ilmu akademis di hampir seluruh negara. ketika ini, dikarenakan kemajuan
teknologi informasi, cakupan ilmu geodesi semakin luas.
Saat ini juga, teknik geodesi tidak lagi hanya berhubungan menggunakan survei dan
pemetaan. Perkembangan teknologi komputer digital telah memperluas ruang lingkup
keilmuan dan keahlian teknik geodesi.Peta sudah dikelola menjadi informasi geografis
berkomputer. karena itu jua, dunia internasional telah mengadopsi terminologi baru, yaitu
geomatika atau geoinformatika.

Sejarah geodesi – Perkembangan Ilmu Pengetahuan (Scientific Revolution Th.1735 –


1744) inovasi teleskop, theodolit dan perkembangan tabel logaritma digunakan sebagai
wahana pengukuran dan perhitungan triangulasi. semenjak zaman dahulu, Ilmu Geodesi
digunakan oleh manusia buat keperluan navigasi . Secara signifikan, aktivitas pemetaan bumi
menjadi bidang ilmu Geodesi sudah dimulai sejak banjir sungai nil (2000 SM) oleh kerajaan
Mesir kuno. Perkembangan Geodesi yg lebih signifikan lagi di waktu insan menyelidiki
bentuk bumi & ukuran bumi lebih pada oleh tokoh Yunani,Erastotenes yg dikenal menjadi
bapak geodesi. hingga teknik geodesi dijadikan menjadi disiplin ilmu akademis hampir
disetiap negara. waktu ini, dikarenakan kemajuan teknologi info, cakupan ilmu geodesi
semakin
luas.

Jean Picard merupakan pertama kali yg melakukan pengukuran lebih terbaru. dia
mengukur panjangan/jarak dengan bantuan btg kayu (the aid of wooden rods), menggunakan

2
teleskop pada pengukuran sudut, dan menghitung dengan logaritma. Jacques Cassini lalu
melanjutkan Picard ke utara hingga Dunkirk serta ke selatan hingga perbatasan Spanyol.
Cassini membagi 2 bagian/termin pengukuran, satu ke utara asal Paris, yang lain ke selatan.
waktu dihitung panjangan dari ke 2 bagian/tahap tersebut, dia menerima bahwa terdapat
perbedaan panjangan berasal keduanya. Bagian utara lebih pendek daripada pada bagian
selatan. akibat ini, Bila sahih, berarti bahwa bumi itu bukan bola, namun berbentuk mirip
telur / ellipsoid - yang bertentangan dengan perhitungan oleh Isaac Newton dan Christiaan
Huygens. ( dalam Teori Gravitasi, Newton memprediksi bumi berbentuk oblate.

Ellipsoid diratakan pada kutub dengan rasio 1:230.Adanya disparitas tersebut bisa
diselesaikan menggunakan pengukuran sejumlah titik di bumi, hubungan/korelsi antara
jaraknya (pada arah utara-selatan) dan antara sudut vertikal astronomi nya (the projection of
the vertical on the sky). di Bumi oblate jarak yg sinkron dengan satu derajat membesar ke
arah kutub. Akademi Ilmu Pengetahuan Perancis mengirimkan dua ekspedisi. Satu ekspedisi
di bawah.

3
BENTUK BUMI DAN GEOID

Bila diibaratkan, mirip sebuah bola yang ditekan oleh dua tangan pada permukaan serta
bawahnya. sebagai akibatnya, khatulistiwa yang artinya tempat Ekuador berada lebih
menonjol. Baca jua: misteri Gas Langka yang Bocor dari dalam Inti Bumi, Studi celoteh
Terbentuk sehabis Big Bang Alih-alih berbentuk bola yg bundar sempurna, bentuk Bumi
merupakan oblate yg berarti bentuknya mirip bola yg relatif pipih serta oval mirip telur. tapi,
bentuk oval itu hanya sedikit yg artinya Bumi masih tampak bundar sempurna meski tak
disadari poly orang. "Faktanya, kebanyakan planet dan Bulan tak berwujud bola sejati.
Mereka biasanya terjepit pada sejumlah cara atau hal lainnya," ujar ilmuwan planet di Jet
Propulsion Laboratory NASA di Pasadena, California, Amerika perkumpulan, James Tuttle
Keane. Apa yang membuat bentuk Bumi tidak bundar tepat? dia menambahkan penyebab
Bumi, planet lain serta Bulan tidak bundar sempurna artinya adanya gaya sentrifugal atau
gaya luar yg dialami oleh sebuah benda berputar. Sebuah planet yang berputar, kata dia,
sempurna mengalami gaya sentrifugal. Sederhananya, ketika Anda berputar pada kursi atau
di atas kaki maka akan mencicipi adanya tarikan asal pusat tubuh. Hal ini mungkin akan
mengakibatkan lengan maupun kaki terkilir. "Atau, Jika duduk di komidi putar, terdapat
sedikit kekuatan ekstra yang bekerja pada Anda ketika pada komidi putar itu, sehingga Anda
merasa ditarik ke samping," terperinci Keane menggambarkan kenapa bentuk bumi tidak
bundar tepat.

Selama ini kita meyakini bahwa bentuk bumi adalah bulat. Pengetahuan tentang bumi
bulat itu diajarkan di semua ruang sekolah di seluruh dunia. Bumi bulat sudah menjadi sistem
kepercayaan kita. Namun, ilmu pengetahuan terus berkembang. Apa yang kita yakini
sekarang bisa jadi berubah kemudian. Keyakinan bahwa bumi bulat yang sudah mapan
selama ratusan tahun itu digugat. Seorang peneliti internasional bernama Eric Dubay
mengungkap fakta bahwa teori bumi bulat adalah ilusi yang ditanam di otak kita lewat
kebohongan sains dan propaganda media selama lebih dari 500 tahun. Teori bumi bulat
merupakan bentuk konspirasi terbesar sepanjang masa. Dalam penelitian yang dituangkan di
buku ini, Eric Dubay mengungkap fakta-fakta mencengangkan yang membuktikan bahwa
BUMI INI DATAR, BUKAN BULAT. Banyak fakta yang dikupas dari berbagai disiplin
4
ilmu pengetahuan. Salah satu fakta ilmiah yang kuat dan belum bisa dibantah adalah
fenomena gerhana matahari dan bulan yang tidak akurat jika dihitung berdasarkan teori bumi
bulat.

Dikutip dari Jakarta CNBC Indonesia, ternyata bentuk Bumi tidak bundar sempurna.
Bahkan pula terus berubah bergantung di insiden yang terjadi pada dalamnya.gambaran asal
luar angkasa memang menawarkan Bumi nampaknya berbentuk bulat. tetapi planet ini
sebenarnya memiliki bentuk elips serta terus berubah.Bagian khatulistiwa Bumi jauh lebih
gemuk asal bagian kutub. page Ocean Service melaporkan ukuran kurang lebih 70 ribu kaki
(21.336 meter), dikutip Selasa (22/dua/2022).

Bumi juga memiliki pegunungan setinggi hampir 30 ribu kaki (9.144 meter) dan
palung laut mempunyai kedalaman sampai 36 ribu kaki (10.972 meter). Ini sebagai beberapa
hal yg semakin mendistorsi bentuk Bumi. Bahkan permukaan laut di Bumi pula memiliki
bentuk yg tidak beraturan. Adanya variasi di medan gravitasi pula bisa menyebabkan bukit
dan lembah permanen pada permukaan bahari, yakni lebih dari 300 kaki (91,4 meter) relatif
di ellips. Page itu jua menuliskan bentuk Bumi selalu berubah. Terkadang perubahan mampu
terjadi secara periodik, contohnya pasang surut harian yang mampu mempengaruhi lautan
serta kerak Bumi.

Perubahan bentuk itu mampu terjadi sangat lambat stabil. contohnya pada pergeseran
lempeng tektonik atau rebound kerak sesudah lapisan es yang tebal mencair. Kebalikannya,
bentuk planet pula mampu berubah secara episodik yang dahsyat. Ini terjadi bergantung asal
peristiwa mirip gempa Bumi, letusan gunung berapi atau hantaman meteor.

5
TEKNOLOGI YANG DIGUNAKAN UNTUK MENGHASILKAN GEOID

Salah satu cara buat mendapatkan data fotogrametri menggunakan memakai teknologi
pesawat tanpa awak yaitu UAV (Unmanned Aerial Vehicle). di umumnya UAV dilengkapi
dengan GPS navigasi kegunaannya supaya foto yang didapatkan memiliki koordinat posisi
kamera yaitu longitude, latitude, serta altitude di setiap foto. namun, data ketinggian (altitude)
yg ada di foto tadi mengacu di datum ellipsoid karena ellipsoid merupakan contoh matematis
pendekatan bumi. di penentuan tinggi bidang geodesi mengacu di datum tinggi menjadi
bidang level atau permukaan tinggi, yaitu geoid.

Penelitian ini menggunakan data DEMNAS yg disediakan sang Badan informasi


Geospasial (BIG) di websitenya buat menghitung tinggi terbang pada atas bagian atas tanah,
sebab DEMNAS sudah berefrensi terhadap datum geoid. Pengambilan koordinat DEMNAS
memakai perangkat lunak ArcGIS 10.4 dengan tools add surface information. buat menguji
akurasi yang dihasilkan dipergunakan koordinat ICP menjadi titik uji. Titik ICP didapatkan
dari pengukuran memakai GPS geodetic menggunakan metode Real Time Kinematik (RTK).
Koordinat ICP berasal hasil GPS juga berefrensi terhadap datum ellipsoid. sebagai akibatnya
buat menerima ketinggian ICP di atas permukaan tanah yaitu dengan menggunakan nilai
undulasi menjadi faktor pengurangnya dan pada dapatkan koordinat yang berefrensi sama
menggunakan koordinat DEMNAS yaitu datum geoid.

Analisa perhitungan tinggi terbang asal data DEMNAS serta ICP yang sudah berefrensi
terhadap datum geoid membentuk RMSEz sebesar 1,9951 m, dengan hasil rata-rata
pengurangan yaitu -0,59654 m. Maka akurasi tadi masih memenuhi taraf akurasi antara GPS
drone serta DEMNAS yaitu ≤ 6,665 m. sehingga data DEMNAS bisa digunakan buat
menghitung tinggi terbang agar kita bisa mengetahui berapa tinggi terbang seharusnya pada
atas permukaan tanah menggunakan lebih efisien. serta data DEMNAS bisa digunakan buat
mendapatkan kenampakan topografi buat tinggi terbang karena sudah memiliki koordinat
posisi ketinggian yg masih mampu ditoleransi.

6
Tinggi adalah keliru satu komponen primer di kadaster 3D. Faktor penting dalam
penentuan tinggi kadaster 3D ialah pendefinisian bidang referensi tinggi. Geoid dievaluasi
menjadi bidang referensi tinggi yang ideal buat survei kadaster 3D sebab mempunyai bentuk
yg mendekati bumi yg sesungguhnya serta realisasi fisis berupa muka air bahari rerata yg
tidak terganggu. Data undulasi asal geoid dapat dimanfaatkan buat proses transformasi tinggi
geometrik yg dihasilkan asal penggunaan teknologi global Navigation Satellite System
(GNSS) ke tinggi ortometrik. tetapi demikian, sampai saat ini Indonesia belum mempunyai
contoh geoid yg seksama. Hal tadi berimplikasi bahwa belum terdapat bidang referensi tinggi
yang ideal buat survei kadaster 3D. sesuai perseteruan tadi, dilakukan penelitian yang
bertujuan menghasilkan model geoid akurat yg dapat dimanfaatkan buat survei kadaster 3D.
Cakupan wilayah penelitian ialah D.I. Yogyakarta. model geoid didapatkan asal berbagai
variasi data, yaitu data contoh geoid dunia (MGG) berasal satelit gayaberat Gravity field and
steady-state Ocean Circulation Explorer (GOCE) dan Earth Gravitational model (EGM), data
tinggi asal satelit Shuttle Radar Topographic Mission (SRTM) serta peta Rupa Bumi
Indonesia (RBI) skala 1:25.000. Metode pemodelan geoid yg dipergunakan merupakan Fast
Fourier Transformation (FFT) dan Least Square Collocation (LSC) dengan teknik remote
compute restore (RCR). Nilai undulasi gravimetrik yg dihasilkan asal contoh geoid
dimanfaatkan buat survei kadaster 3D. Integrasi pengukuran penyipat datar, pengamatan
GNSS, dan pengukuran tinggi objek kadaster 3D dengan instrumen Total Station (TS)
dilakukan buat mengetahui akurasi tinggi objek kadaster 3D. dampak penggunaan model
geoid terhadap implementasi survei kadaster 3D ditunjukkan menggunakan perbandingan
antara akurasi tinggi objek kadaster 3D menggunakan nilai yang dipersyaratkan, yakni
sebesar 0,500 m. Nilai tadi berdasarkan pada skala peta kadaster pada wilayah pemukiman
yaitu 1:1.000 dan mengacu pada Peraturan Menteri Negara Agraria (PMNA) angka tiga
Tahun 1997. hasil penelitian membagikan bahwa contoh geoid lokal yg paling seksama
memiliki akurasi sebanyak 0,127 m dan didapatkan dari metode FFT menggunakan
kombinasi data antara EGM2008 dengan data tinggi asal peta RBI skala 1:25.000. Selain
akurasi model geoid lokal, akurasi tinggi objek kadaster 3D pula dipengaruhi kepresisian
tinggi geometrik yang nilainya sebesar 0,040 m. Akurasi tinggi objek kadaster 3D berada di
rentang 0,1331 m s.d. 0,1333 m. Akurasi tersebut lebih tinggi daripada nilai yang

7
dipersyaratkan. sang karena itu, bisa disimpulkan bahwa contoh geoid lokal D.I. Yogyakarta
bisa dimanfaatkan menjadi referensi tinggi dalam implementasi survei kadaster 3D. Hal ini
mendasari bahwa secara teknis berkaitan dengan komponen tinggi, kadaster 3D telah bisa
direalisasikan di D.I. Yogyakarta karena telah tersedia bidang surat keterangan tinggi yang
ideal.
KESIMPULAN

Semenjak zaman dahulu, ilmu geodesi sudah dipergunakan insan buat keperluan
navigasi. Secara signifikan, kegiatan pemetaan Bumi menjadi bidang ilmu geodesi sudah
dimulai sejak banjir sungai Nil (2000 SM) sang kerajaan Mesir kuno. Perkembangan geodesi
yg lebih signifikan lagi terjadi pada waktu insan menelaah bentuk Bumi dan berukuran Bumi,
yg dimulai secara mendalam oleh tokoh Yunani, Erastotenes, yang dikenal menjadi Bapak
Geodesi.Hingga teknik geodesi kemudian dijadikan menjadi disiplin ilmu akademis di
hampir seluruh negara. Saat ini juga, teknik geodesi tidak lagi hanya berhubungan
menggunakan survei dan pemetaan. Bila diibaratkan, mirip sebuah bola yang ditekan oleh
dua tangan pada permukaan serta bawahnya. Selama ini kita meyakini bahwa bentuk bumi
adalah bulat. Salah satu cara buat mendapatkan data fotogrametri menggunakan memakai
teknologi pesawat tanpa awak yaitu UAV (Unmanned Aerial Vehicle). Penelitian ini
menggunakan data DEMNAS yg disediakan sang Badan informasi Geospasial (BIG) di
websitenya buat menghitung tinggi terbang pada atas bagian atas tanah, sebab DEMNAS
sudah berefrensi terhadap datum geoid. Pengambilan koordinat DEMNAS memakai
perangkat lunak ArcGIS 10.4 dengan tools add surface information. buat menguji akurasi
yang dihasilkan dipergunakan koordinat ICP menjadi titik uji. Titik ICP didapatkan dari
pengukuran memakai GPS geodetic menggunakan metode Real Time Kinematik (RTK).
Koordinat ICP berasal hasil GPS juga berefrensi terhadap datum ellipsoid. sebagai akibatnya
buat menerima ketinggian ICP di atas permukaan tanah yaitu dengan menggunakan nilai
undulasi menjadi faktor pengurangnya dan pada dapatkan koordinat yang berefrensi sama
menggunakan koordinat DEMNAS yaitu datum geoid.

8
DAFTAR PUSTAKA

Dokumen, I. (n.d.). Sejarah Perkembangan Ilmu Geodesi. Retrieved from DokumenTips.com:


https://dokumen.tips/documents/sejarah-geodesi-dan-.html?page=1

IDN, C. (n.d.). Bentuk Bumi. Retrieved from CNBC Indonesia:


https://www.cnbcindonesia.com/tech/20220222063840-37-317151/wow-ternyata-bentuk-
bumi-bisa-berubah-ini-penyebabnya

ITN. (n.d.). Retrieved from http://eprints.itn.ac.id/6383/

ITN. (n.d.). Teknologi Penghasil Geoid. Retrieved from eprints.itn.ac.id: http://eprints.itn.ac.id/6383/

Kompas. (n.d.). Bumi dan Geoid. Retrieved from Kompas.com:


https://www.kompas.com/sains/read/2022/04/09/100200023/bentuk-bumi-ternyata-tidak-
bulat-sempurna-ini-penjelasannya

Telkomuniversity. (n.d.). Bentuk Bumi. Retrieved from openlibrary.telkomuniversity.ac.id/:


https://openlibrary.telkomuniversity.ac.id/pustaka/123940/the-flat-earth-conspiracy-bukti-
bukti-ilmiah-yang-mengungkap-bahwa-bentuk-bumi-bukan-bulat-tapi-datar.html

UGM. (n.d.). Teknologi Penghasil Geoid. Retrieved from etd.repository.ugm.ac.id:


http://etd.repository.ugm.ac.id/penelitian/detail/77144

Anda mungkin juga menyukai