Anda di halaman 1dari 11

Kasih Yang Membumi

EDISI 05 FEBRUARI 2023


PDT. RULAND LETEDARA

GBI ROCK AMBON


OFFICE Jl. Nn. Saar Sopacua No. 85, Wainitu - Ambon 97115
Ph. +62 911 341 271 Whatsapp +62 811 4772 828 Email: rock_ambon@yahoo.com
rockambon Sound From East Rock Ambon
INFORMASI

HAPPY BIRTHDAY
FEBRUARI
ANNA F. TUWANAKOTTA MARKUS RICHARD SURLIALY
HOBERTINA SILAHOOY SARFYLO PATRICK PALIJAMA

10
SELFISTER TETERISSA
JEHEZKIEL WATTIMENA
JEFRY LATULUMA
15 PHILIPS NGILYAUBUN
HERMY LATUMAHINA

VELDY FLORIAN LUHUKAY


JEANE SHERLY H. TOMASILA
HILLSONG PRAYER
RACHEL ALFONS ANGKOTTA
FERDINANDUS EBRAM NAINGGOLAN

16
LIRAY TANATE YENNY CHRISTINE NIATA

11 RAYMOND I. UNMEHOPA THEOFILUS NANLOHY


DANIEL FREDRICK PESURNAY YANTI ERVINA NGELIARATAN
HERLINA GOSAL M. FILEKS LODEWYK MASPAITELLA
COSTANSA SAHURILLA JOHVANS SESA

VALENTINO B. SAHUSILAWANE
PEGGY TANI ELS

12
FILBERT JOSUA SIMANJUNTAK
FARRELL IMANUEL SIMANJUNTAK
KEZIA EUNIKE LEWANTAUR
NELFY C. PELAMONIA

NUSYE MUAL
LOLITA ELIZABETH LEIMENA
HERLIN JULIANTY SIETO
Amsal 3:16-17
13 UMUR PANJANG
LIDIA RUBIANTO
DRI HANDOYO
FREDERIKA LATUHERU ADA DI TANGAN KANANNYA,
ANAJI RESILOOY DI TANGAN KIRINYA
SILVANIE FREDERIKA KAINAMA S.
KEKAYAAN DAN

JOSHUA LOUPATTY KEHORMATAN.


MARGARETHA KAFROLI MATOKE JALANNYA ADALAH
FRIDA TUTUHATUNEWA JALAN PENUH BAHAGIA,
14 JACOB TANGKUMAN
PUTRI ZEVANYA PATTY
ONG LIN LIE
SEGALA JALANNYA
SEJAHTERA SEMATA-MATA.
RIENTJE BOSOU
IBADAH GENERASI
SCHOOL - CAMPUS - DEWASA MUDA

PS. ABRAHAM LAISINA - NETHERLANDS


EV. ASHVIEN JITAN - NETHERLANDS

SABTU
18
FEB 23
19.00 HOUSE OF
MY GLORY
WIT WAINITU
PELAYANAN

BAPTISAN
AIR
RABU
PENGARAHAN
15 FEBRUARI
BAPTISAN AIR
2023

SABTU
PELAYANAN
18 FEBRUARI
BAPTISAN AIR
2023

INFORMASI LAIN TENTANG BAPTISAN AIR

DAPAT MENGHUBUNGI
GEMBALA KC SAUDARA ATAU MELALUI
IG @ROCKAMBON ATAU KONTAK 08114708122.
PELAYANAN

PENYERAHAN

ANAK
AKAN DIADAKAN DI

MARET

2023
REGISTRASI:
HUBUNGI GEMBALA KC
ATAU
0811-4708-122

PENDAFTARAN DITERIMA HINGGA


MINGGU, 5 MARET 2023
Lukas 10:25-37 (TB) "25 Pada suatu kali berdirilah seorang ahli Taurat untuk mencobai Yesus,
katanya: “Guru, apa yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?”26 Jawab
Yesus kepadanya: “Apa yang tertulis dalam hukum Taurat? Apa yang kau baca di sana?”
27 Jawab orang itu: “Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap
jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu dan dengan segenap akal budimu, dan kasihilah
sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.”28 Kata Yesus kepadanya: “Jawabmu itu benar;
perbuatlah demikian, maka engkau akan hidup.”29 Tetapi untuk membenarkan dirinya orang
itu berkata kepada Yesus: “Dan siapakah sesamaku manusia?"30 Jawab Yesus: “Adalah
seorang yang turun dari Yerusalem ke Yerikho; ia jatuh ke tangan penyamun-penyamun yang
bukan saja merampoknya habis-habisan, tetapi yang juga memukulnya dan yang sesudah itu
pergi meninggalkannya setengah mati.31 kebetulan ada seorang imam turun melalui jalan itu;
ia melihat orang itu, tetapi ia melewatinya dari seberang jalan. 32 Demikian juga seorang Lewi
datang ke tempat itu; ketika ia melihat orang itu, ia melewatinya dari seberang jalan. 33 Lalu
datang seorang Samaria, yang sedang dalam perjalanan, ke tempat itu; dan ketika ia melihat
orang itu, tergeraklah hatinya oleh belas kasihan. 34 Ia pergi kepadanya lalu membalut luka-
lukanya, sesudah ia menyiraminya dengan minyak dan anggur. Kemudian ia menaikkan orang
itu ke atas keledai tunggangannya sendiri lalu membawanya ke tempat penginapan dan
merawatnya. 35 Keesokan harinya ia menyerahkan dua dinar kepada pemilik penginapan itu,
katanya: Rawatlah dia dan jika kaubelanjakan lebih dari ini, aku akan menggantinya, waktu
aku kembali. 36 siapakah di antara ketiga orang ini, menurut pendapatmu, adalah sesama
manusia dari orang yang jatuh ke tangan penyamun itu?”37 Jawab orang itu: “Orang yang
telah menunjukkan belas kasihan kepadanya.” Kata Yesus kepadanya: “Pergilah, dan
perbuatlah demikian!”

Terdapat dua sasaran dan objek kasih sesuai Lukas


10:25-37 yaitu Mengasihi Allah dan Mengasihi sesama.
Terlepas dari motivasi orang farisi yang ingin mencobai
Tuhan Yesus, topik pertanyaannya adalah tentang hidup
yang kekal: “Apa yang harus aku lakukan untuk
memperoleh hidup yang kekal?” Tuhan Yesus SASARAN
menjawabnya: “kalau kamu mau memperoleh hidup yang
kekal, ini solusinya “Kasihilah Tuhan Allahmu dan ATAU
kasihilah sesamamu manusia” di perikop yang lain, injil OBJEK KASIH
yang lain dikatakan, “Di dalam kedua hukum ini terdapat
kesimpulan dari seluruh hukum taurat”. 2 hal ini penting
karena objek kasih secara vertikal itu adalah Allah
sendiri.
Objek kasih: mengasihi Allah. Mustahil kita bisa mempraktekkan objek yang
kedua (horizontal) tanpa terlebih dahulu mempunyai kasih yang vertikal
(mengasihi Allah), karena Allah adalah sumber dan kasih itu sendiri. Kasih
bukan di tambahkan sebagai atribut kepada Allah tapi kasih adalah bagian
dari Allah sendiri.
Tuhan tahu bahwa kita sangat terbatas, sehingga mustahil kita dapat
mengasihi manusia yang lain dengan tulus tanpa memiliki kasih Tuhan.
Ekspresinya akan terlihat di dalam banyak hal: ibadah, memuji, menyembah
Tuhan, baca firman Tuhan dan lainnya.
Objek kasih: mengasihi sesama manusia. Di dalam bacaan tadi kita melihat
bahwa Tuhan Yesus sebenarnya sedang menantang perspektif orang farisi
tersebut kepada perannya dalam kehidupan masyarakat, kenapa? Karena dia (ahli
taurat) representasi komunitas keagamaan pada waktu itu. Dia menjawab Tuhan
Yesus dengan cara yang sebenarnya menunjukkan kepentingan dirinya sendiri
dengan penekanan terbesarnya adalah hubungan dia dengan Allah, mengasihi
Allah bukan mengasihi sesama.

STANDAR MENGASIHI ALLAH


Ekpresi kita mengasihi Allah adalah dengan segenap hati,
jiwa, kekuatan, dan dengan segenap akal budi. Artinya
seluruh keberadaan kita itu harus mengarah dan mengejar
STANDAR kasih yang seperti ini, bukan hanya puas pada batasan
KASIH tatanan ibadah tapi masih ada lagi yang jauh lebih dalam.

STANDAR MENGASIHI SESAMA


Standar mengasihi sesama adalah seperti diri kita sendiri. Sehingga mengasihi diri
sendiri itu penting. Ini tidak sama dengan mengasihani diri. Cara kita
memperlakukan diri kita sendiri akan terekspresi pada acara kita mengasihi
sesama. Contoh sederhanya yang jadi refleksi kita: Ketika ada orang yang
membutuhkan pakaian, pakaian seperti apa yang kita berikan? Apakah sesuatu
yang sudah afkir atau tidak fit atau out of fashion? Apakah kita memberi apa yang
kita saja tidak mau memakainya? Jika benar, maka Itu bukan standar mengasihi
sesama seperti diri sendiri.
Tuhan Yesus ingin berkata kepada ahli taurat ini bahwa jangan hanya
mengasihi Allah tetapi mengabaikan sesamamu. Gereja dapat
mengekspresikan Kristus dengan membangun hubungan dengan
masyarakat di luar. Di saat gereja berurusan dengan masyarakat dan
berjalan dalam kasih serta mengasihi sesama, orang lain akan dapat
dengan sungguh-sungguh melihat Allah.

Orang belum mengalami dan melihat Allah karena kita


hanya sibuk dengan menekankan hubungan pribadi secara
vertikal dengan Allah. Orang ingin tahu bagaimana
hubungan pribadi kita dengan Yesus diterjemahkan
kedalam dampak hidup orang lain.

Jadi mungkin banyak orang Kristen yang berpikir bahwa kegiatan hanya
terjadi di gedung.

Jika kita sungguh-sungguh mengenal Allah,


maka kita akan mempunyai kasih
dan belas kasihan bagi orang lain.

Banyak sekali orang Kristen terperangkap dalam hubungan ini:


hubungan antara mereka dengan Allah dan bagi mereka itulah yang
terpenting dan sangat diperlukan. Memang tidak salah tapi juga tidak
seimbang. Dan apapun yang telah mereka dicapai akan diukur dengan
sejauh mana mereka berdampak bagi sesama. Pertanyaannya adalah apa
dampak hubungan itu dengan sesama kita?

Barometer hubungan kita dengan Allah ialah hubungan kita dengan


sesama. Tidak salah jika berkata: aku mengasihi Tuhan, namun apa
indikatornya? Bagaimana kita berespon dan berhubungan dengan
sesama di sekitar kita?

Tuhan Yesus tidak mempermasalahkan hubungan vertikal dengan Allah


tetapi hubungan horizontalnya dengan sesama. Mengasihi Allah tanpa
mengasihi sesama hanya akan menghasilkan agama dan kehidupan yang
agamawi.

Sebaliknya jika hanya aspek sesama yang diperhatikan tanpa hubungan


vertikal, yang ada hanyalah kegiatan sosial tanpa ada hubungan yang
hidup. Gereja seharusnya tidak nyaman hanya dalam gedung ibadahnya,
tetapi membawa Kristus yang ada di dalam diri mereka ke tengah
masyarakat, itu sebabnya kita ada dalam KC (Kingdom Community). Ada
jurang pemisah antara orang yang belum percaya dengan orang yang
sudah percaya yang beribadah di dalam gedung gereja.
Perhatikan ilustrasi pada gambar
di samping. Kanan: orang-orang
Kristen. Kiri: orang-orang yang
belum percaya yang memiliki
kerinduan untuk datang pada
Tuhan tetapi ada jurang
pemisah. Pada saat yang sama,
gereja berkumpul di dalam zona
nyamannya lalu berdoa
mengharapkan mereka akan
datang beribadah bersama
dengan mereka.
Ilustrasi ini menunjukkan bahwa tidak bisa ada jurang pemisah. Kita berdoa, dan
mungkin doa kita di dengar Tuhan tetapi mereka (orang-orang yang belum
percaya) tidak bisa melompat dengan otomatis ke Gereja. Selain berdoa, ada yang
harus kita lakukan. Kita perlu membangun jembatan.

APA ITU JEMBATAN ?

Ini adalah tindakan nyata kita, sesuatu yang kita lakukan bagi sesama kita. Hati ini
ada dibalik motivasi melakukan penetrasi kota dan menggembalakan kota. Itu
sebabnya, dalam konteks ini jemaat yang ada dalam KC mempunya peranan yang
sangat penting untuk menampilkan kasih Kristus kepada masyarakat sekitarnya,
sehingga jika KC memindahkan atau menduplikasi ibadah raya dalam pertemuan
mingguan di KC maka tidak akan berdampak banyak kepada masyarakat karena
fokusnya bukan pada apa yang dapat ia berikan kepada orang lain.
Multiplikasi KC adalah salah satu indikator bahwa para anggotanya mengalami
Tuhan, mengasihi Allah, dan berdampak bagi sesama. Multiplikasi adalah tanda
bahwa anggota KC bergerak aktif menjadi representasi Kristus di tengah
masyarakat. Jangan hanya sibuk melakukan kegiatan rutin di bait Allah tanpa
menghiraukan apa yang terjadi di sekeliling seperti imam dan orang Lewi (Luk 10),
mereka kehilangan kesempatan dam momentumnya.
“Kristus di dalam kita harus bisa dinikmati
oleh sesama di sekitar kita,
karena kita menjadi representasi Kristus
di setiap aspek kehidupan”

Galatia 6:9-10 (TB) 9 Janganlah kita jemu-jemu


berbuat baik, karena apabila sudah datang
waktunya, kita akan menuai, jika kita tidak
menjadi lemah. 10 Karena itu, selama masih ada
kesempatan bagi kita, marilah kita berbuat baik
kepada semua orang, tetapi terutama kepada
kawan-kawan kita seiman.

Filipi 4:5 (TB) Hendaklah kebaikan


hatimu diketahui semua orang.
Tuhan sudah dekat!

Praktikalitas kasih yang membumi: belas kasihan muncul


saat kita mendatangi orang yang ada dalam kesusahan dan
kebutuhan. Belas kasihan itu seperti mesin pendorong kita
untuk melakukan sesuatu. Kita tidak perlu menunggu kaya
TINDAKAN
untuk bisa menolong orang lain atau menunggu sampai
KASIH sempurna atau sembuh dari luka dan bebas dari masalah.
Kita semua masih terus disembuhkan oleh Yesus secara intelektual, emosi, jiwa,
fisik, dan rohani, Dia belum selesai, tetapi Yesus tidak tunggu sampai hidup kita
benar-benar bebas dari kekacauan baru. Selagi Dia mengatur pribadi kita, hidup
kita, Dia memakai kita mengurusi kekacauan hidup orang lain. Selagi Dia
mengembangkan dan membawa kita kepada suatu hubungan yang semakin kaya
dalam persekutuan dengan Dia, Dia mengutus kita untuk berurusan dengan
mereka yang terpisah dari-Nya dengan menunjukkan kasih-Nya kepada mereka.
Jadi pada dasarnya kita adalah pembawa berkat dan penyembuh yang masih
terluka. Kita membawa luka namun Allah sedang sembuhkan kita dan memakai
kita untuk mengasihi dan menyembuhkan orang lain pada waktu yang sama.

God is using you, while He is healing you.


Dia mulai memakai kita, selagi Dia menyembuhkan kita
Dia memakai kita menyembuhkan orang lain.

Anda mungkin juga menyukai