No. Revisi 0
Tgl. Terbit 3 Januari 2017
Halaman 1/3
A. LATAR BELAKANG
Dalam rangka mengamankan jalannya pembangunan nasional,demi
terciptanya kwalitas manusia yang diharapkan, perlu peningkatan upaya
penanggulangan HIV/AIDS yang melibatkan semua sektor pembangunan
nasional melalui program yang terarah, terpadu dan menyeluruh.
AIDS (Acuquired Immuno Deficiency Sindrom) merupakan kumpulan
gejala penyakit yang disebabkan oleh virus HIV (Human Immuno Devisiency
Virus) yang akan menular dan mematikan. Virus tersebut merusak sistem
kekebalan tubuh manusia, dengan berakibat yang bersangkutan kehilanagan
daya tahan tubuh, sehingga mudah terinfeksi dan meninggal karena berbagai
penyakit infeksi, kanker dan lain-lain.
Sampai saat ini belum ada/belum ditemukan vaksin pencegahan/obat
untuk penyembuhnya. Jangka waktu antara terkena infeksi dan munculnya
gejala penyakit pada orang dewasa memakan waktu 5-10 tahun. Selama kurun
waktu tersebut walaupaun masih tampak sehat, secara sadar maupun tidak
pengidap HIV dapat menularkan virusnya pada orang lain.
Infeksi Menular seksual (IMS) adalah infeksi yang ditularkan melalui
hubungan seksual. Infeksi menular seksual akan lebih beresiko bila melakukan
hubungan seksual dengan gonta ganti pasangan, baik melalui vagina, oral,
maupun anal.
Srategi penaggulangan HIV/AIDS ditunjukkan untuk mencegah dan
mengurangiresiko penularan HIV, meningkatkan kualitas hidup ODHA, serta
mengurangi dampak sosialdan ekonomi akibat HIV dan AIDS pada individu,
keluarga dan masyarakat, agar individu dan masyarakat menjadi produktif dan
bermanfaat untuk pembangunan. Hal ini merupakan peran aktif multipihak baik
pemerintah maupun masyarakat termasuk mereka yang terinfeksi dan
terdampak, sehingga keseluruhan upaya penanggulangan HIV dan AIDS dapat
di lakukan dengan sebaik-baiknya, yang menyangkut upaya pencegahan,
pengobatan, mitigasi dampak dan pembangunan lingkungan yang kondusif.
Untuk Keberhasilan program pencegahan dan pengobatan diperlukan
peran aktif dari kelompok populasi kunci yaitu : (1). Orang-orang beresiko tertular
atau rawan tertular karena perilaku seksual beresiko yang tidak terlindung
bertukaran alat Suntik,ibu hamil, dan pasien TB paru (2). Orang-orang yang
rentan adalah orang yang karena pekerjaan, lingkungannya rentan terhadap
penularan HIV, seperti buruh migran, pengungsi dan kalangan muda beresiko,
dan (3). ODHA adalah orang yang sudah terinveksi HIV.
Puskesmas Selomerto 2 ikut serta dalam upaya pencegahan dan
penanggulangan HIV/AIDS dengan mengadakan kegiatan VCT, penyuluhan
tentang HIV/AIDS pada masyarakat.
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum :
Tujuan Program HIV/AIDS di Puskesmas Selomerto 2 adalah pencegahan
dan penanggulangan HIV/AIDS di Masyarakat, khususnya di wilayah kerja
Puskesmas Selomerto 2.
2. Tujuan Khusus:
a. Menemukan dini kasus penderita HIV
b. Pencegahan penularan HIV dari ibu ke anak
c. Menungkatkan pengetahuan kelompok resiko tinggi dan kelompok rentan
tertular HIV/AIDS dan Penyakit Infeksi Menular.
E. SASARAN
1. Konseling dan Test Terutama pada:
a. Semua yang termasuk dalam kelompok resiko tinggi dan kelompok rentan
tertular HIV/AIDS yaitu pada ibu hamil ( ANC Class) dan penderita TB.
b. Semua ibu hamil yang berkunjung ke Puskesmas Selomerto 2.
c. Semua pasien yang berkunjung ke Puskesmas Selomerto 2 yang
menunjukkan adanya gejala IMS.
2. Merujuk/mengirimkan sample darah yang akan di periksa HIV ke Klinik VCT
Sehati Puskesmas Selomerto 2.
Selomerto,
Mengetahui,
Kepala Puskesmas Selomerto 2 Penanggungjawab