ABSTRAK
Sampah merupakan salah satu permasalahan yang dialami hampir semua kota di Indonesia tidak terkecuali
Kabupaten Demak. Pengelolaan Sampah yang belum maksimal menyebabkan menumpuknya volume sampah dan
menimbulkan masalah-masalah baru. Kabupaten Demak sendiri memiliki dua Tempat Pembuangan Akhir (TPA)
yaitu TPA candisari dan TPA kalikondang. Dimana TPA kalikondang sudah mendapat penolakan dari warga sekitar
karena adanya dampak negatif yang dirasakan oleh warga baik dampak kesehatan maupun pencemaran lingkungan.
Oleh karena itu dibutuhkan lokasi TPA yang baru dan sesuai dengan SNI 03-3241-1994 untuk menampung sampah
yang dihasilkan warga demak.
Penentuan lokasi dan rute TPA ini menggunakan Sistem Informasi Geografis (SIG), dimana metode yang
digunakan untuk penentuan lokasi TPA yaitu menggunakan metode bobot dan skoring serta overlay peta.
Parameter-parameter yang digunakan berdasarkan SNI 03-3241-1994 yang diperoleh dari instansi terkait.sementara
untuk penentuan rute TPA dari TPS memanfaatkanNetwork Analyts pada perangkat lunak ArcGIS.
Dari penelitian ini dihasilkan bahwa berdasarkan SNI 03-3241-1994 zona layak TPA terpilih berada di
Desa Mangunjiwan Kecamatan Demak dengan luas 70 Ha dan total nilai 474. Sementara TPA kalikondang masuk
dalam kategori tidak layak berdasarkan SNI 03-3241-1994 karena letaknya yang kurang dari 300 meter dari
pemukiman. Rute yang diperoleh kondisi jalannya baik dan dapat dilalui oleh truk sampah.
Kata Kunci: Kabupaten Demak.Network Analyst, SNI 03-3241-1994, Sistem Informasi Geografis (SIG), TPA
ABSTRACT
Garbage is one of the problems experienced by almost all cities in Indonesia is no exception to Demak
Regency. Waste management that has not maximized causes the buildup of garbage volume and raises new
problems. Demak Regency itself has two end garbage place (TPA) namely TPA Candisari and TPA Kalikondang.
Where the Kalikondang landfill has been rejected by local residents because of the negative impacts felt by the
residents both the health impact and environmental pollution. Therefore, a new landfill location is needed and in
accordance with SNI 03-3241-1994 to accommodate the garbage produced by demak residents.
In determining the location and route of this TPA using Geographic Information System (GIS), where the
method used for determining the landfill location is using the method of weighting and scoring and overlay the map.
Parameters used in accordance with SNI 03-3241-1994 obtained from related institutions. While for the
determination of TPA route from TPS utilizes Network Analyts in ArcGis.
From this research, it is found that based on SNI 03-3241-1994 the eligible landfill zone is located in
Mangunjiwan Village Demak District with 70 ha and total value 474. While Kalikondang landfill is categorized as
inappropriate based on SNI 03-3241-1994 because of its less From 300 meters from the settlement. The route
obtained has road's conditions is good and can be traversed by garbage trucks.
Keywords: Demak Regency, Geographic Information System (GIS), SNI 03-3241-1994, Network Analyst, TPA.
*)
Penulis, Penanggungjawab
7. Menentukan rute dari TPS menuju zona layak memadai, seperti tingginya biaya yang
TPA terpilih menggunakan network analyst diperlukan untuk pengolahan air.
pada ArcGIS.
II.4. Tempat Pembuangan Akhir (TPA)
II. Tinjauan Pustaka Tempat pembuangan akhir atau TPA adalah
II.1. Pengertian Sampah suatu areal yang menampung sampah dari hasil
Sampah adalah buangan yang dihasilkan dari pengankutan dari TPS maupun lansung dari
suatu proses produksi baik industri maupun sumbernya (bak / tong sampah) dengan tujuan akan
domestik (rumah tangga). Sementara didalam UU mengurangi permasalah kapsitas / timbunan sampah
No 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah, yang ada dimasyarakat (Suryono dan Budiman,
disebutkan sampah adalah sisa kegiatan sehari hari 2010). Di TPA, sampah masih mengalami proses
manusia atau proses alam yang berbentuk padat atau penguraian secara alamiah dengan jangka waktu
semi padat berupa zat organik atau anorganik panjang.
bersifat dapat terurai atau tidak dapat terurai yang
dianggap sudah tidak berguna lagi dan dibuang II.5. Aspek Penentuan Lokasi TPA
kelingkungan. Dalam SNI Nomor 03-3241-1994 kriteria
pemilihan lokasi TPA sampah dibagi menjadi tiga
II.2. Jenis Sampah bagian:
Menurut Slamet (2009:153) sampah 1. Kriteria regional, yaitu kriteria yang
dibedakan atas sifat biologisnya sehingga digunakan untuk menentukan zona layak
memperoleh pengelolaan yakni, sampah yang dapat atau zona tidak layak sebagai berikut:
menbusuk, seperti (sisa makan, daun, sampah kebun, a. Kondisi geologi;
pertanian, dan lainnya), sampah yang berupa debu, Tidak berlokasi di zona holocene
sampah yang berbahaya terhadap kesehatan, seperti fault;
sampa-sampah yang berasal dari industri yang Tidak boleh di zona bahaya
mengandung zat-zat kimia maupun zat fisik geologi
berbahaya. b. Kondisi hidrogeologi;
Tidak boleh mempunyai muka air
II.3. Dampak Negatif Sampah tanah kurang dari 3 m;
Menurut Gelbert dkk (1996) ada tiga dampak Tidak boleh kelulusan tanah lebih
sampah terhadap manusia dan lingkungan yaitu: besar dari 10-6 cm/det;
1. Dampak terhadap kesehatan Jarak terhadap sumber air minum
Lokasi dan pengelolaan sampah yang kurang harus lebih besar dari 100 m di
memadai (pembuangan sampah yang tidak hilir aliran;
terkontrol) merupakan tempat yang cocok Dalam hal tidak ada zona yang
bagi beberapa organisme dan menarik bagi memenuhi kriteria-kriteria tersebut
berbagai binatang seperti, lalat dan anjing di atas, maka harus diadakan
yang dapat menjangkitkan penyakit. masukan teknologi;
2. Dampak terhadap lingkungan c. Kemiringan zona harus kurang dari
Cairan rembesan sampah yang masuk 20%;
kedalam drainase atau sungai akan d. Jarak dari lapangan terbang harus
mencemari air. Berbagai organisme termasuk lebih dari 3.000 m untuk penerbangan
ikan dapat mati sehingga beberapa turbo jet dan harus lebih besar dari
spesiesakan lenyap, hal ini mengakibatkan 1.500 m untuk jenis lain;
berubahnya ekosistem perairan biologis. e. Tidak boleh ada daerah lindung/ cagar
3. Dampak Terhadap Keadaan Sosial dan alam dan daerah banjir dengan
Ekonomi periode ulang 25 tahun.
Dampak-dampak tersebut adalah sebagai
berikut : 2. Kriteria penyisih yaitu kriteria yang
a. Pengelolaan sampah yang tidak memadai digunakan untuk memilih lokasi terbaik
menyebabkan rendahnya tingkat terdiri dari kriteria regional ditambah
kesehatan masyarakat. Hal penting disini dengan kriteria berikut:
adalah meningkatnya pembiayaan (untuk a. Iklim;
mengobati kerumah sakit). Hujan intensitas hujan makin kecil
b.Infrastruktur lain dapat juga dipengaruhi dinilai makin baik;
oleh pengelolaan sampah yang tidak
Angin arah angin dominan tidak hasilnya di layar komputer atau pada plot. Secara
menuju ke permukiman dinilai singkatnya, overlay menampalkan suatu peta digital
makin baik; pada peta digital yang lain beserta atribut-atributnya
b. Utilitas: tersedia lebih lengkap dinilai dan menghasilkan peta gabungan keduanya yang
makin baik; memiliki informasi atribut dari kedua peta tersebut.
c. Lingkungan biologi:
Habitat kurang bervariasi, dinilai II.8. Networl Analyst
makin baik; Network Analyst merupakan salah satu tools
Daya dukung kurang menunjang dalam perangkat lunak ArcGIS yang dapat
kehidupan flora dan fauna, dinilai digunakan untuk menganalisis suatu objek di
makin baik; permukaan bumi berdasarkan rangkaian jaringan
d. Kondisi tanah: yang berada di sekitarnya, bisa rangkaian jaringan
Produktifitas tanah: tidak transportasi, rangkaian jaringan listrik, dan
produktif dinilai lebih baik; sebagainya. Network Analyst tergolong salah satu
Kapasitas dan umur: dapat jenis pemodelan spasial yang digunakan untuk
menampung lahan lebih banyak menjawab beberapa pertanyaan mengenai jarak,
dan lebih lama dinilai lebih baik; ketepatan waktu, dan cakupan area.
Ketersediaan tanah penutup:
mempunyai tanah penutup yang
cukup, dinilai lebih baik; III. Metodologi Penelitian
III.1 Tahapan Penelitian
Status tanah: makin bervariasi
Pada penelitian ini ada beberapa tahapan yang
dinilai tidak baik;
dilakukan, secara garis besar tahapan penelitian
e. Demografi: kepadatan penduduk lebih
dijabarkan dalam Gambar1.
rendah, dinilai makin baik;
f. Batas administrasi: dalam batas
III.2 Tahapan Pengumpulan Data
adminitrasi dinilai semakin baik; Data yang digunakan dalam penelitian kali
g. Kebisingan: semakin banyak zona ini dibagi menjadi dua data yaitu data primer dan
penyangga dinilai semakin baik; data sekunder.
h. Bau: semakin banyak zona penyangga 1. Data Primer
dinilai semakin baik; Data primer diperoleh melalui survei
i. Estetika: semakin tidak telihat dari lapangan untuk memperoleh data koordinat
luar dinilai semakin baik; TPA dan TPS serta visualisasi kondisi
j. Ekonomi: semakin kecil biaya satuan langsung disana yang digunakan dalam
pengelolaan sampah (per m3/ton) penelitian ini. Selain itu digunakan juga
dinilai semakin baik; teknik wawancara untuk memperoleh
3. Kriteria penetapan, yaitu kriteria yang informasi dari masyarakat sekitar.
digunakan oleh instansi yang berwenang 2. Data Sekunder
untuk menyetujui dan menetapkan lokasi Data sekunder yang digunakan dalam
terpilih sesuai dengan kebijaksanaa instansi penelitian ini merupakan data spasial yang
tersebut dan ketentuan yang berlaku. diperoleh dari instansi terkait di Kabupaten
Demak.
II.6. Sistem Informasi Geografis (SIG)
SIG merupakan sistem informasi yang
III.3 Peralatan Penelitian
digunakan untuk memasukkan, menyimpan, Adapun perlatan yang digunakan dalam
memanggil kembali, mengolah, menganalisis dan penelitian ini antara lain :
menghasilkan data bereferensi geografis atau data
geospatial, untuk mendukung pengambilan 1. Perangkat Keras (Hardware)
keputusan dalam perencanaan dan pengelolaan a. Laptop Dell Inspiron 3420 dengan
penggunaan lahan, sumber daya alam, lingkungan, spesifikasi Intel(R) Core(TM) i3-
transportasi, fasilitas kota, dan pelayanan umum 2328M CPU @2.2GHz
lainnya (Murai, 1999). b. GPS Handheld Garmin
c. Kamera
II.7. Overlay d. Printer
Overlay adalah prosedur penting dalam 2. Perangkat Lunak (Software)
analisis SIG (Sistem Informasi Geografis). Overlay a. Microsoft Office 2007
yaitu kemampuan untuk menempatkan grafis satu b. Microsoft Office Visio
peta diatas grafis peta yang lain dan menampilkan c. ArcGis 10.3
e. Penggunaan Lahan
Lokasi TPA tidak diperbolehkan berada
pada lahan produktif seperti tambak, hutan,
sawah, dan kebun-kebun yang masih
berproduksi. Lahan yang sebaiknya
digunakan untuk lokasi TPA berupa tegalan
dan kebun campur yang sudah tidak
produktif lagi untuk ditanami. Selain itu,
lokasi TPA harus berada pada jarak 3000 m
dari landasan lapangan terbang untuk
penerbangan turbo jet atau 1500 m dari
landasan terbang yang digunakan untuk
penerbangan jenis piston. Hal ini
dikarenakan lokasi TPA dapat menarik
kehadiran burung yang dapat mengganggu
penerbangan.
d. Hidrologi
Suatu TPA sebaiknya berada sejauh 150 m
dari sungai dan 250 m dari pantai. Faktor
iklim atau curah hujan juga menjadi salah
satu pertimbangan, daerah yang memiliki
curah hujan yang rendah atau sedang akan
lebih baik dibandingkan dengan daerah
yang memiliki curah hujan yang tinggi.
penyisih didapat jalur terdekat menggunakan Network Analyst pada ArcGIS. Jalan yang dilalui
merupakan jalan kolektor dan jalan provinsi yang memiliki kualitas jalan yang baik dan dapat dilalui oleh truk
pengangkut sampah. Berikut hasil dari penentuan rute menggunakan Network Analyst pada ArcGIS.
Gambar 11 Peta Rute Dari TPS menuju zona layak TPA terpilih
Dari rute yang diperoleh jarak paling jauh adalah dari TPS Kadilangu Masjid dengan jarak 7,825478 km
dan yang paling dekat adalah dari TPS Wiku II dengan jarak 2,524758 km.