Anda di halaman 1dari 6

Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer e-ISSN: 2548-964X

Vol. 6, No. 6, Juni 2022, hlm. 2649-2654 http://j-ptiik.ub.ac.id

Implementasi Lab Virtual berbasis Teknologi Kontainer Multi Klaster


dengan Orkestrator Kubernetes
Mohammad Zulfikar1, Adhitya Bhawiyuga2, Achmad Basuki3

Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya


Email: 1moh.zulfikar000@gmail.com, 2bhawiyuga@ub.ac.id, 3abazh@ub.ac.id

Abstrak
Pada sistem pembelajaran bidang teknologi informasi, penyediaan lab virtual sangat penting untuk
memberikan pengalaman praktik kepada para pembelajar. Hal tersebut membuat banyak Universitas
mengembangkan lab virtual mereka masing-masing. Namun, pada penerapannya, setiap universitas
dapat memiliki sumber daya yang terbatas maupun berlebih. Hal ini membuat lab virtual yang ada tidak
berjalan secara efisien. Skripsi ini menyajikan implementasi lab virtual berbasis teknologi kontainer
multi klaster dengan orkestrator Kubernetes untuk membuat sistem lab virtual yang memungkinkan
antar universitas saling berbagi sumber daya. Implementasi sistem lab virtual dilakukan dengan
menerapkan tiga komponen utama: klaster orkestrator, klaster universitas, platform manajemen multi
klaster Rancher yang berada pada klaster orkestrator sebagai pengontrol klaster universitas. Hasil
pengujian menunjukkan bahwa sistem lab virtual yang diimplementasikan berjalan sesuai dengan
fungsinya dalam menambahkan klaster universitas baru, menampilkan informasi klaster universitas,
menjalankan aplikasi kontainer, manajemen akses aplikasi dalam klaster ke luar klaster, menambahkan
pengguna baru, mengatur hak akses pengguna tersebut, dan mengatur penggunaan sumber daya aplikasi
kontainer yang dijalankan. Hasil pengujian nonfungsional menunjukkan bahwa sistem dapat menangani
permintaan dari 1000 pengguna secara bersamaan dengan utilisasi sumber daya CPU sebesar 32.84%
dan Memori 77.60%. Sedangkan saat menangani 10000 pengguna sistem hanya mampu menangani
79.5% dari total permintaan dengan utilisasi sumber daya CPU sebesar 83.18% dan Memori 77.06%.
Dari hasil pengujian tersebut, sistem pada penelitian ini terbukti memiliki skalabilitas yang baik untuk
menangani akses oleh banyak pembelajar dan dapat menjadi solusi dari sistem lab virtual berbasis
kontainer.
Kata kunci: Container, Kubernetes, Multi-cluster, Rancher
Abstract
In field of information technology education, provisioning virtual lab is very important to provide
practical experience to learners. This has made many universities develop their own virtual labs.
However, in practice, each university can have limited or excess of resources. This makes the existing
virtual lab run inefficiently. This research proposes the implementation of virtual lab based on multi-
cluster container technology with Kubernetes orchestrator to create virtual lab system that allows
universities to share resources. The implementation of the virtual lab system is carried out by
implementing three main components: orchestrator cluster, university cluster, the Rancher multi-cluster
management platform as the university cluster controller. The functional evaluation results in adding
new university clusters, displaying university clusters information, running container applications,
exposing application within the cluster to outside of the cluster, adding new users, managing access
rights of these users, and manages the resource usage of the running container are all well-functioning.
The non-functional test results shows that the system can handle requests from 1000 users
simultaneously with 32.84% CPU and 77.60% Memory utilization. Meanwhile, when handling 10000
users, the system can handle 79.5% of the total requests with 83.18% CPU and 77.06% Memory
utilization. From the test results, the system in this study is proven to have good scalability to handle
access by many learners and can be a solution for a container-based virtual lab system.
Keywords: Container, Kubernetes, Multi-cluster, Rancher

Fakultas Ilmu Komputer


Universitas Brawijaya 2649
Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 2650

penggunaan sumber daya pada setiap kontainer


1. PENDAHULUAN lebih sedikit dibandingkan mesin virtual.
Pada sistem pembelajaran bidang teknologi Dalam penelitian oleh Sianipar dirancang
informasi, penyediaan lab virtual sangat penting sebuah lab virtual untuk keamanan siber dengan
untuk memberikan pengalaman praktik kepada menggunakan server host berupa mesin virtual
para siswa. Lab Virtual merupakan lingkungan dari penyedia jasa komputasi awan publik. Lab
eksperimen yang dibuat untuk memberikan virtual tersebut menggunakan satu server
pengalaman praktik terkait topik tertentu. Hal sebagai tempat dari platform lab dan tempat
tersebut membuat banyak Universitas kontainer di jalankan, ketika sumber daya satu
mengembangkan lab virtual mereka masing- server tersebut mendekati habis, akan dibuat
masing. Dalam penyediaan lab virtual, platform mesin virtual baru sebagai server host untuk
lab harus menerapkan isolasi antar lab yang menjalankan kontainer lainnya (Sianipar et. al.,
dijalankan, hal ini untuk membuat lingkungan 2016). Penggunaan layanan komputasi awan
lab yang terkontrol. Salah satu kebutuhan dari publik menyebabkan tidak adanya konsep
lab virtual ini adalah adanya mekanisme pembagian sumber daya antar institusi
autentikasi, manajemen pengguna, dan pendidikan atau komunitas riset. Selain itu,
manajemen akses terhadap lab virtual itu sendiri. terdapat mekanisme manajemen kontainer oleh
Pembuatan dan pengembangan lab virtual secara platform lab virtual yang dikembangkan sendiri.
terpisah pada setiap Universitas dapat Hal ini menimbulkan perhatian terhadap fitur
menimbulkan beberapa isu. Contohnya adalah pada platform tersebut termasuk dalam
jumlah sumber daya yang terbatas atau berlebih bagaimana pembatasan penggunaan sumber
untuk setiap Universitas dalam menjalankan lab daya tiap kontainer, penempatan kontainer,
virtual tersebut (Damiani et. al., 2013). hingga kemampuan platform memperbaiki diri
Keterbatasan atau kelebihan sumber daya sendiri ketika ada kontainer bermasalah.
membuat lab virtual yang dimiliki masing- Isu manajemen kontainer tersebut tentu
masing Universitas tidak berjalan secara efisien. telah menjadi perhatian dalam beberapa tahun
Oleh karena itu perlu adanya pengembangan lab terakhir hingga muncul istilah baru yaitu
virtual dengan konsep kolaborasi sumber daya orkestrasi kontainer. Teknologi orkestrasi
antar Universitas dan menerapkan mekanisme kontainer dapat mengatur banyak host atau
resource sharing sebagai solusi. mesin dan dikumpulkan menjadi satu klaster.
Pada pembuatan lab virtual terdapat EdgeNet merupakan Platform yang dibuat untuk
beberapa mekanisme isolasi yang dapat mendukung riset jaringan dan sistem
digunakan, seperti virtualisasi sumber daya terdistribusi dengan memanfaatkan teknologi
dengan mesin virtual menggunakan hypervisor Kubernetes sebagai orkestrator. Klaster EdgeNet
dan kontainer. Penggunaan mesin virtual terdiri dari host atau node yang tersebar di
memerlukan alokasi sumber daya yang tetap, seluruh dunia, memungkinkan penggunaan
baik itu untuk prosesor, memori, maupun klaster untuk komputasi tepi. EdgeNet
penyimpanan. Sebagai contoh pada penelitian menyediakan satu perintah yang dapat
oleh Xu, terdapat skenario modul keamanan dijalankan di mesin virtual maupun bare metal
informasi dengan skema 1 mesin penyerang dan sehingga mesin tersebut dapat tergabung dengan
2 mesin korban sehingga membutuhkan total 3 mudah. EdgeNet memiliki mekanisme resource
mesin virtual (Xu et. al., 2014). Jika ada 50 siswa sharing antar institusi atau organisasi yang
yang mengerjakan modul tersebut secara tergabung. Mekanisme tersebut membuat
bersamaan, maka dibutuhkan setidaknya 150 institusi tergabung dalam klaster dapat saling
mesin virtual. Jika 1 mesin virtual membutuhkan berbagi sumber daya secara adil (Senel et. al.,
memori sebanyak 512 MB, maka setidaknya 2021). Konsep satu klaster yang dibawakan
dibutuhkan server host yang memiliki 75 GB EdgeNet dapat memudahkan manajemen dan
memori agar praktik tersebut dapat berjalan. pengelolaan pada satu tempat, namun memiliki
Kebutuhan sumber daya yang besar ini permasalahan ketika ingin dibuatnya isolasi
dikarenakan adanya virtualisasi penuh dari mulai untuk penggunaan yang berbeda seperti isolasi
sistem operasi hingga proses yang berjalan. Hal antara pekerjaan yang membutuhkan CPU
ini berbeda dengan kontainer yang melakukan secara intensif dan yang membutuhkan GPU
virtualisasi pada tingkat aplikasi. Dengan begitu, secara intensif. Konsep lain yang dapat
memecahkan masalah tersebut adalah dengan

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya


Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 2651

menggunakan multi klaster. Multi-Tenant and Multi-Provider Edge Cloud”.


Penelitian ini bertujuan untuk menerapkan Penelitian ini berisi tentang studi kasus model
sistem yang dapat mendukung lab virtual dengan komputasi terdistribusi untuk komputasi tepi
berbasis pada teknologi kontainer dan konsep berbasis kontainer dengan Kubernetes. EdgeNet
multi klaster. Sistem yang dibuat akan dibuat untuk memecahkan masalah terdahulu
diterapkan dalam mesin virtual dari beberapa terkait komputasi tepi terdistribusi seperti
institusi. Sistem yang dibuat memiliki beberapa pengadaan perangkat keras yang khusus dengan
komponen yang saling terhubung untuk pemeliharaan yang mahal dan memiliki masalah
membentuk platform lab virtual. Komponen skalabilitas. Penelitian tersebut berhasil
utama dalam sistem adalah orkestrator membuat platform komputasi terdistribusi
Kubernetes untuk melakukan manajemen dengan model resource sharing antar institusi.
kontainer dan sebagai infrastruktur dasar dalam
membangun sistem. Selain itu, dibutuhkan 3. RANCANGAN SISTEM
komponen untuk manajemen klaster-klaster Pada penelitian ini, di buat sebuah sistem
yang akan dibuat dan dapat mengelola hak akses lab virtual yang mengimplementasikan
pengguna terhadap sistem tersebut. Komponen teknologi kontainer multi klaster dengan
terakhir adalah platform yang dapat menyatukan menggunakan orkestrator kontainer. Orkestrator
komponen sebelumnya dalam satu antarmuka. kontainer akan mengatur dan memperhatikan
Platform tersebut akan menjadi pusat keadaan dari kontainer yang ada dalam sistem.
pengelolaan maupun manajemen sistem secara Hal ini dapat membuat orkestrator melakukan
menyeluruh dalam bentuk antarmuka berbasis mekanisme self-healing terhadap kontainer
web. ketika terjadi masalah. Selain menggunakan
orkestrator kontainer, sistem lab virtual akan
2. PENELITIAN TERKAIT
menggunakan platform orkestrator multi klaster.
Penelitian pertama dilakukan oleh Xu, dkk. Platform tersebut akan berjalan pada klaster
tahun 2014, dengan judul “Cloud-Based Virtual orkestrator dan menjadi pengatur klaster
Laboratory for Network Security Education”. universitas. Arsitektur sistem lab virtual secara
Pada penelitian ini dirancang sebuah sistem lab umum dapat dilihat pada Gambar 1.
virtual berbasis mesin virtual yang digunakan
untuk melakukan praktik keamanan jaringan.
Lab tersebut memiliki portal baik untuk
administrator dan pengguna. Setiap pengguna
diberikan beberapa mesin virtual yang terhubung
dalam jaringan virtual terisolasi untuk
melakukan eksperimen sesuai modul yang
dipilih.
Penelitian kedua dilakukan oleh Sianipar
H., dkk. Tahun 2016, dengan judul “A
Container-Based Virtual Laboratory for Internet
Security e-Learning”. Penelitian ini berisi
tentang perancangan dan implementasi lab
virtual yang digunakan untuk pembelajaran
keamanan siber dengan menggunakan teknologi
kontainer dalam mesin virtual. Platform lab yang
dibuat dapat melakukan manajemen penempatan
kontainer dan antarmuka web yang dapat diakses
oleh pengguna. Platform lab yang
dikembangkan ditempatkan pada public cloud Gambar 1 Arsitektur Sistem Lab Virtual
dan dapat melakukan penyekalaan jumlah mesin
virtual secara otomatis ketika sumber daya yang 3.1 Komponen Utama Sistem
dibutuhkan untuk menjalankan kontainer tidak
mencukupi. Sistem lab virtual memiliki tiga komponen
Penelitian ketiga dilakukan oleh Senel B., utama dalam pembuatannya. Komponen
dkk. Tahun 2021, dengan judul “EdgeNet: A pertama adalah klaster orkestrator sebagai
tempat pengontrol multi klaster. Komponen

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya


Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 2652

kedua adalah klaster universitas sebagai tempat plane dan mana yang akan menjadi worker. Pada
aplikasi kontainer dijalankan. Komponen ketiga RKE, pemisahan definisi master dan worker
adalah platform manajemen multi klaster sebagai node dilakukan dengan memberikan role pada
antarmuka antara pengguna atau administrator mesin yang sesuai. Pada penelitian ini, role
dengan lab virtual multi klaster. Orkestrator controlplane dan etcd akan diberikan pada satu
kontainer yang digunakan pada penelitian ini mesin virtual dan akan disebut sebagai master
adalah Kubernetes. Secara total akan dibuat 4 node. Sedangkan untuk role worker akan
buah klaster Kubernetes dengan masing-masing diberikan pada satu mesin virtual yang akan
klaster memiliki 1 node master atau control disebut sebagai worker node. Pembuatan klaster
plane dan 1 node worker. Klaster pertama adalah RKE dilakukan dengan menggunakan alat CLI
klaster orkestrator dan tiga klaster lainnya adalah yang disediakan oleh RKE atau rke. Dengan
klaster universitas. Platform yang akan menggunakan konfigurasi yang dibuat
digunakan sebagai alat manajemen multi klaster sebelumnya sebagai masukan dari rke, klaster
pada penelitian ini adalah Rancher. Rancher Kubernetes yang menjadi klaster orkestrator
akan dipasang pada klaster orkestrator dan akan berhasil dibuat.
membuat pengontrol klaster dan menambahkan
agen ke setiap klaster universitas yang ada. 4.2 Pemasangan Rancher
Pemasangan Rancher dilakukan dengan
3.2 Mekanisme Akses Aplikasi Klaster
menggunakan alat manajemen aplikasi dalam
Pada umumnya, Aplikasi atau Pod dalam Kubernetes bernama Helm. Sebelum
klaster Kubernetes tidak dapat diakses dari luar menggunakan Helm, terdapat beberapa hal yang
klaster. Oleh karena itu, Kubernetes perlu dilakukan dalam klaster orkestrator.
menyediakan Service. Terdapat 3 jenis Service Pertama adalah pembuatan namespace untuk
yang paling umum digunakan yaitu ClusterIP, Rancher, kedua adalah pemasangan cert-
NodePort dan LoadBalancer. Klaster pada manager untuk manajemen sertifikat platform
lingkungan bare metal tidak dapat langsung Rancher, ketiga adalah mendefinisikan
membuat Service LoadBalancer. Diperlukan hostname dan bootstrap password dari platform
adanya komponen tambahan yang dipasang pada Rancher. Setelah itu, dilakukan instalasi
klaster Universitas, yaitu MetalLB. MetalLB komponen Rancher pada klaster Orkestrator
memungkinkan implementasi Service menggunakan Helm.
LoadBalancer Kubernetes pada klaster bare
metal dengan menyediakan IP pool tertentu 4.3 Klaster Universitas
untuk digunakan. Ketika terdapat Service Pembuatan klaster universitas dilakukan
LoadBalancer yang dibuat, MetalLB akan dengan menggunakan fitur pada platform
mengambil IP yang tersedia dari pool untuk manajemen klaster Rancher. Pembuatan klaster
dipakai oleh aplikasi yang menggunakan dilakukan dengan mengakses halaman
LoadBalancer tersebut. pembuatan klaster dan memilih tipe Custom
untuk tipe klaster baru. Setelah itu, dilakukan
4. IMPLEMENTASI
konfigurasi umum klaster seperti nama klaster,
Sistem lab virtual diimplementasikan versi Kubernetes yang ingin dibuat dan
dengan menggunakan 8 buah mesin virtual konfigurasi jaringan klaster. Setelah selesai
identik dengan spesifikasi 4 vCPU dan 4 GB melakukan konfigurasi, Rancher akan
Memori. Pada bagian ini, akan dijelaskan memberikan suatu perintah untuk menjalankan
implementasi dari setiap komponen dari sistem kontainer menggunakan Docker yang memiliki
lab virtual baik itu komponen utama maupun parameter khusus sesuai dengan konfigurasi
komponen pendukung. klaster dan role node. Perintah tersebut
kemudian dijalankan ke setiap node klaster
4.1 Klaster Orkestrator universitas tertentu dengan menggunakan alat
Klaster orkestrator dibuat dengan manajemen konfigurasi Ansible.
menggunakan distribusi Kubernetes RKE.
4.4 Mekanisme Akses Aplikasi Klaster
Pembuatan klaster menggunakan RKE
dilakukan dengan membuat file konfigurasi Komponen terakhir yang merupakan
klaster yang mendefinisikan node atau mesin komponen pendukung adalah memasang
virtual yang akan menjadi master atau control MetalLB untuk memungkinkan klaster

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya


Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 2653

melakukan mekanisme akses terhadap aplikasi simulasi permintaan terhadap dasbor sistem.
dalam klaster menggunakan Service Simulasi permintaan dilakukan sebanyak tiga
LoadBalancer Kubernetes. Komponen ini skenario. Selanjutnya, dari setiap skenario
dipasang pada klaster Universitas. Pemasangan simulasi dicatat utilisasi sumber daya dan ditarik
komponen ini dilakukan dengan menerapkan kesimpulan berupa jumlah beban yang dapat
manifest konfigurasi dari MetalLB. Setelah itu, ditangani oleh sistem.
dipasang konfigurasi ConfigMap yang berisi Pada pengujian skalabilitas, dibuat tiga
definisi IP pool yang ingin diberikan pada skenario untuk menguji kinerja sistem dalam
MetalLB. menangani banyak beban sekaligus. Pengujian
dilakukan dengan menggunakan Locust. Alur
5. PENGUJIAN pengujian skalabilitas untuk setiap skenario
adalah dengan mengirim 5 buah permintaan,
5.1 Lingkungan Pengujian permintaan pertama adalah permintaan untuk
Lingkungan Pengujian penelitian ini login, permintaan kedua adalah permintaan
dilakukan pada sistem lab virtual multi klaster untuk mengakses dasbor lab virtual, permintaan
yang telah diimplementasikan dan dapat dilihat ketiga, keempat, dan kelima adalah permintaan
seperti pada Gambar 2. Pengujian dilakukan pada halaman setiap klaster universitas.
dengan menggunakan antarmuka web pada Skenario pengujian pertama adalah dengan
Rancher yang diakses oleh dua jenis user pada membuat 100 pengguna mengakses sistem lab
sistem yaitu administrator dan pengguna biasa. virtual sekaligus, Skenario kedua dan ketiga
Selain itu, terdapat penggunaan Locust sebagai dilakukan dengan 1000 dan 10000 pengguna.
alat dalam melakukan pengujian nonfungsional Ketiga skenario pengujian dilakukan selama 300
skalabilitas. detik.
Hasil pengujian menunjukkan bahwa sistem
lab virtual yang dibuat dapat menangani seluruh
beban yang diberikan oleh 1000 pengguna
dengan 274.3 permintaan per detik. Pada
skenario 10000 pengguna sistem sempat mati
dan tidak dapat diakses sementara
Gambar 2 Lingkungan Pengujian Penelitian mengakibatkan hanya 79.5% permintaan yang
dapat ditangani dan 20.5% permintaan yang
5.2 Pengujian Fungsional gagal. Hasil pengujian skalabilitas dapat dilihat
pada Gambar 3.
Penelitian ini memperkenalkan konsep
multi klaster untuk membuat sistem lab virtual
antar universitas yang dijalankan pada mesin
virtual. Sistem lab virtual yang dibuat terdiri dari
klaster orkestrator dengan platform manajemen
multi klaster untuk mengatur setiap klaster
universitas yang ada. Dari hasil implementasi
sistem, penelitian ini berhasil memenuhi
kebutuhan lab virtual antar universitas seperti
manajemen klaster universitas, menampilkan
informasi klaster, menjalankan aplikasi di lab
tersebut, manajemen akses aplikasi ke luar Gambar 3 Hasil Pengujian Skalabilitas
klaster, manajemen pengguna, dan mekanisme
resource sharing antar aplikasi yang berjalan Selain pengujian skalabilitas, terdapat
pada sistem tersebut. pengujian utilisasi sumber daya. Hasil pengujian
utilisasi sumber daya dari setiap skenario
5.3 Pengujian Nonfungsional menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara
Kebutuhan nonfungsional dari sistem lab kenaikan permintaan dengan jumlah sumber
virtual multi klaster dari penelitian ini adalah daya yang dibutuhkan. Pada saat tidak terdapat
skalabilitas dan utilisasi atau penggunaan permintaan, pemakaian CPU klaster sebesar
sumber daya. Pada kebutuhan skalabilitas, 7.63%, saat skenario pertama penggunaan CPU
sistem lab virtual akan diuji dengan melakukan menjadi 8.23%, saat skenario kedua penggunaan

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya


Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 2654

CPU menjadi 32.84%, dan saat skenario ketiga Service ClusterIP secara langsung. Selain itu,
penggunaan CPU menjadi 83.18%. Penggunaan dapat dilakukan penelitian terkait integrasi
CPU yang sangat tinggi dapat menjadi alasan komputasi tepi dengan aplikasi dalam klaster
mengapa sistem lab virtual mati dan yang telah dibuat.
mengembalikan status 50x.
7. DAFTAR PUSTAKA
6. KESIMPULAN DAN SARAN
D. Bernstein, "Containers and Cloud: From LXC
Penelitian ini telah berhasil menerapkan to Docker to Kubernetes," in IEEE Cloud
sistem lab virtual berbasis multi klaster. Hal Computing, vol. 1, no. 3, pp. 81-84, Sept.
tersebut dilakukan dengan membuat satu klaster 2014, doi: 10.1109/MCC.2014.51.
orkestrator dan tiga buah klaster universitas.
Senel, Berat & Mouchet, Maxime & Cappos,
Setiap klaster memiliki 2 node yang masing-
Justin & Fourmaux, Olivier & Friedman,
masing berperan sebagai control plane dan
Timur & Mcgeer, Rick. (2021). EdgeNet:
worker node. Klaster Orkestrator digunakan
A Multi-Tenant and Multi-Provider Edge
sebagai pengontrol dari klaster universitas
Cloud. 49-54. 10.1145/3434770.3459737.
dengan menggunakan Rancher. Klaster
Universitas digunakan sebagai tempat di mana N. Naik, "Building a virtual system of systems
kontainer pengguna dapat dijalankan sesuai using docker swarm in multiple clouds,"
dengan hak akses yang diberikan. Untuk 2016 IEEE International Symposium on
mengakses aplikasi kontainer yang berjalan Systems Engineering (ISSE), 2016, pp. 1-
dalam klaster, tersedia 3 metode yaitu ClusterIP, 3, doi: 10.1109/SysEng.2016.7753148.
NodePort dan LoadBalancer. Implementasi S. Hardikar, P. Ahirwar and S. Rajan,
LoadBalancer pada klaster universitas dilakukan "Containerization: Cloud Computing
dengan menggunakan MetalLB dengan IP pool based Inspiration Technology for
yang telah disediakan. Adoption through Docker and
Kinerja sistem lab virtual dalam menangani Kubernetes," 2021 Second International
beban diukur berdasarkan hasil pengujian Conference on Electronics and
skalabilitas. Hasil pengujian menunjukkan Sustainable Communication Systems
bahwa sistem dapat menangani hingga 274.3 (ICESC), 2021, pp. 1996-2003, doi:
permintaan per detik. Hal tersebut dilakukan 10.1109/ICESC51422.2021.9532917.
dengan pengujian permintaan laman dasbor dari
1000 pengguna dalam waktu 300 detik. Pada Xu, Le & Huang, Dijiang & Tsai, Wei-Tek.
skenario di mana pengguna bertambah menjadi (2014). Cloud-Based Virtual Laboratory
10000 dan jumlah permintaan per detik menjadi for Network Security Education.
908.7, sistem tidak dapat menangani beban Education, IEEE Transactions on. 57.
tersebut dan hanya dapat menangani 79.5% dari 145-150. 10.1109/TE.2013.2282285.
total 286072 permintaan. Hal ini disebabkan Sianipar, J., Willems, C., & Meinel, C. (2016).
karena penggunaan sumber daya CPU yang A Container-Based Virtual Laboratory for
sangat tinggi pada sistem dan menyebabkan Internet Security e-Learning. The
sistem mati untuk sementara sehingga international journal of learning.
memberikan kode 50x pada setiap permintaan
yang masuk. Damiani, Ernesto & Frati, Fulvio & Rebeccani,
Mekanisme ekspos aplikasi kontainer untuk Davide. (2013). The Open Source Virtual
diakses dari luar klaster masih menggunakan Lab: a Case Study. Proc. of the Workshop
mekanisme dasar yang disediakan oleh on Free and Open Source Learning
Kubernetes. Penggunaan LoadBalancer Environments and Tools FOSLET06.
membutuhkan IP pool yang sesuai dengan
jumlah aplikasi yang ingin diekspos. Hal ini
tentu menjadi isu ketika ketersediaan IP yang
dimiliki terbatas. Oleh karena itu, perlu
penelitian lebih dalam terkait metode alternatif
untuk mengakses aplikasi dalam kontainer
seperti menggunakan ingress atau melalui VPN
Gateway untuk memungkinkan mengakses

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya

Anda mungkin juga menyukai