NPM : 2105102010075
MATA KULIAH : METODE KUANTITATIF BISNIS
KELAS : 02
METODOLOGI DALAM’
ANALISIS FAKTOR_FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
JUMLAH PERCERAIAN DI PROVINSI ACEH
1. Spesifikasi
1.1 Variabel yang digunakan
a) Variabel Terikat (dependent)
Variabel terikat (dependent) pada penelitian ini adalah jumlah perceraian di
provinsi Aceh dalam satuan kasus.
provinsi Aceh
c) Variabel dummy. Jika gangguan psikologis tidak naik berpengaruh negatif terhadap
variabel jumlah perceraian di provinsi Aceh dan jika gangguan psikologis naik
𝑵𝑫 = 𝜶 + 𝜷𝒍𝒆 𝑳𝑬 + 𝜷𝑨𝑰 𝑨𝑰 + 𝑷𝑫 + 𝒆
Keterangan:
2. Rancangan Statistik
c) Berdasarkan waktu
Penelitian ini menggunakan data deret waktu ( Time Series ) yaitu nilai suatu
variabel, data yang objeknya sama dan berurutan menurut waktu.
LE AI PD
ND
Tahun (Persen (Juta (Persen
(Kasus)
Jiwa) Rupiah) Jiwa)
2007 2053 236,14 19760 1
2008 2303 234,82 20670 0
2009 2465 236,47 21550 0
2010 2883 238,32 22450 0
2011 3419 228,75 23428 0
2012 4016 221,53 24294 0
2013 3775 230,66 25218 1
2014 4124 252,20 26065 0
2015 4624 253,36 25808 0
2016 4969 253,89 26851 0
2017 5342 256,76 27567 1
2018 5774 259,82 28431 0
2019 6357 261,44 29598 0
2020 6971 261,38 30412 0
2021 7377 262,23 31376 1
3. Penaksiran (Estimation)
Validitas model (yang telah ditaksir) dievaluasi atas dasar kriteria-kriteria sebagai berikut:
a) Kriteria “a priori” ekonomi
Estimated Coefficient
ASYMPTOTIC
VARIABLE ESTIMATED STANDARD T-RATIO PARTIAL STANDARDIZED ELASTICITY
NAME COEFFICIENT ERROR -------- P-VALUE CORR. COEFFICIENT AT MEANS
LE 3.4818 7.731 0.4504 0.652 0.135 0.0287 0.1928
AI -0.93326 2.593 -0.3599 0.719-0.108 -0.0138 -0.0109
PD 0.45845 0.2997E-01 15.30 0.000 0.977 0.9661 2.6456
CONSTANT -8096.1 1392. -5.815 0.000-0.869 0.0000 -1.8275
Kesimpulan:
- Setiap kenaikan 1 persen tingkat pendidikan (LE) per tahun maka jumlah
perceraian (ND) akan bertambah sebesar 3.4818 kasus per tahun.
- Setiap kenaikan 1 juta pendapatan rata-rata (AI) per tahun maka jumlah
perceraian (NA) akan menurun sebesar 0.93326 juta per tahun.
- Jika gangguan psikologis (PD) bertambah maka jumlah perceraian (NA) akan
bertambah sebesar 0. 45845 persen jiwa per tahun.
Kesimpulan:
Variabel tingkat pendidikan, pendapatan rata-rata (AI) dan dummy gangguan
psikologis (PD) dapat menjelaskan variabel jumlah perceraian (ND) sebesar 97.90 % dan
sedangkan 2,10% dijelaskan oleh variabel di luar model.
Asymptotic Partial
ASYMPTOTIC
VARIABLE ESTIMATED STANDARD T-RATIO PARTIAL STANDARDIZED ELASTICITY
NAME COEFFICIENT ERROR -------- P-VALUE CORR. COEFFICIENT AT MEANS
LE 3.4818 7.731 0.4504 0.652-0.135 0.0287 0.1928
AI -0.93326 2.593 -0.3599 0.719-0.108 -0.0138 -0.0109
PD 0.45845 0.2997E-01 15.30 0.000-0.977 0.9661 2.6456
CONSTANT -8096.1 1392. -5.815 0.000-0.869 0.0000 -1.8275
Kesimpulan:
- Secara parsial, tingkat pendidikan (LE) tidak berpengaruh signifikan terhadap
jumlah perceraian di provinsi aceh (ND) pada α = 0,01 dan 0,05.
- Secara parsial, pendapatan rata-rata (AI) tidak berpengaruh signifikan terhadap
jumlah perceraian di provinsi aceh (ND) pada α = 0,01 dan 0,05.
- Secara parsial, variabel dummy gangguan psikologis (PD) berpengaruh
signifikan terhadap variabel jumlah perceraian di provinsi aceh (ND) pada α =
0,01 dan 0,05
- Jika gangguan psikologis meningkat maka jumlah perceraian (ND) akan
menurun sebesar 8096,1 persen jiwa per tahun .
ASYMPTOTIC
VARIABLE ESTIMATED STANDARD T-RATIO PARTIAL STANDARDIZED ELASTICITY
NAME COEFFICIENT ERROR -------- P-VALUE CORR. COEFFICIENT AT MEANS
LE 3.4818 7.731 0.4504 0.652 0.135 0.0287 0.1928
AI -0.93326 2.593 -0.3599 0.719-0.108 -0.0138 -0.0109
PD 0.45845 0.2997E-01 15.30 0.000 0.977 0.9661 2.6456
CONSTANT -8096.1 1392. -5.815 0.000-0.869 0.0000 -1.8275
Keputusan:
ND = -8096,1 + 3,4818 LE – 0,93326 AI + 0,45845 PD + e
Tanpa ada tingkat pendidikan, pendapatan rata-rata (AI) dan gangguan psikologis (PD)
maka jumlah perceraian (ND) sebesar 8096,1 kasus.
4. Pengujian
Uji T
ASYMPTOTIC
VARIABLE ESTIMATED STANDARD T-RATIO PARTIAL STANDARDIZED ELASTICITY
NAME COEFFICIENT ERROR -------- P-VALUE CORR. COEFFICIENT AT MEANS
LE 3.4818 7.731 0.4504 0.652 0.135 0.0287 0.1928
AI -0.93326 2.593 -0.3599 0.719-0.108 -0.0138 -0.0109
PD 0.45845 0.2997E-01 15.30 0.000 0.977 0.9661 2.6456
CONSTANT -8096.1 1392. -5.815 0.000-0.869 0.0000 -1.8275
Jika t-hitung < dari t-tabel, maka terima Ho dan tolak Ha. Sehingga variabel independent
tidak mempengaruhi variabel dependent secara signifikan . Jika t-hitung > dari t-tabel,
maka tolak Ho dan terima Ha. Sehingga variabel independent mempengaruhi variabel
dependent secara signifikan .
Kesimpulan:
-
a) H0 : pendapatan rata-rata provinsi secara parcial tidak terpengaruh signifikan terhadap
jumlah perceraian.
Ha: pendapatan rata-rata provinsi secara parcial berpengaruh signifikan terhadap
jumlah perceraian.
Uji F
Cara mencari t-tabel: 𝑑𝑓1 = 𝑘 − 1 dan 𝑑𝑓2 = 𝑛 − 𝑘. Dimana, n = banyaknya sampel dan k
= banyaknya variabel bebas dan terikat.
F-tabel
ANALYSIS OF VARIANCE - FROM MEAN
SS DF MS F
REGRESSION 0.39126E+08 3. 0.13042E+08 233.049
ERROR 0.83945E+06 15. 55963. P-VALUE
TOTAL 0.39966E+08 14. 0.28547E+07 0.000
Jika f-hitung < dari f-tabel, maka terima Ho dan tolak Ha. Sehingga variabel independent
tidak mempengaruhi variabel dependent secara signifikan . Jika f-hitung > dari f-tabel,
maka tolak Ho dan terima Ha. Sehingga variabel independent mempengaruhi variabel
dependent secara signifikan.
Kesimpulan:
- Tingkat pendidikan, pendapatan rata-rata dan gangguan psikologis berpengaruh signifikan
terhadap jumlah perceraian karena nilai f-hitung lebih besar daripada f-tabel (233,049 >
3,59). Sehingga Ho ditolak dan Ha diterima.
5. Aplikasi (Penerapan)
Dalam penelitian ini, variabel dependen adalah jumlah perceraian sedangkan variabel
independent adalah pendapatan rata-rata provinsi dan tingkat pendidikan dan variabel dummy nya
adalah gangguan psikologis.
Variabel yang berpengaruh signifikan terhadap jumlah perceraian adalah gangguan psikologis.
Sedangkan tingkat pendidikan dan jumlah pendapatan rata-rata tidak berpengaruh signifikan
terhadap jumlah perceraian.
Jika gangguan psikologis meningkat, maka jumlah perceraian akan lebih sedikit
dibandingkan gangguan psikologis yang tidak meningkat. Hal tersebut bisa terjadi karena orang-
orang yang terkena gangguan psikologis akan berpikir dampak buruk dari perceraian, dan
mempertimbangkan risiko fatal yang terjadi kedepannya seperti : broken home pada anak ,
putusnya ikatan silaturahmi terhadap saudara dan aspek lainnya termasuk gangguan psikologis.
Hal ini juga dapat menurunkan jumlah perceraian lebih sedikit, karena pada dasarnya otak manusia
dirancang untuk memikirkan dampat terburuk dari suatu kejadian, hal dasar inilah juga yang jadi
pemantik mengapa jika gangguan psikologis meningkat, maka jumlah perceraian akan lebih
sedikit dibandingkan gangguan psikologis yang tidak meningkat. Tingkat pendidikan tidak
berpengaruh signifikan terhadap jumlah perceraian dapat disebabkan oleh orang-orang yang
berpendidikan tinggi, biasanya orang yang berpindidikan tinggi mulai matang terhadap jalan
pemikirannya, perceraian bukan lagi menjadi solusi dari setiap permasalahan, apalagi masalah
tersebut bisa dihadapi dengan kepala yang dingin, dan juga pastinya orang-orang yang
berpendidikan tinggi berusaha untuk mempertahankan hubungan pernikahannya dan memikirkan
dampak terhadap anaknya terutama pendidikan dan masa depan sang anak. Selain itu, pendapatan
rata-rata juga tidak berpengaruh signifikan terhadap jumlah perceraian, hal tersebut disebabkan
karena biasanya pendapatan seseorang, bukan menjadi pemicu persoalan dalam perceraian.
Karena banyak orang-orang yang hidupnya sederhana tetapi kehidupan dalam rumah tangganya
aman dan nyaman dan pendapatan bukan merupakan alasan yang tepat untuk perceraian.