Tesis
Disusun oleh
Dedi Santosa
(21180181000041)
PROGRAM STUDI
1441 H/2020 M
PEDOMAN TRANSLITERASI
A. Konsonan
ARAB NAMA LATIN KETERANGAN
ا Alif - Tidak dilambangkan
ب Ba‟ B Be
ت Ta‟ T Te
ج Jim J Je
د Dal D De
ر Ra‟ R Er
س Sin S Es
ف Fa F Fa
ق Qaf Q Qi
ك Kaf K Ka
vi
ل Lam L El
م Mim M Em
ن Nun N En
و Wau W We
ه Ha‟ H Ha
ي Ya‟ Y Ye
B. Vokal
Vokal dalam bahasa Arab, terdiri dari vokal tunggal, vocal rangkap, dan
vocal panjang. Ketiganya adalah sebagai berikut:
1. Vokal Tunggal
Tanda Vokal Nama Latin Keterangan
َا Fatḥaḥ A A
َا Kasraḥ I I
َا Ḍammaḥ U U
Contoh:
َ نصر: Naṣaara dan َ كتب: Kataba
2. Vokal rangkap
Tanda Vokal Nama Latin Keterangan
vii
ABSTRAK
viii
ABSTRACT
ix
ص
ُملَخ ٌ
اه ِج ِف تَن ِميَ ِة ِدي ِدي سان ت وسو (رقم ال َقي ِد َ )32211212111112تلِيل تَطبِي ِق إِدارةِ الن ِ
ََ َ ُ َ ُ ُ َُ
َ
ب مدرس ِة السرى الثانَ ِوي ِة ا ِلس َل ِمي ِة ِدي ب وك .قِسم ِدراس ِة م ِ
اجستِ ِي ُ ََ َ ُ
ِ
الشخصية الس َلمية ََن َو طُل َ َ َ َ َ
ِِ ِ ِِ
إِ َد َارةُ الت ربِي ِة ا ِلس َل ِمي ِةُ ،كليةُ الت ربِي ِة ِبَ ِام َع ِة َش ِريف ِه َدايَةُ اللِ ا ِلس َل ِمي ِة الُ ُكوِمي ِة َجا َكرتَا.
اه ِج ُيلص ٰه َذا البحث إِ َل َن مدرس ِة السرى الثانَ ِوي ِة ا ِلس َل ِمي ِة ِدي ب وك قَد نَف َذ عملِيةَ إِدارِة الن ِ
ََ َ َ َ ُ َ ََ َ َ َ ُ َ ُ
ٍ َ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِِ ِِ ِ ِِ
يالد َراسية لتَ ع ِزي ِز الشخصية ا ِلس َلمية بَدءًا م َن التخطيط َوالت نفيذ َوالت قيِي ِم بِتَ نسي ٍق َجيد بَ َ
ب َحَّت يَتَ َمكنُوا ِمن َت ِقي ِق ُرؤيَِة الد َر َس ِة ي وَولِي ِاء الطُل ِ س الد َر َس ِة َونُوابِِه َوال َدرِس ات َوَرئِي ِالؤسس ِ
ِ َ َ َ َ ُ َ َُ َ
اج ُه َو تَطَوٌر نَظَ ِري ل َف ِري ِق تَط ِوي ِر ِ ِ ِ ٍ ِ ٍِ ِ ِ
َوه َي َن يَ ُكو َن َلَا خريُو َن ذَ ِوي َشخصيات إس َلميةٰ .ه َذا الستنتَ ُ
ث ُي ِك ُن ِ ِ ِ ِ ِ
عُلُوم الت علي ِم (َ ) 221 :3112وال ِت تَنُص َعلَى َن َع َمليةَ إِ َد َارةِ النَاه ِج ُم ِهمةٌ للغَايَِة ِبَي ُ
َ ِ تَن ِفي َذ الت علِي ِم بِ َشك ٍل منَ ِ
ك َن ُيَق َق َ َه َدافَهُ. ب َوُي ِك ُن َك ٰذل َ اس ٍ ُ
ال َكلِمةُ الرئِي ِسيةُ :إِدارةُ الن ه ِج ،بِنَاء الشخ ِ
صي ِة ُ ََ ََ َ
x
KATA PENGANTAR
1. Prof. Dr. Hj. Amany Lubis, M.A selaku Rektor UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta beserta jajarannya;
2. Dr. Hj. Sururin, M.A selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dan berserta jajarannya.
3. Dr. Jejen Musfah, M.A selaku Ketua Prodi Manajemen Pendidikan Islam dan
serta Muslikh Amrullah, M.Pd selaku Sekretaris Program Magister Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta yang selalu meluangkan waktu, pikiran dan tenaganya untuk
membimbing dan memberikan motivasi kepada penulis;
4. Dr. Fauzan, M. A selaku Dosen Pembimbing yang selalu meluangkan waktu di
tengah kesibukannya untuk membimbing penulis dalam menyelesaikan tesis;
5. Seluruh dosen dan staf Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, terkhusus dosen
Prodi Magister Manajemen Pendidikan Islam yang telah memberikan segenap
dedikasi dan ilmu pengetahuan selama penulis menyelesaikan studi di UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta;
6. Teristimewa untuk keluarga tercinta, kepada kedua orang tua, Bapak Pujiana
dan Ibu Kaswati, yang tiada hentinya memanjatkan doa dan usaha untuk
keberhasilan putranya, kepada kakak tunggal Empi Puji Wati dan suami, serta
Alif Nurohman keponakan teraktif atas dukungan, semangat dan doa;
7. Kawan Seperjuangan Magister MPI, terkhusus MPI B angkatan 2018 yang
telah menjadi kawan berproses sampai tesis ini diselesikan;
8. Sahabat seperjuangan Akbar, Ibnu, Aziz, dan Fathur yang senantiasa memberi
masukan dan semangat dalam menyelesaikan tesis ini;
xi
9. Antik Handayani, S. Pd. selaku kepala sekolah, dan segenap guru dan
karyawan SMA Al Hasra Depok yang telah memberikan kesempatan dan
bantuan kepada penulis untuk melakukan penelitian;
10. Teruntuk adinda Raehani, terimakasih.
Serta semua pihak yang tidak disebutkan satu per satu, yang telah
membantu hingga terselesaikannya tesis ini. Penulis berdoa dan berharap semoga
seluruh doa dan pengorbanan yang telah diberikan kepada penulis akan
mendapatkan balasan dari Allah SWT. Amin.
Penulis menyadari bahwa penyusunan tesis ini masih terdapat kekurangan.
Oleh karena itu, kritik dan saran serta masukan yang membangun sangat penulis
harapkan.
Akhir kata, semoga tesis ini dapat bermanfaat bagi penulis, pembaca, serta
dunia pendidikan.
Jakarta, 26 Juli 2020
Dedi Santosa
xii
DAFTAR ISI
COVER
SURAT PERNYATAAN ...................................................................... ii
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING TESIS......................... iii
LEMBAR PENGESAHAN SEMINAR HASIL ................................ iv
PEDOMAN TRANSLITERASI .......................................................... v
ABSTRAK ............................................................................................. viii
KATA PENGANTAR ........................................................................... xi
DAFTAR ISI .......................................................................................... xiii
DAFTAR TABEL ................................................................................. xv
DAFTAR GAMBAR ............................................................................. xvi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ........................................................... 8
C. Pembatasan Masalah .......................................................... 8
D. Rumusan Masalah .............................................................. 10
E. Tujuan Penelitian ............................................................... 10
F. Maanfaat Penelitian ........................................................... 10
xiii
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Pendekatan dan Rancangan Penelitian .............................. 68
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................. 69
C. Sumber Data Penelitian ..................................................... 69
D. Teknik Pengumpulan Data ................................................ 70
E. Uji Kredibilitas .................................................................. 72
F. Teknik Analisi Data ........................................................... 72
G. Instrumen Penelitian .......................................................... 73
BAB V PENUTUP
A. Simpulan ............................................................................ 120
B. Saran .................................................................................. 121
xiv
DAFTAR TABEL
xv
DAFTAR GAMBAR
xvi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan salah satu aspek utama membangun
peradaban. Pendidikan yang bermutu menghasilkan generasi berkualitas.
Melalui pendidikan, sikap dan nilai sumber daya manusia dikembangkan
secara sistematis dan tererencana sehingga setelah melewati berbagai
proses, SDMakan semakin tinggi nilainya, baik dipandang secara ekonomis,
sosial-budaya, kepribadian bangsa; maupun nilai-nilai yang lebih bermakna
bagi pembangunan bangsa. Seperti hasil penelitian Sinthia Dewi (2016:2)
dalam Jurnalnya yang berjudul Pengaruh Tingkat Pendidikan dan
Pengembangan Karir Terhadap Kinerja Karyawanyang menyatakan bahwa
terdapat pengaruh positif dari 1) tingkat pendidikan dan pengembangan
karir terhadap kinerja karyawan, 2) tingkat pendidikan terhadap karirnya, 3)
tingkat pendidikan terhadap kinerja karyawan , 4) pengembangan karir
terhadap kinerja karyawan PT. Bank Perkreditan Rakyat Nur Abadi.
Penelitian tersebut telah membuktikan bahwa semakin tinggi jenjang
pendidikan yang ditamatkan, semakin tinggi pula kemampuan dan
keterampilannya sehingga dapat menyumbangkan produktivitas yang
dimilikinya terhadap kesejahteraan diri dan masyarakat sekitar, tentunya
bagi perusahaan atau organisasi tempat berkarir.
Seperti yang telah disebutkan pada pembahasan di atas, bahwa
pendidikan merupakan suatu proses peningkatan kualitas manusia, melalui
berbagai aspek yaitu: aspek pengetahuan (kognitif), kemampuan
mengerjakan sesuatu (psikomotorik), serta pembentukan sifat, karakter,
yang terwujud melalui perilaku (afektif), dimana masing-masing aspek
memiliki karakteristik dan cara yang berbeda dalam
mengimplementasikannya sehingga diperlukan suatu acuan atau patokan
sebagai pedoman proses pembelajaran. Pedoman proses pembelajaran
tersebut lazim disebut dengan kurikulum. Kurikulum dalam suatu system
pendidikan merupakan komponen yang penting. Dikatakan demikian
karena kurikulum merupakan acuan dalam penyelenggaraan proses belajar-
mengajar. Namun pada realitanya, masih banyak sekolah baik tingkat dasar
sampai menengah atas yang belum maksimal dalam mengelola kurikulum
sekolahnya.
1
2
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka masalah yang dapat
diidentifikasi sebagai berikut:
1. Terdapat kendala perencanaan (planing) dalam manajemen kurikulum
dalam membina karakter islami siswa SMA Al Hasra Depok.
2. Terdapat kendala pelaksanaan (actuating) dalam manajemen kurikulum
dalam membina karakter islami siswa SMA Al Hasra Depok.
3. Terdapat kendala evaluasi (evaluating) dalam manajemen kurikulum
dalam membina karakter islami siswa SMA Al Hasra Depok.
4. Tingginya tingkat anak berhadapan dengan hukum (ABH).
5. Pendidikan yang lebih fokus menyampaikan pengetahuan dari pada
pendidikan karakter.
C. Batasan Masalah
Manajemen kurkulum merupakan komponen utama dalam kegiatan
belajar mengajar disekolah, demi tercapai visi dan misi sekolah serta tujuan
pendidikan nasional. Agar pembahasan ini lebih terarah, spesifik, dan
sitematis serta menghindari terlalu luas dan melebarnya pembahasan, maka
penelitian ini dibatasi pada analisis implementasi manajemen kurikulum
dalam membina karakter islami siswa di SMA Al Hasra Depok, mulai dari
perencanaan, pelaksanaan, elvaluasi serta mencari solusi dari berbagai
kendalanya.
9
D. Rumusan Masalah
1. Bagaimana perencanaan kurikulum dalam pembinaan karakter islami
siswa SMA Al Hasra Depok ?
2. Bagaimana pelaksanaan kurikulum dalam pembinaan karakter islami
siswa SMA Al Hasra Depok ?
3. Bagaimana evaluasi kurikulum dalam pembinaan karakter islami siswa
SMA Al Hasra Depok ?
4. Apa yang menjadi faktor pendukung dan penghambat proses
manajemen kurikulum pembinaan karakter siswa SMA Al Hasra?
E. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahuiproses perencanaan kurikulum dalam pembinaan
karakter islami siswa di SMA Al Hasra Depok.
2. Untuk mengetahui proses pelaksanaan kurikulum dalam pembinaan
karakter islami siswa di SMA Al Hasra Depok.
3. Untuk Untuk mengetahui proses evaluasi kurikulum dalam pembinaan
karakter islami siswa di SMA Al Hasra Depok.
4. Untuk menenemukan faktor pendukung dan penghambat proses
manajemen kurikulum pembinaan karakter islami siswa SMA Al Hasra
Depok.
F. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan berbagai macam manfaat
diantaranya.
1. Manfaat Teoretis
a. Memunculkan konsep dan kajian kontemprer dimensi kompetensi
manajerial, khususnya kompetensi manajemen kurikulum.
b. Sebagai bahan kajian para kepala sekolah dan wakil kepala sekolah
bidang kurikulum dalam mengimplementasikan manajemen
kurikulum dalam membina karakter islami siswa di SMA Al Hasra
Depok.
2. Manfaat Praktis
a. Memberikan informasi kepada kepala sekolah dan wakil kepala
sekolah bidang kurikulum maupun lembaga pendidikan lain tentang
implementasi manejemen kurikulum yang dilakukan oleh wakil
kepala sekolah bidang kurikulum disekolahnya.
10
KAJIAN TEORI
A. Analisis Implementasi
Pengertian Analisis Menurut Spradley (Sugiyono, 2015:335)
mengatakan bahwa analisis adalah sebuah kegiatan untuk mencari suatu
pola selain itu analisis merupakan cara berpikir yang berkaitan dengan
pengujian secara sistematis terhadap sesuatu untuk menentukan bagian,
hubungan antar bagian dan hubungannya dengan keseluruhan. Analisis
adalah suatu usaha untuk mengurai suatu masalah atau fokus kajian menjadi
bagian-bagian (decomposition) sehingga susunan/tatanan bentuk sesuatu
yang diurai itu tampak dengan jelas dan karenanya bisa secara lebih terang
ditangkap maknanya atau lebih jernih dimengerti duduk perkaranya (Satori
dan Komariyah, 2014:200).
Kemudian implementasi dalam KBBI adalah pelaksanaan,
penerapan, atau pengembangan versi kerja sistem dari desain yang
dikerjakan. Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa analisis implementasi
merupakan penguraian suatu pokok secara sistematis dalam menentukan
bagian, hubungan antar bagian serta hubungannya secara menyeluruh
untuk memperoleh pengertian dan pemahaman yang tepat tentang
pelaksanaan atau pengembangan suatu proses, dalam penelitian ini porses
tersebut adalah manajemen kurikulum dalam pembinaan karakter islami
siswa.
B. Manajemen Kurikulum
1. Pengertian Manajemen Kurikulum
Kurikulum sebagai rancangan pendidikan mempunyai
kedudukan yang sangat strategis dalam seluruhaspek kegiatan
pendidikan. Mengingat pentingnya peranan kurikulum di dalam
pendidikan dan perkembangan kehidupan peserta didik, maka dalam
penyusunan dan pengembangan kurikulum tidak bisa dilakukan secara
sembarangan, dalam melakukan proses penyelenggaraan pendidikan,
sehingga dapat menfasilitasi tercapainya sasaran pendidikan dan
pembelajaran secara efektif dan efisien.
Manajemen kurikulum adalah segenap proses usaha bersama
untuk memperlancar pencapaian tujuan pembelajaran dengan dititik
beratkan pada usaha meningkatkan kualitas interaksi belajar mengajar.
Manajemen Kurikulum menekankan pada suatu sistem kurikulum yang
11
12
1) Perencanaan Kurikulum
Lazimnya kurikulum dipandang sebagai suatu rencana yang
disusun untuk melancarkan proses pembelajaran di bawah
bimbingan dan tanggung jawabsekolah atau lembaga pendidikan
beserta staf pengajarnya. Sejumlah ahli teori kurikulum berpendapat
bahwa kurikulum bukan hanya meliputi semua kegiatan yang
direncanakan melainkan juga peristiwa-peristiwa yang terjadi
dibawah pengawasan sekolah. Menurut Zaenul (2013 : 3)
perencanaan kurikulum merupakan proses yang melibatkan kegiatan
pengumpulan, penyortiran, sintesis dan seleksi informasi relevan
dari berbagai sumber. Informasi ini kemudian digunakan untuk
merancang dan mendesain pengalaman–pengalaman belajar yang
memungkinkan peserta didik mencapai tujuan pembelajaran. Beane
James dalam Zaenul (2013:4) mendefinisikan perencanaan
kurikulum sebagai suatu proses yang melibatkan berbagai unsur
peserta dalam banyak tingkatan membuat keputusan tentang tujuan
belajar, cara mencapai tujuan, situasi belajar – mengajar, serta
penelaahan keefektifan dan kebermaknaan metode tersebut.
Sehingga tanpa perencanaan kurikulum, sistematika berbagai
pengalaman belajar tidak akan saling berhubungan dan tidak
mengarah pada tujuan yang diharapkan. Berikut pernyataannya:
3. PrinsipPerancanaan Kurikulum
Menurut Hamalik (2007:177), ada enam prinsip
perancanaan kurikulum yang harus diperhatikan, antara lain:
1) Perencanaan kurikulum berkaitan erat dengan pengalaman-
pengalaman para siswa.
2) Perencanaan kurikulum dibuat berdasarkan berbagai
keputusan tentang isi dan proses, yang tidak terlepas dari isi,
materi, pokok bahasan, bidang studi serta berkaitan erat
dengan proses dan cara penyampaian atas isi tersebut.
3) Perencanaan kurikulum mengandung keputusan-keputusan
tentang isi dan topik.
4) Perencanaan kurikulum melibatkan banyak pihak antara lain
kelompok guru mata pelajaran, kepala sekolah, pemerhati
pendidikan, orang tua,stakeholder dan pihak-pihak lain yang
terkait.
5) Perencanaan kurikulum dilaksanakan
diberbagaitingkat/jenjang.
6) Perencanaan kurikulum adalah sebuah proses yang
berkesinambungan.
Hamalik (2007:172) mengatakan bahwa dalam
merencanakan kurikulum, pengalaman siswa ketika mengikuti
pembelajaran di kelas dan pengalaman siswa dalam kehidupan
sehari-hari harus dipertimbangkan. Pembelajaran akan lebih
berarti dan lebih menyentuh siswa ketika berkenaan dan berkaitan
dengan pengalamanya dalam menjalani kehidupan sehari-hari.
Isu-isu dan permasalahan yang “up to date” juga harus menjadi
prioritas dalam perencanaan kurikulum, mengingat
17
8. Orgaisasi kurikulum
Kurikulum yang dikembangkan lembaga pendidikan
sebaiknya berisitentang bahan belajar, program pembelajaran, hasil
23
9. Komponen kurikulum
Secara operasional, Hari Suderajat(2005 : 44) menjelaskan
bahawa manajemen kurikulum adalah fungsi-fungsi manajemen
pada komponen kurikulum, yaitu komponen tujuan, materi, metode
atau proses dan evaluasi.
25
2) Implementasi Kurikulum
Pelaksanaan kurikulum adalah proses yang memberikan
kepastian bahwa proses belajar mengajar telah memiliki sumber
daya manusia dan sarana serta prasarana yang diperlukan sehingga
dapat mencapai tujuan yang diinginkan (Minarti, 2008 :97).
Nana yang dikutip oleh Rusman, mengemukakan bahwa
untuk mengimplementasikan kurikulum sesuai dengan rancangan,
dibutuhkan beberapa kesiapan, terutama kesiapan pelaksanaan.
Sebagus apapun desain kurikulum yang dibuat semua tergantung
kepada guru. Guru adalah kunci utama keberhasilan implementasi
kurikulum (Hamalik, 2012: 61)
Oemar Hamalik (2012: 172) berpendapat bahwa,
pelaksanaan kurikulum dibagi menjadi dua tingkatan yaitu
pelaksanaan kurikulum tingkat madrasah dan tingkat kelas. Dalam
tingkat madrasah yang berperan adalah kepala madrasah dan pada
tingkat kelas yang berperan adalah guru. Pada tingkat madrasah,
kepala madrasahmelaksanakan kegiata kurikulum di antaranya
adalah menyusun rencana kegiatan tahunan, menyusun rencana
pelaksanaan program/unit, menyusun jadwal pelaksanaan kegiatan,
mengatur alat perlengkapan pendidikan, melaksanakan kegiatan
bimbingan dan penyuluhan, merencanakan usaha-usaha peningkatan
mutu guru. Pada tingkat kelas guru melaksanakan kurikulum dengan
melakukan proses kegiatan belajar mengajar, mengatur pelaksanaan
pengisian buku laporan pribadi, melaksanakan kegiatan
ektrakulikuler, melaksanakan kegiatan evaluasi tahap akhir.
27
3) Supervisor
Dalam proses implementasi kurikulum haruslah ada
supervisor dalam kerangka tugas sebagai
pemimpinpendidikan, sehingga setiap supervisor
berkewajiban melaksanakan tugasnya mengawasi sebuah
kegiatan untuk mendatang dan membimbing yang di
supervise, yaitu guru kearah pencapaian tujuan pendidikan
sekolah
4) Sekolah
Pihak sekolah mempunyai peran dan tanggung jawab
yang trkait dengan peran dan tanggung jawab pihak lainya
dalam pendidikan didaerah yang bersangkutan.
5) Kepala Sekolah
Tugas dari kepala sekolah dalam implementasi
kurikulum adalah menjamin tersedinya dokumen
kurikulumm, mambantu dan memberikan nasihat kepada
guru, mengatur jadwal pertemuan guru dan menyusun
laporan evaluasi. Adapun kegiatan yang dilakukan kepala
sekolah adalah menciptakan kondisi bagi pengembangan
kurikulum di sekolanya dan menyusun rencana anggaran
tahunan yang berfungsi sebagai pedoman dalam
melaksanakan kegiatan-kegiatan kepemimpinannya, baik
untuk jangka panjang maupun jangka pendek.
6) Guru
Dalam implementasi kurikulum guru, dapat
dikatakan sebagai ujung tombak keberhasilan implementasi
kurikulum. Mengingat pentingnya keterampilan guru dalam
pembelajaran terhadap keberhasilan implementasi
kurikulum. Wajar apabila pendidikan guru haruslah
diperhatikan dengan pertimbangan berbagai aspek y
ang dibutuhkan atau perlu dikuasai oleh seorang
guru.Rusman (2011:65) menyatakan kemampuan-
kemampuan yang harus dikuasai guru dalam
mengimplementasi kurikulum adalah sebagai berikut:
a. Pemahaman esensi dari tujuan–tujuan yang ingin dicapai
dalam kurikulum.
b. Kemampuan untuk menjabarkan tujuan–tujuan
kurikulum tersebut menjadi tujuan yang lebih spesifik.
33
3) Evaluasi Kurikulum
Evaluasi kurikulum merupakan kegiatan yang sangat penting
untuk dilakukan karena bertujuan untuk mengetahui apakah tujuan
pembelajaran yang dilakukan berjalan atau tidak sesuai dengan
rencana yang telah ditetapkan. (Tim Dosen Administrasi Pendidikan
UPI, 2008 : 199)
Evaluasi kurikulum adalah kegiatan yang dilakukan untuk
menilai kurikulum yang telah dilaksanakan. Suatu evaluasi yang
baik dilakukan secara komprehensif, mencakup semua langkah
34
dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara
yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Jadi
pengertian evaluasi kurikulum adalah suatu proses yang sistematis
dari pengumpulan, analisis, dan interpretasi data atau informasi
untuk memberikan pertimbangan mengenai nilai dan arti kurikulum
dalam konteks tertentu.
b) Model Iluminasif
Model ini memberikan perhatian terhadap
lingkungan luas bukan hanya kelas dimana suatu
kurkikulum dilaksanakan. Berbagai lingkungan social-
budaya-ekonomi, agama-teknologi menjadi bagian dari
perhatian model iluminasif ketika suatu kurikulum
dilaksanakan. Dalam langakah pelaksanaanya, model
iluminasif memiliki tiga kegiatan, yaitu:
1. Observasi. Dilakukan dengan mengamati langsung
apa yangsedang berlangsung di suatu satuan
pendidikan. Evaluator dapat melakukan studi
dokumentasi, wawancara, menyebarkan kuesioner
untuk mengumpulkan informasi yang diperlukan.
Dari data yang dikumpulkan,evaluator menemukan
isu pokok, kecenderungan yang sering muncul dan
persoalan-persoalan penting yang terjadi dalam
pelaksanaan kurikulum di suatu satuan pendidikan.
2. Inkuiri lanjutan. Evaluator memantapkan isu,
kecenderungan, persoalan-persoalan yang ada sampai
suatu titik evaluator menarik kesimpulan bahwa
persoalan yang ditemukan sudah memiliki validitas
permasalahan yang sudah tidak diragukan lagi.
39
C. Pembinaan Karakter
1. Pengertian Pembinaan Karakter
Pendidikan dapat meningkatkan taraf hidup dan kemampuannya
secara terencana, oleh karena itu untuk mendukung dan
mengembangkan karakter anak sangat dibutuhkan pendidikan yang
berkualitas. Selain mendidik aspek kognitif, sekolah juga berkewajiban
untuk membina karakter siswa agar nilai-nilai keislaman yang sudah
dipelajari dapat terinternalisasi sehingga menjadi dasar berprilaku siswa
baik di sekolah maupun di masyarakat. Menurut Simanjutak (1990:84)
pembinaan adalah upaya pendidikan formal maupun nonformal yang
dilakukan secara sadar, terencana, teratur, dan bertangung jawab dalam
rangka memperkenalkan, menumbuhkan, membimbing dan
mengembangkan suatu dasar-dasar kepribadian yang sembang, utuh dan
selaras, pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan bakat
kecenderungan/keinginan serta kemampuannya sebagai bekal, untuk
selanjutnya atas prakarsa sendiri untuk menambahn, meningkatkan, dan
mengembangkan dirinya , sesamanya maupun lingkungannya kearah
tercapainya martabat, mutu, dan kemampuan manusiawi yang otimal
dan pribadi yang mandiri.
Pemerintah telah menetapkan tujuan pendidikan nasional yang
dituangkan dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional Pasal 3 sebagai berikut:
yang berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama
manusia, lingkungan, dan kebangsaan. Nilai-nilai akan terwujud dalam
pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan berdasarkan norma-
norma agama, hukum, tata karma, budaya, dan adat istiadat. Oleh
karena itu, pembinaan erat kaitannya dengan proses pendidikan
karakter.
2) Inspirator
Jika semua guru mampu menjadi sosok inspirator makan
kader-kader bangsa akan muncul sebagai sosok inspirator. Mereka
akan mencurahkan segala daya dan upaya untuk meraih prestasi. Ia
mampu membangkitkan semangat karena sudah pernah jatuh bangun
dalam meraih prestasi dan kesuksesan yang luar biasa.
3) Motivator
Hal ini dapat dilihat dengan adanya kemampuan guru dalam
membangkitkan spirit dan potensi luar biasa dalam diri peserta
didik. Setiap anak adalah jenius, yang mempunyai bakat spesifik dan
berbeda dengan orang lain. Maka tugas guru adalah melahirkan
potensi itu ke permukaan dengan banyak berlatih, mengasah
kemampuan dan mengembangkan potensi semaksimal mungkin.
4) Dinamisator
Artinya seorang guru tidak hanya membangkitkan semangat,
tapi juga menjadi lokomotif yang benar-benar mendorong gerbong
ke arah tujuan dengan kecepatan, kecerdasan dan kearifan yang
tinggi. Selain itu, menjadi guru dinamisator harus mempunyai
kemampan yang sinergis antara intelektual, emosional dan spiritual
sehingga mampu menahan setiap serangan yang menghalangi.
5) Evaluator
Artinya guru harus selalu mengevaluasi metode pembelajaran
yang selama ini dipakai dalam pendidikan karakter. Selain itu juga
harus mampu mengevaluasi sikap perilaku yang ditampilkan, sepak
terjang dan perjuangan yang direncanakan.
D. Karakter Islami
1. Pengertian Karakter Islami
Karakter Islami Karakter dalam pandangan Islam sama dengan
akhlak. Akhlak dalam pandangan Islam adalah kepribadian.
Kepribadian memiliki tiga komponen yaitu pengetahuan, sikap, dan
perilaku. Majid (2012: 9) memutuskan bahwa akhlak berasal dari
bahasa Arab jama 'dari khulugun yang menurut logat diartikan budi
pekerti, perangai, tingkah laku atau tabiat. Oleh karena itu, akhlak
merupakan suatu sikap, watak, tabiat, dan tingkah laku yang dimiliki
seseorang yang menyatu dalam melakukan suatu perbuatan.
Imam Al-Ghazali dalam kutipan Sani (2016: 44) mengemukakan
tentang akhlak adalah sikap dan perbuatan yang telah menyatu dalam
diri manusia sehingga muncul secara spontan kompilasi yang sedang
berjalan dengan lingkungan. Orang yang berakhlak akan melakukan
kebaikan secara spontan tanpa pamrih apa pun. Demikian juga orang
yang berakhlak buruk, melakukan keburukan secara spontan tanpa
memikirkan akibatnya bagi dirinya.
Hamid (2013: 44) mengemukakan beberapa resolusi akhlak
secara subtansial, berikut sebagai berikut:
1) Akhlak adalah perbuatan yang telah memperoleh kekuatan dalam
jiwa seseorang, sehingga telah menjadi kepribadiannya.
2) Akhlak adalah tindakan yang dilakukan dengan mudah dan tanpa
berpikir. Tanpa pertimbangan ini bukan berarti saat melakukan
tindakan, orang yang diminta dalam keadaan tidak sadar, hilang
ingatan, tidur, dan gila.
3) Akhlak adalah perbuatan yang timbul dari dalam diri orang yang
mengerjakannya, tanpa paksaan atau tekanan dari luar. Perbuatan
akhlak adalah tindakan yang dilakukan atas dasar kemauan,
pilihan, dan keputusan yang dimiliki.
4) Akhlak adalah perbuatan yang dilakukan dengan kenyataan, bukan
main-utama atau karena bersandiwara, perbuatan yang dilakukan
ikhlas semata-mata karena Allah, bukan karena ingin dipuji orang
atau karena ingin mendapatkan pujian seseorang dan membantu
kuat dalam jiwa seseorang. Akhlak juga mewakili suatu sikap dan
tindakan yang telah menyatu di dalam diri seseorang sehingga
muncul secara spontan kompilasi dengan lingkungan.
50
Ada beberapa ayat yang senada dengan bunyi ayat di atas baik
secara langsung atau tidak langsung, di antaranya adalah firman
Allah:
َ ي أ َ ْح
ُس ه َ َِو ق ُ ْم نِ ِع ب َا ِد ي ي َق ُىن ُىا ان َّت ِي ه
5. Penelitian Tri Utami (UIN Sultan Syarif Kasim Riau, 2016) yang
berjudulManajemen Pembinaan Karakter Islami Siswa di Sekolah
Menengah Pertama Islam Terpadu (SMPIT) Al-Izhar Kecamatan
Tampan Kota Pekanbaru. Penelitian memiliki persamaan pembahasan
dengan penelitian penulis yaitu manajemen pembinaan karakter islami
siswa, namun pada penelitian ini dilakukan pada tingkat SMP, yaitu
SMPIT Al-Izhar Kecamatan Tampan Kota Pekanbaru. Penelitian ini
menghasilkan kesimpulan bahwa proses manajemen pembinaan
karakter telah dilakukan sesuai standar proses manajemen mulai dari
perencanan hingga evaluasi. pembinaan karakter islami di sekolah
tersebut memaksimalkan integrasi dengan mata pelajaran PPKN dan
Agama. Selain itu sekolah juga mendapat dukungan dari seluruh pihak
terkait seperti wali murid, masyarakat sekitar, dan pemerintah sehingga
proses pembinaan karakter islami dapat berjalan dengan baik.
perbedaan dengan penelitian yang dilakukan penulis adalah subjek
penelitian pada penelitian penulis subjek penelitian adalah tingkat
SMA, kemudian pada pembahasan penelitian penulis fokus pada
analisis pelaksanaan kurikulum khas sekolah dalam membina karakter
siswa.
66
G. Kerangka konseptual
Untuk mempermudah dalam menganalisis, membaca serta
memahami penelitian ini, penulis membuat kerangka konseptual meliputi
latar belakang permasalahan, proses bagaimana implementasi manajemen
kurikulum dalam pembinaan karakter hingga hasil yang diharapakan.
kerangka konseptual pada penelitian ini adalah untuk mengetahui konsep
dasar, perencanan, kendala, dan solusi implementasi manajemen kurikulum
dalam membia karakter islami siswa SMA Al Hasra Depok.
Kendala implementasi
manajemen kurikulum
Evaluasi
SMA Al Hasra dalam
membina karakterislami
peserta didik
68
69
kepala sekolah, (2) waka kurikulum, (3) guru (4) waka kesiswaan (5)
siswa.
b. Data Sekunder
Menurut Sugiyono (2017: 104) data sekunder merupakan “sumber
yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data”. Data
yang di peroleh oleh peneliti adalah data yang dapat diperoleh melalui
berbagai sumber yang telah ada atau data bukan orang yang, seperti
melalui dokumen sekolah dan foto atau gambar yang tersedia di SMA
Al Hasra Depok.
Catatan :
KS : Kepala Sekolah
WKR : Wakil kepala sekolah bagian kurikulum
WKS : Wakil kepala sekolah bagian kesiswaan
GR : Guru
S : Siswa
2. Observasi (Pengamatan)
Observasi atau pengamatan merupakan aktivitas yang sistematis
terhadap gejala-gejala baik yang bersifat fisikal ataupun mental.
Observasi dilakukan untuk mengetahui berbagai aspek mengenai
implementasi manajemen kurikulum SMA Al Hasra Depok. Observasi
yang telah dilakukan adalah: (1) melihat dan mendengar langsung
tentang obyek yang diamati, yaitubagaimana manajemen kurikulum
yang berlangsung di SMA Al Hasra Depok dan bagaimana penerapan
pendidikan karakter disana (2) mengamati obyek yang diteliti, yaitu
bagaimana keadaan atmosfir sekolah kaitanya dengan praktik penerapan
pendidikan karakter baik oleh guru, siswa maupun pegawai sekolah (3)
mencatat hal-hal yang berhubungan dengan objek penelitian, yaitu
kaitanya dengan proses manajemen kurikulum dalam membina karkter
islami siswa SMA Al Hasra Depok. Cara ini dimaksudkan untuk
mendapatkan data yang cermat, faktual dan sesuai dengan konteksnya.
3. Dokumentasi
Sekalipun dalam penelitian kualitatif kebanyakan cara diperoleh
dari seumber manusia (human resources) melakukan observasi dan
wawancara akan tetapi belum cukup lengkap perlu adanya penguatan
atau penambahan data dari sumber lain yaitu dokumentasi. Dokumen-
dokumen yang ada bahkan yang sudah lama digunakandalam penelitian
ini sebagai sumber data. Alasan peneliti menggunakan metode ini
adalah: (1) sebagai bukti untuk suatu pengujian; (2) relatif murah dan
mudah diperoleh; (3) lebih bersifat alamiah; (4) merupakan sumber
72
yang stabil dan kaya akan informasi; dan (5) memperluas pengetahuan
peneliti terhadap situasi yang diteliti.Dokumentasi yang telah diperoleh
peneliti adalah dokumen kurikulum yang digunakan SMA Al Hasra
Depok dan foto-foto kegiatan siswa terkait dengan usaha sekolah dalam
pembinaan pendidikan karakter islami.
E. Uji Kredibilitas
Menurut Sugiyono (2017: 191) “uji kredibilitas pada penelitian ini
bertujuan untuk menguji keautentikan atau keabsahan data agar hasil
penelitian kualitatif yang dilakukan tersebut dapat dipertanggungjawabkan
secara ilmiah”. Terdapat beberapa strategi penelitian kualitatif yang dapat
dilakukan untuk uji kredibilitas, antara lain:
1. Memperpanjang Waktu
Perpanjangan waktu ini digunakan untuk memperoleh trust dari
subjek kepada peneliti mengingat bahwa pada penelitian kualitatif
peneliti harus mampu melebur dalam lingkungan subjek penelitian.
2. Triangulasi
Menggunakan triangulasi (triangulation) dengan jenis
triangulasi teknik yaitu teknik menguji kredibilitas data dengan cara
mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda.
Triangulasi sendiri merupakan penggunaan dua atau lebih sumber
untuk mendapatkan gambaran yang menyeluruh tentang suatu
fenomena yang akan diteliti. Sehingga untuk mengetahui keautetikan
data dapat dilihat dari sumber
1. Reduksi data
Reduksi data merupakan suatu proses pemilihan, pemusatan
perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data
kasar yang muncul dari catatan-catatan tertulis dilapangan. Selama
pengumpulan data berlangsung, terjadilah tahapan reduksi yaitu (1)
membuat ringkasan, dari hasil wawancara yang dilakukan kepada para
narasumber (2) mengkode, yaitu memberikan kode dari hasil seluruh
tehnik pengumpulan data dengan rumusan masalah yang ada (3)
menelusur tema, yaitu memisahkan hasil penelitian kemudian
menyesuaikandengan masing-masing tema yaitu tentang manajemen
kurikulum dan pendidikan karakter.
2. Penyajian data
Data sebagai sekumpulan informasi tersusun yang memberi
kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan.
Penyajian-penyajian yang baik merupakan suatu cara yang utama bagi
analisis kualitatif yang valid. Dalam penelitian ini, data disajikan pada
Bab IV dengan berbagai jenis ringkasan, penjelasan, grafik, tabel dan
bagan.
3. Penarikan kesimpulan
Sugiyono (2008:90) menyatakan tahap terakhir yang berisikan
proses penganbilankeputusan yang menjurus pada jawaban dari
pertanyaan penelitian yang diajukan dan mengungkap “what” dan
“how” dari temuan penelitian tersebut. Dalam penelitian ini, kesimpulan
diberikan pada Bab V sebagai hasil jawaban dari beberapa pertanyaan
yang telah diajukan dalam rumusan masalah.
G. Instrumen Penelitian
Moleong (2001:168) menyatakan bahwa peneliti sebagai instrumen
penelitian dapat mengembangkan kreatifitasnya untuk mengumpulkan data
secara lengkap, karena kedudukan peneliti dalam penelitian kualitatatif
adalah sebagai perencana, pelaksana, pengumpul data, analisis, penafsir
data dan juga sebagai pelapor hasil penelitian. Jenis penelitian yang
digunakan adalah kualitatif maka instrument yang utama adalah peneliti
sendiri. Jadi peneliti merupakan instrumen atau alat penelitian, karena
menjadi keseluruhan proses penelitian.
Instrumen pada penelitian ini terdiri dari instrumen primer dan
instrumen sekunder. Instrumen primer adalah peneliti sendiri yang
melakukan wawancara di lapangan.Instrumen sekunder berupa pertanyaan
74
Tabel 3.4
Kisi-kisi Pengamatan
No. Objek / Peristiwa yang diamati
1 Situasi lingkungan SMA Al Hasra Depok dalam membina karakter
islami
2 Proses perencanaan pembinaan karakter islami di SMA Al Hasra
Depok (kepala sekolah, waka bidang kurikulum, waka bidang
kesiswaan, guru)
3 Penerapan pembinaan karakter islami tingkat SMA Al Hasra Depok
(seluruh warga sekolah)
4 Penerapan pembinaan karakter islami tingkat kelas SMA Al Hasra
Depok (guru)
5 Proses evaluasi pembinaan karakter islami di SMA Al Hasra Depok
6 Proses interaksi antar warga sekolah (guru – siswa, staf dan
karyawan – siswa )
Tabel 3.5
Kisi-kisi wawancara
No. Pembahasan Aspek yang ditanyakan
Manajemen Proses perencanaan kurikulum pembinaan
kurikulum karakter islami siswa di SMA Al Hasra Depok
1
pembinaan karakter Proses pengorganisasianpembinaan karakter
islami siswa SMA islami siswa di SMA Al Hasra Depok
76
A. Hasil Temuan
Sesuai dengan fokus penelitian dan rumusan masalah penelitian yaitu
bagaimana analisis implementasi manajemen kurikulum dalam membina
karakter islami siswa SMA Al Hasra Depok, serta berdasarkan hasil
wawancara, observasi dan kajian dokumentasi yang didasarkan pada
pertanyaan penelitian, maka peneliti dapat menyajikan data sebagai berikut:
77
78
4) Indikator visi
Tabel 4.1 Indikator Visi SMA Al Hasra Depok
KATA KUNCI INDIKATOR
Ke- Berkepribadian Mewujudkan lulusan yang :
1 Islami 1. memiliki aqidah yang kuat, tidak mudah
terpengaruh oleh ajaran yang bertentangan
dengan al qur‟an dan sunah
2. mampu beribadah baik wajib maupun sunah
sesuai dengan tuntunan syari‟at islam
3. berakhlak mulia baik kepada Allah maupun
makhluk Nya
4. mampu membaca dan menghafal Al-Qur‟an
dengan Tajwid yang benar
5. mampu mengaktualisasikan nilai kepedulian
sosial dalam bentuk zakat, infaq dan shodaqoh
Ke- Berprestasi 1. Mewujudkan lulusan yang berprestasi di bidang
2 akademik
Nilai rata-rata USBN meningkat
Daya serap PTN meningkat
10 besar dalam lomba eksternal tingkat PTN
atau Kota
2. Mewujudkan lulusan yang berprestasi di bidang
non akademik
Meraih juara dalam lomba olahraga bidang
bulutangkis, karate, dan pencak silat minimal
tingkat Kota
Meraih juara Tari Saman dalam lomba
eksternal
Ikut serta dalam Paskibra Kota Depok
Ikut serta dalam lomba eksternal baik bidang
seni maupun olahraga
Ke- Berwawasan Mewujudkan lulusan yang berwawasan global
3 Global dengan memiliki kemampuan di bidang bahasa
asing dan teknologi
menguasai Teknologi Global berbasis Digital,
Multimedia dan Jaringan
80
10. Keputrian
Kegiatan peserta didik putri saat peserta didik putra solat jumat, dapat
berupa bimbingan rohani dari guru maupun praktet soft skill bagi
kehidupan sehari-hari.
11. Jum‟at Taqwa
Kegitan tadarus dan mendengarkan kultum bersama di masjid pada
jumat pagi
12. Pengajian Kelas
Kegiatan pengajian kelas yang diadakan di rumah salah satu siswa
setiap hari jumat, bergilir setiap kelas. Dihadiri oleh siswa kelas
tersebut, dewan guru dan karyawan, semua pengisi acara dari, oleh, dan
untuk siswa. selain sebagai wahana penanaman nilai keislaman, juga
sebagai wadah kretifitas untuk berani tampil mengisi acara. Selain itu
juga menjadi sarana slaturahmi antara sekolah dan keluarga.
13. Parenting Day
Kegiatan kajian mengenai mendidik anak yang diadakan satu bulan
sekali untuk seluruh karyawan, wali murid, dan peserta didik SMA Al
Hasra.
14. Career Day
Kegiatan mendatangkan alumni atau tokoh yang sudah berkarir
profesional di berbagai bidang pekerjaan, bertujuan sebagai motivasi
bagi siswa agar terpacu dan memiliki contoh nyata pekerjaan atau karir
dalam kehidupan setelah sekolah atau kuliah.
B. Pembahasan Penelitian
Setelah mencermati keseluruhan data, maka akan dilakukan
pembahasan pada sub bab ini. Pada bagian ini, dilakukan interpretasi terhadap
hasil penelitianberdasarkan pendekatan sebagaimana yang telahdisampaikan
pada metode penelitian.Pembahasan hasil penelitian ini dapat dirumuskan
dalam dua pokok pembahasan, yang pertama yaitu mekanisme manajemen
kurikulum pembinaan karakter islami siswa di SMA Al Hasra Depok terkait
dengan proses perencanaan, pelaksanaan (implementasi) dan evaluasi. adalah
apa saja faktor pendukung dan penghambat dalam pembinaan karakter islami
siswa.
1. Kurikulum nasional
Kurikulum nasioanlal yaitu Kurikulum 2013 Revisi. Dalam
kurikulum 2013 Revisi, segala sesuatunya dilaksanakan serba terencana
dan terukur. Kurikulum 2013 disebut juga sebagai kurikulum
pendidikan karakter, dimana setiap mata pelajaran terdapat karakter
yang harus diimplementasikan pada siswa.
SMA Al Hasra Depok menyusun kurikulum yang dipadukan
dengan pendidikan karakter didalamnya, terutama karakter islami.
Kurikulum di buat pada awal tahun ajaran baru oleh kepala sekolah,
tim pengembang kurikulum dengan waka kesiswaan dan komite
sekolah.
Berdasarkan observasi yang telah dilakukan,beberapa indikator
yang di masukan ke dalam kurikulum berasal dari indikator karakter
islami yang diatur dalam kurikulum kekhasan sekolah. Kurikulum
kekhasan sekolah turun menjadi sebuah dokumen program keagamaan
sebagai pedoman pembinaan karakter islami siswa.
Kemudian Tim Pengembang Kurikulum dan koordinator
keagamaan dapat menyesuaikan dengan keadaan sekolah, keadaan
peserta didik dan keadaan sarana prasarana yang menunjang berbagai
kegiatan yang akan dilakukan dalam usaha penumbuhan karakter islami
siswa. Pendidikan karakter islami di masukan ke dalam seluruh
kegiatan belajar, yaitu dengan mengintegrasikanyakedalam silabus dan
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Dengan harapan guru tidak
hanya dapat menyampaikan ilmu pengetahuan saja tetapi juga
pendidikan karakter islami bagi siswanya.
Para pengajar juga diberikan bekal tambahan seperti di
adakanya berbagai workshop atau seminar tentang pendidikan karakter.
Seluruh kegiatan workshop tersebut selain diselenggarakan oleh pihak
sekolah juga merupakan fasilitas yang diberikan oleh yayasan Al
Hasra, ditambah dengan pembiasaan islami yang diterapkan, maka
pembentukan pembinaan karakter islami di SMA Al Hasra Depok
menjadi semakin optimal.
86
Gambar 4.1
Bagan proses manejemn kurikulum pembinaan karakter Islami Siswa
SMA Al Hasra Depok
Yayasan Al Hasra
2. Pelaksanaan
Kurikulum nasional dan kurikulum khas sekolah yang dibuat
digunakan sebagai pedoman seluruh program baik pembelajaran,
pembinaan siswa, maupun pembiasaan ibadah dan adab islami
disekolah. Pelaksanaan kurikulum dibagi menjadi dua tingkatan yaitu
101
1. Tadarus Pagi
Program ini berjalan sesuai dengan semestinya yang mana
semua siswa-siswi SMA Al Hasra membaca al-Qur‟an setiap
hari senin-kamis, pukul 07.00 – 07-15 WIB, selama 1 semester.
a. Hambatan :
1. Masih ada beberapa siswa terkadang yang terlambat
masuk kelas
2. Ada beberapa guru yang dating terlambat sehingga anak-
anak kurang terkontrol tadarusannya
b. Solusi :
1. Sebelum masuk siswa tetap harus membaca surat yang
telah ditentukan pada hari tersebut.
2. Anak-anak tetap melakukan tadarus sambil menunggu
guru masuk kelas
2. T-Qur’ani
Program T-Qur‟ani adalah Time-Qur’ani. Untuk
mewujudkan lulusan yang akrab dengan Al-Qur‟an, maka setiap
hari Senin-Kamis seluruh Peserta Didik membaca Al-Quran, dan
waktunya adalah 15 menit setelah shalat Duha. Teknis
pelaksanaannya Peserta Didik dilakukan pemetaan, setelah itu
Peserta Didik dikelompokkan berdasarkan kemampuannya:
a. Kelompok Awal
b. Kelompok Tsani
c. Kelompok Tahsin
d. Tahfidz
Untuk kelompok-kelompok kategori di atas, maka
ditugaskan guru dan karyawan (ustad/ustazah) untuk menjadi
pembimbing. Untuk Awal‟, rasio ustad/ustazah dengan Peserta
104
Didik bisa 1:5, untuk yang belum lancar, bisa 1:10, untuk
kelompok Tahsin bisa 1:20. Pembimbingan dan penilaian
menjadi tanggung jawab dan kewenangan langsung bagi
ustad/ustazah yang diberi amanah dan tanggung jawab.
Targetnya Tahfidz minimal adalah „Juz 30‟.
Pembimbing T-Qur‟ani:
Penanggung Jawab : Zamzam Firdaus, S.Pd.I
Tabel 4.2 nama-nama pembimbing T Qurani
No Nama Guru Kelompok
1. Ibu Erni Maryani, S.Pd
2. Ibu Eva Rahmi, M.Pd
Awal
3. Ibu Putri Nurhaliza
4. Ibu Siti Rohma, S.Kom
5. Ibu Wahyu Rahma Dila,
S.Pd
6. Ibu Antik Handayani, S.Pd
7. Bpk. Sugeng Budiarjo, S.Pd
Tsani
8. Ibu Dra. Helmidar
9. Ibu Fuzi Novianti, S.Pd
10. Ibu Miryanti, S.Pd
11. Ibu Siti Nurhasanah, S.Pd
12. Bpk. Dedi Santosa, S.Pd
13. Ibu Sri Mulyati, S.Pd
14. Bpk. Arif Rif'at
15. Ibu Yanti, S.Pd
16. Ibu Erin Alifadini, S.Sos
Tahsin
17. Ibu Nur'aini, S.Pd
18. Ibu Rima, S.Pd
19. Ibu Elis Hidayanti, S.Pd
20. Ibu Tika, S.Pd
21. Bpk. Mustofa, S.E
22. Bpk. Abdurrohim, S.Pd
23. Bpk. Zamzam Firdaus,
S.Pd.I
Tahfidz
24. Bpk. Hanura Waldi, S. Ag
25. Ibu Heny Dyah K, ST
26. Ibu Lismaili Amir, S.Pd
105
3. ALHSR-Spiritual Camp
Program ALHSR-Spiritual Camp adalah Al-Hasra-Spiritual
Camp.Kegiatannya bermalam baik di dalam sekolah Al-Hasra
maupun di luar lingkungan Al-Hasra sebagai salah satu bentuk
implementasi ajaran Islam.
Tabel 4.3 Pelaksanaan Program ALHSR Spiritual Camp
Tanggal Kegiatan Peserta Keterangan
17 Juli 2019 MPLS Seluruh kelas X dan Terlaksana
pengurus Osis
a. Hambatan:
1. Masih ada siswa yang tidak mengikuti kegiatan ALHSR-
Spiritual Camp
b. Solusi :
1. Siswa menemui Kordinator Keagamaan dan Guru
Agama yang bersangkutan
4. ALHSR-Muballigh
Program ALHSRA-Mubaligh diantaranya:
1. Kultum Peserta Didik secara bergiliran setelah shalat dhuha
(Terlaksana)
2. Pengajian Kelas (Terlaksana)
Tidak ada hambatan
106
5. ALHSR-ZIS
Program Al-Hasra ZIS (Zakat Infaq Shodaqah) yang sudah
terlaksana diantaranya
1) Penggalangan dana hewan Qur‟ban. Bekerjasama dengan
LAZIS Al Hasra ketika perayaan Idul Adha dengan program
Ismail Muda
2) Infaq Jum‟at. Terelaksana setiap Hari Jum‟at
3) G 500. Terlaksana setiap hari senin-kamis dengan
mengedarkan kaleng ke seriap kelasnya.
Tidak ada hambatan
6. Keputrian
Program kepurtian adalah program yang dilaksanakan untuk
siswi SMA Al Hasra yang dilaksanakan ketika para peserta didik
putra melaksanakan ibadah shalat jum‟at, nantinya peserta didik
putri akan dikumpulkan disebuah ruangan ditemani oleh
pemateri yang nanti seluruh peserta didik mendengarkan
penjelasan dari pemateri.
7. Pengajian Kelas
Program pengajian kelas berjalan denganbaik walaupun masih
ada beberapa kekurangan
Tabel 4.5 Jadwal Pengajian Kelas
NO. TANGGAL KELAS WALI KELAS KETERANGAN
2 Agustus Terlaksana Sesuai
1 XII.IPA.1 Abdurrohim, S.Pd
2019 Tanggal
a. Hambatan:
1. Tidak berjalan sesuai dengan tanggal yang telah di
jadwalkan
b. Solusi :
1. Mengkondisikan jika ada kelas yang berhalangan
e. Evaluator
Artinya guru harus selalu mengevaluasi metode
pembelajaran yang selama ini dipakai dalam pendidikan
karakter. Selain itu juga harus mampu mengevaluasi sikap
perilaku yang ditampilkan, sepak terjang dan perjuangan yang
direncanakan.
Guru sebagai evaluator berarti guru selalu mengevalusai
perilaku siswa baik di dalam maupun diluarkelas, pun
denganproses pembinaan yang dilakukannya apakah sudah tepat
sesuai program dan efien atau belum . Evaluasi perilaku siswa
secara formal dilaksanakan setiap ujian tengah semester (UTS),
penilaian akhir semester (PAS), dan penilian akhir tahun (PAT)
setiap guru bidang studi memberikan penilaian sikap kepada
koordinator keagamaan untuk di rekap menjadi nilai sikap yang
akan ditulis dalam rapor siswa. Nilai sikap tersebut didapat dari
penilaian di dalam kelas dan di luar kelas. Di dalam kelas telah
tertuang pada penilaian sikap di RPP masing-masing guru
bidang studi. Kemudian penilaian di luar kelas dengan sistem
poin, reward and punishment. Berdasarkan wawancara dengan
Ibu Erin Waka Kesiswaan SMA Al Hasra, dewan guru telah
dibekali dengan buku kuning (buku catatan guru yang
digunakan untuk mencatat apabila guru melihat siswa
melakukan pelenggaran atau melakukan kebaikan/prestasi.
Berdasarkan analisis diatas dapat disimpulkan bahwa,
guru SMA Al Hasra telah menerapkan lima peran tersebut
dalam pembinaan karakter di SMA Al Hasra Depok.
5. Evaluasi
Untuk menilai kebaikan dari suatu kurikulum diadakan evaluasi
kurikulum. Suatu evaluasi yang baikdilakukan secara komprehensif,
mencakup semua langkah kegiatan dan komponen kurikulum, mulai
dari dokumen kurikulum, pelaksanaan, hasil yang telah dicapai,
fasilitas penunjang serta para pelaksana kurikulum. SMA Al Hasra
Depok melakukan evaluasi yang dilakukan setiap dua kali per semester
yaitu pada setiap akhir semester satu dan semester dua serta pada akhir
tahun pelajaran, sebelum memasuki tahun pelajaran baru. Evaluasi ini
dilaksanakan sebelum proses perencanaan kurikulum pembinaan
karkter pada awal tahun pelajaran baru. Tujuan dari evaluasi
pelaksanaan pembelajaran ini yang terutama adalahguna mengetahui
112
bukan hanya pada saat pengawasan dan hasil, namun juga pada proses
prencanaan program sampai evaluasi.
2. Lingkungan masyarakat dan suasana sekolah islami
Faktor yang kedua yaitu kondisi lingkungan sekolah dan
lingkungan masyarakat sekitar yang mendukung pelaksanaan
kurikulum pembinaan karakter islami. Peneliti akan menggambarkan
keadaan lingkungan di dalam area SMA Al Hasra Depok. Jika kita
memasuki kawasan SMA Al Hasra Depok maka akan terpampang jelas
bahwa sekolah menjadikan karakter sebagai salah satu pilar utama yang
diunggulkan. Terdapatvisi dan misi sekolah yang ditulis dengan cukup
jelas menyatakan bahwa SMA Al Hasra Depok ingin mewujudkan
sekolah dengan hasil atau output yaitu para peserta didik yang memiliki
karakter islami, serta moto sekolah sebagai „Gerbang Kehidupan
Islami‟ terlihat dengan jelas, dengan ini, setidaknya dapat menjadi
pengingat dan pembimbing bagi seluruh warga sekolah bahwa SMA Al
Hasra Depok berusaha mewujudkan karakter islami sebagai dasar
pembinaan bagi siswa dan siswinya. Dengan melihat ini, juga terlihat
seolah-olah Kepala Sekolah ingin menjadikan area sekolah mulai dari
gerbang masuk sebagai gerbang kehidupan islami, ketika menginjakkan
kaki di sekolah segala perilaku, tindak-tanduk seluruh civitasakademika
haruslah bernapaskan nilai-nilai islami. Selain itu, visi misi, dan motto
sekolah mengajak semua orang yang memasuki area sekolah untuk
dapat melakukan pembinaan dan memberikan tauladan yang baik
sehingga dapat ditiru atau mempengaruhi karakter peserta didik.Selain
itu, bagaimana seluruh warga sekolah bersikap didalam lingkungan
sekolah juga mempengaruhi proses pembentukan karakter. Terlihat
bagaimana semua warga sekolah baik pegawai maupun guru selalu
memberikan contoh keteladanan dalam bersikap agar selalu santun.
Kepala sekolah juga sangat menekankan agar tercipta atmosfir sekolah
yang selalu melakukan pembiasaan-pembiasaan adab islami, saling
menghormati dan menyayangi. Kepala sekolah beserta guru selalu
menyambut kehadiran siswa dan siswi di gerbang sekolah juga
melakukan pembiasaan 5S (Senyum,Salam, Sapa, Sopan dan Santun).
Dengan melakukan dengan pembiasaan, pendampingan dan
keteladanan secara terus menerus, tentu saja akan sangat
mempengaruhi pembentukan karakter peserta didik.
Masyarakat sekitar sekolah selalu dilibatkan dalam kegiatan
pembinaan karakter seperti pada proses perencanaan, dalam perumusan
118
yang cukup luas terdiri dari dua lantai dimana menjadi pusat kegiatan
pembinaan karakter islami siswa.
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan analisis data dan pembahasan hasil penelitian untuk
menjawab rumusan masalah yang telah disebutkan sebelumnya tentang
bagaimana manajemen kurikulum sekolah islam terpadu membentuk
pendidikan karakter siswa, dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Proses Pembinaan karakter islami siswa dimulai dari yayasan dan
berkoordinasi dengan kepala ekolah, tim pengembang kurikulum,
koordinator keagamaan untuk merumuskan kurikulum khas sekolah,
yang diimplementasikan dalam kegiatan intrakurikuler, ekstrakurikuler,
dan kokurikuler.
2. SMA Al Hasra Depok telah melaksanakan proses manajemen
kurikulum pembinaan karakter mulai dari perencanaan, pelaksanaan,
sampai evaluasi dengan koordinasi yang baik antar lembaga sehingga
menghasilkan ketercapaian indikator visi berkepribadian islami pada
siswa.
3. Faktor pendukung manajemen kurikulum pembinaan karakter islami di
SMA Al Hasra Depok, sebagai berikut :
1) faktor yang pertama adalah berasal dari koordinasi yang baik antara
yayasan, kepala sekolah, wakil kepala sekolah, dan guru. Keempat
elemen bekerja sama dan saling mendukung, sesuai dengan tugas
pokok dan fungsinya.
2) kondisi lingkungan sekolah yang bernuansa islami.
3) Adanya kerjasama antara pihak sekolah dengan orang tua.
4) Terdapat sarana dan prasarana yang lengkap untuk menunjang
kegiatan belajar mengajar di kelas maupun kegiatan di luar kelas,
ekstrakurikuler, dan masjid yang besar sebagai pusat kegiatan
islami siswa.
4. Faktor penghambat manajemen kurikulum pembinaan karakter islami
siswa SMA Al Hasra Depok, sebagai berikut :
1) Pembagian tugas dan penanggung jawab peerencanaan kurikulum
pembinaan karakter
2) Komitmen guru dan karyawan dalam pelaksanaan kurikulum
pembinaan karakter.
3) Evaluasi ketercapaian indikator.
120
121
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan di atas maka dapat dberikan
sara-saran sebagai berikut:
1. Bagi kepala sekolah, hasil penelitian ini dapat menjadi salah satu
informasi dan perlunya meninjau kembali tentang perlunya
menghadirkan narasumber atau tokoh pendidikan dalam melakukan
penyusunan kurikulum khas sekolah. Hal ini dilakukan agar
pengembangan dan penyusunan kurikulum di SMA Al Hasra Depok
dapat sesuai dengan peraturan pemerintah.
2. Bagi tenaga pendidik dan kependidikan hendaknya selalu berupaya
untuk meningkatkan ketegasan dalam pelaksanaan kurikulum
pembinaan karakter. Juga diharapkan untuk terus memberikan tauladan,
pembiasaan dan pendampingan dengan lebih intensif kepada seluruh
siswa terkait dengan pembinaan karakter islami peserta didik.
3. Bagi wakil kepala sekolah bidang kurikulum, hendaknya melakukan
analisis evaluasi ketercapaian indikator visi dan misi yang telah dibuat
secara menyeluruh, agar dapat dijadikan tolok ukur keberhasilan
implementasi pembinaan karakter Islami di SMA Al Hasra.
DAFTAR PUSTAKA
122
123
Wawancara Guru
Pak Zamzam Firdaus, S. Pd.
NO DAFTAR PERTANYAAN JAWABAN
1 Apa yang Bapak/Ibu ketahui Khususnya kepada siswa bagaimana
tentang pembinaan karakter ? suatu lembaga membentuk karakter
peserta didik, yang sebelum nya belum
disiplin menjadi disiplin. Mengubah
karakter yang belum baik menjadi
karakter yang lebih baik lagi.
2 Pembinaan karakter apa yang Mengacu pada visi kedepan nya yaitu
menjadi ciri khas sekolah ini ? gerbang kehidupan islami jadi mengarah
pada perilaku yang islami
13 Apa saja faktor penghambat Bisa dari siswa itu sendiri, yang
pembinaan karakter islami siswa ? meemang tidak ada keinginan untuk
berubah, yang kedua faktor dari
keluarga misalnya di sekolah sudah
mendapatkan pembinaan karakter
tetapi kembali lagi seperti semula,
lingkungan bermain offline maupun
online karena itu snagat berpengaruh
untuk pembinaan karakter itu sendiri.
2 Pembinaan karakter apa yang Ciri khas di sini yaitu dengan pembiasaan
menjadi ciri khas sekolah ini ? tadarus quran setiap hari, pembiasaan
sholat dhuha, pembiasaan kultum dan
pembiasaan bersedekah dengan orang-
orang yang kurang mampu. Agar
terbentuk karakter-karakter siswa yang
diharapkan yaitu berkarakter islami.
11 Jika ada yang kurang baik alhamdulillah jika ada siswa yang kurang
dalam perilaku, adakah baik selah dibina berubah menjadi lebih
perubahan karakter setelah baik, bisa dilihat dari perkembangan nya.
dibina dengankarakter islami Misalnya yang sebelumnya malas belajar
menjadi rajin, karena disini guru dan
orang tua murid saling bekerjasama agar
tidak hanya di sekolah saja tetapi di
rumah juga dibina dengan orang tuanya.
14 Apa yang bapak/ibu lakukan Salah satu program dari sekolah itu home
untuk menaggulangi hal visit. dari awal sebenarnya sudah test
tersebut ? psikotest agar mengetahui bagaimana
anak tersebut, jadi ketika ada maalah
dalam pembelajaran guru bisa mengecek
keadaan anak tersebut sejak awal lalu
menindak lanjuti dengan home visit.
Wawancara siswa
Rahma Maula (XII IPA 3)
NO DAFTAR PERTANYAAN JAWABAN
1 Apa yang andaketahui tentang Pembinaan karakter dan pribadi yang
pembinaan karakter islami ? sesuai dengan kaidah islam dalam diri
siswa.
2 Menurut anda apakah warga Ada, tapi mungkin tidak semua terlihat
sekolah memiliki karakter islami ? atau menunjukkan karakter islami yang
ada pada dirinya.
3 Sepertiapa contohnya jika warga Mau melaksanakan sholat dhuha dan
sekolah memiliki karakter islami ? tadarus, sholat wajib dzuhur dan ashar di
sekolah.
4 Apakah anda nyaman dengan Saya nyaman.
program pembinaan karakter
islami di sekolah ?
5 Bagaimana dengan sikap ibu dan Baik, dan menenangkan.
bapak guru ?
6 Apakah ada perubahan perilaku Iya
anda dari sebelum masuk sekolah
ini dan saat ini ? jika tidak
mengapa?
7 Jika iya, seperti apa perubahan itu Hmm,mungkin saya lebih rajin sholat
? dhuha,dan merasa malu jika malas
beribadah ketika teman-teman yang lain
rajin.
8 Program / kegiatan apa yang Sholat Dhuha berjamaah
menadi inspirasi / penggerak
perubahan tersebut ?
9 Menurut anda apa faktor yang Faktor keinginan dan keharusan dari
mendukung siswa dapat sekolah, mungkin awalnya terpaksa,
mengimpplementasikan tetapi lama2 membuat siswa terbiasa
pembinaan karakter islami di
sekolah ini ?
10 Menurut anda apa faktor yang Rasa malas, dan kurangnya dorongan
menghambat siswa dapat dalam diri siswa pribadi.
mengimpplementasikan
pembinaan karakter islami di
sekolah ini ?
11 Menurut anda apa solusi yang Banyaknya penyuluhan, atau sistem
tepat untuk mengatasi hambatan reward untuk menambah rasa semangat.
tersebut ?
12 Siapa guru favorit anda ? Wah guru favorit saya banyak, Pak Dedi,
mengapa ? Bunda, Bu Erin, Pak Sugeng,dan masih
banyak lagii, kenapa? karena mereka
punya cara dan gaya masing2 untuk
mengajak saya untuk kebaikan, hehehe
Wawancara Siwa
Zikry Aryonika (XII IPS 1/Ketua OSIS SMA Al Hasra)
NO DAFTAR PERTANYAAN JAWABAN
1 Apa yang anda ketahui tentang Pembinaan karakter islami menurut saya
pembinaan karakter islami ? adalah pembiasaan kita untuk
memperdalam atau belajar dalam
berpendidikan beragama islam.
2 Menurut anda apakah warga Ya jelas saja, karena memang pada
sekolah memiliki karakter islami dasarnya sekolah saya adalah sekolah
? yang berkarakter islami. Begitupun dari
warga sekolah saya yang menanamkan
karakter islami.
3 Sepertiapa contohnya jika warga Contohnya: selalu mengucapkan salam
sekolah memiliki karakter islami jika ada yang ingin masuk
? kekelas,melaksanakan
3S(senyum,salam,sapa)
4 Apakah anda nyaman dengan Nyaman sekali karena selain bersekolah
program pembinaan karakter kita juga mendapatkan keuntungan yang
islami di sekolah ? berlipat ganda yaitu pahala.
5 Bagaimana dengan sikap ibu dan Sikapnya pasti memberikan contoh yang
bapak guru ? islam ajarkan mulai dari sopan ,baik, dan
friendly.
6 Apakah ada perubahan perilaku Ada banyak sekali perubahan dari diri
anda dari sebelum masuk sekolah saya semenjak bersekolah di SMA AL-
ini dan saat ini ? jika tidak HASRA.
mengapa?
7 Jika iya, seperti apa perubahan itu Mulai dari pembiasaan sholat , membaca
? al quran dan kebiasaan sholat sunah.
8 Program / kegiatan apa yang T qurani,sholat dhuha bersama, dan
menadi inspirasi / penggerak semua yang diajarkan di SMA AL-
perubahan tersebut ? HASRA sangat mengispirasi.
9 Menurut anda apa faktor yang Faktor diajarkan dari sekolah dan
mendukung siswa dapat menjadi terbiasa walaupun awalnya
mengimpplementasikan malas atau terpakasa.
pembinaan karakter islami di
sekolah ini ?
10 Menurut anda apa faktor yang Rasa malas,omongan dari teman,dan
menghambat siswa dapat kurangnya terbuka hati pribadi.
mengimpplementasikan
pembinaan karakter islami di
sekolah ini ?
11 Menurut anda apa solusi yang Adanya pemberian atau mungkin hadiah
tepat untuk mengatasi hambatan bag isiswa atau siswi yang rajin dalam
tersebut ? berkarakter islami.
12 Siapa guru favorit anda ? Guru favorit banyak sekali, ada Pak
mengapa ? Dedi, Pak Zam, Bu eva , Bu Fuzi, karena
mereka bisa memahami setiap siswa
dengan cara belajarnya masing masing.
Wawancara Siswa : Cahya (XI IPA 3)
NO DAFTAR PERTANYAAN JAWABAN
1 Apa yang andaketahui tentang Mendekatkan diri kepada agama dan
pembinaan karakter islami ? tuhan dengan moral yang efektif
2 Menurut anda apakah warga Yaa, sebagian
sekolah memiliki karakter islami ?
3 Sepertiapa contohnya jika warga Yang mempunyai keimanan, ketaqwaan,
sekolah memiliki karakter islami ? disiplin, jiwa berintegritas, berprestasi,
empati.
4 Apakah anda nyaman dengan Ibu dan bapak guru sangat ramah
program pembinaan karakter
islami di sekolah ?
5 Bagaimana dengan sikap ibu dan Ada
bapak guru ?
6 Apakah ada perubahan perilaku Lebih membenahi sikap yang kurang
anda dari sebelum masuk sekolah teratur, disiplin, ketaqwaan, dan
ini dan saat ini ? jika tidak menjadikan siswa terbiasa dengan
mengapa? lingkungan islami
7 Jika iya, seperti apa perubahan itu Banyak, salah satunya OSIS
?
8 Program / kegiatan apa yang Dukugan dari bapak ibu guru dan
menadi inspirasi / penggerak peraturan yang ada
perubahan tersebut ?
9 Menurut anda apa faktor yang Kurang terbiasa dengan pembinaan
mendukung siswa dapat karakter islami
mengimpplementasikan
pembinaan karakter islami di
sekolah ini ?
10 Menurut anda apa faktor yang Dengan menuntun terus menerus agar
menghambat siswa dapat terbisa
mengimpplementasikan
pembinaan karakter islami di
sekolah ini ?
11 Menurut anda apa solusi yang Pak hanura, dari beliau banyak memberi
tepat untuk mengatasi hambatan pengalaman dan motivasi
tersebut ?
12 Siapa guru favorit anda ? Mendekatkan diri kepada agama dan
mengapa ? tuhan dengan moral yang efektif
2. Foto
a. Lingkugan sekolah
Lapangan sekolah
Taman sekolah
Masjid Al Hasra
b. Kegiatan pembinaan karakter islami
1. Budi Pekerti Islam (BPI)
Mata pelajaran terkait praktik pembinaan karakter islami siswa baik
di sekolah, di rumah dan di lingkungan masyarakat.
2. T – Qurani
3. Tahfidz Juz 30
Gambar 4.6
Program hapalan wajib juz 30, apabila juz 30 sudah hapal maka
akan di tingkatkan ke tingkat selanjutnya
4. Budaya Infaq
Gambar 4.7
Budaya beramal pada hari jumat, dan gerakan 500 rupiah atau lebih
setiap hari, yang hasilnya digunakan untuk bersedekah kepada
orang-orang yang membutuhkan di sekitar lingkungan sekolah.
5. Filantrophi Muda
Gambar 4.8
Program yang membina sifat kedermawanan terhadap sesama.
Setiap kelas memiliki keluarga binaan yang akan di berikan
bantuan setiap bulan oleh yayasan Al Hasra yang berasal dari uang
infaq amal dan sodaqoh siswa kelas terebut. Bantuan tersebut bisa
berupa sembako dan uang, disampaikan secara langsung oleh siswa
ke rumah keluarga binaan.
6. Tadarrus Pagi
Gambar 4.9
Program membaca Al Quran selama 15 menit setiap hari.
7. Al Hasra Peduli
Gambar 4.12
Kegiatan siswa untuk berdakwah di lingkungan masyarakat sekitar,
didampingi oleh guru pembimbing.
Gambar 4.13
Kegiatan sehari semalam diisi dengan kegiatan ibadah, yang
puncaknya ada pada ibadah kiyamulail pada malam hari.
10. Keputrian
Gambar 4.14
Kegiatan peserta didik putri saat peserta didik putra solat jumat,
dapat berupa bimbingan rohani dari guru maupun praktet soft skill
bagi kehidupan sehari-hari.
Gambar 4.15
Gambar 4.16
Kegitan tadarus dan mendengarkan kultum bersama di masjid pada
jumat pagi
Gambar 4.21
Gambar 4.22
Kegiatan mendatangkan alumni atau tokoh yang sudah berkarir
profesional di berbagai bidang pekerjaan, bertujuan sebagai motivasi
bagi siswa agar terpacu dan memiliki contoh nyata pekerjaan atau karir
dalam kehidupan setelah sekolah atau kuliah.
Penulis aktif di berbagai organisasi intra, ektra serta komuitas kampus. Organisasi
intra kampus antara lain pengurus HMJ Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
periode 2014/2015, Ketua Bidang Penelitian dan Pengembangan DEMA Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan periode 2015/2016. Organisasi ekstra kampus antara
lain, pengurus pusat Ikatan Mahasiswa Bahasa dan Sastra Indonesia periode
2014/2015, Ketua Bidang Kewirausahaan dan Pengembangan Profesi HMI
Komisariat Tarbiyah Cabang Ciputat periode 2016/2017, dan wakil bendahara
umum HMI Cabang Ciputat periode 2018/2019. Selain berorganisasi, penulis juga
aktif di komunitas olahraga futsal Sastranesia yaitu salah satu komunitas dari
Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sasatra Indonesia.