Anda di halaman 1dari 6

PROGRAM

PEMBELAJARAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS (TUNAGRITHA)


DALAM MENINGKATKAN PENGEMBANGAN BINA DIRI DI SLB-C
AUTIS PELITA HATI PALEMBANG

Disusun untuk memenuhi salah satu syarat dalam magang MBKM

Disusun oleh :

Nurul Hasana 201810004

UNIVERSITAS BINA DARMA PALEMBANG

JURUSAN PSIKOLOGI

FAKULTAS SOSIAL HUMANIORA

2023
PROPOSAL

PROGRAM MAGANG/KERJA PRAKTEK MAHASISWA DI SLB C AUTIS


PELITA HATI PALEMBANG

Disusun untuk memenuhi salah satu syarat dalam magang MBKM

Disusun oleh :

Nurul Hasana 201810004

UNIVERSITAS BINA DARMA PALEMBANG

JURUSAN PSIKOLOGI

FAKULTAS SOSIAL HUMANIORA

2023
I. Latar Belakang

Pendidikan memiliki peran yang sangat penting dalam membentuk keterampilan dan
kecakapan seseorang untuk memasuki dunia kerja. Pendidikan yang dilakukan di perguruan
tinggi masih terbatas pada pemberian teori dan praktek dalam skala kecil. Agar dapat
memahami dan memecahkan setiap permasalahan yang muncul di dunia kerja, maka
mahasiswa perlu melakukan kegiatan pelatihan kerja secara langsung di instansi/lembaga
yang relevan dengan program pendidikan yang diikuti. Sehingga setelah lepas dari ikatan
akademik di perguruan tinggi yang bersangkutan, mahasiswa/mahasiswi bisa memanfaatkan
ilmu dan pengalaman yang telah diperoleh selama masa pendidikan dan masa pelatihan kerja
untuk menerapkannya di dunia kerja yang sebenarnya. Salah satu program yang dapat
ditempuh untuk dapat mewujudkan hal tersebut diatas adalah dengan melaksanakan praktek
kerja atau magang. Bentuk kegiatan yang dilakukan adalah kerja praktek dengan mengikuti
semua aktifitas di lokasi kerja.

Salah satu program yang dapat dilaksanakan untuk mendapatkan praktek dalam dunia
kerja adalah dengan melaksanakan praktik magang. Bentuk kegiatan yang dilakukan adalah
kerja praktik dengan mengikuti semua aktifitas di lokasi kerja. Pelaksanaan praktik kerja
lapangan akan membawa mahasiswa untuk memasuki dunia yang sebenarnya, yaitu dunia
kerja dengan profesi yang sesuai dengan Program Studi Psikologi. Proses praktik magang
akan membuka suatu pemikiran baru dikarenakan teori yang didapatkan di jenjang Perguruan
Tinggi akan diimplementasikan ke dalam bentuk praktik di dunia kerja. Sehingga mahasiswa
yang baru memulai dunia kerja akan dengan mudah beradaptasi. Praktik magang dalam
Program Studi Psikologi merupakan salah satu proses pembinaan bagi mahasiswa agar
menjadi tenaga yang siap. Praktik magang yang dilakukan berkaitan dengan ilmu industri,
sosial, pendidikan maupun klinis yang diberikan selama berada di jenjang perkuliahan.
Praktik magang dimaksudkan agar mahasiswa dapat menjadi tenaga yang siap dan terserap
dalam lingkungan pekerjaan baik di perusahaan maupun instansi terkait yang berkontribusi
dalam perbaikan masyarakat sesuai dengan ilmu psikologi. Untuk itu maka kami sebagai
Mahasiswa Fakultas Sosial Humaniora Studi Psikologi, Universitas Bina Darma Palembang
merencanakan untuk melaksanakan kerja praktik di SLB C Autis Pelita Hati yang berlokasi
di Kota Palembang agar dapat mengimplementasikan ilmu yang telah di dapat di perkuliahan.

Kegiatan praktek kerja atau magang ini merupakan salah satu bentuk kegiatan pelatihan
yang dihadapkan langsung pada praktek kerja sebagai pengaplikasian kemampuan
pendidikan yang diperoleh mahasiswa/mahasiswi baik dari bangku perkuliahan maupun dari
kegiatan lain di luar kuliah. Selain itu, mahasiswa juga dapat menambah pengetahuan,
pengalaman dan wawasan di lapangan mengenai dunia kerja. Dasar Pemikiran Praktek kerja
atau magang adalah kegiatan akademik yang dilakukan oleh mahasiswa dengan melakukan
praktek kerja secara langsung pada lembaga/instansi yang relevan dengan pendidikan yang
diambil mahasiswa dalam perkuliahan. Praktek kerja atau magang ini diadakan agar
mahasiswa/mahasiswi mengenal dunia kerja yang sebenarnya. Selain itu
mahasiswa/mahasiswi dapat langsung mempraktekan ilmu yang di dapatkan di perguruan
tinggi.
II. Tujuan Kegiatan Praktik Magang

1. Mengembangkan wawasan dan pengalaman mahasiswa/mahasiswi dalam


melakukan pekerjaan yang sesuai dengan keahlian yang dimiliki.
2. Mahasiswa memperoleh keterampilan dan pengalaman kerja praktis sehingga
secara langsung dapat memecahkan permasalahan yang ada dalam kegiatan di
bidangnya.
3. Mahasiswa dapat melakukan dan membandingkan penerapan teori yang diterima
di jenjang akademik dengan praktek yang dilakukan di lapangan.
4. Meningkatkan pemahaman mahasiswa mengenai hubungan antara teori dan
penerapannya sehingga dapat memberikan bekal bagi mahasiswa untuk terjun ke
masyarakat.
5. Meningkatkan hubungan kerja sama yang baik antara instusi dalam rangka
membangun jejaring.

III. Manfaat kegiatan praktik magang

 Mahasiswa dapat mengaplikasikan ilmu pengetahuan psikologi yang dimiliki ke dunia


kerja
 Mahasiswa dapat belajar hal-hal yang bersifat praktis di dunia kerja
 Mahasiswa dapat memahami perebedaan situasi perkuliahan dan situasi kerja
sehingga dapat lebih mempersiapkan diri menghadapi dunia kerja
 Waktu Pelaksanaan MagangKegiatan magang ini direncanakan akan dijalani oleh
mahasiswa selama 1-3 bulan, dengan batasan jam kerja dan ketentuan instansi tempat
pemagangan.

IV. WAKTU PELAKSANAAN

Kegiatan magang ini direncanakan akan dijalani oleh mahasiswa selama 14 minggu dengan
batasan jam kerja ketentuan instansi tempat pemagangan.

V. PROGRAM KERJA

Tunagrahita merupakan seseorang yang mengalami hambatan perkembangan mental


dengan intelegensi (IQ) dibawah 70, sehingga diperlukan layanan pendidikan khusus sejak
dini untuk mengembangkan potensinya. Salah satu yang wajib ada dalam layanan pendidikan
bagi anak tunagrahita yakni pengembangan bina diri. Pengembangan bina diri tunagrahita
merupakan serangkaian kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru untuk melatih
ataupun membina anak tunagrahita dengan terencana agar dapat melakukan aktivitas sehari-
hari secara maksimal.

Pemahaman pendidikan Khusus saat ini terus berkembang menuju arah yang lebih
baik yang berlandaskan pada hak-hak dasar anak untuk memperoleh layanan pendidikan yang
baik. Konsep Anak Berkebutuhan Khusus memiliki makna yang luas dibandingkan dengan
Anak Luar Biasa, anak berkebutuhan khusus adalah anak yang secara pendidikan
memerlukan layanan kompensatoris yang disesuaikan dengan hambatan yang dimilikinya
baik hambatan dalam belajar maupun hambatan dalam perkembanganya.

Program Pengembangan Diri merupakan hal yang sangat penting untuk anak tunagrahita
dalam melakukan pengembangan dirinya sendiri yang meliputi : Merawat diri, mengurus diri,
menolong diri, komunikasi, bersosialisasi, keterampilan hidup dan mengisi waktu luang
dilingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Program Pengembangan Diri diarahkan
untuk mengembangkan kemampuan anak tunagrahita dalam melakukan aktifitas yang
berhubungan dengan kehidupan dirinya sendiri sehingga mereka tidak tergantung dan
membebani orang lain.

Program pembelajaran di SLB C Autis Pelita Hati Palembang, selain dengan


diberikannya pembelajaran secara akademik, siswa juga diberikan pembelajaran non
akademik berupa keterampilan seperti: menggosok gigi, berpakaian, mencuci sepatu dan
mampu menyatakan keinginan.

Berikut ini ialah 5 program yang akan diterapkan pada siswa tunagrhita yaitu :

1. Keterampilan Merawat Diri

Merupakan keterampilan dasar pada seseorang dalam hal merawat diri sendiri. Keterampilan
ini berkaitan dengan kemampuan memelihara badan seperti mandi, menggosok gigi, mencuci
tangan,kemudian keselamatandiri seperti melindungi diri dari bahaya.

2. Keterampilan Mengurus Diri

Merupakan keterampialan yang berkaitan dengan kemampuan memelihara diri secara praktis,
kemudian kebutuhan yang bersifat pribadi seperti makan, minum, , berpakaian, mencuci
rambut, dan menyeterika.

3. Keterampilan Menolong Diri

Keterampilan menolong diri merupakan keterampilan yang berkaitan dengan mencuci


pakaian, mencuci sepatu, kegiatan rumah seperti menyapu, dan kegiatan lainnya.
4. Keterampilan Berkomunikasi

Merupakan keterampilan dalam hal menyatakan keinginan secara lisan maupun tertulis dan
kemampuan menjawab sesuatu hal seperti menjawab nama, alamat rumah, atau identitas
lainnya seperti keluarga.

VI. Teknik Program Pengembangan Diri

1. Modelling, yakni dengan memberikan contoh yang harus dikerjakan anak. Misal
mencontohkan menggunakan sikat dan pasta gigi agar anak mengerti cara menyikat
gigi.
2. Promting, mendorong maupun menuntun atau memberi instruksi agar anak mengerti,
serta dapat melakukan.
3. Fading, mengurangi bantuan kepada anak secara bertahap sejalan dengan peningkatan
kemampuan yang dikuasai anak.
4. Shaping, yakni membagi kegiatan dalam beberapa tahapan dengan prinsip dari yang
paling mudah ke tahap yang lebih sulit.

Tujuannya adalah: Untuk mengembangkan atau mengaktualisasikan kemampuan anak


tunagrahita baik fi sik, intelektual, sosial, dan emosi agar anak mampu melakukan keterampil
an hidup sehari-hari di masyarakat tanpa banyak bantuan orang lain.

Anda mungkin juga menyukai