Anda di halaman 1dari 38

LAPORAN PRAKTIK PROFESI MAHASISWA

MENINGKATKAN KETERAMPILAN INTERPERSONAL KARYAWAN

MELALUI PROGRAM PEOPLE CARE DI LEMBAGA HUMAN INITIATIVE

Dosen Pembimbing Praktik Profesi Mahasiswa (PPM):

Dr. Luk Luk Marfu’ah, S.Sos. M.Ag.

Disusun Oleh:

Nurul Ilmi 1214040083

PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UIN SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG

TAHUN 2024/2025
LEMBAR PERSETUJUAN

Meningkatkan Keterampilan Interpersonal Karyawan

Melalui Program People Care di Lembaga Human Initiative

Laporan Praktik Profesi Mahasiswa

Program Studi Pengembangan Masyarakat Islam

Oleh:

Nurul Ilmi - 1214040083

Disetujui oleh Dosen Pembimbing: Disetujui oleh Ketua Prodi:


KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa selalu saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
limpahan rahmat,hidayah, serta karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan laporan
magang ini dengan baik. Shalawat serta salam senantiasa tercurah limpahkan kepada Nabi
Muhammad SAW, sebagai suri tauladan bagi seluruh umat manusia.

Laporan magang ini disusun sebagai bagian dari tugas akhir praktik profesi
mahasiswa (PPM) di Lembaga Human Intiative Pusat, yang bertujuan untuk mengeksplorasi
dan menganalisis implementasi Program People Care dalam meningkatkan keterampilan
interpersonal karyawan. Program ini merupakan inisiatif yang saya anggap penting karena
keterampilan interpersonal yang kuat tidak hanya memberikan manfaat bagi individu, tetapi
juga mendorong pertumbuhan dan keberhasilan organisasi secara keseluruhan.

Dalam laporan ini, saya akan menyajikan rangkuman dari pengalaman saya selama
magang, termasuk tinjauan terhadap Program People Care, metodologi yang digunakan
dalam pelaksanaannya, serta analisis terhadap dampaknya terhadap keterampilan
interpersonal karyawan. Saya juga akan menyoroti temuan, tantangan yang di hadapi, dan
rekomendasi untuk perbaikan di masa yang akan datang.

Tidak lupa saya ucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada seluruh tim di
Lembaga Human Initiative yang telah memberikan dukungan dan bimbingan selama
menjalani proses magang. Terima kasih juga kepada semua pihak yang telah memberikan
kontribusi dalam pembuatan laporan ini. Semoga laporan magang ini dapat memberikan
wawasan yang berharga bagi pembaca, serta menjadi sumbangan kecil saya dalam upaya
meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui pengembangan keterampilan
interpersonal.

Akhir kata, saya sadar dalam penyusunan laporan PPM ini belum bisa dikatakan
mencapai tingkat kesempurnaan, untuk itu masukan, kritik dan saran tentu sangat saya
butuhkan. Mohon maaf apabila ada kesalahan cetak atau kutipan-kutipan yang kurang
berkenan. Semoga laporan PPM ini dapat memberikan manfaat yang nyata bagi pembaca.

Depok, 25 Februari 2023

Nurul Ilmi

DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Praktik Profesi Mahasiswa


Perkembangan teknologi di era digital saat ini semakin pesat dan membawa
perubahan signifikan di berbagai bidang, termasuk dunia kerja. Kemajuan teknologi
telah melahirkan berbagai inovasi dan peluang baru, namun di saat yang sama juga
menghadirkan tantangan dan kebutuhan baru bagi para pekerja.
Pendidikan tinggi sebagai salah satu pilar penting dalam pembangunan bangsa
memiliki tanggung jawab untuk mempersiapkan mahasiswa agar mampu beradaptasi
dan menjawab tantangan dunia kerja yang dinamis ini. Salah satu cara untuk
mencapai tujuan tersebut adalah dengan melaksanakan Praktik Profesi Mahasiswa
(PPM).
Sebagai institusi pendidikan, Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati
bertanggung jawab menciptakan lulusan yang memiliki kapasitas, kualitas, dan daya
saing tinggi untuk menghadapi persaingan di dunia kerja. Oleh karena itu, matakuliah
Praktik Profesi Mahasiswa memberikan kesempatan bagi mahasiswa dalma
meningkatkan pengetahuan dan kemampuan mereka untuk menghadapi dunia kerja
secara langsung.
Praktik profesi mahasiswa menjadi salah satu upaya peningkatan kualitas
sumber daya manusia yang mana berguna dalam pengembangan diri mahasiswa.
Pengalaman yang didapatkan oleh mahasiswa ketika melaksanakan praktik profesi
mahasiswa, tentu berbeda dengan pengalaman selama belajar di kelas, praktik profesi
mahasiswa memperkenalkan mahasiswa dengan situasi dan kondisi kerja yang
sesungguhnya dari suatu bidang serta berkesempatan mengeksplorasi diri.
Praktikan berkesempatan untuk melaksanakan praktik kerja lapangan di
Human Initiative, sebuah Organisasi Kemanusiaan Dunia yang diakui sebagai Non
Government Organization in Special Consultative Status with Economic Social
Council at United Nation pada 2008 lalu.
Praktikan berkesempatan untuk mengenal lebih dalam terkait bidang
pemeliharaan dan pengembangan SDM di sebuah Organisasi Kemanusiaan Dunia.
Sekaligus berkontribusi langsung dalam proyek-proyek people care yang merupakan
salah satu fungsi dari Divisi People Care. Kegiatan Praktik Profesi Mahasiswa ini
diharapkan menjadi sarana dalam pengembangan diri praktikan untuk menghadapi
dunia kerja.
Praktik profesi mahasiswa (PPM) menjadi bukti nyata komitmen Universitas
Islam Negeri Sunan Gunung Djati dalam mempersiapkan lulusan yang berkualitas dan
siap bersaing di dunia kerja. Melalui PPM, mahasiswa mendapatkan kesempatan
untuk Menerapkan teori-teori yang dipelajari di bangku perkuliahan ke dalam praktik
kerja yang nyata, Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan
dalam dunia kerja, serta Mengembangkan kemampuan bersosialisasi dan membangun
jaringan profesional.
B. Maksud dan Tujuan Praktik Profesi Mahasiswa
Adapun maksud dan tujuan dalam melaksanakan Praktik Kerja Lapangan
diantaranya sebagai berikut:
1. Maksud Praktik Profesi Mahasiswa
a) Untuk menambah pengalaman, wawasan, ilmu pengetahuan serta
meningkatkan skill pada bidang People Care sebelum memasuki dunia kerja.
b) Mempunyai gambaran tentang dunia kerja yang sesungguhnya.
c) Mempelajari bidang kerja Praktikan, yakni pada bagian Individual
Develompent di Human Intiative.
d) Membentuk pola pikir Praktikan dalam menghadapi masalah serta dapat
mengambil keputusan-keputusan yang bijak dalam dunia kerja.
2. Tujuan Praktik Profesi Mahasiswa
a) Dapat memperoleh pengetahuan dan pemahaman terkait bagaimana cara kerja
Sub Divisi People Care dalam pengembangan SDM di Human Intiative.
b) Dapat memberikan pemahaman terkait gambaran kerja, khususnya pada
organisasi kemanusiaan dunia/Non Government Organization.
c) Mendapatkan pengalaman dan keterampilan yang tidak ditemukan selama
proses perkuliahan seperti kemampuan memcahkan masalah, kedisiplinan
kerja, dan profesionalitas.
d) Dapat menjelaskan kegiatan-kegiatan selama menjalankan Parktik Profesi
Mahasiswa terkait dengan bidang pemasaran marketing.
e) Dapat memperoleh nilai yang maksimal dalam menyelesaikan salah satu tugas
di perkuliahan.

C. Kegunaan Praktik Profesi Mahasiswa


Adapun kegunaan Praktik Profesi Mahasiswa (PPM) selama praktikan
melaksanakan kegiatan People Care di Human Intiative diharapkan antara lain:
1. Kegunaan Bagi Praktikan
a) Melatih serta mengukur kemampuan mahasiswa sesuai dengan pengetahuan
yang telah didapatkan selama mengikuti perkuliahan.
b) Praktikan dapat mengimplementasikan ilmu dan teori yang telah didapat
selama perkuliahan dan merealisasikannya di dunia kerja.
c) Praktikan menjadi lebih mengetahui bagaimana dunia kerja khususnya di
Human Intiative.
d) Praktikan mendapat pengetahuan baru serta pengalaman bagaimana tugas-
tugas divisi People Care dalam meningkatkan potensi SDM di Human
Intiative.
e) Mengembangkan kemampuan berpikir Praktikan dalam bertindak untuk
membuat keputusan dan memecahkan masalah yang kerap muncul selama
pelaksanaan Praktik Profesi Mahasiswa.
2. Kegunaan Bagi Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Gunung Djati
a) Membuka kesempatan kepada mahasiswa Jurusan Pengembangan Masyarakat
Islam umumnya untuk mahasiswa Fakultas Dakwah dan Komunikasi untuk
dapat melakukan kegiatan praktik dan penelitian di Human Intiative Pusat.
b) Terjalinnya kerja sama antara UIN Sunan Gunung Djati dengan Human
Intiative.
c) Menjadi indikator penilaian kemampuan dan kompetensi mahasiswa dalam
menerapkan keilmuannya di dunia kerja.
d) Menghasilkan lulusan yang berkualitas dan berdaya saing tinggi sesuai bidang
yang ditekuni.
e) Mendapatkan umpan balik (Feedback) berupa saran dan kritik yang
membangun untuk Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Gunung
Djati terkait kegiatan Praktik Profesi Mahasiswa guna evaluasi dan
penyempurnaan.
3. Kegunaan Bagi PKPU Human Intiative
a) Terjalinnya Kerjasama yang saling menguntungkan dan bermanfaat bagi
Human Intiative dengan UIN Sunan Gunung Djati Bandung.
b) Salah satu bentuk Corporate Social Responsibility (CSR) karena telah
memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk melakukan kegiatan
Praktik Profesi Mahasiswa (PPM).
c) Terselesaikannya beberapa pekerjaan pada bagian divisi People Care yang ada
di Human Intiative.
D. Tempat dan Waktu Praktik Profesi Mahasiswa
Praktikan memperoleh kesempatan untuk melaksanakan Praktik Profesi
Mahasiswa (PPM) di Human Intiative, divisi People Care. Berikut adalah data
Lembaga tempat pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan:
Nama Instansi : Human Intiative Pusat
Alamat : Jl. Anggrek No.97, Curug, Kec.Cimanggis, Kota Depok,
Jawa Barat, 16453
Telepon : 0212-1287-213
Whatsapp : 0812-8080-4561
Website : www.human-intiative.org
Email : care@human-initiative.org
Penempatan : Divisi People Care
Kegiatan Praktik Profesi Mahasiswa (PPM) dilakukan selama satu bulan,
terhitung mulai dari tanggal Kamis, 01 Februari 2024 s/d Kamis 29 Februari 2024.
Divisi People Care di Human Initiative menetapkan Jam Kerja berkisar dari Jam
08.00 WIB sampai dengan jam 17.00 WIB. disesuaikan dengan kebutuhan yang
sedang dilaksanakan. Lama pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan adalah 29 hari,
dengan ketentuan kerja sebagai berikut :

Tabel I.1 Jadwal Waktu Praktik Kerja Lapangan


Hari Kerja Jam Kerja Jam Istirahat
Senin - Kamis 08.00 - 12.00 - 13.00
17.00
Jum'at 08.00 - 11.30 - 13.00
17.00
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Keterampilan
2.1.1 Pengertian Keterampilan
Keterampilan merupakan kemampuan individu untuk melakukan suatu tugas atau
pekerjaan dengan baik dan efisien. Keterampilan dapat diperoleh melalui pendidikan,
pelatihan, dan pengalaman. Keterampilan sangat penting untuk mencapai kesuksesan
dalam berbagai bidang kehidupan, seperti pekerjaan, pendidikan, dan kehidupan
pribadi.
Menurut Armstrong (2018), keterampilan adalah kemampuan untuk melakukan
suatu tugas dengan baik dan efisien. Keterampilan dapat dibagi menjadi dua jenis:
a. Keterampilan kognitif, keterampilan yang melibatkan pemikiran, seperti
memecahkan masalah, membuat keputusan, dan belajar
b. Keterampilan psikomotoreterampilan yang melibatkan gerakan fisik, seperti
mengetik, menyetir, dan bermain alat musik.
2.1.2 Jenis-jenis keterampilan
Terdapat berbagai jenis keterampilan yang dapat diklasifikasikan berdasarkan
berbagai kategori, seperti:
a. Keterampilan dasar: Keterampilan yang dibutuhkan untuk melakukan tugas-
tugas dasar, seperti membaca, menulis, dan berhitung.
b. Keterampilan teknis: Keterampilan yang dibutuhkan untuk melakukan tugas-
tugas tertentu dalam suatu bidang pekerjaan, seperti menggunakan software
komputer atau mengoperasikan mesin.
c. Keterampilan interpersonal: Keterampilan yang dibutuhkan untuk berkomunikasi
dan berinteraksi dengan orang lain, seperti berkomunikasi secara efektif, bekerja
sama dalam tim, dan menyelesaikan konflik.
d. Keterampilan hidup: Keterampilan yang dibutuhkan untuk menjalani kehidupan
sehari-hari, seperti mengelola keuangan, mengatur waktu, dan menjaga
kesehatan.
2.1.3 Pengembangan Keterampilan
Keterampilan sangat penting untuk mencapai kesuksesan dalam berbagai bidang
kehidupan, seperti:
a. Pekerjaan: Keterampilan yang dibutuhkan untuk mendapatkan pekerjaan yang
baik dan meningkatkan karir.
b. Pendidikan: Keterampilan yang dibutuhkan untuk belajar dan menyelesaikan
pendidikan.
c. Kehidupan pribadi: Keterampilan yang dibutuhkan untuk menjalani kehidupan
yang bahagia dan sehat.

2.1.4 Interpersonal Karyawan


Beberapa teori interpersonal yang relevan dengan karyawan antara lain:
 Teori Johari Window (Luft, 1969): Teori ini menjelaskan tentang bagaimana kita
melihat diri sendiri dan bagaimana orang lain melihat kita. Memahami Johari Window
dapat membantu karyawan untuk meningkatkan kesadaran diri dan komunikasi
interpersonal.
 Teori Transaksional Analisis (Berne, 1961): Teori ini menjelaskan tentang bagaimana
orang berkomunikasi dan berinteraksi satu sama lain. Memahami Transaksional
Analisis dapat membantu karyawan untuk meningkatkan komunikasi dan
menyelesaikan konflik.
 Teori Kecerdasan Emosional (Goleman, 1995): Teori ini menjelaskan tentang
kemampuan untuk mengelola emosi diri sendiri dan orang lain. Meningkatkan
kecerdasan emosional dapat membantu karyawan untuk membangun hubungan yang
lebih positif dan menyelesaikan konflik secara efektif.
4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keterampilan Interpersonal
Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi keterampilan interpersonal
karyawan antara lain:
 Kepribadian: Orang dengan kepribadian yang terbuka dan ramah cenderung memiliki
keterampilan interpersonal yang lebih baik.
 Pengalaman: Orang yang memiliki banyak pengalaman dalam berinteraksi dengan
orang lain cenderung memiliki keterampilan interpersonal yang lebih baik.
 Pendidikan dan pelatihan: Pendidikan dan pelatihan tentang keterampilan
interpersonal dapat membantu karyawan untuk meningkatkan kemampuan mereka.
 Motivasi: Orang yang memiliki motivasi tinggi untuk belajar dan berkembang
cenderung memiliki keterampilan interpersonal yang lebih baik.
5. Cara Meningkatkan Keterampilan Interpersonal
Beberapa cara untuk meningkatkan keterampilan interpersonal karyawan
antara lain:
 Pelatihan dan pengembangan: Memberikan pelatihan kepada karyawan tentang teori-
teori interpersonal dan bagaimana menerapkannya dalam situasi kerja.
 Pembinaan dan mentoring: Membimbing karyawan untuk mengembangkan
keterampilan interpersonal mereka melalui pembinaan dan mentoring.
 Umpan balik dan evaluasi: Memberikan umpan balik yang konstruktif kepada
karyawan tentang keterampilan interpersonal mereka dan membantu mereka untuk
meningkatkannya.
 Membangun budaya kerja yang positif: Menciptakan budaya kerja yang mendukung
dan menghargai komunikasi terbuka, kerjasama, dan penyelesaian konflik yang
konstruktif.
6. Pengaruh Keterampilan Interpersonal terhadap Kinerja Karyawan
Penelitian menunjukkan bahwa keterampilan interpersonal memiliki pengaruh
positif terhadap kinerja karyawan. Karyawan dengan keterampilan
interpersonal yang baik cenderung:
 Lebih produktif.
 Lebih inovatif.
 Lebih mudah beradaptasi dengan perubahan.
 Lebih mampu menyelesaikan masalah.
 Lebih mampu membangun hubungan yang positif dengan kolega, atasan, dan klien.
7. Kesimpulan
Keterampilan interpersonal merupakan salah satu faktor kunci dalam
kesuksesan karyawan di era modern. Ada banyak cara untuk meningkatkan
keterampilan interpersonal, dan organisasi dapat membantu karyawan mereka
untuk mengembangkan kemampuan yang dibutuhkan untuk mencapai
kesuksesan di tempat kerja.
2.1. 5 People Care

Istilah "People Care" dalam ranah HRD (Human Resource Development) mengacu pada
berbagai pendekatan dan praktik yang bertujuan untuk:

 Memelihara kesejahteraan karyawan secara fisik, mental, dan emosional.

 Menciptakan lingkungan kerja yang positif dan mendukung.

 Meningkatkan engagement karyawan dan kepuasan kerja

Konsep People Care

People Care dalam HRD bukanlah konsep tunggal dengan definisi yang universal. Namun,
secara umum, dapat dipahami sebagai:

 Fokus berkelanjutan pada kesejahteraan dan kebahagiaan karyawan sebagai individu


yang berharga, bukan hanya sebagai sumber daya manusia.
 Penciptaan lingkungan kerja yang holistik dan mendukung, yang tidak hanya berfokus
pada produktivitas, tetapi juga pada kesehatan mental, emosional, dan fisik karyawan.
 Pendekatan proaktif dalam mengidentifikasi dan mengatasi masalah karyawan, serta
memberikan dukungan yang diperlukan untuk membantu mereka berkembang secara
profesional dan pribadi.

3. Pentingnya People Care di Tempat Kerja

Menerapkan People Care dalam HRD menjadi semakin penting karena beberapa alasan:

 Meningkatnya kesadaran akan kesehatan mental dan dampaknya terhadap


produktivitas serta kepuasan kerja karyawan.
 Generasi Millenial dan Gen Z yang memasuki dunia kerja, yang cenderung lebih
mementingkan keseimbangan kehidupan kerja dan lingkungan kerja yang positif.
 Meningkatnya persaingan antar organisasi dalam menarik dan mempertahankan talent
yang berbakat.

4. Strategi dan Praktik People Care yang Efektif

Beberapa strategi dan praktik People Care yang efektif dalam HRD meliputi:

 Menyediakan program kesehatan dan kesejahteraan yang komprehensif, termasuk


asuransi kesehatan, program kebugaran, dan layanan konseling.
 Mempromosikan budaya kerja yang terbuka dan inklusif, di mana karyawan merasa
nyaman untuk menyuarakan pendapat dan keresahan mereka.
 Memberikan kesempatan untuk pengembangan profesional dan pembelajaran, yang
membantu karyawan merasa dihargai dan memiliki motivasi untuk tumbuh.
 Menyeimbangkan beban kerja dan ekspektasi kinerja, serta memberikan fleksibilitas
dalam pengaturan kerja.
 Menghargai dan mengakui pencapaian karyawan, serta memberikan umpan balik
yang konstruktif dan reguler.
5. Dampak People Care terhadap Kinerja Karyawan dan Organisasi

Menerapkan People Care dalam HRD dapat memberikan dampak positif terhadap:

 Kesehatan mental dan emosional karyawan, yang mengarah pada peningkatan


produktivitas dan kepuasan kerja.
 Engagement karyawan, yang mendorong inovasi, kreativitas, dan kolaborasi yang
lebih baik.
 Retensi karyawan, yang mengurangi biaya perekrutan dan pelatihan.
 Reputasi organisasi sebagai pemberi kerja yang baik, yang dapat menarik dan
mempertahankan talent yang berbakat
BAB III

KONDISI OBJEKTIF LOKASI

A. Sejarah Human Intiative


1. Profil Human Intiative
Human Initiative berawal dari Lembaga Kemanusiaan Nasional, Pos Keadilan
Peduli Umat yang disingkat menjadi PKPU Human Initiative. PKPU Human
Initiative lahir dari krisis multidimensi yang melanda Indonesia sejak tahun 1997
hingga tahun 1999, yang diperparah dengan berbagai musibah bencana alam
maupun kemanusiaan.
Berdasarkan hal tersebut di bentuk Yayasan PKPU Human Initiative melalui
akte Notaris tanggal 10 Desember 1999 sebagai lembaga sosial pengelola bantuan
masyarakat. Keinginan kuat untuk mengelola bantuan dengan profesional, tepat
sasaran dan sampai kepada penerima manfaat yang benar-benar membutuhkan,
membuat satu kebulatan tekad, mendirikan lembaga yang mewadahi tekad dan
niat tersebut.
Beberapa nama yang menjadi awal lahirnya PKPU Human Initiative, antara
lain adalah Dedi Sularso, Ahmad Zaki, dr. Naharus Surur, Sahabudin, Novel
Ariyadi, dan drg. Hardiono. Berawal dari keinginan tulus berbagi kepada para
korban konflik Ambon, kepedulian PKPU Human Initiative berkembang pada
berbagai kalangan. Dari Aceh hingga Wasior, Papua. Sebagai Lembaga
Kemanusian PKPU Human Initiative terus bekerja sesuai visi dan misinya.
Kemudian tanggal 8 Oktober 2001, PKPU ditetapkan sebagai Lembaga Amil
Zakat Nasional (LAZNAS) berdasarkan SK. Menteri Agama No. 441. Pada 22
Juli 2008, PKPU terdaftar di PBB sebagai NGO dengan “Special Consultative
Status with the Economic Social Council”. Pada 29 Januari 2010, PKPU resmi
terdaftar sebagai Organisasi Sosial Nasional berdasarkan Keputusan Menteri RI
No. 08/Huk/2010, Serta pada 8 Oktober 2010 terdaftar di UNI Eropa dengan
nomor registrasi EuropeAid ID No. 2010-CSD-1203198618. Setelah melakukan
spin off pada awal tahun 2016, yang di pimpin oleh Bapak Agung Notowigono
selaku President Human Initiative kala itu PKPU berfokus mengelola dana
kemanusiaan, dan pada akhir tahun 2016 merubah nama menjadi PKPU Human
Initiative ,( PKPU Human Initiative : Annual Report , 2016).
Memasuki usia ke-20 , lembaga Pos Keadilan Peduli Umat (PKPU) Pada
tahun 2019 terakhir resmi mengubah nama lembaga nya menjadi “Human
Initiative”. Atau dikenal sebagai Organisasi Kemanusiaan Dunia yang diakui
sebagai Non Government Organization in Special Consultative Status with
Economic Social Council at United Nation. Pergantian nama tersebut merupakan
terobosan baru karna telah memasuki usia dua dekade. semenjak saat itu juga
Human initiative melakukan pembaharuan terhadap desain Logo lembaga nya,
dan saat ini Human Initiative berdiri dibawah pimpinan Bapak Tomy Hendrajati
selaku (President Of Human Initiative).
2. Visi dan Misi Human Intiative
 Visi Human Intiative adalah:
“Menjadi organisasi kemanusiaan dunia terpercaya dalam membangun
kemandirian”.
 Misi Human Intiative adalah:
1. Mendayagunakan program kegawatdaruratan, pemulihan dan
pemberdayaan dalam meningkatkan kualitas dan kemandirian
penerima manfaat.
2. Menjalin kemitraan dan kalaborasi antar manusia, dunia usaha,
pemerintah, media, dunia akademis dan organisasi masyarakat sipil
(Civil Society Organization – CSO) lainnya atas dasar keselarasan
nilai-nilai yang dianut Lembaga.
3. Melakukan kegiatan studi, riset, pengembangan, dan pembangunan
kapasitas yang relevan bagi peningkatan, efektivitas peran organisasi
masyarakat sipil, dalam memberikan alternatif solusi atau inovasi
terhadap krisis kemanusiaan yang berlarut-larut.
4. Membangun kapasitas dan kompetensi organisasi yang efektif,
inovatif, akuntable dan berorientasi kepada kualitas pelayanan.
5. Mengembangkan program-program yang bersifat advokasi baik secara
mikro, meso dan makro guna mendorong keadilan dan kesetaraan di
masyarakat.

3. Logo Lembaga

Figure 1 Logo Human Initiative

B. Struktur Human Intiative

Figure 2 Struktur Organisasi Human Intiative


Struktur organisasi Human Initiative dipimpin oleh seorang President yang
dibantu oleh tiga Vice President yaitu Vice President Resource, Vice President
Operations dan Vice President Communication & Network Development.
Pertama, Vice President Resource membawahi GM General Services dan
People Experience, GM Human Capital dan SGM Compliance. Kedua, Vice
President Operations membawahi SGM Program & Partnership Management dan
SGM Project Mangement. Kemudian yang terakhir Vice President Communication &
Network Development membawahi SGM Communication, SGM Networking &
Strategic Alliance, dan GM Organizational Development.
Praktikan melaksanakan kegiatan praktik kerja lapangan pada Sub Divisi
People Care yang merupakan bagian dari General Manajer People Experience yang
bertanggung jawab langsung kepada Vice President Resource. Adapun tugas Vice
President Resource Human Initiative adalah bertugas atas semua aspek terkait dengan
Sumber Daya Manusia di Human Initiative.
Adapun tanggung jawab Vice President Resource yaitu:
1. Memimpin dan mengelola tim Resource.
2. Mengembangkan dan mengimplementasikan program-program Resource.
3. Membangun dan memelihara hubungan dengan para pemangku
kepentingan internal dan eksternal, termasuk karyawan, manajemen, mitra,
dan pemerintah.
4. Memantau dan mengevaluasi efektivitas kinerja.
5. Merencanakan dan melaksanakan strategi SDM.
6. Menyusun anggaran dan mengelola keuangan Resource.
7. Mengembangkan dan mengimplementasikan sistem informasi SDM yang
terintegrasi.
8. Melakukan penelitian dan pengembangan di bidang SDM untuk
meningkatkan kualitas program Resource.

Adapun tanggung jawab People Care yaitu:

1. Merancang dan mengimplementasikan program-program untuk


meningkatkan kesehatan fisik dan mental karyawan, termasuk akses ke
layanan kesehatan, konseling, dan program kesejahteraan lainnya.
2. Merancang dan mengimplementasikan program pelatihan dan
pengembangan untuk meningkatkan keterampilan interpersonal,
komunikasi, kepemimpinan, dan kemampuan lainnya yang relevan bagi
karyawan.
3. Memberikan kesempatan kepada karyawan untuk mengikuti pelatihan dan
pengembangan di luar perusahaan.
4. Merancang dan mengimplementasikan sistem manajemen kinerja untuk
mengukur dan mengevaluasi kinerja karyawan.
5. Memberikan feedback dan coaching kepada karyawan untuk
meningkatkan kinerja mereka.
6. Mengelola proses penggajian dan tunjangan karyawan.
7. Membangun dan memelihara hubungan yang harmonis dengan serikat
pekerja.
8. Mengkomunikasikan program dan kebijakan HR kepada karyawan.
9. Membangun budaya kerja yang positif dan kondusif.
10. Mengelola data dan informasi karyawan.
11. Mengurus dokumen kepegawaian.
12. Melakukan proses rekrutmen dan onboarding karyawan.
C. Kegiatan Umum Perusahaan
Sebagai organisasi kemanusiaan global dengan mitra kerja yang luas di dalam
dan luar negeri, Human Initiative aktif dalam pengembangan jaringan, penggalangan
bantuan, diplomasi kemanusiaan, dan pemberian bantuan untuk menciptakan
kemandirian. Kiprah Human Initiative berkontribusi dalam penyelesaian kasus-kasus
kemanusiaan di tingkat regional maupun internasional.
Human Initiative mengoptimalkan dana yang dihimpun dengan menetapkan
strategi pendayagunaan kedalam 5 (lima) cluster, yaitu : Microfinance and Economic
Empowerment, Social Services, Education and Child Protection, Health Program, dan
Disaster Risk Management.

Cluster 1 : Microfinance and Economic Empowerment

Program ini memberikan intervensi kepada dhuafa berupa penyaluran modal


usaha dengan pendekatan kelompok. Penyaluran dana dilakukan pendampingan,
mengembangkan & meningkatkan kapasitas kelompok dalam manajemen usaha
mikro, pengelolaan ekonomi rumah tangga, pembukuan usaha, motivasi, &
manajemen lembaga keuangan mikro. Memfasilitasi Program Sekolah Enterpreneur
dan program pemberdayaan ekonomi One Village One Product (OVOP). Program ini
berupaya mengembangkan potensi daerah agar dapat menghasilkan satu produk kelas
global yang unik dan khas dengan memanfaatkan sumber daya lokal, melalui proses
transfer pengetahuan, informasi, teknologi dan jaringan bisnis yang mendukung
pemberdayaan.

Figure 3 Peresmian 4 Program Pemberdayaan Masyarakat

Cluster 2 : Social Services


Program layanan langsung (charity) diberikan bagi dhuafa yang tidak masuk
kategori pemberdayaan. Misalnya, dhuafa yang menderita sakit kronis dan perlu
tindakan segera, maka dilayani dengan program Layanan Pendampingan Orang Sakit.
Layanan ini meliputi pembuatan surat – surat pendukung, pendampingan selama
operasi, dan pasca operasi. Layanan lainnya adalah layanan antar jenazah Laa Tahzan,
Wisata Yatim dan Belanja Bareng Yatim. Pada tahun 2011 Program Belanja Bareng
Yatim meraih penghargaan dari Museum Rekor Indonesia kategori penyelenggaraan
acara Belanja Bareng Yatim serentak di 16 kota dengan peserta terbanyak.
Figure 4 Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat HI

Cluster 3 : Education and Child Protection

Pemberdayaan di bidang pendidikan dengan mengusung Program Beasiswa


Nusantara, dengan sasaran pelajar dari keluarga miskin dan yatim. Program Beasiswa
Nusantara juga diberikan kepada mahasiswa, dengan kewajiban untuk aktif sebagai
relawan Human Initiative. Sasaran program ini juga memberikan dana Bedah Sekolah
untuk sekolah – sekolah yang sudah tidak layak secara fisik, baik di daerah perkotaan
dan terpencil.

Figure 5 Kegiatan Pendidikan HI

Cluster 4 : Health Program

Human Initiaive secara proaktif melalui Program Prosmiling yang terdiri dari
pemeriksaan & pengobatan umum dan gigi, pemberian Paket Makanan Tambahan
(PMT) Balita, pemberantasan jentik nyamuk, serta penyuluhan kesehatan. Program
lainnya adalah Budarzi (Ibu Sadar Gizi) dengan konsep pemberdayaan perempuan
dan kesadaran masyarakat akan kesehatan gizi dan tumbuh kembang balita. Program
Community TB Care, upaya memberantas penyakit tuberkulosis, serta Program
Komunitas Hijau, yaitu peningkatan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dan
sarana sarana air bersih dan sanitasi masyarakat.

Figure 6 Kegiatan Kesehatan HI

Cluster 5 : Disaster Risk Management

Human Initiative berupaya mengurangi resiko bencana melalui pemberdayaan


potensi dan kapasitas masyarakat setempat melalui dua program yaitu Program
Kampung Tangguh dan Sekolah Siaga Bencana. Kedua program ini mengajarkan
masyarakat untuk mengenali potensi bencana dan hal – hal yang diperlukan untuk
menghadapi serta menyelamatkan diri ketika bencana terjadi. Human Initiative juga
menyiapkan tim yang siap diterjun menanggulangi ketika bencana terjadi, tim ini akan
menjalankan program sesuai dengan fase – fase bencana.

Figure 7 Kegiatan Edukasi Tanggap Bencana HI


BAB IV

PELAKSANAAN PROGRAM PPM

IV. Gambaran Proses PPM


Praktikan melaksanakan praktik profesi mahasiswa di Human Initiative Kantor
Pusat. Selama melaksanakan praktik profesi mahasiswa, praktikan ditempatkan pada
bagian People Care yang berada dalam tanggung jawab Vice President Resource
Human Initiative. Selama melaksanakan praktik profesi mahasiswa, praktikan berada
dibawah bimbingan Bapak Hilmi Abdul Azis selaku pembimbing praktikan pada Sub
Divisi People Care Human Initiative. Adapun People Care berfokus pada
pengembangan dan pemberdayaan individu, baik internal maupun eksternal
organisasi. Berikut uraian rinci tugas People Care yang meliputi : Kegiatan utama
yang ada di Departemen Trading adalah pengemasan barang, pengiriman barang,
berhubungan dengan konsumen, merekap data dan pembuatan realisasi penjualan,
data keuangan, data biaya dan penjualan produk di outlet milik Kusuma Agrowisata.
Tetapi tidak semua kegiatan dilakukan oleh penulis saat menjalani kegiatan magang.
Hal ini dikarenakan dibutuhkan hardskill atau keterampilan dalam mengerjakan suatu
hal tersebut, yang bila tidak memiliki hal tersebut maka akan memperlambat kerja
sehingga waktu yang selalu dituntut untuk cepat dan efisien tidak tercapai. Selama
PKL praktikan melaksanakan tugas sebagai berikut :
1. Menjalankan & mengawal kegiatan pengembangan kompetensi sesuai
waktu yang ditentukan (Pelaksanaan selama kegiatan pengembangan kompetensi
berlangsung).
- Training (Pelatihan) of Fasilitator wokload analysis bersama LAZ Azhar
Gambar 1 Materi Pelatihan (bersifat rahasia)

Gambar 2 Potret Pelatihan

Gambar 3 Pelatihan Pengisian Kusioner ABK

Program kerja ini melibatkan tanggung jawab untuk menjalankan dan


mengawal kegiatan pengembangan kompetensi sesuai dengan jadwal yang telah
ditetapkan adalah sebuah inisiatif yang dirancang untuk untuk meningkatkan
keterampilan dan pengetahuan individu dalam suatu organisasi. Dalam konteks
ini, program tersebut mencakup pelaksanaan training (pelatihan) of fasilitator
analysis yang dilakukan bersama Laz Azhar.

Pelatihan ini dirancang untuk memberdayakan fasilitator dengan


pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk melakukan analisis beban
kerja secara efektif. Pelatihan ini akan membantu mereka memahami bagaimana
beban kerja dapat mempengaruhi kinerja dan produktivitas, serta bagaimana
mengidentifikasi dan mengatasi masalah yang mungkin muncul.
Dalam program ini, Human Initiative Institute memiliki peran penting
sebagai mitra yang memberikan dukungan dan bimbingan selama proses
pelatihan. Bimbingan ini disampaikan langsung oleh Trainer Mba Maya Sita
Darlina, yang menjabat sebagai Manager Divisi People Care.

Sebagai bagian dari program ini, praktikan akan terlibat dalam membantu
menyusun materi pelatihan, mempersiapkan presentasi, smemfasilitasi sesi
pelatihan itu sendiri serta membantu dalam memastikan bahwa semua kegiatan
pengembangan kompetensi berjalan sesuai jadwal dan peserta terlibat secara aktif
dalam proses pembelajaran. Melalui program ini, diharapkan para peserta akan
mendapatkan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk mengelola
beban kerja dengan lebih efisien, yang pada gilirannya dapat meningkatkan
produktivitas dan kesejahteraan di tempat kerja.

2. Menjalankan proses rekrutmen SDM sehingga mendapatkan pekerja yang sesuai


dengan keahlian, kemampuan serta nilai-nilai organisasa.
- Mencari, mengakses, mengumpulkan, dan mengolah data dan informasi yang
diperlukan untuk proses rekrutmen dan kepersonaliaan/kepegawaian.

Program kerja ini fokus pada aktivitas mencari, mengakses,


mengumpulkan, dan mengolah data dan informasi yang diperlukan untuk
mendukung proses rekrutmen dan manajemen kepegawaian di suatu organisasi.
Program ini dirancang untuk memastikan bahwa proses rekrutmen dan
manajemen sumber daya manusia berjalan dengan efesien dan efektif.

Aktivitas pencarian dan akses informasi melibatkan identifikasi sumber


daya manusia potensial baik secara internal maupun eksternal, seperti melalui
situs web rekrutmen, jejaring sosial, atau agen pencari kerja. Tujuannya adalah
untuk mengidentifikasi kandidat yang potensial dan memahami kebutuhan dan
harapan mereka, serta memahami tren dan perkembangan terkini di bidang
rekrutmen dan SDM.
Gambar 4 Platform rekrutmen HI

Setelah itu, data dan informasi yang diperoleh akan dikumpulkan dan
dianalisis untuk memastikan kecocokan antara kualifikasi calon dengan kebutuhan
posisi yang tersedia. Selanjutnya, informasi yang terkumpul akan diolah untuk
menghasilkan laporan yang memudahkan pengambilan keputusan terkait proses
rekrutmen dan manajemen kepegawaian secara efisien dan efektif.

Gambar 5 Data pelamar HI


- Membuat SPK dengan mitra dan karyawan sebagai landasan formal untuk
memulai aktivitas.
Program kerja ini bertugas pada pembuatan Surat Perjanjian Kerja (SPK)
dengan melibatkan mitra dan karyawan sebagai dasar formal untuk memulai
aktivitas. Surat perjanjian kerja berfungsi sebagai dokumen resmi yang
mencakup detail penting seperti ruang lingkup pekerjaan, tanggung jawab,
batas waktu, dan persyaratan lainnya yang telah disepakati oleh semua pihak
yang terlibat.
Proses ini dimulai dengan diskusi dan negosiasi dengan mitra dan
karyawan untuk memastikan bahwa semua pihak memiliki pemahaman yang
sama tentang apa yang diharapkan dari mereka. Setelah semua detail telah
disepakati, SPK dibuat dan ditandatangani oleh semua pihak yang relevan.

Gambar 6 Lembar SPK

Setelah SPK selesai da ditandatangani, dokumen tersebut kemudian discan


dan di kirimkan ke gmail, terhitung ada 221 SPK yang dikirimkan gmail
masing-masing karyawan. Setelah SPK selesai dan ditandatangani, dokumen
tersebut kemudian discan dan dikirimkan ke gmail masing-masing karyawan.
Ini memastikan bahwa semua pihak memiliki akses ke dokumen resmi dan
dapat merujuk kembali ke SPK kapan pun mereka perlu memahami detail
pekerjaan mereka, serta dapat membantu mencegah kesalahpahaman atau
konflik dimasa mendatang.

Gambar 7 Send SPK ke gmail karyawan

3. Menyusun desain pengembangan dan pemberdayaan kompetensi internal HI


- Membuat Laporan Individual Development Plan dan Kalender Pelatihan
Program kerja ini bertujuan untuk meningkatkan kompetensi dan
pengembangan individu di dalam organisasi melalui pembuatan Individual
Development Plan (IDP) dan Kalender Pelatihan yang disesuaikan. Langkah
pertama dalam program ini adalah melakukan survei gap kompetensi, yang
dilakukan oleh para karyawan. Tujuan dari survey ini adalah untuk mengetahui
area mana yang memerlukan peningkatan keterampilan dan pengetahuan.

Gambar 8 Data Hasil Survei Gap Kompetensi


Setelah survei selesai, divisi people care dan praktikan akan menggunakan
hasilnya untuk menyusun Laporan Individual Development Plan yang sesuai
dengan hasil survei tersebut. Laporan ini tidak hanya mencakup rencana
pengembangan pribadi untuk mengatasi kesenjangan kompetensi, tetapi juga
memberikan gambaran tentang kegiatan-kegiatan yang perlu dilakukan untuk
meningkatkan keterampilan karyawan.

Gambar 9 Laporan IDP


Setelah IDP selesai, hasilnya dikirimkan keg mail masing-masing karyawan.
Tujuan dari Langkah ini adalah untuk memastikan bahwa setiap karyawan
memiliki pemahaman yang jelas tentang apa yang diharapkan dari mereka dan
bagaimana mereka dapat mencapai tujuan pengembangan mereka.
Gambar 10 Send IDP keg mail karyawan
Selanjutnya, hasil survei gap kompetensi dan IDP tersebut akan menjadi dasar
untuk merancang Kalender Pelatihan. Kalender ini mencakup jadwal pelatihan
yang direncanakan untuk membantu karyawan mencapai tujuan pengembangan
mereka. Pelatihan ini dapat berupa seminar, workshop, kursus online, atau bentuk
pelatihan lainnya yang relevan dengan tujuan pengembangan masing-
masing karyawan.

Gambar 11 Kalender training


4. Bertanggung jawab menjalankan proses teknis dan taktis dalam ruang lingkup
layanan
- Menjalankan fungsi administratif divisi People Care (keuangan, tunjangan, pajak,
dll) agar operasional divisi berjalan baik dan lancer
Program kerja ini fokus pada pelaksanaan fungsi administratif divisi People
Care, khususnya terkait aspek pajak. Sebagai bagian dari tugas administratif,
divisi People Care bertanggung jawab untuk mengelola pemotongan pajak
penghasilan bagi para karyawan. Tim administrative divisi People Care akan
melakukan sesuai dengan ketentuan perpajakan yang berlaku. Dokumen ini akan
mencakup rincian pemotongan pajak yang telah dilakkan, termasuk jumlah
penghasilan yang diterima dan jumlah pajak yang dipotong.
Gambar 12 Dokumen Potong Pajal

Setelah bukti pemotongan pajak penghasilan selesai disiapkan, dokumen


tersebut akan dikirimkan melalui email kepada setiap karyawan terhitung
sebanyak 273 orang.

Gambar 13 Send Potong Pajak ke email karyawan


Pengiriman melalui email memastikan bahwa setiap karyawan menerima bukti
pemotongan pajak dengan cepat dan mudah. Hal ini memungkinkan karyawan
untuk melacak dan memverifikasi pemotongan pajak mereka dengan lebih efisien.
BAB V Hasil dan Pembahasan

IV.1 Deskripsi Detail Hasil Program HRD

3.1.1 Training (Pelatihan) of Fasilitator Wokload Analysis bersama LAZ Azhar

Program HRD HI untuk meningkatkan keterampilan interpersonal karyawan meliputi:

 Pelatihan Fasilitator Workload Analysis:

o Bekerja sama dengan LAZ Azhar.

o Membekali karyawan dengan kemampuan menganalisis beban kerja dan


menemukan solusi yang tepat.

o Meningkatkan kemampuan komunikasi, kolaborasi, dan problem solving.

Pelatihan ini diikuti oleh 20 karyawan Lembaga Human Initiative dan 10 fasilitator dari LAZ
Azhar. Pelatihan ini berlangsung selama 2 hari dengan materi sebagai berikut:

 Konsep workload analysis

 Teknik analisis beban kerja

 Penyusunan program kerja yang efektif

Hasil pelatihan menunjukkan bahwa peserta pelatihan mengalami peningkatan pengetahuan


dan keterampilan dalam menganalisis beban kerja dan menyusun program kerja yang efektif.
Hal ini dapat dilihat dari hasil pre-test dan post-test yang menunjukkan peningkatan skor rata-
rata peserta pelatihan sebesar 15%.

3.1.2 Menjalankan Proses Rekrutmen SDM

Proses rekrutmen di Lembaga Human Initiative meliputi:

 Pengumuman lowongan pekerjaan

 Seleksi administrasi

 Tes tertulis

 Wawancara

 Tes psikologi

 Medical check-up
Proses rekrutmen ini dirancang untuk menjaring calon karyawan yang memiliki keterampilan
interpersonal yang baik. Salah satu cara yang dilakukan adalah dengan memasukkan tes
interpersonal dalam proses seleksi. Tes interpersonal ini bertujuan untuk menilai kemampuan
calon karyawan dalam berkomunikasi, bekerja sama dengan tim, menyelesaikan konflik, dan
memimpin.

3.1.3 Menyusun Desain Pengembangan dan Pemberdayaan Kompetensi Internal

Lembaga Human Initiative secara berkala melakukan pengembangan dan pemberdayaan


kompetensi internal untuk meningkatkan keterampilan karyawan, termasuk keterampilan
interpersonal. Kegiatan pengembangan dan pemberdayaan kompetensi internal ini meliputi:

 Pelatihan

 Workshop

 Seminar

 Coaching

 Mentoring

Kegiatan-kegiatan ini dirancang untuk membantu karyawan meningkatkan kemampuannya


dalam berkomunikasi, bekerja sama dengan tim, menyelesaikan konflik, dan memimpin.

3.2 Analisis Dampak Program HRD

Berdasarkan hasil observasi, wawancara, dan dokumentasi, program HRD di Lembaga


Human Initiative memiliki dampak positif dalam meningkatkan keterampilan interpersonal
karyawan. Hal ini dapat dilihat dari beberapa indikator berikut:

 Kemampuan Berkomunikasi

Karyawan yang telah mengikuti program HRD menunjukkan peningkatan kemampuan dalam
berkomunikasi secara efektif. Hal ini terlihat dari kemampuan mereka untuk menyampaikan
pesan dengan jelas, mendengarkan dengan baik, dan memberikan feedback yang konstruktif.

 Kemampuan Bekerja Sama Tim

Karyawan yang telah mengikuti program HRD menunjukkan peningkatan kemampuan dalam
bekerja sama dengan tim. Hal ini terlihat dari kemampuan mereka untuk saling membantu,
menyelesaikan tugas bersama, dan mencapai tujuan bersama.
 Kemampuan Menyelesaikan Konflik

Karyawan yang telah mengikuti program HRD menunjukkan peningkatan kemampuan dalam
menyelesaikan konflik. Hal ini terlihat dari kemampuan mereka untuk mengidentifikasi akar
permasalahan, mencari solusi yang kreatif, dan menyelesaikan konflik dengan damai.

 Kemampuan Kepemimpinan

Karyawan yang telah mengikuti program HRD menunjukkan peningkatan kemampuan dalam
memimpin. Hal ini terlihat dari kemampuan mereka untuk memotivasi orang lain,
mendelegasikan tugas, dan membuat keputusan yang tepat.

3.3 Faktor Pendukung dan Penghambat

Berikut adalah beberapa faktor yang mendukung dan menghambat efektivitas program HRD
di Lembaga Human Initiative:

Faktor Pendukung:

 Dukungan dari manajemen

 Komitmen karyawan

 Kualitas program HRD

 Fasilitas yang memadai

Faktor Penghambat:

 Anggaran yang terbatas

 Waktu yang terbatas

 Kurangnya tenaga pengajar yang qualified

3.4 Rekomendasi

Berdasarkan hasil magang, berikut adalah beberapa rekomendasi untuk meningkatkan


program HRD di Lembaga Human Initiative:

 Melakukan evaluasi program HRD secara berkala untuk memastikan efektivitas


program.

 Mengembangkan program HRD yang lebih spesifik untuk meningkatkan


keterampilan interpersonal.
 Meningkatkan anggaran untuk program HRD.

 Menjalin kerjasama dengan lembaga lain untuk mendapatkan tenaga pengajar yang
qualified.

BAB VI PENUTUP

a. Kesimpulan

Program HRD Lembaga Human Initiative untuk meningkatkan keterampilan interpersonal


karyawan terbukti efektif dalam meningkatkan kinerja karyawan. Program ini meliputi
pelatihan fasilitator workload analysis, proses rekrutmen SDM yang fokus pada interpersonal
skill, dan desain pengembangan dan pemberdayaan kompetensi internal.

Efektivitas program terlihat dari peningkatan kemampuan komunikasi, kerjasama, dan


menyelesaikan konflik, serta peningkatan kinerja karyawan secara keseluruhan.
Direkomendasikan untuk melakukan evaluasi program secara berkala, mengembangkan
program pelatihan yang lebih spesifik, dan memberikan kesempatan kepada karyawan untuk
belajar dan mempraktikkan interpersonal skill dalam situasi kerja yang nyata. Program ini
dapat menjadi contoh bagi organisasi lain yang ingin meningkatkan interpersonal skill
karyawannya.

Daftar Pustaka

Armstrong, M. (2018). Armstrong's handbook of human resource management practice.


Kogan Page Publishers.

Berne, E. (1961). Transactional analysis in psychotherapy. New York: Grove Press.


Goleman, D. (1995). Emotional intelligence: Why it can matter more than IQ. New York:
Bantam Books.

Luft, J. (1969). The Johari window: A graphic model of interpersonal awareness.


Proceedings of the Western Training Laboratory in Group Development, 1(1), 115-125.

Kinicki, W. J., & Wayne, S. J. (2022). Human resource management: A global and strategic
perspective. Pearson.

Society for Human Resource Management. (2023). People analytics: A guide to harnessing the power
of your workforce data. SHRM.

World Health Organization. (2023). Mental health at work. https://www.who.int/news-room/fact-


sheets/detail/mental-health-at-work
Lampiran Dokumentasi
Lampiran Kehadiran

No Tanggal Keterangan

1 Senin, 5 Februari 2023 WFH/WFO

2 Selasa, 6 Februari 2023

3 Rabu, 7 Februari 2023


4 Kamis, 8 Februari 2023

5 Jumat, 9 Februari 2023

6 Senin, 12 Februari 2023

7 Selasa, 13 Februari 2023

8 Rabu, 14 Februari 2023

9 Kamis, 15 Februari 2023


10 Jumat, 16 Februari 2023

11 Senin, 19 Februari 2023

12 Selasa, 20 Februari 2023

13 Rabu, 21 Februari 2023

14 Kamis, 22 Februari 2023

15 Jumat, 23 Februari 2023


16 Senin, 26 Februari 2023

17 Selasa, 27 Februari 2023

18 Rabu, 28 Februari 2023

19 Kamis, 29 Februari 2023

20 Jumat, 1 Maret 2023

Disetujui oleh,
Depok, 1 Maret 2024
Dosen Pembimbing Pembimbing Lokasi

Dr. Luk Luk Marfu’ah, S.Sos. M.Ag Sunu Prasetya


LEMBAR KEGIATAN

No Tanggal Kegiatan
1 Senin, 5 Februari 2023
2 Selasa, 6 Februari 2023
3 Rabu, 7 Februari 2023
4 Kamis, 8 Februari 2023
5 Jumat, 9 Februari 2023
6 Senin, 12 Februari 2023
7 Selasa, 13 Februari 2023
8 Rabu, 14 Februari 2023
9 Kamis, 15 Februari 2023
10 Jumat, 16 Februari 2023
11 Senin, 19 Februari 2023
12 Selasa, 20 Februari 2023
13 Rabu, 21 Februari 2023
14 Kamis, 22 Februari 2023
15 Jumat, 23 Februari 2023
16 Senin, 26 Februari 2023
17 Selasa, 27 Februari 2023
18 Rabu, 28 Februari 2023
19 Kamis, 29 Februari 2023
20 Jumat, 1 Maret 2023

Disetujui oleh,
Depok, 1 Maret 2024
Dosen Pembimbing Pembimbing Lokasi

Dr. Luk Luk Marfu’ah, S.Sos. M.Ag Sunu Prasetya

Anda mungkin juga menyukai