Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

ILMU KESEHATAN MASYARAKAT DAN KESEHATAN GLOBAL

“GIZI KESEHATAN MASYARAKAT”

KELOMPOK 4

DISUSUN OLEH:

1. AHMAD FAUZI 20230301162


2. JIHAN YASMI PUTRI GUNARA 20230301181
3. NAUFAL JAGA SAKTIOKTA 20230301178
4. NYOMAN AYU NIDYA DHARMAWATI 20230301160

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ESA UNGGUL

2024
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.............................................................................................................................2

BAB I.........................................................................................................................................3

PENDAHULUAN.....................................................................................................................3

1.1 Latar Belakang..........................................................................................................3

1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................................3

1.3 Tujuan.........................................................................................................................3

BAB II.......................................................................................................................................4

PEMBAHASAN.......................................................................................................................4

2.1 Definisi Gizi Kesehatan Masyarakat............................................................................4

2.2 Faktor-Faktor Maslaah Gizi di Indonesia....................................................................4

2.3 Gizi Klinik dan Gizi Masyarakat..................................................................................4

2.4 Masalah Gizi di Indonesia.............................................................................................4

2.5 Upaya Penanggulangan Masalah Gizi..........................................................................6

BAB III......................................................................................................................................7

PENUTUP.................................................................................................................................7

3.1 Kesimpulan.....................................................................................................................7

3.2 Saran................................................................................................................................7

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................8
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan ilmu gizi
2. Sebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi masalah-masalah gizi di Indonesia
3. Apa perbedaan antara gizi klinik dan gizi masyarakat?
4. Sebutkan 3 masalah gizi yang ada di Indonesia
5. Sebutkan 5 upaya penanggulangan masalah gizi?

1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan penulisan makalah ini sebagai berikut.

1. Untuk mengetahui definisi ilmu gizi.


2. Untuk mengetahu faktor-faktor yang mempengaruhi masalah-masalah gizi di
Indonesia.
3. Untuk mengetahui perbedaan antara gizi klinik dan gizi masyarakat.
4. Untuk mengetahui 3 masalah gizi yang ada di Indonesia.
5. Untuk mengetahui 5 upaya penanggulanggan masalah gizi.
BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Definisi Gizi Kesehatan Masyarakat
2.2 Faktor-Faktor Maslaah Gizi di Indonesia
2.3 Gizi Klinik dan Gizi Masyarakat
2.4 Masalah Gizi di Indonesia
Permasalah gizi di Indonesia, antara lain:

1. Kekurangan gizi (wasting dan stunting)


a. Wasting
Wasting merupakan suatu kondisi anak yang mengalami tampak sangkat kurus.
Berat badan lebih rendah jika dibandingkan dengan tinggi badan dan atau lengan
atas (LiLA) kecil (Unicef Indonesia, 2023). Wasting adalah kondisi kekurangan
gizi akut yang ditandai dengan penurunan berat badan secara drastis dan
kekurangan lemak tubuh. Kondisi ini biasanya terjadi dalam waktu singkat,
kurang dari 6 bulan.
Ciri-ciri wasting:
 Berat badan rendah dibandingkan tinggi badan (BB/TB)
 Wajah cekung
 Tulang iga terlihat
 Mata cekung
 Lemah dan lesu
 Mudah rewel
Gambar 1. Wasting
b. Stunting
Stunting merupakan suatu kondisi pada anak yang memiliki tinggi badan lebih
pendek dibandingkan dengan anak seusianya. Stunting menunjukan kondisi
kekurangan gizi dalam jangka Panjang (kronik). Anak berisiko stunting jika
mengalami kekurangan gizi sejak dari dalam kandungan hingga anak berusia 2
tahun, atau 1000 hari pertama kehidupan (1000 HPK) (Unicef Indonesia, 2023).
Stunting adalah kondisi kekurangan gizi kronis yang ditandai dengan
pertumbuhan tinggi badan yang terhambat. Kondisi ini terjadi dalam jangka
panjang, lebih dari 6 bulan.
Ciri-ciri stunting:
 Tinggi badan di bawah rata-rata
 Pertumbuhan terhambat
 Wajah tampak lebih tua
 Proporsi tubuh tidak seimbang

Gambar 2. Stunting
Aspek Wasting Stunting
Definisi Kekurangan gizi akut Kekurangan gizi kronis
Durasi Kurang dari 6 bulan Lebih dari 6 bulan
Ciri-ciri - Berat badan rendah - Tinggi badan di
dibandingkan tinggi badan bawah rata-rata
(BB/TB) - Pertumbuhan
- Wajah cekung terhambat
- Tulang iga terlihat - Wajah tampak
- Mata cekung lebih tua
- Lemah dan lesu - Proporsi tubuh
- Mudah rewel tidak seimbang
- Kurang cerdas
Penyebab - Asupan makanan tidak cukup - Asupan gizi tidak
- Infeksi berulang memadai
- Diare - Infeksi berulang
- Campak - Kurangnya akses
- HIV/AIDS ke layanan
Kesehatan
- Sanitasi buruk
- Praktik
pengasuhan tidak
tepat
Dampak - Gangguan pertumbuhan dan - Gangguan
perkembangan perkembangan
- Sistem kekebalan tubuh otak
lemah - Penurunan
- Mudah terserang penyakit kemampuan
- Kematian belajar
- Produktivitas
rendah
- Risiko penyakit
kronis
Berikut adalah standar baku lingkar lengan, berat badan, dan tinggi badan untuk
menentukan status gizi anak, termasuk kategori stunting dan wasting, berdasarkan
WHO Child Growth Standards:
Lingkar Lengan Atas (LILA):
 Kurang dari 23,5 cm: Sangat Kurus (Wasting)
 23,5 - 25,5 cm: Normal
 Lebih dari 25,5 cm: Gemuk
Berat Badan:
 Dibawah -3 SD (Standard Deviation) dari median WHO: Sangat Kurus
(Wasting)
 -3 SD sampai -2 SD: Kurus (Underweight)
 -2 SD sampai +2 SD: Normal
 +2 SD sampai +3 SD: Gemuk (Overweight)
 Lebih dari +3 SD: Sangat Gemuk (Obesitas)
Tinggi Badan:
 Dibawah -2 SD dari median WHO: Stunting
 -2 SD sampai +2 SD: Normal
 Lebih dari +2 SD: Tinggi Badan Lebih Tinggi dari Rata-rata
2. Kekurangan zat gizi mikro
Kekurangan zat gizi mikro adalah kondisi di mana tubuh tidak mendapatkan cukup
zat gizi mikro, seperti vitamin dan mineral, yang penting untuk kesehatan dan
perkembangan (World Health Organization [WHO], 2023). Kekurangan ini dapat
menyebabkan berbagai masalah kesehatan, dan dapat dikategorikan berdasarkan jenis
zat gizi mikronya. Ciri-ciri umum kekurangan zat gizi mikro dapat meliputi (National
Institutes of Health [NIH], 2023):
 Kelelahan
 Lemah
 Kulit pucat
 Rambut kering dan rontok
 Kuku rapuh
 Gangguan penglihatan
 Gangguan sistem kekebalan tubuh
 Gangguan pertumbuhan dan perkembangan
Ciri-ciri spesifik dapat berbeda-beda tergantung pada jenis zat gizi mikro yang
kekurangan. Berikut beberapa contohnya:
 Kekurangan Vitamin A: Rabun senja, xeroftalmia (mata kering), kulit kering
dan bersisik (WHO, 2023)
 Kekurangan Vitamin B12: Anemia, kelelahan, kesemutan, mati rasa di tangan
dan kaki (NIH, 2023)
 Kekurangan Vitamin C: Scurvy (gusi berdarah, mudah memar), kelelahan,
kelemahan otot (NIH, 2023)
 Kekurangan Zat Besi: Anemia, kelelahan, sesak napas, pusing (NIH, 2023)
 Kekurangan Zinc: Gangguan pertumbuhan, rambut rontok, diare, menurunnya
fungsi kekebalan tubuh (NIH, 2023)
Hasil Penunjang
Beberapa hasil penunjang yang dapat menunjukkan kekurangan zat gizi mikro (NIH,
2023):
 Pemeriksaan darah: Untuk mengukur kadar zat gizi mikro dalam darah
 Tes urin: Untuk mengukur kadar zat gizi mikro dalam urin
 Pemeriksaan fisik: Untuk melihat tanda-tanda klinis kekurangan zat gizi mikro
 Pemeriksaan penunjang lain: Tes spesifik untuk beberapa zat gizi mikro,
seperti tes mata untuk kekurangan vitamin A
3. Kelebihan gizi (kegemukan dan obesitas)
a. Kegemukan (overweight)
Kegemukan/Overweight merupakan kondisi di mana seseorang memiliki berat
badan lebih tinggi dari ideal untuk tinggi badannya. Indikatornya adalah Indeks
Massa Tubuh (IMT) antara 25 - 29,9 kg/m². Pada kondisi gemuk tubuh
terdistribusi secara merata di seluruh tubuh (WHO, 2023).
b. Obesitas
Kegemukan dan obeitas merupakan suatu kondisi kelebihan lemak tubuh yang
terakumulasi hingga mengganggu kesehata. Seseorang yang terkategori menderita
obesitas jika indeks massa tubuh (BMI) melebih 30 kg/m 2. Pada kondisi obesitas,
lemak tubuh terdistribusi secara tidak merata, terutama di area perut (obesitas
android) atau di area pinggul dan paha (obesitas gineoid) (WHO, 2023).

2.5 Upaya Penanggulangan Masalah Gizi


Terdapat 5 upaya dalam penanggulangan masalah gizi, yaitu: (Prakaya, et al., 2008)
1. Penanggulangan kurang energy protein (KEP) atau malnutrisi energy protein (MEP)
KEP atau MEP itu sendiri merupakan suatu kondisi gangguan gizi yang sering
ditemui pada anak-anak yang menagalami kekurangan energi dan protein.
Penanggulangan KEP/MEP merupakan suatu Upaya yang dilakukan dengan cara
menerapkan pola makan sehat dan seimbang yang mencakup (Ayo Sehat Kemenkes
RI, 2023):
a. Sumber karbohidrat, seperti nasi, roti, atau kentang
b. Sumber protein dan lemak, seperti daging merah, ikan, telur, atau ungags
c. Sumber mineral dan vitamin, seperti buah-buahan, sayuran, serta susu dan produk
olahannya, seperti keju atau yogurt.
2. Pemberdayaan Masyarakat untuk pencapaian keluarga sadar gizi
Pemberdayaan Masyarakat untuk pencapaian keluarga sadar gizi (KADARZI)
merupakan suatu upaya untuk meningkatkan kesadaran Masyarakat terkait
penitngnya gizi seimbang, oleh karena itu agar Masyarakat mengetahui informasi-
informasi seputar gizi yang sesuai dapat menggunakan media poster sebagai sarana
informasi dengan penyajian sebagai berikut (Rahma, et al., 2021):
a. Menyusui bayi secara ekslusif
b. Rutin melakkan penombangan berat badan bayi dan balita setiap bulan
c. Konsumsi makanan yang beraneka ragam
d. Konsumsi garam beryodium
e. Konsumsi tablet FE dan vitamin A sesuai kebutuhan
3. Pemberian subsidi pangan bagi penduduk miskin
Pemberian subsidi pangan ini merupakan Upaya agar dapat mengatasi kekurangan
gizi rumah tangga miskin, dengan program subsidi raskin yang bertujuan untuk
mengurangi beban pengeluaran Rumah Tangga Sasaran (RTS) melalui pemenuhan
sebagian kebutuhan pangan pokok dalam bentuk beras dan mencegah penurunan
konsumsi energi. Pemberian beras ini untuk meningkatan makanan bergizi bagi rumah
tangga berpenghasilan rendah (Muslimah & Sastiono, 2019).
4. Peningkatan partisipasi Masyarakat melalui revitasisasi pelayan posyandu
Revitalisasi posyandu merupakan Gerakan untuk meningkatkan status kesehatan
khususnya pada anak dan balita. Kegiatan revitalisasi posyandu menggunakan metode
pendekatan, yaitu (Luthfa, 2019):
a. Berbasis kelompok kader, yaitu pembentukan kelompok kader yang berasal dari
masyarkaat setempat agar dapat memahami lokasi setempat dan kader merupakan
pilar utama dalam pengerakan pelaksanaan kegiatan posyandu.
b. Komprehensif, yaitu penyedian SDM dan kelengkapan sarana parasaran
pendukung
c. Empowering (Pemberdayaan), yaitu kegiatan pengabdian masyarakat yang
berupaya untuk menggali potensi masyarakat untuk diberdayakan sebagai kader
kesehatan, melalui pelatihan dan pendampingan pelaksanaan posyandu.
5. Pelayanan gizi bagi ibu hamil (berupa tablet zat besi) dan balita (berupa makanan
pendamping ASI) dari keluarga miskin.
Pelayanan gizi bagi ibu hamil berupa tablet zat besi merupakan suatu upaya yang
dilakukan pemerintah melalui program pemberian tablet tambah darah (TTD) di
puskesmas secara gratis kepada ibu hamil sejumlah minimal 90 tablet selama masa
kehamilan, hal tersebut dilakukan agar risiko anemia pada ibu hamil dapat ditekan
dan risiko anemia saat melahirkan bayi seperti bayi prematur, berat bayi lahir rendah
(BBLR), pendarahan pada ibu, kematian ibu, dan kematian bayi dapat berkurang
(Wardani, et al., 2023).
Pelayanan gizi bagi balita (berupa makanan pendamping ASI) dilakukan berupa
Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) yang tepat, baik jumlah dan kualitasnya. MPI-
ASI yang baik meliputi keseimbangan antara makanan yang mengandung energi,
protein, zat besim vitamin A, asam folat, vitamin B serta vitamin dan mineral lainnnya
(Purwoko, et al., 2011).
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA

Ayo Sehat Kemenkes RI, 2023. Malnutrisi Energi Protein. [Online]


Available at:
https://ayosehat.kemkes.go.id/topik-penyakit/defisiensi-nutrisi/malnutrisi-energi-
protein
[Accessed 25 Maret 2024].
Bhutta, Z. A., Das, J. K., Rizvi, A., & Lahiry, D. (2021). Stunting: a global problem with
serious consequences. The Lancet, 398(10303), 778-780.
Kurniawan, E., & Utami, D. A. (2020). Faktor Risiko Stunting pada Balita di Kabupaten
Sleman, Yogyakarta. Jurnal Kesehatan Masyarakat, 16(2), 167-
174. https://journal.fkm.ui.ac.id/kesmas
Kusmiyati, E., & Soekirman, S. (2018). Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kejadian
Wasting pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Kedungwaringin Kabupaten
Bekasi. Jurnal Gizi dan Pangan, 13(2), 157-
164. https://journal.ipb.ac.id/index.php/jgizipangan
Luthfa, I., 2019. Revitalisasi Posyandu sebagai Upaya Peningkatan Kesehatan Anak dan
Balita di Posyandu Manggis Kelurahan Karang Roto Semarang. Indonesian Journal
of Community Services, 1(2), pp. 202-209.
Micronutrient Initiative. (2023). Micronutrients. Retrieved from
https://www.nutritionintl.org/our-work/micronutrients/
National Institutes of Health. (2023). Dietary supplements for micronutrient deficiencies.
Retrieved from https://ods.od.nih.gov/
Muslimah, L. T. & Sastiono, P., 2019. Dampak Subsidi Raskin Terhadap Asupan Gizi Rumah
Tangga Miskin di Indonesia. Jurnal EKonomi-QU, 9(2), pp. 214-239.
Prakaya, R. E., Kandarina, I. & Akhmadi, 2008. Upaya Penanggulangan Gizi Buruk Pada
Balita Melalui Penjaringan dan Pelacakan Kasus. Berita Kedokteran Masyarakat,
24(71), pp. 69-75.
Prentice, A. M., & Wardlaw, T. M. (2021). Wasting in children: causes, consequences, and
solutions. Annals of Nutrition and Metabolism, 77(Suppl 3), 1-10
Purwoko, S., Hanim, D., Herlambang, G. & Harmoko, A. D., 2011. Pemantauan Status Gizi
Balita dan Ibu Hamil. [Online]
Available at: https://fk.uns.ac.id/static/file/Gizi.pdf
[Accessed 26 Maret 2024].
Rahma, A. N. et al., 2021. Peningkatan Gizi Ibu dan Anak melalui Program Pemberdayaan
Masyarakat Keluarga Sadar Gizi (Kadarzi) : Literature Review. Porsiding Seminar
Kesehatan Nasional Sexophone 2021, Issue 95, pp. 89-97.
Unicef Indonesia, 2023. Selain Stunting, Wasting Juga Salah Satu Bentuk Masalah Gizi Anak
yang Perlu. [Online]
Available at: https://www.unicef.org/indonesia/id/gizi/artikel/stunting-wasting-sama-
atau-beda
[Accessed 24 Maret 2024].
World Health Organization
(WHO): https://www.who.int/tools/child-growth-standards/standards/weight-for-age
World Health Organization. (2023). Micronutrient deficiencies. Retrieved from
https://www.who.int/health-topics/micronutrients
World Health Organization. (2023, March 3). Obesity and overweight. Retrieved from
https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/obesity-and-overweight
Wardani, H. K., Puspitasari, H. P. & Priyandani, Y., 2023. Overview of compliance to taking
iron-folic acid supplementation at primary healthcare during the Covid-19 pandemic.
Pharmacy Education, IV(23), pp. 140-144.

Anda mungkin juga menyukai