PERPINDAHAN PANAS
(FLUIDA CAIR)
BAB I
PENDAHULUAN
Panas atau kalor merupakan suatu bentuk energi yang berpindah karena adanya
perbedaan temperatur. Panas atau kalor tersebut akan bergerak dari temperatur tinggi ke
temperatur yang lebih rendah. Ketika panas atau kalor bergerak maka akan terjadi
pertukaran panas dan kemudian akan berhenti ketika kedua tempat tersebut sudah
memiliki temperatur yang sama. Contohnya, kopi panas ke lingkungan yang mempunyai
temperatur 20°C, hingga terjadi kesetimbangan atau kesamaan temperatur pada gelas
dan lingkungan (Syaichurrozi dll, 2014).
Perpindahan panas adalah perpindahan energi panas atau kalor sebagai akibat
adanya perbedaan temperatur. Jadi berdasarkan definisi tersebut jika ada perbedaan
temperatur antara dua media, perpindahan panas pasti terjadi. Cara perpindahan panas
tersebut disebut modes of heat transfer (Holman, 2010).
Berdasarkan daya penghantar panasnya, perpindahan panas dapat dibedakan
menjadi 3, diantaranya konduksi, konveksi dan radiasi. Konduksi merupakan bentuk
perpindahan panas yang menggunakan benda padat sebagai medium perantara. Konveksi
ialah bentuk perpindahan panas yang menggunakan zat alir sebagai medium perantara.
Radiasi adalah bentuk perpindahan panas yang memindahkan panas tanpa menggunakan
medium perantara atau panas yang dipancarkan (Naryanto, 2014)
Terdapat dua aliran penukaran panas yaitu penukaran panas dengan aliran searah
(co-current) dan penukaran panas dengan aliran berlawanan arah (counter-current).
1. Aliran Co-Current
Penukaran panas jenis ini, kedua fluida (dingin dan panas) masuk pada sisi yang
sama, mengalir dengan arah yang sama dan keluar pada sisi yang sama pula sesuai pada
Gambar 1.1. Karakter penukar panas jenis ini, temperatur fluida dingin yang keluar dari
alat penukar panas tidak dapat melebihi temperatur fluida panas yang keluar dari alat
penukar panas, sehingga diperlukan media pendingin/pemanas yang banyak.
2. Aliran Counter-current
Penukar panas jenis ini, kedua fluida (panas dan dingin) masuk dan keluar pada
sisi yang berlawanan sesuai dengan Gambar 1.2. Temperatur fluida dingin yang keluar
dari penukar panas lebih tinggi dibandingkan temperatur fluida panas yang keluar dari
penukar kalor, sehingga dianggap lebih baik dari aliran searah.
Alat penukar panas dapat digolongkan menjadi beberapa jenis (Fakhrizal, 2011),
antara lain :
a. Double Pipe Heat Exchanger
b. Shell and Tube Heat Exchanger
c. Adiabatic Wheel Heat Exchanger
d. Pillow Palte Heat Exchanger
e. Plate and Frame Heat Exchanger
Untuk mengetahui besarnya perpindahan panas dari fluida panas ke fluida dingin
pada heat exchanger dapat dihitung dengan menggunakan persamaan berikut, antara
lain:
a. Laju perpindahan panas pada fluida panas (𝑄ℎ )
𝑄ℎ = 𝑚̇ℎ . 𝐶𝑝ℎ (𝑇ℎ,𝑜 − 𝑇ℎ,𝑖 ) (1)
Dengan:
𝑚̇ℎ = laju alir massa dari fluida panas (kg/min)
𝐶𝑝ℎ = kapasitas panas dari fluida panas (kal/kg.K)
𝑇ℎ,𝑖 = temperatur fluida panas masuk (K)
𝑇ℎ,𝑜 = temperatur fluida panas keluar (K)
∆𝑇1 −∆𝑇2
∆𝑇𝐿𝑀𝑇𝐷 = ∆𝑇 (3)
ln(∆𝑇 1 )
2
Perhitungan Number Of Heat Transfer Units (NTU) adalah jumlah satuan perpindahan
panas yang merupakan tolak ukur perpindahan panas suatu alat penukar panas. Harga
NTU semakin besar maka penukar panas mendekati batas termodinamikanya (Rao dkk.,
2005). NTU dapat dihitung menggunakan persamaan (7).
𝑈× 𝐴
𝑁𝑇𝑈 = (7)
𝐶𝑅
Laju kapasitas panas terendah (𝑪𝑹 ) dapat dihitung dengan menggunakan persamaan
(8),
𝐶 𝑚̇ .𝐶𝑝
𝐶𝑅 = 𝐶𝑐 = 𝑚̇ 𝑐.𝐶𝑝𝑐 (8)
ℎ ℎ ℎ
𝐶𝑐 merupakan laju kapasitas panas untuk fluida dingin sedangkan 𝐶ℎ merupakan laju
kapasitas panas untuk fluida panas
𝑞
𝜀 = 𝑞 𝑟𝑒𝑎𝑙 (9)
𝑚𝑎𝑥
Notasi 𝑞𝑟𝑒𝑎𝑙 dan 𝑞𝑚𝑎𝑥 masing-masing menunjukkan laju perpindahan panas pada sistem
(Watt) dan laju perpindahan panas maksimum (Watt).
𝑇ℎ,𝑖 −𝑇ℎ,𝑜
𝜀 = jika 𝐶𝑐 = 𝑚̇𝑐 . 𝐶𝑝𝑐 > 𝐶ℎ = 𝑚̇ℎ . 𝐶𝑝̇ℎ (10)
𝑇ℎ,𝑖 −𝑇𝑐,𝑖
𝑇 −𝑇
𝜀 = 𝑇𝑐,𝑜 −𝑇𝑐,𝑖 jika 𝐶𝑐 = 𝑚̇𝑐 . 𝐶𝑝𝑐 < 𝐶ℎ = 𝑚̇ℎ . 𝐶𝑝̇ℎ (11)
ℎ,𝑖 𝑐,𝑖
3.1. Alat
Peralatan yang digunakan dalam praktikum adalah sebagai berikut:
a. Rangkaian plate and frame heat exchanger tipe TIUS – TITC Edibon atau shell and
tube heat exchanger
b. Pompa
1. Tangki air panas berbahan stainless steel dilengkapi dengan sensor temperature (T-
16).
2. Pressure Regulator (RP-1).
3. Pompa sentrifugal untuk air panas (AB-1).
4. Katub baypass (VR-1).
5. Katub pengatur laju aliran air dingin (VR-2).
Aliran co-current
Brown G. G., 1978, Unit Operation, Fourteenth Printing, New York John Wiley and Sons
Inc
Kern, D. G. 1980. Process Heat Transfer. McGraw Hill Book Co. Ltd. Kogakusha,
Tokyo.
Perry R. H., dan Green D., 1988, Perry’s Chemical Engineer’s Hand Book, Sixth Edition,
Tokyo: McGraw-Hill
R. Yuniarti, F. Achmad, Y. L. Listyadevi, L. Angraini, M. A. Tazkia, Suhartono and
Suharto, "Pengaruh Temperatur Dan Arah Aliran Terhadap Efektivitas Penukar
Panas NTU (∈-NTU) Pada Alat Penukar Panas Tipe Plate And Frame," Jurnal
Integrasi Proses, 2022.
Rizqi Fitri Naryanto, dkk. Learning media, radiation heat transfer apparatus, variation
of the material specimen (Semarang; UIN Semarang, 2014), h. 108.
Syaichurrozi, I., Karina, A M., Imanuddin, A., 2014, “Kajian Performa Alat Penukar
Panas Plate and Frame : Pengaruh Laju Alir Massa, Temperatur Umpan dan Arah
Aliran terhadap Koefisien Perpindahan Panas Menyeluruh”, Eksergi, Vol XI, No.
02, 11-18
Grafik B.1 Pengaruh Laju Alir Terhadap Q Aliran Co-Current dan Counter Current
Grafik B.2 Pengaruh Laju Alir Terhadap LMTD Co-current dan Counter current
Grafik B.3 Pengaruh Laju Alir Terhadap Koefisien Panas (U) Overall Arah Aliran Co-current Counter
current
Spesifikasi Alat
Four ports or connections of hot and cold water input and output.