Abstrak
Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Subjek penelitian ini adalah siswa
kelas XI MIPA 4 SMA Negeri 10 Muaro Jambi. Calon subjek penelitian dari
kelas XI MIPA 4 ini terbagi menjadi 4 kelompok berdasarkan prosedur
pengerjaan di lembar jawaban, dimana dari tiap kelompok diambil 1 siswa yang
dijadikan sebagai subjek penelitian. Instrumen penelitian ini terdiri dari lembar tes
yang menggunakan metode think aloud dan wawancara. Peneliti melakukan
pengumpulan data, reduksi data, dan pemaparan data yang kemudian dianalisis.
Kata Kunci: Kesalahan Konstruksi Konsep, Teori Newman, Barisan dan Deret
Abstract
Menurut Ni’mah dkk (2018) konstruksi konsep berasal dari dua kata yaitu
suatu pengetahuan atau konsep baru. Menurut Hasan (2012) tahap konstruksi
telah ia ketahui untuk digunakan dalam matematika yang lebih kompleks. Serta
dijumpai bahwa siswa hanya sekedar meniru prosedur yang sudah dilakukan oleh
sehingga penalaran tidak terkonstruksi secara baik. Selain itu pola pembelajaran
siswa (Khikmah, 2017). Hal ini dikarenakan siswa belum matang dalam
umum yang dilakukan oleh siswa saat menyelesaikan masalah matematika antara
dan kesalahan karena kecerobohan, yaitu kesalahan karena siswa tidak memeriksa
hasil konstruksi konsep yang berbeda dengan apa yang dituliskan. Menurut
Subanji (2015) kesalahan pseudo construction yang dilakukan oleh siswa dapat
Sedangkan pseudo construction “salah” adalah jawaban yang ditulis siswa salah,
kesalahan konstruksi konsep yang dialami siswa disebabkan oleh struktur berpikir
yang terbentuk dalam proses konstruksi konsep tidak utuh. Proses pembentukan
siswa menyamakan konsep satu dengan konsep yang lain. Misalnya dalam
konstruksi akar dan pangkat, siswa menganggap bahwa operasi dalam bilangan
akar dan pangkat sama dengan operasi biasa. Mis-logical construction merupakan
suatu kesalahan yang terjadi karena terjadinya kesalahan dalam berpikir logis.
telah banyak dilakukan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ni’mah dkk.
konsep yang dilakukan oleh siswa, oleh karena itu siswa diberikan scaffolding
dalam pembelajaran matematika, materi yang diberikan akan saling berkaitan dan
menjadi 5 tipe kesalahan, yaitu: (1) kesalahan membaca, terjadi karena siswa
informasi tersebut dalam mengerjakan soal dan membuat jawaban siswa tidak
sesuai dengan maksud soal, (2) kesalahan memahami, terjadi karena siswa kurang
memahami terutama di dalam konsep dan salah dalam menangkap informasi yang
ada pada soal sehingga siswa tidak dapat menyelesaikan soal, (3) kesalahan dalam
mengubah soal ke dalam bentuk matematika dengan benar serta salah dalam
terjadi karena siswa belum terampil dalam melakukan perhitungan, (5) kesalahan
mengerjakan sampai mendapatkan solusi dengan benar tetapi tidak dapat atau
diantaranya penelitian yang dilakukan oleh Putri dkk. (2021). Penelitian tersebut
Muaro Jambi, ditemukan fakta bahwa sebagian besar siswa masih mengalami
kesalahan konstruksi konsep matematis. Dalam hal ini penulis mengambil materi
barisan dan deret untuk dijadikan sebagai materi yang diujikan kepada siswa guna
melihat dan menganalisis kesalahan konstruksi konsep. Materi barisan dan deret
adalah salah satu materi yang erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari dan
biasanya dituangkan dalam bentuk soal cerita. Seringkali siswa sulit dalam
membedakan antara soal barisan aritmetika dan soal deret aritmetika, oleh karena
itu materi barisan dan deret ini menjadi pilihan untuk dijadikan bahan tes.
Sebagaimana telah disampaikan sebelumnya bahwa konstruksi konsep
matematika karena dalam matematika ada banyak konsep yang saling berkaitan.
untuk proses mengkonstruksi dan memahami konsep selanjutnya. Oleh karena itu
jika masih banyak terjadi kesalahan konstruksi konsep yang dilakukan oleh siswa,
tentu harus segera diatasi. Oleh karena itu teori Newman (NEA) dipilih sebagai
metode untuk menganalisis kesalahan konstruksi konsep tersebut. NEA ini dipilih
dikarenakan soal tes yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan soal
METODE
fenomena-fenomena yang ada, yang berlangsung saat ini atau saat yang lampau.
Adapun penelitian ini dilakukan pada siswa kelas XI MIPA 4 di SMA Negeri 10
Muaro Jambi. Banyaknya calon subjek yang diberikan lembar tugas sebanyak 16
dilakukan dengan wawancara dan tes myelesaikan soal materi barisan dan deret
menggunakan metode think aloud. Adapun aktivitas dalam analisis data ada tiga
klarifikasi. Hal ini terlihat pada saat S1 mengalami kesalahan pada saat merubah
yang diketahui dari soal adalah U 3=200dan menyatakan bahwa yang ditanyakan
dari soal adalah U 7 . Dalam hal ini S1 memenuhi indikator teori Newman yaitu
kesalahan transformasi (KT). Selain itu yang dituliskan S1 pada bagian diketahui
dan ditanya salah dan tidak bermakna sehingga ia memenuhi indikator teori
data yang diperoleh pada tahap sebelumnya. Dalam menentukan nilai suku
U 3=200 merupakan hasil transformasi yang salah, sehingga hal ini berpengaruh
bakteri setelah 35 menit adalah dengan cara mencari suku ketujuh U 7 , hal ini pun
bakteri setelah 35 menit. Dalam hal ini S1 salah dalam mentransformasikan U 7 dan
salah dalam memasukkan data nilai suku pertama (a), sehingga hal inilah yang
proses (KKP) yang merupakan bagian dari indikator teori Newman. Dalam
35 menit adalah 3200 buah. Kesimpulan yang diberikan oleh S1 adalah benar,
akan tetapi ketika dilakukan wawancara dan ditelusuri lebih mendalam ternyata
S1 salah dalam memberikan klarifikasi jawaban dan hal ini tercermin dalam
Hole Construction
siswa memberikan jawaban benar, namun terdapat proses konstruksi konsep siswa
yang tidak sesuai, dimana konsep tidak terbentuk secara utuh dalam pikiran atau
struktur berpikir siswa. Hal ini dapat dilihat dari proses pengerjaan atau
diketahui dari soal tetapi tidak menulis hal yang ditanyakan dari soal tersebut,
Selain itu dalam menuliskan hal yang diketahui dari soal, S2 tidak merubah atau
kalimat matematika dan menggunakan rumus baku, menurutnya cara logika lebih
mudah digunakan dan lebih efektif dalam segi waktu pengerjaan. Selain itu, dalam
proses (KKP) yang merupakan bagian dari indikator teori Newman. Dalam
35 menit adalah 3200 buah. Kesimpulan yang diberikan oleh S2 adalah benar,
akan tetapi terdapat proses konstruksi konsep siswa yang tidak sesuai, dimana
konsep tidak terbentuk secara utuh dalam pikiran siswa. Dalam hal ini S2 belum
Mis-Logical Construction
menentukan nilai suku pertama (a). Dalam menentukan nilai suku pertama (a) ini
a=50 adalah benar. Dari cara pengerjaan tersebut dapat dikatakan bahwa S3
Adapun dalam penentuan n=8, S3 memberikan alasan yang tidak logis, sehingga
data yang salah yaitu a=50 sehingga hal ini berdampak pada hasil akhir yang
(KKP) dan kesalahan penulisan jawaban (KPJ) yang merupakan bagian dari
diatas, maka S3 memberikan jawaban akhir yang salah. Selain itu dalam
transformasi (KT). Selain itu yang diketahui (U 3=200) dan yang ditanyakan (U 7 )
selanjutnya terlihat pada saat menentukan nilai suku pertama (a). Dalam
menentukan nilai suku pertama (a), S4 memasukkan data atau patokan yang salah
yaitu (U 3=200). Sehingga akibat kesalahan pada tahap sebelumnya, hal ini
berdampak pada hasil suku pertama (a) yaang didapat. Dengan demikian S4
Selain itu, kesalahan keterampilan proses juga terjadi pada saat S4 menentukan
banyak bakteri setelah 35 menit. Dalam hal ini, S4 juga salah memasukkan data,
kesalahan dalam memasukkan data ini disebabkan oleh kesalahan memahami dan
(KKP) dan kesalahan penulisan jawaban (KPJ) yang merupakan bagian dari
diatas, maka S3 memberikan jawaban akhir yang salah. Kesalahan jawaban akhir
yang didapatkan oleh S4 ini diakrenakan kesalahan dalam proses pengerjaan atau
terlihat bahwa S4 belum memahami konsep materi barisan dan deret dengan baik.
S4 belum mampu membedakakan antara barisan dan deret, serta belum mampu
KESIMPULAN
konstruksi konsep dalam menyelesaikan soal materi barisan dan deret berdasarkan
teori Newman yang dilakukan oleh siswa. Hasil penelitian ini menunjukkan
Newman yang dialami oleh S1, S2, S3, dan S4 dikarenakan oleh tiga faktor yaitu:
1) siswa hanya bergantung pada penjelasan guru dan hanya meniru prosedur
penyelesaian yang diajarkan oleh guru sehingga konsep materi barisan dan deret
tidak terkonstruksi secara baik dan benar, 2) siswa tidak teliti dalam proses
memahami soal dan proses perhitungan atau penyelesaian soal, 3) guru hanya
Diana, R. F., Irawan, E. B., & Susiswo. (2017). Prooses Koneksi Matematis Siswa
https://media.neliti.com/media/publications/102638-ID-proses-koneksi-
matematis-siswa-bergaya-k.pdf
Matematika yang Dilakukan Peserta Didik Kelas II Program A SMA Negeri Se-
Khikmah, N. (2017). Profil Kegagalan Konstruksi Simbolik Siswa kelas VII Pada
Matrikx Pada Siswa kelas XII SMA (Suatu penelitian di SMA Negeri 1
https://repository.ung.ac.id/skripsi/show/411409095/analisis-kesalahan-siswa-
dalam-menyelesaikan-soal-soal-matriks-pada-siswa-kelas-xii-smasuatu-
penelitian-di-sma-negeri-1-sumalata-kelas-xii-ipa.html
Laja, Y. P. W. (2020). Sebuah Studi Fenomenologi Mengenai Aturan Pindah Ruas
https://doi.org/http://dx.doi.org/10.29303/mandalika.v2i1.1809
http://repository.uinsu.ac.id/5672/1/SKRIPSI.pdf
Jovanovich.
Putri, S., Husna, A., & Agustyaningrum, N. (2021). Analisis Kesalahan Siswa Dalam
Menyelesaikan Soal Barisan dan Deret Berdasarkan Teori Newman ditinjau dari
Sulfriani, Ikram, M., & Jumarniati. (2021). Analisis Kesalahan Konstruksi Siswa
https://doi.org/https://doi.org/10.30605/pedagogy.v6i2.1619