Anda di halaman 1dari 92

Implementasi Pendekatan Berbasis Risiko TPPU / TPPT Pada

Perbankan Sesuai Dengan POJK No.23/POJK.01/2019

21 Januari 2021
INDEX MATERI

SRA Perbankan

Penilaian Risiko TPPU sesuai POJK. No. 23


Tahun 2019
Overview Update NRA TPPU 2019

3
FOREIGN RISK (RISIKO LUAR NEGERI)
Foreign Proceed Crime (FPC): Pencucian uang di dalam negeri yang tindak pidana asalnya
berasal dari luar negeri
FPC - TINDAK PIDANA ASAL
FPC TPA
TP Korupsi, Penipuan & Narkotika
Tinggi

Narkotika Korupsi
yang terjadi di luar negeri paling
D
A
berpotensi dicuci di Indonesia
Menenga

M
h

Penipuan
P
A
Rendah

K
FPC - NEGARA

Singapura

Tinggi
Rendah Menengah Tinggi
ANCAMAN
D
A Amerika Serikat

Menengah
FPC NEGARA M
Negara sebagai tempat terjadinya P
TPA yang pencucian uangnya terjadi di A
K
Indonesia dengan tingkat ancaman Rendah

yang paling besar: Singapura, Australia


Amerika Serikat & Australia
Rendah Menengah Tinggi

ANCAMAN
FOREIGN RISK (RISIKO LUAR NEGERI)
Laundering Offshore (LO): Pencucian uang yang dilakukan di luar negeri yang TPAnya
terjadi di Indonesia

LO TPA
TPA di Indonesia yang pencucian uangnya
dilakukan di luar negeri dengan tingkat ancaman
paling tinggi dibandingkan dengan TPA lainnya
adalah TP Narkotika & Korupsi

LO NEGARA
Negara tujuan pencucian uang dari tindak pidana di
Indonesia dengan tingkat ancaman yang paling besar
adalah Singapura, Tiongkok & Hongkong
Sectoral Risk Assessment Sektor Jasa Keuangan
OJK 2019

Risiko TPPU menurut jenis profile nasabah pada sektor


perbankan
Sectoral Risk Assessment Sektor Jasa Keuangan
OJK 2019

Risiko TPPU menurut jenis Bidang Usaha Nasabah Korporasi


pada sektor perbankan
Sectoral Risk Assessment Sektor Jasa Keuangan
OJK 2019
Sectoral Risk Assessment Sektor Jasa Keuangan
OJK 2019
Contoh 2 TPA Yang Paling Berisiko
Narkotika
KEUNTUNGAN JUAL SABU-SABU?
Narkotika?
RED FLAG/PARAMETER TPPU-NARKOTIKA
➢ Melibatkan banyak transaksi penarikan tunai dan transfer dengan volume transaksi dan pemecahan
transaksi (structuring) yang tinggi.

➢ Banyak transaksi berupa penempatan deposito yang melibatkan banyak pihak dan volume transaksi
yang tinggi dengan nilai transaksi di bawah persyaratan pelaporan LTKT (limit nilai transaksi
Rp500.000.000, -).

➢ Menggunakan berbagai Invoice /dokumen impor dengan berita pengiriman yang diketahui fiktif
dengan maksud membuat sirkulasi pembayaran uang ke luar negeri yang signifikan terlihat normal.

➢ Penggunaan identitas palsu

➢ Aktivitas pembelian rekening bank atas nama orang lain.


Korupsi

Dulu Bermula dari penjara …


… berakhir menjadi pejabat negara
Sekarang
2. TIPOLOGITPPU TERKAIT TP KORUPSI Tipologi Korupsi
V.1.1 KORUPSI

AN memberikan Cek ke HN TPPU


Mobil
untuk dicairkan V.9.2 Tf ke pihak lain
V.4.2

HN membawa cek
AN
dan surat kuasa
HN mencairkan
pencairan dana V.2.3
dana
Motor
V.9.3

Sumbangan Sofa
Muslola/
Mobil Pesantren
V.9.2

TPPU Diberikan ke
Transfer V.3.23 V.3.27 istri
V.3.22 V.8.1
Belt Tf ke pihak lain
Diberikan iPhone
ke anak
Rek. Bend. V.8.2
KPPN Uang Tunai Rekening UP dan TUP
Pengeluaran V.4.1 GIRO Bend.
Yogyakarta SLM Rek. Tabungan
di Bank Pengeluaran
Apartemen
V.4.8
Presepsi V.4.9 V.2.3 Tiket Pesawat

Perhiasan

Renov
Membiayai Rumah Umroh
kegiatan
Diberikan ke Adik
Ipar
Tarik Tunai V.8.4

Kegiatan PPPPTK Seni dan Budaya


Yogyakarta TPPU
Mobil
V.9.2 Tf ke pihak lain

BS
V.2.3

Transaksi via
EDC
V.3.15
Perusahaan Rekanan
yang dipinjam namanya
untuk membuat SPJ
fiktif
RED FLAG/PARAMETER TPPU-KORUPSI

Kepemilikan rekening bank atas nama Pihak Lain (Pihak Swasta) oleh Politically Exposed
Persons (PEP);
Penggunaan nama pihak lain / keluarga dalam pembelian sejumlah aset berharga. Pihak
hanya akan digunakan untuk kepemilikan terdaftar bukan sebagai penerima manfaat;
Keterlibatan pihak ketiga seperti ayah, saudara laki-laki dan saudara perempuan untuk
penempatan hasil kejahatan.
Pembelian sejumlah aset berupa kendaraan bermotor dan properti..
Pendanaan Terorisme

24
KESAMAAN TPPU & TPPT

TPPU TPPT

Sama-sama memanfaatkan Lembaga Keuangan


dan Non Keuangan dalam aksinya
Untuk mencapai Tujuan Tertentu
PERBEDAAN MENDASAR TPPU & TPPT
KARENA PERBEDAAN TERSEBUT
Metode penanganannya
Tidak Akan Sama

TPPU TPPT
• Dana sebagai tujuan (Prinsip: • Dana sebagai sarana (Prinsip:
sebanyak mungkin) secukup mungkin)
• Sumber dana pasti Ilegal • Sumber dana dapat legal
• Placement, Layering dan • Collecting, Moving dan Using
Integration • Nominal tidak menjadi
• Nominal menjadi ukuran ukuran
• Greedy sebagai motivasi • Ideology sebagai motivasi
PendanaanTerorisme Bersifat Luas
Pasal 1 Angka 1 UU no. 9/2013

baik langsung maupun tidak langsung,


• Segala perbuatan dengan maksud untuk digunakan
• Menyediakan, dan/atau yang diketahui akan digunakan
• Mengumpulkan, untuk:
• Melakukan kegiatan terorisme
• Memberikan, • Organisasi teroris,
• Atau meminjamkan Dana • Atau teroris

• Semua aset, benda bergerak atau tidak bergerak,


• berwujud maupun yang tidak berwujud,
• diperoleh dengan cara apa pun
• dalam bentuk apa pun
MODUS
PENDANAN TERORISME TERKINI
HASIL PENGKINIAN NRA TPPT
Periode data (2015-2018)
MODUS PENGUMPULAN DANA TERORIS (Collecting) YANG BERISIKO TINGGI

Donasi Kepada IMPLIKASI


Kelompok Teror
• Terhadap industri keuangan
• Terhadap Lembaga
pengelola donasi
Pendanaan Sendiri
(Self-Funding) masyarakat (Ormas)
• Terhadap pemanfaatan
media sosial / website
untuk ajakan pengumpulan
Pendanaan Melalui dana teroris
Media Sosial
MODUS PEMINDAHAN DANA TERORIS (Moving) BERISIKO TINGGI

Pembawaan uang
tunai IMPLIKASI

• Terhadap industri keuangan


Penggunaan Money pengetatan identifikasi dan
Remittance (PTD) monitoring
Berizin • Terhadap kesadaran
masyarakat tentang bahaya
pendanaan terorisme
Penggunaan • Terhadap pengawasan
Produk/Layanan pembawaan uang tunai
Perbankan
lintas batas negara
MODUS PENGGUNAAN DANA (Using) BERISIKO TINGGI
IMPLIKASI
Pembelian Senjata Dan
Bahan Peledak
• Terhadap industri keuangan
monitoring terhadap aktivitas
Mobilitas Anggota Teror rekening pengumpulan
& Jaringannya (Termasuk dana/santunan
FTF)
• Terhadap kesadaran masyarakat
terkait aktivitas terorisme
Pelatihan Perang disekitar lingkungan
• Terhadap pengawasan
pembawaan uang tunai, senjata,
Santunan Keluarga dan keberangkatan orang lintas
Pelaku Teror batas negara
• Terhadap pembelian bahan-bahan
kimia
Pengelolaan Jaringan • Terhadap konten2 video terkait
Teror
bahan peledak
Risiko Utama dalam Negeri

Ancaman Utama Luar Negeri

Ancaman Baru TPPT


RISIKO UTAMA DALAM NEGERI
MODUS PENGUMPULAN DANA TERORIS
(COLLECTING) YANG BERISIKO TINGGI

MENJADI SUMBER UTAMA


Donasi Kepada
PENGUMPULAN DANA
Kelompok Teror TERORIS DI INDONESIA

Pendanaan Sendiri
(Self-Funding)
HARUS BISA DIMITIGASI
DENGAN SEGALA ALOKASI
Pendanaan Melalui SUMBER DAYA YANG
DIMILIKI
Media Sosial
ANCAMAN Kelompok terorisme dalam
negeri yang terafiliasi dengan
UTAMA LN Jaringan terorisme luar negeri
JAD, MIT, dsb

Pendanaan Terorisme dari luar


negeri (external funding)
Indonesia Sebagai Transit Hub,
Kasus Marawi (Ahmad Supriyanto)
ANCAMAN UTAMA LN
AFILIASI AL-QAEDA AFILIASI ISIS:
JAMAAH ANSHARU SYARIAH
• Jemaah Ansharut Daulah (JAD)
MAJELIS MUJAHIDIN
• Mujahidin Indonesia Timur
SYAM ORGANIZER
(MIT)
HILAL AHMAR
SOCIETY • Jemaah Nasharut Tauhid (JAT)
JAMAAH ISLAMIYAH
• Tauhid Wal Jihad (TWJ)

Pergerakan lebih strategis,


• Mujahidin Indonesia Barat
Indonesia disiapkan sebagai
wilayah amniyah/ Negara Penyokong (MIB)
• Kelompok Ring Banten
MASTER PLAN AL- QAEDA 2020:
Terbentuknya Khilafah Islam • Forum Aktivitas Syariah Islam
dimulai dari Syam
(FAKSI)
TERRORISM FINANCING METHOD ON EXTERNAL FUNDING

(03) KEY METHOD


(01) KEY METHOD DIRECT
LEGAL MOVING
1. People Movement
1. Funds from migrant
workers
02 (Travel &
Transportation) for FTF
2. Terrorist Attacks
2. Self Funded (salary,
3. Purchase of Weapons,
business, sales of assets, RAISING USING
Explosive Materials,
family contribution)
3. Charitable donations via
01 03 Purchase of Vehicles
Personnel Training
Social Media
4. Donation from INDIRECT
sympathizers (02) KEY METHOD 1. Compensation for
widow and terrorist
5. NPO donation from 1. Banking System (Overseas ATM withdrawals,
families
foreign funding Purchases using debit card, Internet Banking, Mobile
2. Family Stipends

36
6. Abuse Humanitarian aid Banking) 3. Propaganda
from the government of 2. Licensed remittance services providers 4. Maintaning Network
another country Members
3. New Payment Methods (including Online Payment
ILLEGAL Platforms and Cryptocurrency)
1. Kidnapping COUNTER-TERRORISM FINANCING SUMMIT 2018
CASE STUDY 1
RAISING
Fund Transfer via Malaysian Professor
money remittance (as fund manager)

Fund Transfer via


money remittance
USING
MARAWI The funding of
ISIL Channell
MARAWI siege was
SYIRIA
SYIRIA SIEGE from SYRIA through JAD
TRANSIT FUND
TO MARAWI PHILIPPINES Fund Transfer via money members in INDONESIA
remittance
under instruction of
Transit Fund in INDONESIA MALAYSIAN professor.
From INDONESIA, fund
JAD GROUP
transfered to

37
TERRORIST IN INDONESIA
individuals in
MOVING PHILLIPINE via MSB

COUNTER-TERRORISM FINANCING SUMMIT 2018


CASE STUDY 2 RAISING
Aug-Sept 2015
Fund Transfer via MSB
Total amount to
USD3,789.77

MOVING

PURCHASE OF MR.X
WEAPONS (Shooting and Bombing Jakarta)
IRAQ
JORDAN PHILIPPINE July-Dec 2015
S Fund Transfer to Philippines
INDONESIA
via MSB
with total amount to USD 10,500

USING
ISIL linked personnel in INDONESIA received money from IRAQ and JORDAN. The money transferred to
PHILLIPINE using MONEY REMITTANCE for the purpose of buying weapon

COUNTER-TERRORISM FINANCING SUMMIT 2018


38
Paypal Account of Mr.X
RAISING
CASE STUDY 3 (Syria)
Fund transfer, amount
to USD1,000

www.ads.id
MOVING USING

Fund Transfer USING


Paypal Account of Mr.Y
Freq 3x FUND
(Indonesia)
Total Amount to Mr.D
Bank
Fee Paypal Account USD 556 Account
Fund Transfer Wife of Mr.D
Cash
SURAKARTA ATTACK Amount to USD 87
Amount toUSD 913

Personnel Mobility and


Purchase of Material Bomb

SYRIA Mr. M as ISIL Sympathizer

bomb instructions
Bank
Account
INDONESI Wife of
Mr.M

A
Fund Transfer
Freq 1x
Total Amount to
USD 69
Mr.N
(bombers in Bank

39
Surakarta) Account
Wife of Mr.N

The Funding of SURAKARTA attack (INDONESIA) was from SYRIA using PAYPAL.

COUNTER-TERRORISM FINANCING SUMMIT 2018


CASE STUDY 4 Instructio
n
Combatan ISIL from
Two Persons as Indonesia
XIAN JIANG - FTF from Uighur
UIGHUR to joint in Poso & RAISING
Syria Instructio
n
Fund Transfer via MSB
Malaysia as total amount to USD 3,900
Turkey transit hub
Malaysia Communication

Facilitator FTF

INDONESIA
MOVING
Mr. X as Leader of KGR
Group Terror

A person from TURKEY sent money to KGR group in FTF 1 FTF 2 USING

40
Join to Join to
INDONESIA to fund FTF from UIGHUR to go to POSO and Syria Poso
SYRIA. Based on communication from FACEBOOK, the group
had plan to attack MARINA BAY in SINGAPORE Plan to Marina Bay Sand Attack

COUNTER-TERRORISM FINANCING SUMMIT 2018 40


KARAKTERISTIK PENDANAAN TERORISME
Peraturan OJK No. 23 Tahun 2019
tentang Penerapan Program APU PPT di Sektor Jasa Keuangan

42
OJK: Risk Based Approach (RBA)
Pasal 2 – Peraturan OJK No. 23
Tahun 2019 tentang Penerapan
Program APU PPT di Sektor Jasa
Keuangan:
PJK wajib mengidentifikasi, menilai,
dan memahami risiko TPPU
dan/atau TPPT terkait dengan
nasabah, negara atau area
geografis, produk, jasa, transaksi
atau jaringan distribusi (delivery
channels)
HAL- HAL POKOK Dalam Penerapan Risk Based Approach
TPPU/TPT

• Bank wajib memiliki, memantau dan menerapkan


kebijakan, pengawasan & prosedur pengelolaan dan
mitigasi risiko TPPU/PPT (RISK BASED)
• Memiliki Program APU/PPT harus tercermin dalam 5
PILAR,
• Bank wajib melakukan prosedur CDD atau EDD
Kewajiban (untuk nasabah risiko tinggi), dan mengelompokkan
Penerapan risiko sesuai tingkat risikonya (IDENTIFIKASI &
VERIFIKASI)
Program APU/PPT • Identifikasi terhadap (DTTOT dan Daftar Proliferasi
Senjata Pemusnah Masal)
• menatausahakan dokumen paling singkat 5 tahun
(DOKUMEN APU PPT)
• Melakukan Pelporan (Laporan Transaksi Keuangan
Mencurigakan) LTKM
Bank wajib mengidentifikasi, menilai, dan memahami
risiko tindak pidana Pencucian Uang dan/atau tindak
pidana Pendanaan Terorisme terkait dengan Nasabah,
negara atau area geografis, produk, jasa, transaksi dan
jaringan distribusi (delivery channels),

RISK BASED

Untuk itu Bank Wajib:


▪ Mendokumentasikan penilaian risiko;
▪ Mempertimbangkan seluruh faktor risiko yang relevan sebelum menetapkan tingkat
keseluruhan risiko, serta tingkat dan jenis mitigasi risiko yang memadai untuk diterapkan;
▪ Mengkinikan penilaian risiko secara berkala;
▪ Memiliki mekanisme terkait penyediaan informasi penilaian risiko kepada instansi yang
berwenang.
Identifikasi Inherent Risk
Faktor Risiko (Risk Factor)
Produk,
Jasa,
Transaksi
Area Jaringan
Geografis Distribusi

AML- Faktor
Nasabah
CFT Risk Lain
Step 1 – Identifikasi Inherent Risk
Faktor Risiko Nasabah
Bank harus mengategorikan nasabah berdasarkan tingkat risiko
sesuai dengan karakteristik masing-masing bank

Nasabah
Parameter Risiko Nasabah
Step 1 – Identifikasi Inherent Risk
Faktor Risiko Nasabah
Contoh high-risk, customer yang:
Melakukan hubungan usaha atau transaksi yang tidak wajar /
tidak sesuai profil
Frekuensi dan pergerakan dana antar PJK/bank di berbagai
wilayah, tidak dapat dijelaskan secara wajar
Berupa korporasi dengan struktur kepemilikan yang kompleks,
sulit untuk diidentifikasi siapa BO/pemilik/pengendalinya
Mencari atau menerima produk yang tidak sesuai kebutuhannya,
atau tidak memberikan keuntungan terhadapnya
Organisasi amal / non-profit yang tidak ada otoritas pengawas
atau pengaturnya
Step 1 – Identifikasi Inherent Risk
Faktor Risiko Nasabah
Contoh high-risk, customer yang:
Dalam berhubungan dengan bank, diwakili oleh profesi
penunjang seperti akuntan atau advokat
Politically exposed person (PEP), termasuk keluarga dan pihak
terkaitnya
Proses verifikasinya non face-to-face
Melakukan transaksi pembayaran dengan metode yang tidak
biasa
Memberikan informasi yang sangat minim
Step 1 – Identifikasi Inherent Risk
Faktor Risiko Area Geografis
Bank harus mengidentifikasi tingkat risiko dengan
memperhatikan antara lain kedudukan kantor bank, domisili
nasabah bank, lokasi terjadinya transaksi, dan wilayah tujuan
transaksi serta lokasi sumber dana yang masuk ke rekening
nasabah

Area
Geografis
Risiko Geografis/Wilayah/Yurisdiksi
Step 1 – Identifikasi Inherent Risk
Faktor Risiko Produk, Jasa, & Transaksi
Bank harus mengidentifikasi tingkat risiko terkait dengan
produk dan jasa yang ditawarkan, termasuk transaksi dengan
nasabah atau WIC, antara lain produk dan jasa yang mudah
dikonversikan menjadi kas atau setara kas, atau yang dananya
mudah dipindahkan dari suatu wilayah ke wilayah lainnya
dengan maksud mengaburkan asal-usul dana tersebut

Produk,
Jasa,
Transaksi
Parameter Risiko Produk

Hal2 yg perlu dipertimbangkan

►Ada/tidaknya fitur pembayaran/penarikan tunai


►Kecepatan pergerakan uang
►Dapat/tidaknya diakses oleh non-nasabah
►Dapat/tidaknya produk diakses tanpa kehadiran nasabah
►Tingkat monitoring dan regulasi produk
Step 1 – Identifikasi Inherent Risk
Faktor Risiko Produk, Jasa, & Transaksi
Contoh layanan berisiko tinggi:
Layanan nasabah prima
Kartu kredit
Kustodian
SDB
Kegiatan usaha penukaran valuta asing
Trust
L/C
Penerimaan pembayaran dengan jumlah signifikan dalam
bentuk tunai, wesel, atau cek tunai
Step 1 – Identifikasi Inherent Risk
Faktor Jaringan Distribusi
Delivery channels merupakan sarana yang digunakan nasabah
untuk memperoleh produk atau jasa, maupun untuk
melakukan suatu transaksi. Beberapa jaringan distribusi dapat
meningkatkan risiko TPPU/TPPT karena beberapa jenis
jaringan distribusi dapat digunakan untuk mengaburkan
identitas sebenarnya dari nasabah atau BO

Jaringan
Distribusi
Risiko Delivery Channel

Hal2 yg perlu dipertimbangkan

❑ Keandalan validasi data nasabah (mis: tatap muka vs. jarak jauh)
❑ Proses mendapatkan nasabah (mis: didekati oleh PJK atau nasabah datang
sendiri)
❑ Proses onboarding (mis: langsung oleh PJK atau melalui pihak ketiga)
❑ Jumlah dan jenis cabang PJK
Step 1 – Identifikasi Inherent Risk
Faktor Lain
Tren, tipologi, metode, teknik, dan skema TPPU/TPPT
Model bisnis bank:
Skala usaha
Jumlah kantor cabang Faktor
Jumlah pegawai Lain
Metodelogi Penilaian Risiko

✓ Merupakan asosiasi non-pemerintah yang bertujuan untuk mengembangkan standar


APU-PPT
✓ Asosiasi ini bekerja sebagaimana FATF dalam level negara/ pemerintahan
✓ Asosiasi ini beranggotakan 13 bank global
Banco Santander Credit Suisse SocieteGenerale
Bank of America Deutsche Bank Standard CharteredBank
BOTM UFJ Goldman Sachs UBS
Barclays HSBC Citigroup J.P. Morgan Chase
Rumus Mengukur Risiko (Risk Assessment)

Menurut IMF Guideline


risk can be represented as: R=f[(T),(V)] x C
Menurut FATF Guideline
Risk can be seen as a function of three factors: Threat,
Vulnerability and Consequence. Ideally, a risk assessment involves
making judgements about threats, vulnerabilities and
consequences)

(
Risiko =
Kerentanan
+
( x Dampak
Ancaman
TAHAPAN Penilaian Risiko
FORMULA Penilaian Risiko
Inherent Risk
PJK perlu mempertimbangkan latar belakang nasabahnya,termasuk
jenis nasabah,industri,aktivitas,profesi dan factor-factor lain,
Risiko Nasabah misalnya lamanya hubungan nasabah dengan PJK,untuk mengukur
(Customer Risk) risiko TPPU/TPPT-nya, Status PEP, Kewarganegaraan, Profesi, dll

PJK perlu mengidentifikasi portfolio produk/jasa yang ditawarkan


kepada nasabah dan menetapkan inherent risk score
Risiko Produk (rendah,sedang atau tinggi) berdasarkan risiko TPPU/TPPT yang
terkandung dalam masing-masing produk/jasa tersebut, termasuk
fitur-fitur di dalamnya

,Risiko Geografis/Wilayah/ PJK perlu memahami dan mengevaluasi risiko tertentu terkait
dengan area geografis dimana aktivitas usaha dilakukan.
Yurisdiksi
PJK harus menilai saluran distribusi jasa atau metode pelayanannya
yang memiliki risiko TPPU/TPPT dan bagaimana bank menjangkau
Channel Risk nasabahnya dalam memberikan pelayanan, termasuk bagaimana
rekening dibuka atau dikelola. Faktor ini juga mencakup apakah
dilakukan tatap muka dengan nasabah atau adanya keterlibatan
pihak ketiga/perantara.
Membuat Matriks Design - Inherent Risk
Dampak (Consequence)

Dampak adalah tingkat kerusakan yang dialami oleh PJK apabila


risiko yang telah diidentifikasi benar-benar terjadi.

PENGHITUNGAN DAMPAK
❑ Dampak dihitung berdasarkan perkiraan bank terhadap kerusakan yang
mungkin terjadi apabila risiko menjadi kenyataan, a.l.:
-Sanksi denda/administrasi
-Risiko Reputasi
-Risiko Pidana
❑ Sesuai denganSE OJK 32/2017, dampak diklasifikasikan menjadi tiga
tingkatan: besar, sedang dan kecil
❑ Pemeringkatan dampak perlu dikonversi menjadi skala kuantitatif agar
dapat dimasukkan sebagai variable penghitunganrisiko inherent
Membuat Matriks Design – Impact/Dampak
Perhitungan Inherent Risk
Calculation of Consolidated Inherent Risk

NO SUMMARY OF Risk Scoring Weight CONSOLIDATED RISK


INHERENT RISK
1 Customer Risk 1,86 20% 0,37

2 Geographical Risk 1,62 20% 0,32

3 Product Risk 1,28 20% 0,26

4 Delivery Channel 2,09 20% 0,42

5 Other Qualitative Risk 1,67 20% 0,33

Total Inherent Risk 1,70


Ilustrasi Perhitungan Pengendalian Risiko
Ilustrasi Perhitungan Pengendalian Risiko
Illustration of Residual Risk Calculation
NO SUMMARY OF INHERENT RISK Risk Scoring Weight CONSOLIDATED RISK
1 Customer Risk 1,86 20% 0,37
2 Geographical Risk 1,62 20% 0,32
3 Product Risk 1,28 20% 0,26
4 Delivery Channel 2,09 20% 0,42
5 Other Qualitative Risk 1,67 20% 0,33
Total Inherent Risk 1,70

INHERENT RISK 1,70


CONTROL EFFECTIVENESS 3,00
RESIDUAL RISK 2,35
Follow Up of Residual Risk

❑ Residual risk adalah risiko yang masih tersisa setelah seluruh


pengendalian yang ada diterapkan untuk memitigasi inherent risk
❑ Residual risk harus didefinisikan secara jelas, baik dalam bentuk dampak
(impact) maupun kecenderungan terjadinya (likelihood)
❑ Residual risk perlu dilaporkan kepada Dewan Direksi dan/atau Dewan
Komisaris untuk menentukan apakah risiko tersebut masih berada dalam
batas risk appetite PJK

✓ Risk Appetite adalah besaran dan jenis risiko yang bersedia diambil oleh suatu organisasi
dalam rangka mencapai tujuannya
✓ Manajemen senior perlu mendefinisikan risk apetite yang berkaitan dengan TPPU/TPPT,
dan mengkomunikasikannya kepada para pemangku kepentingan
✓ Contoh pernyataan risk appetite:
- Bank tidak akan membuka hubungan usaha dengan nasabah yang diduga melakukan
pencucian uang
- Bank akan memutuskan hubungan usaha dengan nasabah yang telah dilaporkan melalui
LTKM selama xxx kali berturut-turut dalam setahun
Peraturan Kepala PPATK No.18 Tahun 2017
Perka PPATK
No.18 Thn 2017

Pemberhentian Penundaan
Transaksi Transaksi
Pemberhentian Penghentian Transaksiransaksi
Penghentian Sementara Transaksi adalah tindakan penyedia jasa keuangan
untuk tidak melaksanakan Transaksi atas permintaan PPATK.

Penghentian Sementara Transaksi dapat berupa penghentian


aktivitas rekening.

Penyedia Jasa Keuangan melaksanakan Penghentian Sementara Transaksi


segera setelah Penyedia Jasa Keuangan menerima surat permintaan
Penghentian Sementara Transaksi dari PPATK.

Penyedia Jasa Keuangan wajib mencatat permintaan Penghentian Sementara


Transaksi dalam berita acara dan melaporkan kepada PPATK dengan melampirkan
berita acara Penghentian Sementara Transaksi dalam waktu paling lama 1 (satu)
hari kerja terhitung sejak waktu Penghentian Sementara Transaksi.
Penghentian Sementara Transaksi dilaksanakan dalam waktu paling
lama 5 (lima) hari kerja sejak tanggal terbit berita acara yang dikirimkan oleh
Penyedia Jasa Keuangan kepada PPATK
Pemberhentian Transaksi
Pemberhentian Penghentian Transaksiransaksi
PPATK dapat memperpanjang Penghentian Sementara Transaksi dalam waktu
paling lama 15 (lima belas) hari kerja.

Penyedia Jasa Keuangan wajib membuat berita acara Penghentian Sementara


Transaksi dalam rangkap 2 (dua) dan dibuatkan 1 (satu) salinan.

Salinan berita acara Penghentian Sementara Transaksi dikirimkan kepada


Pengguna Jasa sesegera mungkin paling lama 1 (satu) hari kerja setelah
Penghentian Sementara Transaksi dilaksanakan

Pengguna Jasa dan/ atau pihak ketiga dapat mengajukan keberatan datas
Penghentian Sementara Transaksi yang dilakukan oleh Penyedia Jasa Keuangan
berdasarkan permintaan PPATK, keberatan diajukan kepada PPATK..

Contoh format
PenundaanPenundaan
Pemberhentian Transaksi Transaksiransaksi
Penundaan Transaksi adalah tindakan penyedia jasa keuangan un tuk tidak
melaksanakan Transaksi atas inisiatif sendiri ataupun atas perintah penyidik,
penuntut umum, atau hakim

Parameter penundaan Transaksi :


• melakukan Transaksi yang patut diduga menggunakan harta kekayaan yang
berasal dari hasil tindak pidana
• memiliki rekening untuk menampung harta kekayaan yang berasal dari hasil
tindak pidana
• diketahui darr/ atau patut diduga menggunakan Dokumen palsu

Penyedia Jasa Keuangan wajib membuat berita acara Penghentian Sementara


Transaksi dalam rangkap 2 (dua) dan dibuatkan 1 (satu) salinan.

Salinan berita acara Penghentian Sementara Transaksi dikirimkan kepada


Pengguna Jasa sesegera mungkin paling lama 1 (satu) hari kerja setelah
Penghentian Sementara Transaksi dilaksanakan
PenundaanPenundaan
Pemberhentian Transaksi Transaksiransaksi

Penyedia Jasa Keuangan dapat melakukan Penundaan Transaksi paling lama 5


(lima) hari kerja terhitung sejak Penundaan Transaksi dilakukan.
Pelaporan Transaksi
PIHAK PELAPOR

Penyedia Jasa Keuangan

- bank; ⚫ penyelenggara alat pembayaran menggunakan kartu;


- perusahaan pembiayaan; ⚫ penyelenggara e-money dan/atau e-wallet;
- perusahaan asuransi dan perusahaan pialang
⚫ koperasi yang melakukan kegiatan simpan pinjam;
asuransi;
⚫ pegadaian;
- dana pensiun lembaga keuangan;
⚫ perusahaan yang bergerak di bidang perdagangan
- perusahaan efek;
berjangka komoditi; atau
- manajer investasi;
- kustodian; ⚫ penyelenggara kegiatan usaha pengiriman uang.
- wali amanat;
- perposan sebagai penyedia jasa giro;
- pedagang valuta asing;

Penyedia Barang & Jasa

✓ perusahaan properti/agen properti;


✓ dealer mobil;
✓ pedagang permata dan perhiasan/logam mulia;
✓ pedagang barang seni dan antik; atau
✓ balai lelang.
Kewajiban Pelaporan

Pihak Pelapor wajib menyampaikan laporan kepada PPATK,


berupa:
a. Transaksi Keuangan Mencurigakan;
b. Transaksi Tunai ≥ Rp 500jt atau mata uang asing yg setara;
c. Transaksi pembawaan uang tunai diatas seratus juta baik kedalam maupun luar
negeri (Dit.Bea Cukai)
d. Transaksi Keuangan transfer dana;
e. Laporan Transaksi dari Penyedia Barang dan Jasa

Imunitas Pelaksanaan Kewajiban Pelaporan

 Tidak dapat dituntut secara perdata maupun pidana (Pasal 29)


 Dikecualikan dari ketentuan kerahasian (Pasal 28)
SANKSI PELANGGARAN KEWAJIBAN
PE LAPORAN :

Teguran Tertulis ;
Teguran tertulis I
Teguran Tertulis II
Pengumuman Kepada Publik tentang pengenaan sanksi;
Denda Administratif
JENIS LAPORAN :
PELAPORAN OLEH PERBANKAN:
Laporan Transaksi Keuangan Mencurigakan (LTKM);
Laporan Transaksi Keuangan Tunai (LTKT);
Laporan Transaksi Transfer Dana dari dan Keluar Negeri (IFTI)
LAPORAN TRANSAKSI KEUANGAN MENCURIGAKAN
(LTKM)
Transaksi Keuangan Mencurigakan:
1. Menyimpang dari profil, karakteristik atau pola
kebiasaan transaksi nasabah;
2. Bertujuan untuk menghindari pelaporan transaksi;
3. Dilakukan/batal dilakukan diduga dengan
menggunakan harta kekaayaan berasal dari tindak
pidana;
4. Transaksi Keuangan yang diminta PPATK karena
melibatkan harta kekayaan yg diduga berasal dari hasil
TP.
5. Transaksi keuangan dengan maksud untuk digunakan
dan/atau yang diketahui akan digunakan untuk
melakukan tindak pidana terorisme;
6. Transaksi yang melibatkan setiap orang yang
berdasarkan daftar terduga teroris dan organisasi
teroris.
LAPORAN TRANSAKSI KEUANGAN TUNAI (LTKT)

Transaksi Keuangan Tunai :


1. Penarikan/penerimaan atau penyetoran
/pembayaran dengan menggunakan uang tunai
(uang kertas dan atau uang logam);
2. Jumlah kumulatif Rp 500.000.000,00 (lima ratus
juta rupiah) atau lebih atau dalam mata uang
asing yang nilainya setara; dan
3. Satu kali atau beberapa kali transaksi dalam satu
hari kerja pada satu atau beberapa kantor dari
satu PJK.
PERBEDAAN LTKM DAN LTKT

LTKM/STR LTKT/CTR
• Tidak ada batasan jumlah • Hanya transaksi Rp. 500 jt atau
transaksi lebih
• Mencakup semua jenis • Hanya transaksi tunai fisik saja
transaksi • Batas waktu pelaporan 14 hari
• Batas waktu pelaporan 3 hari kerja sejak tanggal transaksi
kerja setelah diketahui
Prosedur Indikasi Transaksi Keuangan Mencurigakan

❖ Transaksi keuangan yang tidak normal atau tidak


sesuai dgn karakteristik dan profil nasabah
❖ Transaksi tersebut diduga terkait dengan hasil
kejahatan
❖ Tidak dapat diyakini kewajarannya oleh petugas
Perusahaan Asuransi setelah dilakukan verifikasi
lebih lanjut
Pengertian Transaksi Keuangan Mencurigakan

Pada dasarnya yang dimaksud dengan


istilah “ transaksi keuangan
mencurigakan “ adalah transaksi yang
menyimpang dari kebiasaan atau tidak
wajar dan tidak selalu terkait dengan
tindak pidana tertentu

Intinya tidak wajar = Mencurigakan


Unsur-unsur Transaksi Keuangan Mencurigakan

Transaksi yang menyimpang dari :


➢ Profil
➢ Karakteristik
➢ Kebiasaan pola transaksi dari nasabah yang bersangkutan

Transaksi yang patut diduga dilakukan dengan tujuan untuk menghindari


pelaporan yang wajib dilakukan oleh pjk

Transaksi keuangan yang dilakukan atau batal dilakukan dengan


menggunakan harta kekayaan yang diduga berasal dari hasil tindak pidana
Contoh Indikator TKM
Indikator Umum

➢ Transaksi yang dilakukan secara tunai dalam jumlah di luar


kebiasaan yang dilakukan nasabah

➢ Transaksi yang dilakukan dalam jumlah relatif kecil namun dengan


frekuensi yang tinggi (structuring )
➢ Transaksi dilakukan dengan menggunakan beberapa rekening atas
nama individu yang berbeda beda untuk kepentingan satu orang
tertentu ( smurfing )

➢ Setiap transaksi yg melibatkan pihak yang tidak diketahui


Mohon
Dukungann
ya

Anda mungkin juga menyukai