Anda di halaman 1dari 23

MATERI DASAR

ANTIKORUPSI

YANTO HERYANTO
Data Diri

Nam a : Yanto Heryanto, S . Pd.

Tempat, Tgl Lahir : Kuningan, 28 Agustus 1991

Jab a ta n/Go l : G u r u PPKn/ IIIa

Alamat : Grand Harmoni 2 Balaraja, Blok C3/12

Unit Kerja : S M A Negeri 19 Kabupaten Tangerang


Daftar Konten Materi
A) Membangun Semangat Antikorupsi
1. Contoh-contoh berbagai usaha mencegah dan menentang korupsi

2. Tujuan akhir dari berbagai usaha mencegah dan menentang korupsi

3. Indikator keberhasilan pemberantasan korupsi

4. Referensi/role model negara/daerah/instansi/individu yang antikorupsi

B) Bahaya Dan Dampak Korupsi


5. Dampak korupsi dalam berbagai bidang, sektor
6. Perbandingan antara kerugian keuangan negara dengan h u ku ma n finansial koruptor
7. Pengertian dan unsur-unsur biaya sosial korupsi
8. Hubungan antara dampak korupsi, biaya sosial korupsi, dan indikator keberhasilan pemberantasan korupsi

C) Pengetahuan terkait Antikorupsi


9. Pengertian korupsi
10. Faktor-faktor dan teori penyebab korupsi
11. Dasar h u ku m pemberantasan korupsi di Indonesia
12. 7 J e n i s Korupsi menurut U U TIPIKOR
13. Perbedaan gratifikasi, uang pelicin, pemerasan, dan suap

14. Strategi dan rencana aksi pemberantasan korupsi

D) Membangun Sikap Antikorupsi


15. Integritas dan Nilai-Nilai Antikorupsi
1. Contoh-contoh Berbagai Usaha Mencegah Dan
Menentang Korupsi
 Pembangunan sistem Antikorupsi
Pemerintah pusat dan daerah beserta berbagai lapisan masyarakat terus berusaha
mencegah dan menantang korupsi melalui inisiatif pembangunan system yang
antikorupsi, sebagai contoh di antaranya adalah Zona Integritas, WBK & WBBM, Stranas
PK, Ahli Pembangun Integritas (API), dsb
 Implementasi Pendidikan Antikorupsi
Telah banyak contoh usaha mencegah dan menentang korupsi dalam bentuk
implementasi pendidikan antikorupsi di berbagai satuan pendidikan mulai dari tingkat
dasar, menengah, dan tinggi. Untuk, baik dalam bentuk insersi kurikulum dalam
Pembelajaran dan mata kuliah.
 Kajian antikorupsi
Mencegah dan menentang korupsi bisa dilakukan juga dengan berbasis kajian, riset,
penelitian atau studi yang fokus pada isu antikorupsi.
2. Tujuan Akhir Dari Berbagai Usaha Mencegah Dan
Menentang Korupsi

“Mewujudkan cita-cita kemerdekaan Indonesia”


Teciptanya kehidupan bersih dari perilaku korupsi yang
dilakukan baik individu maupun kelompok, baik dari tingkat
warga sipil, kelompok masyarakat, organisasi, sampai
menyeluruh di tingkat pemerintahan.
3. Indikator Keberhasilan Pemberantasan
Korupsi

Indeks Persepsi Korupsi (IPK)


Indeks Perilaku Anti Korupsi (IPAK)
Survei Penilaian Integritas (SPI)
4. Referensi/Role Model Negara/Daerah /Instansi/Individu yang
Antikorupsi

DENMAR SELANDIA FINLANDI


K BARU A
• Memiliki unit pemberantasan korupsi di setiap • Hukuman mati dihapuskan, namun media • Integritas benar-benar teraktualisasi. Bahkan Perdana
Lembaga pemerintahan. sangat proaktif dalam memberitakan kasus Menteri rela mengundurkan diri hanya karen berbohong
• Menerapkan Katerbukaan Politik dengan memodernisasi korupsi sehingga menjadi hukuman sosial saat kampanye.
sektor publi dan manajemen sumber daya public melalui kepada koruptor. • Implementasi undang-undang antikorupsi sangat
peningkatan transparansi dalam pengambilan kebijakan, • Pendidikan anatikorupsi ditanamkan sejak dini baik.
mekanisme akuntabel dan antikorupsi, partisipasi warga • Kasus korupsi tidak hanya melibatkan uang negara,
• Transparasi pemerintahan dan layanan public
dan dialog civil society. tetapi kasus seperti menunda pengumuman penting yang
berkualitas
• Pendidikan Gratis. Para siswa dan Mahasiswa juga wajib diketahui masyarakat juga dikategorikan sebagai
• PNS wajib melaporkan setiap kegiatan dan tindakan-tindakan pejabat terkait dengan korupsi.
mendapat biaya hidup bulanan dari pemerintah harta kekayaannya • Hidup sederhana dicerminkan melalui kepemilikan mobil
• Biaya pengobatan di gratis. • Negara yang sejahtera dan banyak ahli science yang sangat jarang. Transportasi umum cukup baik.
• WHO memasukkan Denmark sebagai negara paling yang mendunia. • Memiliki SDM yang unggul dan kompeten
mudah berbisnis di Eropa. • Sistem pendidikannya menjadi kiblat dunia
• Denmark memperolah hadiah 14 Novel. • Penemuan di bidang Teknologi Informasi bisa
dikatakan pioner

Sumber: https://aclc.kpk.go.id/materi/semangat-melawan-korupsi/infografis/corruption-perception-index-cpi
5. Dampak korupsi dalam berbagai bidang,
sektor
a. Dampak Sektor Ekonomi
• Pertumbuhan ekonomi dan investasi akan lesu
• Pendapatan negara dari sektor pajak akan menurun
• Hutang negara akan meningkat
b. Dampak Sosial/Masyarakat
• Angka kriminalitas akan meningkat
• Akses masyarakat miskin akan semakin terbatas
• Harga jasa dan pelayanan publik akan mahal
c. Dampak Otoritas/Pemerintah
• Etika sosial dan politik akan mati
• Tidak efisiennya jalan birokrasi
• Peraturan perundang-undangan tidak efektif
d. Dampak Pada Politik dan Demokrasi
• Banyak muncul kepemimpinan korupsi
• Kedaulatan rakyat akan hancur
• Kepercayaan publik pada demokrasi akan hilang.
6. Perbandingan Antara Kerugian Keuangan
Negara Dengan Hukuman Finansial
Koruptor
• Terpidana korupsi memperoleh sanksi berupa penjara dan
hukuman finansial, yaitu hukuman yang diberikan kepada
terpidana korupsi berupa uang yang harus dikembalikan ke Negara
karena sebuah tindakan korupsi

• Hukuman finansial, gabungan nilai hukuman denda, hukuman


pengganti, dan perampasan barang bukti (aset)

• Dalam perhitungan jumlah hukuman finansial yang dikenakan, aset


non moneter tidak dimasukkan ke dalam analisis karena tidak
terdapat nilai taksiran dari aset tersebut diputuskan pengadilan.
7. Pengertian Dan Unsur-unsur Biaya
Sosial Korupsi

• Pengertian: Biaya sosial korupsi adalah besarnya dampak korupsi


terhadap perekonomian negara. Tidak hanya mencakup kerugian
Negara, tapi juga kerugian akibat korupsi yang dialami masyarakat.

• Unsur-Unsur (menurut Brand & Price, 2000): menjelaskan 3 unsur


biaya sosial korupsi, yaitu biaya eksplisit korupsi, biaya implisit
korupsi (opportunity cost), dan biaya antisipasi dan reaksi
terhadap korupsi (biaya KPK, Jaksa, Hakim, Polisi, dsb.)
Hubungan Antara Dampak Korupsi, Biaya Sosial Korupsi, Dan Indikator Keberhasilan Pemberantasan
Korupsi
Biaya Sosial Korupsi

Jika Jika
Ditanggung Ditanggung
Biaya implisit
rakyat korupsi koruptor

Maka Biaya eksplisit Biaya antisipasi Maka


korupsi tindka korupsi

Pajak Digunakan untuk mensubsidi Biaya akibat Hukuman koruptor menjadi berat
selisih kerugian negara reaksi terhadap (memiskinkan koruptor)
korupsi

Kerugian keuangan negara


pelayanan public Biaya kesehatan Tingginya Kesenjangan tertutupi, memberikan efek jera
Mis alokasi
dan sector bisnis dan Pendidikan angka Pendapatan
tidak optimal mahal kemiskinan
sumber daya pada koruptor dan mencegah
keinginan korupsi

Maraknya praktik korupsi Angka IPK Indonesia yang merupakan salah Minimnya dampak korupsi dalam sector kehidupan
(suap menyuap, satu indikator keberhasilan pemberantasan dapat membuat angka IPK Indonesia yang
penyalahgunaan wewenang, korupsi, rendah dan slaah satu indikator merupakan salah satu indikator keberhasilan
dll) tercapai. pemberantasan korupsi, meningkat.
9. Pengertian Korupsi

Korupsi berasal dari bahasa Latin: corruptio, dari kata kerja corrumpere, yang berarti busuk, rusak, menggoyahkan,
memutarbalik, menyogok

Secara harfiah berarti: Kebusukan, Keburukan, Kebejatan, Ketidakjujuran, dapat disuap, tidak bermoral

Menurut KBBI: “Penyelewengan atau penggelapan uang negara atau perusahaan dan sebagainya untuk
kepentingan pribadi maupun golongan”

Korupsi menurut UU No 31 Tahun 1999 jo. UU


No 20 Tahun 2001:
“Setiap orang yang dengan sengaja melawan hukum
untuk melakukan perbuatan dengan tujuan memperkaya
diri sendiri atau orang lain atau suatu
korporasi yangmengakibatkan kerugian keuangan negara
atau perekonomian negara.”

Disebabkan oleh dua faktor yaitu: eksternal dan internal


10. Faktor – Faktor dan Teori Penyebab Korupsi

FAKTOR
INTERNAL
Faktor internal merupakan faktor penyebab korupsi
yang datang dari diri peribadi

FAKTOR
EKSTERNAL
Faktor penyebab terjadinya korupsi karena sebab-
sebab dari luar
Teori Penyebab Korupsi
1. Teori korupsi Jack Bologne GONE Theory 4. Teori Cost-Benefit Model
Faktor-faktor penyebab korupsi adalah keserakahan (greed), Menurut teori ini, korupsi terjadi jika manfaat
kesempatan (opportunity), kebutuhan (needs), dan korupsi yang didapat dirasakan lebih besar dari
pengungkapan (expose). biaya/risikonya (Nilai Manfaat Bersih Korupsi)
GONE = GREED + OPPORTUNITY + NEED + EXPOSE

2. Teori Korupsi Robert Klitgaard CDMA Theory 5. Teori Willingness and Opportunity to Corrupt
Korupsi terjadi karena adanya faktor kekuasaan dan Korupsi terjadi jika terdapat kesempatan/peluang
monopoli yang tidak dibarengi dengan akuntabilitas. (kelemahan sistem pengawasan kurang. Dan
Corruption = Directionary + Monopoly + Accountability sebagainya) dan niat/keinginan (didorong karena
(CDMA) kebutuhan & keserakahan)

3. Teori Korupsi Donald R. Cressey Fraud Triangle


Theory
Tiga faktor yang berpengaruh terhadap fraud (kecurangan)
adalah kesempatan, motivasi, dan rasionalisasi. Ketiga faktor
tersebut memiliki derajat yang sama besar untuk saling
mempengaruhi

http://mh.uma.ac.id/teori-teori-penyebab-korupsi/
11. Dasar Hukum Pemberantasan Korupsi di Indonesia

 Delik korupsi dalam KUHP


 UU No 24 Tahun 1960
 UU N0 03 Tahun 1971
 UU No 31 Tahun 1999
 UU No 20 Tahun 2001
 Konvensi Merinda di Meksiko Tahun
2003 oleh PBB
12. 7 Jenis Korupsi menurut UU TIPIKOR

 Diatur di dalam 12 Pasal di  Kerugian keuangan negara


dalam UU No. 31 tahun 1999.  Suap-menyuap
dan UU No. 20 tahun
 Penggelapan jabatan
 Sikap Curang
2001;
 Pemerasan
 Terdiri atas 7  Kepentingan dalam
macam perbuatan utama; pengadaan
 Apabila dijabarkan lebih rinci  Gratifikasi
menjadi 30 bentuk perbuatan
3. Perbedaan Gratifikasi, Uang
Pemerasan,
Pelicin, Dan
Suap
• Gratifikasi: Uang atau hadiah yang diberikan di luar gaji atau uang
sogokan yang diberikan dari satu pihak kepada pihak lain atas tujuan
tertentu (misal dari pengusaha kepada penguasa)

• Uang Pelicin: Pemberian (uang) untuk memulai, mengamankan,


mempercepat akses pada terjadinya suatu layanan

• Pemerasan: Pemaksaan orang menyerahkan barang/uang sebagiannya


dengan ancaman

• Suap: Tindakan pemberian uang/barang/bentuk lainnya dari


pembalasan dan pemberian, walaupun sikap tersebut berlawanan
dengan penerima.
14. Strategi dan rencana aksi pemberantasan korupsi
I. STRATEGI PENINDAKAN (REPRESIF)
Penegakan Hukum dengan tujuan untuk menimbulkan efek jera dan
menimbulkan rasa takut untuk melakukan tindak pidana korupsi, selain itu juga
bertujuan untuk membangun kesadaran untuk taat dan patuh pada hukum yang
berlaku

II. STRATEGI PENCEGAHAN (PERBAIKAN SISTEM)


Menutup kesempatan dan mempersempit ruang gerak untuk melakukan tindak
pidana korupsi melalui perbaikan, penyempurnaan dan penguatan system
dengan tujuan agar tidak bisa melakukan tindak pidana korupsi

III.STRATEGI PENDIDIKAN MASYARAKAT (MEMBANGUN


INTEGRITAS)
Membangun karakter bangsa yang berintegritas dengan tujuan agar tidak mau
korupsi bukan karena takut ataupun tidak adanya kesempatan tetapi memang
dilakukan dengan penuh kesadaran untuk menginternalisasikan nilai-nilai integritas
dalam kehidupan sehari-hari
15. Integritas dan Nilai-Nilai Antikorupsi

PENGERTIAN INTEGRITAS
INTEGRITAS adalah Kesesuaian antara pola pikir dari hati yang luhur,
perkataan yang benar, dan perbuatan yang baik
KARAKTERISTIK ORANG BERINTEGRITAS
 Kesesuaian antara pola pikir dari hati yang luhur, perkataan yang benar, dan
perbuatan yang baik tersebut tercermin dalam kehidupan keseharian orang yang
berintegritas
 Menjadi teladan bagi orang lain
 Tidak ragu menyatakan kebenaran dan mempertahankannya meskipun di
situasi yang sulit
 Berani mengingatkan atau menegur kawan atau atasan yang salah
meskipun dampaknya dapat merugikan dirinya
Nilai-Nilai
Antikorupsi
Tokoh kepolisian Indonesia yang pernah menjabat sebagai kepala kepolisian Negara
Republik Indonesia ke-5. Hoegeng terkenal sebagai polisi paling berani dan jujur di
indonesia oleh media dan masyarakat.
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai