The Use of Katakana in City Names in Java Island On Japanese Google Map PDF
The Use of Katakana in City Names in Java Island On Japanese Google Map PDF
JAPANEDU:
Jurnal Pendidikan dan Pengajaran Bahasa Jepang
http://ejournal.upi.edu/index.php/japanedu/index
ABSTRACT
Japanese has different characteristics from other foreign languages including having kana letters, kanji and romaji. The
kana letters include hiragana and katakana. The katakana letters are used to write loan word from foreign languages into
Japanese. The names from outside Japan are also written using katakana. This study discusses about the writing of names
of cities in Java island into Japanese katakana which contained in Japanese version of Google Maps. The aims of this study
are to know how google.map.jp write the names of cities in Java island using Japanese katakana and what pattern did they
use to write those city’s names. The analysis conducted by using descriptive method. The results of this study revealed that
in Japanese version of Google Map, there are 62 city names written in katakana, while the rest are written in romaji. There
are eight patterns found in writing the name of the cities using katakana. Those are including writing katakana based on
Hepburn style using the KVKV pattern, adding vowels to each closed syllable sound, writing “r” for the sound of “l”, and
syllable “ci” written as “chi (チ)” or “shi (シ)”.
KEYWORDS
ARTICLE INFO
First received: 07 May 2019 Final proof accepted: 27 June 2019
Available online: 28 June 2019
kosakata bahasa Indonesia ke dalam katakana aktual (Sutedi, 2009). Istilah deskriptif itu
bahasa Jepang yang memiliki bunyi [n] berekor menyarankan bahwa penelitian yang dilakukan
/ng/[η] dan yang memiliki bunyi huruf h hanya semata-mata hanya dilakukan berdasarkan
bertangkai atas /h/ [ħ] dipengaruhi oleh bunyi fakta yang ada atau fenomena yang memang
dalam Bahasa Indonesia yang kemudian akan secara empiris hidup pada penutur-penuturnya,
disesuaikan dengan bunyi yang terdapat dalam sehingga yang dihasilkan atau yang dicatat berupa
bahasa Jepang sendiri. Dalam penelitiannya data perian bahasa yang biasa dikatakan sifatnya
diambil dari website yang menawarkan tentang seperti potret yaitu paparan seperti apa adanya.
wisata. Bahwa perian yang deskriptif itu tidak
Wijaya (2015) dalam penelitiannya mengenai mempertimbangkan benar salahnya penggunaan
penggunaan huruf katakana dalam komik bahasa oleh penutur-penuturnya (Sudaryanto,
doraemon menyatakan bahwa terdapat katakana 1992).
dengan bunyi rangkap, bunyi panjang dan
konsonan c, b, g, k, l, m, p, dan s. Penggunaan Teknik Pengumpulan Data
huruf katakana ini sebagai fungsi onomatope,
menegaskan makna dan serapan dalam Bahasa Instrumen yang digunakan untuk mengambil data
asing. berupa data penulisan nama kota dan kabupaten
Mengenai analisis kesalahan pengunaan di pulau Jawa dari aplikasi Google Map versi
penulisan katakana pada pembelajaran Bahasa Jepang. Aplikasi Google Map versi Jepang
Jepang, Pratiwi (2014) menemukan bahwa dijadikan acuan karena aplikasi ini digunakan
kesalahan penulisan katakana pada gairaigo ini secara umum oleh khalayak ramai sehingga dapat
terjadi karena pengaruh bahasa Ibu dan kebiasaan dianggap sebagai data yang berterima.
serta pendapat populer. Kesalahan yang paling
banyak ditemukan adalah pada bunyi panjang Teknik Analisis Data
dan konsonan rangkap (Pratiwi, 2014).
Berdasarkan hasil penelitian di atas, fokus Data yang terkumpul diolah secara kualitatif dan
penelitian ini adalah untuk mencari tahu dikaji dengan mempergunakan teknik kajian yang
bagaimana pola penulisan nama-nama kota di relevan. Pengolahan data dalam penelitian ini
pulau Jawa menggunakan katakana pada Google dilakukan melalui tiga kegiatan analisis yakni
map versi Bahasa Jepang. Apakah perubahan ini sebagai berikut.
disesuaikan dengan pelafalan orang Jepang saat
menyebutkan nama dalam bahasa asing tersebut, a. Seleksi Data
atau disesuaikan dari huruf latin yang tertulis Dalam tahap ini peneliti melakukan seleksi data
pada Bahasa Indonesia aslinya. Sehingga dan menggolongkan data. Data-data berupa
penelitian ini pada akhirnya bertujuan untuk contoh penulisan nama tempat di pulau jawa dan
mengidentifikasi standar penulisan nama asing Madura pada laman Google Map versi Jepang
dengan menggunakan katakana yang baik dan yang telah dikumpulkan kemudian
benar. dikelompokkan berdasarkan wilayah administrasi
Manfaat dari penelitian ini adalah mengetahui provinsi di Pulau Jawa. Jumlah provinsi di Pulau
pola penulisan nama-nama kota di pulau Jawa jawa ada 6 provinsi yaitu, Banten, DKI Jakarta,
menggunakan katakana, dan dapat dijadikan Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, dan
panduan ketika akan menuliskan nama tempat Jawa Timur.
dalam Bahasa Indonesia ke Bahasa Jepang dalam
katakana. b. Penyajian Data
Pada penelitian ini, data yang telah direduksi
disajikan dalam bentuk tabel untuk
METODE PENELITIAN mempermudah proses analisis.
c. Penarikan Kesimpulan
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif
Penarikan kesimpulan dilakukan dengan
yaitu penelitian yang dilakukan untuk
memperhatikan data yang ada dengan analisis
menggambarkan, menjabarkan suatu fenomena
yang disesuaikan dengan rumusan masalah yang
yang terjadi saat ini dengan menggunakan
akan dijawab, hingga akhirnya diperoleh
prosedur ilmiah untuk menjawab masalah secara
kesimpulan yang komprehensif.
27 | P a g e
e- ISSN 2528-5548
Asteria Permata Martawijaya, Rd. Januar Radhiya, The Use of
Katakana in City Names in Java Island on Japanese Google Map
28 | P a g e
e- ISSN 2528-5548
JAPANEDU: Jurnal Pendidikan dan Pengajaran Bahasa Jepang
Vol. 04, No. 01, June 2019, pp. 26-36
29 | P a g e
e- ISSN 2528-5548
Asteria Permata Martawijaya, Rd. Januar Radhiya, The Use of
Katakana in City Names in Java Island on Japanese Google Map
30 | P a g e
e- ISSN 2528-5548
JAPANEDU: Jurnal Pendidikan dan Pengajaran Bahasa Jepang
Vol. 04, No. 01, June 2019, pp. 26-36
Tabel 7: Nama Kota dengan Akhiran Berpola KVK Nama kota dengan akhiran berpola KVK yang
fonem terakhirnya bukan konsonan “n”, seperti
Nama kota Katakana Romaji Pola Bogor, Cianjur dan Depok, mengalami
Banten バンテン Banten KVKKVK perubahan bunyi konsonan saat dituliskan dengan
Cilegon シレゴン Shiregon KVKVKVK katakana. Yaitu dari konsonan “r” menjadi silabel
Kuningan クニンガン Kuningan KVKVKVK
“ru” dan dari konsonan “k” menjadi silabel “ku”.
Cirebon チルボン Chirubon KVKVKVK
Hal ini disebabkan karena karakteristik huruf
Kebumen ケブメン Kebumen KVKVKVK
dalam Bahasa Jepang menggunakan silabel
Sragen スラゲン Suragen KVKVKVK
Bangkalan バンカラン Bankaran KVKKVK
terbuka. Oleh karena itu, semua kata serapan dari
Pacitan パチタン Pachitan KVKVKVK bahasa asing yang mengandung silabel tertutup
KVKVKVK harus mengikuti aturan silabel bahasa Jepang,
Pamekasan パメカサン Pamekasan dengan cara menambahkan vokal pada akhir
VK
Tuban トゥバン Tuban KVKVK silabel tertutup. Silabel tertutup “t” dan “d”
Klaten クレートン Kurēton KVKVK ditambah dengan “o”, sedangkan silabel tertutup
Bogor ボゴール Bogôru KVKVK “c, b, f, g, k, l, m, p, s” ditambah “u”
Depok デポック Deppoku KVKVK (Kawarazaki, 1998).
Cianjur シアンジャー Shianjā KVVKKVK
Nama Kota yang Mengandung Konsonan
Tabel 7 menunjukkan bahwa nama kota Rangkap
dengan akhiran berpola KVK yang fonem
terakhirnya berupa konsonan “n” saat ditulis Dari data diperoleh pula nama-nama kota yang
menggunakan katakana pola susunan katanya mengandung 2 konsonan yang berurutan
tidak berubah. Hal ini dikarenakan dalam bahasa (konsonan rangkap) di bagian tengah kata. Saat
Jepang juga terdapat konsonan “n”. ditulis menggunakan katakana, nama kota-kota
tersebut ditulis dengan menambahkan sebuah
vokal di belakang masing-masing konsonan
Nama Kota dengan Akhiran KVK - Selain seperti terlihat dalam tabel 9.
Konsonan “n”
Tabel 9: Nama Kota yang Mengandung Konsonan
Pada penulisan silabel tertutup pada Bahasa Rangkap
Indonesia seperti diakhiri huruf konsonan lain
selain “n” maka dalam penulisan katakananya Nama kota Katakana Romaji Pola
huruf konsonan tersebut di berikan huruf vokal Rangkas ランカス Sbi à
Rankasubitun
tambahan seperti terlihat pada tabel 8. bitung ビトゥン su-bi
gla à
Pandeglang パンデグラン Pandeguran
Tabel 8: Nama Kota dengan Silabel Tertutup gu-ra
dra à
Nama Indramayu インドラマユ Indoramayu
Katakana Romaji Pola do-ra
kota
rwa à
Bogor ボゴール Bogôru r à ru Purwakarta プルワカルタ Puruwakaruta
ru-wa
Ciamis チアミス Chiamisu s à su
rwo à
Garut ガルト Garuto t à to Purwokerto フルウォケルト Puruwokeruto
ru-wo
Depok デポック Deppoku k à ku
bre à
Brebes ブレベス Burebesu s à su Brebes ブレベス Burebesu
bu-re
Cilacap チラチャプ Chirachapu p à pu
rwo à
Kudus クドゥス Kudusu s à su Purwodadi プルウォダディ Puruwodadi
ru-wo
Tegal テガル Tegaru l à ru
bri à
Jember ジェンベル Jenberu r à ru Blitar ブリタル Buritaru
bu-ri
Nganjuk ヌガンジュク Nuganjuku k à ku rto à
Bangil バンギル Bangiru l à ru Mojokerto モジョケルト Mojokeruto
ru-to
Sumenep スメネプ Sumenep p à pu pro à
Blitar ブリタル Buritaru r à ru Probolinggo プロボリンゴ Puroboringo
pu-ro
r à bentuk rta à
Cianjur シアンジャー Shianjā Jakarta ジャカルタ Jakaruta
panjang ru-ta
31 | P a g e
e- ISSN 2528-5548
Asteria Permata Martawijaya, Rd. Januar Radhiya, The Use of
Katakana in City Names in Java Island on Japanese Google Map
Dari tabel 9 dapat kita lihat bahwa konsonan Dari tabel 10 dapat kita lihat bahwa nama
“s, g, r, b, p” diakhiri dengan bunyi vokal “u”, kota yang mengandung konsonan “l” saat ditulis
sedangkan huruf “d”, diakhiri bunyi “o”. Hal ini menggunakan katakana berubah menjadi
disebabkan karena karakteristik huruf dalam konsonan “r”. Pada umumnya vokal yang
Bahasa Jepang adalah menggunakan silabel mengikuti konsonan “l” ini tidak mengalami
terbuka. Oleh karena itu, semua kata serapan dari perubahan, tetap seperti pada nama aslinya. Dan
bahasa asing yang mengandung silabel tertutup saat konsonan “l” berdiri sendiri, akan
harus mengikuti aturan silabel bahasa Jepang, mendapatkan tambahan vokal “u” menjadi “ru”.
dengan cara menambahkan vokal pada akhir Akan tetapi, dari data ditemukan adanya
silabel tertutup. Silabel tertutup “t” dan “d” pengecualian yaitu pada nama kota “klaten”,
ditambah dengan “o”, sedangkan silabel tertutup dimana silabel “la” saat ditulis menggunakan
“c, b, f, g, k, l, m, p, s” ditambah “u” katakana berubah menjadi “rē”. Hal ini
(Kawarazaki, 1998). disebabkan oleh kesalahan transkripsi akibat
perbedaan bahasa ibu.
Nama Kota yang Mengandung Konsonan “l”
Nama Kota yang Mengandung Bunyi “ng”
Nama kota dengan menggunakan konsonan “l”
yang terdapat pada Google Map versi Jepang Dalam bahasa Indonesia ada konsonan rangkap
antara lain seperti terlihat pada tabel 10. dengan bunyi mendengung yaitu bunyi “ng”.
Cukup banyak nama kota di Indonesia yang
Tabel 10: Nama kota yang mengandung konsonan “l” menggunakan bunyi seperti itu, misalnya
Nama kota Katakana Romaji Pola Bandung, Tulungagung, Ngawi dan sebagainya.
パンデグラ lang à
Bunyi “ng” dapat digunakan di awal, tengah
Pandeglang ン
Pandeguran
rang
dan akhir nama kota/ kabupaten di Indonesia.
le à a. Nama Kota dengan bunyi “ng” di awal kata
Cilegon シレゴン Shiregon
re
lo à Tabel 11: Nama Kota dengan Bunyi “ng” di awal kata
Blora ブローラ Burôra
ro
Nama
la à Katakana Romaji Pola
Cilacap チラチャプ Chirachapu kota
ra
Nganjuk ヌガンジュク Nuganjukku Ng à ヌガ
la à
Klaten クレートン Kurēton Ngawi ガウィ Gawi Ng à ガ
rē
Pemalang ペマラン Pemaran lang à ran
Tegal テガル Tegaru l à ru Seperti terlihat pada tabel 11, kota Nganjuk
Magelang マゲラン Mageran lang à ran saat dituliskan menggunakan katakana bunyi “ng”
ぺカロンガ lo à menjadi huruf “nu (ヌ)” dan huruf “ga (ガ)”
Pekalongan Pekarongan menjadi “nuga (ヌガ)”. Kemudian untuk bunyi
ン ro
Bangkalan バンカラン Bankaran lan à ran “ng” pada kota Ngawi berbeda dengan Nganjuk
la à dimana pada kata Ngawi itu bunyi “ng”-nya
Lamongan ラモンガン Ramongan hanya di tulis dengan huruf “ga (ガ)” saja. Tidak
ra
là disertakan huruf “n (ン)” atau “nu (ヌ)” sebagai
Bangil バンギル Bangiru pelengkap bunyi “ng” pada nama kota itu.
ru
Tulungagu トゥルン lu à
Turungagun b. Nama Kota dengan Bunyi “ng” di tengah
ng ガグン ru
kata
li à
Blitar ブリタル Buritaru
ri Kota-kota yang menggunakan bunyi “ng” di
Malang マラン Maran lang à ran tengah kata adalah seperti terlihat pada tabel 12.
Probolingg プロボリン ling à rin Setiap bunyi “ng” di tengah kata digunakan huruf
Puroboringo
o ゴ “n (ン)” dan silabel “ka (カ)、”gi (ギ)、”ga (ガ)
atau huruf katakana lain yang mempunyai bunyi
konsonan “k” atau “g” sesuai dengan nama
daerah asal dari tulisan romaji.
32 | P a g e
e- ISSN 2528-5548
JAPANEDU: Jurnal Pendidikan dan Pengajaran Bahasa Jepang
Vol. 04, No. 01, June 2019, pp. 26-36
Tabel 12: Nama Kota dengan Bunyi “ng” di Tengah d. Nama Kota dengan Bunyi “ng” di Tengah
Kata dan di Akhir Kata
Nama
Katakana Romaji Pola Penggunaan nama kota dengan bunyi “ng” di
kota
tengah dan di akhir kata dapat dilihat pada tabel
Nga à
Kuningan クニンガン Kuningan 14.
n-ga ンガ
Ngkaà Tabel 14: Nama Kota dengan “ng” di Tengah dan di
Bangkalan バンカラン Bankaran
n-ka ンカ Akhir Kata.
Ngi à
Bangil バンギル Bangiru Nama kota Katakana Romaji Pola
n-gi ンギ ランカス ンカ…..ト
Nga à Rangkasbitung ビトゥン
Rankasubitun ゥン
Lamongan ラモンガン Ramongan
n-ga ンガ ンゲ…..ラ
Tangerang タンゲラン Tangeran ン
トゥルンガ ンガ…..グ
Tulungagung グン
Turungagun ン
c. Nama Kota dengan Bunyi “ng” di akhir
kata
Tabel 14 memperlihatkan bahwa penulisan
Nama-nama kota yang memiliki bunyi “ng” di nama kota dengan bunyi “ng” di tengah dan di
akhir kata yang terdapat dalam Google Map versi akhir kata adalah gabungan penggunaan huruf “n
Jepang adalah seperti terlihat pada tabel 13. ( ン )” di tengah kata yang dilanjutkan bunyi
silabel terbuka dari ka-gyou (カ行/baris ka) dan ga-
Tabel 13: Nama kota yang bunyi “ng” berada di akhir gyou (ガ行/baris ga). Sedangkan bila di akhir kata
kata. cukup menggunakan huruf “n (ン)”.
Nama kota Katakana Romaji Pola Nama Kota dengan Bunyi “ny”
lang à
Pandeglang パンデグラン Pandeguran
ran ラン Dalam Bahasa Indonesia ada bunyi “ ny ”
rang à seperti pada kota Banyuwangi. Ketika di
Serang セラン Seran tulisakan kedalam katakana di Google Map versi
ran ラン
wang à Jepang ditulis menjadi banyuwangi (バニュワン
Karawang カラワン Karawan ギ). Penulisannya cukup dengan menggunakan
wan ワン
danà huruf “nyu ( ニ ュ )” saja karena vokal yang
Sumedang サマダン Samadan menyertai bunyi “nyu” pada banyuwangi adalah
dan ダン
“u” sehingga “ニュ” digunakan.
dung à
Bandung バンドン Bandon
don ドン Nama Kota dengan Awalan “ci”
lang à
Pemalang ペマラン Pemaran
ran ラン Ada beberapa daerah yang menggunakan silabel
bang à “ci” di awal kata berikut nama-nama tempatnya
Rembang レンバン Renban seperti terlihat pada tabel 15.
ban バン
lang à
Magelang マゲラン Mageran Tabel 15: Nama Kota dengan Awalan “Ci”
ran ラン
lang à Nama
Malang マラン Maran Katakana Romaji Pola
ran ラン kota
Ciamis チアミス Chiamisu Ci à チ
Seperti terlihat pada tabel 13, setiap bunyi “ng” Cianjur シアンジャー Shianjā Ci à シ
pada akhir kata di nama kota menggunakan huruf Cilacap チラチャプ Chirachapu Ci à チ
katakana “n (ン)” karena bunyi huruf “n (ン)” di Cilegon シレゴン Shiregon Ci à シ
akhir kata dalam bahasa Jepang dapat berbunyi Cirebon チルボン Chirubon Cià チ
seperti bunyi “ng” di dalam bahasa Indonesia.
33 | P a g e
e- ISSN 2528-5548
Asteria Permata Martawijaya, Rd. Januar Radhiya, The Use of
Katakana in City Names in Java Island on Japanese Google Map
Pada nama kota yang berwalan “ci” seperti “la” saat ditulis dengan menggunakan katakana
pada tabel 15, bisa ditulis dalam katakana berubah menjadi “rē”. Hal ini disebabkan oleh
menggunakan huruf “chi (チ)” atau huruf “shi (シ kesalahan transkripsi akibat perbedaan bahasa
)” contohnya seperti pada ciamis itu menjadi ibu.
chiamisu ( チアミス) Sedangkan untuk cilegon Dalam Bahasa Indonesia terdapat konsonan
ditulis menjadi shiregon (シレゴン). rangkap dengan bunyi mendengung yaitu bunyi
Dari data dan analisis di atas, dapat diketahui “ng”. Cukup banyak nama kota di Indonesia
bahwa pola atau aturan penggunaan katakana yang menggunakan bunyi seperti itu, misalnya
pada penulisan kota/kabupaten di pulau Jawa Bandung, Tulungagung, Ngawi dan sebagainya.
memiliki delapan pola umum. Bunyi “ng” dapat digunakan di awal, tengah dan
Pola pertama yaitu nama kota yang memiliki akhir nama kota/kabupaten di Indonesia.
pola susunan kata KVKV saat ditulis Penulisan nama kota dengan bunyi “ng” di awal
menggunakan katakana pola susunan katanya kata dapat dilihat pada nama kota Nganjuk
tidak berubah tetap dengan pola KVKV. Namun dituliskan ke dalam katakana bunyi “ng” menjadi
pada nama kota yang memiliki fonem vokal “e” huruf “nu (ヌ)” dan huruf “ga (ガ)” menjadi nuga(
diawal kata seperti Bekasi dan Kediri, mengalami ヌガ). Kemudian untuk bunyi “ng” pada kota
perubahan bunyi vokal saat dituliskan dengan Ngawi berbeda dengan Nganjuk dimana pada
katakana. Yaitu dari vokal “e” menjadi vokal “u”. kata Ngawi bunyi “ng” hanya di tulis dengan
Selain itu, nama kota dengan akhiran berpola huruf “ga(ガ)” saja, tanpa menyertakan huruf “n (
KVK yang fonem terakhirnya berupa konsonan ン)” atau “nu(ヌ)” sebagai pelengkap bunyi “ng”
“n” saat ditulis menggunakan katakana pola pada nama kota itu. Setiap bunyi “ng” di tengah
susunan katanya tidak berubah tetap dengan pola kata digunakan huruf “n (ン)” dan silabel “ka (カ)
KVK. Hal ini dikarenakan dalam bahasa Jepang 、”ki (ギ)、”ga(ガ)” atau huruf katakana lain
juga terdapat konsonan “n”. Sedangkan penulisan yang mempunyai bunyi konsonan “k” atau “g”
katakana nama kota dengan akhiran KVK diakhiri sesuai dengan nama daerah asal dalam tulisan
huruf konsonan lain selain “n” di berikan huruf romajinya. Setiap bunyi “ng” pada akhir kata di
vokal tambahan.
nama kota digunakan huruf katakana “n (ン)”
Kemudian, dari data diperoleh juga nama-
karena bunyi huruf “n (ン)” di akhir kata dalam
nama kota yang mengandung 2 konsonan yang
berurutan (konsonan rangkap) di bagian tengah bahasa Jepang dapat berbunyi seperti bunyi “ng”
kata. Saat menggunakan katakana nama kota-kota di dalam bahasa Indonesia. Sedangkan penulisan
tersebut ditulis dengan menambahkan sebuah nama kota dengan bunyi “ng” di tengah dan di
vokal di belakang masing-masing konsonan. akhir kata adalah gabungan penggunakan antara
Dimana konsonan “s, g, r, b, p” diakhiri dengan huruf “n (ン)” di tengah kata dengan dilanjutkan
bunyi vokal “u”, sedangkan huruf “d”, diakhiri bunyi silabel terbuka dari ka-gyou (カ行) dan ga-
bunyi “o”. Hal ini disebabkan karena karakteristik gyou ( ガ 行 ). Bunyi “ny” seperti pada kota
huruf dalam Bahasa Jepang adalah menggunakan Banyuwangi ketika di tulis menggunakan
silabel terbuka. Oleh karena itu, semua kata katakana menjadi banyuwangi ( バ ニュワン ギ).
serapan dari bahasa asing yang mengandung Penulisannya cukup dengan menggunakan huruf
silabel tertutup harus mengikuti aturan silabel “nyu (ニュ)” saja Karena vokal yang menyertai
bahasa Jepang, dengan cara menambahkan vokal bunyi “nyu” pada banyuwangi adalah “u” makan
pada akhir silabel tertutup. Silabel tertutup “t, d” “ニュ” digunakan.
ditambah dengan “o”, sedangkan silabel tertutup Di sisi lain, nama kota yang berwalan “ci”
“c, b, f, g, k, l, m, p, s” ditambah “u”. Sedangkan bisa dituliskan dalam katakana dengan
nama kota yang mengandung konsonan “l” saat menggunakan huruf “chi (チ)” atau huruf “shi (シ
ditulis menggunakan katakana berubah menjadi )” contohnya seperti pada ciamis itu menjadi
konsonan “r”. Pada umumnya vokal yang
chiamisu ( チアミス) Sedangkan untuk cilegon
mengikuti konsonan “l” ini tidak mengalami
perubahan, tetap seperti pada nama aslinya. Dan ditulis menjadi shiregon (シレゴン).
saat konsonan “l” berdiri sendiri, akan
mendapatkan tambahan vokal “u” menjadi “ru”.
Akan tetapi, dari data ditemukan adanya
kekecualian yaitu pada nama kota “klaten” silabel
34 | P a g e
e- ISSN 2528-5548
JAPANEDU: Jurnal Pendidikan dan Pengajaran Bahasa Jepang
Vol. 04, No. 01, June 2019, pp. 26-36
35 | P a g e
e- ISSN 2528-5548
Asteria Permata Martawijaya, Rd. Januar Radhiya, The Use of
Katakana in City Names in Java Island on Japanese Google Map
36 | P a g e
e- ISSN 2528-5548