Urban Peduli Ifthor Lansia
Urban Peduli Ifthor Lansia
Nikmat beriman, kembali ke jalan Allah SWT adalah suatu anugrah yang tak
pernah disangka. Ibu Karti memutuskan untuk mengucapkan dua kalimat
syahadat, menjadi seorang mualaf, hidup sebagai seorang muslim.
Tak mudah perjalanan Ibu Karti setelah menjadi mualaf. Sudah pasti keputusan
hidupnya ini ditentang sanak keluarga. Tak sedikit dari mereka melontarkan
kalimat menyakitkan, “Aku tak akan anggap kamu sebagai keluarga.”
Tapi Sang Pemilik Hati buat Ibu Karti tetap tegar. Kasih sayangNya juga turut
menguji Bu Karti dengan kejadian saat suaminya berpulang lima tahun lalu. Belum
lagi ada cucunya, Farel, yang ditelantarkan oleh ayahnya sendiri. Ibu Farel
akhirnya merantau jadi asisten rumah tangga.
Ibu Karti sendiri harus bekerja. Mengais rejeki yang bergantung dari rumput
ternak. Upahnya tak seberapa, yang penting ada beras untuk 3 hari ke depan agar
ia dan cucunya bisa makan.
“Saya sedang diuji keimanannya dengan hidup sangat sederhana seperti ini,”
ungkap Ibu Karti.
Ibu Karti hanya menuntut dirinya sendiri bisa bertahan hidup meski seadanya.
Sempat terpikir olehnya, mungkin inilah satu-satunya jalan untuk menebus dosa-
dosanya yang lampau.