Anda di halaman 1dari 1

Hidup Di Desa Kadileben

Ketika saya pertama kali mendengar tentang live in, saya


tidak tahu apa itu. Saya harus bertanya kepada teman saya
untuk menjelaskannya. Awalnya, saya cukup terkejut
karena kami akan tinggal di desa, dan saya belum pernah
tinggal di desa sebelumnya. Orangtua saya cukup senang
karena akhirnya mereka bisa meminta saya untuk hidup
mandiri tanpa harus diberi tahu apa yang harus dilakukan
setiap saat. Sebelum pergi untuk live in, saya harus
menyiapkan pakaian saya dan membawa beberapa
camilan untuk kegiatan seminggu. Ketika saya tiba di
tempat live in, saya sudah merindukan rumah dan ingin
segera kembali. Pada hari pertama, saya cukup terkejut
karena harus tidur di atas kayu bukan di atas kasur, dan
saya terbangun oleh ayam sekitar jam 4:40 pagi. Saya juga
harus mandi di dekat kandang ayam dan sapi serta jongkok
saat menggunakan toilet. Meskipun menghadapi tantangan
tersebut, saya merasa bangga bahwa saya dilahirkan di
kota dan memiliki kehidupan yang lebih nyaman.
Pengalaman ini mengajarkan saya untuk bersyukur atas
kehidupan yang saya miliki. Ibuku merawat saya seperti
anaknya sendiri dan memberi saya makanan lezat dan
bergizi setiap hari. Ayat Alkitab Galatia 6:9 mengingatkan
kita untuk terus melakukan kebaikan, bahkan ketika terasa
sulit dan melelahkan, karena kita akhirnya akan menuai
hasilnya jika kita tidak menyerah.

Anda mungkin juga menyukai