Anda di halaman 1dari 20

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis atau Desain Penelitian


Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif, yaitu penelitian yang
menggunakan prosedur pemecahan masalah dan tidak menggunakan
perhitungan (Anwar, 2015: 22). Dalam penelitian ini data yang akan
digunakan berbentuk kata, kalimat, wacana, serta teks, yang menggambarkan
dan menjelaskan nilai-nilai karakter yang terdapat dalam novel Maryamah
Karpov: Mimpi-mimpi Lintang karya Andrea Hirata. Jadi, dalam hal ini peneliti
mendekatkan diri kepada objek secara utuh.
Penelitian ini secara intensif meneliti nilai-nilai karakter yang terdapat
pada novel Maryamah Karpov: Mimpi-mimpi Lintang karya Andrea Hirata.
Hasilnya kemudian dianalisis secara deskriptif. Metode yang digunakan pada
penelitian ini adalah metode analisis isi Vredenbreght (Ratna, 2006: 48)
menjelaskan bahwa metode analisis isi pertama kali digunakan di Amerika
Serikat tahun 1926. Secara praktis, metode analisis isi telah digunakan jauh
sebelumnya. Analisis isi berhubungan dengan isi komunikasi, baik secara
verbal dalam bentuk bahasa maupun nonverbal dalam dalam bentuk arsitektur,
pakaian, alat rumah tanggadan media elektronik. Analisis isi dalam karya sastra
adalah pesan-pesan yang degan sendirinyasesuai dengan hakikat sastra.
Lebih lanjut lagi (Ratna, 2006: 48) menjelaskan bahwa metode analisis isi
terdiri dari dua macam yaitu isi laten dan isi komunikasi. Isi laten adalah isi
yang terkandung dalam dokumen dan naskah, sedangkan isi komunikasi pesan
yang terkandung sebagai akibat komunikasi yang terjadi. Analisis terhadap isi
laten akan menghasilkan arti sedangkan analisis terhadap isi komunikasi akan
menghasilkan makna.
Ratna (2006:49) menyatakan bahwa sebagaimana metode kualitatif, dasar
pemikiran metode analisis isi adalah penafsiran. Penafsiran dalam metode
kualitatif memberikan perhatian pada situasi alamiah sedangkan metode
analisis isi memberikan pethatian pada isi pesan. Peneliti menggunakan metode

28
29

analisis isi penerapannya sesuai dengan pendapat Kholil, (2006: 57). Pertama
menentukan objek penelitian, objek penelitian yang digunakan berupa novel.
Kedua, menentukan bahan-bahan yang hendak dikaji, buku-buku rujukan yang
relevan untuk dapat dijadikan sumber data pendukung. Ketiga, menentukan
kategori yang akan diteliti. Keempat, menentukan unit analisis. Kelima,
membuat kerangka koding. Keenam, membuat borang koding. Ketujuh,
mengkoding data. Kedelapan, menganalisis data.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat yang digunakan dalam penelitian ini tidak terkait pada suatu
tempat, karena objek yang dikaji dalam penelitian ini berupa novel. Artinya
setiap tempat dapat digunakan jika memungkinkan dan mendukung untuk
dilaksanakan penelitian. Dengan kata lain pada penelitian ini tidak menuntut
untuk terjun ke lapangan langsung. Sebagai peneliti dalam menganalisis novel
ini dilakukan secara bebas di mana saja, artinya tidak terikat dengan tempat
tertentu. Waktu yang digunakan dalam penelitian mulai dari pembuatan
proposal awal Desember 2019 hingga akhir Mei.
C. Data dan Sumber Data
1. Data
Data yang digunakan pada penelitian ini berupa kata, kalimat, dan
wacana yang terdapat dalam novel Maryamah Karpov: Mimpi-mimpi
Lintang karya Andrea Hirata. Kemudian data tersebut dianalisis nilai-nilai
karakternya. Karena pada dasarnya pada penelitian sastra, data yang
digunakan berupa kata dan kalimat.
2. Sumber Data
Sumber data diperoleh dari mana data tersebut. Dalam penelitian sastra,
sumber data dapat berupa novel, cerita pendek, drama,dan lain-lain. Dalam
penelitian ini sumber data yang digunakan berupa novel. Sumber data yang
diapakai dibagi menjadi dua yaitu sumber data primer dan sumber data
sekunder. Dalam penelitian ini sumber data primer berupa novel Maryamah
Karpov: Mimpi-mimpi Lintang karya Andrea Hirata sebagai berikut:
30

Judul : Maryamah Karpov: mimpi-mimpi lintang


Pengarang : Andrea Hirata
Nama Penerbit : Bentang Pustaka, Yogyakarta
Penyunting : Imam Risdiyanto
Tempat Terbit : Yogyakarta
TahunTerbit : 2008
Tebal : 504 Halaman
Sedangkan sumber data sekunder yang digunakan dalam penelitian
ini berupa karya tulis orang lain (skripsi), artikel-artikel, dan buku-buku
yang membahas mengenai sastra.
D. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
Peneliti sendiri dalam penelitian ini menjadi instrumen yang berperan
sebagai perencana, pengumpul data, penafsir data, penganalisis dan pelapor
hasil penelitian (Moleong, 2014: 54) . Hal ini tentunya dengan didasarkan pada
batas pengetahuan peneliti mengenai nilai-nilai karakter dalam sebuah novel.
Dengan demikian, peneliti harus memiliki kemampuan dan pengetahuan yang
memadai tentang nilai karakter.
Teknik adalah prosedur atau tata cara yang sistematis yang dilakukan
seorang peneliti dalam upaya mencapai tujuan seperti memecahkan masalah
atau menguak kebenaran atas fenomena tertentu (Siswanto, 2013: 55).
Pengumpulan data dapat dilakukan sebagai berikut.
1. Studi Kepustakaan
Dalam melakukan pengumpulan data yang digunakan penelitian yaitu
studi pustaka atau metode kepustakaan berdasarkan artikel atau buku yang
membahas mengenai nilai-nilai karakter, novel, dan sastra. Peneliti dalam
hal ini akan melakukan penelitian dengan cara membaca disetiap kata-kata
dan kalimat yang ada dalam novel Maryamah Karpov: Mimpi-mimpi
Lintang karya Andrea Hirata. Data yang terkumpul akan diklasifikasikan
menurut nilai-nilai karakter yang terdapat dalam objek penelitian tersebut.
Instrumen penelitian digunakan untuk mengumpulkan data. Instrumen
merupakan pedoman dan fasilitas untuk mendapatkan data yang tepat dan
31

akurat. Sanjaya (2016:74) menjelaskan bahwa instrumen penelitian adalah


alat yang digunakan untuk mengumpulkan data penelitian. Pada penelitian
kualitatif, Sugiyono (2015: 305) menjelaskan bahwa yang menjadi
instrumen utama dalam penelitian kualitatif adalah peneliti itu sendiri.
Dalam penelitian ini menggunakan instrumen analisis berupa tabel sebagai
alat untuk menganalisis nilai-nilai karakter. Adapun analisis yang akan
digunakan terlampir.
2. Baca dan Catat
Teknik baca dan catat adalah teknik yang digunakan untuk
mengumpulkan data dengan jalan membaca dan memahami seluruh isi
novel kemudian di catat untuk mendapatkan data yang akurat (Suryono,
2014: 34). Penelitian ini dalam menggunakan teknik pengumpulan data
berupa teknik baca dan catat. Langkah-langkah yang dilakukan dengan cara
membaca novel yang akan diteliti tersebut secara berulang-ulang dan teliti,
selanjutnya mencatat kalimat yang menyatakan nilai-nilai karakter dalam
sebuah kartu data.
Pencatatan dilakukan untuk mendokumentasikan hasil temuan. Teknik
pencatatan dilakukan dengan cara mengutip secara cermat dari data yang
berupa kata. Data tersebut dibaca kemudian dianalisis mana yang termasuk
nilai karakter dan bagaimana kategorinya. Setelah data diperoleh kemudian
diklasifikasi dan direduksi. Setelah diperoleh data yang sesuai, data
kemudian dimasukkan ke dalam tulisan.
Instrumen dalam pengumpulan data peneliti menggunakan alat pencatat
sebagai alat pembantu digunakan untuk memudahkan melakukan
pengelompokan data yang terdapat dalam novel Maryamah Karpov: Mimpi-
Mimpi Lintang Karya Andrea Hirata.
3. Angket
Menurut Sugiyono (2016: 199) angket adalah teknik pengumpulan data
dengan cara memberikan pertanyaan atau pernyataan secara tertulis kepada
sejumlah responden. Pengumpulan data dengan teknik angket ini dilakukan
dengan membagikan angket yang dapat dilakukan pada responden jumlah
32

yang besar dan tersebar diberbagai wilayah yang luas. Pengumpulan data
dengan angket teknik ini dianggap sebagai cara yang efektif dan efesien.
Pada penelitian ini angket digunakan sebagai instrumen untuk mengetahui
kelayakan dari bahan ajar yang disusun serta dapat dijadikan sebagi bahan
evaluasi. Oleh karenanya, bahan ajar yang disusun dapat sesuai dengan
persyaratan dan telah tervalidasi.
Instrumen pada penelitian ini yaitu instrumen validasi bahan ajar
digunakan untuk memvalidasi atau menilai bahan ajar yang sudah
dikembangkan. Lapau (2013: 110) mengemukakan bahwa validitas adalah
derajat ketepatan antara data yang terdapat di lapangan dengan data yang
dilaporkan peneliti. Data yang valid yaitu data yang tidak berbeda antara
data yang dilaporkan dengan data yang sesungguhnya yang terjadi pada
objek penelitian. Uji validitas dilakukan oleh ahli yang bersangkutan seperti
dua orang dosen pembimbing di lingkungan Jurusan Tadris Bahasa
Indonesia IAIN Syekh Nurjati Cirebon.
Validitas ahli dilakukan untuk mengetahui tingkat validitas bahan ajar
pada kesesuaian materi dengan landasan teoritis pengembangannya atau
teori (Akbar, 2015: 38). Validasi membantu dalam pengembangan bahan
ajar dibuat sesuai dengan kelayakan bahan ajar dengan teori pembelajaran
yang benar. Kriteria validitas bahan ajar menunjukkan kesesuaian antara
teori penyususunan dengan bahan ajar yang disusun dapat dilakukan valid
atau layak digunakan dalam penelitian. Valid atau tidaknya bahan ajar
ditentukan dari kecocokan hasil validasi empiris dengan kriteria validitas
yang ditentukan.
E. Keabsahan Data
Validitas atau keabsahan data pada penelitian kualitatif dapat dilihat
dalam beberapa macam. Menurut Bachtiar (2013:54-55) terdapat dua macam
validitas penelitian yaitu validitas internal dan validitas eksternal. Validitas
internal berkenaan dengan derajat akurasi desain penelitian dengan hasil yang
dicapai. Validitas yang diukur dengan besaran menggunakan instrumen
sebagai suatu kesatuan sebagai kriteria untuk menentukan validitas item atau
33

butir dari instrumen itu. Sementara itu, validitas eksternal berkenaan dengan
derajat akurasi apakah hasil penelitian dapat digeneralisasikan atau diterapkan
pada populasi dimana sampel tersebut diambil.
Lebih lanjut Bachtiar, (2013: 55) menjelaskan bahwa dalam penelitian
kualitatif, peneliti harus mendapatkan data yang valid. Data yang valid
didapatkan dengan teknik pemeriksaan. Pelaksanaan teknik pemeriksaan
didasarkan pada empat kriteria antara lain derajat kepercayaan, keteralihan,
kebergantungan, dan kepastian. Keempat teknik tersebut diterapkan agar data
yang didapatkan dalam penelitian kualitatif tidak invalid atau cacat.
Keabsahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik
triangulasi. Moleong (2014: 330-332) menjelaskan bahwa teknik triangulasi
merupakan teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu
yang lain. Teknik triangulasi yang paling banyak digunakan adalah
pemeriksaan melalui sumber lainnya. Triangulasi sebagai teknik pemeriksaan
dibedakan menjadi empat yaitu yang memanfaatkan penggunaan sumber,
metode, penyidik, dan teori.
Triangulasi dengan sumber berarti membandingkan dan mengecek balik
derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat
yang berbeda dalam penelitian kualitatif. Patton (Moleong: 2014: 330-331)
menyatakan bahwa hal tersebut dapat dicapai dengan membandingkan data
hasil pengamatan dengan data hasil wawancara. Kedua, membandingkan apa
yang dikatakan orang di depan umum dengan apa yang dikatakannya secara
pribadi. Ketiga, membandingkan apa yang dikatakan orang tentang situasi
penelitian dengan apa yang dikatakan sepanjang waktu. Keempat,
membandingkan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat dan
pandangan orang seperti rakyat biasa. Kelima, membandingkan hasil
wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan.
Patton (Moleong, 2014: 331) juga menjelaskan bahwa dalam triangulasi
dengan metode terdapat dua strategi yaitu pertama, mengecek derajat
kepercayaan penemuan hasil penelitian beberapa teknik pengumpulan data.
Kedua, mengecek derajat kepercayaan beberapa sumber data dengan metode
34

yang sama. Sedangkan pada triangulasi jenis ketiga memanfaatkan peneliti


lainnya untuk keperluan pengecekan kembali derajat kepercayaan data.
Pemanfaatan pengamat lainnya membantu mengurangi kemelencengan dalam
pengumpulan data. Sementara itu triangulasi dengan teori menurut Lincoln dan
Guba menyatakan bahwa fakta tidak dapat diperiksa derajat kepercayaannya
dengan satu atau lebih teori.
Jadi dapat disimpulkan bahwa triangulasi merupakan cara terbaik untuk
menghilangkan perbedaan-perbedaan konstruksi kenyataan yang ada dalam
konteks suatu studi ketika mengumpulkan data tentang berbagai kejadian dan
hubungan dari berbagai pandangan. Dengan triangulasi, peneliti dapat
mengecek ulang temuannya dengan jalan membandingkan dengan berbagai
sumber, metode, atau teori. Peneliti dapat melakukannya dengan jalan
mengajukan berbagai macam variasi pertanyaan, mengecek dengan berbagai
sumber data dan memanfaatkan berbagai metode agar pengecekan kepercayan
data dapat di pastikan ke akuratannya.
Beberapa macam triangulasi data sendiri menurut Denzin dalam
Moleong (2004: 330) yaitu dengan memanfaatkan penggunaan sumber,
metode, penyidik, dan teori ada beberapa macam yaitu:
1. Triangulasi sumber (data)
Triangulasi ini membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan
suatu informasi yang diperoleh melalui sumber yang berbeda dalam metode
kulitatif.
2. Triangulasi metode
Triangulasi ini menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek
data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda .
3. Triangulasi penyidikan
Triangulasi ini dengan jalan memenfaatkan peneliti atau pengamat lainnya
untuk keperluan pengecekan kembali derajat kepercayaan data.
35

4. Triangulasi teori
Triangulasi ini berdasarkan anggapan bahwa fakta tertentu tidak dapat
diperiksa derajat kepercayaan dengan satu atau lebih teori tetapi hal itu dapat
dilakukan, dalam hal ini dinamakan penjelasan banding.
Dari empat macam teknik triangulasi di atas, peneliti menggunakan teknik
triangulasi sumber (data) dan triangulasi metode untuk menguji keabsahan data
yang berhubungan dengan masalah penelitian yang diteliti oleh peneliti.
F. Teknik Analisis Data
Analisis data merupakan proses mencari dan menyususn data secara
sistematis. Sugiyono, (2015: 335) menjelaskan bahwa analisis data merupkan
proses mencari dan menyusun data secara sistematis. Data yang diperoleh
dapat berupa hasil wawancara, catatan lapangan dan dokumentasi atau bahan
lainnya. Data yang telah diperoleh diorganisasikan ke dalam kategori dan
dijabarkan kedalam unit-unit. Unit-unit tersebut digunakan untuk membuat
kesimpulan sehingga data mudah dipahami.
Teknik analisis data yang digunakan yaitu metode deskriptif karena data
yang akan diuraikan berupa kata-kata. Sugiyono, (2015: 337-347) menjelaskan
bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan
langsung terus menerus sehingga datanya jenuh. Sebelum masuk ke langkah
reduksi, dilakukan kegiatan pengumpulan data. Langkah-langkah analisis data
untuk novel adalah sebagai berikut.
1. Reduksi Data
Tahap reduksi data dalam penelitian ini memilih nilai-nilai karakter
yang terdapat dalam novel Maryamah Karvop: Mimpi-Mimpi Lintang karya
Adrea Hirata. Tahap yang dilakukan dalam proses reduksi data yaitu sebagai
berkut.
a. Memilih sesuai dengan kategori niali-nilai karakter dalam novel.
b. Meringkas data yang sudah dipilih.
c. Mencatat data penting agar data dapat tersimpan dengan baik.
d. Mengumpulkan data yang dianggap benar agar proses penelitian data
berjalan sesuai harapan.
36

2. Display Data (Penyajian Data)


Setelah proses reduksi data, tahap selanjutnya adalah penyajian data.
Setelah data sudah dipilih maka selanjutnya adalah menyajikan data dalam
bentuk deskriptif untuk memudahkan peneliti dalam menafsirkan data yang
diperoleh.
3. Penarikan Simpulan Hasil Analisis Data
Pada tahap ini dapat ditarik kesimpulan dari hasil reduksi dengan
penyajian data (pengolahan data) mengenai bentuk nilai-nilai karakter yang
terdapat dalam novel Maryamah Karvop: Mimpi-Mimpi Lintang karya
Andrea Hirata. Penarikan simpulan data hasil analisis ini menjawab
rumusan masalah yang pertama yaitu bagaimana bentuk niali-nilai karakter
dalam novel Maryamah Karpov: Mimpi-Mimpi Lintang karya Andrea
Hirata.
4. Mengonversikan Data
Tahap mengonversi data yaitu tahap dimana hasi pengolahan data yang
telah diperoleh dari novel Maryamah Karvop: Mimpi-Mimpi Lintang karya
Andrea Hirata kemudian dikonversikan atau dimasukkan kedalam bentuk
bahan ajar.
5. Memvalidasi Data
Setelah tahap mengkonversikan data maka tahap selanjutnya adalah
memvalidasi data, data di sini merupakan bentuk pengembangan bahan ajar
yang telah disesuaikan berdasarkan landasan teori pengembangannya
kemudian akan dievaluasi atau di uji validasi oleh para ahli (validator)
mengenai kelayakan (valid atau tidak valid)
6. Penarikan Kesimpulan Validasi Bahan Ajar
Pada tahap ini dapat ditarik kesimpulan menganai kelayakan dan hasil
validasi data yang telah divalidasi oleh para ahli. Penarikan simpulan ini
menjawab rumusan masalah yang kedua yaitu bagaimana pengembangan
bahan ajar berdasarkan hasil analisis nilai-nilai karakter pada novel
Maryamah Karpov: Mimpi-mimpi Lintang karya Andrea Hirata.
Permasalahn tersebut dapat diselesaikan dengan mengumpulkan berbagai
37

data atau jawaban fakta-fakta yang dicari selama proses pengumpulan data
berlangsung untuk menemukan kesesuaian jawaban dengan permasalahan
sehingga data yang diperoleh dapat dikatakan valid (layak)

Penarikan
Reduksi Data Penyajian Data
Simpulan Dari
Hasil Analisis

Penarikan
Memvalidasi Mengkonversikan
Simpulan Hasil
Data Data
Validasi Bahan Ajar

Gambar 2. Teknik Analisis Data

G. Tahap Pengembangan Bahan Ajar


1. Tahap Pendahuluan
a. Observasi
Dalam penelitian ini observasi dilakukan dengan cara mengamati
pembelajaran siswa mengenai materi novel. Hasil data observasi diambil
pada saat PLP berlangsung, upaya ini dilakukan agar mendapatkan data
mengenai kebutuhan siswa selama kegiatan belajar mengajar
berlangsung. Kesulitan yang terjadi pada siswa saat mempelajari materi
novel yaitu kurangnya motivasi, kurang menarik alur cerita novel yang
dipelajari, materi yang disampaikan membosankan, dan bahan ajar yang
digunakan sangat monoton.
Kurangnya motivasi membuat siswa tidak bersemangat dalam
proses kegiatan belajar mengajar sehingga yang dibutuhkan siswa adanya
dorongan guru agar sisiwa fokus dan tidak menyepelekan materi
38

menegenai novel. Kurang menarik alur cerita novel membuat siswa acuh
terhadap pembelajaran mengenai novel oleh karena itu yang dibutuhkan
siswa yaitu novel yang menarik minat baca siswa dan bahasa yang
digunakan mudah dipahami sehingga akan membuat siswa tertarik
mempelajari materi novel.
Materi yang disampaikan membosankan sehingga siswa
membutuhkan situasi pembelajaran yang menyenangkan. Oleh karena itu
yang harus dilakukan dengan cara metode pembelajaran yang tepat pada
saat menyampaikan materi novel salah satu caranya adalah dengan
menggunakan alat peraga, tidak hanya sekadar memamaparkan tetapi ada
paraktik yang harus dilakukan. Bahan ajar yang digunakan sangat
mononoton, membuat siswa tidak mau membacanya berlama-lama oleh
karena itu siswa membutuhkan bahan ajar yang isinya tidak terlalu banyak
materi, tetapi materi yang ada didalamnya singkat, padat dan jelas. Oleh
karena itu peneliti membuat sebuah bahan ajar berupa handout, bahasa
yang digunakan sangat ringan, isinya sangat padat tidak bertele-tele dan
memiliki bahasa yang mudah dipahami oleh siswa.
Dalam permasalahan yang dihadapi maka peneliti mendapatkan
solusi yaitu dengan membuat sebuah bahan ajar berupa handout, yang
dibuat sesuai dengan kebutuhan yang telah dipaparkan pada kalimat di
atas. Setelah ditemukan kebutuhan yang harus dicapai siswa maka
selanjutnya menerapkan kedalam bahan ajar yang akan dibuat. Bahan ajar
yang sesuai dengan kebutuhan yaitu handout.
Observasi mengungkapkan gambaran sistematis mengenai
peristiwa, tingkah laku, benda atau karya yang dihasilkan dan peralatan
yang digunakan. Penggunaan metode observasi secara tepat yang sesuai
dengan persyaratan yang digunakan dalam teknik-tekniknya, baik
digunakan secara tersendiri maupun digunakan secara bersama-sama
dengan metode lainnya dalam suatu kegiatan di lapangan, akan sangat
bermanfaat untuk memperoleh data yang tepat, akurat, dan dapat
dipertanggungjawabkan.
39

Untuk melaksanakan metode observasi sebaik-baiknya perlu latihan


dan pengalaman yang cukup, sekalipun banyak orang yang menganggap
kegiatan mengobservasi merupakan kegiatan yang paling mudah serta
dapat dilakukan secara sambil lalu. Mereka mungkin menganggap bahwa
metode observasi merupakan kegiatan sehari-hari dan tidak memerlukan
pemahaman yang mendalam. Sebab metode ini menggunakan mata untuk
melihat dan mengamati segala sesuatu yang ada di sekeliling atau yang
sedang kita hadapi, bahkan seringkali hal ini terjadi tanpa sengaja atau
tanpa suatu rencana.
Observasi atau pengamatan merupakan suatu teknik atau cara
mengumpulkan data dengan cara mengadakan pengamatan terhadap
kegiatan yang berlangsung (Sukmadinata, 2011: 220). Tjetjep Rohendi
Rohidi, (2011: 184-189) juga mengemukakan bahwa dalam observasi,
terdapat setidak-tidaknya tiga macam metode observasi yaitu, observasi
biasa, observasi terkendali, dan observasi terlibat.
1) Observasi Biasa
Peneliti yang menggunakan metode ini, tidak perlu terlibat dalam
hubungan emosi dengan pelaku yang menjadi sasaran penelitiannya.
Penelitian ini juga tidak melakukan kontak atau komunikasi dengan
pelaku seni yang diamatinya, melainkan hanya mengumpulkan
informasi apa yang dilihat baik secara langsung oleh mata maupun
dibantu dengan alat dokumentasi.
2) Observasi Terkendali
Observasi terkendali ini sama dengan observasi biasa yaitu tidak
perlu terlibat dalam hubungan emosi dengan pelaku. Perbedaannya,
pada observasi terkendali para pelaku yang akan diamati dipilih dan
kondisi-kondisi yang ada dalam ruang atau tempat kegiatan
dikendalikan oleh peneliti.
3) Observasi Terlibat
Observasi ini bentuk khusus observasi yang menuntut keterlibatan
langsung pada dunia sosial yang dipilih untuk diteliti. Keterlibatan
40

peneliti dalam penelitian memberi peluang yang sangat baik untuk


melihat, mendengar, dan mengalami realitas sebagaimana yang
dilakukan dan dirasakan oleh para pelaku, masyarakat serta
kebudayaan setempat.
Dari ketiga metode observasi di atas yang dikemukakan oleh
Tjetjep Rohendi Rohidi, penulis merasa cocok dengan metode observasi
yang ketiga yaitu observasi terlibat, karena dalam penelitian yang
dilakukan, penulis ikut terlibat langsung dengan informan/pengrajin
untuk mengumpulkan data-data yang dibutuhkan.
4) Tahap Pengembangan
a. Tujuan Pengembangan
Tujuan pengembangan bahan ajar dalam penelitian ini untuk
mendukung proses pembelajaran siswa kelas XII dalam mepelajari sastra.
Peneliti membuat bahan ajar berupa handout karena isinya singat, padat
dan jelas sehingga siswa tidak mudah merasa bosan dan jenuh. Bahan ajar
handout dibuat dengan bahasa yang mudah dipahami artinya dapat
dimengerti oleh siswa kelas XII SMA. Handout yang telah disusun oleh
peneliti membahas mengenai materi tentang novel, disesuaikan dengan
KD 4.1 menginterpretasi makna teks novel baik secara lisan maupun
tulisan. Penyusunan handout menyesuaikan dengan kurikulum 2013.
b. Subjek Pengembangan
Subjek yang dikembangkan dalam penelitian ini yaitu bahan ajar
yang telah dibuat oleh peneliti. Pengembangan bahan ajar ini berupa
handout yang membahas mengenai novel yang dibuat sesuai dengan
kurikulum yang berlaku. Hasil penelitian ditujukan untuk mendukung
proses pembelajaran kelas XII SMA.
c. Keabsahan Data
Menurut Sugiyono (2012: 366) uji keabsahan data dalam penelitian
kualitatif meliputi uji credibility (kredibilitas), transferability (nilai
transfer), defendability (depenabilitas), dan confirmability. Namun
pengujian keabsahan data yang paling utama dalam penelitian adalah uji
41

credibility (kredibilitas). Pengujian keabsahan data akan dilakukan


dengan uji kredibilitas data yakni dengan melakukan perpanjangan
pengamatan, peningkatan ketekunan, triangulasi, diskusi dengan
pembimbing atau teman,dan menggunakan bahan referensi.
Uji kredibilitas merupakan pengujian kepercayaan terhadap data
hasil penelitian. Uji kredibilitas dilakukan dengan beberapa pilihan cara
diantaranya perpanjang pengamatan, peningkatan kekuatan, triangulasi,
diskusi dengan pembimbing atau temen,dan menggunakan bahan
referensi. Dalam penelitian ini peneliti melakukan uji kredibilitas dengan
cara sebagai berikut:
1) Peningkatan ketekunanan
Peningkatan ketekunan dilakukan agar pengamatan yang
dilakuakan lebih cermat dan berkesinambungan. Dengan
meningkatkan ketekunanan, peneliti dapat melakukan pengecekan
kembali terhadap data-data yang sudah dikumpulkan. Selain itu,
peneliti dapat memberikan deskripsi data yang akurat dan sisitematis
tentang apa yang diteliti. Peneliti perlu meningkatkan ketekunannya
agar wawasan peneliti semakin luas dan tajam sehingga dapat
digunakan untuk memeriksa kebenaran data yang ditemukan. Cara
untuk meningkatkan ketekunan, peneliti membaca berbagai
referensi buku, hasil penelitian atau dokumentasi yang terkait
dengan temuan yang diteliti.
2) Triangulasi
Sugiyono (2012: 372) menjelaskan bahwa triangulasi dalam
pengujian kredibilitas diartikan sebagai pengecekan data dari
berbagai sumber dengan berbagai cara, dan berbagai waktu. Oleh
karena itu, triangulasi terdiri daritiga jenis yakni triangulasi sumber
data, triangulsi teknik, dan teknik triangulasi waktu. Triangulasi
sumber data dilakukan untuk menguji kredibilitas data yang
dilakukan dengan cara mengecek data yang diperoleh melalui
beberapa sumber. Data yang diperoleh dari berbagai sumber tersebut
42

kemudian dideskripsikan dan dikategorikan menjadi lebih spesifik.


Triangulasi waktu dimaksudakan untuk menguji kredibilitas data
dengan cara pengumpulan data dilakukan.
3) Diskusi dengan pembimbing I dan pembimbing II
Diskusi dengan pembimbing dilakukan agar pada hasil
penelitian yang masih sementara, jika ditemukan kekurangan data
dapat segera ditambahkan dengan data yang lebih lengkap sehingga
hasil penelitian lebih kredibilitas.
4) Menggunakan bahan referensi
Penggunaan bahan referensi sebagai salah satu uji kredibilitas
penelitian dimaksudakan sebagai pendukung untuk membuktikan
data yang telah ditemukan oleh peneliti.
d. Langkah-langkah Pengembangan
1) Tahap Pendahuluan/Analisis
Model penelitian dan pengembangan yang dirancang oleh Dick
& Carey saat ini merupakan salah satu model yang sering dipakai
dalam penelitian dan pengembangan secara luas. Dalam model
tersebut terdiri atas sepuluh langkah. Terdapat perbedaan istilah yang
digunakan antara Model Dick & Carey 1978 dengan model yang
terdapat dalam bukunya terbitan tahun 2009. Meskipun demikian
banyaknya langkah atau komponen Model Dick & Carey 1978 sama
dengan Model Dick & Carey 2009 hanya terdapat beberapa perbedaan
istilah saja. Secara singkat berikut penjelasan mengenai langkah-
langkah Model Penelitian Pengembangan Dick & Carey :
a) Analisis Kebutuhan dan Tujuan
Melakukan analisis kebutuhan untuk menentukan tujuan
program atau produk yang akan dikembangkan. Kegiatan analis
kebutuhan ini peneliti mengidentifikasi kebutuhan prioritas yang
segera perlu dipenuhi. Dengan mengkaji kebutuhan, pengembang
akan mengetahui adanya suatu keadaan yang seharusnya ada (what
should be) dan keadaan nyata atau riil di lapangan yang sebenarnya
43

(what is). Dengan cara “melihat” kesenjangan atau gap yang


terjadi, pengembangan mencoba menawarkan suatu alternatif
pemecahan dengan cara mengembangkan suatu produk atau desain
tertentu. Tentu saja, rencana yang akan dilakukan itu dilandasi dari
segi teori dan kajian empiris yang sudah ada sebelumnya, bahwa
hal tersebut memang patut atau layak dilakukan atau diadakan
pengkajian lebih luas lagi. Dengan kata lain, bahwa berdasarkan
analisis ini pula, pengembangan mengetengahkan suatu persoalan
atau kesenjangan dan sekaligus menawarkan solusinya.
b) Melakukan Analisis Instruksional
Apabila yang dipilih adalah latar pembelajaran, maka
langkah berikutnya pengembangan melakukan analisis
pembelajaran, yang mencakup ketrampilan, proses, prosedur, dan
tugas-tugas belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran. Hal-hal
apa saja yang menjadi kebutuhan yang dirasakan “felt need”, perlu
diidentifikasi dan selanjutnya diungkapkan dalam rancangan
produk atau desain yang ingin dikembangkan. Ini menjadi
spesifikasi suatu produk atau desain yang akan dikembangkan
lebih lanjut dan memiliki kekhasan tersendiri.
c) Analisis Pembelajaran dan Konteks
Analisis ini bisa dilakukan secara simultan bersamaan
dengan analisis pembelajaran di atas, atau dilakukan setelah
analisis pembelajaran. Menganalis pembelajar dan konteks, yang
mencakup kemampuan, sikap, karakteristik awal pembelajar dalam
latar pembelajaran. Dan juga termasuk karakteristik latar
pembelajaran tersebut di mana pengetahuan dan keterampilan baru
akan digunakan untuk merancang strategi instrusional.
d) Merumuskan Tujuan Performasi
Merumuskan tujaun performasi atau untuk kerja dilakukan
setelah analisis-analisis pembelajar dan konteks. Merumuskan
tujuan untuk kerja, atau operasional. Gambaran rumusan
44

oprasional ini mencerminkan tujuan khusus program atau produk,


prosedur yang dikembangkan. Tujuan ini secara spesifik
memberikan informasi untuk mengembangkan butir-butir tes.
Pengembang melakukan penerjemahan tujuan umum atau dari
standar kompetensi yang telah ada ke dalam tujuan khusus yang
lebih operasional dengan indikator-indikator tertentu.
e) Mengembangkan Instrumen
Langkah berikutnya adalah mengembangkan instrumen
assessment, yang secara langsung berkaitan dengan tujuan khusus,
operasional. Tugas mengembangkan instrumen ini menjadi sangat
penting. Karena instrumen dalam hal ini bisa berkaitan langsung
dengan tujuan operasional yang ingin dicapai berdasarkan
indikator-indikator tertentu, dan juga instrumen untuk mengukur
perangkat produk atau desain yang dikembangkan. Instrumen yang
berkaitan dengan tujuan khusus berupa tes hasil belajar, sedangkan
instrumen yang berkaitan dengan perangkat produk atau desain
yang dikembangkan dapat berupa kuesioner atau daftar cek.
f) Mengembangkan Strategi Instruksional
Mengembangkan strategi instruksional, yang secara spesifik
untuk membantu pembelajar untuk mencapai tujuan khusus.
Strategi instruksional tertentu yang dirancang khusus untuk
mencapai tujuan dinyatakan secara eksplisit oleh pengembang.
Strategi pembelajaran yang dirancang ini juga berkaitan dengan
produk atau desain yang ingin dikembangkan. Sebagai contoh,
apabila pengembang ingin membuat produk media gambar, maka
strategi apa yang dipakai untuk membuat mempresentasikan media
gambar tersebut. Apabila pengembang ingin mengembangkan
suatu desain pembelajaran tertentu, maka strategi apa yang cocok
dan dipilih untuk menunjang desain tersebut. Jadi dengan pendek
kata, peranan strategi tetap sangat penting dalam kaitannya dengan
proses pengembangan yang ingin dilakukan.
45

g) Mengembangkan dan Memilih Material Instruksional


Langkah ini merupakan kegiatan nyata yang dilakukan oleh
pengembang. Mengembangkan dan memilih bahan pembelajaran,
yang dalam hal ini dapat berupa : bahan cetak, manual baik untuk
pebelajar maupun pembelajarn, dan media lain yang dirancang
untuk mendukung pencapaian tujuan. Produk atau desain yang
dikembangkan berdasarkan tipe, jenis, dan model tertentu perlu
diberikan argumen atau alasan mengapa memilih dan
mengembangkan berdasarkan tipe atau model tersebut. Alasan
memilih tipe atau model tersebut biasanya dikemukakan dalam
subbagian model pengembangan.
h) Merancang dan Melakukan Evaluasi Formatif
Merancang dan melakukan evaluasi formatif, yaitu evaluasi
yang dilaksanakan oleh pengembang selama proses, prosedur,
program atau produk dikembangkan. Atau, evaluasi formatif ini
dilakukan pada saat proses pembelajaran berlangsung dengan
maksud untuk mendukung proses peningkatan efektivitas.
i) Melakukan Revisi Instruksional
Revisi dilakuakn terhadap proses (pembelajaran), prosedur,
program, atau produk yang dikaitkan dengan langkah-langkah
sebelumnya. Revisi dilakukan terhadap tujuh langkah pertama
yaitu mulai dari: tujuan umum pembelajaran, analisis
pembelajaran, perilaku awal, tujuan unjuk kerja atau performansi,
butir tes, strategi pembelajaran dan/atau bahan-bahan
pembelajaran. Strategi instruksional ditinjau kembali dan akhirnya
semua pertimbangan ini dimasukkan ke dalam revisi instruksional
untuk membuatnya menjadi alat instruksional yang lebih efektif.
j) Merancang dan Melaksanakan Evaluasi Sumatif
Hasil-hasil pada tahap revisi instruksional dijadikan dasar
untuk menulis perangkat yang dibutuhkan. Hasil perangkat
tersebut selanjutnya divalidasi dan di uji cobakan atau
46

diimplementasikan di kelas dengan evaluasi sumatif. Setelah suatu


produk, program atau proses pengembangan selesai
dikembangkan, langkah berikutnya melakukan evaluasi sumatif.
Evaluasi sumatif ini dilaksanakan dengan tujuan untuk
menentukan tingkat efektivitas produk, program, atau proses
secara keseluruhan dibandingkan dengan program lain
2) BSNP/ Standar BSNP
BSNP ( Badan Standar Nasional Pendidikan) menetapkan beberapa
kriteria kualitas bahan ajar pelajaran bahasa Indonesia yang
memenuhi syarat kelayakan, yang meliputi empat komponen yaitu:
a) Kelayakan Isi
Kelayakan isi dalam menilai kriteria kualitas penulisan bahan ajar
bahasa Indonesia meliputi beberapa komponen yaitu:
1. Kesesuaian materi dengan Standar Kompetensi (SK) dan
Kompetensi Dasar (KD) Buku teks pelajaran bahasa Indonesia
yang baik seharusnya berisi materi yang mendukung
tercapainya SK (standar kompetensi) dan KD (kompetensi
dasar) dari mata pelajaran tersebut
2. Kesesuaian materi dengan kurikulum
3. Keakuratan materi
4. Kemutakhiran materi
5. Mendorong keingintahuan
6. Substansi keilmuan dan life skill
7. Pengayaan
8. Keberagaman nilai
b) Kelayakan Bahasa
1. Lugas
2. Komunikatif
3. Diaologis dan interaktif
4. Kesesuaian dengan perkembangan peserta didik
5. Kesesuaian dengan kaidah bahasa Indonesia
47

6. Penggunaan istilah, simbol, dan ikon


c) Kelayakan Penyajian
d) Kegrafikan

Anda mungkin juga menyukai