Anda di halaman 1dari 22

STANDAR AKREDITASI PUSKERMAS

(berdasar PPt Kemenkes dalam sosialisasi)

BAB 1. KEPEMIMPIPNAN DAN MANAJEMEN PUSKESMAS

Standar

1.1. Perencanaan Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) dilakukan secara terpadu


yang berbasis wilayah kerja Puskesmas bersama dengan lintas program dan lintas sektor
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan serta dalam pelaksanaan kegiatan
harus memperhatikan kemudahan akses pengguna layanan.

Kriteria

1.1.1. Puskesmas wajib menyediakan jenis-jenis pelayanan yang ditetapkan berdasarkan


visi, misi, tujuan, dan tata nilai, analisis kebutuhan dan harapan, analisis peluang
pengembangan pelayanan, analisis risiko pelayanan dan ketentuan peraturan
perundang-undanganyang dituangkan dalam perencanaan (lihat juga PMP 5.1; dan
PMP 5.2).

Pokok Pikiran

 Puskesmas sebagai Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) bidang Kesehatan yang
bersifat fungsional dan unit layanan yang bekerja professional harus memiliki Visi,
Misi, Tujuan dan Tata Nilai yangmencerminkan Tugas Pokok dan Fungsinya sebagai
penyedia layanan UKM maupun UKPPP. (lihat PP 18 tahun 2016 tentang Perangkat
Daerah ).
 Puskesmas wajib menyediakan pelayanan sesuai visi, misi, tujuan dan tata nilai, hasil
analisis kebutuhan dan harapan masyarakat, hasil analisisipeluang pengembangan
pelayanan, hasil analisis risiko pelayanan dan peraturan perundang-undangan.
 Untuk mendapatkan hasil analisis kebutuhan masyarakat perlu dilakukan analisis
situasi data kinerja Puskesmas, data status Kesehatan msyarakat di wilayah kerja
termasuk hasil pelaksanaan PIS-PK yang disusun secara terpandu yang berbasis
wilayah kerja Puskesmas. (UKM : 2.1.1 dan 2.8.3).
 Agar Puskesmas dapat mengelola upaya Kesehatan dengan baik dan
berkesinambungan dalam mencapai tujuan nya, maka Puskesmas harus menyususn
rencana kegiatan untuk periode 5 (lima) tahunan yang selanjutnya akan dirinci lagi ke
dalam rencana tahunan Puskesmas berupa Rencana Usulan Kegiatan (RUK) dan
Rencana Pelaksana dan Kegiatan (RPK) sesuai siklus perencanaan anggaran daerah.
 Perencannan Puskesmas dilakukan secara terpadu baik KMP, Upaya Kesehatan
Masyarakat (UKM), Upaya Kesehatan Perseorangan (UKP), Kefarmasian, dan
Laboratorium & disusun bersama dengan sector terkait dan masyarakat.
 Rencana Usulan Kegiatan (RUK) disusun secara teriintegraasi melallui penetapan
Tim Manajemen Puskesmas, yang dibahas dalam Musrenbang desa dan Musrenbang
Kecematan untuk kemudian diusulkan ke Dins Kesehatan Daerah Kabupaten/Kota
 Penyusunan rencana pelaksanaan kegiatan (RPK) dilakukan berdasarkan :
1) Alokasi anggaran sesuai Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) yang
disetujui oleh Dinkes Kab/Kota;
2) Membandingkan alokasi kegaiatan yang disetujui dengan RUK yang
diusulkan dan situasi pada saat penyusunan RPK tahunan
 RPK dirinci menjadi RPK Bulanan bersama target pencapaiannnya dan direncanakan
kegiatan pengawasa dan pengendaliannya.
 Perencanaan baik Rencana Lima Tahunan dan RPK dimungkinkan untuk
dirubah/disesuaikan dengan kebutuhan saat itu apabila dalam hasil analisis
pengawasan dan pengendalian kegiatan dijumpai kondisi tertentu termasuk perubahan
kabijakan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

Elemen Penilaian :

1. Ditetapkan visi, misi, tujuan dan tata nilai yang menjadi acuan dalam
penyelenggaraan Puskesmas mulai dari Perencanaan, Pelaksanaan Kegiatan hinggga
evaluasi kinerja Puskesmas (R).
2. Ditetapkan jenis-jenis pelayanan yang disediakan berdasarkan hasil identifikasi dan
analisis sesuai demham yang diminta dalam pokok pikiran pada paragraph terakhir.
(R, D, W)
3. Rencana Lima Tahunan disusun dengan melibatkan lintas program dan lintas sector
serta berdasarkan rencana strategis Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten/Kota. (R, D,
W)
4. Rencana Usulan Kegiatan (RUK) disusun dengan melibatkan lintas program dan
lintas sector, berdasarkan rencana strategis Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten/Kota,
Rencana Lima Tahunan Puskesmas dan hasil penilaian kinerja (R, D, W)
5. Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK) Puskesmas disusun bersamalintas program
sesuai dengan alokasi anggaran yang ditetapkan oleh Dinas Kesehatan Daerah
Kabupaten/Kota. (R, D, W)
6. Rencana Pelaksanaan Kegiatan Bulanan disusun sesuai dengan Rencana Pelaksanaan
Kegiatan Tahunan serta hasil pemantauan dan capaian kinerja bulanan. (R, D, W)
7. Apabila dan perubahan kebijakan Pemerintah dan Pemerintah Daerah dilakukan revisi
perencanaan sesuai kebijakan yang ditetapkan

Standar

1.2. Tata Kelola organisasi Puskesmas dilaksanakan sesuai dengan ketentuan Peraturan
Perundang-Undangan

Kriteria

1.2.1. Struktur Organisasi ditetapkan dengan kejelasan tugas, wewenang, tanggung jawab,
dan tata hubungan kerja serta persyaratan jabatan

Pokok Pikiran

 Agar dapat menjalankan tugas pokok dna fungsi organisasi, perlu disusun struktur
organisasi Puskesmas yang ditetpkan oleh Kepala Dinas Kesehatan Daerah
Kabupaten/Kota sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku
 Untuk tiap jabatan yang ada dalam struktur organisasi yang telah ditetpakan oleh
Kepala Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten/Kota, perlu ada kejelasan tugas,
wewenang, tanggung jawab dan persyaratan jabatan
 Pengisian jabatan dalam struktur organisasi berdasarkan pesyaratan jabatan
 Efektiviras struktur dan pengisian jabatan perlu dikaji ulang secara periodic

Elemen Penilaian

1. Ada struktur organisasi Puskesmas yang ditetapkan oleh Dinas Kesehatan Daerah
Kabupaten/Kota dengan kejelasan uraian jabatan yang ada dalam struktur organisasi
yang memuat uraian tugas, tanggung jawab, wewenang, dan persyarakat jabatan. ( R )
2. Kepala Puskesmas menetapkan Penanggung jawab dan Koordinator Puskesmas ( R )
3. Terdapat kebijakan dan prosedur yang jelas dalam pendelegasian wewenang dari
Kepala Puskesmas kepada Penanggung jawab upaya, dari Penanggung jawab uoaya
kepada koordinator pelayanan, dan dari koordinator pelayanan kepada pelaksan
pelayanan kegiatan apabila meninggalkan tugas atau terdapat kekososngan pengisian
jabatan. ( R )

Kriteria

1.2.2. Kebijakan, pedoman/panduan, prosedur, dan kerangka acuan terkait pelaksanaan


kegiatan, disusun, didokumentasikan, dan dikendalikan, termasuk pengendalian
dokumen bukti pelaksanaan kegiatan

Pokok Pikiran

 Pedoman tata naskah sebagai acuan dalam penyusunan dokumen regulasi yang
meliputi kebijakan, pedoman, panduan, kerangkan acuan, dan prosedur, maupun
dlama pengendalian dokumen eksternal dan dokumen bukti dan rekaman pelaksanaan
kegiatan.
 Pedoman tata naskah mengatur, al :
a) Penyusunan, tinjauan & oengesahan
b) Pengendalian dokumen termasuk oerybahannya
c) Pemeliharaan dokumen
d) Pengelolaan dokumen eksternal
e) Masa retensi
f) Allur penyusunan & distribusi
 Penyusunan Pedoman tata naskah Puskesmas dapat merujuk pada kebijakan masing-
masing daerah dan atau sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan terkait tata
naskah dinas

Elemen Penilaian

1. Ditetapkan pedoman tata naskah Puskesmas sebagaimana diminta dalam pokok


pikiran ( R )
2. Ditetapkan kebijakan pedoman/panduan, prosedur dan kerangka acuan untuk KMP,
penyelenggaraan UKM serta penyelenggaraan UKP, Kefarmasian dan Laboratorium.
(R)

Kriteria
1.2.3. Jarinag pelayanan Puskesmas dan jejaring Puskesmas di wilayah kerja Puskesmas
dikelola dan dioptimalkan untuk meningkatkan akses dan mutu pelayanan kepada
masyarakat

Pokok Pikiran

 Puskesmas perlu mengidentifikasi jaringan dan jejaring yang ada di wilayah kerja
Puskesmas untuk optimalisasi koordinasi dan rujukan di bidang upaya kesehatan
 Jaringan pelayanan Puskesmas meliputi: Puskesmas pembantu, Puskesmas Keliling,
dan praktik mandiri tenaga kesehatan, dan Fasilitas kesehatan lainnya
 Puskesmas selain melakukan pembinaan terhadap jaringan Puskesmas dan UKBM,
juga melakukan pembinaan terhadap jejaring fasilitas kesehatan tingkat pertama
 Program pembinaan meliputi askep KMP, UKM, UKP, Kefarmasian dan
Laboratorium, termasuk pembinaan ketenagaan, sarana prasarana, dan pembiayaan
dalam upaya pemberian pelayanan yang bermutu

Elemen Penilaian

1. Dilakujab identifikasi jaringan pelayanan Puskesmas dan jejaring Puskesmas di


wilayah kerja Puskesmas untuk optimalisasi koordibasi dan atau rujukan di bidang
upaya kesehatab. (D)
2. Disusun dan dilaksanakan program pembinaan terhadap jaringan pelayanan dan
jejaringan Puskesmas dengan jadwal dan penanggunug jawab yang jelas serta
terhadap bukti dilakukan pembinaan sebagaimana diminta dalam pokokpikiran. (R, D,
W)
3. Dilakukan evaluasi dan tindak lanjut terhadap rencana dan jadwal pelaksanaan
program pembinaan jaringan dan jejaring. (D)

Kriteria

1.2.4. Puskesmas menjamin ketersediaan data dan informasi melalui penyelenggraan


Sistem Informasi Puskesmas

Pokok Pikiran

 Puskesmas menyediakan data dan informasi yang dimanfaatkan sebagai bahan


pertimbangan pengambilan keputusan sesuai dengan kebutuhan masyarakat, mauoun
pengambilan keputusan pada tingkat kebijakan di Dinas Kesehatan Daerah
Kabupaten/Kota termasuk penyampaian informasi kepada msyarakat adan pihak
terkait.
 Ketersediaan data dan informasi akanmemudahkan Tim Peningkatan Mutu, para
penanggung jawab upaya pelayanan, dan masing-masing pelaksana pelayanan baik
UKM maupun UKP, Kefarmasian dan Laboratorium dalam merencanakan,
melaksanakan, memantau, dan mengevaluasi keberhasilan upaya kegiatan
peningkatan muru dan keselamatan pengguna layanan.
 Pengumpulan, penyimoanan, analisis data dan pelaporan data yang masuk kedalam
sistem informasi dilakukan sesuai dengan periodisasi yang telah ditentukan
 Distribusi informasi baik secara internal maupun eksternal dilakuan sesuai dengan
ketentuan

Elemen Penilaian

1. Dilaksanakan pengumpulan penyimpanan, analisis data dan pelaporan serta distribusi


informasi sesuai dengan ketentuan perundang-undangan terkait Sistem Informasi
Puskesmas (R, D, W)
2. Dilakukan evaluasi dan tindak lanjut terhadap penyelenggaraan Sistem Informasi
Puskesmas secara periodic. (D, W)

Standar

1.3. Manajemen Sumber Daya Manusia Puskesmas dilakukan sesuai dengan


Ketentuan Peraturan Perundang-Undangan

Kriteria

1.3.1. Ketersediaan SDM sesuai Jumlah, Jenis & Kompetensi sesuai Kebutuhan &
Peraturan

Pokok Pikiran

 Pemenuhan kebutuhan SDM di Puskesmas berdasarkan jumlah, jenis dan kompetensi


maka perlu dilakukan analisis jabatan dan analisis beban kerja
 Penyusunan analisis jabatan dan analisis beban kerja mengikuti ketentuan peraturan
perundang-undangan
 Analisis jabatan yang dimaksud di Puskesmas merujuk pada jabatan sesuai dengan
struktur organisasi Puskesmas, jabatan fungsional tenaga Puskesmas, dan jabatan
pelaksana di Puskesmas
 Pemenuhan SDM tersebut dimaksudkan untuk memberikan pelayanan sesiao
kebutuhan dan harapan pengguna layanan dan masyarakat

Elemen Penilaian

1. Dilakuakn analisis jabatan dan analisis beban kerja sesuai kebutuhan pelayanan
danketentuan peraturan perundang-undangan. ( R )
2. Disusun peta jabatan, uraian jabatan dan kebutuhan tenaga berdasar analisis jabatan
dan analisis beban kerja
3. Dilakukan upaya untuk pemenuhan kebutuhan tenaga baik dan jenis, jumlah dan
kompetensi sesuai dengan peta jabatan dan hasil analisis beban kerja, (D, W)

Kriteria

1.3.2. Uraian Tugas

Pokok Pikiran

 Kepala Puskesmas menetapkan uraian tugas setiap pegawai sebagai acuan dalam
melaksanakan kegiatan pelayanan
 Uraian tugas pegawai berisi tugas pokok dan tugas tambahan serta kewenangan dan
tanggung jawab yang ditetapkan oleh Kepala Puskesmas
 Kepala Puskesmasdalam menetapkan tuas pokok memperhatikan: jenis pelayanan,
kegiatan dan Sk jabatan fungsional
 Bagi pegawai non ASN, tugas poko adalah tugas yang sesuai dengan surat keputusan
pengangkatan sebagai tenaga kesehatan di Puskesmas berdasarkan standar kompetensi
lulusan
 Tugas tambahan adalah tugas yang diberikan kepada pegawai untuk mendukung
kelancaan pelaksanaan program dan kegiatan
 Penilaian kinerja pegawai dilakukan untuk melihat capaian sasaran kerja bali ASN
maupun non ASN, mengurangi variasi pelayanan, dan meningkatkan kepuasan
pengguna layanana
 Indicator penilaian kinerja setiap pegawai Puskesmas disusun dan ditetepkan
berdasarka uraian tugas dan tata nilai yang disepakati.
Elemen Penilaian

1. Ada penetapan uraian tugas yangberisi tugas pokok dan tugas tambahan untuk setiap
pegawai. (R)
2. Ditetapkan indicator penilaian kinerja pegawai sebagaimana diminta dalam pokok
pikiran. (R)
3. Dilakukan penilaian kinerja pegawai minimal setahun sekali dan tindak lanjut
terhadap hasil penilaian kinerja pegawai untuk upaya perbaikan. (D, W)

Kriteria

1.3.3. Setiap pegawai mempunyai dokumen (file) kepegawaian yang lengkap dan
mutakhir

Pokok Pikiran

 Puskesmas wajib menyediakan file kepegawaian untuk tiap pegawai yang bekerja di
Puskesmas sebagai bukti bahwa pegawai yang bekerja memenuhi persayaratan yang
ditetapkan dan dilakukan upaya pengembangan untuk memenuhi persyaratan tersebut
 Tenaga Kesehatan yang bekerja di Puskesmas harus mempunyai Surat Tanda
Resgistrasu (STR), dan atau Surat Izin Praktik (SIP) sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan
 File kepegawaian tiap pegawai berisi antara lain:
1) Butik Pendidikan (ijazah) dan verifikasinya
2) Bukti Surat Tanda Registrasi (STR) dan verifikasinya secara periodic
3) Bukti Surat Izin Praktik (SIP) dan verifikasinya secara periodic
4) Uraian tugas pegawau dan/atau rincian wewenang klinis tenaga kesehatan
5) Bukti sertifikasi pelatihan
6) Bukti pengalaman kerja jika persyaratan
7) Hasil penilaian kinerja pegawai
8) Bukti kebutuhan pengembangan/pelatihan
9) Bukti evaluasi penerapan hasil pelatihan
10) Bukti pelaksanaan orientasi
Elemen Penilaian

1. Ditetapkan dan tersedia kelengkapan isi file kepegawaiana untuk tiap pegawau
yangbekerja di Puskesmas yang terpelihara sesuai dengan prosedur yang telah
ditetapkan. (R, D, O, W)
2. Dilakukan evaluasi dan tindak lanjut secara periodic terhadap kelengkapan dan
pemutakhiran data kepegawaian. (D, W)

Kriteria

1.3.4. Pegawai baru dan alih tugas wajib mengikuti orientasi agar memahami dan mampu
melaksanakan tugas pokok dan tanggung jawab yang diberikan kepadanya

Pokok Pikiran

 Setiap pegawai baru dan alih tugas baik yang diposisikan sebagai PImpinan
Puskesmas, Penanggung jawab Upaya Puskesmas, coordinator pelayanan, maupun
pelaksana kegiatan harus mengikuti orientasi, agar pegawai baru dan alih tugas
memahami tugas, peran dan tanggung jawab yang akan diemban
 Khusus Puskesmas yang menerima mahasiswa dengan atujuan megang maka
pelaksanaan orientasi dilaksanakan sesuai dengan kebijakan Puskesmas dan
kurikulum dari Institusi Pendidikan
 Kegiatan orientasi umum dilaksanakan untuk mengenal secara garis besar visi, misi,
tata nilai, tugas pokok dan fungsiserta struktur organisasi Puskesmas, program mutu
Puskesmas dan keselamatan pengguna layanan, serta program pengendalian infeksi
 Kegiatan orientasi khusus difokuskan pada orientasi di tempat tugas yang menjadi
tanggung jawab dari pegawai yang bersangkutan dan tanggung jawan spesifik sesuai
dengan penugasan pegawai tersebut
 Pada kegiatan orientasi khusus ini pegawai baru diberi/dijelaskan terkait apa yang
boleh dan tidak boleh dilakukan, bagaimana melakukan dengan aman sesuai dengan
Panduan Praktik Klinis, panduang asuhan lainnya dan pedoman program lainnya.

Elemen Penilaian

1. Kegiatan orientasi dilaksanakan sesuai kerangka acua nyang disusun. (D, W)


2. Dilakukan evaluasi dan tindakan lanjut terhadap pelaksanaan orientasi (D, W)
Kriteria

1.3.5. Penyelenggaraan K3

Pokok Pikiran

 Pegawai yang bekerja di Puskesmas mempunyai risiko terpapar infeksi yang dapat
menimbulkan penyakit akibat kerja, terjadinya kecelakaan kerja terkait dengan
pekerjaan yang dilakukan dalam pelayanan baik langsung maupun tidak langsung
 Program pemeriksaan kesehatan secara berkala perlu dilakukan sesuai ketentuan
yang ditetapkan oleh Kepala Puskesmas, demikian juga pemberian imunisasi bagi
pegawai sesuai dengan hasil identifikasi risiko epidemiologi penyakit infeksi,
serta program perlindungan pegawai terhadap penularan penyakit infeksi proses
pelaporan jika terjadi paparan, tindak lanjut pelayanan kesehatan, dan konseling perlu
disusun dan diterapkan
 Pegawai juga berhak untuk mendapat perlindungan dari kekerasan yang dilakukan
oleh pengguna layanan, keluarga penggunak layanan, maupun oleh sesame pegawai
 Dalam program kesehatan dan keselamatan kerja pegawai, semua staf harus
memahami bagaimana cara mereka melaporkan, cara mereka dirawat, dan cara
mereka menerima konseling dan tindak lanjut akibat cedera seperti tertusuk
jarum (suntik), paparan terhadap penyakit menular, memahami indentifikasi
risiko dan kondisi yang berbahaya dalam fasilitas serta masalah-masalah
keseharan dan keselamatan lainnya

Elemen Penilaian

1. Program K3 bagi pegawai disusun, ditetapkan, dan dievaluasi. (R, D, W)


2. Dilakukan pemeriksaan kesehatan berkala terhadap pegawau untuk menjaga
kesehatan pegawai sesuai dengan program yang telah ditetapkan oleh Kepala
Puskesmas. (D, W)
3. Ada program dan pelaksanaan imunisasi bagi pegawai sesuai dengan tingkat risiko
dalam pelayanan. (D, W)
4. Dilakukan konseling dan tindak lanjut terhadap pegawai yang terpapar penyakit
infeksi, kekerasan, atau cedera akibat kerja. (D, W)

Standar

1.4. Manajemen Fasilitas dan Keselamatan

Kriteria

1.4.1. Disusun dan diterapkan rencana program Manajemen Fasilitas dan Keselamatan
(MFK) yang meliputi keselamatan dan keamanan fasilitas, pengelolaan bahan dan
limbah berbahaya, manajemen bencana, pengamanan kebakaran, alat kesehatan dan
system utilisasi

Pokok Pikiran

 Puskesmas perlu Menyusun program MFK


a. Manajemen Keselamatan dan Keamanan
b. Manajemen bahan dan limbah berbahaya dan beracun
c. Manajemen Bencana/disaster
d. Manajemen Penanganan Kebakaran
e. Manajemen Alat Kesehatan
f. Manajemen system utilisasi
g. Pendidika (edukasi) petugas
 Dilakuakn identifikasi dan pembuatan peta risiko (huruf a sd f)
 Tetapkan tim atau petugas yang menjalankan program MFK
 Dilakukan evaluasi minimal per tri wulan

Elemen Penilaian

1. Terdapat petugas yang bertanggung jawab dalam MFK serta tersedia program MFK
yang ditetapkan setiap tahun berdasarkan identifikasi risiko. (R)
2. Dilakukan identifikasi terhadpa area-area berisiko yang meliputi haruf a sampai huruf
f pada pokok pikiran. (D, W)
3. Dilakukan evaluasi dan tindak lanjut per tri wulan terhadap pelaksanaan program
MFK meliputi huruf a sampai huruf f pada pokok pikiran. (D)

Kriteria
1.4.2. Puskesmas melaksanakan program keselamatan dan keamanan

Pokok Pikiran

 Program untuk keselamatan dirancang untuk mencegah terjadinya cedera bagi pasien,
petugas, pengunjung dan masyarakat akibat Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3),
seperti tertusuk jarum, tertimpa bangunan, kebakaran, Gedung roboh, dan tersengat
listrik
 Program, keselamatan bagi pertugas terintegrasi dengan program keselamatan dan
kesehatan kerja
 Program untuk keamanan perlu direncanakan untuk mencegah terjadinya kejadian
kekerasan fisik maupun cedera akibat lingkungan fisik yang tidak aman sepeerti
penculiakan bayi, pencurian, dan kekerasan pada petugas
 Apabila Puskesmas mengalami renovasi dan atau kontruksi bangunan maka perlu
disusun Infection Control Risk Assesment (ICRA) renovasi untuk memastikan proses
renovasi dan atau kontruksi bangunan dilakukan secara aman dan mengontrol
terjadinya penyebaran infeksi (lihat juga PPI 5.5.2)

Elemen Penilaian

1. Dilakukan identifikasi terhadap pengunjung petugas dan petugas alih daya


(outsourcing) (D, O, W)
2. Dilakukan inspeksi fasilitas secara berkala meliputi bangunan, prasarana dan
peralatan (D, O, W)
3. Dilakukan simulasi terhadap kode darurat secara berkala. (D, O, W)
4. Dilakukan pemantauan terhadap pekerjaan kontruksi terkait keamanan dan
pencegahan penyebaran infeksi. (D, O, W)

Kriteria

1.4.3. Inventarisasi, pengelolaan, penyimpanan dan penggunaan bahan berbahaya beracun


serta pengendalian dan pembuangan limbah bahan berbahaya beracun dilakuakn
berdasarkan perencanaan yang memadai dan ketentuan perundangan

Pokok Pikiran

 Bahan berbahaya beracun (B3) dan limbah B3 perlu diidentifikasi dan dikendalikan
secara aman
 Puskesmas perlu menginventarisasi B3 meliputi lokasi, jenis, dan jumlah B3 serta
limbahnya yang disimpan. Daftar inventaris ini selalu di mutakhirkan sesuai dengan
perubahan yang terjadi ditempat penyimpanan
 Pengelolahan limbah B3 sesuai standar (penggunaan dan pemilahan, pewadahan dan
penyimpanan/TPS B3 serta pengolahan akhir)
 Tersedia IPAL sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan

Elemen Penilaian

1. Dilaksanakan program pengelilaan B3 dan limbahnya sesuai angka satu sampai tujuh
huruf b (R)
2. Pengelolaan limbah B3 sesuai standar (penggunaan dan pemilahan, pewadahan dan
penyimpanan/TPS B3 serta pengolahan akhir) (D, O, W)
3. Tersedia IPAL sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. (D, O)
4. Ada laporan, analisis, dan tindak lanjut penanganan tumpahan, paparan/pajanan B3
dan atau limbah B3

Kriteria

1.4.4. Puskesmas Menyusun, memelihara, melaksanakan, dan mengevaluasi program


tanggap darurat bencana internal dan eksternal

Pokok Pikiran

 Puskesmas sebagai fasilitas kesehatan tingkat pertama (FKTP) ikut bertanggung


jawab untuk berperan aktif dalam upaya mitigasi dan penanggulangan bila terjadi
bencana baik internal maupun eksternal
 Strategi untuk menghadapi bencana perlu disusun sesuai dengan potensi bencana yang
mungkin terjadi berdasarkan hasil penilaian kerentanan bahaya (Hazard Vulnerability
Assesment)
 Program kesiapan menghadapi bencana disusun dan disimulasikan (setiap tahun
secara internal atau melibatkan komunitas secara luas, terutama ditujukan untuk
menilai kesiapan sistem 2) sampai dengan 6) yang telah diuraikan di bagian c kriterua
1.5.1
 Setiap pegawia wajib mengikuti pelatihan/lokakarya dan simulasi pelaksanaan
program tanggap darurat yang diselenggarakan minimal setahun sekali agar siap jika
sewaktu-waktu terjadi bencana
 Debriefing adalah sebuag riview yang dilakukan setelah simulasi bersama peserta
simulasi dan observer yang bertujuan untuk menindaklanjuti hasil dari simulasi
 Hasil dari kegiatan debriefien didokumentasikan
 Puskesma iktu bertanggung jawab dalam berperan aktif dalam upaya mitigasi dan
penanggulangan bila terjadi bencana baik internal maupun eksternal
 Strategi dan rencana untuk menhadapi bencana perlu disusun sesuai dengan potensi
bencana mungkin terjadi berdasarkan hasil penilaian kerentanan bahaya (hazard
Vulnerability Assesment) meliputi:
1. Identifikasi jenis, kemungkinan, dan akibat dari bencana yang mungkin terjadi,
2. Menentukan peran Puskesmas jika terjadi bencana dengan tetap memperhatikan
kebelangsungan layanan dan tindak lanjut terhadap bencana
3. Strategi komunikasi jika terjadi bencana
4. Manajemen sumber daya
5. Penyediaan pelayanan dan alternatifnya
6. Identifikasi peran dan tanggung jawab tiap karyawan, dan
7. Manajemen konflik yang mungkin terjadi pada saaat bencana
 Program persiapan bencana disimulasikan (disaster drill) setiap tahun secara internal
atau melibatkan komunikasi secara luas, khususunya nomor 3 sd 7
 Setiapnya karyawan wajib mengikuti pelatihan /lokakarya dan simulasi dalam
pelaksanaan program tanggap darurat

Elemen Penilaian

1. Dilakuakn identifikasi risiko terjadinya bencana internal dan eksternal sesuai dengan
letak geografis Puskemas dan akibatnya terhadap pelayanan
2. Dilaksanakannya program manajemen bencana meliputi angka satu sampai dengan
angka tujuh huruf c pada kriteris 1.4.1
3. Dilakukan simulasi dan evaluasi tahunan meliputi angkat dua sampai dengan angka
enam huruf c pada kriteria 1.4.1. terhadap program kesiapan menghadapi bencana
yang telah disusun, dan dilanjurkan dengan debriefing setiap selesai simulasi. (D, W)

Kriteria

1.4.5. Program Menyusun, memelihara, melaksanakan dan melakukan evaluasi program


pencegahan dan penanggulangan bahaya kebakaran termasuk sarana evakuasi
Pokok Pikiran

 Setiap fasilitas kesehatan termasuk Puskesmas mempunyai risiko terhadap terjadinya


kebakaran
 Program pencegahan dan pananggulangan kebakaran perlu disusun sebagai wujud
kesiagaan Puskesmas terhadap terjadinya kebakaran
 Yang dimaksud dengan sistem proteksi adalah penyediaan proteksi kebakaran baik
aktif atau pasif
 Proteksi kebakaran aktif, contoh APAR, sprinkler, detector panas, dan detector asap
 Proteksi kebakaran secara pasif, contohnya: jalur evakuasi, pintu darurat, tangga
darurat, tempat titik kumpul aman

Elemen Penilaian

1. Dilakuakn program pencegahan dan penanggulangan kebakaran angka satu sampai


angka empat huruf d pada kriteria 1.4.1. (D, O, W)
2. Dilakukan inspeksi, pengujian dan pemeliharaan terhadap alat deteksi dini, alarm,
jalur evakuasi, serta keberfungsian alat pemadam api. (D, O, W
3. Dilakukan simulasi dan evaluasi tahunan terhadap program pengamanan kebakaran
(D, W)
4. Ditetapkan kebijakan larangan merokok bagi petugas, pengguna layanan, dan
pengunjung diarea Puskesmas

Kriteria

1.4.6. Puskesmas Menyusun program untuk menjamin ketersediaan alat kesehatan yang
dapat digunakan setiap saat

Pokok Pikiran

 Penggunaan Aplikasi Sarana, Prasarana dan Alat Kesehatan (ASPAK) oleh


Puskesmas dilakukan untuk memastikan pemenuhan terhadap standar sarana,
prasarana, dan alat kesehatan
 Data sarana, prasarana, dan alat kesehatan di Puskesmas harus diinput dalam ASPAK
dan divalidasi untuk menjamin kebenarannya
 Agar tidak terjadi keterlambatan atau gangguan dalam pelayanan, alat kesehatan harus
tersedia, berfungsi dengan baik, dan siap digunakan saat diperlukan. Program yang
dimaksud meliputi kegiatan pemeriksaan dan kalibrasi secara berkala, sesuai dengan
panduan produk tiap alat kesehatan
 Pemeriksaan alat kesehatan yang dilakukan petugas meliputi: kondisi alat, ada
tidaknya kerusakan, kebersihan, status kalibrasai, dan fungsi alat

Elemen Penilaian

1. Dilakukan inventarisasi alat kesehatan sesuai dengan ASPAK. (R)


2. Dilakukan inspeksi dan penguji terhadap alat kesehatan secara periodic. (D, O, W)
3. Dilakukan pemeliharaan dan kalibrasi terhadap alat kesehatan secara periodic (D, O,
W)

Kriteria

1.4.7. Puskesmas Menyusun dan melaksanakkan program untuk memastikan semua sistem
utilitas berfungsi dan mencegah terjadinya ketidak tersediaan, kegagalan, kontaminasi

Pokok Pikiran

 Sistem utilitas meliputi air, listrikm gas medis, dan sistem penunjang lainnya seperti
genset, panel listrik, perpipsaan air dan lainnya
 Program pengelolaan sistem utilitas perlu disusun untuk menjamin ketersediaan dan
keamanan salam menunjang kegiatan pelayanan Puskesmas
 Sumber air adalah sumber air bersih dan air minum
 Sumber air dan listrik cadangan perlu disediakan untuk pengganti jika terjadi
kegagalan air dan atau listrik
 Puskesmas harus menyediakan cadangan sumber air, listrik dan gas medis selama 7
haris 24 jam sesuai kebutuhan
 Prasarana air, listrik, dan prasarana penting lainnya, seperti genset, perpipaan air,
panel listrik, perlu diperiksa dan dipelihara untuk menjaga ketersediaannya dalam
mendukung kegiatan pelayanan
 Prasarana air bersih perlu dilakukan pemeriksaaan seperti, uji kualitas air secara
periodic sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan

Elemen Penilaian
1. Dilaksanakan program pengelolaan sistem utilitas dan sistem pununjang lainnya
sesuai huruf f pada kriteria 1.4.1. (R)
2. Sumber air, listrik dan gas medik tersedia selama 7 hari 24 jam untuk pelayanan di
Puskesmas

Kriteria

1.4.8. Puskesmas Menyusun dan melaksanakan pendidika Manajemen Fasilitas dan


Keselamatan (MFK) bagi petugas

Pokok Pikiran

 Dalam rangka meningkatkan pemahaman, kemampuan, dan keterampilan dalam


pelaksanaan Manajemen Fasilitas dan Keselamatan (MFK) perlu dilakukan
Pendidikan petugas agar dapat menjalannkan peran mereka dalam menyediakan
lingkungan yang aman bagi pasien, petugas dan masyarakat
 Pendidikan petugas dapat berupa edukasi, paltihan dan in house
training/workshop/lokakarya/
 Pendidikan petugas sebagaimana dimaksud tertuang dalam rencana program
Pendidikan manajemen fasilitas dan keselamatan

Elemen Penelitian

1. Ada rencana program Pendidikan Manajemen Fasilitas dan Keselamatan bagi petugas
2. Dilaksanakan program Manajemen Fasilitas dan Keselamatan bagi petugas sesuai
rencana
3. Dilakukan evaluasi dan tindak lanjut perbaikan dalam pelaksanaan program
Manajemen Fasilitas dan Keselamatam bagi petugas

Standar

1.5. Pengawasan, Pengendalian dan Penilaian Kinerja


Untuk menilai efektivitas dan efisiensi penyelenggaraan tata Kelola, kesesuaian dengan
rencana, dan pemenuhan terhadap kebutuhan dan harapan masyarakat, maka dilakuakn
pengawasan, pengendalian dan penilaian kinerja puskesmas dapat berupa pemantauan ,
supervise, lokakarya mmini, audit internal, dan rapat tinjauan manajemen.
Kriteria

1.5.1. Dilakukan pengawasn, pengendalian, dan penilaian kinerja dengan menggunkan


indicator kinerja yang ditetapkan sesuai dengan jenis pelayanan yang disediakan dan
kebijakan pemerintah

Pokok Pikiran

 Pengawasan, pengendalian dan penilaian terhadap kinerja dilakukan dengan


menggunakan indikator kinerja yang jelas untuk memudahkan melakukan perbaikan
penyelenggaraan pelayanan dan perencanaan pada periode berikutnya
 Bentuknya dapat berupa pemantauan dan evaluasi, supervise, lokakarya mini, audit
internal, dan rapat tinjauan manajemen
 Indikator kinerja adalah indikator untuk menilai cakupan kegiatan dan manajemen
Puskesmas
 Indikator kinerja untuk tiap jenis pelayanan dan kegiatan perlu disusun, dipantau dan
dianalisis secara periodic sebagai bahan untuk perbaikan kinarja dan perencanaan
periode berikutnya
 Indikator-indikator kinerja tersebut meliputi:
1. Indikator kinerja Manajemen Puskesmas
2. Indikator kinerja cakupan pelayanan UKM yang mengacu pada indikator nasional
seperti Program Prioritasi Nasional, indikator yang ditetapkan oleh Dinas
Kesehatan Daerah Provinsi dan Indikator yang ditetapkan oleh Dinas Kesehatan
Daerah Kabupaten/Kota
3. Indikator kinerja cakupan palayanan UKP, Kefarmasian dan Laboratorium
 Dalam Menyusun indikator-indikator tersebut harus mengacu pada Standar Pelayanan
Minimal Kabupaten, Kebijakan/Pedoman dari Kementerian Kesehatan,
Kebijakan/Pedoman dari Dinas Kesehatan Provinsi dan Kebijakan/Pedoman dari
Dinas Keseharan daerah Kabupaten/Kota

Elemen Penilaian

1. Ditetapkan indikator kinerja Puskesmas dengan jenis-jenis pelayanan yang disediakan


dan kebijakan Pemerintah Pusat dan Daerah. (R)
2. Dilakukan pengawasan, pengendalian dan penilaian kinerja secara periodic sesuai
dengan kebijakan dan prosedur yang ditetapkan, dan hasilnya diumpan balikkan pada
lintas program dan lintas sektor (R, D, W)
3. Dilakukan evaluasi dan tindak lanjut terhadap hasil pengawasan, pengendalian dan
penilaian kinerja terhadap target yang ditetapkan dan hasil kaji banding dengan
Puskesmas lain
4. Dilakukan analisis terhadap pengawasan, pengendalian dan penilaian kinerja untuk
digunakan dalam perencanaan kegiatan masing-masing upaya Puskesmas, dan untuk
perencanaan Puskesmas (D)
5. Hasil pengawasan, pengendalian dalam bentuk perbaikan kinerja disediakan dan
digunakan sebagai dasar untuk memperbaiki kinerja pelaksanaan kegiatan Puskesmas
dan revisi perencanaan kegiatan bulanan (D, W)
6. Hasil pengawasan, pengendalian dan penilaian kinerja dalam bentuk Laporan
Penilaian Kinerja Puskesmas (PKP), serta upaya perbaikan kinerja dilaporkan kepada
Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten/Kota

Kriteria

1.5.2. Lokakarya mini lintas program dan lokakarya mini lintas sektor dilakukan sesuai
dengan kebijakan dan prosedur

Pokok Pikiran

 Proses maupun hasil pelaksanaan upaya Puskesmas perlu dikomunikasikan oleh


Kepala Puskesmas, Penanggung jawab Upaya baik KMP, UKM, dan UKPP kepada
serta lintas program dan lintas sektor terkait agar ada kesamaan persepsi untuk
efekativitas pelaksanaan upaya Puskesmas
 Komunikasi dan koordinasi Puskesmas melalui lokakarya mini bulanan lintas
program dan lokakarya mini triwulan lintas sektor dilaksanakan sesuai dengan jadwal
yang telah ditetapkan
 Lokakarya mini bulanan digunakan untuk: Menyusun secara lebih terinci kegiatan-
kegiatan yang akan dilaksanakan selama 1 (satu) bulan mendatang, khususnya dalam
waktu, tempat, sasaran, pelaksana kegiatan, dukungan; menggalang Kerjasama dan
keterpaduan serta meningkatkan motivasi petugas
 Lokakarya mini triwulan digunakan untuk : menetapkan secara konkrit dukungan
lintas sektor yang akan dilakukan semala 3 (tiga) bulan mendatang, melalui
sinkronisasi/harmonisasi RPK antar-sektor (antar-instasi) dan kesatupaduan
tujuan;menggalang Kerjasama, komitmen, dan koordinasi lintas sektor dalam
pelaksanaan kegiatan-kegiatan pembangunan di tingkat kecamatan; meningkatkan
motivasi dan rasa kebersamaan dalam melaksanakan pembangunan masyarakat
kecamatan

Elemen Penilaian

1. Dilakukan lokakarya mini bulanan dan tribulanan secara konsisten dan periodic untuk
mengkomunikasikan, mengkoordinasikan dan mengintergrasikan upaya-upaya
Puskesmas (D,W)
2. Dilakukan pembahasan permasalahan, hambatan dalam pelaksanaan kegiatai dan
rekomendasi tindak lanjut dalam loka karya mini. (D, W)
3. Dilakukan tindak lanjut terhadap rekomendasi lokakarya mini bulanan dan triwulan
dalam bulanan dan triwulan dalam bentuk perbaikan pelaksanaan kegiatan. (D, W)

Kriteria

1.5.3. Kepala Puskesmas dan penanggung jawab melakukan pengawasan,


pengendaliankinerja, dan keggiatan perbaiakan kinerja melalui audit internal dan rapat
tinjauan manajemen yang terencana sesuai dengan masalah kesehatan prioritas,
masalh kinerja, risiko, maupun rencana pengembangan pelayanan.

Pokok Pikiran

 Kinerja Puskesmas yang dilakukan perlu dipantau apakah mencapai target yang
ditetapkan, yang dapat dilakukan melalui audit internal dan tinjauan manajemen
 Audit internal merupakan salah satu mekanisme pengawasan dan pengendalian yang
dilakukan secara sistematis oleh tim audit internal yang dibentuk oleh Kepala
Puskesmas
 Jika ada permasalahan yang ditemukan dalam audit internal tetapi tidak dapat
diselesaikan sendiri oleh pimpinan dan pegawai Puskesmas, maka permasalahan
tersebut dapat dirujuk ke Dinas Kesehatan daerah Kabupaten/Kota untuk ditindak
lanjuti
 Pelaksanaan kinerja direncanakan dan dipantau serta ditindak lanjuti
 Kepala Puskesmas dan Penanggung Jawab Mutu secara periodic melakukan
pertemuan tinjauana manajemen perubahan prosese penyelenggaraan Upaya
Puskesamas dan kegiatan pelayanan Puskesmas, maupun perubahan kebijakan mutu
jika diperlukan, serta membahas hasil pertemuan tinjauan manajemen sebelumnya,
dan rekomendasi untuk perbaikan
 Pertemuan tinjauan manajemen dipimpin oleh Penanggung jawab Mutu

Elemen Penilaian

1. Kepala Puskesmas membentuk tim audit internal dengan uraian tugas, wewenang, dan
tanggung jawab yang jelas. (R)
2. Disusun rencana program audit internal tahunan yang dilengkapi kerangka acuan
audit dan dilakukan kegiatan audit sesuai dengan rencana yang telah disusun. (R)
3. Ada laporan dan umpan balik hasil audit internal kepada Kepala Puskesmas, Tim
Mutu, pihak yang diaudit dan unit terkait
4. Tindak lanjut dilakuakn terhadap temuan dan rekomendasi dari hasil audit internal
bail oleh Kepala Puskesmas. (D)
5. Kepala Puskesmas bersama Tim Mutu merencanakan pertemuan tinjauan manajemen
dan pelaksanaan pertemuan tinjauan manajemen dilakukan dengan agenda
sebagaimana pokok pikiran. (D, W)
6. Rekomendasi hasil pertemuan tinjauan ditindak lanjuti dan dievaluasi. (D)

Standar

1.6. Peran Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten/Kota melaksanakan pembinaan dan


pengawasan terhadap Puskesmas sebagai Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Dinas
Kesehatan Daerah Kabupaten/Kota dalam rangka perbaikan kinerja Puskesmas

Kriteria

1.6.1. Peran Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota melaksanakan pembinaan dan pengawasab


terhadap Puskesmas sebagai Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Dinas Kesegatan
Daerah Kabupaten/Kota dalam rangka perbaikan kinerja Puskesmas.

Pokok Pikiran

 Dalam rangka menjalankan tugas, fungsi dan tanggung jawab, Dinas Kesehatan
Daerah Kabupaten/Kota melakukan bimbngan teknis dan supervise, pemantauan
evaluasi dan pelaporan serta peningkatan mutu pelayanan kesehatan
 Pembinaan yang dilakukan Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten/Kota dalam hal
penyelenggaraan Puskesmas mulai dari perencanaan, pelaksanaan kegiatan hingga
evaluasi kinerja Puskesmas
 Pembinaan tersebut dilaksanakan secara periodic termasuk pembinaan dalam ranka
pencapaiana target PIS, PK, taget Standar Pelayanan Minimal (SPM), dan Program
Prioritas Nasional (PPN), serta pemenuhan standar akreditasi
 Tugas pembinaan meliputi: pendampingan persipaan penilaian untuk surbei akreditasi
termasuk pra survei, pendampingan pasca survei dalam rangka tindaklanjut hasil
rekomendasi surverior (penyusunan PPS), pembinaan mutu pasca survei dan monev
mutu

Elemen Penilaian

1. Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten/Kota menetapkan struktur organisasi Puskesmas


sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. (R)
2. Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten/Kota menetapkan kebijakan pembinaan
Puskesmas secara periodik yang dituangkan dalam program kerja yang jelas dan
terukur. (R, D)
3. Ada bukti Dinas Kesehatan Daerah Kesehatan Kabupaten/Kota melaksanakan
pembinaan secara terpadu termasuk pebinaan oleh tim TPMDK sesuai ketentuan
kepasa Puskesmas secara periodic dengan menggunakan indikator pembinaan
program dan menyampaikan hasil pembinaan kepada Puskesmas
4. Ada bukti Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten/Kota melakukan pendampingan
penyusunan Rencana Usulan Kegiatan Puskesmas dan Rencana Pelaksanaan
Kegiatan. (D, W)
5. Ada bukti Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten/Kota menindaklanjuti pelaksanaan
lokakarya mini Puskesmas yang menjadi wewenang dalam ranka membantuk
menyelesaikan masalah kesehatan yang tidak bisa diselesaikan di tingkat Puskesmas.
(D, W)
6. Ada bukti Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten/Kota melakukan verifikasi dan
memberikan umpan balik evaluasi kinerja Puskesmas. (D, W)
7. Puskesmas melakukan tindak lanjut terhadap hasil pembinaan Dinas Kesehatan
Daerah Kabupaten/Kota. (D, W)

Anda mungkin juga menyukai