Anda di halaman 1dari 6

1.

MM vaskularisasi jantung (a,v,n lengkap, alur perjalanannya)


Arteri Koroner Kiri Utama/ Left Main (LM)
Arteri koroner kiri utama yang lebih popular dengan sebutan Left Main (LM), keluar dari sinus
aorta kiri; kemudian segera bercabang dua mkenjadi arteri *Left Anterior Descending *(LAD)
dan Left Cirumflex (LCX).
Arteri LM berjalan diantara alur keluar ventrikel kanan (right ventricle outflow tract) yang teletak
di depannya, dan atrium kiri dibelakangnya; baru kemudian bercabang menjadi arteri LAD dan ar-
teri LCX.
Arteri Left Anterior Descending (LAD)
Arteri LAD berjalan di parit interventrikular depan sampai ke apeks jantung. Arteri ini mensuplai
bagian depan septum melalui cabang-cabang septal dan bagian depan ventrikuler kiri melalui
cabang-cabang diagonal, sebagian besar ventrikel kiri dan juga berkas Antrio – Ventrikular.
Cabang-cabang diagonal keluar dari arteri LAD dan berjalan menyamping mensuplai dinding an-
tero lateral ventrikel kiri; cabang diagonal bisa lebih dari satu.
Arteri Left Circumflex (LCX)
Arteri LCX berjalan di parit atrioventrikular kiri diantara atrium kiri dan ventrikel kiri dan mensu-
plai dinding samping ventrikel kiri melalui cabang-cabang obtuse marginal yang bisa lebih dari satu
(M1, M2, dst)
Pada umumnya arteri LCX berakhir sebagai cabang obtuse marginal, namum pada 10 % kasus
mempunyai sirkulasi dominan kiri maka arteri LCX juga mensuplai cabang “posterior descending
artery” (PDA).
Arteri Koroner Kanan/ Right Coronary Artery (RCA)
Arteri koroner kanan keluar dari sinus aorta kanan dan berjalan didalam parit atrioventrikular kanan
diantara atrium kanan dan ventrikel kanan menuju ke bagian bawah dari septum.
Pada 50-60% kasus, cabang pertama dari RCA adalah cabang conus yang kecil yang mensuplai alur
keluar ventrikel kanan. Pada 20-30 % kasus, cabang conus muncul langsung dari aorta. Cabang si-
nus node pada 60% kasus keluar sebagai cabang kedua dari RCA dan berjalan ke belakang mensu-
plai SA- node. (Pada 40% kasus cabang ini keluar dari arteri LCX).
Cabang-cabang yang berjalan diagonal dan mengarah ke depan dan mensuplai dinding depan ven-
trikel kanan. Selanjutnya adalah cabang acute marginal (AM) dan berjalan di tepi ventrikel kanan
diatas diafragma. RCA berlanjut ke belakang berjalan di dalam parit atrioventrikular dan bercabang
arteri AV node.
Pada 65% kasus, cabang Posterior Descending Artery (PDA) keluar dari RCA (sirkulasi dominan
kanan). Cabang PDA mensuplai dinding bawah ventrikuler kiri dan bagian bawah septum.
Vena Koroner
Sebagian besar darah vena disalurkan melalui pembuluh vena yang berjalan berdampingan dengan
arteri koroner. Vena kardiak bermuara di sinus koronarius yaitu suatu vena besar yang berakhir di
atrium kanan.
Sebagian kecil darah dari sirkulasi koroner datang langsung dari otot jantung melalui vena-vena ke-
cil dan dislurkan langsung ke dalam ke empat ruang jantung.
Vena Kardiak Besar (Great Cardiac Vein/Vena Cordis Magna)
Bermula di apeks jantung dan naik sepanjang parit interventrikular depan, berdampingan dengan ar-
teri LAD, kemudian belok ke kiri ke dalam parit atrioventrikular, berjalan disamping arteri
LCX. Great Cardiac Vein juga menampung darah dari atrium kiri.
Sinus Koronarius
Berjalan ke kanan di dalam parit atrioventrikular. Berakhir di dinding belakang atrium kanan, di-
anatra pangkal vena cava inferior dan celah atrioventrikular dan menerima darah dari vena kardiak
sedang dan kecil.
Vena kardiak Sedang dan Kecil (Middle Cardiac Vein and Small Cardiac Vein/ Vena Cordis Parva)
Vena kardiak sedang berjalan di dalam parit interventrikular belakang dan vena kardiak kecil ber-
jalan di parit atrioventrikuler berdampingan dengan RCA.
Vena Posterior Ventrikel Kiri
Vena ini berakhir di sisi samping ventrikel kiri dan masuk ke dalam sinus koronarius.

3.3. Klasifikasi Jantung Koroner


a. Iskemia
Iskemia adalah suatu keadaan kekurangan oksigen yang bersifat sementara
dan reversibel. Penurunan suplai oksigen akan meningkatkan mekanisme metab-
olism anaerobik. Iskemia yang lama dapat menyebabkan kematian otot atau
nekrosis. Keadaan nekrosis yang berlanjut dapat menyebabkan kematian otot jan-
tung (infark miokard). Ventriekel kiri merupakan ruang jantung yang paling
rentan mengalami iskemia dan infark, hal ini disebabkan kebutuhan oksigen ven-
trikel kiri lebih besar untuk berkontraksi. Metabolisme anaerobik sangat tidak
efektif selain energi yang dihasilkan tidak cukup besar juga meningkatkan pem-
bentukan asamlaktat yang dapat menurunkan PH sel (asidosis). Iskemia secara
khas ditandai perubahan EKG: T inversi, dan depresi segmen ST. Gabungan efek
hipoksia, menurunnya suplai energi, serta asidosis dapat dengan cepat meng-
ganggu fungsi ventrikel kiri. Kekuatan kontraksi pada daerah yang terserang
mengalami gangguan, serabut ototnya memendek, serta daya kecepatannya
menurun. Perubahan kontraksi ini dapat menyebakan penurunan curah jantung.
Iskemia dapat menyebabkan nyeri sebagai akibat penimbunan asam laktat yang
berlebihan. Angina pektoris merupakan nyeri dada yang menyertai iskemia
miokardium. Angina pektoris dapat dibagi: angina pektoris stabil (stable angina),
angina pektoris tidak stabil (unstable angina), angina variant (angina prinzmetal).
b. Angina Pektoris Stabil
Terdapat nyeri dada saat melakukan aktifitas berlangsung selama 1-5 menit
dan hilang saat istirahat. Nyeri dada bersifat kronik. Nyeri terutama di daerah ret-
rosternal, terasa seperti tertekan benda berat atau terasa panas dan menjalar ke
lengan kiri, leher, maksila, dagu, punggung, dan jarang menjalar ke lengan
kanan.
c. Angina Pektoris Tidak Stabil (UAP)
Secara keseluruhan sama dengan penderita angina stabil. Tapi nyeri lebih
bersifat progresif dengan frekuensi yang meningkat dan sering terjadi saat istira-
hat. Pada pemeriksaan EKG biasanya didapatkan deviasi segmen ST.
d. Angina Varian
Merupakan angina tidak stabil yang disebabkan oleh spasme arteri koroner.
e. Infark
Iskemia yang berlangsung lebih dari 30 menit dapat menyebabkan
kerusakansel yang ireversibel dan kematian otot (nekrosis). Bagian miokardium
yang mengalami nekrosis atau infark akan berhenti berkontraksi secara perma-
nen.
Sering didahului dada terasa tidak enak. Nyeri dada seperti tertekan, teremas,
tercekik, berat, tajam, dan terasa panas, berlangsung >30 menit bahkan sampai
berjam-jam. Pemeriksaan fisik didapatkan pasien tampak ketakutan, gelisah,
tegang, nadi sering menurun, dan elektrokardiografi menunjukkan elevasi seg-
men ST.

J Pe Temu E
e n- an n
n je- EKG z
i las i
s an m
ny-
eri J
da a
da n
t
u
n
g

A An De- T
n gin presi i
g a seg- d
i pad men T a
n a k
a wa   m
ktu Invers e
P isti- i n
e ra- gelom i
c hat/ bang n
t ak- T g
o tiv- k
r  
itas a
i Tidak
rin t
s ada
gan
gelom
,
T bang
Cre
i Q
sce
d ndo
a ang
k ina,
Hi-
S
lan
t
g
a
b den
i gan
l ni-
trat
( .
A
P
T
S
)

N Leb De- M
o ih presi e
n be- seg- n
rat men i
S dan ST n
T lam g
a   k
e (> Invers a
l 30 i t
e me gelom m
v nit) bang i
a , T n
s Tid i
i ak m
hi- a
M
lan l
i
g 2
o
den k
c
gan a
a
pe li
r
m- n
d
be- il
I rian a
n ni- i
f trat b
a . a
r Per t
k lu a
opi s
um a
un- t
tuk a
me s
ngh n
i- o
lan r
gka m
n a
ny- l
eri.
S Leb Hiper- M
T ih akut T e
be- n
e rat   i
l dan Elevas n
e lam i g
v a segme k
a (> nT a
s 30 t
i  
me m
Gelo
nit) i
M mban
, n
i gQ
Tid i
o ak m
 
c hi- a
Invers
a lan l
i
r g 2
gelom
d den k
bang
gan T a
I
pe li
n
m- n
f
be- il
a
rian a
r
ni- i
k
trat b
. a
Per t
lu a
opi s
um a
un- t
tuk a
me s
ngh n
i- o
lan r
gka m
n a
ny- l
eri.

Berdasarkan berat/ ringannya Sindrom Koroner Akut (SKA) menurut Braunwald (1993)
adalah:
a. Kelas I: Serangan baru, yaitu kurang dari 2 bulan progresif, berat, dengan nyeri
pada waktu istirahat, atau aktivitas sangat ringan, terjadi >2 kali per hari.
b. Kelas II: Sub-akut, yakni sakit dada antara 48 jam sampai dengan 1 bulan pada
waktu istirahat.
c. Kelas III: Akut, yakni kurang dari 48 jam.

Anda mungkin juga menyukai