Anda di halaman 1dari 33

BAB IV

HASIL PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Umum

Nilai faktor keamanan suatu lereng didapatkan dari hasil perbandingan


antara besarnya gaya penahan dengan gaya penggerak longsoran. Gaya-gaya yang
bekerja pada lereng secara umum dapat dikelompokkaan menjadi dua, yaitu:
gaya-gaya yang cenderung menyebabkan material pada lereng untuk bergerak
kebawah dan gaya-gaya yang menahan material pada lereng. Gaya-gaya tersebut
terjadi karena beberapa faktor antara lain: geometri lereng, sifat fisik dan mekanik
tanah pada lereng, serta beban yang bekerja di bagian atas lereng. Untuk itu perlu
dijelaskan mengenai faktor-faktor tersebut, sesuai dengan data-data yang didapat
dari lokasi studi kasus.

4.2 Geometri Lereng

Geometri lereng mencakup tinggi dan sudut kemiringan lereng.


Ketinggian dan kemiringan suatu lereng sangat mempengaruhi kestabilannya.
lereng yang terlalu tinggi menjadi lebih tidak stabil sehingga cenderung mudah
longsor daripada lereng yang tidak terlalu tinggi pada jenis tanah yang sama.
Semakin besar kemiringan dan tinggi suatu lereng maka kestabilannya akan
semakin kecil. Adapun bentuk dari geometri lereng yang akan dianalisa
ada pada gambar 4.1(a) dan gambar 4.1(b) berikut.

68
69

(a)

(b)
Gambar 4.1 Geometrik lereng STA 0+000 – STA 0+010 (a) dan Geometrik
lereng STA 0+020 – STA 0+030 (b)
70

4.3 Sifat Fisik dan Mekanik Tanah

Sifat fisik dan mekanik tanah yang paling mempengaruhi kestabilan lereng
adalah berat isi dan kuat geser. Berat isi tanah akan mempengaruhi besarnya
beban pada permukaan bidang longsor. Semakin besar beart isi tanah, maka gaya
penggerak yang menyebabkan kelongsoran lereng akan semakin besar. Lain
halnya dengan kuat geser tanah, semakin besar kuat geser tanah maka akan
semakin stabil lereng tersebut, begitu pula sebaliknya.

Untuk parameter sifat fisik dan mekanik tanah asli digunakan data berupa
hasil korelasi yang dihitung berdasarkan nilai SPT (Standard Penetration Test).
Adapun data parameter sifat fisik dan mekanik tanah hasil Korelasi diberikan pada
tabel 4.1 berikut

Tabel 4.1 Nilai Parameter Sifat Fisik dan Mekanik Tanah Asli

Lapisan 1 Lapisan 2 Lapisan 3


Parameter (Lempung Lanauan) (Lempung Pasiran) (Pasir Halus)
Kedalaman 0 – 4 m Kedalaman 4–8,5m Kedalaman 8,5-10,5m
ϕ ϕ° 25 27 37
c kPa 10,3 13 0
γ sat
19,5 22,1 24,6
(kN /m¿ ¿3)¿
γ
γ unsat
18,6 20,3 22
(kN /m¿ ¿3)¿
Hasil Analisa

4.4 Pembebanan Pada Lereng

Untuk beban yang akan digunakan adalah beban lalulintas. Beban lalu
lintas ditambahkan pada seluruh lebar permukaan jalan dan besarnya ditentukan
berdasarkan kelas jalan, untuk jalan ruas siampang Ampar- Tayan merupan jalan
kelas I, maka beban yang digunakan adalah sebesar 15 kPa. adapun model
pembebanannya seperti gambar 4.2 berikut ini.
71

Gambar 4.2 Model Pembebanan lalulintas

4.5 Perhitungan Stabilitas Lereng

Dalam perhitungn stabilitas lereng ini akan dilakukan dengan manual serta
menggunakan program yaitu Plaxis dan Slope/W pada program Geostudio. Karena
lereng yang akan dianalisa merupakan lereng yang telah longsor, maka angka
keamanan yang didapat adalah angka keamanan lereng yang telah longsor
tersebut.

Untuk acuan bahwa lereng tersebut dapat dikatakan aman maka, angka
keamanan yang digunakan adalah 1,5 dengan tingkat ketidakpastian tinggi,
dikarenakan parameter tanah yang kurang akurat dan lengkap.

4.5.1 Perhitungan Faktor Keamanan Dengan SLOPE/W Program


GeoStudio

Dalam perhitungan menggunakan program Geo-Slope ini, diperlukan data


berupa; Geometri lereng serta Sifat fisik dan mekanik tanah, adapun analisa yang
akan digunakan adalah analisa dengan metode Bishop. Hasil perhitungan dari
Geo-Slope ini berupa gambar dengan angka keamanan yang tercantum langsung
pada gamar dan bidang longsor yang berupa busur lingkaran. Analisa dari
perhitungan nanti akan dilakukan dengan dua pemodelan. yaitu:
72

A. Perhitungan faktor keamanan lereng tanpa beban.


B. Perhitungan Faktor keamanan lereng dengan beban.

A. Perhitungan Faktor Keamanan Lereng Tanpa Beban.

Digunakan lereng potongan 1 (STA 0+000) sebagai sampel analisa


perhitungan faktor keamanan dengan menggunakan SLOPE/w pada program
GeoStudio, maka didapat hasil analisa sebagai berikut

Gambar 4.3 Hasil Analisa Program GeoStudio pada Potongan 1 (STA 0+000)

Untuk hasil perhitungan potongan-potongan lereng tanpa beban dengan


menggunakan program GeoStudio selanjutnya akan dirangkum pada tabel 4.2
berikut.

Tabel 4.2 Hasil Perhitungan FK Tanpa Beban

Hasil Perhitungan
Potongan / (STA) Faktor Keamanan
1 / 0+000 1,227
2 / 0+010 1,604
3 / 0+020 1,480
4 / 0+030 1,559
73

B. Perhitungan Faktor Keamanan Lereng dengan Beban.

Pada analisa dengan pembebanan, dimasukkan beban lalulintas sebesar 15


kPa diatas permukaan jalan dan didapat angka keamanannya sebagai berikut.

Gambar 4.4 Hasil Analisa Program GeoStudio pada Potongan 1 (STA 0+000)
dengan Beban

Untuk hasil perhitungan potongan-potongan lereng dengan beban menggunakan


program GeoStudio selanjutnya akan dirangkum pada tabel 4.3 berikut.

Tabel 4.3 Hasil Perhitungan FK dengan Beban

Hasil Perhitungan
Potongan / (STA) Faktor Keamanan
1 / 0+000 1,099
2 / 0+010 1,342
3 / 0+020 1,140
4 / 0+030 1,325
74

Dari hasil analisa tanpa beban, didapat faktor keamanan lereng terkicil ada
pada potongan 1 atau STA 0+000 yaitu sebesar 1,227 dan untuk analisa
menggunakan beban didapat pada potongan 1 atau STA 0+000 sebesar 1,099.
Berikut ini rekapitulasi faktor keamanan dengan menggunkan program GeoStudio
yang ditabelkan pada tabel 4.4.

Tabel 4.4 Rekapitulasi Nilai Faktor Keamanan menggunakan Geo-Slope

Rekapitulasi Nilai Faktor Keamanan dengan GeoSlope


Potongan / (STA) Tanpa Beban Dengan Beban SF ≥ 1,5
1 / 0+000 1,227 1,099 (Tidak Aman)
2 / 0+010 1,604 1,342 (Aman, Tidak Aman)
3 / 0+020 1,480 1,140 ( Tidak Aman)
4 / 0+030 1,559 1,325 (Aman, Tidak Aman)

4.5.2 Perhitungan Faktor Keamanan Dengan Metode Elemen Hingga Pada


Program Plaxis

Perhitungan faktor keamanan pada program Plaxis ini akan dilakukan


secara numeric, adapun data yang harus dimasukkan adalah;

1. Geometri lereng
2. Sifat fisik dan mekanik tanah
Dalam pengerjaan menggunakan Plaxis dibutuhkan juga nilai modulus
elastisitas ( E ) dan angka poison ( v ) dan analisa perhitungan juga akan
dilakukan dengan dua permodelan, yaitu:
A. Perhitungan faktor keamanan lereng tanpa beban.
B. Perhitungan Faktor keamanan lereng dengan beban.

A. Perhitungan Faktor Keamanan Lereng Tanpa Beban.

Digunakan lereng potongan 1 (STA 0+000) sebagai sampel analisa


menggunakan program Plaxis, setelah memasukan data-data yang diperlukan
maka, dilakukan analisa dengan tipe kalkulasi plastic dan Phi/c Reduction, maka
75

didapatlah hasil berupa total displacement ( gambar 4.2) dan angka kemanan
(gambar 4.3)

Gambar 4.5. Total Displacements yang Terjadi untuk Potongan 1/ STA 0+000
76

Gambar 4.6 Nilai Faktor Kemanan untuk Potongan 1/ STA 0+000

Untuk hasil perhitungan potongan-potongan lereng tanpa beban dengan


menggunakan program Plaxis selanjutnya akan dirangkum pada tabel 4.5 berikut.

Tabel 4.5 Hasil Perhitungan FK Tanpa Beban

Hasil Perhitungan
Potongan / (STA) Faktor Keamanan Total Displacements (m)
1 / 0+000 1,257 20,50
2 / 0+010 1,437 109,60
3 / 0+020 1,378 12,02
4 / 0+030 1,405 207,17

B. Perhitungan Faktor Keamanan Lereng dengan Beban.

Untuk perhitungan dengan menggunakan beban maka diperlukan satu


tahap plastic lagi untuk pengaktifan beban dan satu tahap Phi/c Reduction untuk
nilai angka keamanan setelah dibebani, maka didapatlah hasil berupa total
displacement dengan pembebanan (gambar 4.7) dan angka keamanan dengan
pembebanan (gambar 4.8)
77

Gambar 4.7. Total Displacements dengan Beban yang Terjadi untuk Potongan 1/
STA 0+000

Gambar 4.8 Nilai Faktor Kemanan dengan Beban untuk Potongan 1/ STA 0+000
78

Untuk hasil perhitungan potongan-potongan lereng dengan beban menggunakan


program Plaxis selanjutnya akan dirangkum pada tabel 4.6 berikut.

Tabel 4.6 Hasil Perhitungan FK dengan Beban

Hasil Perhitungan
Potongan / ( STA ) Faktor Keamanan Total Displacements (m)
1 / 0+000 1,038 913,62
2 / 0+010 1,332 152,40
3 / 0+020 1,142 38,90
4 / 0+030 1,292 52.00

Dari hasil analisa tanpa beban, didapat faktor keamanan lereng terkicil ada
pada potongan 1 atau STA 0+000 yaitu sebesar 1,257 dan untuk analisa
menggunakan beban didapat sebesar 1,038. Berikut ini rekapitulasi yang
ditabelkan pada Tabel 4.7.

Tabel 4.7 Rekapitulasi Nilai Faktor Keamanan menggunakan Plaxis

Rekapitulasi Nilai Faktor Keamanan dengan Plaxis


Potongan / (STA) Tanpa Beban Dengan Beban SF ≥ 1,5
1 / 0+000 1,257 1,038 (Tidak Aman)
2 / 0+010 1,437 1,332 (Tidak Aman)
3 / 0+020 1,378 1,142 (Tidak Aman)
4 / 0+030 1,405 1,292 (Tidak Aman)

4.5.3 Perhitungan Manual Faktor Keamanan Dengan Metode Bishop

Metode Bishop ini termasuk dalam metode irisan, dimana massa tanah
yang longsor dipecah-pecah menjadi beberap irisan vertikal (pias) diatas bidang
longsor yang membentuk sebuah busur lingkaran dengan jari-jari sembarang.

Berikut ini akan dijelaskan langkah-langkah perhitungan faktor keamanan


dengan metode Bishop, sebagai sampel digunakan lereng potongan 1 atau STA
0+000:
79

 Buat bidang longsor berbentuk busur lingkaran dengan jari-jari


sembarang.
 Bagilah luasan tanah diatas bidang longsor menjadi beberapa irisan
vertikal (pias).
 Carilah luasan tiap-tiap pias, panjang busur pias dan sudut yang terbentuk
dari titik berat pias terhadap jari-jari bidang longsor.

Gambar 4.9 Perkiraan Bidang Longsor Potongan 1 / STA 0+000


 Menghitung momen penahan dan momen penggerak sesuai dengan rumus
Bishop berikut ini:
i=n
F=∑ [ c ' bi +W i (1−r u )tg φ ' ] ¿ ¿ ¿
i=1

dimana:

i=n
Momen penahannya adalah; ∑ [ c ' b i+W i (1−r u) tgφ ' ] ¿ ¿
i=1

i=n
dan, Momen penggeraknya adalah; ∑ W i sin θi
i=1

Perhitungan ini akan dilakukan dengan dua permodelan yaitu,


tanpa beban dan dengan beban. agar mempermudah perhitungan maka,
dibuat tabel-tabel untuk perhitungan momen penahan dan penggeraknya
adalah sebagai berikut:
80

A. Perhitungan Faktor Keamanan Lereng Tanpa Beban.

Tabel 4.8 Perhitungan Momen Penahan Tanpa Beban

γ'
NO.
Lapisan A W θ° W.sin θ°
SLICE
1
1 2 3 4 5 6
1 19.5 3.778 73.671 41 48.333
2 19.5 8.189 159.686 30 79.843
3 19.5 9.603 187.259 20 64.046
4 19.5 7.425 144.788 11 27.627
5 19.5 2.709 52.826 2 1.844
TOTAL GAYA PENGGERAK 221.692

Tabel 4.9 Perhitungan Momen Penggerak Tanpa Beban

ϕ' ° c' γ'


NO.
SLICE Lapisan Lapisan Lapisan A W b ru
1 1 1
1 2 3 4 5 6 7 8
1 25 10.5 19.5 3.778 73.671 3.8104 1.774
2 25 10.5 19.5 8.189 159.686 2.9765 0.639
3 25 10.5 19.5 9.603 187.259 2.7408 0.502
4 25 10.5 19.5 7.425 144.788 2.6188 0.620
5 25 10.5 19.5 2.709 52.826 2.5738 1.671

C'*b tan.ϕ'° cos.θ° Tan.θ° W(1-ru)tan.ϕ 9+13 M 14*15

9 10 11 12 13 14 15 16
40.009 0.466 0.755 0.869 -26.592 13.418 1.862 24.985
31.253 0.466 0.866 0.577 26.855 58.109 1.466 85.162
28.778 0.466 0.940 0.364 43.483 72.261 1.245 89.950
27.497 0.466 0.982 0.194 25.630 53.127 1.111 59.027
27.025 0.466 0.999 0.035 -16.533 10.492 1.017 10.669
TOTAL GAYA PENAHAN 269.794
81

maka, nilai faktor keamanannya adalah:

i=n
F=∑ [ c ' bi +W i (1−r u )tg φ ' ] ¿ ¿ ¿
i=1

TOTAL GAYA PENAHAN


F=
TOTAL GAYA PENGGERAK

269.794
F=
221.692

F=1,217 ≤1,5 ( tidak oke )

Untuk hasil perhitungan potongan-potongan lereng tanpa beban dengan


perhitungan manual selanjutnya akan dirangkum pada tabel 4.10 berikut.

Tabel 4.10 Hasil Perhitungan FK Tanpa Beban

Hasil Perhitungan
Potongan / (STA) Faktor Keamanan
1 / 0+000 1,217
2 / 0+010 1,446
3 / 0+020 1,354
4 / 0+030 1,412

B. Perhitungan Faktor Keamanan Lereng dengan Beban.

Tabel 4.11 Perhitungan Momen Penggerak Dengan Beban

γ'
NO.
Lapisan A W θ° W.sin θ°
SLICE
1
1 2 3 4 5 6
1 19.5 3.248 108.336 39 68.178
2 19.5 8.191 204.725 29 99.252
3 19.5 10.331 201.4545 20 68.901
4 19.5 8.299 161.831 12 33.646
5 19.5 3.301 64.370 3 3.369
TOTAL GAYA PENGGERAK 273.347
82

Tabel 4.12 Perhitungan Momen Penahan Dengan Beban

ϕ' ° c' γ'


NO.
SLICE Lapisan Lapisan Lapisan A W b ru
1 1 1
1 2 3 4 5 6 7 8
1 25 10.5 19.5 3.248 63.336 3.5843 1.941
2 25 10.5 19.5 8.191 159.725 3.1792 0.683
3 25 10.5 19.5 10.331 201.455 2.9545 0.503
4 25 10.5 19.5 8.299 161.831 2.8309 0.600
5 25 10.5 19.5 3.301 64.370 2.7776 1.480
C'xb tan.ϕ'° cos.θ° Tan.θ° W(1-ru)tan.ϕ 9+13 M 14*15
9 10 11 12 13 14 15 16
37.635 0.466 0.777 0.810 -27.794 9.841 1.773 17.444
33.382 0.466 0.875 0.554 23.632 57.013 1.439 82.035
31.022 0.466 0.940 0.364 46.684 77.707 1.245 96.729
29.724 0.466 0.978 0.213 30.184 59.909 1.124 67.318
29.165 0.466 0.999 0.052 -14.410 14.755 1.026 15.136
TOTAL GAYA PENAHAN 278.662

maka, nilai faktor keamanannya adalah:

i=n
F=∑ [ c ' bi +W i (1−r u )tg φ ' ] ¿ ¿ ¿
i=1

TOTAL GAYA PENAHAN


F=
TOTAL GAYA PENGGERAK

278.662
F=
273.347

F=1,019 ≤1,5 ( tidak oke )

Untuk hasil perhitungan potongan-potongan lereng dengan beban


dengan perhitungan manual selanjutnya akan dirangkum pada tabel 4.13
berikut.
83

Tabel 4.13 Hasil Perhitungan FK Dengan Beban

Hasil Perhitungan
Potongan / (STA) Faktor Keamanan
1 / 0+000 1,019
2 / 0+010 1,390
3 / 0+020 1,192
4 / 0+030 1,349

Adapun rekapitulasi dari perhitungan manual dengan metode Bishop


adalah sebagai berikut:

Tabel 4.14 Rekapitulasi Nilai Faktor Keamanan dengan Perhitungan Manual

Rekapitulasi Nilai Faktor Keamanan dengan Perhitungan Manual


Potongan / (STA) Tanpa Beban Dengan Beban
1 / 0+000 1,217 1,019
2 / 0+010 1,446 1,390
3 / 0+020 1,354 1,192
4 / 0+030 1,412 1,349

Berikut ini rekapitulasi faktor keamanan dari ketiga metode perhitungan:

Tabel 4.15 Rekapitulasi Nilai Faktor Keamanan Ketiga Metode

Nilai Faktor Keamanan Tanpa Beban


Pot/STA
SLOPE/W Plaxis Manual
1/0+000 1.227 1.257 1.217
2/0+010 1.604 1.437 1.446
3/0+020 1.480 1.378 1.354
4/0+030 1.559 1.405 1.412
Nilai Faktor Keamanan dengan Beban
Pot/STA
SLOPE/W Plaxis Manual
1/0+000 1.099 1.038 1.019
2/0+010 1.342 1.332 1.390
3/0+020 1.140 1.142 1.192
4/0+030 1.325 1.292 1.349
84

4.6 Penanggulangan Kelongsoran dengan Dinding Penahan Tanah

Sesuai dengan penjelasan di bab sebelumnya bahwa bentuk


penanggulangan dari kelongsoran ini digunakan sebuah struktur perkuatan lereng
tanah yaitu dengan menggunakan perkuatan dinding penahan tanah dengan jenis
kantilever. Untuk memperoleh dimensi dinding penahan tanah yang dapat
menahan pergerakan tanah yang terjadi, maka diperlukan perhitungan terhadap
gaya-gaya yang bekerja pada dinding akibat beban yang ada serta tekanan
tanahnya.

4.7 Perhitungan Dinding Penahan Tanah (DPT)

1. Dimensi dinding penahan tanah kantilever

q = 1,5 t/m²

0.44 m G5
α=14°

4,4 m G4 G1
G7

G3
G6
2,2 m

0,6m G2

1,6m 0,3 m 0,3 m 0,8 m


85

Diketahui:
γ1 Beton = 2,4 t/m³ C Tanah asli = 1,3 t/m³
γ 2 Tanah timbunan = 1,539 t/m³ γ3 Tanah asli = 2,21 t/m³
ϕ Tanah timbunan = 28° ϕ Tanah asli = 27°

2. Koefisien tekanan tanah untuk permukaan yang meningkat


A.Tekanan tanah aktif
cos α −√ cos α −cos ϕ
2 2
Ka=cos α
cos α + √ cos α −cos ϕ
2 2

cos 14−√ cos2 14−cos2 28


KaL1=cos 14
cos 14+ √cos 2 14−cos 2 28
¿ 0,657
cos 14−√ cos 14−cos 27
2 2
KaL2=cos 14
cos 14+ √ cos 14−cos 27
2 2

¿ 0,666

B.Tekanan tanah pasif


cos α + √ cos2 α −cos 2 ϕ
Kp=cos α
cos α −√ cos 2 α −cos 2 ϕ
cos 14+ √cos 14−cos 27
2 2
Kp=cos 14
cos 14−√ cos 14−cos 27
2 2

Kp=1,577

3. Distribusi Tekanan Tanah Aktif dan gaya Aktif

A. Akibat beban luar (q)


86

Tekanan:

p=Ka x q
p 1=KaL 1 x q
¿ 0.657 x 1,5
¿ 0,986 t /m²
p 2=KaL 2 x q
¿ 0.666 x 1,5
¿ 0,999 t /m²
Gaya:
P= p x L
P 1= p 1 x L1
¿ 0.986 x 4,84
¿ 4,770 t /m
P 2= p 2 x L2
¿ 0.999 x 0,6
¿ 0.6 t /m
Gaya Vertikal:
Pv 1=sin α x P 1
¿ sin 14 ° x 4,770
¿ 1,154 t /m
Pv 2=sin α x P 2
¿ sin 14 ° x 0,6
¿ 0.145 t /m
Gaya Horizontal:
87

Ph1=cos α x P1
¿ cos 14 ° x 4,770
¿ 4,629 t /m
Ph2=cos α x P 2
¿ cos 14 ° x 0,6
¿ 0,582 t/m
∑ Pa=Pv + Ph
∑ Pa1=Pv 1+ Ph1
¿ 1,154+ 4,629
¿ 5,783 t/m
∑ Pa 2=Pv 2+ Ph2
¿ 0,145+0,582
¿ 0,727 t /m
B. Akibat tanah dibelakang dinding
1. Akibat tanah Timbunan
Tekanan:

p=γ . L. Ka
p 3=γ 2. L 1. KaL1
¿ 1,539 x 4,84 x 0,657
¿ 4,894 t/m ²
p 4=γ 2. L 2. KaL 2
¿ 1,539 x 0,6 x 0,666
¿ 0,615 t /m²
Gaya:
88

P 3=0,5. p 3. L 1
¿ 0,5 x 4,894 x 4,84
¿ 11,844 t /m
P 4= p 4. L2
¿ 0,615 x 0,6
¿ 0,369 t /m
Gaya Vertikal:
Pv 3=sin α x P 3
¿ sin 14 ° x 11,844
¿ 2,865 t /m
Pv 4=sin α x P 4
¿ sin 14 ° x 0,369
¿ 0,089 t /m
Gaya Horizontal:
Ph3=cos α x P 3
¿ cos 14 ° x 11,844
¿ 11,492t / m
Ph 4=cos α x P 4
¿ cos 14 ° x 0,369
¿ 0,358 t /m
∑ Pa=Pv + Ph
∑ Pa3=Pv 3+ Ph 3
¿ 2,865+11,492
¿ 14,356 t /m
∑ Pa 4=Pv 4 + Ph 4
¿ 0,089+0,358
¿ 0,875 t /m

2. Akibat tanah asli


Tekanan:
89

p=γ . L. Ka
p 5=γ 3. L 2. KaL 2
¿ 2,21 x 0,6 x 0,666
¿ 0,883 t /m²
Gaya:
P 5=0,5. p 5. L 2
¿ 0,5 x 0,883 x 0,6
¿ 0,265 t /m
Gaya vertikal:
Pv 5=sin α x P 5
¿ sin 14 ° x 0,265
¿ 0,064 t /m
Gaya Horizontal:
Ph5=cos α x P 5
¿ cos 14 ° x 0,265
¿ 0,257 t /m
∑ Pa5=Pv 5+ Ph 5
¿ 0,064+ 0,257
¿ 0,321 t/m

4. Total Gaya Aktif


∑ Pa=∑ R=∑ P 1+ ∑ P 2+∑ P 3+∑ P 4 +∑ P5
∑ R=5,783+ 0,727+14,358+0,447+ 0,321
90

¿ 21,636 t /m

5. Lengan Masing-masing Bidang Arah y

y 1=L 2+ ( 12 xL 1)
¿ 0,6+ ( x 4,84 )
1
2
¿ 3,02 m
1
y 2= xL 2
2
1
¿ x 0,6
2
¿ 0,3 m

y 3=L 2+ ( 13 xL 1)
¿ 0,6+ ( x 4,84 )
1
3
¿ 2,21 m
1
y 4= xL 2
2
1
¿ x 0,6
2
¿ 0,3 m
1
y 5= xL 2
3
1
¿ x 0,6
3
¿ 0,2 m

6. Tinggi Resultan Akibat Tekanan Tanah Aktif (Ya)


∑P 1. y 1+∑ P 2. y 2+∑ P 3. y 3+ ∑P 4. y 4 +∑ P 5. y 5
Ya=
∑R
(5,783 x 3,02 )+ ( 0,727 x 0,3 ) + ( 14,358 x 2,21 ) + ( 0,447 x 0,3 )+(0,321 x 0,2)
¿
21,636
¿ 2,295 m
91

7. Tekanan Tanah Pasif dan Gaya Pasif


Tekanan:

p=γ . L. Ka
p=γ 3. D. KaL 2
¿ 2,21 x 2,2 x 0,666
¿ 7,669 t/m ²
Gaya:
Pp=0,5. p . D
¿ 0,5 x 7,669 x 2,2
¿ 8,436 t /m
8. Tinggi Resultante Akibat Tekanan Pasif (Yp)
1
y= xD
3
1
¿ x 2,2
3
¿ 0,733 m
Pp x y
Yp=
Pp
8,436 x 0,733
¿
8,436
¿ 0.733 t /m
9. Kontrol Terhadap Guling
A. Perhitungan Momen
Disederhanakan dengan menggunakan tabel berikut

Berat segmen ( W ) Momen (M)


Segme Luas Segmen (A) Lengan Tiap Segmen ( x )
Axγ WxX
n
m² t/m m t.m
G1 A1 = ba x H2 1.320 W1 = A1 x γ1 3.168 x1 = b2 + (0.5 x ba) 1.750 M1 = W1 x X1 5.544
G2 A2 = B x H3 1.800 W2 = A2 x γ1 4.320 x2 = 0.5 x B 1.500 M2 = W2 x X2 6.480
G3 A3 = 0.5 x BB x H2 0.660 W3 = A3 x γ1 1.584 x3=b2+ba +(1/3x(bb-ba)) 2.000 M3 = W3 x X3 3.168
10.83
G4 A4 = b2 x H2 7.040 W4 = A4 x γ2 x4 = 0.5 x b2 0.800 8.668
5 M4 = W4 x X4
G5 A5 = 0.5 x b2 x H3 0.352 W5 = A5 x γ2 0.542 x5 = 1/3 x b2 0.533 M5 = W5 x X5 0.289
10.11
G6 A6 = b1 x D 1.760 W6 = A6 x γ3 x6=b2+bb+(0.5xb1) 2.600
3.890 M6 = W6 x X6 3
A7 = 0.5 x 0.075 x
G7 0.083 W7 = A7 x γ3 x7=b2+bb+(1/3x0.075) 2.225 0.406
D 0.182 M7 = W7 x X7
13.01 24.52 34.66
∑A 5 ∑W 0 ∑M 7

92
B. Titik resultan keseluruhan konstruksi (X)
A 1. x 1+ A 2. x 2+ A 3. x 3+ A 4. x 4+ A 5. x 5+ A 6. x 6+ A 7. x 7
X=
∑A
X =1,299 m
C. Kontrol terhadap guling
MR
FS= ≥2
Mo
MR=∑ M x X
¿ 34,667 x 1,229
¿ 45,042

Mo=Pa cos α ( H3 )−M v

Mv =Pa cos α x sin α . B


¿ ¿¿ 15,236

Mo=21,636 cos 14 . ( 53 )−15,236¿ 19,753


MR
Maka: Fs= ≥2
Mo
45,042
Fs= ≥2
19,753
Fs=2,280≥ 2…...ok
10. Eksentrisitas
B
e= −
2 (
Mr −Mo B
∑W
≤ )
6

e= −( )≤ 6
3 45,042−19,753 3
2 24,520
e=0,469 ≤ 0,5……..ok

11. Kontrol Terhadap Geser


FR
FS= ≥ 1,5
Fd
FR=∑ V tan ϕ+ B . c + Pp'
Pp '=0.5 x γ 3 x D ² x Kp+ 2c x D x √ Kp
¿ 0.5 x 2,21 x 2 , 2² x 1,577+2 x 1,3 x 2,2 x √ 1,577
¿ 15,620

93
94

FR=∑ V tan ϕ+ B . c + Pp'


¿ 24,520 x tan27 ° +3 x 1,3+ 15,620
¿ 32,014
Fd=Pa x cos α
¿ 21,636 x cos 14
¿ 20,993
Maka:
FR
Fs= ≥ 1,5
Fd
32,014
Fs= ≥1,5
20,993
Fs=1,525≥ 1,5……ok

12. Kontrol Terhadap daya Dukung


Qult
FS= >3
Qmax
Diketahui:
ϕ = 27°
C = 1,3 t/m³
Nc = 31.15
Nq = 17,6
Ny = 14,7
Df = 4,84 m
q = 1,5 t/m²
L =1m
A. Faktor bentuk
B Nq
Fcs=1+ x
L Nc
3 17,6
¿ 1+ x
1 31,15
B
¿ 2,695 Fqs=1+ x tan ϕ
L
3
¿ 1+ x tan 27 °
1
95

¿ 2,529
B
Fγs=1−0.4 x
L
3
¿ 1−0.4 x
1
¿−0,2

B. Faktor kedalaman
Df
FKd= >1
B
4,84
¿ >1
3
¿ 1,613>1 …….oke
Df
Fqd=1+2. tan ϕ (1−sin ϕ )2 x
B
2 4,84
¿ 1+2. tan 27 ° ( 1−sin 27 ° ) x
3
¿ 1,490
1−Fqd
Fcd=Fqd−
Nc . tan ∅
1−1,490
¿ 1,490−
31,15 x tan27
¿ 1,521
Fγd=1

4. Mencari fs daya dukung


Q ult
FS= >3
Q max
Qult =C . Nc . Fcd . Fcs+q . Nq . Fqs . Fqd+0,5. γ . B . Nγ . Fγs . Fγd
¿ 1,3 x 31,15 x 1,521 x 2,695+1,5 x 17,6 x 2,529 x 1,490+ 0,5 x 2,21 x 3 x 14,7 x (−0,2) x 1
¿ 255,742 t/m ²
Dikarenkan e <B/6 (memenuhi syarat) maka Qmaks digunakan rumus
2.49:
∑V 6e
Qmax= (1+ )
B B
96

24,520
¿ x¿
3
¿ 15,834 t /m²
maka,
Qult
FS= ≥3
Qmax
255,742
¿ ≥3
15,834
¿ 16,150 ≥3 …….ok

4.8 Perhitungan Faktor Keamanan Lereng Setelah Diberikan Perkuatan


Dengan Menggunakan Program Plaxis.
97

Pada analisa ini akan dicari faktor keamanan lereng setelah diberikan
perkuatan berupa dinding penahan tanah tipe kantilever dengan beban lalulintas
pada badan jalannya serta tanah timbunan pada bagian aktif maupun pasif seperti
yang direncanakan pada perhitungan dinding penahan tanah sebelumnya.

Digunakan lereng potongan 1 sebagai sampel analisa faktor keamanan


lereng setelah diberi perkuatan dinding penahan tanah, maka didapatlah total
displacements dan faktor keamanannya sebagai berikut.

Gambar 4.10 Total Displacemenst setelah diberikan perkuatan pada lereng


potongan 1/STA0+000
98

Gambar 4.11 Nilai Faktor keamanan setelah diberikan perkuatan pada lereng
potongan 1/STA 0+000

Untuk hasil perhitungan potongan-potongan lereng setelah diberikan


perkuatan menggunakan program Plaxis selanjutnya akan dirangkum pada tabel
4.16 berikut.

Tabel 4.16 Hasil Perhitungan FK setelah Perkuatan

Hasil Perhitungan
Potongan / ( STA ) Faktor Keamanan Total Displacements (m)
1 / 0+000 2,147 1,17
2 / 0+010 3,111 0,00892
3 / 0+020 2,498 0,00423
4 / 0+030 2,356 0,003

Dari hasil perhitungan menggunakan program plaxis didapat nilai faktor


keamanan dari semua potongan lereng lebih besar dari 1,5.
99

4.9 Analisa Keseluruhan Perhitungan

Dalam Bab IV ini perhitungan dimulai dengan menganalisa stabilitas


lereng dari potongan-potongan lereng yang ada dengan menggunakan metode
Bishop dan digunakan pula program Plaxis dan GeoStudio yang bertujuan sebagai
pembanding dari hasil perhitungan manual dengan metode Bishop, dalam analisa
stabilitas lereng digunakan dua permodelan yaitu, tanpa beban dan dengan beban,
serta faktor keamanan yang harus dicapai adalah >1,5. Dari hasil perhitungan
menunjukan bahwa rata-rata angka keamanan <1,5 dari perhitungan manual
maupun program, maka diperlukan penanganan berupa perkuatan lereng.
Perkuatan lereng yang digunakan adalah dinding penahan tanah (DPT)
berjenis kantilever yang cocok untuk penanganan lereng dengan tinggi hingga 8
meter, dalam analisanya didapatkan dinding penahan tanah dengan kriteria-
kriteria sebagai berikut:

 Fs Terhadap Guling ( >2) : 2,28 (ok)


 Fs Terhadap Geser (>1,5) : 1,525 (ok)
 Fs Terhadap Daya Dukung (>3) : 16,15 (ok)

Kemudian dianalisa kembali stabilitas lereng setelah diberikan


penanggulangan berupa perkuatan dinding penahan tanah (DPT), dan didapat
angka kemanan lereng menjadi >1,5 pada semua potongan.

4.10 Aspek Pelaksanaan

Aspek teknis

Pada saat pelaksanaan agar memperhatikan proses penggalian lereng pada


saat pembangunan dinding penahan tanah (DPT) dengan mengikuti nilai sudut
geser tanahnya agar tidak menimbulkan keruntuhan lereng lanjutan, setelah
pembangunan DPT selesai maka, lakukan penimbunan sesuai dengan jenis tanah
yang direncankan . Dan pastikan tanah didepan dinding (tanah pasif) setinggi
yang telah direncanakan.
100

Gambar 4.12 Perkiraan kemiringan galian untuk lereng potongan 1


Aspek sosial

Perhatikan dampak terhadap lingkungan sekitar, dan memperhatikan lahan


warga yang berada disekitar lokasi pembangunan serta penggantian terhadap
lahan yang digunakan selama pembangunan

Anda mungkin juga menyukai