Anda di halaman 1dari 90

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Lokasi Penyelidikan Tanah


Pada proyek pembangunan gedung pembelajaran terpadu Institut Teknologi
Kalimantan terdapat 3 cluster bangunan yaitu Gedung E, Gedung F dan Gedung G
yang menjadi lokasi dilakukannya penyelidikan tanah (soil investigation) sebagai
sumber data langsung tanah di lapangan meliputi kondisi tanah, kedalaman tanah keras
yang menjadi informasi untuk keperluan proyek serta data tersebut digunakan untuk
tugas akhir ini. Penyelidikan tanah pada proyek meliputi 1 titik untuk pengujian SPT
(standard penetration test) yaitu titik BH.01, 6 titik pengujian CPT (cone penetration
test) yaitu titik S.01, S.02, S.03, S.04, S.05 dan S.06, serta pengujian 6 titik untuk PDA
(pile driving analyzer). Adapun lokasi penyelidikan tanah pada Gambar 4.1 adalah
sebagai berikut.

S.01 (PDA-AS.E4)
BH.01

S.02 (PDA-AS.E2)

S.03 (PDA-AS.E1)
S.04 (PDA-AS.B2)

S.05 (PDA-AS.E5)

S.06 (PDA-AS.A8)

Gambar 4.1 Lokasi Penyelidikan Tanah Proyek Gedung E, F dan G Kampus ITK
(Sumber: Citra Google Maps, 2019)

41
Pada tugas akhir ini, juga dilakukan analisa kapasitas dukung terhadap hasil uji PDA
(pile driving analyzer). dimana, pada umumnya pengujian metode PDA dilaksanakan
setelah tiang mempunyai kekuatan yang cukup untuk menahan beban yang akan
dipikul hingga selanjutnya dilakukan pemukulan palu untuk mengetahui besaran
kapasitas dukung tiang tersebut. adapun Gambar 4.2 yaitu denah pondasi tiang
pancang pada proyek yang menjadi lokasi pengujian PDA pada 6 titik tiang adalah
sebagai berikut.

Gambar 4.2 Denah Pondasi Spun Pile


(Sumber : PT.Trinanda Karya Utama,2019)
Pondasi tiang pancang yang digunakan pada proyek ini adalah pondasi spun pile
dengan ukuran diameter 40 cm dengan berat 191 kg/m dengan profil pondasi spun pile
yang memiliki panjang tiang tertanam yang beragam yaitu 10,5 meter hingga 11 meter.

42
4.2 Perhitungan Kapasitas Dukung Pondasi Tiang Pancang
Pendekatan Statis
Perhitungan kapasitas dukung pondasi tiang pancang tunggal dengan pendekatan
statis dilakukan menurut teori mekanika tanah, dengan memperhatikan aspek bidang
runtuh berdasarkan skema yang menunjukkan tiang mengalami pembebanan tekan dan
yang menahan beban dengan mengarahkan tahanan ujung dan tahanan gesek
dindingnya. Dimana, kapasitas dukung yang akan diperoleh berdasarkan dari nilai
besaran tahanan ujung bawah ultimit dan tahanan gesek ultimit antara sisi tiang dan
tanah disekitarnya kemudian dipengaruhi oleh berat sendiri tiang tersebut sesuai
kedalaman. Pada perhitungan kapasitas dukung pondasi tiang pancang dengan
pendekatan statis menggunakan data SPT, CPT dan hasil uji laboratorium. Metode
yang digunakan pada perhitungan kapasitas dukung pondasi tiang pancang dengan
pendekatan statis adalah untuk data standard penetration test menggunakan persamaan

data cone penetration test menggunakan metode Mayerhoff (1956), Bagemann (1956)
dan Trofimankove (1974), serta untuk data uji laboratorium menggunakan persamaan

4.2.1 Pehitungan Kapasitas Dukung Pondasi Tiang Pancang Data SPT


(Standard Penetration Test)
Pada perhitungan daya dukung pondasi tiang pancang dengan data SPT,
digunakan data hasil uji dengan interval ground level atau kedalaman tiap 0,5 meter
pada Tabel 4.1 adalah sebagai berikut.

43
Tabel 4.1 Data Hasil Uji SPT Titik BH.01 Interval 0.5 Meter
Kedalaman N-SPT
m N
0 0
0.5 20
1 20
1.5 20
2 20
2.5 19.5
3 19
3.5 18.5
4 18
4.5 18.5
5 19
5.5 19.5
6 20
6.5 25.75
7 31.5
7.5 37.25
8 43
8.5 48.5
9 54
9.5 59.5
10 65
10.5 63.75
11 62.5
11.5 61.25
12 60
12.5 60
13 60
13.5 60
14 60
(Sumber : PT.Trinanda Karya Utama,2019)
Dengan menggunakan data hasil penyelidikan untuk SPT, selanjutnya dapat dilakukan
perhitungan untuk kapasitas dukung dengan data SPT menggunakan metode

44
4.2.1.1 Metode Mayerhoff (1956) Data SPT
Adapun langkah perhitungan untuk memperoleh kapasitas dukung pondasi tiang
pancang tunggal menggunakan metode Mayerhoff berdasarkan data SPT adalah
sebagai berikut.
1. Perhitungan Nilai N-SPT Sekitar Dasar Tiang
Diketahui : Diameter Tiang Pancang = 40 cm
N-SPT (Depth : 11 m) = 62,5
= 1,72 gram/

Perhitungan untuk nilai N-SPT sekitar dasar tiang menggunakan Persamaan 2.7 dan
Persamaan 2.8 namun, untuk penggunaaan rumus koreksi nilai N tersebut berdasarkan
hasil dari tekanan overbunden atau tekanan vertikal efektif. Nilai tersebut diperoleh
berdasarkan penggunaan hasil data uji lab untuk mengetahui berat volume tanah efektif
pada hasil sampel lokasi penyelidikan.
Berat Volume Tanah Efektif
=
= 1,72 - 1
= 0,72 gram/
= 0,72 T/
Setelah diperoleh hasil berat volume tanah efektif, selanjutanya dapat dilakukan
perhitungan tekanan vertikal efektif (overbunden pressure) dengan kriteria tiap lapisan
0,5 meter dan kedalaman pondasi tiang pancang tinjauan.

= 8,42 T/

hasil perhitungan untuk tekanan overbunden dengan hasil = 8,42 T/ , maka untuk

perhitungan menggunakan ketentuan >7,5 T/ pada persamaan 2.8.

45
= 62,5 (untuk kedalaman 11 meter), dikarenakan kondisi tanah
lempung maka tidak ada koreksi terhadap muka air tanah.

= 61,1
Koreksi untuk nilai < dimana 56,95 < 120 maka hasil untuk telah memenuhi

syarat koreksi. Kemudian untuk nilai N rata-rata pada koreksi nilai di kedalaman 4 kali
diameter dibawah dan 8 kali diameter diatas ujung tiang adalah sebagai berikut.
4D = (ke bawah)

8D = (ke atas)
N = 60
2. Perhitungan Nilai N-SPT Rata-Rata
Pada Tabel 4.1 dapat dilihat rekapitulasi nilai N-SPT dan dapat dilakukan
perhitungan untuk N-SPT rata-rata pada kedalaman 0 m hingga 14 m sebagai berikut.

3. Perhitungan Luas Penampang Tiang


Berdasarkan ukuran dan bentuk tiang pancangnya, pada proyek ini digunakan
tiang pancang berbentuk bulat dengan ukuran diameter 40 cm dengan panjang tiang 12
meter. Berikut adalah perhitungan untuk memperoleh nilai luas penampang tiang dan
luas selimut tiang.
Luas Penampang Tiang
=

=
= 0,125

46
Luas Selimut Tiang
=

=
= 0,63
4. Perhitungan Kapasitas Dukung Ultimate
Perhitungan daya dukung terdiri atas perhitungan kapasitas tahanan gesek dan
kapasitas tahanan ujung kemudian diperoleh nilai kapasitas dukung ultimate dan dapat
diperoleh kapasitas dukung izin. Perhitungan menggunakan Persamaan 2.2 dan
Persamaan 2.3 untuk memperoleh nilai kapasitas dukung ultimate kemudian
menggunakan Persamaan 2.4 untuk memperoleh nilai kapasitas dukung izin pada
metode ini. Terlebih dahulu mengetahui nilai untuk hambatan geser selimut tiang,
berdasarkan tinjauan kedalaman 11 meter dan kemudian dilakukan penjumlahan hasil
hambatan geser di atas kedalaman tinjauan.
Hambatan Geser Selimut Tiang

= (ketentuan untuk kondisi tanah lempung)

61,095
=
2
= 30,547 Ton/
Setelah nilai hambatan geser selimut tiang diperoleh, selanjutnya untuk memperoleh
nilai kapasitas tahanan gesek tiang, digunakan nilai hambatan geser selimut tiang
sebelumnya dan jumlah tahanan gesek pada kedalaman sebelum tinjauan. Berikut
adalah perhitungan kapasitas tahanan gesek dan tahanan ujung tiang pada tinjauan
kedalaman 0 meter hingga 11 meter bedasarkan Persamaan 2.3.
Kapasitas Tahanan Gesek
=

=
= 239,67 Ton

47
Kapasitas Tahanan Ujung
= Cn Ap

= 12 62,5 0,125
= 93,75 Ton
Selanjutnya dilakukan perhitungan untuk kapasitas dukung ultimate tiang
menggunakan Persamaan 2.2.
Kapasitas Dukung Ultimate
=

=
= 333 Ton
Apabila kapasitas dukung ultimate telah diperoleh, dilanjutkan dengan perhitungan
kapasitas dukung izin menggunakan Persamaan 2.4 serta nilai angka keamanan (SF)
pada metode Mayerhoff 1956 adalah sebesar 3.
Kapasitas Dukung Izin

= 111 Ton
Hasil perhitungan untuk daya dukung pondasi tiang pancang menggunakan metode
Mayerhoff pada tinjauan seluruh kedalaman hasil uji standard penetration test dapat
dilihat pada Tabel 4.2.
Tabel 4.2 Rekapitulasi Kapasitas Dukung Metode Mayerhoff Pada Data SPT

Depth N-SPT Qult Qall


m N Ton Ton
0 0 0 0
0.5 20 38 13
1 20 45 15
1.5 20 52 17
2 20 60 20

48
Depth N-SPT Qult Qall
m N Ton Ton
2.5 19.5 66 22
3 19 72 24
3.5 18.5 78 26
4 18 84 28
4.5 18.5 91 30
5 19 98 33
5.5 19.5 105 35
6 20 113 38
6.5 25.75 130 43
7 31.5 149 50
7.5 37.25 170 57
8 43 193 64
8.5 48.5 217 72
9 54 242 81
9.5 59.5 270 90
10 65 298 99
10.5 63.75 316 105
11 62.5 333 111
11.5 61.25 350 117
12 60 367 122
12.5 60 385 128
13 60 402 134
13.5 60 420 140
14 60 438 146
(Sumber : Penulis, 2020)
Pengolahan data untuk memperoleh kapasitas daya dukung, dilakukan tinjauan
perhitungan tiap kedalaman 0,5 meter seluruh kedalaman uji penyelidikan tanah
terkait. Pada hasil rekapitulasi, terdapat nilai daya dukung yang diberi label warna
dimana hasil tersebut merupakan kedalaman tinjauan yang akan digunakan untuk
membandingkan hasil tersebut dengan hasil uji PDA.

49
4.2.1.2 Metode Luciano Decourt (1982) Data SPT
Perhitungan daya dukung pondasi tiang pancang dilakukan secara empiris dari
nilai N pada hasil uji standard penetration test. Berikut adalah perhitungan untuk
memperoleh daya dukung pondasi tiang pancang menggunakan metode Luciano
Decourt (1982) berdasarkan data SPT.
1. Perhitungan Nilai N-SPT Sekitar Dasar Tiang
Diketahui : Diameter Tiang Pancang = 40 cm
N-SPT (Depth : 10,5 m) = 63,75
Koefisien Tanah (K) = 12 T/
4D = m
= 1,6 m
= 1
= 1
Pada langkah perhitungan ini, sebelum memperoleh daya dukung untuk selimut tiang
(friction pile) dan daya dukung ujung tiang (end bearing capacity) dengan
menggunakan Persamaan 2.10 dan Persamaan 2.11 perlu dilakukan koreksi untuk
pertimbangan nilai rata-rata N-SPT berdasarkan ketentuan metode Luciano Decourt
(1982). Dimana, mengetahui nilai N-SPT sekitar tiang berdasarkan ketentuan 4D dari
ujung tiang tertanam, dihitung dengan interval nilai N-SPT pada kedalaman 4D di atas
tiang pancang hingga 4D di bawah ujung tiang.
Koreksi Nilai N-SPT Pada Ujung Tiang
= Panjang Tertanam + 4D (bawah)
=
= 12,1 meter
= Panjang Tertanam - 4D (atas)
=

= 8,9 meter
Kemudian, dilakukan perhitungan rata-rata N-SPT dengan batas kedalaman 8,9 meter
hingga 12,1 meter. Dimana, dilakukan perhitungan Np1 untuk rata-rata nilai N-SPT

50
pada kedalaman 8,9 meter dan 12,1 meter serta untuk rata-rata nilai N-SPT mulai

dari kedalaman 8,9 meter hingga 12,1 meter. Maka dapat diperoleh nilai rata-rata N-
SPT ujung tiang dengan menghitung rata-rata dan .

Diketahui : N1 (Kedalaman 8,9 meter) = 52,9

N 2 (Kedalaman 12,1 meter) = 60

= 56,45

= 60,1

= 58,72
Setelah diperoleh nilai koreksi untuk rata-rata N-SPT pada sekitar ujung tiang
berdasarkan ketentuan sebelumnya, selanjutnya dapat diperoleh untuk nilai koreksi
untuk rata-rata N-SPT untuk selimut tiang yaitu sepanjang tiang tertanam. Tinjauan
yang digunakan yaitu mulai dari kedalaman 0 meter hingga 10,5 meter. Maka,
diperoleh untuk nilai Ns adalah sebagai berikut.
= 39,33
2. Perhitungan Luas Penampang Tiang
Berdasarkan ukuran dan bentuk tiang pancangnya, pada proyek ini digunakan
tiang pancang berbentuk bulat dengan ukuran diameter 40 cm dengan panjang tiang
tertanam 10,5 meter. Berikut adalah perhitungan untuk memperoleh nilai luas
penampang tiang dan luas selimut tiang.

51
Luas Penampang Tiang
=

=
= 0,125
Luas Selimut Tiang
=

=
= 13,188
Setelah diperoleh besaran profil tiang pancang, selanjutnya dapat dilakukan
perhitungan untuk mengetahui besar daya dukung menggunakan metode Luciano
Decourt dengan hasil perhitungan sebelumnya.
3. Perhitungan Kapasitas Dukung Ultimate
Perhitungan kapasitas dukung ultimate meliputi perhitungan untuk kapasitas
dukung selimut tiang (skin friction bearing) dan kapasitas dukung ujung tiang (end
bearing capacity) adalah sebagai berikut.
Kapasitas Tahanan Gesek Tiang
Berikut adalah perhitungan kapasitas tahanan gesek tiang pada tinjauan kedalaman 0
meter hingga 10,5 meter berdasarkan koefisien selimut tiang menurut metode Luciano
Decourt pada Tabel 2.3 dengan menggunakan Persamaan 2.11.

= 186,06 Ton
Selanjutnya masuk dalam perhitungan untuk tahanan ujung tiang, dimana tahanan
ujung dihitung berdasarkan satuan luas serta koefisien dasar tiang menurut metode
Luciano Decourt pada Tabel 2.2 menggunakan Persamaan 2.10 adalah sebagai
berikut.

52
Kapasitas Tahanan Ujung Tiang

= 88,08 Ton
Setelah diperoleh masing-masing nilai tahanan untuk kapasitas dukung ujung tiang dan
selimut tiang serta adanya penyesuaian penggunaan nilai koefisien berdasarkan
pengelompokan tanah pada lokasi proyek yaitu tipe clay. Selanjutnya kedua nilai hasil
perhitungan kapasitas dukung ultimate dapat dihitung menggunakan Persamaan 2.9
serta dilanjutkan dengan kapasitas dukung izin menggunakan Persamaan 2.12 sebagai
berikut.
Kapasitas Dukung Ultimate
=

=
= 274,14 Ton
Kapasitas dukung ultimate yang telah diperoleh, diperhitungkan nilai kapasitas izinnya
dengan ketentuan angka keamanan sesuai metode Luciano Decourt yaitu SF sebesar 3.
Kapasitas Dukung Izin

274,14
=
3
= 91,4 Ton
Hasil perhitungan untuk daya dukung pondasi tiang pancang menggunakan metode
Mayerhoff pada seluruh kedalaman hasil uji standard penetration test dapat dilihat
pada Tabel 4.3.
Tabel 4.3 Rekapitulasi Kapasitas Dukung Metode Luciano Decourt Pada Data SPT
Depth N-SPT Qult Qall
m N Ton Ton
0 0 70.53 23.51
0.5 20 158.45 52.82

53
Depth N-SPT Qult Qall
m N Ton Ton
1 20 158.32 52.77
1.5 20 158.14 52.71
2 20 157.94 52.65
2.5 19.5 156.96 52.32
3 19 155.80 51.93
3.5 18.5 154.57 51.52
4 18 153.31 51.10
4.5 18.5 152.98 50.99
5 19 153.98 51.33
5.5 19.5 156.04 52.01
6 20 158.99 53.00
6.5 25.75 165.95 55.32
7 31.5 175.90 58.63
7.5 37.25 188.21 62.74
8 43 202.40 67.47
8.5 48.5 217.59 72.53
9 54 232.71 77.57
9.5 59.5 247.67 82.56
10 65 262.39 87.46
10.5 63.75 274.14 91.38
11 62.5 283.49 94.50
11.5 61.25 290.78 96.93
12 60 296.26 98.75
12.5 60 301.18 100.39
13 60 305.66 101.89
13.5 60 309.72 103.24
14 60 313.48 104.49
(Sumber : Penulis, 2020)
Pengolahan data untuk memperoleh kapasitas daya dukung, dilakukan tinjauan
perhitungan tiap kedalaman 0,5 meter seluruh kedalaman uji penyelidikan tanah
terkait. Pada hasil rekapitulasi, terdapat nilai daya dukung yang diberi label warna
dimana hasil tersebut merupakan kedalaman tinjauan yang akan digunakan untuk
membandingkan hasil tersebut dengan hasil uji PDA.

54
-SPT
Perhitungan daya dukung pondsi tiang pancang dilakukan secara empiris dari
nilai N pada hasil uji standard penetration test
menyarankan pemilihan faktor aman untuk kapasitas dukung pada tanah kohesif
dengan koefisien yang diberikan. Berikut adalah perhitungan untuk memperoleh
kapasitas dukung pondasi tiang pancang data N-SPT titik BH.01 menggunakan metode

1. Perhitungan Kapasitas Tahanan Ujung Tiang


Diketahui : Diameter Tiang Pancang = 40 cm
N-SPT (Depth : 10 m) = 65
C (9,5 m) = 45,45 Ton/

5 Ton/ ) = 0,38
2. Perhitungan Nilai N-SPT Rata-Rata
Pada Tabel 4.1 dapat dilihat rekapitulasi nilai hasil uji SPT dan dapat dilakukan
perhitungan untuk koreksi nilai N-SPT rata-rata pada kedalaman 0 m hingga 14 m
sebagai berikut.

3. Perhitungan Luas Penampang Tiang


Berdasarkan ukuran dan bentuk tiang pancangnya, pada proyek ini digunakan
tiang pancang berbentuk bulat dengan ukuran diameter 40 cm dengan panjang tiang 12
meter. Berikut adalah perhitungan untuk memperoleh nilai luas penampang tiang dan
luas selimut tiang.
Luas Penampang Tiang
=

=
= 0,125

55
Keliling Tiang
=
=
= 1,3 m
4. Perhitungan Daya Dukung Ultimate

keamanan tehadap keruntuhan pada nilai kapasitas dukung ultimate yang diperoleh
dengan angka keamanan yang berlaku pada metode ini. Seperti pada persamaan umum,
pada metode ini untuk memperoleh kapasitas dukung ultimate, terlebih dahulu
memperhitngkan kapasitas tahanan gesek dan kapasitas tahanan ujung ultimate tiang.
Kapasitas Tahanan Gesek
Perhitungan kapasitas tahanan gesek menggunakan nilai hambatan geser tinjauan dan
jumlah tahanan gesek pada kedalaman sebelum tinjauan. Berikut adalah perhitungan
kapasitas tahanan gesek pada tinjauan kedalaman 0 meter hingga 11 meter dengan
menggunakan Persamaan 2.15.
=

=
= 224,52 Ton
Hasil perhitungan untuk tahanan gesek menggunakan Persamaan 2.15 menunjukkan
nilai alfa yang merupakan koefisien untuk faktor adhesi pada selimut tiang tanah
lempung yang dapat dilihat pada Tabel 2.4. nilai yang digunakan adalah sebesar 0,38
untuk ketentuan nilai Cu pada rentang 43 hingga 53,75 Ton/ . Selanjutnya, untuk
kapasitas tahanan ujung tiang dapat dihitung dengan menggunakan Persamaan 2.14.
Kapasitas Tahanan Ujung
=

=
= 51,13 Ton
Setelah nilai kapasitas tahanan gesek dan tahanan ujung telah diperoleh, selanjutnya
dilakukan perhitungan untuk kapasitas dukung ultimate dan besarnya kapasitas izin

56
dengan menggunakan faktor aman yang telah di syaratkan berdasarkan Persamaan
2.13 dan Persamaan 2.16.
Kapasitas Dukung Ultimate
=

=
= 275,65 Ton
Hasil perhitungan kapasitas dukung ultimate digunakan untuk memperoleh nilai
kapasitas dukung izin dengan angka keamanan SF sebesar 2,5 pada metode Reese and

= 110,26 Ton
Hasil perhitungan untuk daya dukung pondasi tiang pancang menggunakan metode
standard penetration test dapat
dilihat pada Tabel 4.4.
Tabel 4.4 eil Pada Data SPT
Depth N-SPT Qult Qall
m N Ton Ton
0 0 0.00 0.00
0.5 20 18.72 7.49
1 20 23.23 9.29
1.5 20 27.74 11.10
2 20 32.26 12.90
2.5 19.5 35.30 14.12
3 19 38.97 15.59
3.5 18.5 42.50 17.00
4 18 45.88 18.35
4.5 18.5 50.88 20.35
5 19 56.01 22.41
5.5 19.5 61.30 24.52
6 20 68.36 27.35

57
Depth N-SPT Qult Qall
m N Ton Ton
6.5 25.75 94.45 37.78
7 31.5 124.45 49.78
7.5 37.25 138.31 55.32
8 43 165.25 66.10
8.5 48.5 203.43 81.37
9 54 211.65 84.66
9.5 59.5 240.98 96.39
10 65 275.65 110.26
10.5 63.75 282.42 112.97
11 62.5 290.16 116.06
11.5 61.25 302.46 120.98
12 60 294.64 117.86
12.5 60 305.12 122.05
13 60 315.60 126.24
13.5 60 326.08 130.43
14 60 336.55 134.62
(Sumber : Penulis, 2020)
Hasil perhitungan untuk memperoleh kapasitas daya dukung dengan data SPT yang
digunakan, tinjauan perhitungan dilakukan tiap kedalaman 0,5 meter seluruh
kedalaman uji penyelidikan tanah terkait. Setelah seluruh metode untuk perhitungan
kapasitas dukung dengan data SPT telah dilakukan, adapun rekapitulasi perhitungan
kapasitas dukung pondasi tiang pancang tunggal dengan data SPT menggunakan
metode Mayerhof, metode Luciano Decourt dan metode Reese and pada Tabel
4.5 adalah sebagai berikut.
Tabel 4.5 Rekapitulasi Hasil Perhitungan Daya Dukung Data N-SPT
Mayerhoff Luciano Decourt Reese and O'Neil
Depth N-SPT
Qult Qall Qult Qall Qult Qall
m N Ton Ton Ton Ton Ton Ton
0 0 0 0 0 0 0 0
0.5 20 38 13 158 53 19 7
1 20 45 15 158 53 23 9
1.5 20 52 17 158 53 28 11
2 20 60 20 158 53 32 13
2.5 19.5 66 22 157 52 35 14

58
Mayerhoff Luciano Decourt Reese and O'Neil
Depth N-SPT
Qult Qall Qult Qall Qult Qall
m N Ton Ton Ton Ton Ton Ton
3 19 72 24 156 52 39 16
3.5 18.5 78 26 155 52 42 17
4 18 84 28 153 51 46 18
4.5 18.5 91 30 153 51 51 20
5 19 98 33 154 51 56 22
5.5 19.5 105 35 156 52 61 25
6 20 113 38 159 53 68 27
6.5 25.75 130 43 166 55 94 38
7 31.5 149 50 176 59 124 50
7.5 37.25 170 57 188 63 138 55
8 43 193 64 202 67 165 66
8.5 48.5 217 72 218 73 203 81
9 54 242 81 233 78 212 85
9.5 59.5 270 90 248 83 241 96
10 65 298 99 262 87 276 110
10.5 63.75 316 105 274 91 282 113
11 62.5 333 111 283 94 290 116
11.5 61.25 350 117 291 97 302 121
12 60 367 122 296 99 295 118
12.5 60 385 128 301 100 305 122
13 60 402 134 306 102 316 126
13.5 60 420 140 310 103 326 130
14 60 438 146 313 104 337 135
(Sumber : Penulis, 2020)
Pada rekapitulasi Tabel 4.5 masing-masing metode memiliki hasil dari kapasitas
dukung ultimate dan kapasitas dukung izin yang diberi label warna. Tiap metode
memiliki warna dan kedalaman yang berbeda. Hal tersebut dimaksud untuk
membedakan tinjauan untuk kedalaman pada tiap contoh perhitungan metode tersebut,
serta hasil perhitungan pada rekapitulasi tabel nantinya akan digunakan untuk
membandingkan nilai hasil perhitungan statis terhadap hasil daya dukung pada uji PDA
untuk menjawab tujuan dan permasalahan pada bahasan tugas akhir ini. Berdasarkan
hasil rekapitulasi pada Tabel 4.5 berikut adalah grafik kapasitas dukung terhadap
kedalaman menggunakan data SPT pada Gambar 4.3.

59
Gambar 4.3 Grafik Kapasitas Dukung Pondasi Tiang Pancang Tunggal Data SPT
(Sumber : Penulis, 2020)

4.2.2 Pehitungan Kapasitas Dukung Pondasi Tiang Pancang Data


CPT (Cone Penetration Test)
Proses perhitungan untuk menentukan kapasitas dukung pondasi tiang pancang
menggunakan data CPT (cone penetration test) memiliki hasil data berupa perkiraan
sifat fisik tanah berdasarkan pengambilan lokasi sampel. Data yang dihasilkan berupa

60
nilai dari perlawanan penetrasi konus dan hambatan lekat pada tanah. Pada bahasan
tugas akhir ini, data CPT meliputi 6 titik pengujian yaitu S.01, S.02, S.03, S.04, S.05,
dan S.06 dengan kedalaman pengujian yang berbeda-beda. Dalam pengambilan hasil
akhir untuk nilai kapasitas dukung nantinya, akan dilakukan perhitungan kapasitas
dukung seluruh titik hasil uji dan mengambil nilai kapasitas dukung yang paling
mendekati dengan data PDA nantinya. Serta menyesuaikan hasil kapasitas dukung
yang paling kecil untuk dijadikan nilai acuan pada seluruh titik agar memenuhi
kemampuan seluruh kapasitas pada semua area pengujian. Dimana, contoh perhitungan
yang akan di bahas pada sub bab ini berdasarkan kedalaman hasil uji sondir, dari 6 titik
pengujian yang dijadikan sebagai acuan data yaitu S.01, S.02, S.03, S.04, S.05 dan S.06
hanya 3 titik yang dijadikan contoh perhitungan. Hal tersebut berdasarkan dari
pengelompokan kedalaman hasil uji yaitu titik S.01 untuk hasil uji dengan kedalaman
menengah, S.02 untuk hasil uji kedalaman paling dalam dan S.03 untuk hasil uji
kedalaman paling dangkal. Berikut adalah perhitungan kapasitas dukung dengan
menggunakan metode Mayerhoff (1956), metode Bagemann (1965), dan metode
Trofimankove (1974) dengan data CPT pada Lampiran.

4.2.2.1 Metode Mayerhoff (1956) Data CPT


Perhitungan kapasitas dukung dengan menggunakan berbagai metode
berdasarkan data CPT secara garis besar memiliki proses tinjauan untuk tahanan gesek
dan tahanan ujung tiang. Dimana, tahanan ujung tiang persatuan luas memiliki nilai
yang tidak jauh berbeda dengan tahanan konus. Serta, untuk tahanan gesek sisi tiang
bergantung pada bahan tiang yang digunakan dan dikorelasikan dengan tahanan gesek
sisi konus. Berikut adalah perhitungan kapasitas dukung pondasi tiang pancang tunggal
untuk data CPT menggunakan metode Mayerhoff (1956).
1. Titik Uji S.01
Adapun data CPT pada titik uji S.01 yang akan digunakan untuk perhitungan
kapasitas dukung pondasi tiang pancang tunggal yang dapat dilihat pada Tabel 4.6.
Perhitungan Kapasitas Tahanan Ujung dan Tahanan Gesek Tiang

61
Diketahui : Diameter Tiang Pancang = 40 cm
CPT (Depth) = 7m
Cone Resistance (qc) = 192 Kg/
Local Resistance (qf) = 0,52 Kg/cm
Sebelum mealakukan perhitungan tahanan ujung tiang, terlebih dahulu menentukan
koreksi untuk tahanan konus dan selanjutnya memperoleh tahanan konus rata-rata.
Koreksi untuk nilai cone resistance menggunakan ketentuan berdasarkan metode
Mayerhoff yaitu 4 diameter di atas ujung tiang dan 1 diameter di bawah ujung tiang.
Koreksi Nilai Cone Resistance
= Panjang Tertanam + 4D (atas)

= meter
= Panjang Tertanam - 1D (bawah)
=

= meter
Kemudian, dilakukan perhitungan rata-rata untuk nilai koreksi cone resistance dengan
batas kedalaman untuk ketentuan 4D di atas ujung tiang yaitu dengan batas kedalaman
5,4 meter hingga 7 meter sedangkan untuk ketentuan 1D di bawah ujung tiang yaitu
dengan batas kedalaman 7 meter hingga 7,4 meter. Berikut adalah proses untuk
memperoleh nilai koreksi untuk cone resistance rata-rata.
Diketahui : 4D (Posisi atas ujung tiang) = 5,4 m 7,0 m
(Posisi bawah ujung tiang) = 7,0 m 7,4 m
Koreksi 4D Posisi Atas Ujung Tiang

= 156,87 Kg/
Koreksi 1D Posisi Bawah Ujung Tiang

62
=

= 199,91 Kg/
Setelah nilai untuk masing masing koreksi telah diperoleh, nilai cone resistance rata-
rata dapat dihitung sebagai berikut.
=

= 178,39 Kg/
Jadi, nilai koreksi untuk cone resistance rata-rata adalah 178,39 Kg/ nilai tersebut
dapat digunakan untuk melakukan perhitungan kapasitas tahanan ujung tiang.
Kemudian, dilakukan perhitungan untuk tahanan gesek satuan dengan ketentuan nilai
(local resistance/200) untuk penggunaan tiang beton maupun baja. Adapun nilai untuk
tahanan gesek satuan adalah sebagai berikut.
=

= 0,0026 Kg/
Perhitungan untuk kapasitas tahanan ujung tiang melibatkan adanya pengaruh luas
penampang satuan tiang sedangkan untuk kapasitas tahanan gesek melibatkan adanya
pengaruh luas selimut tiang per satuan kedalaman tinjauan. Berikut adalah perhitungan
luas penampang tiang pancang sesuai dengan profil yang digunakan.
Luas Penampang Tiang
Berdasarkan ukuran dan bentuk tiang pancangnya, pada proyek ini digunakan tiang
pancang berbentuk bulat dengan ukuran diameter 40 cm.
=

=
= 1256

63
Luas Selimut Tiang
=
=
= 87920
Setelah semua nilai yang dibutuhkan untuk perhitungan kapasitas tahanan ujung
maupun tahanan selimut tiang telah diperoleh, selanjutnya dapat dilakukan perhitungan
menggunakan Persamaan 2.19 sebagai berikut.
Kapasitas Tahanan Ujung Tiang
=

=
= 224057,84 Kg
Kapasitas Tahanan Gesek

=
= 4527,88 Kg
Perhitungan Kapasitas Kapasitas Dukung Ultimate
Perhitungan kapasitas dukung ultimate merupakan hasil dari penjumlahan nilai
kapasitas tahanan gesek dan tahanan ujung tiang, yang dikonversikan dalam satuan
kilogram ke ton. Berikut adalah perhitungan untuk kapasitas dukung ultimate pondasi
tiang pancang tunggal menggunakan metode Mayerhoff pada data CPT sesuai dengan
persamaan 2.19.

= 228579,45 Kg
= 228,58 Ton

64
Dari hasil perhitungan kapasitas dukung ultimate tiang, dihitung nilai kapasitas dukung
izin dengan cara membagi hasil nilai kapasitas dukung ultimate dengan faktor
keamanan atau angka keamanan Fs sesuai dengan ketentuan faktor aman tiang dari data
uji sondir sebesar 2,5 3. Pada perhitungan kapasitas izin, angka keamanan yang
digunakan adalah sebesar 3. Adapun perhitungan kapasitas dukung izin pondasi tiang
pancang tunggal data CPT menggunakan Persamaan 2.20 pada metode mayerhoff
adalah sebagai berikut.

= 76,19 Ton
Jadi, diperoleh nilai kapasitas dukung izin pada kedalaman tinjauan 7 meter sebesar
76,19 Ton dengan menggunakan data hasil uji CPT titik S.01 pada perhitungan metode
Mayerhoff.

2. Titik Uji S.02


Adapun data CPT pada titik uji S.02 yang akan digunakan untuk perhitungan
kapasitas dukung pondasi tiang pancang tunggal yang dapat dilihat pada Tabel 4.7.
Perhitungan Kapasitas Tahanan Ujung dan Tahanan Gesek Tiang
Diketahui : Diameter Tiang Pancang = 40 cm
CPT (Depth) = 8,6 m
Cone Resistance (qc) = 197,21 Kg/
Local Resistance (qf) = 0,20 Kg/cm
Sebelum mealakukan perhitungan tahanan ujung tiang, terlebih dahulu menentukan
koreksi untuk tahanan konus dan selanjutnya memperoleh tahanan konus rata-rata.
Koreksi untuk nilai cone resistance menggunakan ketentuan berdasarkan metode
Mayerhoff yaitu 4 diameter di atas ujung tiang dan 1 diameter di bawah ujung tiang.
Koreksi Nilai Cone Resistance
= Panjang Tertanam + 4D (atas)

65
=

= meter
= Panjang Tertanam - 1D (bawah)
=

= meter
Kemudian, dilakukan perhitungan rata-rata untuk nilai koreksi cone resistance dengan
batas kedalaman untuk ketentuan 4D di atas ujung tiang yaitu dengan batas kedalaman
7 meter hingga 8,6 meter sedangkan untuk ketentuan 1D di bawah ujung tiang yaitu
dengan batas kedalaman 8,6 meter hingga 9 meter. Berikut adalah proses untuk
memperoleh nilai koreksi untuk cone resistance rata-rata.
Diketahui : (Posisi atas ujung tiang) = 7,0 m 8,6 m
(Posisi bawah ujung tiang) = 8,6 m 9,0 m
Koreksi 4D Posisi Atas Ujung Tiang

= 151,70 Kg/
Koreksi 1D Posisi Bawah Ujung Tiang
=

= 198,90 Kg/
Setelah nilai untuk masing masing koreksi telah diperoleh, nilai cone resistance rata-
rata dapat dihitung sebagai berikut.
=

66
=

= 175,30 Kg/
Jadi, nilai koreksi untuk cone resistance rata-rata adalah 175,30 Kg/ nilai tersebut
dapat digunakan untuk melakukan perhitungan kapasitas tahanan ujung tiang.
Kemudian, dilakukan perhitungan untuk tahanan gesek satuan dengan ketentuan nilai
(local resistance/200) untuk penggunaan tiang beton maupun baja. Adapun nilai untuk
tahanan gesek satuan adalah sebagai berikut.
=

= 0,0010 Kg/
Perhitungan untuk kapasitas tahanan ujung tiang melibatkan adanya pengaruh luas
penampang satuan tiang sedangkan untuk kapasitas tahanan gesek melibatkan adanya
pengaruh luas selimut tiang per satuan kedalaman tinjauan. Berikut adalah perhitungan
luas penampang tiang pancang sesuai dengan profil yang digunakan.
Luas Penampang Tiang
Berdasarkan ukuran dan bentuk tiang pancangnya, pada proyek ini digunakan tiang
pancang berbentuk bulat dengan ukuran diameter 40 cm.
=

=
= 1256
Luas Selimut Tiang
=
=
= 108016
Setelah semua nilai yang dibutuhkan untuk perhitungan kapasitas tahanan ujung
maupun tahanan selimut tiang telah diperoleh, selanjutnya dapat dilakukan perhitungan
menggunakan Persamaan 2.19 sebagai berikut.

67
Kapasitas Tahanan Ujung Tiang
=
=
= 220176,8 Kg
Kapasitas Tahanan Gesek

=
= 7291,08 Kg
Perhitungan Kapasitas Kapasitas Dukung Ultimate
Perhitungan kapasitas dukung ultimate merupakan hasil dari penjumlahan nilai
kapasitas tahanan gesek dan tahanan ujung tiang, yang dikonversikan dalam satuan
kilogram ke ton. Berikut adalah perhitungan untuk kapasitas dukung ultimate pondasi
tiang pancang tunggal menggunakan metode Mayerhoff pada data CPT sesuai dengan
persamaan 2.19.

= 227467,29 Kg
= 227,47 Ton
Dari hasil perhitungan kapasitas dukung ultimate tiang, dihitung nilai kapasitas dukung
izin dengan cara membagi hasil nilai kapasitas dukung ultimate dengan faktor
keamanan atau angka keamanan Fs sesuai dengan ketentuan faktor aman tiang dari data
uji sondir sebesar 2,5 3. Pada perhitungan kapasitas izin, angka keamanan yang
digunakan adalah sebesar 3. Adapun perhitungan kapasitas dukung izin pondasi tiang
pancang tunggal data CPT menggunakan Persamaan 2.20 pada metode mayerhoff
adalah sebagai berikut.

68
=

227, 47
=
3
= 75,82 Ton
Jadi, diperoleh nilai kapasitas dukung izin pada kedalaman tinjauan 8,6 meter sebesar
75,82 Ton dengan menggunakan data hasil uji CPT titik S.02 pada perhitungan metode
Mayerhoff.

3. Titik Uji S.03


Adapun data CPT pada titik uji S.03 yang akan digunakan untuk perhitungan
kapasitas dukung pondasi tiang pancang tunggal yang dapat dilihat pada Tabel 4.8.
Perhitungan Kapasitas Tahanan Ujung dan Tahanan Gesek Tiang
Diketahui : Diameter Tiang Pancang = 40 cm
CPT (Depth) = 4,4 m
Cone Resistance (qc) = 182,04 Kg/
Local Resistance (qf) = 0,98 Kg/cm
Sebelum mealakukan perhitungan tahanan ujung tiang, terlebih dahulu menentukan
koreksi untuk tahanan konus dan selanjutnya memperoleh tahanan konus rata-rata.
Koreksi untuk nilai cone resistance menggunakan ketentuan berdasarkan metode
Mayerhoff yaitu 4 diameter di atas ujung tiang dan 1 diameter di bawah ujung tiang.
Koreksi Nilai Cone Resistance
= Panjang Tertanam + 4D (atas)

= meter
= Panjang Tertanam - 1D (bawah)
=

= meter

69
Kemudian, dilakukan perhitungan rata-rata untuk nilai koreksi cone resistance dengan
batas kedalaman untuk ketentuan 4D di atas ujung tiang yaitu dengan batas kedalaman
2,8 meter hingga 4,4 meter sedangkan untuk ketentuan 1D di bawah ujung tiang yaitu
dengan batas kedalaman 4,4 meter hingga 4,8 meter. Berikut adalah proses untuk
memperoleh nilai koreksi untuk cone resistance rata-rata.
Diketahui : (Posisi atas ujung tiang) = 2,8 m 4,4 m
(Posisi bawah ujung tiang) = 4,4 m 4,8 m
Koreksi 4D Posisi Atas Ujung Tiang

= 86,53 Kg/
Koreksi 1D Posisi Bawah Ujung Tiang
=

= 214,07 Kg/
Setelah nilai untuk masing masing koreksi telah diperoleh, nilai cone resistance rata-
rata dapat dihitung sebagai berikut.
=

= 150,30 Kg/
Jadi, nilai koreksi untuk cone resistance rata-rata adalah 150,30 Kg/ nilai tersebut
dapat digunakan untuk melakukan perhitungan kapasitas tahanan ujung tiang.
Kemudian, dilakukan perhitungan untuk tahanan gesek satuan dengan ketentuan nilai

70
(local resistance/200) untuk penggunaan tiang beton maupun baja. Adapun nilai untuk
tahanan gesek satuan adalah sebagai berikut.
=

= 0,0049 Kg/
Perhitungan untuk kapasitas tahanan ujung tiang melibatkan adanya pengaruh luas
penampang satuan tiang sedangkan untuk kapasitas tahanan gesek melibatkan adanya
pengaruh luas selimut tiang per satuan kedalaman tinjauan. Berikut adalah perhitungan
luas penampang tiang pancang sesuai dengan profil yang digunakan.
Luas Penampang Tiang
Berdasarkan ukuran dan bentuk tiang pancangnya, pada proyek ini digunakan tiang
pancang berbentuk bulat dengan ukuran diameter 40 cm.
=

=
= 1256
Luas Selimut Tiang
=

=
= 55264
Setelah semua nilai yang dibutuhkan untuk perhitungan kapasitas tahanan ujung
maupun tahanan selimut tiang telah diperoleh, selanjutnya dapat dilakukan perhitungan
menggunakan Persamaan 2.19 sebagai berikut.
Kapasitas Tahanan Ujung Tiang
=

=
= 188776,8 Kg

71
Kapasitas Tahanan Gesek

=
= 1956,34 Kg
Perhitungan Kapasitas Kapasitas Dukung Ultimate
Perhitungan kapasitas dukung ultimate merupakan hasil dari penjumlahan nilai
kapasitas tahanan gesek dan tahanan ujung tiang, yang dikonversikan dalam satuan
kilogram ke ton. Berikut adalah perhitungan untuk kapasitas dukung ultimate pondasi
tiang pancang tunggal menggunakan metode Mayerhoff pada data CPT sesuai dengan
persamaan 2.19.

= 190733,14 Kg
= 190,73 Ton
Dari hasil perhitungan kapasitas dukung ultimate tiang, dihitung nilai kapasitas dukung
izin dengan cara membagi hasil nilai kapasitas dukung ultimate dengan faktor
keamanan atau angka keamanan Fs sesuai dengan ketentuan faktor aman tiang dari data
uji sondir sebesar 2,5 3. Pada perhitungan kapasitas izin, angka keamanan yang
digunakan adalah sebesar 3. Adapun perhitungan kapasitas dukung izin pondasi tiang
pancang tunggal data CPT menggunakan Persamaan 2.20 pada metode mayerhoff
adalah sebagai berikut.

190,73
=
3
= 63,58 Ton

72
Jadi, diperoleh nilai kapasitas dukung izin pada kedalaman tinjauan 4,4 meter sebesar
63,58 Ton dengan menggunakan data hasil uji CPT titik S.03 pada perhitungan metode
Mayerhoff. Rekapitulasi hasil perhitungan kapasitas dukung pondasi tiang pancang
tunggal dengan data CPT menggunakan metode Mayerhoff ditunjukan pada Tabel 4.6.
Dimana, nilai yang diberi warna merupakan hasil dari kapasitas dukung berdasarkan
kedalaman tinjauan pada contoh perhitungan, tinjauan tersebut merupakan kedalaman
yang paling dalam pada masing-masing hasil uji sondir untuk dihitung kapasitas
dukungnya. Sedangkan, untuk kedalaman uji sondir yang paling dalam pada tinjauan
perhitungan ini ada 8,6 meter. Hal tersebut disesuaikan dengan adanya kriteria untuk
koreksi nilai tahanan hasil uji sondir.

73
Tabel 4.6 Rekapitulasi Kapasitas Dukung Metode Mayerhoff Pada Data CPT
Metode Mayerhoff
Depth S.01 S.02 S.03 S.04 S.05 S.06
Qult Qall Qult Qall Qult Qall Qult Qall Qult Qall Qult Qall
(m) Ton Ton Ton Ton Ton Ton Ton Ton Ton Ton Ton Ton
0 0.00 0.00 3.18 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
0.2 8.63 2.88 6.75 2.25 6.75 2.25 8.87 2.96 7.81 2.60 6.75 2.25
0.4 10.66 3.55 10.73 3.58 10.73 3.58 14.73 4.91 11.76 3.92 11.16 3.72
0.6 13.13 4.38 15.12 5.04 15.53 5.18 21.21 7.07 15.08 5.03 17.03 5.68
0.8 15.82 5.27 19.27 6.42 20.32 6.77 26.56 8.85 18.64 6.21 21.98 7.33
1 18.75 6.25 22.77 7.59 25.66 8.55 31.29 10.43 22.13 7.38 26.67 8.89
1.2 22.01 7.34 24.95 8.32 29.78 9.93 34.10 11.37 25.21 8.40 29.08 9.69
1.4 24.84 8.28 24.51 8.17 34.29 11.43 37.55 12.52 29.35 9.78 31.66 10.55
1.6 27.32 9.11 24.85 8.28 36.18 12.06 40.21 13.40 35.26 11.75 32.67 10.89
1.8 30.73 10.24 26.33 8.78 39.54 13.18 44.41 14.80 41.61 13.87 34.41 11.47
2 34.32 11.44 28.31 9.44 42.75 14.25 48.56 16.19 46.80 15.60 35.94 11.98
2.2 38.34 12.78 28.36 9.45 45.62 15.21 54.53 18.18 48.54 16.18 36.55 12.18
2.4 42.71 14.24 27.35 9.12 49.07 16.36 61.67 20.56 49.03 16.34 36.68 12.23
2.6 49.12 16.37 25.82 8.61 52.38 17.46 71.07 23.69 49.94 16.65 36.73 12.24
2.8 54.93 18.31 24.67 8.22 55.43 18.48 77.66 25.89 52.15 17.38 36.77 12.26
3 62.82 20.94 22.65 7.55 60.08 20.03 85.00 28.33 59.66 19.89 38.45 12.82
3.2 68.15 22.72 21.04 7.01 65.48 21.83 90.85 30.28 69.01 23.00 43.45 14.48
3.4 73.94 24.65 23.87 7.96 75.83 25.28 97.81 32.60 78.31 26.10 52.24 17.41
3.6 78.10 26.03 30.00 10.00 86.75 28.92 107.96 35.99 83.38 27.79 61.68 20.56
3.8 82.41 27.47 36.16 12.05 102.20 34.07 119.48 39.83 88.95 29.65 70.16 23.39

74
Metode Mayerhoff
Depth S.01 S.02 S.03 S.04 S.05 S.06
Qult Qall Qult Qall Qult Qall Qult Qall Qult Qall Qult Qall
(m) Ton Ton Ton Ton Ton Ton Ton Ton Ton Ton Ton Ton
4 86.36 28.79 40.49 13.50 125.77 41.92 135.47 45.16 94.53 31.51 74.92 24.97
4.2 90.25 30.08 44.89 14.96 153.12 51.04 146.57 48.86 101.04 33.68 80.16 26.72
4.4 97.86 32.62 52.45 17.48 - - 159.09 53.03 105.79 35.26 88.65 29.55
4.6 106.71 35.57 61.65 20.55 - - 168.80 56.27 110.90 36.97 100.54 33.51
4.8 116.18 38.73 66.20 22.07 - - 181.93 60.64 118.14 39.38 114.50 38.17
5 123.76 41.25 69.76 23.25 - - 196.60 65.53 129.37 43.12 129.08 43.03
5.2 132.16 44.05 71.47 23.82 - - 214.91 71.64 147.43 49.14 142.99 47.66
5.4 141.50 47.17 78.02 26.01 - - 235.35 78.45 174.92 58.31 162.36 54.12
5.6 152.14 50.71 86.74 28.91 - - 256.39 85.46 200.90 66.97 181.04 60.35
5.8 161.92 53.97 92.73 30.91 - - - - 221.74 73.91 206.07 68.69
6 172.44 57.48 98.39 32.80 - - - - 231.18 77.06 225.95 75.32
6.2 182.48 60.83 101.10 33.70 - - - - 243.57 81.19 245.53 81.84
6.4 194.71 64.90 105.50 35.17 - - - - 255.98 85.33 258.65 86.22
6.6 206.51 68.84 112.59 37.53 - - - - 271.59 90.53 273.19 91.06
6.8 218.35 72.78 118.70 39.57 - - - - 284.74 94.91 - -
7 228.58 76.19 128.77 42.92 - - - - - - - -
7.2 - - 138.92 46.31 - - - - - - - -
7.4 - - 151.71 50.57 - - - - - - - -
7.6 - - 165.22 55.07 - - - - - - - -
7.8 - - 176.25 58.75 - - - - - - - -
8 - - 191.65 63.88 - - - - - - - -
8.2 - - 205.55 68.52 - - - - - - - -

75
Metode Mayerhoff
Depth S.01 S.02 S.03 S.04 S.05 S.06
Qult Qall Qult Qall Qult Qall Qult Qall Qult Qall Qult Qall
(m) Ton Ton Ton Ton Ton Ton Ton Ton Ton Ton Ton Ton
8.4 - - 218.73 72.91 - - - - - - - -
8.6 - - 227.47 75.82 - - - - - - - -
(Sumber : Penulis, 2020)

76
Dari hasil rekapitulasi nilai kapasitas dukung pada seluruh kedalaman tinjauan seperti
pada Tabel 4.6, berikut adalah grafik hasil daya dukung pada titik S.01, S.02, S.03,
S.04, S.05 dan S.06 pada Gambar 4.4 untuk seluruh kedalaman berdasarkan hasil
kedalaman uji masing-masing titik.

Gambar 4.4 Grafik Kapasitas Dukung Pondasi Tiang Pancang Tunggal Data CPT
Pada Metode Mayerhoff
(Sumber : Penulis, 2020)

77
4.2.2.2 Metode Bagemann (1965) Data CPT
Data penyelidikan tanah sangat diperlukan dalam merencanakan kapasitas
dukung dari tiang pancang sebelum pelaksanaan proyek konstruksi. Perhitungan
kapasitas dukung ultimit untuk pondasi tiang pancang tunggal menggunakan data CPT
pada karakteristik tanah berjenis lempung, menggunakan metode Bagemann adalah
metode yang bisa digunakan untuk pendekatan secara statis. Dimana, perhitungan
dilakukan secara empiris berdasarkan hasil data pengujian lapangan pada proyek
terkait. Berikut adalah perhitungan kapasitas dukung pondasi tiang pancang tunggal
untuk data CPT menggunakan metode Bagemann (1965).
1. Titik Uji S.01
Adapun data CPT pada titik uji S.01 yang akan digunakan untuk perhitungan
kapasitas dukung pondasi tiang pancang tunggal yang dapat dilihat pada Tabel 4.6.
Perhitungan Koreksi Nilai Tahanan Konus (Cone Resistance)
Diketahui : Diameter Tiang Pancang = 40 cm
CPT (Depth) = 6m
Cone Resistance (qc) = 151,70 Kg/
Local Resistance (qf) = 0,33 Kg/cm
Jumlah Hambatan Lekat = 156,03 Kg/cm
Sebelum melakukan perhitungan kapasitas dukung izin, terlebih dahulu menentukan
koreksi untuk tahanan konus dan selanjutnya memperoleh tahanan konus rata-rata.
Koreksi untuk nilai cone resistance menggunakan ketentuan berdasarkan metode
Bagemann yaitu 8 diameter di atas ujung tiang dan 3,5 diameter di bawah ujung tiang.
Berikut adalah perhitungan untuk koreksi nilai tahanan konus pada metode Bagemann.
Koreksi Nilai Cone Resistance
= Panjang Tertanam + 8D (atas)
=

= meter
= Panjang Tertanam 3,5D (bawah)
=

78
= meter
Kemudian, dilakukan perhitungan rata-rata untuk nilai koreksi cone resistance dengan
batas kedalaman untuk ketentuan 8D di atas ujung tiang yaitu dengan batas kedalaman
2,8 meter hingga 6 meter sedangkan untuk ketentuan 3,5D di bawah ujung tiang yaitu
dengan batas kedalaman 6 meter hingga 7,4 meter. Berikut adalah proses untuk
memperoleh nilai koreksi untuk cone resistance rata-rata bedasarkan Persamaan 2.22.
Diketahui : (Posisi atas ujung tiang) = 2,8 m 6,0 m
(Posisi bawah ujung tiang) = 6,0 m 7,4 m
Koreksi 8D Posisi Atas Ujung Tiang

= 91,20 Kg/
Koreksi 3.5D Posisi Bawah Ujung Tiang
=

= 178,63 Kg/
Setelah nilai untuk masing masing koreksi telah diperoleh, nilai cone resistance rata-
rata dapat dihitung menggunakan Persamaan 2.22 sebagai berikut.
=

= 134,91 Kg/
Setelah diperoleh nilai koreksi untuk tahanan konus, selanjutnya dilakukan perhitungan
untuk kapasitas dukung izin pada metode ini.

79
Perhitungan Kapasitas Dukung Izin
Berdasarkan ketentuan untuk Persamaan 2.21 dalam memperhitungkan
kapasitas dukung izin pada metode Bagemann, adapun nilai-nilai yang dibutuhkan
untuk perhitungan kapasitas dukung izin metode Bagemann adalah sebagai berikut.
Luas Penampang Tiang
Berdasarkan ukuran dan bentuk tiang pancangnya, pada proyek ini digunakan tiang
pancang berbentuk bulat dengan ukuran diameter 40 cm.
=

=
= 1256
Panjang Tiang Tinjauan
= 600 cm
Jumlah Hambatan Lekat
Nilai jumlah hambatan lekat diambil dari nilai total friction pada Tabel 4.6 untuk
perhitungan titik S.01. adapun nilai jumlah hambatan lekat yang digunakan
berdasarkan tinjauan kedalaman 6 meter adalah sebagai berikut.
= 156,03 Kg/cm
Setelah seluruh nilai yang diperlukan untuk perhitungan kapasitas dukung izin pada
metode Bagemann, selanjutnya dapat dilakukan perhitungan untuk kapasitas izin
berdasarkan kedalaman tinjauan 6 meter menggunakan Persamaan 2.21 adalah
sebagai berikut.
Kapasitas Dukung Izin Tiang

= 75206,56 Kg
= 75,21 Ton

80
Jadi, diperoleh nilai kapasitas dukung izin pada kedalaman tinjauan 6 meter sebesar
75,21 Ton dengan menggunakan data hasil uji CPT titik S.01 pada perhitungan metode
Bagemann (1965).

2. Titik Uji S.02


Adapun data CPT pada titik uji S.02 yang akan digunakan untuk perhitungan
kapasitas dukung pondasi tiang pancang tunggal yang dapat dilihat pada Tabel 4.7.
Perhitungan Koreksi Nilai Tahanan Konus (Cone Resistance)
Diketahui : Diameter Tiang Pancang = 40 cm
CPT (Depth) = 7,6 m
Cone Resistance (qc) = 141,59 Kg/
Local Resistance (qf) = 0,66 Kg/cm
Jumlah Hambatan Lekat = 237,32 Kg/cm
Sebelum melakukan perhitungan kapasitas dukung izin, terlebih dahulu menentukan
koreksi untuk tahanan konus dan selanjutnya memperoleh tahanan konus rata-rata.
Koreksi untuk nilai cone resistance menggunakan ketentuan berdasarkan metode
Bagemann yaitu 8 diameter di atas ujung tiang dan 3,5 diameter di bawah ujung tiang.
Berikut adalah perhitungan untuk koreksi nilai tahanan konus pada metode Bagemann.
Koreksi Nilai Cone Resistance
= Panjang Tertanam + 8D (atas)

= meter
= Panjang Tertanam 3,5D (bawah)
=

= meter
Kemudian, dilakukan perhitungan rata-rata untuk nilai koreksi cone resistance dengan
batas kedalaman untuk ketentuan 8D di atas ujung tiang yaitu dengan batas kedalaman
4,4 meter hingga 7,6 meter sedangkan untuk ketentuan 3,5D di bawah ujung tiang yaitu

81
dengan batas kedalaman 7,6 meter hingga 9 meter. Berikut adalah proses untuk
memperoleh nilai koreksi untuk cone resistance rata-rata bedasarkan Persamaan 2.22.
Diketahui : (Posisi atas ujung tiang) = 4,4 m 7,6 m
(Posisi bawah ujung tiang) = 7,6 m 9,0 m
Koreksi 8D Posisi Atas Ujung Tiang

= 83,94 Kg/
Koreksi 3.5D Posisi Bawah Ujung Tiang
=

= 177,62 Kg/
Setelah nilai untuk masing masing koreksi telah diperoleh, nilai cone resistance rata-
rata dapat dihitung menggunakan Persamaan 2.22 sebagai berikut.
=

= 130,78 Kg/
Setelah diperoleh nilai koreksi untuk tahanan konus, selanjutnya dilakukan perhitungan
untuk kapasitas dukung izin pada metode ini.
Perhitungan Kapasitas Dukung Izin
Berdasarkan ketentuan untuk Persamaan 2.21 dalam memperhitungkan
kapasitas dukung izin pada metode Bagemann, adapun nilai-nilai yang dibutuhkan
untuk perhitungan kapasitas dukung izin metode Bagemann adalah sebagai berikut.

82
Luas Penampang Tiang
Berdasarkan ukuran dan bentuk tiang pancangnya, pada proyek ini digunakan tiang
pancang berbentuk bulat dengan ukuran diameter 40 cm.
=

=
= 1256
Panjang Tiang Tinjauan
= 760 cm
Jumlah Hambatan Lekat
Nilai jumlah hambatan lekat diambil dari nilai total friction pada Tabel 4.7 untuk
perhitungan titik S.02. Adapun nilai jumlah hambatan lekat yang digunakan
berdasarkan tinjauan kedalaman 7.6 meter adalah sebagai berikut.
= 237,32 Kg/cm
Setelah seluruh nilai yang diperlukan untuk perhitungan kapasitas dukung izin pada
metode Bagemann, selanjutnya dapat dilakukan perhitungan untuk kapasitas izin
berdasarkan kedalaman tinjauan menggunakan Persamaan 2.21 adalah sebagai
berikut.
Kapasitas Dukung Izin Tiang

= 90824,73 Kg
= 90,82 Ton
Jadi, diperoleh nilai kapasitas dukung izin untuk kedalaman tinjauan 7,6 meter sebesar
90,82 Ton dengan menggunakan data hasil uji CPT titik S.02 pada perhitungan metode
Bagemann (1965).

83
3. Titik Uji S.03
Adapun data CPT pada titik uji S.03 yang akan digunakan untuk perhitungan
kapasitas dukung pondasi tiang pancang tunggal yang dapat dilihat pada Tabel 4.7.
Perhitungan Koreksi Nilai Tahanan Konus (Cone Resistance)
Diketahui : Diameter Tiang Pancang = 40 cm
CPT (Depth) = 3,4 m
Cone Resistance (qc) = 60,68 Kg/
Local Resistance (qf) = 0,33 Kg/cm
Jumlah Hambatan Lekat = 76,05 Kg/cm
Sebelum melakukan perhitungan kapasitas dukung izin, terlebih dahulu menentukan
koreksi untuk tahanan konus dan selanjutnya memperoleh tahanan konus rata-rata.
Koreksi untuk nilai cone resistance menggunakan ketentuan berdasarkan metode
Bagemann yaitu 8 diameter di atas ujung tiang dan 3,5 diameter di bawah ujung tiang.
Berikut adalah perhitungan untuk koreksi nilai tahanan konus pada metode Bagemann.
Koreksi Nilai Cone Resistance
= Panjang Tertanam + 8D (atas)

= meter
= Panjang Tertanam 3,5D (bawah)
=

= meter
Kemudian, dilakukan perhitungan rata-rata untuk nilai koreksi cone resistance dengan
batas kedalaman untuk ketentuan 8D di atas ujung tiang yaitu dengan batas kedalaman
0,2 meter hingga 3,4 meter sedangkan untuk ketentuan 3,5D di bawah ujung tiang yaitu
dengan batas kedalaman 3,4 meter hingga 4,8 meter. Berikut adalah proses untuk
memperoleh nilai koreksi untuk cone resistance rata-rata bedasarkan Persamaan 2.22.
Diketahui : (Posisi atas ujung tiang) = 0,2 m 3,4 m
(Posisi bawah ujung tiang) = 3,4 m 4,8 m

84
Koreksi 8D Posisi Atas Ujung Tiang

= 34,50 Kg/
Koreksi 3.5D Posisi Bawah Ujung Tiang
=

= 136,53 Kg/
Setelah nilai untuk masing masing koreksi telah diperoleh, nilai cone resistance rata-
rata dapat dihitung menggunakan Persamaan 2.22 sebagai berikut.
=

= 85,52 Kg/
Setelah diperoleh nilai koreksi untuk tahanan konus, selanjutnya dilakukan perhitungan
untuk kapasitas dukung izin pada metode ini.
Perhitungan Kapasitas Dukung Izin
Berdasarkan ketentuan untuk Persamaan 2.21 dalam memperhitungkan
kapasitas dukung izin pada metode Bagemann, adapun nilai-nilai yang dibutuhkan
untuk perhitungan kapasitas dukung izin metode Bagemann adalah sebagai berikut.
Luas Penampang Tiang
Berdasarkan ukuran dan bentuk tiang pancangnya, pada proyek ini digunakan tiang
pancang berbentuk bulat dengan ukuran diameter 40 cm.
=
=

85
= 1256
Panjang Tiang Tinjauan
= 340 cm
Jumlah Hambatan Lekat
Nilai jumlah hambatan lekat diambil dari nilai total friction pada Tabel 4.8 untuk
perhitungan titik S.03. Adapun nilai jumlah hambatan lekat yang digunakan
berdasarkan tinjauan kedalaman 3.4 meter adalah sebagai berikut.
= 76,05 Kg/cm
Setelah seluruh nilai yang diperlukan untuk perhitungan kapasitas dukung izin pada
metode Bagemann, selanjutnya dapat dilakukan perhitungan untuk kapasitas izin
berdasarkan kedalaman tinjauan menggunakan Persamaan 2.21 adalah sebagai
berikut.
Kapasitas Dukung Izin Tiang

= 40974,30 Kg
= 40,97 Ton
Jadi, diperoleh nilai kapasitas dukung izin untuk kedalaman tinjauan 3,4 meter sebesar
40,97 Ton dengan menggunakan data hasil uji CPT titik S.03 pada perhitungan metode
Bagemann (1965). Rekapitulasi hasil perhitungan kapasitas dukung pondasi tiang
pancang tunggal dengan data CPT menggunakan metode Bagemann ditunjukan pada
Tabel 4.7. Dimana, nilai yang diberi warna merupakan hasil dari kapasitas dukung
berdasarkan kedalaman tinjauan pada contoh perhitungan, tinjauan tersebut merupakan
kedalaman yang paling dalam pada masing-masing hasil uji sondir untuk dihitung
kapasitas dukungnya. Sedangkan, untuk kedalaman uji sondir yang paling dalam pada
tinjauan perhitungan ini ada 7,6 meter. Hal tersebut disesuaikan dengan adanya kriteria
untuk koreksi nilai tahanan hasil uji sondir.

86
Tabel 4.7 Rekapitulasi Kapasitas Dukung Metode Bagemann Pada Data CPT
Metode Bagemann
Depth S.01 S.02 S.03 S.04 S.05 S.06
Qall Qall Qall Qall Qall Qall
(m) Kg Ton Kg Ton Kg Ton Kg Ton Kg Ton Kg Ton
0 0 0.00 0 0.00 0 0.00 0 0.00 0 0.00 0 0.00
0.2 3829 3.83 4164 4.16 4772 4.77 5725 5.73 4270 4.27 4799 4.80
0.4 4518 4.52 4764 4.76 5817 5.82 6864 6.86 5298 5.30 5664 5.66
0.6 5254 5.25 5315 5.32 6829 6.83 7959 7.96 6442 6.44 6564 6.56
0.8 6017 6.02 6002 6.00 7844 7.84 9140 9.14 7633 7.63 7439 7.44
1 6954 6.95 6645 6.64 8920 8.92 10247 10.25 8775 8.77 8185 8.19
1.2 8015 8.02 6931 6.93 9942 9.94 11475 11.47 9846 9.85 8642 8.64
1.4 9071 9.07 7249 7.25 11006 11.01 13078 13.08 10837 10.84 9181 9.18
1.6 10529 10.53 7684 7.68 12101 12.10 14920 14.92 11944 11.94 9699 9.70
1.8 11959 11.96 8004 8.00 13218 13.22 16756 16.76 13297 13.30 10282 10.28
2 13859 13.86 8455 8.45 14540 14.54 18981 18.98 15104 15.10 11148 11.15
2.2 15757 15.76 8980 8.98 16149 16.15 21110 21.11 16721 16.72 12307 12.31
2.4 17643 17.64 9715 9.72 18420 18.42 23502 23.50 18516 18.52 14045 14.05
2.6 19570 19.57 10913 10.91 20882 20.88 26796 26.80 20422 20.42 15910 15.91
2.8 21607 21.61 12132 12.13 24221 24.22 30001 30.00 22709 22.71 17756 17.76
3 23543 23.54 13690 13.69 28815 28.81 33387 33.39 25313 25.31 19838 19.84
3.2 25539 25.54 15369 15.37 34078 34.08 37027 37.03 28513 28.51 22045 22.04
3.4 27920 27.92 17390 17.39 40974 40.97 40898 40.90 31357 31.36 25025 25.03
3.6 30065 30.07 20031 20.03 - - 44760 44.76 33857 33.86 28920 28.92
3.8 32364 32.36 22520 22.52 - - 50503 50.50 36479 36.48 32044 32.04

87
Metode Bagemann
Depth S.01 S.02 S.03 S.04 S.05 S.06
Qall Qall Qall Qall Qall Qall
(m) Kg Ton Kg Ton Kg Ton Kg Ton Kg Ton Kg Ton
4 34791 34.79 24223 24.22 - - 55082 55.08 39550 39.55 35256 35.26
4.2 37535 37.54 25753 25.75 - - 59987 59.99 43820 43.82 38577 38.58
4.4 40627 40.63 27914 27.91 - - 65454 65.45 49175 49.18 42468 42.47
4.6 44855 44.85 30439 30.44 - - 70745 70.75 54451 54.45 47898 47.90
4.8 48834 48.83 32665 32.66 - - - - 59779 59.78 54398 54.40
5 52493 52.49 34960 34.96 - - - - 65816 65.82 59611 59.61
5.2 57056 57.06 37680 37.68 - - - - 72965 72.97 67255 67.25
5.4 62076 62.08 40246 40.25 - - - - 79387 79.39 73784 73.78
5.6 66433 66.43 44129 44.13 - - - - 87616 87.62 80303 80.30
5.8 70651 70.65 48121 48.12 - - - - 94267 94.27 - -
6 75207 75.21 51233 51.23 - - - - - - - -
6.2 - - 54914 54.91 - - - - - - - -
6.4 - - 58671 58.67 - - - - - - - -
6.6 - - 62693 62.69 - - - - - - - -
6.8 - - 68398 68.40 - - - - - - - -
7 - - 73534 73.53 - - - - - - - -
7.2 - - 78542 78.54 - - - - - - - -
7.4 - - 84573 84.57 - - - - - - - -
7.6 - - 90825 90.82 - - - - - - - -
(Sumber : Penulis, 2020)

88
Dari hasil rekapitulasi nilai kapasitas dukung pada seluruh kedalaman tinjauan seperti
pada Tabel 4.7, berikut adalah grafik hasil daya dukung pada titik S.01, S.02, S.03,
S.04, S.05 dan S.06 pada Gambar 4.5 untuk seluruh kedalaman berdasarkan hasil
kedalaman uji masing-masing titik.

Gambar 4.5 Grafik Kapasitas Dukung Pondasi Tiang Pancang Tunggal Data CPT
Pada Metode Bagemann
(Sumber : Penulis, 2020)

89
4.2.2.3 Metode Trofimankove (1974) Data CPT
Perhitungan kapasitas dukung ultimit untuk pondasi tiang pancang tunggal
menggunakan data CPT pada karakteristik tanah berjenis lempung, menggunakan
metode Trofimankove merupakan metode yang bisa digunakan untuk pendekatan
secara statis. Dimana, perhitungan dilakukan secara empiris berdasarkan hasil data
pengujian lapangan pada proyek terkait. Berikut adalah perhitungan kapasitas dukung
pondasi tiang pancang tunggal untuk data CPT menggunakan metode Trofimankove
(1974).
1. Titik Uji S.01
Adapun data CPT pada titik uji S.01 yang akan digunakan untuk perhitungan
kapasitas dukung pondasi tiang pancang tunggal yang dapat dilihat pada Tabel 4.6.
Perhitungan Koreksi Nilai Tahanan Konus (Cone Resistance)
Diketahui : Diameter Tiang Pancang = 40 cm
CPT (Depth) = 7m
Cone Resistance (qc) = 192,15 Kg/
Local Resistance (qf) = 0,52 Kg/cm
Jumlah Hambatan Lekat = 205,85 Kg/cm
Pada perhitungan menggunakan metode Trofimankove berdasarkan Persamaan 2.23,
untuk koreksi nilai cone resistance atau tahanan konus menggunakan koefisien untuk
resistensi faktor tahanan ujung tiang sebesar 0,75 untuk kondisi tanah lempung dengan
kriteria tiang pancang tunggal beton maupun baja. Dimana, nilai tahanan konus
tersebut digunakan untuk memperhitungkan kapasitas tahanan ujung tiang.
=

= Kg/
Perhitungan untuk kapasitas tahanan ujung tiang melibatkan adanya pengaruh luas
penampang satuan tiang sedangkan untuk kapasitas tahanan gesek melibatkan adanya
pengaruh luas selimut tiang per satuan kedalaman tinjauan. Berikut adalah perhitungan
luas penampang tiang pancang sesuai dengan profil yang digunakan.

90
Luas Penampang Tiang
Berdasarkan ukuran dan bentuk tiang pancangnya, pada proyek ini digunakan tiang
pancang berbentuk bulat dengan ukuran diameter 40 cm.
=

=
= 1256
Panjang Keliling Tiang
= 700 cm
Koefisien Penampang Pondasi Tiang
= 1,5
Perhitungan Kapasitas Dukung Ultimate
Setelah semua nilai yang dibutuhkan untuk perhitungan kapasitas tahanan ujung
maupun tahanan selimut tiang telah diperoleh, selanjutnya dapat dilakukan perhitungan
menggunakan Persamaan 2.23 penentuan kapasitas dukung metode Trofimankove
sebagai berikut.
Kapasitas Tahanan Ujung Tiang
=

=
= 181005,3 Kg
Kapasitas Tahanan Gesek
JHP
= Q
D

= 96063,33 Kg
Setelah nilai kapasitas tahanan ujung tiang dan kapasitas tahanan gesek tiang telah
diperoleh, dengan menggunakan Persamaan 2.23 perhitungan kapasitas dukung
ultimate dapat diperoleh dan dilanjutkan sekaligus dengan hasil untuk kapasitas izin
tiang adalah sebagai berikut.

91
Kapasitas Dukung Ultimate

= 277071,86 Kg
Untuk perhitungan kapasitas dukung izin, menggunakan angka keamanan Fs sebesar 3
berdasarkan ketentuan untuk penentuan kapasitas dukung data CPT adalah sebagai
berikut
Kapasitas Dukung Izin

= 92357,29 Kg
= 92,36 Ton
Jadi, diperoleh nilai kapasitas dukung izin pada kedalaman tinjauan 7 meter sebesar
92,36 Ton dengan menggunakan data hasil uji CPT titik S.01 pada perhitungan metode
Trofimankove.

2. Titik Uji S.02


Adapun data CPT pada titik uji S.02 yang akan digunakan untuk perhitungan
kapasitas dukung pondasi tiang pancang tunggal yang dapat dilihat pada Tabel 4.7.
Perhitungan Koreksi Nilai Tahanan Konus (Cone Resistance)
Diketahui : Diameter Tiang Pancang = 40 cm
CPT (Depth) = 9m
Cone Resistance (qc) = 202,27 Kg/
Local Resistance (qf) = 0,33 Kg/cm
Jumlah Hambatan Lekat = 283,21 Kg/cm

92
Pada perhitungan menggunakan metode Trofimankove berdasarkan Persamaan 2.23,
untuk koreksi nilai cone resistance atau tahanan konus menggunakan koefisien untuk
resistensi faktor tahanan ujung tiang sebesar 0,75 untuk kondisi tanah lempung dengan
kriteria tiang pancang tunggal beton maupun baja. Dimana, nilai tahanan konus
tersebut digunakan untuk memperhitungkan kapasitas tahanan ujung tiang.
=
=
= Kg/
Perhitungan untuk kapasitas tahanan ujung tiang melibatkan adanya pengaruh luas
penampang satuan tiang sedangkan untuk kapasitas tahanan gesek melibatkan adanya
pengaruh luas selimut tiang per satuan kedalaman tinjauan. Berikut adalah perhitungan
luas penampang tiang pancang sesuai dengan profil yang digunakan.
Luas Penampang Tiang
Berdasarkan ukuran dan bentuk tiang pancangnya, pada proyek ini digunakan tiang
pancang berbentuk bulat dengan ukuran diameter 40 cm.
=
=
= 1256
Panjang Keliling Tiang
= 900 cm
Koefisien Penampang Pondasi Tiang
= 1,5
Perhitungan Kapasitas Dukung Ultimate
Setelah semua nilai yang dibutuhkan untuk perhitungan kapasitas tahanan ujung
maupun tahanan selimut tiang telah diperoleh, selanjutnya dapat dilakukan perhitungan
menggunakan Persamaan 2.23 penentuan kapasitas dukung metode Trofimankove
sebagai berikut.

93
Kapasitas Tahanan Ujung Tiang
=
=
= 190538,34 Kg
Kapasitas Tahanan Gesek

= 169926 Kg
Setelah nilai kapasitas tahanan ujung tiang dan kapasitas tahanan gesek tiang telah
diperoleh, dengan menggunakan Persamaan 2.23 perhitungan kapasitas dukung
ultimate dapat diperoleh dan dilanjutkan sekaligus dengan hasil untuk kapasitas izin
tiang adalah sebagai berikut.
Kapasitas Dukung Ultimate

= 360460,19 Kg
Untuk perhitungan kapasitas dukung izin, menggunakan angka keamanan Fs sebesar 3
berdasarkan ketentuan untuk penentuan kapasitas dukung data CPT adalah sebagai
berikut
Kapasitas Dukung Izin

= 120153,40 Kg
= 120,15 Ton

94
Jadi, diperoleh nilai kapasitas dukung izin pada kedalaman tinjauan 9 meter sebesar
120,15 Ton dengan menggunakan data hasil uji CPT titik S.02 pada perhitungan
metode Trofimankove.

3. Titik Uji S.03


Adapun data CPT pada titik uji S.03 yang akan digunakan untuk perhitungan
kapasitas dukung pondasi tiang pancang tunggal yang dapat dilihat pada Tabel 4.8.
Perhitungan Koreksi Nilai Tahanan Konus (Cone Resistance)
Diketahui : Diameter Tiang Pancang = 40 cm
CPT (Depth) = 4.8 m
Cone Resistance (qc) = 257,89 Kg/
Local Resistance (qf) = 0,98 Kg/cm
Jumlah Hambatan Lekat = 213,72 Kg/cm
Pada perhitungan menggunakan metode Trofimankove berdasarkan Persamaan 2.23,
untuk koreksi nilai cone resistance atau tahanan konus menggunakan koefisien untuk
resistensi faktor tahanan ujung tiang sebesar 0,75 untuk kondisi tanah lempung dengan
kriteria tiang pancang tunggal beton maupun baja. Dimana, nilai tahanan konus
tersebut digunakan untuk memperhitungkan kapasitas tahanan ujung tiang.
=

=
= Kg/
Perhitungan untuk kapasitas tahanan ujung tiang melibatkan adanya pengaruh luas
penampang satuan tiang sedangkan untuk kapasitas tahanan gesek melibatkan adanya
pengaruh luas selimut tiang per satuan kedalaman tinjauan. Berikut adalah perhitungan
luas penampang tiang pancang sesuai dengan profil yang digunakan.
Luas Penampang Tiang
Berdasarkan ukuran dan bentuk tiang pancangnya, pada proyek ini digunakan tiang
pancang berbentuk bulat dengan ukuran diameter 40 cm.

95
=

=
= 1256
Panjang Keliling Tiang
= 480 cm
Koefisien Penampang Pondasi Tiang
= 1,5
Perhitungan Kapasitas Dukung Ultimate
Setelah semua nilai yang dibutuhkan untuk perhitungan kapasitas tahanan ujung
maupun tahanan selimut tiang telah diperoleh, selanjutnya dapat dilakukan perhitungan
menggunakan Persamaan 2.23 penentuan kapasitas dukung metode Trofimankove
sebagai berikut.
Kapasitas Tahanan Ujung Tiang
=

=
= 242932,38 Kg
Kapasitas Tahanan Gesek

= 68390,4 Kg
Setelah nilai kapasitas tahanan ujung tiang dan kapasitas tahanan gesek tiang telah
diperoleh, dengan menggunakan Persamaan 2.23 perhitungan kapasitas dukung
ultimate dapat diperoleh dan dilanjutkan sekaligus dengan hasil untuk kapasitas izin
tiang adalah sebagai berikut.

96
Kapasitas Dukung Ultimate

= 311321,62 Kg
Untuk perhitungan kapasitas dukung izin, menggunakan angka keamanan Fs sebesar 3
berdasarkan ketentuan untuk penentuan kapasitas dukung data CPT adalah sebagai
berikut
Kapasitas Dukung Izin

= 103773,87 Kg
= 103,77 Ton
Jadi, diperoleh nilai kapasitas dukung izin pada kedalaman tinjauan 4,8 meter sebesar
103,77 Ton dengan menggunakan data hasil uji CPT titik S.03 pada perhitungan
metode Trofimankove. Rekapitulasi hasil perhitungan kapasitas dukung pondasi tiang
pancang tunggal dengan data CPT menggunakan metode Bagemann ditunjukan pada
Tabel 4.8. Dimana, nilai yang diberi warna merupakan hasil dari kapasitas dukung
berdasarkan kedalaman tinjauan pada contoh perhitungan, tinjauan tersebut merupakan
kedalaman yang paling dalam pada masing-masing hasil uji sondir untuk dihitung
kapasitas dukungnya. Sedangkan, untuk kedalaman uji sondir yang paling dalam pada
tinjauan perhitungan ini adalah 9 meter. Hal tersebut disesuaikan dengan adanya
kriteria untuk koreksi nilai tahanan hasil uji sondir.

97
Tabel 4.8 Rekapitulasi Kapasitas Dukung Metode Trofimankove Pada Data CPT
Metode Trofimankove
Depth S.01 S.02 S.03 S.04 S.05 S.06
Qult Qall Qult Qall Qult Qall Qult Qall Qult Qall Qult Qall
(m) Ton Ton Ton Ton Ton Ton Ton Ton Ton Ton Ton Ton
0 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
0.2 9.61 3.20 4.85 1.62 4.85 1.62 4.85 1.62 4.85 1.62 4.85 1.62
0.4 11.82 3.94 9.88 3.29 9.77 3.26 14.64 4.88 14.53 4.84 9.88 3.29
0.6 14.92 4.97 14.97 4.99 14.81 4.94 19.84 6.61 14.81 4.94 15.08 5.03
0.8 15.34 5.11 20.31 6.77 20.10 6.70 27.12 9.04 17.99 6.00 22.43 7.48
1 18.63 6.21 25.83 8.61 27.30 9.10 38.12 12.71 25.04 8.35 32.58 10.86
1.2 22.95 7.65 28.45 9.48 30.99 10.33 35.97 11.99 25.81 8.60 31.31 10.44
1.4 23.53 7.84 29.27 9.76 36.53 12.18 36.77 12.26 26.75 8.92 34.03 11.34
1.6 27.03 9.01 28.57 9.52 37.40 12.47 40.40 13.47 32.64 10.88 34.96 11.65
1.8 29.50 9.83 25.19 8.40 41.08 13.69 41.24 13.75 38.69 12.90 33.93 11.31
2 33.65 11.22 26.75 8.92 41.97 13.99 46.13 15.38 52.02 17.34 36.95 12.32
2.2 37.02 12.34 32.66 10.89 42.93 14.31 49.99 16.66 53.04 17.68 36.08 12.03
2.4 43.01 14.34 32.72 10.91 47.98 15.99 51.68 17.23 51.47 17.16 35.28 11.76
2.6 49.10 16.37 26.11 8.70 49.33 16.44 67.84 22.61 52.87 17.62 36.45 12.15
2.8 53.88 17.96 29.17 9.72 54.13 18.04 79.41 26.47 50.10 16.70 35.29 11.76
3 67.58 22.53 32.10 10.70 60.22 20.07 88.47 29.49 52.27 17.42 36.57 12.19
3.2 71.71 23.90 28.21 9.40 62.46 20.82 93.28 31.09 65.54 21.85 41.73 13.91
3.4 82.74 27.58 27.95 9.32 74.40 24.80 105.36 35.12 87.19 29.06 48.80 16.27
3.6 84.31 28.10 35.37 11.79 88.09 29.36 108.08 36.03 94.74 31.58 67.14 22.38
3.8 87.86 29.29 53.16 17.72 109.99 36.66 120.73 40.24 102.45 34.15 87.95 29.32

98
Metode Trofimankove
Depth S.01 S.02 S.03 S.04 S.05 S.06
Qult Qall Qult Qall Qult Qall Qult Qall Qult Qall Qult Qall
(m) Ton Ton Ton Ton Ton Ton Ton Ton Ton Ton Ton Ton
4 92.08 30.69 64.68 21.56 122.54 40.85 146.84 48.95 105.58 35.19 92.02 30.67
4.2 94.80 31.60 66.74 22.25 153.23 51.08 155.06 51.69 118.41 39.47 98.69 32.90
4.4 97.40 32.47 74.79 24.93 213.02 71.01 177.75 59.25 126.66 42.22 101.62 33.87
4.6 106.37 35.46 87.78 29.26 250.04 83.35 181.56 60.52 130.31 43.44 108.78 36.26
4.8 128.83 42.94 100.94 33.65 311.32 103.77 197.17 65.72 134.14 44.71 133.45 44.48
5 137.18 45.73 114.28 38.09 - - 210.95 70.32 145.09 48.36 150.20 50.07
5.2 147.97 49.32 106.25 35.42 - - 231.93 77.31 163.43 54.48 165.68 55.23
5.4 163.88 54.63 110.50 36.83 - - 253.27 84.42 189.46 63.15 191.43 63.81
5.6 177.69 59.23 122.13 40.71 - - 289.38 96.46 239.78 79.93 208.00 69.33
5.8 187.36 62.45 138.88 46.29 - - 318.88 106.29 295.27 98.42 246.51 82.17
6 205.31 68.44 154.64 51.55 - - 334.14 111.38 300.84 100.28 278.64 92.88
6.2 214.87 71.62 152.09 50.70 - - - - 309.31 103.10 315.58 105.19
6.4 224.59 74.86 160.42 53.47 - - - - 318.12 106.04 324.29 108.10
6.6 245.03 81.68 166.91 55.64 - - - - 341.57 113.86 342.87 114.29
6.8 264.81 88.27 177.28 59.09 - - - - 351.08 117.03 353.46 117.82
7 277.07 92.36 200.25 66.75 - - - - 367.40 122.47 372.78 124.26
7.2 288.70 96.23 206.12 68.71 - - - - 382.29 127.43 - -
7.4 301.38 100.46 224.93 74.98 - - - - - - - -
7.6 - - 253.62 84.54 - - - - - - - -
7.8 - - 269.72 89.91 - - - - - - - -
8 - - 283.89 94.63 - - - - - - - -
8.2 - - 303.87 101.29 - - - - - - - -

99
Metode Trofimankove
Depth S.01 S.02 S.03 S.04 S.05 S.06
Qult Qall Qult Qall Qult Qall Qult Qall Qult Qall Qult Qall
(m) Ton Ton Ton Ton Ton Ton Ton Ton Ton Ton Ton Ton
8.4 - - 334.82 111.61 - - - - - - - -
8.6 - - 340.63 113.54 - - - - - - - -
8.8 - - 348.07 116.02 - - - - - - - -
9 - - 360.46 120.15 - - - - - - - -
(Sumber : Penulis, 2020)

100
Dari hasil rekapitulasi nilai kapasitas dukung pada seluruh kedalaman tinjauan seperti
pada Tabel 4.8, berikut adalah grafik hasil daya dukung pada titik S.01, S.02, S.03,
S.04, S.05 dan S.06 pada Gambar 4.6 untuk seluruh kedalaman berdasarkan hasil
kedalaman uji masing-masing titik.

Gambar 4.6 Grafik Kapasitas Dukung Pondasi Tiang Pancang Tunggal Data CPT
Pada Metode Trofimankove
(Sumber : Penulis, 2020)

101
4.2.3 Perhitungan Kapasitas Dukung Pondasi Tiang Pancang Data
Laboratorium
Kapasitas dukung ultimit pondasi tiang pancang tunggal dapat dihitung dengan
menggunakan kolerasi data hasil uji laboratorium. Sama seperti perhitungan kapasitas
dukung dengan metode lainnya, perhitungan kapasitas dukung dengan menggunakan
data laboratorium memperhitungkan kapasitas tahanan ujung dan tahanan gesek tiang.
Namun, pada tinjauan dengan dara hasil laboratorium memperhatikan nilai kohesi dan
sudut gesernya secara umum. Berikut adalah data hasil laboratorium yang akan
digunakan pada perhitungan kapasitas dukung pondasi tiang pancang tunggal pada
Tabel 4.9.
Tabel 4.9 Data Hasil Uji Laboratorium Titik BH.01
Moisture Specific
Density Consolidation Direct Shear
Content Gravity
No Hole Depth USCS
(W) Cv C
(Gs) (.10-3 Cc
(%) (gram/cm3) ( )
o
(Kg/cm2)
cm2/s)
BH- -(04.50
1 CH 28.77 1.7 2.78 0.294 0.257 17.616 0.302
01 - 05.00)
BH- -(09.50
2 CH 18.11 1.72 2.57 0.324 0.128 16.577 0.453
01 - 10.00)
(Sumber : PT.Trinanda Karya Utama, 2019)

4.2.3.1 Metode Mayerhoff (1956)


Berdasarkan data hasil uji laboratorium pada sampel tanah BH.01 pada Tabel
4.9 perhitungan kapasitas tahanan ujung pondasi tiang pancang dengan menggunakan
metode mayerhoff adalah sebagai berikut.
Perhitungan Nilai Tahanan Ujung Tiang
Diketahui : Diameter Tiang Pancang = 40 cm
Kedalaman = 10,5 m
Kohesi Tak Terdrainase = 4,52 Kg/
Faktor (Nc) = 9
= 1,72 gram/

102
untuk penggunaaan rumus perhitungan tahanan ujung satuan tiang pada Persamaan
2.25 diperlukan perhitungan untuk tekanan overbunden pada tinjauan tersebut. Nilai
tersebut diperoleh berdasarkan penggunaan hasil data uji lab untuk mengetahui berat
volume tanah efektif pada hasil sampel lokasi penyelidikan.
Berat Volume Tanah Efektif

= 1,72 - 1
= 0,72 gram/
= 0,72 T/
Setelah diperoleh hasil berat volume tanah efektif, selanjutanya dapat dilakukan
perhitungan tekanan vertikal efektif (overbunden pressure) dengan kriteria tiap lapisan
0,5 meter dan kedalaman pondasi tiang pancang tinjauan.

= 8,06 T/
hasil perhitungan untuk tekanan overbunden dengan hasil = 8,06 T/ dimasukan
kedalam perhitungan untuk tahanan ujung satuan tiang berdasarkan Persamaan 2.25
adalah sebagai berikut.
=

= T/
hasil tahanan ujung satuan tiang diperoleh, selanjutnya nilai tahanan ujung bawah
ultimit dengan menggunakan Persamaan 2.24 adalah sebagai berikut.
=

=
= T

103
Hasil perhitungan kapasitas tahanan ujung tiang pada metode mayerhoff sebesar 44,13
Ton. Setelah diperoleh tahanan ujung ultimit tiang, selanjutnya dilakukan perhitungan
untuk tahanan selimut tiang dengan menggunakan metode .

4.2.3.2 Metode
Menentukan nilai tahanan gesek pondasi tiang dengan menggunakan data hasil
laboratorium pada sampel BH.01, perhitungan dapat dilakukan dengan menggunakan
metode adalah sebagai berikut.
Perhitungan Nilai Tahanan Ujung Tiang
Diketahui : Diameter Tiang Pancang = 40 cm
Kedalaman = 10,5 m
Faktor Adhesi ( ) = 0,18
Kohesi Tak Terdrainase = 443 kN/
Berdasarkan Persamaan 2.26 nilai tahanan gesek tiang per satuan luas terlebih dahulu
diperhitungkan sebelum memasuki tahapan perhitungan tahanan gesek ultimit.
Dimana, pada perhitungan tahanan gesek per satuan luas, digunakan nilai faktor adhesi
yang diambil dari grafik pada Gambar 2.4 yaitu = 0,18. Berikut adalah perhitungan
tahanan gesek per satuan luas menggunakan Persamaan 2.27.

= kN/
selanjutnya nilai tahanan gesek tiangcultimit dengan menggunakan Persamaan 2.26
adalah sebagai berikut.
=

=
= kN

= Ton

104
Setelah nilai kapasitas tahanan ujung tiang dan kapasitas tahanan gesek ultimit tiang
telah diperoleh, selanjutnya perhitungan kapasitas dukung ultimate dapat diperoleh
dengan perhitungan sebagai berikut.
Kapasitas Dukung Ultimate
=

=
= Ton
Untuk perhitungan kapasitas dukung izin, menggunakan angka keamanan Fs sebesar 2
berdasarkan ketentuan untuk penentuan kapasitas dukung data laboratorium adalah
sebagai berikut
Kapasitas Dukung Izin

= Ton
Jadi, diperoleh nilai kapasitas dukung izin pada kedalaman tinjauan 10,5 meter sebesar
79,192 Ton dengan menggunakan data hasil laboratorium titik BH.01 metode
mayerhoff dan metode .

4.3 Perhitungan Kapasitas Dukung Pondasi Tiang Pancang


Pendekatan Dinamis
Perhitungan kapasitas dukung ultimit tiang secara dinamis didasarkan pada
rumus tiang pancang dinamis. Dimana, rumus ini hanya berlaku untuk tiang tunggal
dan tidak memperhatikan hal-hal terkait perubahan struktur tanah akibat pemancangan,
reduksi tahanan gesek sisi tiang akibat pengaruh kelompok tiang. Dimana, data hasil
pengujian pemancangan secara dinamis digunakan sebagai salah satu informasi
pemancangan tiang yang selanjutnya masih harus dipertimbangkan terhadap kondisi-
kondisi yang lain agar hasil nilai kapasitas dukung lebih meyakinkan.

105
4.3.1 Perhitungan Kapasitas Dukung Pondasi Tiang Pancang Data
PDA (Pile Driving Analyzer)
Pengujian Pile Driving Analyzer dilakukan untuk menentukan daya dukung
pondasi tiang secara dinamis. Daya dukung yang diperoleh oleh pengujian PDA
dihasilkan dari transfer energi yang dihasilkan oleh palu pancang. Pada proyek ini,
dilakukan pengujian Pile Driving Analyzer pada 6 titik dengan hasil data yang dapat
dilihat pada Tabel 4.10 sebagai berikut.
Tabel 4.10 Data Hasil Uji Pile Driving Analyzer
Analisa CAPWAP
Berat
Tinggi Energi
No. Hammer Final Set PDA
Jatuh Tumbukan
Tiang Diesel Tahanan Tahanan Bearing
Ujung Selimut Capacity
m Ton Ton mm/blow Ton Ton Ton Ton
AS E5 2.70 2.49 3.50 5.50 92.10 153.50 245.60 245
AS E8 3.00 3.29 3.50 5.30 113.90 171.10 285.00 284
AS E4 2.30 3.78 4.50 23.90 70.90 40.50 111.40 111
AS E2 2.10 3.49 4.50 15.10 76.70 73.40 150.10 150
AS E1 2.50 2.60 3.50 5.90 73.30 164.70 237.90 237
AS B2 2.50 3.00 3.50 7.90 89.40 119.30 208.70 208
(Sumber : PT.Trinanda Karya Utama,2019)
Menggunakan data pada Tabel 4.10 maka perhitungan untuk pemeriksaan kapasitas
dukung pondasi tiang pancang tunggal dengan pendekatan dinamis menggunakan data
PDA dapat dilakukan dengan metode-metode sebagai berikut.

4.3.1.1 Metode Sanders (1851)


Menentukan nilai kapsitas dukung pondasi tiang pancang tunggal dengan
pendekatan dinamis dapat dilakukan dengan menggunakan metode sanders,
perhitungan dilakukan menggunakan persamaan yang telah ditentukan pada metode
sanders dan disesuaikan dengan jenis alat pemancangan yang dilakukan di lapangan.
Berikut adalah contoh perhitungan untuk tinjauan nomor tiang AS.E5
Diketahui : Diameter Tiang Pancang = 40 cm

106
Berat Ram (Wr) = 3,5 Ton
Tinggi Jatuh Hammer (h) = 2,7 meter
Konstanta Empiris Energi Hilang (C) = 0,1 (mesin tenaga uap)
Berdasarkan Persamaan 2.32 nilai kapasitas dukung pondasi tiang pancang dapat
dihitung dengan persamaan tersebut. Dimana, persamaan tersebut diperoleh dari energi
penetrasi tumbukan pada pengujian dinamis. Serta, kriteria yang telah disesuaikan
dengan jenis mesin yang digunakan yaitu mesin diesel maupun untuk mesin tenaga
uap.
Kapasitas Dukung Ultimate

= Kg

= Ton
Untuk perhitungan kapasitas dukung izin pada pendekatan dinamis untuk kriteria
penggunaan mesin diesel maupun tenaga uap digunakan angka keamanan Fs sebesar 6
dengan contoh perhitungan sebagai berikut.
Kapasitas Dukung Izin

= Ton
Jadi, diperoleh nilai kapasitas dukung izin pada metode sanders sebesar 242,31 Ton.
Berikut adalah rakapitulasi hasil perhitungan kapasitas dukung metode sanders dapat
dilihat pada Tabel 4.11.

107
Tabel 4.11 Rekapitulasi Kapasitas Dukung Metode Sanders Pada Data PDA
Berat
Tinggi Energi
No. Hammer Final Set Qult Qallow
Jatuh Tumbukan
Tiang Diesel
m Ton Ton mm/blow Kg Ton Ton
AS E5 2.70 2.49 3.50 5.50 1453846.15 1453.85 242.31
AS E8 3.00 3.29 3.50 5.30 1666666.67 1666.67 277.78
AS E4 2.30 3.78 4.50 23.90 415662.65 415.66 69.28
AS E2 2.10 3.49 4.50 15.10 586956.52 586.96 97.83
AS E1 2.50 2.60 3.50 5.90 1268115.94 1268.12 211.35
AS B2 2.50 3.00 3.50 7.90 983146.07 983.15 163.86
(Sumber : Penulis, 2020)

4.3.1.2 Metode Engineering News Record (Bowles, 1988)


Metode engineering news record didasarkan pada faktor kehilangan energi saja
dan dengan menggunakan faktor yang telah disesuaikan dengan kriteria pemancangan
yaitu dengan mesin diesel maupun steam hammer. Berikut adalah contoh perhitungan
untuk tinjauan nomor tiang AS.E4
Diketahui : Diameter Tiang Pancang = 40 cm
Berat Ram (Wr) = 4,5 Ton
Tinggi Jatuh Hammer (h) = 2,3 meter
Penetrasi Tiap Pukulan (S) = 2,39 cm
Berdasarkan Persamaan 2.34 nilai kapasitas dukung ultimit pondasi tiang pancang
tunggal dapat diperoleh sebagai berikut.
Kapasitas Dukung Ultimate

= Kg

= Ton

108
Untuk perhitungan kapasitas dukung izin pada pendekatan dinamis untuk kriteria
penggunaan mesin diesel maupun tenaga uap pada metode ENR digunakan angka
keamanan Fs sebesar 6 dengan contoh perhitungan menggunakan Persamaan 2.35
sebagai berikut.
Kapasitas Dukung Izin

= Ton
Jadi, diperoleh nilai kapasitas dukung izin pada metode sanders sebesar 65,34 Ton.
Berikut adalah rakapitulasi hasil perhitungan kapasitas dukung metode sanders dapat
dilihat pada Tabel 4.12.
Tabel 4.12 Rekapitulasi Kapasitas Dukung Metode Sanders Pada Data PDA
Berat
Tinggi Energi
No. Hammer Final Set Qult Qallow
Jatuh Tumbukan
Tiang Diesel
m Ton Ton mm/blow Kg Ton Ton
AS E5 2.70 2.49 3.50 5.50 1181250.00 1181.25 196.88
AS E8 3.00 3.29 3.50 5.30 1346153.85 1346.15 224.36
AS E4 2.30 3.78 4.50 23.90 392045.45 392.05 65.34
AS E2 2.10 3.49 4.50 15.10 536931.82 536.93 89.49
AS E1 2.50 2.60 3.50 5.90 1041666.67 1041.67 173.61
AS B2 2.50 3.00 3.50 7.90 841346.15 841.35 140.22
(Sumber : Penulis, 2020)

4.3.1.3 Metode Janbu (1953)


Berikut adalah contoh perhitungan untuk tinjauan nomor tiang AS.E5
Diketahui : Diameter Tiang Pancang = 40 cm
Berat Ram (Wr) = 3,5 Ton
Tinggi Jatuh Hammer (h) = 2,7 meter
Penetrasi Tiap Pukulan (S) = 0,55 cm

109
Efisiensi Pemuku ( ) = 1
Besar Energi Pemukul ( ) = 92,70
Sebelum masuk pada perhitungan kapasitas dukung tiang ultimit, terlebih dahulu
dengan menggunakan metode janbu, nilai koefisien adhesi antara dinding tiang dan
tanah di sekitarnya diperhitungkan. Menggunakan Persamaan 2.39 dan Persamaan
2.40 nilai koefisien adhesi antara dinding tiang dan tanah disekitarnya dapat
diperhitungkan adalah sebagai berikut.

= 10,60
Nilai koefisien adhesi antara dinding tiang dan tanah disekitarnya telah diperoleh, nilai
koefisien tersebut digunakan untuk mencari nilai kompresi elastis tiang menggunakan
Persamaan 2.38 adalah sebagai berikut.

110
Dengan menggunakan nilai koefisien yang telah diperhitungkan sebelumnya, maka
berdasarkan Persamaan 2.37 nilai kapasitas dukung ultimit pondasi tiang pancang
tunggal pada metode janbu dapat diperoleh sebagai berikut.
Kapasitas Dukung Ultimate

= kN

= Ton
Untuk perhitungan kapasitas dukung izin pada pendekatan dinamis untuk kriteria
penggunaan mesin diesel maupun tenaga uap pada metode janbu digunakan angka
keamanan Fs sebesar 3 dengan contoh perhitungan menggunakan Persamaan 2.35
sebagai berikut.
Kapasitas Dukung Izin

= Ton
Jadi, diperoleh nilai kapasitas dukung izin pada metode janbu sebesar 149,20 Ton.
Berikut adalah rakapitulasi hasil perhitungan kapasitas dukung metode sanders dapat
dilihat pada Tabel 4.13.
Tabel 4.13 Rekapitulasi Kapasitas Dukung Metode Janbu Pada Data PDA
Berat
Tinggi Energi
No. Hammer Final Set Qult Qallow
Jatuh Tumbukan
Tiang Diesel
m Ton Ton mm/blow kN Ton Ton
AS E5 2.70 2.49 3.50 5.50 4390.71 447.57 149.20
AS E8 3.00 3.29 3.50 5.30 4735.32 482.70 160.90
AS E4 2.30 3.78 4.50 23.90 2313.40 235.82 78.60
AS E2 2.10 3.49 4.50 15.10 2922.10 297.86 99.28

111
Berat
Tinggi Energi
No. Hammer Final Set Qult Qallow
Jatuh Tumbukan
Tiang Diesel
m Ton Ton mm/blow kN Ton Ton
AS E1 2.50 2.60 3.50 5.90 4143.72 422.39 140.79
AS B2 2.50 3.00 3.50 7.90 3752.6 382.52 127.50
(Sumber : Penulis, 2020)

4.4 Permodelan Pondasi Tiang Pancang Tunggal Menggunakan


Program Bantu PLAXIS
Plaxis merupakan program bantu yang digunakan untuk melakukan analisis
deformasi dan stabilitas berdasarkan metode elemen hingga dua dimensi. Program ini
secara khusus digunakan untuk berbagai aplikasi dan kasus dalam bidang geoteknik.
Dimana, adanya program ini dapat menerapkan antarmuka grafis yang mudah
digunakan sehingga diharapkan pengguna program ini dapat dengan cepat membuat
model geometri dan jaring elemen berdasarkan penampang melintang dari kondisi
yang dianalisis. Pada tugas akhir ini, penulis akan membuat geometri yang akan
dimodelkan berdasarkan data penyelidikan tanah di lokasi proyek serta data penunjang
hasil perhitungan pada analisis untuk digunakan pada penerapan program ini. Pada
penggunaan program PLAXIS, suatu analisis berdasarkan sebuah model terdiri atas
beberapa tahapan yaitu program masukan, proses perhitungan (calculating), dan proses
keluaran (output).

4.4.1 Program Masukan


Pada tahapan masukan atau input yang akan dimodelkan pada program ini,
terlebih dahulu melakukan pengaturan global dengan memilih model elemen 15 titik
nodal. Penggunaan elemen titik 15 nodal merupakan elemen yang sangat akurat untuk
memberikan hasil perhitungan tegangan dengan hasil yang sangat baik dibandingkan
penggunaan elemen titik 6 nodal, dimana hasil tersebut meliputi perhitungan keluaran
untuk keruntuhan tanah pada masing-masing lapisan tinjauan.

112
Gambar 4.7 Jendela Pengaturan Global
(Sumber : Penulis, 2020)
Kemudian, berdasarkan Gambar 4.7 pada lama dimensi dapat di atur jumlah besaran
interval untuk tiap titik pada bidang gambar, pada penggunaan interval untuk
menggambar geometri pada bahasan kasus ini digunakan ukuran jarak spasi sebesar 1
meter. Setelah itu masuk pada menu program masukan yaitu bidang gambar yang
disertai dengan koordinat pusat yang telah tertera. Geometri yang akan di modelkan
dapat digambar dengan menggunakan tools untuk titik dan garis. Berikut adalah
gambar geometri untuk lapisan yang ditunjukkan pada Gambar 4.8.

Gambar 4.8 Geometri Struktur dan Kondisi Lapisan Tanah


(Sumber : Penulis, 2020)

113
Pada penerapan kondisi masukan program mulai dari kondisi lapisan tanah hingga
mutu material dapat dilihat pada Tabel 4.14 untuk kondisi lapisan tanah yang dibentuk
berdasarkan data penyelidikan tanah lokasi proyek sebagai berikut.
Tabel 4.14 Data Soil Properties Program Masukan
Lapisan 1 Lapisan 2 Lapisan 3
No Data Soil Properties Medium Hard Satuan
Stiff Clay
Clay Clay
1 16.677 16.873 16.870 kN/m3
Berat Jenis Tanah
2 6.867 7.063 7.063 kN/m3
3 0.0001 0.0001 0.0001 m/day
Permeabilitas
4 0.0001 0.0001 0.0001 m/day
5 Modulus Elastisitas 2.8 x 2.8 x 2.8 x kN/m2
6 Poisson ratio 0.33 0.33 0.33
7 Kohesi 30 30 45 kN/m2
8 Sudut Geser 16.577 17.000 17.616 o

(Sumber : PT.Trinanda Karya Utama, 2019)


Adapun langkah-langkah yang dilakukan pada proses input hingga tahap initial
condition pada program ini adalah sebagai berikut.
1. Membuat geometri dengan tools untuk titik dan garis sesuai dengan kondisi batas
yang akan di modelkan. Kondisi batas yang dimodelkan yaitu kedalaman lapisan
tanah sedalam 15 meter sesuai dengan kedalaman bor hole.
2. Buat batas lapisan dengan menggunakan tools titik dan garis, kemudian assign
profil lapisan tanah sesuai Tabel 4.14 pada toolbar untuk material set sesuai
dengan laman terbuka pada Gambar 4.9.

114
Gambar 4.9 Proses Input Kondisi Lapisan Tanah Pada Material Set
(Sumber : Penulis, 2020)
Setelah kondisi lapisan tanah berdasarkan data telah dilakukan proses input,
selanjutnya input kondisi masing-masing lapisan hingga lapisan telah memiliki
warna sesuai dengan lapisan yang ditentukan untuk permodelan.
3. Buat model untuk pondasi tiang pancang tunggal dengan menggunakan tools
untuk menggambar input plate. Toolbar untuk plate berada di samping untuk
tools titik dan garis. Buat garis untuk tiang pancang sesuai dengan kedalaman 12
meter. Kemudian input material properties dengan data mutu material yang di
gunakan pada pondasi tiang pancang tipe spun pile sesuai data pada Tabel 4.14.
4. Menentukan dimensi virtual dengan pembuatan batas interface menggunakan
toolbar antarmuka. Pembuatan antarmuka dalam geometri tinjauan yaitu pondasi
tiang pancang tipe spun pile akan berupa gari putus-putus yang mengelilingi garis
geometri plate pada sisi sebelah kanan dan kiri geometri. Dimana, memasukkan
kondisi batas antarmuka untuk menunjukkan di sisi mana interaksi dengan tanah
akan terjadi dari garis geometri tersebut.
5. Melakukan input terpusat untuk membentuk beban titik di atas geometri pondasi
yang telah dibuat.
6. Kondisi batas standard dari sub bagan menu beban dengan menggunakan toolbar
berwarna hijau berbentuk kotak. Dimana penerapan kondisi ini digunakan untuk
menerapkan kondisi batas umum pada model geometri.

115
7. Melakukan penyusunan jaringan elemen berdasarkan geometri yang telah di
definisikan secara lengkap tiap lapisan dan mutu yang digunakan. Penyusunan
jaringan elemen dapat dilakukan dengan menggunakan toolbar untuk generate
mesh. Kemudian, pada program secara otomatis akan membentuk jaring elemen
dan antarmuka agar tetap kompatibel pondasi tiang pancang yang di input.
Berikut adalah hasil dari penyusunan jaringan elemen berdasarkan Gambar
4.10.

Gambar 4.10 Hasil Penyusunan Meshing Default Medium


(Sumber : Penulis, 2020)
8. Selanjutnya, masuk pada tahap kondisi awal atau initial condition dengan
menetapkan kondisi dari berat air sebesar 10 kN/ yang dapat dilihat pada
Gambar 4.11. Dimana, tekanan air yang ada sepenuhnya adalah tekanan
hidrostatis berdasarkan garis phreatic global. Dalam menentukan posisi muka
air yang akan digunakan untuk analisis tegangan efektif dapat diperoleh
perbedaan hasil yang jelas antara tekanan air pori aktif dan tegangan efektif.
Setelah memasukkan kondisi muka air tanah selanjutnya pilih toolbar untuk
generate water pressure.

116
Gambar 4.11 Initial Condition Pada Letak Muka Air Tanah
(Sumber : Penulis, 2020)
9. Kemudian, masuk ke tahap kondisi awal setelah menentukan letak muka air
untuk memperoleh nilai pengaruh tekanan air pori yang terjadi. Selanjutnya
untuk mengetahui tegangan efektif awal yang terjadi dengan cara input initial
condition untuk tegangan efektif awal tanpa adanya pengaruh beban yang
ditambahkan. Hasil dapat dilihat pada Gambar 4.12 adalah sebagai berikut.

Gambar 4.12 Initial Condition Pada Tegangan Awal untuk Spun Pile
(Sumber : Penulis, 2020)

4.4.2 Program Perhitungan


Program perhitungan merupakan langkah lanjutan setelah initial condition atau
kondisi awal tegangan pada tanah sendiri sebelum adanya pondasi telah diperoleh.
Program perhitungan memuat seluruh fasilitas untuk memberikan definisi dan memulai
perhitungan untuk elemen hingga yang telah ditentukan kondisi batasnya pada tahap
kondisi awal. Pada program perhitungan, konsep yang diberikan oleh program ini yaitu

117
memberikan kondisi maupun tahapan untuk fase yang akan di analisis. Mulai dari tahap
awal dari kondisi tanah kosong, mengaktifkan struktur yang ditinjau, penambahan
beban hingga memberikan kondisi akhir yang akan di tinjau, baik untuk mengetahui
deformasi, displacement hingga angka keamanan. Berikut adalah tahapan kalkulasi
yang akan dilakukan meliputi tahapan pemasangan pondasi, tahap pembebanan dan
memperoleh besarnya angka keamanan. Berikut adalah tahapan pada proses
perhitungan program PLAXIS.
1. Kondisi 1, yaitu kondisi dimana pondasi dipasang. Pada program ini, kondisi
yang dimaksud adalah dengan membuka tab general kemudian gunakan kondisi
untuk stage construction dengan jenis kalkulasi plastic analysis. Selanjutnya,
membuka menu define untuk mengaktifkan profil struktur pondasi hingga profil
berubah menjadi warna biru. Kemudian, pastikan kondisi berada dalam default
dengan keterangan untuk pengaturan perpindahan menjadi nol. Pilihan ini
digunakan untuk memastikan perhitungan dimulai dari kondisi perpindahan
sama dengan nol.
2. Kondisi 2, yaitu pile loads atau proses input untuk pembebanan. Melakukan
penerapan kondisi dengan dengan membuka tab general kemudian gunakan
kondisi untuk stage construction dengan jenis kalkulasi plastic analysis. Dalam
laman input untuk tab parameter dilakukan input untuk pembebanan pada menu
define. Kemudian, klik dua kali pada ujung point pembebanan untuk input beban
dan dilanjutkan dengan mengaktifkan beban hingga pembebanan berubah
menjadi warna biru.
3. Kondisi 3, yaitu calculating untuk angka keamanan. Input pada tab general
dengan jenis kalkulasi untuk phi reduction serta parameter untuk incremental
multipliers atau peningkatan faktor pengali. Selanjutnya dapat dilakukan
penentuan tinjauan untuk output pada program sebelum melakukan proses
perhitungan hingga pada tahap akhir diperoleh output.
Setelah ketiga kondisi tersebut telah di input, selanjutnya menentukan titik nodal untuk
mengetahui besar angka keamanan pada geometri yang telah dibuat. Berikut adalah

118
penentuan titik nodal tinjauan berdasarkan Gambar 4.13 dengan titik nodal A pada
ujung permukaan tanah dan titik nodal B pada dasar kedalaman panjang tiang tertanam.

Gambar 4.13 Penempatan Titik Kurva Output


(Sumber : Penulis, 2020)
Kemudian, dapat dilanjutkan pada tahap perhitungan. Selama tahapan perhitungan
berlangsung, kurva beban-perpindahan ditampilkan dimana status dari geometri dapat
diperkirakan hingga diperoleh nilai angka keamanan yang diperhitungkan. Berikut
adalah laman calculation untuk memperoleh output dapat dilihat pada Gambar 4.14.

Gambar 4.14 Proses Calculation Program


(Sumber : Penulis, 2020)
Setelah menunggu hasil dari proses calculation berjalan, output diperbolehkan untuk
diperiksa hasilnya apabila pada laman calculation untuk mendefinisikan kondisi serta
memberikan parameter yang akan di analisis memiliki label keterangan centang

119
berwarna hijau. Namun, apabila pada fase atau kondisi yang memiliki hasil label silang
berwarna merah maka perlu dilakukan tinjauan ulang untuk jumlah steps analisis yang
harus diperbesar jumlahnya atau kembali ke tahap pemeriksaan kondisi serta parameter
yang di input. Berikut adalah gambar untuk tanda hasil proses perhitungan yang telah
selesai dilakukan dan diperoleh label output yang diperbolehkan untuk diperiksa
hasilnya berdasarkan Gambar 4.15.

Gambar 4.15 Laman Hasil Indikator Calculation Berhasil


(Sumber : Penulis, 2020)
Apabila telah diperoleh indikator berhasil untuk proses calculation, maka output dari
perhitungan dapat diperoleh. Berikut hasil dari nilai total tegangan dan angka
keamanan yang diperoleh sebesar 3.439 berdasarkan Gambar 4.16 dan Gambar 4.17.

120
Gambar 4.16 Output Jaring Elemen Total Tegangan Pada Model Elemen Hingga
(Sumber : Penulis, 2020)

Gambar 4.17 Angka Keamanan Hasil Perhitungan Pada Calculation Info


(Sumber : Penulis, 2020)
Besarnya nilai Msf = 3,439 dengan besar nilai beban izin yang bekerja sebesar 513

kN berdasarkan data calculation sheet yang digunakan dari kontraktor proyek ini,
menghasilkan besar nilai daya dukung ultimit untuk pondasi tiang pancang tunggal
menggunakan Persamaan 2.41.

4.4.3 Perhitungan Kapasitas Dukung Hasil Perhitungan


Menggunakan Program Bantu PLAXIS 2D V 8.2
Hasil analisis menggunakan program PLAXIS dapat memberikan nilai yang
digunakan untuk melakukan analisis perhitungan kapasitas dukung sebagai
perbandingan lain berdasarkan analisis program. Hasil analisis program tersebut
memperoleh besaran angka keamanan berdasarkan data input kondisi tanah di lapangan
dan data spesifikasi pondasi tiang pancang tipe spun pile yang digunakan. Angka
keamanan yang diperoleh adalah sebesar 3,439. Berikut adalah perhitungan

untuk kapasitas dukung pondasi tiang pancang tunggal berdasarkan pendekatan angka
keamanan hasil analisis melalui program PLAXIS berdasarkan Persamaan 2.41.

121
Dimana, besar nilai beban izin struktural yang bekerja yang digunakan adalah sebesar
513 kN.

=
= kN

= Ton
Jadi, diperoleh nilai kapasitas dukung berdasarkan pengaruh angka kemanan hasil
analisis pada program PLAXIS 2D V8.2 sebesar 179,95 Ton. Berikut adalah
rakapitulasi hasil perhitungan kapasitas dukung dengan program bantu PLAXIS dapat
dilihat pada Tabel 4.15.
Tabel 4.15 Rekapitulasi Kapasitas Dukung Berdasarkan Angka Keamanan Program
PLAXIS 2D V8.2
Q
Sum-Msf
kN Ton
0.000 0.00 0.00
0.250 128.25 13.08
0.500 256.50 26.16
0.550 282.15 28.78
0.750 384.75 39.24
0.900 461.70 47.09
1.000 513.00 52.33
1.075 551.36 56.24
1.199 615.32 62.76
1.398 717.30 73.17
1.606 824.12 84.06
2.023 1037.75 105.85
2.365 1213.17 123.74
2.707 1388.58 141.64
2.784 1428.18 145.67
2.858 1466.31 149.56
2.906 1490.75 152.06
2.977 1527.41 155.80
3.027 1552.93 158.40
3.065 1572.11 160.36

122
3.094 1587.20 161.89
3.136 1609.02 164.12
3.189 1635.79 166.85
3.221 1652.21 168.53
3.244 1664.35 169.76
3.262 1673.21 170.67
3.279 1682.06 171.57
3.300 1692.93 172.68
3.321 1703.79 173.79
3.351 1718.96 175.33
3.360 1723.80 175.83
3.370 1728.64 176.32
3.373 1730.33 176.49
3.370 1728.89 176.35
3.370 1728.82 176.34
3.374 1730.71 176.53
3.376 1731.85 176.65
3.379 1733.66 176.83
3.381 1734.24 176.89
3.381 1734.66 176.93
3.384 1735.74 177.05
3.387 1737.57 177.23
3.389 1738.65 177.34
3.394 1741.00 177.58
3.393 1740.64 177.55
3.394 1740.99 177.58
3.397 1742.55 177.74
3.403 1745.66 178.06
3.405 1746.73 178.17
3.405 1746.88 178.18
3.406 1747.15 178.21
3.407 1748.03 178.30
3.410 1749.29 178.43
3.411 1750.04 178.50
3.413 1750.69 178.57
3.413 1751.09 178.61
3.415 1752.12 178.72
3.416 1752.30 178.74
3.417 1752.79 178.78
3.418 1753.49 178.86
3.418 1753.44 178.85

123
3.418 1753.56 178.86
3.419 1753.76 178.88
3.419 1753.89 178.90
3.420 1754.51 178.96
3.419 1754.07 178.92
3.419 1754.01 178.91
3.419 1754.18 178.93
3.420 1754.36 178.94
3.420 1754.68 178.98
3.421 1754.97 179.01
3.421 1755.17 179.03
3.422 1755.62 179.07
3.424 1756.75 179.19
3.424 1756.67 179.18
3.425 1756.82 179.20
3.425 1757.23 179.24
3.426 1757.55 179.27
3.427 1757.90 179.31
3.427 1758.12 179.33
3.429 1758.90 179.41
(Sumber : Penulis, 2020)

4.5 Perbandingan Nilai Kapasitas Dukung Terhadap Hasil PDA Test


Berdasarkan analisis perhitungan untuk kapasitas dukung pondasi tiang pancang
tunggal dengan pendekatan statis dan dinamis berdasarkan berbagai metode yang
digunakan tentu memiliki hasil yang berbeda-beda. Perbedaan tersebut dipengaruhi
oleh persamaan pada metode yang digunakam, baik dari koefisien yang mempengaruhi
serta model tinjauan untuk kedalaman yang beragam pada tiap metode yang ada tentu
saja mempengaruhi hasil yang diperoleh. Adanya analisis perhitungan dengan
pendekatan statis dan dinamis ini dilakukan untuk memperoleh hasil yang paling
mendekati dengan kondisi lapangan yang sebenarnya. Namun, adanya pengaruh pada
hasil penyelidikan tanah juga salah satu alasan dari akuratnya hasil uji memperlihatkan
besaran nilai dan lapisan pada keadaan tanah di lapangan. Hal ini didasarkan dengan
adanya kondisi lapisan-lapisan tanah di lapangan yang tentunya tidak seragam,
sehingga berpengaruh besar pada hasil daya dukung pondasi tiang yang akan diperoleh.

124
4.5.1 Perbandingan Nilai Kapasitas Dukung Pendekatan Statis
Terhadap Hasil PDA Test
Perbandingan hasil perhitungan kapasitas dukung tiang pancang tunggal dengan
menggunakan data SPT, CPT dan hasil uji laboratorium merupakan kategori untuk
memperoleh nilai kapasitas dukung pondasi tiang pancang dengan pendekatan statis.
Pada bahasan tugas akhir ini, nilai kapasitas dukung diperoleh untuk dilakukan
perbandingan terhadap hasil uji PDA. Dimana, perbandingan tersebut bertujuan untuk
mengetahui hasil penyelidikan tanah yang mendekati dengan keadaan di lapangan.
Berikut adalah rekapitulasi perbandingan nilai kapasitas dukung dengan data SPT
terhadap hasil uji PDA beserta keluaran grafik yang disajikan pada Tabel 4.16 dan
Gambar 4.18 sebagai jawaban dari hasil analisa yang telah dilakukan adalah sebagai
berikut.
Tabel 4.16 Rekapitulasi Nilai Kapasitas Dukung Data SPT Terhadap Hasil Uji PDA
Kapasitas Dukung Tiang Tunggal
Luciano Reese and PDA
No Depth Label Mayerhoff
Decourt O'neil
Ton Ton Ton Ton
1 10.5 BH.01 105 91 113 111.4
(Sumber : Penulis, 2020)
Berdasarkan hasil rekapitulasi untuk nilai kapasitas dukung data SPT terhadap hasil uji
PDA, perhitungan kapasitas dukung dengan menggunakan metode mayerhoff
diperoleh hasil yang paling mendekati yaitu 105 Ton sedangkan nilai hasil uji PDA
yang disesuaikan dengan kedalaman hasil perhitungan dan tiang tinjauan adalah 111.4
Ton. Dimana, selisih nilai sebesar 6,4 Ton atau dengan persentase perbandingan untuk
selisih sebesar 5,74 %. Adapun grafik hasil perbandingan untuk kapasitas dukung data
SPT terhadap hasil uji PDA yang ditunjukan pada Gambar 4.18 adalah sebagai
berikut.

125
KAPASITAS DUKUNG DATA SPT VS HASIL PDA TEST
120

100

80 Kapasitas
Dukung
Ton
60
PDA
40

20

0
Mayerhoff Luciano Reese and O'Neil

Gambar 4.18 Grafik Perbandingan Kapasitas Dukung Data SPT Terhadap Hasil Uji
Pile Driving Analyzer
(Sumber : Penulis, 2020)
Berikut adalah rekapitulasi perbandingan nilai kapasitas dukung dengan data CPT
terhadap hasil uji PDA beserta keluaran grafik yang disajikan pada Tabel 4.17 dan
Gambar 4.19 sebagai jawaban dari hasil analisa yang telah dilakukan adalah sebagai
berikut.
Tabel 4.17 Rekapitulasi Nilai Kapasitas Dukung Data CPT Terhadap Hasil Uji PDA
Kapasitas Dukung Tiang Tunggal
PDA
No Depth Label Mayerhoff Bagemann Trovimankove
Ton Ton Ton Ton
1 7 S.01 76.19 75.21 100.46 99.2
2 8.6 S.02 75.82 90.82 120.15 135.9
3 4.2 S.03 51.04 40.97 103.77 112.3
4 5.6 S.04 85.46 70.75 111.38 139
5 6.8 S.05 94.91 94.27 127.43 165.7
6 6.6 S.06 91.06 80.3 124.26 185.5
(Sumber : Penulis, 2020)
Berdasarkan hasil rekapitulasi untuk nilai kapasitas dukung data CPT terhadap hasil
uji PDA, perhitungan kapasitas dukung dengan menggunakan metode trofimankove
diperoleh hasil yang paling mendekati yaitu 103,77 Ton sedangkan nilai hasil uji PDA
yang disesuaikan dengan kedalaman hasil perhitungan dan tiang tinjauan adalah
112,3Ton. Dimana, selisih nilai sebesar 8,53 Ton atau dengan persentase selisih

126
perbandingan sebesar 7,59 %. Adapun grafik hasil perbandingan untuk kapasitas
dukung data CPT terhadap hasil uji PDA yang ditunjukan pada Gambar 4.19 adalah
sebagai berikut.

KAPASITAS DUKUNG DATA CPT VS HASIL PDA TEST


200
180
160
140
120 Mayerhoff
Bagemann
Ton

100
80 Trofimankove
60 PDA
40
20
0
S.01 S.02 S.03 S.04 S.05 S.06

Gambar 4.19 Grafik Perbandingan Kapasitas Dukung Data CPT Terhadap Hasil Uji
Pile Driving Analyzer
(Sumber : Penulis, 2020)
Selanjutnya adalah rekapitulasi perbandingan nilai kapasitas dukung dengan data hasil
uji laboratorium dan hasil perhitungan melalui program PLAXIS 2D terhadap hasil uji
PDA beserta keluaran grafik yang disajikan pada Tabel 4.18 dan Gambar 4.20 sebagai
jawaban dari hasil analisa yang telah dilakukan adalah sebagai berikut.
Tabel 4.18 Rekapitulasi Nilai Kapasitas Dukung Data Hasil Uji Laboratorium
Terhadap Hasil Uji PDA
Kapasitas Dukung Tiang Tunggal
PDA
No Depth Label Laboratorium PLAXIS 2D
Ton Ton Ton
1 10.5 BH.01 79.192 179.95 111.4
(Sumber : Penulis, 2020)
Berdasarkan hasil rekapitulasi untuk nilai kapasitas dukung data hasil uji laboratorium
dan hasil perhitungan melalui program PLAXIS 2D terhadap hasil uji PDA,
perhitungan kapasitas dukung dengan menggunakan metode mayerhoff dan metode
alfa diperoleh hasil 79,192 Ton serta hasil perhitungan melalui program bantu PLAXIS
2D diperoleh hasil sebesar 179,41 Ton sedangkan nilai hasil uji PDA yang disesuaikan

127
dengan kedalaman hasil perhitungan dan tiang tinjauan adalah 111,4 Ton. Dimana,
selisih nilai sebesar 32,208 Ton dan 68,01 Ton untuk hasil program terhadap nilai PDA.
Maka, persentase selisih perbandingan sebesar 28,91 % dan persentase perbandingan
nilai lebih dari hasil program terhadap PDA sebesar 61,05 %. Adapun grafik hasil
perbandingan untuk kapasitas dukung data hasil uji laboratorium terhadap hasil uji
PDA yang ditunjukan pada Gambar 4.20 adalah sebagai berikut.

KAPASITAS DUKUNG HASIL DATA LABORATORIUM


DAN PROGRAM PLAXIS 2D VS HASIL PDA TEST
200
180
160
140
120 Mayerhoff & Alfa
Ton

100
PLAXIS
80
60 PDA
40
20
0
BH.01

Gambar 4.20 Grafik Perbandingan Kapasitas Dukung Data Hasil Uji Laboratorium
dan Program PLAXIS 2D Terhadap Hasil Uji Pile Driving Analyzer
(Sumber : Penulis, 2020)
Pengelompokan hasil kapasitas dukung pondasi tiang pancang yang telah
diperhitungkan pada analisis menggunakan berbagai metode tersebut disesuaikan
dengan hasil kedalaman tinjauan dari output nilai PDA yang akan digunakan menjadi
parameter perbandingan.

4.5.2 Perbandingan Nilai Kapasitas Dukung Pendekatan Dinamis


Terhadap Hasil PDA Test
Hasil perhitungan kapasitas dukung tiang pancang tunggal dengan menggunakan
pendekatan dinamis menggunakan metode sanders, metode engineering news record
dan metode janbu untuk digunakan sebagai bahan perbandingan terhadap hasil uji PDA
dapat dilihat pada Tabel 4.19 sebagai berikut.

128
Tabel 4.19 Rekapitulasi Nilai Kapasitas Dukung Data Hasil Perhitungan Pendekatan
Dinamis Terhadap Hasil Uji PDA
Kapasitas Dukung Tiang Tunggal
Depth PDA
No Label Sanders ENR Janbu
m Ton Ton Ton Ton
1 AS E4 10.5 69.28 65.34 78.6 111
2 AS E2 10.70 97.83 89.49 99.28 150
3 AS E1 10.70 211.35 173.61 140.79 237
4 AS B2 10.70 163.86 140.22 127.5 208
5 AS E5 11.00 242.31 196.88 149.2 245
6 AS A8 11.00 277.78 224.36 160.9 284
(Sumber : Penulis, 2020)
Berdasarkan hasil rekapitulasi untuk nilai kapasitas dukung data hasil perhitungan
dengan pendekatan dinamis terhadap hasil uji PDA, perhitungan kapasitas dukung
dengan menggunakan metode sanders pada data pengujian AS.E5 diperoleh hasil yang
mendekati sebesar 242,31 Ton sedangkan nilai hasil uji PDA yang disesuaikan dengan
kedalaman hasil perhitungan dan tiang tinjauan adalah 245 Ton. Dimana, selisih nilai
sebesar 2,69 Ton atau dengan persentase selisih perbandingan sebesar 1,09 %. Adapun
grafik hasil perbandingan untuk kapasitas dukung perhitungan dengan pendekatan
dinamis terhadap hasil uji PDA yang ditunjukan pada Gambar 4.21 adalah sebagai
berikut.

KAPASITAS DUKUNG PENDEKATAN DINAMIS VS HASIL


PDA TEST
300
250
200 Sanders
ENR
Ton

150
100 Janbu
PDA
50
0
AS E4 AS E2 AS E1 AS B2 AS E5 AS A8

Gambar 4.21 Grafik Perbandingan Kapasitas Dukung Pendekatan Secara Dinamis


Terhadap Hasil Uji Pile Driving Analyzer
(Sumber : Penulis, 2020)

129
Dari seluruh hasil perhitungan kapasitas dukung dengan pendekatan statis dan dinamis
menggunakan berbagai metode. Maka, diperoleh hasil kapasitas dukung yang paling
mendekati dengan hasil PDA menggunakan pendekatan statis yaitu berdasarkan hasil
data SPT pada metode mayerhoff dengan hasil perhitungan adalah 111,4 Ton serta
selisis nilai kapasitas dukung 6.4 Ton dengan persentase perbandingan sebesar 5.74 %.
Kemudian, hasil kapasitas dukung pendekatan dinamis yang paling mendekati dengan
hasil PDA titik pengujian AS.E5 menggunakan pendekatan dinamis yaitu berdasarkan
hasil analisis menggunakan metode sanders dengan hasil perhitungan sebesar 242,31
Ton serta selisih nilai kapasitas dukung 2,69 Ton dengan persentase perbandingan
sebesar 1,09 %.
Jadi, berdasarkan hasil pada analisis perhitungan kapasitas dukung yang telah
dilakukan dapat digunakan sebagai rekomendasi untuk memperoleh kapasitas dukung
yang sesuai dengan kondisi tanah di lapangan yaitu perhitungan berdasarkan
pendekatan statis data SPT dengan metode mayerhoff. Dimana analisis dengan
pendekatan statis merupakan analisis yang dilakukan sebelum adanya fisik tiang di
lapangan, atau merupakan tahap analisis untuk memperoleh kapasitas dukung pondasi
tiang pancang pada tahap perencanaan.

130

Anda mungkin juga menyukai