Anda di halaman 1dari 3

I.

JUDUL
Pemanfaatan Sari Ubi Jalar Ungu (Ipomoea batatas poiret ) SEBAGAI Zat Pewarna
Pada Pewarnaan Gram Terhadap Bakteri Staphylococcus aureus Dan Escherichia
coli

II. PENULIS
Rio Wahyu Septian Marbun, Febrizki Nabilah Mardanif, dan Uliya Fitri Aini`

III. NAMA JURNAL


Jurnal Analisis Kesehatan

IV. TAHUN TERBIT


2020

V. HALAMAN
Hal: 82-89

VI. VOLUME
Vol.8 No.2

VII. GAMBARAN UMUM


Pada jurnal yang di review bertujuan untuk mengetahui apakah sari ubi jalar
ungu bisa dijadikan zat warna pada pewarnaan Gram terhadap bakteri Escherichia
coli dan Staphylococcus aureus dilaksanakan menggunakan metode experimental
laboratory secara in vitro. Pada bagian pendahuluan penulis membahas tentang ubi
jalar ungu yang memiliki pigmen antosianin yang terletak pada bagian kulitnya dan
menyebabkan ubi jalar memiliki warna ungu pekat, kemudian dijelaskan pula adanya
bakteri Escherichia coli merupakan bakteri Gram negatif lalu bakteri Staphylococcus
aureus merupakan bakteri Gram positif. Dalam pewarnaan Gram di laboratorium
pewarnaan alami masih sedikit. Maka, diperlukan inovasi untuk membuat zat warna
alami untuk pewarnaan bakteri dengan kandungan antosianin pada ubi jalar ungu
yang dapat mewarnai bakteri Staphylococcus aureus.
Pada bagian metode, peneliti menggunakan sari ubi jalar ungu, sari ubi jalar
ungu, Gentien violet 10 ml, lugol, alkohol 95-96% : 95 ml, dan Carbol Fuchsin 10 ml
untuk membuat sari ubi jalar ungu sebagai zat pewarna pada pewarnaan gram
terhadap bakteri staphylococcus aureus dan escherichia coli ini. Pada tahap
pewarnaan gram asam, peneliti menggunakan biakan murni Escherichia coli sebagai
preparat, preparat digenangi menggunakan Gentian violet selama 1 menit, larutan
lugol selama 1 menit, alkohol selama 30 detik, dan pH asam selama 1 menit. Pada
pewarnaan gram pH basa, peneliti menggunakan biakan murni Staphylococcus
aureus sebagai preparat, preparat digenangi dengan sari ubi jalar ungu pH basa
selama 1 menit, larutan lugol selama 1 menit, alkohol selama 30 detik, dan larutan
carbol fuchsin selama 1 menit. Selanjutnya pada pewarnaan gram sebagai kontrol,
peneliti menggunakan biakan murni S. aureus dan E. Coli sebagai preparat, preparat
control digenangi dengan larutan Gentian violet selama 1 menit, larutan lugol selama
1 menit, larutan alkohol selama 30 detik dan larutan carbol fuchsin 1 menit. Hasil
pengamatan metode ini dapat dilihat secara mikroskopis dengan perbesaran objektif
100x
Hasil yang didapat oleh penulis menggunakan pengamatan mikroskopis
mengenai pewarnaan dengan ubi jalar ungu terhadap bakteri Staphylococcus
Aureus dan Escherichia Coli dengan sampel kontrol dan eksperimen masing-masing
dua buah sampel. Pada pada pewarnaan untuk kontrol, bakteri S.aureus akan
mengikat zat warna pada larutan gentian violet dan bakteri E.coli akan mengikat zat
warna pada larutan carbol fuchsin. Dan untuk sampel eksperimen, setelah diamati
pada mikroskop lensa 100x, bakteri S.aureus yang telah diwarnai oleh larutan sari
ubi jalar ungu bakteri berbentuk coccus dan berwarna ungu sedikit kemerahan,
S.aureus berwarna ungu sedikit kemerahan karena bakteri akan mengikat zat warna
pada antosianin yang terkandung dalam sari ubi jalar ungu pH basa. Sedangkan
pada eksperimen kedua yaitu bakteri E.coli berbentuk basil atau batang dengan
warna kemerahan. Warna tersebut dikarenakan bakteri E.coli mengikat zat
antosianin yang terkandung dalam larutan sari ubi jalar ungu pH asam. Zat warna
antosianin merupakan pigmen alami yang dapat dimanfaatkan sebagai indikator pH
alami yang pada media asam akan membentuk warna merah dan pada pH basa
membentuk warna biru hingga kuning. Semakin rendah nilai pH maka warna akan
semakin stabil. Sehingga dalam pemanfaatan pewarna alami pigmen antosianin
dapat menjadi salah satu altrnatif media zat pewarnaan di bidang mikrobiologi yaitu
pewarnaan Gram yang memiliki fungsi yang sama dengan pewarna gentian violet
dan carbol fuchsin.

VIII. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN


a. Kelebihan
Kelebihan pada artikel ini adalah peneliti menjabarkan dengan jelas metode
penelitian yang digunakan baik tujuan maupun penjelasan singkat tentang
metode uji. Peneliti juga melampirkan visualisasi hasil penelitian sehingga
artikel ini dapat menjadi rujukan atau panduan bagi mahasiswa atau peneliti
muda untuk mengetahui dan memahami pemanfaatan sari ubi jalar ungu
sebagai pewarna alternatif pada pewarnaan Gram terhadap bakteri
Staphylococcus aureus dan bakteri Escherichia coli
b. Kekurangan
Menurut kami dengan kelebihan yang ada, tidak terdapat kekurangan dalam
jurnal ini.

IX. KESIMPULAN
Sari ubi jalar ungu ( Ipomoea batatas poiret ) dapat dimanfaatkan sebagai zat
warna alternatif pada pewarnaan Gram terhadap bakteri Staphylococcus aureus dan
bakteri Escherichia coli

Anda mungkin juga menyukai