Anda di halaman 1dari 2

ADF 1

Body Function and structure

Function

Pasien asma dapat mengalami kesukaran bernafas atau sesak yang disertai batuk dan mengi. Bentuk
serangan akut asma mulai dari batuk yang terus-menerus, kesulitan menarik nafas atau mengeluarkan
nafas sehingga perasaan dada seperti tertekan, serta nafas yang berbunyi (Judarwanto, 2011).

Structure

Asma Bronchiale yaitu kelainan yang ditandai oleh hipersekresi broncus secara terus menerus dan
empisema, dimana hilangnya jaringan penunjang paru-paru menyebabkan penyempitan berat saluran
pernafasan yang terutama dirasakan menyolok ketika mengeluarkan nafas (Soemarno, 2005). Pada
asma, terjadi 3 (tiga) jenis proses yang bersamaan, yaitu peradangan (inflamasi) pada saluran nafas,
penyempitan saluran nafas (bronkokonstriksi), pengeluaran cairan mukus/lendir pekat secara
berlebihan akibat dari tiga proses pada asma tersebut.

Activities

Asma dapat bersifat ringan yang tidak mengganggu aktivitas dan dapat bersifat menetap yang dapat
mengganggu aktivitas bahkan kegiatan harian yang mengakibatkan produktivitas menurun akibat
mangkir kerja atau sekolah dan dapat menimbulkan disability (kecacatan), sehingga akan menambah
penurunan produktivitas serta menurunkan kualitas hidup seseorang. Dampak yang dirasakan akibat
asma akan membatasi berbagai aktivitas penderita dalam kehidupan sehari-hari baik keterbatasan fisik,
emosi maupun kehidupan sosial penderita. Apabila penderita asma mengetahui cara mengontrol
serangan asma, maka diharapkan frekuensi serangan asma menurun, sehingga kualitas hidup
meningkat.

Participation

Asma disebabkan peningkatan kontak dan interaksi alergen di rumah (asap, merokok pasif). Di
Indonesia, tercatat penduduk yang merokok cukup banyak, sekitar 28,96%, dimulai saat anak berusia 15
tahun. dan atmosfir (debu kendaraan). Berkumpul dengan orang-orang yang merokok tentunya akan
meningkatkan kemungkinan mengalami asma karena menghirup asap rokok, asap rokok lebih
berbahaya terhadap perokok pasif daripada perokok aktif.

Environmental Factory

Asma di perkotaan umumnya lebih tinggi dibandingkan dengan di pedesaan, karena pola hidup di kota
besar meningkatkan risiko terjadinya asma.6 ' 8 Udara di sekeliling kita telah tercemar oleh berbagai
polutan udara, dimana 70-80% pencemaran udara berasal dari gas buangan kendaraan, sedangkan
pencemaran udara yang disebabkan oleh industri berkisar 20-30%. Sumber polutan di dalam ruangan
yang dapat memicu kambuhnya asma antara lain sisa pembakaran, zat kimia seperti obat nyamuk
semprol/bakar dan lainnya, bau cat yang tajam, bahan kimia lain seperti parfum, hairspray. Debu, bulu
dan tungau dari sofa, karpet, gordin juga dapat memicu terjadinya alergi yang berakibat asma.
Personal Factors

Faktor yang bertindak daIam menyebabkan asma tidak terkontroI diantaranya adaIah usia, jenis
keIamin, genetik, penggunaan obat kortikosteroid yang saIah, pengetahuan mengenai asma, merokok,
kepatuhan obat yang buruk, tingkat pendidikan, dan berat badan berIebih. Banyak peneIitian yang
mengungkapkan bahwa berat badan Iebih dan obesitas adaIah salah satu faktor pencetus asma dan
mempunyai kaitan yang bermakna antara indeks massa tubuh (IMT) dengan berkembangnya asma.
Anak dengan riwayat asma pada keluarga memiliki risiko lebih besar terkena asma. Kondisi
sosioekonomis yang rendah menyulitkan pemberian tempat yang baik untuk mencegah asma, tinggal
ditempat yang kotor dan berdebu tentunya juga dapat memicu alergi yang menyebabkan asma.

DAFTAR PUSTAKA
Mustafa, R., & Nahdliyyah, A. I. (2019). Penatalaksanaan fisioterapi pada kondisi asma bronchiale
dengan modalitas infra merah, chest fisioterapi dan latihan progressive muscle relaxation di bbkpm
surakarta. Pena Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, 33(1), 22-28.

Oemiati, R. (2010). Faktor-faktor yang berhubungan dengan penyakit asma di Indonesia. Media
Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, 20(1).

Sudrajat, N. U. H., & Berawi, K. (2016). Efektifitas senam asma untuk meningkatkan fungsi paru
penderita asma. Jurnal Majority, 5(4), 112-116.

Wijaya, I. M. K. (2015, October). Aktivitas Fisik (Olahraga) Pada Penderita Asma. In Prosiding Seminar
Nasional MIPA.

Mardhiah, M., & Hrp, I. A. (2011). Efektivitas olahraga pernapasan terhadap penurunan gejala asma pada
penderita asma di lembaga seni pernapasan satria nusantara cabang medan. Idea Nursing Journal, 2(3).

Nugroho, S. (2009). Terapi pernapasan pada penderita asma. Medikora, (1).

Isnaeni, D. T. N., & Septiasih, R. (2017). Paparan Perokok Pasif Dalam Keluarga Terhadap Risiko
Terjadinya Asma. Journal of Applied Nursing (Jurnal Keperawatan Terapan), 3(2), 93-99.

Sutaryono, S., Hartono, H., Probandari, P., Setyono, S., Budiastuti, B., & Masykuri, M. (2017). Paparan
asap rokok lingkungan rumah tangga dan lama waktu serangan asma pada anak.

Dharmayanti, I., Hapsari, D., & Azhar, K. (2015). Asma pada anak Indonesia: Penyebab dan
Pencetus. Kesmas: Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional (National Public Health Journal), 9(4), 320-
326.

Alhadi, C. S., Heriyani, F., & Nurrasyidah, I. (2021). Literature Review: Hubungan Tingkat Pengetahuan
Asma dengan Kualitas Hidup Penderita Asma. Homeostasis, 4(3), 633-642.

Anda mungkin juga menyukai