Kadar Karbohidrat
Karbohidrat merupakan komponen bahan
pangan yang menjadi sumber energi utama
dalam tubuh. Hasil uji kadar karbohidrat pukis
ubi ungu (%) dengan konsentrasi ubi ungu 0%;
15%; 30%; 45% dan 60% berturut-turut sebesar
Gambar 6. Grafik hasil uji kadar lemak 51,04; 50,98; 51,44; 51,47; dan 51,00. Gambar 7
menujukkan kadar karbohidrat pukis ubi ungu
cenderung fluktuatif.
Berdasarkan hasil uji ANOVA, diperoleh
nilai signifikansi kadar lemak pukis ubi ungu
sebesar 0,040 lebih kecil dari α = 0,05, maka H0
ditolak dan H1 diterima. Dengan demikian,
adanya penggunaan ubi ungu dengan konsentrasi
yang berbeda memengaruhi kadar lemak pukis
ubi ungu secara nyata pada taraf signifikansi
0,05. Oleh karena itu, perlu dilakukan uji beda
rata-rata (uji Duncan) lanjutan untuk melihat
pengaruh perlakuan yang dapat memengaruhi
kadar lemak produk yang dapat dilihat pada
Tabel 2. Gambar 7. Grafik hasil uji kadar karbohidrat
Uji hedonik dilakukan bertujuan untuk Tabel 3. Hasil uji Duncan uji hedonik warna
mengetahui tingkat kesukaan dari tiap sampel Perlakua Rata -
α = 0,05 α = 0,01
produk. Pengujian dilakukan pada 25 panelis n rata
terhadap parameter warna, aroma, tekstur dan A2 32.0000 a a
rasa pukis ubi ungu dengan memberikan skor A3 58.6667 b b
dalam skala hedonik yang sudah ditentukan. A1 70.6667 b c b c
a. Warna A4 82.6667 c d c
A5 90.6667 d c
Hasil uji hedonik warna pukis dengan
konsentrasi ubi ungu 0%; 15%; 30%; 45%
dan 60% berturut-turut sebesar 70,7%; Berdasarkan hasil uji Duncan pada Tabel
32,0%; 58,7%; 89,3%; dan 90,7%. Pada 3 dapat diketahui bahwa pada α = 0,05
Gambar 8, grafik batang persentase rata- perlakuan A2 berbeda nyata dengan A3,
rata panelis yang suka sampai sangat suka A1, A4 dan A5. Perlakuan A3 tidak
terhadap warna pukis ubi ungu berbeda nyata dengan A1, tetapi berbeda
menunjukkan bahwa perlakuan A5 (ubi nyata dengan A4 dan A5. Perlakuan A1
ungu 60%) adalah yang paling disukai tidak berbeda nyata dengan A4, tetapi
oleh panelis. berbeda nyata dengan A5 serta perlakuan
A4 dengan A5 tidak berbeda nyata. Pada
hasil uji Duncan α = 0,01 perlakuan A2
berbeda sangat nyata dengan A3, A1, A4
dan A5. Perlakuan A3 tidak berbeda
sangat nyata dengan A1, tetapi berbeda
sangat nyata dengan A4 dan A5.
Perlakuan A1, A4 dan A5 tidak berbeda
sangat nyata.
b. Aroma
Hasil uji hedonik terhadap parameter
Gambar 8. Grafik hasil uji hedonik warna aroma pukis dengan konsentrasi ubi ungu
0%; 15%; 30%; 45% dan 60% berturut-
turut sebesar 56,0%; 65,3%; 73,3%;
Berdasarkan hasil uji ANOVA dipeoleh 81,3%; dan 88,0%. Pada Gambar 9, grafik
nilai signifikansi 0.001 lebih kecil dari α = batang persentase rata-rata panelis yang
0,05, maka H0 ditolak dan H1 diterima. suka sampai sangat suka terhadap aroma
Hasil ini menyatakan bahwa adanya pukis ubi ungu menunjukkan bahwa
penggunaan ubi ungu dengan konsentrasi perlakuan A5 (ubi ungu 60%) adalah yang
yang berbeda memengaruhi tingkat paling disukai oleh panelis.
kesukaan panelis terhadap warna pukis
nyata dengan A3, A4 dan A5. Perlakuan
A2 tidak berbeda sangat nyata dengan A3,
tetapi berbeda sangat nyata dengan A4 dan
A5. Perlakuan A3, A4 dan A5 saling tidak
berbeda sangat nyata.
c. Tekstur
Hasil uji hedonik tekstur pukis dengan
konsentrasi ubi ungu 0%; 15%; 30%;
45% dan 60% berturut-turut sebesar
Gambar 9. Grafik hasil uji hedonik aroma
44,0%; 60,0%; 78,7%; 86,7%; dan 88,0%.
Pada Gambar 10, grafik batang persentase
Berdasarkan hasil uji ANOVA diperoleh rata-rata panelis yang suka sampai sangat
nilai signifikansi sebesar 0,000 lebih kecil suka terhadap tekstur pukis ubi ungu
dari α = 0,05, maka H0 ditolak dan H1 menunjukkan bahwa perlakuan A5 (ubi
diterima. Hasil ini menyatakan adanya ungu 60%) adalah yang paling disukai
penggunaan ubi ungu dengan konsentrasi oleh panelis.
yang berbeda memengaruhi kesukaan
panelis terhadap aroma pukis pada taraf
siginifikasi α = 0,05. Dengan demikian,
perlu dilakukan uji lanjutan untuk melihat
pengaruh perlakuan yang dapat
memengaruhi kesukaan panelis terhadap
aroma pukis ubi ungu. Uji yang dilakukan
yaitu uji beda rata-rata (uji Duncan) yang
dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Hasil uji Duncan uji hedonik aroma
Gambar 10. Grafik hasil uji hedonik
Rata -
Perlakuan α = 0,05 α = 0,01 tekstur
rata
A1 56.0000 a a
A2 65.3333 a b a b Berdasarkan hasil uji ANOVA diperoleh
A3 73.3333 b c b c nilai signifikansi sebesar 0,000 lebih kecil
A4 81.3333 c d c dari α = 0,05, maka H0 ditolak dan H1
A5 88.0000 d c diterima. Hasil ini menyatakan adanya
penggunaan ubi ungu dengan konsentrasi
Berdasarkan hasil uji Duncan pada Tabel yang berbeda memengaruhi tingkat
4 dapat diketahui bahwa pada α = 0,05 kesukaan panelis terhadap tekstur pukis
perlakuan A1 tidak berbeda nyata dengan ubi ungu pada taraf signifikansi 0,05.
A2, tetapi berbeda nyata dengan A3, A4 Dengan demikian, perlu dilakukan uji
dan A5. Perlakuan A2 tidak berbeda nyata lanjutan untuk melihat pengaruh
dengan A3, tetapi berbeda nyata dengan perlakuan yang dapat memengaruhi
A4 dan A5. Perlakuan A3 tidak berbeda kesukaan terhadap tekstur pukis ubi ungu.
nyata dengan A4, tetapi berbeda nyata Uji yang dilakukan yaitu uji beda rata-rata
dengan A5. Perlakuan A4 tidak berbeda (uji Duncan) yang dapat dilihat pada Tabel
nyata dengan A5. Pada hasil uji Duncan α 5.
= 0,01 perlakuan A1 tidak berbeda sangat Tabel 5. Hasil uji Duncan uji hedonik tekstur
nyata dengan A2, tetapi berbeda sangat
Rata - α= α = 0,05, maka H0 ditolak dan H1
Perlakuan α = 0,01
rata 0,05 diterima. Hasil ini menyatakan adanya
A1 44.0000 a a penggunaan ubi ungu dengan konsentrasi
A2 60.0000 b a yang berbeda memengaruhi kesukaan
A3 78.6667 c b panelis terhadap rasa pukis pada taraf
A4 86.6667 c b siginifikasi α = 0,05. Dengan demikian,
A5 88.0000 c b perlu dilakukan uji lanjutan untuk melihat
pengaruh perlakuan yang dapat
Hasil uji Duncan pada Tabel 5 memengaruhi kesukaan panelis terhadap
menunjukkan persen rata-rata panelis rasa pukis ubi ungu. Uji yang dilakukan
yang menyatakan suka sampai sangat suka yaitu uji beda rata-rata (uji Duncan) yang
sekali terhadap parameter tekstur pukis dapat dilihat pada Tabel 6.
ubi ungu pada α = 0,05 yaitu perlakuan Tabel 6. Hasil uji Duncan uji hedonik rasa
A1 berbeda nyata dengan A2, A3, A4 dan Rata - α=
Perlakuan α = 0,05
A5. Perlakuan A2 berbeda nyata dengan rata 0,01
A3, A4 dan A5 serta perlakuan A3, A4 dan A2 54.6667 a a
A5 tidak berbeda nyata. Pada hasil uji A1 61.3333 a b a b
Duncan α = 0,01 perlakuan A1 tidak A3 69.3333 a b c a b
berbeda sangat nyata dengan A2, tetapi A4 77.3333 b c a b
berbeda sangat nyata dengan A3, A4 dan A5 81.3333 c b
A5. Perlakuan A3, A4 dan A5 tidak
berbeda sangat nyata. Hasil uji Duncan pada Tabel 6
menunjukkan persen rata-rata panelis
d. Rasa yang menyatakan suka sampai sangat suka
sekali terhadap parameter rasa pukis ubi
Hasil uji hedonik rasa pukis dengan ungu pada α = 0,05 yaitu perlakuan A2,
konsentrasi ubi ungu 0%; 15%; 30%; 45% A1 dan A3 tidak berbeda nyata, tetapi A2
dan 60% berturut-turut sebesar 61,3%; berbeda nyata dengan A4 dan A5.
54,7%; 69,3%; 77,3%; dan 81,3%. Pada Perlakuan A1, A3 dan A4 tidak berbeda
Gambar 13, grafik batang persentase rata- nyata, tetapi A1 berbeda nyata dengan A5.
rata panelis yang suka sampai sangat suka Perlakuan A3, A4 dan A5 tidak berbeda
terhadap rasa pukis ubi ungu nyata. Hasil uji Duncan pada α = 0,01
menunjukkan bahwa perlakuan A5 (ubi perlakuan A2, A1, A3 dan A4 tidak
ungu 60%) adalah yang paling disukai berbeda sangat nyata, tetapi A2 berbeda
oleh panelis. sangat nyata dengan A5. Perlakuan A1,
A3, A4 dan A5 tidak berbeda sangat
nyata.
b. Aroma
Gambar 12. Grafik hasil uji mutu hedonik
Hasil uji mutu hedonik aroma dengan
warna
konsentrasi ubi ungu 0%; 15%; 30%; 45%
dan 60% berturut-turut adalah 2,1; 2,5; 3,0;
Berdasarkan hasil uji ANOVA diperoleh nilai
3,3; dan 4,0. Pada Gambar 13, grafik batang
signifikansi sebesar 0,000 lebih kecil dari α =
mutu hedonik aroma pukis ubi ungu
0,05, maka H0 ditolak dan H1 diterima. Hasil
menunjukkan bahwa semakin tinggi
ini menyatakan bahwa adanya penggunaan
konsentrasi ubi ungu yang digunakan, maka
ubi ungu dengan konsentrasi yang berbeda
mutu hedonik aromanya semakin tinggi.
memengaruhi mutu hedonik warna pukis ubi
ungu pada taraf signifikansi 0,05. Dengan
demikian, perlu dilakukan uji lanjutan untuk
melihat pengaruh perlakuan yang dapat
memengaruhi mutu hedonik warna produk.
Uji yang dilakukan yaitu uji beda rata-rata
(uji Duncan) yang dapat dilihat pada Tabel 7.
Hasil uji Duncan pada Tabel 7 menunjukkan
rata-rata mutu hedonik warna pukis ubi ungu
pada α = 0,05 yaitu pada semua perlakuan
saling berbeda nyata. Pada α = 0,01 hasil Gambar 13. Grafik hasil uji mutu hedonik
serupa pada semua perlakuan yaitu saling aroma
berbeda sangat nyata.
Tabel 7. Hasil uji Duncan uji mutu hedonik Mutu hedonik pada produk yang paling
warna disukai panelis yaitu perlakuan A5 (ubi ungu
Rata - 60%) dengan kriteria beraroma ubi.
Perlakuan α = 0,05 α = 0,01
rata
Berdasarkan hasil uji ANOVA diperoleh nilai konsentrasi ubi ungu yang digunakan, maka
signifikansi sebesar 0,000 lebih kecil dari α = mutu hedonik teksturnya semakin tinggi.
0,05, maka H0 ditolak dan H1 diterima. Hasil Mutu hedonik pada produk yang paling
ini menyatakan bahwa adanya penggunaan disukai panelis yaitu perlakuan A5 (ubi ungu
ubi ungu dengan konsentrasi yang berbeda 60%) dengan kriteria bertekstur lembut.
memengaruhi mutu hedonik aroma pukis ubi
ungu pada taraf signifikansi 0,05.
Berdasarkan hasil uji ANOVA, maka perlu
dilakukan uji lanjutan untuk melihat
pengaruh perlakuan yang dapat memengaruhi
mutu hedonik aroma produk. Uji yang
dilakukan yaitu uji beda rata-rata (uji
Duncan) yang dapat dilihat pada Tabel 8.
Tabel 8. Hasil uji Duncan uji mutu hedonik
aroma Gambar 14. Grafik hasil uji mutu hedonik
Rata - tekstur
Perlakuan α = 0,05 α = 0,01
rata
A1 2.1000 a a Berdasarkan hasil uji ANOVA diperoleh nilai
A2 2.5333 b b signifikansi sebesar 0,002 lebih kecil dari α =
A3 2.9667 c c 0,05, maka H0 ditolak dan H1 diterima. Hasil
A4 3.2667 d c ini menyatakan bahwa adanya penggunaa ubi
A5 4.0000 e d ungu dengan konsentrasi yang berbeda
memengaruhi mutu hedonik tekstur pukis ubi
Hasil uji Duncan pada Tabel 8 menunjukkan ungu pada taraf signifikansi 0,05.
rata-rata mutu hedonik aroma pukis ubi ungu Berdasarkan hasil uji ANOVA, maka perlu
pada α = 0,05 yaitu semua perlakuan saling dilakukan uji lanjutan untuk melihat
berbeda nyata. Pada hasil uji Duncan pada α pengaruh perlakuan yang dapat memengaruhi
= 0,01 perlakuan A1 dan A2 sangat berbeda mutu hedonik tekstur pukis ubi ungu. Uji
nyata. Perlakuan A3 tidak berbeda sangat yang dilakukan yaitu uji beda rata-rata (uji
nyata dengan A4, tetapi berbeda sangat nyata Duncan) yang dapat dilihat pada Tabel 9.
A5. Perlakuan A4 dan A5 berbeda sangat Tabel 9. Hasil uji Duncan uji mutu hedonik
nyata. tekstur
Aroma merupakan mutu sensori yang dinilai
oleh indera pembau yang dapat memengaruhi Rata -
Perlakuan α = 0,05 α = 0,01
penerimaan panelis terhadap suatu produk. rata
Hal ini terjadi karena adanya proses A1 2.6333 a a
pemanggangan yang menghasilkan aroma A2 2.8667 a a b
panggang antara gula dan asam amino A3 3.3333 b b c
(Mariana, 2007). A4 3.5000 b c
A5 4.1667 c d
c. Tekstur Hasil uji Duncan pada Tabel 9 menunjukkan
Hasil uji mutu hedonik tekstur dengan rata-rata mutu hedonik tekstur pukis ubi
konsentrasi ubi ungu 0%; 15%; 30%; 45% ungu pada α = 0,05 yaitu perlakuan A1 dan
dan 60% berturut-turut adalah 2,6; 2,9; 3,3; A2 tidak berbeda nyata, tetapi keduanya
3,5; dan 4,1. Pada Gambar 14, grafik batang berbeda nyata dengan A3, A4 dan A5.
hasil uji mutu hedonik tekstur pukis ubi ungu Perlakuan A3 dan A4 tidak berbeda nyata,
menunjukkan bahwa semakin tinggi tetapi keduanya berbeda nyata dengan A5.
Pada hasil uji Duncan pada α = 0,01 ini meyatakan bahwa adanya penggunaan ubi
perlakuan A1 dan A2 tidak berbeda sangat ungu dengan konsentrasi yang berbeda
nyata, tetapi A1 berbeda sangat nyata dengan memengaruhi mutu hedonik rasa pukis ubi
A3, A4 dan A5. Perlakuan A2 dan A3 tidak ungu pada taraf signifikansi 0,05.
berbeda sangat nyata, tetapi A2 berbeda Berdasarkan hasil uji ANOVA, maka perlu
sangat nyata dengan A4 dan A5. Perlakuan dilakukan uji lanjutan untuk melihat
A3 dan A4 tidak berbeda sangat nyata, tetapi pengaruh perlakuan yang dapat memengaruhi
keduanya berbeda sangat nyata dengan A5. mutu hedonik rasa pukis ubi ungu. Uji yang
Tekstur dan konsistensi suatu bahan akan dilakukan yaitu uji beda rata-rata (uji
mempengaruhi cita rasa yang ditimbulkan Duncan) yang dapat dilihat pada Tabel 10.
oleh bahan tersebut (Winarno, 2004). Tekstur Tabel 10. Hasil uji Duncan uji mutu hedonik
yang baik dari kue pukis adalah apabila rasa
mempunyai tingkat keempukan yang Rata -
Perlakuan α = 0,05 α = 0,01
maksimal dan kondisi ini dapat dicapai rata
ketika proses fermentasi oleh ragi adonan A2 2.9667 a a
dapat mengembang maksimal. Hal ini A1 3.0000 a b a
dipengaruhi oleh kandungan dan mutu gluten A3 3.2000 b a
yang terdapat pada tepung terigu yang A4 3.5000 c b
digunakan pada pembuatan kue pukis. A5 3.9000 d c
Mariana, L., 2007. Pembuatan Roti Manis. Diklat Standar Nasional Indonesia 01-2891-1992. Cara
Pengolahan Serealia dan Kacang-Kacangan. Uji Makanan dan Minuman. Jakarta: Badan
Departemen Agroindustri Vedca. P4TK Cianjur. Standarisasi Nasional.
Mudjajanto, E. S. dan L. N. Yulianti. 2004.
Membuat Aneka Roti. Jakarta: Penebar Trinity, 2009. 500 Resep Lezat Selera Nusantara.
Swadaya. Yogyakarta: Pustaka Anggrek
Nuroso, A. 2015. Studi Pembuatan Kue Pukis dari
Tepung Kembang Tahu Terhadap Sifat Widowati, S. 2003. Prospek Tepung Sukun Untuk
Organoleptik yang Dihasilkan. Berbagai Produk Makanan Olahan dalam
Upaya Menunjang Divertifikasi Pangan.
http://agusnuroso81.blogspot.co.id/2015/12/kue Makalah Pribadi pengantar ke Falsafah Sains.
-pukis-dari-tepung-kembang-tahu.html Program Sarjana S3. Bogor: Institut Pertanian
Bogor.
Novalinda, D. dan N. Asni. 2013. Teknologi
Pengolahan Pangan Lokal. Jambi: Balai Winarno, F.G. (2004). Kimia Pangan dan Gizi.
Pengkajian Teknologi Pertanian Jambi. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.